Você está na página 1de 19

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan oleh karena transfer energi dari sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya,radiasi dan friksi. Keparahan dari cedera tergantung dari jumlah energi yang diserap oleh kulit. Energi yang diserap akan ditentukan oleh intensitas dari sumber panas atau agen perusak lainnya, lama paparan dari sumber energi dan tingkat isolasi atau perlindungan dari pakaian yang menutupi bagian tubuh yang terpapar. Semakin banyak energi yang diserap oleh kulit maka semakin besar juga tingkat gangguan selular yang akan terjadi. Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut. Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir sistem persarafan. Seorang korban luka bakar dapat mengalami berbagai macam komplikasi yang fatal termasuk diantaranya kondisi shock, infeksi, ketidak seimbangan elektrolit (imbalance elektrolit) dan masalah distress pernapasan. Selain komplikasi yang berbentuk fisik, luka bakar dapat juga menyebabkan distress emosional (trauma) dan psikologis yang berat dikarenakan cacat akibat luka bakar dan bekas luka (scar).1 Peristiwa kecelakaan luka bakar bisa terjadi setiap saat di berbagai tempat dan pada umumnya adalah disebabkan oleh faktor kelalaian. Api sebagai salah satu faktor penyebab utama kecelakaan luka bakar yang sering disebut sebagai sahabat manusia dalam sekejap bisa berubah menjadi sumber malapetaka. Demikian pula halnya listrik, bahan-bahan kimia, minyak tanah, bensin, gas, dan beberapa unsur lainnya yang begitu dekat dan akrab dengan aktivitas keseharian manusia, tanpa disadari sekaligus juga merupakan musuh yang harus selalu diwaspadai.2

2. Anatomi kulit

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.2 Kulit terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan epidermis, dermis dan subkutis (subkutan).4 Lapisan epidermis terdiri dari 5 lapisan yaitu :
a) Stratum korneum (lapisan tanduk)

Adalah lapisan kulit yang paling luar yang terdiri dari beberapa lapis sel gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk) b) Stratum lusidum Merupakan lapisan sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma berubah menjadi eleidin (protein). Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki. c) Stratum granulosum (lapisan keratohialin) Merupakan 2 atau 3 lapisan sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Mukosa biasanya tidak memiliki lapisan ini. Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki. d) Stratum spinosum (stratum malphigi) Nama lainnya adalah pickle cell layer (lapisan akanta). Terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk pologonal dengan besar berbeda-beda
2

karena adanya proses mitosis. Protoplasma jernih karena mengandung banyak glikogen dan inti terletak ditengah-tengah. Makin dekat letaknya ke permukaan bentuk sel semakin gepeng. Dinatara sel terdapat jembatan antar sel (intercellular bridges) terdiri dari protoplasma dan tonofibril atau keratin. Penebalan antar jembetan membentuk penebalan bulat kecil disebut nodus bizzozero. Diantara sel juga terdapat sel langerhans. e) Stratum basale Terdiri dari sel berbentuk kubus tersusun vertical pada perbatasan dermo-epidermal. Berbaris seperti pagar (palisade). Mengadakan mitosis dari berbagai fungsi reproduktif dan terdiri dari 2 jenis sel :
1) Sel berbentuk klumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong

dan besar, dihubungkan satu dengan yang lain dengan jembatan antar sel. 2) Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell merupakan sel berwarna muda dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap dan mengandung butiran pigmen (melanosomes). Gambar 1. Anatomi kulit

