Você está na página 1de 16

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN JIWA Dosen Pembimbing: Herliawati, S.Kp, M.Kes Disusun Oleh: Yeyen Amellia Putri Ayu Oktavianti 04061003002 04061003009

Aljulia Purnama Kusuma 04061003021 Fuji Rahmawati Ratih Lifiana Yunita Ria Karliani 04061003022 04061003047 04061003049

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2010 1. FORMAT PENGKAJIAN RUANG RAWAT: Ruang Cenderawasih A. IDENTITAS KLIEN Inisial Umur Informan : Nn.AR : 25 tahun : Ny.N Tanggal Pengkajian : 6 April 2010 TANGGAL RAWAT: 3 April 2010

No. RM : 001/RSEB/RM/2010

B. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT Pasien masuk RS 2 hari yang lalu, pasien sering menjerit berkata tidak dan pergi sambil menutup telinganya kemudian menangis. Pasien berteriak dan ketakutan. Ia berkata ada seseorang yang ingin membunuhnya. Keluarga sudah membawa pasien tersebut ke dukun untuk diobati tetapi pengobatan itu tidak berhasil.

C. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu? Ya 2. Pengobatan sebelumnya? Berhasil Kurang Berhasil Tidak Berhasil 3. Penganiayaan Aniaya Fisik Aniaya Seksual Penolakan KDRT Tindakan Kriminal Penjelasan no.1,2,3 : Pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu. Pasien pernah mengalami aniaya fisik (korban pemerkosaan) pada usia 23 tahun. Dan pasien pernah mengalami aniaya seksual (korban pemerkosaan) pada usia 23 tahun. : Gangguan konsep diri :Harga Diri Rendah

Tidak

Pelaku/Usia

Korban/Usia 23 23

Saksi/Usia

Masalah Keperawatan

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? Ya Tidak Hubungan Keluarga Masalah Keperawatan :Gejala Riwayat Pengobatan/Perawatan

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Pasien mengatakan sering diintip oleh teman lelaki saat ia berada di dalam kamar mandi sekolah pada saat ia duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Masalah Keperawatan : Berduka disfungsional, Harga Diri Rendah (HDR).

D. MASALAH FISIK 1. Tanda Vital TD: 100/80 mmHg RR: 24 x/menit 2. Ukur 3. Keluhan Fisik Jelaskan TB: 165 cm Ya N: 100 x/menit T: 36,70 C BB: 47 kg Tidak

: Pasien sering mengeluh sakit pada alat kelaminnya saat BAK dan sering mengeluh gatal pada alat kelaminnya pada saat malam hari sehingga pasien takut dan malu untuk berinteraksi dan takut untuk diketahui oleh orang lain. : Harga Diri Rendah, Isolasi Sosial.

Masalah Keperawatan E. PSIKOSOSIAL

1. Genogram (3 Generasi)

Keterangan:

: Laki-laki : Perempuan : Pasien (25 tahun) : Garis Perkawinan : Garis Keturunan

Jelaskan

: Komunikasi pada keluarga pasien (Nn.An) tidak efektif. Setiap anak AR mendapatkan masalah, ia tidak pernah mau untuk menceritakan masalah kepada orang tuanya maupun kepada saudara kandungnya. Ia biasanya hanya memendamnya sendiri. Bila ada masalah dalam keluarga, biasanya tidak dibicarakan kepada seluruh anggota keluarga. (buat yang tinggal satu rumah dengan garis putus2) : Komunikasi inefektif.

