Você está na página 1de 28

ASKEB KB SUNTIK

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Keberhasilan program KB yang kemudian dikenal sebagai gerakan KB nasional selama pembangunan jangka panjang tahap I telah membawa pengaruh yang besar terhadap kegiatan program KB pada masyarakat umum maupun di mata dunia. Bertambahnya jumlah peserta KB aktif dan menurunnya angka kelahiran total (TFR) dari sebesar 5.506 anak pada tahun 1996 dan 3.022 anak pada tahun 1999 menjadi 2.856 pada tahun 2000 ternyata menunjukkan bahwa pembangunan KB yang dilaksanakan secara terkoordinasi dengan berbagai sektor pembangunan dan masyarakat telah berhasil menanamkan konsep keluarga kecil di kalangan masyarakat luas. Keberhasilan dalam kemandirian di bidang pelayanan kontrasepsi dapat terlihat dengan meningkatnya pemakaian alat dan obat kontrasepsi. Lingkaran biru dan lingkaran emas. Selain itu, adanya pengembangan institusi masyarakat sebagai salah satu mata rantai logistik kontrasepsi tertentu merupakan inovasi baru dalam penyediaan logistik kontrasepsi secara mandiri. Peran Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui pelayanan KB. Bidan bertugas memberikan informasi dan motivasi yang jelas dan benar kepada para pasangan usia subur secara dini. Dengan pengetahuan yang dini tersebut, maka diharapkan sebanyakbanyaknya pasangan usia subur di Indonesia akan mengikuti gerakan KB secara dini dan lestari. 1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1 Tujuan Umum Diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan mampu melaksanakan manajement kebidanan dan memperoleh pengalaman yang nyata pada klien dengan KB suntik. 1.2.2 Tujuan Khusus Diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan dapat : 1. Melakukan pengkajian (pengumpulan data) pada klien dengan KB suntik. 2. Menentukan identifikasi diagnosa atau masalah kebidanan. 3. Menentukan antisipasi diagnosa atau masalah potensial. 4. Menentukan identifikasi kebutuhan segera. 5. Menentukan rencana asuhan kebidanan sesuai dengan kebutuhan klien. 6. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan yaitu : jelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan, lakukan tanya jawab tentang efek samping KB suntik depo progestin, berikan penyuluhan

tentang macam-macam kontrasepsi dan efek samping KB suntik, berikan kontrasepsi suntik depo progestin secara IM dengan tehnik aseptic di pantat, beritahu ibu agar tidak melakukan masase pada daerah bekas suntikan, anjurkan suntik ulang 3 bulan lagi. 7. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan. 1.3 Batasan Masalah Mengingat waktu dan kemampuan yang terbatas, maka penulis membatasi makalah ini dengan Asuhan Kebidanan pada Ny.P dengan KB Suntik Depo Progestin. 1.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan asuhan kebidanan ini di BPS Ny. Nanik Retno Mojokerto tanggal 18-06-2008 jam 19.00-19.30 WIB. 1.5 Metode Penulisan 1.5.1 Studi Kepustakaan Penulis membekali diri dengan membaca literatur yang berkaitan dengan kontrasepsi dan kontrasepsi depo progestin.

1.5.2

Praktek Langsung Melakukan asuhan kebidanan kepada klien secara langsung pada tanggal 20-06-2008 jam 19.00-19.30 WIB.

1.5.3

Studi Dokumenter Untuk mendapatkan data yang akurat serta asuhan kebidanan yang baik dan berhasil guna, penulis menggunakan pedoman asuhan kebidanan menurut Varney.

1.5.4

Bimbingan dan Konsultasi Penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing baik di lahan praktek maupun di pendidikan.

1.6 Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan 1.3 Batasan Masalah 1.4 Lokasi dan Waktu 1.5 Metode Penulisan 1.6 Sistematika Penulisan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Kontrasepsi

2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8 2.1.9

Pengertian Syarat-syarat yang harus Dipenuhi oleh Suatu Metode Kontrasepsi yang Baik Jenis-jenis Kontrasepsi Cara Kerja Cara Penggunaan Efektifitas Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Kontra Indikasi Suntikan Efek Samping

2.1.10 Penatalaksanaan 2.2 Konsep Dasar KB Suntik 2.2.1 2.2.2 2.2.3 2.2.4 Definisi KB Suntik Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan Keuntungan dan Kerugian Suntikan KB Kontra Indikasi Suntikan KB