Fungsi dari epidermis adalah sebagai proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans). Dermis merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai True Skin. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan papiler yang tipis mengandung jaringan ikat longgar, dan lapisan retikuler yang tebal terdiri dari jaringan ikat padat.1,4 Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput.Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis. Fungsi dermis adalah sebagai struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi.1,4 Subkutis merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbedabeda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi subkutis adalah melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.1,3,4 Vaskularisasi kulit dilakukan oleh arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri
4

asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membran epidermis.1,4

3. Etiologi Luka Bakar Luka bakar pada kulit bisa disebabkan karena panas, dingin ataupun zat kimia. Ketika kulit terkena panas, maka kedalaman luka akan dipengaruhi oleh derajat panas, durasi kontak panas pada kulit dan ketebalan kulit. Tipe luka bakar: 1,3,4 Luka Bakar Termal (Thermal Burns) Luka bakar termal biasanya disebabkan oleh air panas, jilatan api ketubuh, kobaran api di tubuh (flame) dan akibat terpapar atau kontak dengan objekobjek panas lainnya (misalnya plastic logam panas, dll.) Luka Bakar Kimia (Chemical Burns) Luka bakar kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau alkali yang biasadigunakan dalam bidang industri, militer, ataupun bahan pembersih yangsering dipergunakan untuk keperluan rumah tangga. Luka Bakar Listrik (Electrical Burns) Listrik menyebabkan kerusakan yang dibedakan karena arus, api dan ledakan. Aliran listrik menjalar disepanjang bagian tubuh yang memiliki resistensi paling rendah, dalam hal ini cairan. Kerusakan terutama padapembuluh darah, khususnya tunika intima, sehingga menyebabkan gangguan sirkulasi ke distal. Seringkali kerusakan berada jauh dari lokasi kontak, baik kontak dengan sumber arus maupun lingkungan sekitar. Luka Bakar Radiasi (Radiation Exposure) Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe ini sering disebabkan oleh penggunaan radioaktif untuk keperluan terapeutik dalam dunia kedokteran dan industri. Akibat terpapar sinar matahari yang terlalu lama juga dapat menyebabkan luka bakar radiasi.

4. Patofisiologi Luka Bakar


5

Luka bakar suhu pada tubuh terjadi baik karena konduksi panas langsung atau radiasi elektromagnetik. Sel-sel dapat menahan temperatur sampai 44C tanpa kerusakan bermakna, kecepatan kerusakan jaringan berlipat ganda untuk tiap derajat kenaikan temperatur. Saraf dan pembuluh darah merupakan struktur yang kurang tahan terhadap konduksi panas. Kerusakan pembuluh darah ini mengakibatkan cairan intravaskuler keluar dari lumen pembuluh darah; dalam hal ini bukan hanya cairan tetapi juga plasma (protein) dan elektrolit. Pada luka bakar ekstensif dengan Volume cairan perubahan intravaskuler permeabilitas mengalami yang defisit, hampir timbul menyeluruh, penimbunan jaringan masif di intersisiel menyebabkan kondisi hipovolemik. ketidakmampuan menyelenggarakan proses transportasi oksigen ke jaringan. Kondisi ini dikenal dengan sebutan syok.1,3 Tingkat keparahan cedera dan konsekuensinya ke penderita tergantung pada kedalaman dan ukuran keseluruhan atau luas permukaan luka bakar. Kedalaman cedera akan menentukan konsekuensi lokal dari cedera dan ukuran akan mempengaruhi konsekuensi sistemik. Kedalaman luka bakar mungkin dijelaskan dalam berbagai cara, tetapi pembagian kategorisasi kedalam luka bakar superfisial, luka bakar sebagian (sampai kebagian dermis) dan luka bakar yang dalam (hingga kelapisan subkutan) dapat membantu untuk mendeskripsikan tentang keparahan luka bakar.1,3 Pada paparan suhu yang tinggi dalam waktu yang sangat singkat atau paparan dalam waktu lama namun dengan suhu sedikit diatas batas toleransi tubuh, maka hal ini akan menghasilkan kerusakan hanya pada permukaan kulit saja. Kerusakan ini akan membangkitkan respons peradangan pada jaringan dibawahnya yang menghasilkan rasa nyeri, pembengkakan dan hyperemia (trias inflamasi). Lapisan permukaan sel dapat terlepas dan meninggalkan lapisan dibawahnya pada epidermis yang terpapar. Lapisan basal akan tetap utuh dan lapisan epidermis akan meregenerasi ketebalan normal dengan corneum lapisan luar yang baru. Proses ini akan berlangsung selama 7 - 10 hari. Luka bakar seperti ini dideskripsikan sebagai luka bakar superfisialis.1,3