Masalah Keperawatan 2. Konsep Diri a. Gambaran diri b. Identitas diri c. Peran d. Ideal diri e. Harga diri

: Pasien merasa jijik dengn dirinya, ia merasa kotor dan merasa tidak berguna lagi ia hidup di dunia ini. : Menyadari bahwa ia terlahir sebagai wanita. : Pasien merasa sedih karena semenjak kejadian tersebut pasien berhenti kuliah karena merasa malu dengan teman-temannya. : Pasien bercita-cita ingin menjadi seorang guru SMA. : Semenjak kejadian tersebut keluarga pasien jarang mengajak pasien untuk berkomunikasi. diri, dan

Masalah Keperawatan: Pasien mengalami gangguan gambaran diri, peran, ideal gangguan harga diri rendah. 3. Hubungan Sosisl a. Orang yang berarti: Ayah dan ibu. b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat (dirumah dan di RS):

Di lingkungan masyarakat: Pasien dulu aktif di lingkungan di masyarakat, pasien tergabung dalam Remaja Islam masjid.

Di Lingkungan Rumah Sakit: Pasien mau mengikuti kegiatan kelompok yang diadakan oleh perawat seperti TAK.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain (di rumah dan di RS):

Di lingkungan masyarakat: Pasien merasa sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain karena pasien merasa malu dan jijik dengan dirinya dan merasa semua orang membencinya. Di lingkungan rumah sakit: Pasien merasa sulit untuk berinteraksi dengan pasien lain dan petugas kesehatan karena pasien merasa malu.

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah dan Isolasi Sosial. 4. Spiritual a. Nilai dan Keyakinan : Pasien menganut agama islam. b. Kegiatan ibadah : (di rumah dan di RS)

Pada saat sebelum kejadian pemerkosaan pasien sangat tekun beribadah namun setelah kejadian itu pasien kadang-kadang beribadah dan kadang-kadang tidak. Pada saat dirumah sakit pasien tidak pernah sholat sehingga pasien merasa gelisah dan tidak tenang

Masalah Keperawatan : Distress spiritual.

F. STATUS MENTAL 1. Penampilan Tidak Rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai Cara berpakaian seperti biasanya

Jelaskan

: pakaian pasien tidak rapi, letak kancing tidak benar, dan pakaiannya kusut. : defisit perawatan diri

Masalah Keperawatan 2. Pembicaraan Cepat Apatis

Keras

Gagap

Agitasi

Lambat Membisu

Tidak mampu memulai Pembicaraan

: pasien tampak tegang saat berbicara, mata melotot tertuju pada satu titik, lalu tiba-tiba pasien menjerit sambil menutup telinga. Masalah Keperawatan 3. Aktifitas Motorik : kerusakan komunikasi verbal (agitasi), halusinasi

Jelaskan

Tik

Grimsen Tremor

Kompulsif

Jelaskan : mata tampak melotot dan tertuju pada satu titik dan pasien tampak terlihat ketakutan. Masalah Keperawatan 4. Alam perasaan Sedih : Halusinasi penglihatan

Ketakutan

Putus asa

Khawatir

Gembira berlebihan

Jelaskan : Pasien tampak ketakutan sambil menutup mata dan telinga serta mengatakan tidak, bahkan pasien sampai menangis. Masalah Keperawatan 5. Afek Datar Jelaskan Tumpul Labil : Gangguan alam perasaan : ketakutan.

Tidak sesuai

: Pasien kadang tampak diam dan tiba-tiba menjerit dengan mata melotot dan gerakan tangan seperti menghalau sesuatu. : Gangguan alam perasaan :labil.

Masalah Keperawatan

6. Interaksi selama wawancara Bermusuhan Kontak mata kurang Jelaskan

Tidak kooperatif Defensif

Mudah tersinggung Curiga

: Pasien tampak tidak kooperatif ketika menjawab pertanyaan dari perawat, pasien menutup mata dan menutup telinga. : Kerusakan komunikasi verbal.

Masalah Keparawatan 7. Persepsi halusinasi

Pendengaran Pengecapan

Penglihatan

Perabaan

Penghidu : Kapan terjadinya,respon pasien terhadap kita saat terjadi halusinasi, frekuensi halusinasi, lamanya halusinasi, isi halusinasi, fase halusinasi pasien tampak ketakutan sambil menutup telinga dan memandang pada satu titik lalu berkata tidak dan pergi. Tangan pasien seperti menghalau sesuatu yang ada di depannya.

