Você está na página 1de 3

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) dan Analisis Manfaat Serta Resiko Lingkungan (AMRIL)

Dalam melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan di Indonesia, dalam menerapkan pendekatan ekologi menggunakan pendekatan yang dikonsepkan sebagai "Analisis Dampak Lingkungan" (ANDAL) dan "Analisis Manfaat Serta Resiko Lingkungan" (AMRIL). Dengan menerapkan kedua analisis ini akan dapat diharapkan bahwa pembangunan menjadi benar-benar bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan tetap terjamin kelestariannya. Pembangunan yang berwawasan lingkungan seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982, berarti pembangunan yang menerapkan pengelolaan lingkungan yang serasi dan selaras dengan peningkatan kualitas kehidupan serta tetap terjaminnya kelestarian lingkungan. Untuk menjamin tercapainya tujuan tersebut, dalam pembangunan di Indonesia diterapkan pendekatan ekologi yang disebut ANDAL dan AMRIL itu sesungguhnya, bagaimana menerapkannya, dan bagaimanakah perbedaan di antara keduanya? Marilah kita bahas bersama. Andal diterapkan dalam pembangunan pada tarap pembangunanitu

dilaksanakan, pada tarap perencanaan sebagai kegiatan "pre-audit" yaitu suatu saran untuk memeriksa kelayakan rencana proyek dari segi lingkungan (Otto Soemarwoto, 1985, h. 84 - 85). Dengan demikian ANDAL ini diterapkan sebagai suatu pendekatan ekologi terhadap suatu kawasan pada tarap perencanaan untuk memperhitungkan "dampak apa yang akan terjadi" dan "sebesar apa dampak itu" jika pembangunan sudah jadi dan beroperasi. Dari hasil ANDAL ini dapat ditentukan kelayakan proyek dan usaha menghindarkan terjadinya dampak negatif dari pelaksanaan pembangunan jika proyek itu telah beroperasi. Dengan demikian, ANDAL ini lebih ditekankan kepada perhitungan terjadinya dampak negatif dari pembangunan yang direncanakan. Untuk lebih jelasnya, marilah kita membahas suatu contoh. Pada suatu kawasan akan dibangun industri tekstil. Untuk mendapatkan tingkat kelayakan pembangunan industri itu, dilakukan ANDAL. Sebelum dibangun pabrik telah diperhitungkan tingkat pencemaran air, pencemaran udara, kebisingan, dan penyediaan air di kawasan tersebut. Garis dasar yang negatif telah diteliti dan diperhitungkan lebih dulu. Kemudian kegiatan ANDAL meneliti tingkat pencemaran air, udara, kebisingan dan saputravis.barker@yahoo.co.id