Jika cedera pada lapisan yang lebih dalam, bagian luar epitelium dan lapisan dermis dibawahnya akan rusak. Respon peradangan akan menjadi lebih besar dengan adanya pelebaran kapiler, hilangnya integritas dinding kapiler, yang mengarah ke kebocoran plasma yang berlebihan dari intravaskular ke ruang interstisial di daerah luka bakar. Plasma ini terdiri dari air dan elektrolit seperti kalium dan natrium tetapi dapat juga mengandung protein. Konsekuensi dan gambar klinis akan tergantung pada seberapa dalam cedera meluas ke dermisngkin akan terlepas dari dermis dan terjadi pengumpulan cairan sebagai akibat dari respons. Jika sel yang mati dekat dengan celah dermal-epidermal junction, lapisan tipis dari sel-sel mati mu peradangan. Hal ini menghasilkan permukaan blister. Di bawah lapisan blister adalah lapisan dermal masih hidup Sel epidermis ini dapat segera bertambah banyak dan bermigrasi untuk mereformasi sebuah lapisan konfluen yang akan secara bertahap menebal untuk menghasilkan sebuah baru tetapi sedikit lebih tipis dan sedikit lebih halus epidermis . Bila proses ini tidak diikuti dengan infeksi, maka penyembuhan luka akan berlangsung selama 10 hari sampai dengan 6 minggu, tergantung kedalaman luka pada dermis dan luas dari area yang cedera. Luka bakar ini dideskripsikan sebagai luka bakar sebagian.1 Pada luka bakar yang lebih dalam lagi, terjadi kerusakan sel hingga lapisan subkutan. Jika kerusakan dan kematian sel meluas dan lebih dalam bahkan melebihi lapisan dermis, semua lapisan kulit hilang. Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan. Saat jaringan yang rusak ini telah melalui proses penyembuhan dan mengering,maka akan terbentuk suatu jaringan kasar tebal disebut eschar. Jika dibiarkan, eschar ini secara bertahap berpisah. Epitelium pada tepi luka bakar ini akan berpindah dengan pelan ke dalam luka dalam upaya untuk menghasilkan penutupan luka. Hasil dari proses penyembuhan pada luka bakar dalam ini adalah adanya lapisan jaringan parut kotor dan kontraktur.1 Sebagian besar luka bakar merupakan kombinasi dari ketiga derajat di atas. Pada bagian pinggir sering kali terjadi luka bakar superfisial, sementara pada pusatnya, pada tempat terjadinya kontak, timbul parsial atau full thickness burn. Penentuan derajat luka bakar yang terbaru ialah tidak dengan "20 persen luka
7

bakar derajat 3", tetapi "estimasi/perkiraan 20 persen luka bakar campuran superficial dan full thickness burn".1,3

5. Pembagian zona kerusakan

Terdapat pembagian zona kerusakan yaitu:1 Zona Koagulasi Merupakan daerah yang langsung mengalami kontak dengan sumber panas dan terjadi kematian selular. Zona Stasis Zona ini mengalami kerusakan endotel pembuluh darah, trombosit,leukosit sehingga terjadi gangguan perfusi, diikuti perubahan permabilitas kapiler dan respon inflamasi lokal. Proses ini berlangsungselama 12-24 jam pasca cidera, dan mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan. Zona Hiperemia Daerah ini ikut mengalami reaksi berupa vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi seluler.