Jelaskan

Masalah Keperawatan 8. Proses pikir

: Halusinasi pendengaran dan penglihatan.

Sirkumstansial
Flight of idea

Tangensial Blocking

Kehilangan asosiasi Pengulangaan pembicaraan/ Preservasi

Jelaskan Masalah Keperawatan 9. Isi pikir Obesesi

: Ketika menjawab pertanyaan perawat pasien terlihat berbelit-belit (tujuannya sampai) dalam menjawab pertanyaan perawat : Gangguan proses pikir

Phobia

Hipokondria

Depolarisasi Ide yang terkait Pikiran magis Waham Agama Nihilistik Jelaskan Somatik Sisip pikir Kebesaran Siar pikir Curiga

Kontrol pikir

: pasien tampak ketakutan dengan mata melotot pada satu titik dan menutup telinga. Dan pasien terlihat curiga terhadap perawat yang mencoba berinteraksi dengannya : Halusinasi penglihatan dan pendengaran. Waham curiga

Masalah Keperawatan

10. Tingkat kesadaran

Bingung
Disorientasi Waktu Jelaskan Masalah Keperawatan 11. Memori

Sedasi

Stupor

Tempat

Orang

: Pasien selalu salah menyebutkan nama orang yang ditunjuk oleh perawat : Gangguan proses pikir

Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat saat ini Jelaskan Masalah Keperawatan

Gangguan daya ingat jangka pendek

: Ketika ditanya oleh perawat terhadap aktivitas yang baru saja dilakukan pasien tidak ingat : Gangguan proses pikir.

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung Mudah beralih

Tidak mampu berkonsentrasi

Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan Masalah Keperawatan 13. Kemampuan penilaian

: saat ditanya pasien tidak mampu berkonsentrasi. Pasien terlihat bingung dan menggeleng. : Gangguan proses pikir.

Gangguan ringan Jelaskan

Gangguan bermakna : pasien masih dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti makan dan minum sendiri (jika diberikan pertanyaan mis. Apakah mau mandi dulu apa mau makan dulu). : gangguan proses pikir.

Masalah Keperawatan 14. Daya tilik diri

Mengingkari penyakit yang diderita Jelaskan

Menyalahkan hal-hal di luar dirinya

: pasien menyalahkan orang tuanya yang tidak mau mendengarkan dan membantu menyelesaikan masalahnya. Pasien juga menyalahkan laki-laki yang telah memperkosanya karena kasus perkosaan itu menyebabkan dia merasa kehilangan masa depannya. : Isolasi sosial : menarik diri

Masalah Keperawatan

G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG (dikaji kemampuan pasien selama di RS) 1. Makan dan minum Bantuan minimal

Bantuan Total : Pasien masih dibantu dalam hal menyiapkan makan dan minum namun dapat makan dan minum sendiri. :-

Jelaskan Masalah Keperawatan 2. BAB/BAK Bantuan minimal Jelaskan Masalah Keperawatan 3. Mandi Bantuan minimal Jelaskan

Bantuan Total : Pasien dapat melakukan BAB/BAK tanpa bantuan orang lain :-

Bantuan Total

: Pasien dapat mandi sendiri tanpa bantuan dari orang lain :-

Masalah Keperawatan 4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal

Bantuan Total

Jelaskan

: Pasien masih di bantu untuk menyisir rambut. : Deficit perawatan diri (berhias).

Masalah Keperawatan 5. Istirahat dan tidur

Tidur siang lamanya: 1 jam


Tidur malam lamanya: sulit, sering mendengar suara-suara yang ingin membunuhnya.

Kegiatan sebelum/sesudah tidur: membaca doa.