2.3 Konsep Dasar Depo Progestin 2.3.1 2.3.2 2.3.3 2.3.4 2.3.5 2.3.6 Definisi Cara Kerja Waktu Pemberian Cara Pemberian Efek Samping Pelaksanaan

2.4 Konsep Dasar Manajamen Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB 2.4.1 2.4.2 Pengertian Langkah-langkah dalam Manajemen Kebidanan

BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian 3.2 Identifikasi Diagnosa atau Masalah Kebidanan 3.3 Antisipasi Diagnosa atau Masalah Potensial 3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera 3.5 Pengembangan Rencana BAB 4 BAB 5 PEMBAHASAN PENUTUP 5.1 Simpulan 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kontrasepsi 2.1.1 Pengertian antara sel telur yang matang dengan sel sperma (BKKBN, 1996 : 18). 2. Kontrasepsi suntik adalah suatu obat yang digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan cara penyuntikan hormone (Depkes RI, 1995 : 35). 2.1.2 Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi oleh Suatu Metode Kontrasepsi yang Baik adalah : 1. Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan

1. Aman dan tidak berbahaya. 2. Dapat diandalkan. 3. Sederhana, sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter. 4. Murah. 5. Dapat diterima oleh orang banyak. 6. Pemakaian jangka lama (continuation rate tinggi). 2.1.3 Jenis-jenis Kontrasepsi

1. Depo provera. 2. Depo progestin. 3. Depo geston. 4. Noristerat. 5. Cyclofem. 2.1.4 Cara Kerja Kontrasepsi suntikan diberikan setiap 8 minggu 12 minggu yang mencegah kehamilan melalui proses sebagai berikut : 1. Mencegah pematangan dan lepasnya sel telur dari indung telur wanita. 2. Mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga spermatozoa (sel mani) tidak dapat masuk ke dalam rahim. 2.1.5 Cara Penggunaan

1. Depo Provera, depo progestin dan depo geston disuntikkan intramuskuler tiap 12 minggu dengan kelonggaran batas waktu suntik bisa diberikan kurang 1 minggu atau lebih 1 minggu dari patokan 12 minggu. 2. Noristerat, bagi yang pertama kali memakai cara suntikan KB Noristerat, disuntikkan intramuskuler tiap 8 minggu untuk 4x suntikan pertama dengan kelonggaran waktu bisa diberikan kurang dari 1 minggu dari patokan 8 minggu untuk suntikan ke-5 dan selanjutnya disuntikkan tiap 12 minggu dengan kelonggaran batas waktu suntikan bisa diberikan kurang dari 1 minggu dari patokan 12 minggu. 3. Cyclofem disuntikkan setiap 4 minggu, intramuskuler, hampir sebagian besar kasus mendapat haid bulanan seperti biasa. 2.1.6 Efektifitas Efektifitas sangat tinggi, kegagalan kurang dari 1%. 2.1.7 Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi

2.1.7.1 Keuntungan 1. Praktis, efektif dan aman. 2. Tidak mempengaruhi ASI, cocok digunakan untuk ibu menyusui. 3. Dapat menurunkan kemungkinan anemia. 2.1.7.2 Kerugian 1. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian. 2. Kadang-kadang dapat menyebabkan kenaikan BB. 3. Dapat menyebabkan tidak teraturnya siklus haid.

2.1.8

Kontra Indikasi Suntikan WHO menganjurkan tidak menggunakan kontrasepsi suntikan pada :

1. Kehamilan. 2. Karsinoma payudara. 3. Karsinoma traktus genetalis. 4. Payudara abnormal uterus. 2.1.9 Efek Samping

2.1.9.1 Gangguan haid ini yang paling sering terjadi dan yang paling mengganggu 1. Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian, perdarahan intermenstrual dan perdarahan bercak berkurang dengan jalannya waktu. Sedangkan kejadian amenorrhoe bertambah besar. 2. Insiden yang tinggi dari amenorrhoe di duga berhubungan dengan atrofi endometrium. Sedangkan sebab-sebab dari perdarahan ireguler masih belum jelas. 2.1.9.2 Berat badan yang bertambah 1. Umumnya pertambahan berat badan antara < 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama. 2. Hipotesa para ahli DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus, yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari pada biasanya. 2.1.9.3 Sakit kepala Insiden sakit kepala terjadi pada < 1 17% akseptor. 2.1.9.4 Pada system kardiovaskuler Perubahan dalam metabolisme lemak, terutama penurunan HDL, kolesterol dicurigai dapat menambah besar resiko kardiovaskuler, HDL kolesterol yang rendah menyebabkan timbulnya aterodosis.