6. Penatalaksanaan Prehospital Seorang yang sedang terbakar akan merasa panik, dan akan belari untuk mencari air. Hal ini akan sebaliknya akan memperbesar kobaran api karena tertiup oleh angin. Oleh karena itu, segeralah hentikan (stop), jatuhkan (drop), dan gulingkan (roll) orang itu agar api segera padam. Bila memiliki karung basah, segera gunakan air atau bahan kain basah untuk memadamkan apinya. Sedanguntuk kasus luka bakar karena bahan kimia atau benda dingin, segera basuh dan jauhkan bahan kimia atau benda dingin. Matikan sumber listrik dan bawa orang yang mengalami luka bakar dengan menggunakan selimut basah pada daerah luka bakar. Jangan membawa orang dengan luka bakar dalam
8

keadaan terbuka karena dapat menyebabkan evaporasi cairan tubuh yang terekspose udara luar dan menyebabkan dehidrasi. Orang dengan luka bakar biasanya diberikan obat-obatan penahan rasa sakit jenis analgetik : Antalgin, aspirin, asam mefenamat samapai penggunaan morfin oleh tenaga medis.1,2,3,4,5 Hospital Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya harus dicek primary survey seperti:
1. 2. 3.

Airway (jalan nafas pasien) Breathing (nafas) Circulation (sirkulasi)

4.Disabilitas dan status neurologis 5.Exposure (lingkungan) Pada airway, maka yang dilakukan adalah memastikan jalan nafas pasien tidak terganggu. Pastikan tidak ada benda-benda asing yang terdapat pada rongga mulut pasien.bila ada, maka sesegera mungkin dikeluarkan. Pada pasien yang tidak sadar, dilakukan chin lift dan jaw thrust untuk melapangkan jalan nafas. Apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera pasang endotracheal tube. Tanda-tanda adanya trauma inhalasi antara lain adalah riwayat terkurung dalam api, luka bakar pada wajah, bulu hidung yang terbakar, dan sputum yang hitam.1,2,3 Pada breathing, dilakukan pemeriksaan nafas pasien. Walaupun jalan nafas sudah bersih dan paten, pernafasan masih mungkin belum adekuat. Untuk menilai kecukupan bernapas dan ventilasi , periksa pergerakan dada sat bernafas. Jika fasilitas tersedia, berikan oksigen tambahan menggunakan masker wajah . Jika ada tanda-tanda dari obstruksi pernapasan atau tidak memadai , ventilasi awal melalui masker harus diberikan dan segera lakukan persiapan untuk pemasangan endotracheal intubation dan ventilator . Keterlambatan

dalam intubation sangat memungkinkan untuk terjadinya edema pharyngeal sehingga mengharuskan dilakukannya tracheostomy atau cricothyroidotomy.1,2,3 Inhalasi uap panas dan asap dapat menyebabkan peradangan dan obstruksi pada jalan nafas yang menyebabkan terganggunya ventilasi. Asap juga dapat mengiritasi paru-paru sehingga dapat mengganggu proses pertukaran gas. Gejala yang terpenting yang harus diperhatikan adalah hipoksia termasuk peningkatan frekuensi dan perubahan pada pola pernafasan, terutama pernafasan yang lambar memburuk. Sianosis adalah gejala hipoksia yang lanjut pada penderita trauma. Periksa juga apakah ada trauma-trauma lain yang dapat menghambat gerakan pernapasan, misalnya pneumothorax, hematothorax, dan fraktur costae.1,2,3 Pada sirkulasinya, periksa keadaan sistem peredaran darah . luka bakar menimbulkan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan edema. Periksa denyut nadi dan tekanan darah. Jika nadi lemah atau tekanan darah yang rendah , cairan langsung resusitasi harus dimulai. Manajemen cairan pada pasien luka bakar, dapat diberikan dengan Formula Baxter. Rumusan dari Formula Baxter adalah Total cairan = 4cc x berat badan x luas luka bakar. Berikan 50% dari total cairan dalam 8 jam pertama, dan sisanya dalam 16 jam berikutnya.1,2,3 Pada disabilitas, tingkatkan dan rekam tingkat kesadaran , yang mungkin akan terpengaruh oleh cedera otak langsung atau hasil dari hipoksia sekunder untuk komplikasi pernafasan. Motade sederhana untuk mendeskripsikan kesadaran adalah: a) b) c) d) Alert (sadar) Merespon rangsangan suara Merespon rangsangan nyeri Tidak merespon segala rangsangan