Jelaskan : Tidur siang lamanya 1 jam, saat tidur malam pasien mengalami kesulitan untuk tidur dan sering mendengar suara-suara yang ingin membunuhnya, kegiatan yang dilakukan pasien sebelum tidur yaitu membaca doa. : Gangguan pola tidur.

Masalah Keperawatan 6. Penggunaan obat

Bantuan minimal
Jelaskan Masalah Keperawatan

Bantuan Total

: Pasien selalu diingatkan untuk minum obat. : Ketidakefektifan penatalaksanaan program teraupetik.

Dikaji kemampuan pasien yang dapat dilakukan di rumah : 7. Pemeliharaan kesehatan Perawatan lanjutan Sistem pendukung Ya Tidak


:Ya Tidak

Jelaskan : Pasien dapat mengatasi halusinasinya dengan bantuan keluarga Masalah Keperawatan 8. Kegiatan di dalam rumah Mempersiapkan makanan Menjaga kerapian rumah Mencuci pakaian Pengaturan keuangan Jelaskan Masalah Keperawatan 9. Kegiatan di luar rumah Belanja Transportasi Jelaskan

: Pasien tidak dapat melekukan kegiatan didalam rumah seperti mencuci pakaian dan mengatur keuangan. :Ya Tidak


: Pasien dapat berbelanja namun dengan melihat catatan belanja dan pasien dapat menggunakan transportasi (angkutan umum) untuk berbelanja :-

Masalah Keperawatan H. MEKANISME KOPING Adaptif

Maladaptif

Bicara dengan orang lain Mampu menyelesaikan masalah Teknik Relokasi Aktivitas konstruktif Olahraga Lainnya ........... Jelaskan Masalah Keperawatan

Minum alkohol Reaksi lambat/berlebih Bekerja berlebihan

Menghindar
Mencederai diri Lainnya .............. : Ketika sedang menghadapi masalah pasien lebih sering menghindar dan melupakan masalah tersebut. : Koping individu inefektif.

ANALISA DATA DATA SUBJEKTIF - Pasien mengatakan bahwa ada orang yang akan membunuhnya. - Pasien mengatakan bahwa ia melihat segerombolan laki-laki yang datang menghampirinya dan akan memperkosanya. - Pasien mengatakan bahwa ia merasa ketakutan. OBJEKTIF - Pasien tampak ketakutan - Pasien menutup kedua telinga sambil berkata tidak dan pergi. - Bibir pasien tampak gemetar - Pasien tampak berkeringat - Pandangan tertuju pada satu titik. - Pasien menggerakan tangan seperti mengusir sesuatu SUBJEKTIF Pasien mengatakan bahwa hidupnya sudah tidak berguna lagi dan kotor setelah diperkosa. Pasien mengatakan bahwa sering merasakan kesepian dan ditolak oleh orang tua maupun saudarasaudaranya. Pasien mengatakan bahwa hubungannya dengan orang lain tidak ada gunanya. OBJEKTIF Pasien tidak mau bicara. Pasien menyendiri dan ridak mau berinteraksi dengan orang yang Isolasi Sosial : Menarik Diri MASALAH/DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan persepsi sensori: halusinasi (pendengaran dan penglihatan)

terdekat (orangtua saudara-saudaranya). Menjawab pertanyaan spontan. Pasien apatis. SUBJEKTIF

maupun kurang

Pasien mengatakan bahwa hidupnya sudah tidak berguna lagi dan kotor setelah diperkosa. Pasien mengatakan tidak mau berinteraksi dengan orang lain. OBJEKTIF Pasien mengejek dan mengkritik dirinya. Pasien tidak berani menatap mata perawat atau orang lain bila diajak berbicara. Bicara pasien lambat dengan nada suara lemah. Pasien berpakaian tidak rapi dan tidak memperdulikan dirinya.