2.1.10 Penatalaksanaan 2.1.10.1 Memberikan pelayanan konseling Memberikan penjelasan pada calon akseptor suntik bahwa pada pemakaian suntikan dapat menyebabkan gejala-gejala akibat pengaruh hormon suntik. 1. Bila akseptor ingin haid dapat dilaksanakan pemberian pil KB hari 1 sampai 11 masing-masing 3 tablet, selanjutnya hari ke-4 1 x 1 selama 4-5 hari. 2. Bila terjadi perdarahan dapat pula diberikan preparat estrogen, misalnya cynosal 2 x 1 sehari sampai perdarahan berhenti. 3. Perubahan berat badan Menjelaskan pada akseptor suntik bahwa kenaikan berat badan adalah satu efek samping dari pemakaian KB suntik akan tetapi tidak selalu kenaikan berat badan tersebut diakibatkan dari pemakaian suntik KB bila akseptor merasa berat badan bertambah setelah memakai KB suntik 3

bulan, akseptor dapat dianjurkan diet rendah kalori disertai olahraga seperti senam atau diet tinggi kalori, bila tidak berhasil dianjurkan untuk mengganti cara kontrasepsi non hormonal. 4. Pusing dan sakit kepala Menjelaskan pada akseptor bahwa kemungkinan itu ada tapi jarang, apabila akseptor pusing atau sakit kepala dapat diobati dengan pemberian acetamol 500 mg 3 x 1 tablet/hari atau pracetamol 500 mg 3 x 1. 2.2 Konsep Dasar KB Suntik 2.2.1 Definisi KB Suntik Kontrasepsi suntikan adalah suatu metode atau cara kontrasepsi dengan menyuntikkan hormon untuk mencegah kehamilan pada wanita subur (Rustam Mochtar, 1998 : 277).

2.2.2

Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan

1. Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum. 2. Mengentalkan lendir servik, sehingga sulit ditembus spermatozoa. 3. Perubahan peristaltik tuba fallopi sehingga kontrasepsi dihambat. 4. Mengubah suasana endometrium, sehingga tidak sempurna untuk implantasi hasil konsepsi. 2.2.3 Keuntungan Suntikan KB

1. Pemberiannya sederhana setiap 12 minggu. 2. Tingkat efektivitasnya tinggi. 3. Hubungan seks dengan suntikan KB bebas. 4. Pengawasan medis yang ringan. 5. Dapat dipakai atau diberikan pasca persalinan keguguran dan pasca menstruasi. 6. Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi. 2.2.4 Kontra Indikasi Suntikan KB WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi pada : 1. Kehamilan. 2. Carsinoma tracktus genetalia. 3. Perdarahan abnormal uterus. (BKKBN, 1995 : 175)

2.3 Konsep Dasar Depo Progestin 2.3.1 Definisi Depo Medioxy Progesteron Asetat (DMPA) adalah kontrasepsi yang mengandung progestin 150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular (Abdul Bari Saifuddin, 2006 : 41). 2.3.2 Cara Kerja Menghalangi ovulasi dengan jalan kadar FSH dan LH, sehingga menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Respon kelenjar hipofise terhadap gonadotropin releasing hormone eksogenus tidak berubah, sehingga memberi kesan proses ini terjadi di hipotalamus daripada di kelenjar hipofisis. Merubah lendir servik menjadi kental sehingga menghambat penetrasi sperma dan menimbulkan perubahan pada endometrium sehingga tidak memungkinkan terjadi nidasi. Selain itu juga, merubah kecepatan transportasi ovum melalui tuba. 2.3.3 Waktu Pemberian

1. Waktu pasca persalinan (post partum) diberikan suntikan KB pada hari ke 3-5 post partum. 2. Sesudah air susu ibu berproduksi. 3. Sebelum ibu pulang dari Rumah Sakit. 4. 6-8 minggu pasca bersalin. 5. Kepastian ibu tidak hamil atau belum coitus. 2.3.4 Cara Pemberian