10

Sedangkan untuk lingkungan sekitar pasien, maka yang harus dilakukan adalah melepas semua pakaian yang digunakan untuk mempermudah penanganan. Bersihkan semua benda asing yang mungkin menempel pada tubuh pasien.1,2,3 Secondary Survey Setelah mendapatkan penatalaksanaan primary survey yang bertujuan untuk menangani keadaan yang mengancam nyawa, penilaian yang berkesinambungan harus digali.1,5 Riwayat Beberapa riwayat penting yang harus ditanyakan yaitu : A allergies M medication P past illnesses L last meal E events/environment ( lingkungan yang berkaitan dengan

terjadinya injuri, misalnya : paparan panas, agen penyebab, pertolongan pertama yang diberikan, dan jenis pakaan yang digunakan pada saat itu). Pemeriksaan fisik Pada kasus luka bakar, sangat diperlukan pemeriksaan yang menyeluruh untuk mengetahui seberapa luas luka bakar dan untuk mendeteksi adanya penyakit atau trauma yang terkait.4,5 Kepala dan Leher Pertama-tama yang harus dinilai yaitu tanda umum dari injuri. Setelah itu periksa luka bakar pada kornea, eksplorasi apakah terdapat indikasi injuri inhalasi (luka bakar atau melepuh pada hidung dan mulut, rambut hidung yang terbakar, melepuh atau edema pada lidah, faring, atau mulut). Periksa secara hati-hati untuk mengetahui apakah terdapat cervical spine injury.4,5

11

Dada Dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada region dada, menlai adanya luka bakar dan melihat apakah terdapat gangguan respirasi atau tidak. Lihat adanya fraktur pada rib, dengarkan suara nafas dan tanda-tanda indikasi injuri inhalasi pada saluran nafas bawah.4,5 Abdomen Periksa apakah terdapat tanda intra-abdominal injuries jika luka bakar berasosiasi dengan trauma. Nilai apakah luka bakar pada abdomen merestriksi respirasi atau tidak.4 Perineum Periksa apakah terdapat luka bakar pada perineal dan atau jejas yang lainnya. Ekstrimitas Pemeriksaan yang dilakukan meliputi injuri jaringan lunak dan tulang. Nilai apakah luka bakar bersifat dalam atau superfisial. Luka bakar akan diikuti oleh konstriksi oleh karena terjadi penyusutan kulit. Kemudian proses edema akan mengikuti luka bakar, konstriksi ini akan menyebabkan kerusakan aliran darah vena dari ekstrimitas, dan akan mengakibatkan pembengkakan ataupun dapat menyebabkan berhentinya pengisian ke aliran darah arteri. Hal ini akan berujumg pada iskemia jaringan dan nekrosis.gangguan perfusi pada ekstrimitas ini akan diikuti oleh rasa nyeri dan parestesia, lalu berkembang menjadi mati rasa, denyut nadi melemah, dan paralisis. Apabila aliran darah balik vena dari ekstrimitas mengalami sumbatan, haruslah dilakukan escharotomy atau pemisahan jaringan yang terbakar untuk mengembalikan sirkulasi pada keadaan yang adekuat.1,4,5