Gangguan Konsep diri : Harga Diri Rendah

I. ASPEK MEDIK Diagnosa medis : Skizofrenia Terapi medik psikotik yaitu: : Dengan pemberian psikofarmakoterapi. Yaitu dengan menggunakan obat-obatan anti

golongan butiroferon: Haloperidol, Haldol, Serenace, Ludomer. Pada kondisi akut biasanya diberikan dalam bentuk injeksi melalui Intramuskular (IM) dengan dosis 3x5 mg. Pemberian injeksi biasanya cukup 3x24 jam. Setelah klien diberikan obat per oral 3x1,5 mg atau 3x5 mg. Golongan fenotiazine: Chlorpromazine/ Largactile/ Promactile. Biasanya diberikan per oral. Pada kondisi akut biasanya diberikan 3x100 mg. Apabila kondisi sudah stabil, dosis dapat dikurangi 1x100 mg pada malam hari saja.

J. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN 1. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Penglihatan dan Pendengaran 2. Isolasi Sosial : Menarik Diri 3. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah 4. Resiko Perilaku Kekerasan 5. Defisit Perawatan diri 6. Regimen perawatan tidak efektif 7. Distress spiritual

K. POHON MASALAH (buat cabang dari masalah keperawatan yang terdapat di pengkajian) Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Penglihatan dan Resiko Perilaku Kekerasan Pendengaran Core Problem Isolasi Sosial : Menarik Diri

Gangguan Konsep diri : Harga Diri Rendah

L. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Penglihatan dan Pendengaran 2. Isolasi Sosial : Menarik Diri 3. Gangguan Konsep diri : Harga diri rendah 4. Resiko Perilaku Kekerasan

2.

ANALISA DATA Perencanaan Tujuan Tujuan umum: Klien dapat berhubungan dengan orang lain untuk mencegah timbulnya halusinasi. Tujuan khusus: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya. Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Diagnosa Keperawatan Gangguan persepsi sensori; Halusinasi Pendengaran dan penglihatan

-Ekspresi wajah bersahabat, klien nampak tenang, mau berjabat tangan, membalas salam, mau duduk dekat perawat.

1. Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan menggunakan/ komunikasi terapeutik yaitu sapa klien dengan ramah, baik secara verbal maupun non verbal, perkenalkan nama perawat, tanyakan nama lengkap klien dan panggilan yang disukai, jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati janji, bersikap empati dan menerima klien apa adanya. 2. Dorong klien mengungkapkan perasaannya. 3. Dengarkan klien dengan penuh perhatian dan empati. 1. Adakan kontak sering dan singkat.

1. Hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi perawat dan klien.

2. Mengetahui masalah yang dialami oleh klien. 3. Agar klien merasa diperhatikan. 1. Menghindari waktu kosong yang dapat menyebabkan timbulnya halusinasi. 2. Halusinasi harus kenal terlebih dahulu agar intervensi efektif 3. Meningkatkan realita klien dan rasa percaya klien. 4. Peran serta aktif klien membantu dalam melakukan intervensi keperawatan. 5. Dengan diketahuinya faktor predisposisi membantu dalam mengontrol halusinasi. 1. Mengetahui tindakan yang dilakukan dalam mengontrol

2. Klien dapat mengenal halusinasinya.

-Klien dapat membedakan antara nyata dan tidak nyata. 2. Observasi segala perilaku klien verbal dan non verbal yang berhubungan dengan halusinasi. 3. Terima halusinasi klien sebagai hal yang nyata bagi klien, tapi tidak nyata bagi perawat. 4. Diskusikan dengan klien situasi yang menimbulkan dan tidak menimbulkan situasi. 5. Diskusikan dengan klien faktor predisposisi terjadinya halusinasi.