1. Kocok botol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara, keluarkan isinya. 2. Suntikkan secara intra muskular di bokong. 3. Jangan melakukan masase pada tempat suntikan. 4. Kedua hal terakhir sangat penting karena kalau tidak ditaati, maka pelepasan obat dari tempat suntikan akan dipercepat, dengan akibat masa efektif kontrasepsi menjadi lebih pendek. 2.3.5 Efek Samping

1. Spooting. 2. Menorrhagia.

3. Depresi. 4. Keputihan. 5. Sakit kepala. 6. Berat badan naik. 7. Penurunan libido. 8. Abses dan infeksi. (Depkes, 2003 : MK 46) 2.3.6 Pelaksanaan

2.3.6.1 Setelah persyaratan akseptor terpenuhi atau tidak ada kontra indikasi suntikan, tetapkan jenis suntikan yang akan digunakan aseptor. 2.3.6.2 Beri petunjuk tentang penggunaan suntikan 1. Suntikan pertama diberikan pada hari ke 1-5 haid pertama atau hari ke-40 post partum. 2. Untuk suntikan depo progestin diberikan 3 bulan sekali. 2.3.6.3 Berikan suntikan dengan memperhatikan hal-hal berikut : 1. Suntikan diberikan secara IM. 2. Tempat penyuntikan pada otot bokong (1/3 bagian lateral dari spina illiaca anterior superior menuju coxigis). 2.4 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Klien KB 2.4.1 Pengertian

1. Asuhan Kebidanan adalah bantuan yang dilakukan oleh Bidan kepada individu atau klien yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan sistematis melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan (Depkes RI, 1995). 2. Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997). 2.4.2 Langkah-langkah dalam Manajemen Kebidanan

2.4.2.1 Langkah I : Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal proses asuhan kebidanan yaitu pengumpulan data, mengelolah data dan menganalisis data yang diperoleh dalam bentuk data subyektif dan obyektif serta data penunjang yang akan memberikan gambaran keadaan kesehatan klien (Depkes RI, 1996). 1. Data subyektif 1) Biodata Nama : hari. Umur : lahir klien. Alamat : Perlu dicatat untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Dicatat dalam tahun, sebaiknya juga ditanyakan tanggal Yang jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-

kesehatan klien dan juga berkaitan dengan pembiayaan. Agama : kehidupan termasuk kesehatan. Pendidikan : Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya, Perlu dicatat, karena hal ini sangat berpengaruh didalam

tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang. Ditanyakan pada klien untuk mengetahui

s perkawinan :

kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan. 2) Keluhan utama Adalah keluhan yang dirasakan oleh klien seperti ibu yang ingin mengikuti KB suntik 3 bulan. 3) Riwayat kebidanan (1) Riwayat menstruasi Hal yang perlu ditanyakan sehubungan dengan riwayat menstruasi antara lain : menarche, umur berapa, siklus menstruasi, banyaknya darah yang keluar, warna dan bau darah, dysmenorrhoe. (2) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Hal yang perlu ditanyakan yaitu : Kehamilan ke berapa dan dari perkawinan ke berapa. Iktisar kehamilan. Riwayat persalinan, anak hidup atau mati dan sebab kematian, jenis kelamin, tempat melahirkan atau penolong persalinan, cara melahirkan, spontan belakang kepala atau dengan tindakan. Masalah atau gangguan yang timbul saat masa nifas dan laktasinya.

4) Riwayat kesehatan sekarang Yang perlu dikaji apakah klien mempunyai riwayat penyakit keturunan ataupun penyakit menular. 5) Riwayat penyakit keluarga Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga, orang tua klien apakah menderita penyakit keturunan dan penyakit menular. 6) Riwayat keluarga berencana Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah KB. 7) Pola kebiasaan sehari-hari (1) Nutrisi Perlu disampaikan bagaimana pemenuhan nutrisi selama ini sudah sesuai kebutuhan atau belum. (2) Pola eliminasi Bagaimana pola BABnya, konstipasi atau tidak karena merupakan salah satu masalah yang berhubungan dengan pencernaan dan pola BAK. (3) Pola istirahat Waktu istirahat 8 jam.