penggunaan air jika industri tekstil dibangun. Sudah jelas angka negatif dari hasil perhitungan yang terakhir lebih besar. Slisih antara perhitungan angka sebelum proyek ada dengan setelah proyek itu beroperasi, merupakan dampak yang diperhitungkan untuk menentukan tingkat kelayakan, dan untuk memperhitungkan usaha mengatasi limbah industri yang negatif terhadap pelestarian dan kualitas lingkungan. Dengan demikian, melalui kegiatan ANDAL ini, ketimpangan ekologi atau masalah lingkungan dapat ditekan seminimal mungkin. Sesuai dengan undang -undang yang berlaku di Indonesia, tiap penguasa atau badan atau lembaga yang akan membangun suatu proyek, wajib melakukan ANDAL untuk menjamin tetap terpeliharanya kualitas lingkungan. Dengan melakukan ANDAL pada perencanaan pembangunan, resiko lingkungan yang berupa dampak negatif telah diperhitungkan untuk ditekan sekecilkecilnya. Analisis Manfaat dan Risiko Lingkungan (AMRIL) sebagai suatu pendekatan ekologi, lebih digunakan untuk menelaah serta mengevaluasi pembangunan dan proyek yang sudah beroperasi. Dari pembangunan dan proyek yang sudah beroperasi tadi, AMRIL menelaah manfaat dan risiko lingkungan yang dialaminya. Konsep manfaat di sini berarti dampak positif yang diperoleh dari pembangunan atau proyek, sedangkan risiko lingkungan tidak lain adalah dampak negatif dari pembangunan atau proyek tadi. Dengan demikian jelaslah AMRIL bertujuan memperbesar dapak positif atau manfaat, dan memperkecil dampak negatif atau risiko lingkungan (Ibid, h. 87). Dari hasil AMRIL tadi diharapkan kegunaan atau dampak positifnya makin meningkat, sedangkan risiko lingkungannya makin kecil. Bagi pembangunan yang sudah jadi atau proyek yang sudah beroperasi, ANDAL tidak dapat diterapkan. Untuk memahami secara lebih konkret pelaksanaan AMRIL, marilah kita membahas suatu contoh. Pada suatu kawasan telah beroperasi pabrik pembuatan ban kendaraan bermotor. Manfaat dari adanya pabrik tersebut telah dapat dirasakan berupa penampungan tenaga kerja, sarana kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh karyawan dan penduduk setempat, pengaspalan jalan, menggunakan energi listrik dan adanya pertamanan yang indah, sejuk. Di samping itu terdapat dampak negatif berupa pencemaran udara, penyediaan air tanah yang menjadi terbatas, nilai budaya masyarakat menurun, dan ketegangan antara karyawan pabrik dengan penduduk setempat. Dari tadi hasil pelaksanaan AMRIL di kawasan industri yang bersangkutan.

saputravis.barker@yahoo.co.id

Tindak lanjut dari AMRIL ini yaitu memperbesar manfaat atau dampak positif yang sudah ada dengan memperhatikan calon karyawan yang berasal dari penduduk setempat, pelayanan kesehatan bagi penduduk setempat lebih ditingkatkan, pemanfaatan energi listrik oleh penduduk setempat diperluas dan lain sebagainya. Sedangkan risiko lingkungan di kawasan itu makin diperkecil. Usaha-usahanya adalah membuat alat atau memperluas penghijauan yang mampu menyerap pencemaran udara, mengusahakan membuat saluran air yang berasal dari daerah lain yang lebih kaya hidrofinya, lebih menghidupkan nilai budaya setempat dan nilai budaya nasional, mengadakan kegiatan pengajian dan olahraga bersama antara karyawan pabrik dengan penduduk setempat, dan lain sebagainya. Usaha tadi, sebagai tindak lanjut dari AMRIL, merupakan usaha lebih meratakan hasil pembangunan yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Selain daripada itu, juga suasana lingkungan menjadi lebih serasi dan lestari. Memperhatikan tata cara penerapan kedua pendekatan ANDAL dan AMRIL, ada persamaan dan ada pula perbedaannya. Persamaan yang sudah jelas, kedua pendekatan tadi merupakan sarana penunjang "pembangunan yang berwawasan lingkungan". Persamaan lainya adalah untuk lebih menyerasikan kegiatan manusia dalam bentuk pembangunan dengan kondisi lingkungan yang menjadi wadah dan sumber dayanya. Perbedaan yang hakiki di antara keduanya adalah pada penerapan dalam pembangunan atau suatu proyek. ANDAL diterapkan dalam tahap perencanaan pembangunan sebagai kegiatan preaudit, khususnya untuk mengungkapkan dampak negatif yang mungkin terjadi, sedangkan AMRIL diterapkan untuk menelaah pembangunan yang sudah jadi atau proyek yang sudah beroperasi. Di sini AMRIL menelaah sekaligus dampak positif (manfaat) dan dampak negatifnya (risiko lingkungan). Tindak lanjutan dari AMRIL berupa usaha memperbesar manfaat dan memperkecil risiko lingkungan. Itulah dua pendekatan ekologi yang diterapkan di Indonesia dalam memenuhi tuntutan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

saputravis.barker@yahoo.co.id

Você também pode gostar