1. Diskusikan dengan klien tentang tindakan yang dilakukan bila

3. Klien dapat mengontrol halusinasi. .

-Klien dapat menyebutkan tindakan yang dapat dilakukan apabila halusinasinya timbul. -Klien akan dapat menyebutkan cara memutuskan halusinasi yaitu dengan melawan suara itu dengan mengatakan tidak mau mendengar, lakukan kegiatan : menyapu/mengepel, minum obat secara teratur, dan lapor pada perawat pada saat timbul halusinasi. -Klien mau minum obat dengan teratur.

halusinasinya timbul. 1. Diskusikan dengan klien tentang cara memutuskan halusinasinya. 2. Dorong klien menyebutkan kembali cara memutuskan halusinasi. 3. Berikan reinforcement positif atas keberhasilan klien menyebutkan kembali cara memutuskan halusinasinya. 1. Diskusikan dengan klien tentang obat untuk mengontrol halusinasinya.

halusinasinya. 1. Meningkatkan pengetahuan klien tentang cara memutuskan halusinasi. 2. Hasil diskusi sebagai bukti dari perhatian klien atas apa yg dijelaskan 3. Meningkatkan harga diri klien

4. Klien dapat memanfaatkan obat dalam mengontrol halusinanya. -Klien mendapat sistem pendukung keluarga. 5. Klien mendapat sistem pendukung keluarga dalam mengontrol halusinasinya.

1. Kaji kemampuan keluarga tentang tindakan yg dilakukan dalam merawat klien bila halusinasinya timbul. 2. Diskusikan juga dengan keluarga tentang cara merawat klien yaitu jangan biarkan klien menyendiri, selalu berinteraksi dengan klien, anjurkan kepada klien untuk rajin minum obat, setelah pulang kontrol 1 x dalam sebulan.

1. Meningkatkan pengetahuan klien tentang fungsi obat yang diminum agar klien mau minum obat secara teratur. 1. Mengetahui tindakan yang dilakukan oleh keluarga dalam merawat klien. 2. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang cara merawat klien.

3. No 1.

CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal 6-4-2010 Diagnosa Keperawatan Gangguan persepsi sensori: Halusinasi Pendengaran dan penglihatan Tujuan Tujuan umum: Klien dapat berhubungan dengan orang lain untuk mencegah timbulnya halusinasi. Tujuan khusus: Implementasi Evaluasi

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

1. Membina hubungan saling percaya dengan klien dengan menggunakan/ komunikasi terapeutik yaitu sapa klien dengan ramah, baik secara verbal maupun non verbal, perkenalkan nama perawat, tanyakan nama lengkap klien dan panggilan yang disukai, jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati janji, bersikap empati dan menerima klien apa adanya. 2. Mendorong klien mengungkapkan perasaannya. 3. Mendengarkan klien dengan penuh perhatian dan empati.

S: - Klien menjawab salam dari perawat - Klien menyebutkan nama lengkap dan nama panggilannya. - Klien mengatakan dia sering mendengar suarasuara yang mengancam akan membunuhnya. - Klien Pasien mengatakan bahwa ia melihat segerombolan laki-laki yang datang menghampirinya dan akan memperkosanya. O: - Klien sudah mau berbicara dan menatap perawat. - Klien tidak lagi takut dengan orang lain. A: - Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat - Klien mampu mengungkapkan perasaannya. P: Pasien: - Klien mengulang kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan jadwal kegiatan harian yang telah dibuat bersama perawat. Perawat : - Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dan melanjutkan ke rencana tindakan selanjutnya. S:

2. Klien dapat mengenal halusinasinya.

1. Mengadakan kontak sering dan singkat. 2. Mengobservasi segala perilaku klien verbal dan non verbal yang berhubungan dengan halusinasi. 3. Menerima halusinasi klien sebagai hal yang nyata bagi klien, tapi tidak nyata bagi perawat. 4. Mendiskusikan dengan klien situasi yang menimbulkan dan tidak menimbulkan halusinasi. 5. Mendiskusikan dengan klien faktor predisposisi terjadinya halusinasi.