(4) Personal hygiene Kebersiha tubuh merupakan salah satu pokok-pokok yang perlu diperhatikan dalam hygiene. (5) Aktivitas Bagi yang mengerjakan aktivitas rumah tangga membutuhkan waktu yang tidak sedikit dan juga membutuhkan energi yang banyak. 8) Latar belakang sosial budaya Data ini diperlukan untuk mengetahui kebiasaan keluarga dalam kehidupan sehari-hari. 9) Psikologi dan spiritual Bagaimana hubungan dengan keluarga karena keadaan ibu yang menderita sakit lebih sensitive. Kehidupan yang harmonis serta menyenangkan sangat dibutuhkan. 2. Data obyektif 1) Pemeriksaan umum Keadaan umum Tanda-tanda vital

kanan darah

: mmHg : hal ini menunjukkan adanya kelainan : menandakan adanya tachipnea Suhu

Normalnya antara 90/60 mmHg sampai 130/60 Normal 80-100x/menit, bila lebih dari 120x/menit, Normal 16-24x/menit, bila lebih dari 24x/menit : Normalnya antara 365 0C 370C

adi

rnafasan

2) Inspeksi Sebagai langkah awal pengamatan keadaan umum, dilakukan secara berurutan dari kepala sampai kaki. Kepala Muka Mata Hidung Mulut Leher : dan kebersihan kulit kepala. : : mata icterus atau tidak. : : : Ada pholip atau tidak, bagaimana kebersihannya. Adakah sariawan, bagaimana kebersihannya. Ada pembesaran kelenjar limfe dan thyroid atau tidak, ada Adanya oedema, chloasma gravidarum, warna muka. Simetris atau tidak, conjungtiva anemis atau tidak, sclera Observasi warna rambut, panjang pendek rambut, distribusi

pembendungan vena jugularis atau tidak. 2.4.2.2 Langkah II : Interpretasi Data Dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap masalah atau diagnosa berdasarkan interpretasi yang benar atas data yang dikumpulkan. Diagnosa kebidanan dibuat sesuai standart nomenklatur. : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Langkah III

Identifikasi diagnosa atau masalah potensial dibuat setelah mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial masalah kebidanan. Langkah ini membutuhkan antisipasi dan bila mungkin dilakukan pencegahan. 2.4.2.4 Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Segera Pada tahap ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera, baik tindakan intervensi, tindakan konsultasi, kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya atau rujukan berdasarkan kondisi klien.

2.4.2.5 Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan Pada langkah ini direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa. 2.4.2.6 Langkah VI : Implementasi Pada langkah ini asuhan menyeluruh dilakukan sesuai intervensi yang dibuat dengan efisien, efektif dan aman. 2.4.2.7 Langkah VII : Evaluasi Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah benar-benar terpenuhi sesuai kebutuhan sebagai mana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar dan efektif dalam pelaksanaannya. (Varney, 1997 : 188)

BAB 3 TINJAUAN KASUS

Pengkajian Tanggal : 18-06-2008, Jam : 19.00 WIB Data Subyektif Biodata Nama Umur Agama Suku/Bangsa Pendidikan Pekerjaan Alamat Status Perkawinan Nama Suami Umur Agama Suku/Bangsa Pendidikan Pekerjaan Alamat Alasan Kunjungan Ibu mengatakan waktunya suntik KB 3 bulanan. Riwayat Kesehatan Ibu Ibu dalam keadaan sehat dan tidak menderita penyakit apapun. Riwayat Penyakit Ibu : Ny.A : 38 tahun : Islam : Jawa/Indonesia : SMA (Tamat) : IRT : Gatoel : Kawin, 1x, lamanya 20 tahun : Tn.D : 40 tahun : Islam : Jawa/Indonesia : SMA (Tamat) : Wiraswasta (Sopir) : Gatoel

Ibu tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, hepatitis, AIDS), ibu tidak pernah menderita penyakit menurun (diabetes millitus, asthma, jantung, hipertensi). Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan bahwa angka keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular (TBC, AIDS, hepatitis), ibu tidak pernah menderita penyakit menurun (diabetes millitus, asthma, jantung, hipertensi). Riwayat Kebidanan 1. Haid Menarche Siklus Lama : Dysmenorrhoe Fluor albus : 13 tahun : Teratur, 28 hari : 5 hari Pada hari 1-3 : 2-3 kotek/hari, hari 4-5 : 1 kotek/hari : Tidak : Tidak

mlah

2. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu Kehamila n No I Perkawina n No I Persalinan yang Ikhtisar Lalu kehamila Aterm P I A n Kelahiran normal, perdaraha n biasa, ditolong bidan, di BPS tanggal 6 Juni 1998 Kelahiran normal, perdaraha n biasa, ditolong bidan, di BPS tanggal 5 Mei 2006 - / Hidu p Umu r 10 thn BB/P B 2800 gr 51 cm Mati Seba b -