12

7. Penilaian Luka Bakar

Derajat keparahan luka bakar ditentukan oleh luas dan dalamnya luka bakar tersebut.4 Penilaian Terhadap Luasnya Luka Bakar Luas luka bakar dideskripsikan oleh TBSA (percentage of total body surface area). Pada dewasa, hal ini dapat dikalkulasikan secara kasar dengan menggunakan rule of nine (gambar.1). setiap lengan dianggap setara dengan 9% dari luas area tubuh, kepala 9%, badan bagian depan dan belakang masingmasing 18%, masing-masing kaki sama dengan 18%. Hal ini merupakan penilaian yang akurat dan sederhana. Estimasi dari luka bakar yang kecil dan ireguler ditunjukkan dengan menggunakan ukuran dari telapak tangan, dimana diperkirakan ukurannya sekitar 1% dari luas area tubuh. Penggunaan Lund & Browder body charts dirasa lebih akurat untuk menilai luasnya luka bakar oleh karena menggunakan table persentase ekstrimitas, batang tubuh, dan kepala yang tela disesuaikan dengan usia.

13

Gambar 2. Rule of nine4

Penilaian Terhadap Kedalaman Luka Bakar Saat ini belum didapatkan alat pengukuran yang akurat untuk mengukur kedalaman suatu luka bakar, sehingga para klinisi harus menilainya menggunakan gambaran klinis yang ada. Kedalaman luka bakar diklasifikasikan menjadi tiga yaitu : superficial, partial-thickness or full-thickness.4 a) Gambaran Klinis Luka Bakar Superfisial Kerusakannya terbatas hanya pada epidermis saja, luka bakar seperti ini dapat diakibatkan oleh sinar matahari atau oleh karena kebakaran minor. Dapat diidentifikasi secara klinis dengan : Eritema, dimana dapat menjadi hilang dengan tekanan Sensitive terhadap sentuhan
14

Tidak terdapat bula

b) Gambaran Klinis Luka Bakar Partial-thickness

Kerusakan meliputi seluruh bagian epidermis dan sebagian dermis, karakteristiknya : Dijumpai bula yang menandakan keterlibatan lapisan dermis

superficial Permukaannya lembab Terdapat capillary return pada luka bakar superficial, partial-

thickness tetapi tidak dijumpai pada luka bakar full-thickness darah Terjadi perdarahan ketika disuntikkan dengan jarum Terdapat rasa nyeri karena ujung saraf sensoris teriritasi Warna kulit bervariasi dari merah muda pucat hingga merah

c) Gambaran Klinis Luka Bakar Full-thickness

Kematian komplit yang meliputi epidermis dan seluruh dermis, karakteristiknya : Kulit berwarna pucat (putih sampai dengan abu) Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang

dikenal sebagai eskar Hilang sensasi dan tidak dijumpai rasa nyeri oleh karena

rusaknya ujung-ujung saraf sensoris Tidak terdapat perdarahan ketika disuntikkan dengan jarum

15

8. Terapi Definitif luka bakar Setelah kita mengetahui masalah klinis yang ditimbulkan, rencana terapi yang bisa dirumuskan antara lain resusitasi cairan, manajemen nyeri dan penanganan dari luka-luka bakar tersebut.4,5 Resusitasi Cairan Resusitasi cairan adalah penanganan primer penting pada pasien luka bakar. Luka bakar pada orang dewasa yang TBSA lebih dari 10-15% dan pada anakanak TBSA lebih besar dari 10% memerlukan cairan resusitasi untuk menghindari komplikasi hipovolemia sistemik. Ada sejumlah formula resusitasi yang telah dikembangkan sebagai panduan untuk menilai volume cairan yang diperlukan untuk menjaga output jantung yang cukup selama fase awal pasca terbakar (pertama 48 jam). Tidak ada rumus resusitasi yang telah terbukti meyakinkan memiliki manfaat kelangsungan hidup. digunakan adalah: Dewasa: 3-4 mL Hartmans solusi / kg berat badan / % luka bakar.4 Anak: Seperti di atas + cairan pemeliharaan sesuai berat badan menggunakan glukosa 4% pada seperempat atau seperlima normal saline.4 Volume cairan ini dimulai dari saat luka bakar terjadi. Setengah dari volume yang dihitung diberikan 8 jam pertama dan setengah sisanya dalam 16 jam berikutnya. Cairan harus diberikan melalui kanul didaerah perifer, sebaiknya dimasukkan melalui jaringan yang tidak mengalami luka bakar. Akses vena sentral sangat membantu dalam penanganan luka bakar yang besar.4 Monitoring resusitasi cairan yang cukup Volume cairan yang sebenarnya dibutuhkan untuk resusitasi yang adekuat pada luka bakar mungkin berbeda dari yang dihitung karena ketidakakuratan dari penilaian luka bakar itu sendiri dan kemungkinan adanya cedera inhalasi, yang akan menyebabkan respon inflamasi generalisasi yang lebih besar. Pemakaian Rumus sesuai panduan umum atau pada awal resusitasi harus diubah sesuai dengan respon klinis yang terjadi. Metode yang paling mudah dan paling dapat diandalkan untuk menilai kecukupan resusitasi cairan adalah dengan cara
16