Pasien menyebutkan jenis halusinasinya yaitu halusinasi pedengaran dan penglihatan - Pasien menyebutkan isi halusinasinya, ia melihat segerombolan laki-laki yang datang menghampirinya dan akan memperkosanya dan juga suara-suara yang mengancam akan membunuhnya. - Pasien dapat menyebutkan frekuensi (seberapa sering) dia mengalami halusinasi, yaitu 5 kali dalam sehari. - Pasien menyebutkan situasi yang dapat menyebabkan timbulnya halusinasi, yaitu saat dia sendirian di kamar - Pasien mengatakan respon/cara-cara yang digunakannya untuk mengatasi

P: Pasien :

halusinasi yaitu dengan mengusir halusinasinya dengan menutup telinga dan mengusirnya dengan mengatakan pergi. O: A: - Klien mampu mengenal halusinasinya

3. Klien dapat mengontrol halusinasi. .

1. Mendiskusikan dengan klien tentang tindakan yang dilakukan bila halusinasinya timbul yaitu: - Mengajarkan klien cara menghardik halusinasi - Mengajarkan klien untuk berbincangbincang dengan orang lain - Mengajarkan klien untuk melakukan aktivitas, seperti menyapu, mengepel lantai dll.

Menganjurkan pasien untuk mengingat kembali hal-hal apa yang meyebabkan munculnya halusinasi dan kapan waktunya. - Klien mengulang kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan jadwal kegiatan harian yang telah dibuat bersama perawat. Perawat : Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dan melanjutkan ke rencana tindakan selanjutnya yaitu mengajarkan klien mengontrol halusinasi. S: - Klien O: - Klien mempraktekkan cara menghardik halusinasi - Klien berbincang-bincang dengan orang lain (perawat atau pasien lain) - Klien mengepel lantai, menyapu dll. A: Klien mampu mengontrol halusinasi P: Pasien : Klien mengulang kegiatan yang telah dilakukan (berlatih cara mengontrol halusinasi) berdasarkan jadwal kegiatan harian yang telah dibuat bersama perawat. Perawat: Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dan melanjutkan ke rencana tindakan selanjutnya. S: Klien menyebutkan tentang cara penggunaan obat dengan 4 Benar. Klien menyebutkan indikasi obat

4. Klien dapat memanfaatkan obat dalam mengontrol halusinanya.

1. Mendiskusikan kepada klien tentang penggunaan obat untuk mengontrol halusinasi, meliputi: 4 Benar (Benar obat, dosis, waktu, cara penggunaan), indikasi obat, efek samping obat.

5. Klien mendapat sistem pendukung keluarga dalam mengontrol halusinasinya.

1. Mengkaji kemampuan keluarga tentang tindakan yg dilakukan dalam merawat klien bila halusinasinya timbul. 2. Mendiskusikan juga dengan keluarga tentang cara merawat klien yaitu jangan biarkan klien menyendiri, selalu berinteraksi dengan klien, anjurkan kepada klien untuk rajin minum obat, setelah pulang kontrol 1 x dalam sebulan

Klien dapat menyebutkan efek samping obat. O: Klien menggunakan obat dengan benar A: Klien mampu mengontrol halusinasi dengan mengkonsumsi obat P: Pasien : Menganjurkan klien untuk mengingat tentang penggunaan obat dan memasukkan jadwal minum obat ke jadwal kegiatan harian yang telah dibuat bersama perawat. Perawat : Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dan melanjutkan ke rencana tindakan selanjutnya. S: Keluarga menyebutkan tindakan yang harus dilakukan / cara merawat klien. Keluarga menyebutkan cara mengatasi klien bila klien mengalami halusinasi kembali. Keluarga menyebutkan cara menganjurkan klien untuk menggunakan obat dalam mengontrol halusinasinya Keluarga merawat dan mendukung klien. Keluarga mengatasi klien saat klien mengalami halusinasi.

O: -

A: Keluarga mendukung klien dalam proses perawatan klien dirumah. P: Keluarga : Menganjurkan keluarga mendukung klien dalam mengontrol halusinasi. Perawat : Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dan melanjutkan ke rencana tindakan selanjutnya.

Você também pode gostar