Nifas Baik, ASI lancar, menyus ui sampai bayi berusia 1 tahun Baik, ASI lancar, menyus ui sampai bayi berusia 1 tahun

- -

2 thn

3000 gr 48 cm

Riwayat KB 1. Ibu mengatakan 2 bulan setelah melahirkan anak I ikut KB suntik 3 bulanan selama 6 tahun. 2. Ibu mengatakan 40 hari setelah melahirkan anak II sampai sekarang ( 2 tahun) ikut KB suntik 3 bulanan. Riwayat Psikologi, Sosial, Budaya : : Ibu mengatakan tidak ingin hamil lagi. Hubungan dengan tetangga baik, ibu berasal dari suku Jawa,

sikologi

osial budaya

tidak ada larangan untuk mengikuti KB. Pola Kebiasaan Sehari-hari 1. Nutrisi Makan 3x sehari dengan porsi 1 piring, dengan menu nasi, lauk pauk, sayur, terkadang buah, minum air matang 6-8 gelas/hari. 2. Personal hygiene Mandi 2x/hari, sikat gigi 2x sehari setiap kali mandi, ganti pakaian 1x sehari, keramas 2x seminggu. 3. Pekerjaan sehari-hari Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah sehari-hari seperti memasak, membersihkan rumah, dan mencuci dikerjakan sendiri. 4. Pola seksual Ibu dan suami selalu berdiskusi dalam menghadapi masalah seksual. Ibu mengatakan akhir-akhir ini jarang melakukan hubungan seksual, dalam 1 minggu hanya 1x karena suami bekerja di luar kota. 5. Eliminasi BAB BAK : 1x sehari, konsistensi lembek. : 4-5x sehari, jernih, tidak berbau.

6. Istirahat Ibu tidur malam 6-7 jam (mulai jam 22.00-05.00 WIB) atau tidak tentu.

Data Obyektif Pemeriksaan Fisik 1. Tanda-tanda vital Keadaan umum Kesadaran BB TB Lila Tekanan darah Nadi Pernafasan 2. Inspeksi Kepala Muka Mata Hidung Telinga Mulut Leher : : : : : : : vena jugularis tidak ada. Ketiak Tangan Kaki Vulva Punggung : : : : : Pembesaran kelenjar limfe tidak ada. Simetris, jari-jari lengkap, kuku bersih dan pendek. Simetris, jari normal, kuku pendek. Tidak dikaji. Simetris, tidak ada kelainan. Ibu menggunakan kerudung. Tidak pucat, tidak oedema. Simetris, tanda konjungtivitis tidak ada, sklera tidak kuning. Bersih, tidak pernah mimisan, polip tidak ada. Ibu menggunakan kerudung. Bibir tidak pucat, stomatitis dan rhagaden tidak ada. Pembesaran kelenjar limfe dan thyroid tidak ada, bendungan : Baik : Composmentis : 55 kg : 156 cm : 24 cm : 110/70 mmHg : 80x/menit : 20x/menit

Identifikasi Diagnosa atau Masalah Kebidanan Tanggal/Jam Diagnosa Kebidanan 18-06-2008 Jam 19.00 WIB P20002 dengan pro injeksi KB depo progestin Data Dasar

DS : - Ibu mengatakan waktunya suntik KB 3 bulanan

DO : Keadaan umum Kesadaran Berat badan Tinggi badan Tekanan darah Nadi Pernafasan

: : : : : : :

Baik Composmentis 55 kg 156 cm 110/70 mmHg 80x/menit 20x/menit

Antisipasi Diagnosa atau Masalah Potensial Potensial terjadinya abses pada bekas suntikan. Identifikasi Kebutuhan Segera Lakukan penyuntikan secara standarisasi.

BAB 4 PEMBAHASAN

Melalui proses asuhan kebidanan pada Ny.P P20002 dengan pro injeksi suntik depo progestin, penulis akan membahas antara teori dengan kasus yang ada. Dalam pembahasan dimulai dari pengkajian, analisa diagnosa masalah, diagnosa potensial, tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pengkajian Pada pengkajian didapatkan alasan ibu melakukan kunjungan, yaitu karena sudah waktunya suntik KB 3 bulanan dan pada pemeriksaan saat itu didapatkan bahwa keadaan umum baik, kesadaran : composmentis, berat badan : 55 kg, tinggi badan : 156 cm, tekanan darah : 110/70 mmHg, nadi : 80x/menit, pernafasan : 20x/menit. Maka dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan. Analisa Diagnosa atau Masalah Pada analisa dengan ditemukan satu diagnosa yaitu P20002 dengan pro injeksi KB depo progestin. Diagnosa atau Masalah Potensial Post terjadinya abses pada bekas suntikan. Identifikasi Tindakan Segera Pada tindakan segera telah dilakukan penyuntikan secara standarisasi. Intervensi Rencana asuhan kebidanan disusun sesuai dengan teori, karena baik fasilitas maupun sarana yang ada akan mendukung dalam pembuatan rencana sesuai dengan diagnosa.

Implementasi Implementasi merupakan realisasi dari rencana tindakan yang ditetapkan. Adapun

pelaksanaannya yaitu menjelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan, yaitu :

1. Jelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan. 2. Lakuka tanya jawab tentang efek samping KB suntik depo progestin. 3. Berikan penyuluhan tentang macam-macam kontrasepsi dan efek samping KB suntik. 4. Berikan kontrasepsi suntik depo progestin secara IM dengan tehnik aseptik di pantat. 5. Beritahu ibu agar tidak melakukan masase pada daerah bekas suntikan. 6. Anjurkan suntik ulang 3 bulan lagi. Evaluasi Evaluasi dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan dan dapat diterapkan dalam pelaksanaan tindakan kebidanan. Adapun evaluasi dari asuhan kebidanan yang telah diberikan, yaitu : Pada diagnosa P20002 dengan pro injeksi KB depo progestin didapatkan ibu sudah mendapatkan suntik KB depo progestin dan berjanji akan kembali suntik 3 bulan lagi.

BAB 5 PENUTUP

Simpulan Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny.P, penulis dapat menemukan : 1 diagnosa masalah yaitu : P20002 dengan pro injeksi KB depo progestin 1 masalah potensial yatiu : Potensial terjadinya abses pada bekas suntikan. Tindakan asuhan kebidanan yang sudah dilakukan adalah : 1. Menjelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan yaitu konseling KB dan pemberian KB suntik kepada ibu. 2. Memberikan pernyataan pada ibu bahwa kontrasepsi hormonal (KB suntik depo) berpengaruh pada pola haid yang tidak teratur, timbulnya flek-flek setelah haid, perubahan pada berat badan. 3. Memberikan penyuluhan tentang macam-macam kontrasepsi dan efek samping KB suntik. 4. Memberikan kontrasepsi suntik depo progestin dengan tehnik aseptik, yaitu : melakukan penyuntikan dengan tehnik aseptik menggunakan kapas air matang. 5. Memberitahu ibu agar tidak melakukan masase pada daerah bekas suntikan. 6. Menganjurkan suntik ulang 3 bulan lagi (tanggal 10-09-2008). Selama melaksanakan asuhan kebidanan, ada faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu : Faktor penunjang 1. Petugas kesehatan memberikan pelayanan secara profesional. 2. Adanya fasilitas dan sarana prasarana yang menunjang atau mendukung. 3. Adanya kerjasama antara petugas dengan klien.

Faktor penghambat Adanya keterbatasan waktu dan kemampuan petugas dalam pemberian asuhan kebidanan. Pada evaluasi didapatkan ibu sudah mendapatkan suntik KB depo progestin dan berjanji akan kembali suntik 3 bulan lagi. Saran Hendaknya petugas kesehatan :

1. Sebaiknya penyuluhan KB secara individu, karena klien bisa lebih terbuka dan tidak malu dalam mengungkapkan masalahnya. 2. Dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam memberikan pelayanan KB. 3. Dapat memberikan pertolongan pertama dan memberikan tindakan secara tepat dan cepat bila ditemukan kasus akibat efek samping kontrasepsi KB suntik 3 bulanan.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Nurdho. 1994. Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencanan. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Ngaliun, Sunandar. 1995. Informasi Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : BKKBN.

Ngaliun, Sunandar. 1995. Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : BKKBN. Saifuddin, Abdul Bari. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Você também pode gostar