Rumus yang umum

pemantauan urin output. Dengan demikian, untuk luka bakar lebih dari 15% harus dilakukan pemasangan urin kateter dan aliran urin harus 0.5-1 mL /kg per jam (dewasa) dan 1,0-2 ml /kg per jam pada anak-anak (<30 kg). Volume urin yang lebih besar dari ini harus dihindari, karena resusitasi yang berlebihan akan menyebabkan edema jaringan yang tidak perlu dan kemungkinan edema paru. Urin yang berwarna Merah atau coklat menunjukkan adanya hemoglobin atau mioglobin, yang menunjukan adanya kemungkinan cedera otot. Hal ini biasanya diikuti oleh elektrocution atau adanya kompartemen sindrom. Terjadi Haemochromogens jika terkonsentrasi, dapat menjadi simpanan di proksimal tubulus ginjal, menyebabkan gagal ginjal akut. Jika terjadi haemochromogens, urin output harus dipertahankan pada level yang lebih tinggi, yaitu 1-2 ml / kg pada orang dewasa sampai kencing hilang. Manitol atau frusemid mungkin menjadi pilihan untuk mempertahankan urin output yang adekuat.1,4,5 Kontrol nyeri Seperti pada semua nyeri pada trauma mayor, kontrol yang terbaik dicapai awalnya dengan dosis tambahan narkotika intravena, yang diikuti dengan infus kontinu atau analgesia adalah tepat.4 Pengelolaan luka bakar Pengelolaan luka bakar ditentukan dari penilaian klinis kedalaman luka bakar dan patofisiologi dari luka bakar. Perawatan luka bakar dangkal Oklusif non-adherent dressing diterapkan untuk luka. Meninggikan anggota badan yang terbakar akan dapat meminimalkan terjadinya edema. Luka tersebut harus ditangani dalam 7-10 hari Pengobatan luka bakar partial-thickness Bula luka bakar dan kulit-kulit dengan sensasi yang utuh harus sembuh secara spontan dalam 10-14 hari. Pengenalan yang efektif terhadap agen antiseptik topikal telah menjadi salah satu hal utama dalam penatalaksanaan luka bakar. Saat ini belum terdapat agen yang secara efektif bisa menghancurkan semua bakteri dan jamur, akan tetapi digunakan silversulphadiazine.
17

Silversulphadiazine merupakan kombinasi perak nitrat 1% dengan senyawa organic sulfadiazin sulfonamide yang dikatakan dapat mencakup hampir seluruh spektrum. Krim ini bersifat mendinginkan, menyejukkan memiliki kemungkinan minimal terhadap sensitivitas kontak atau toksisitas sistemik. Permukaan krim ini sangat efektif sebagai agen antibakteri, dan harus diaplikasikan pada luka bakar sesegera mungkin.4,5 Perawatan luka bakar dermal dan full-thickness Luka bakar yang meluas ke dalam sampai dermis akan memerlukan waktu yang sangat lama untuk sembuh spontan. Penyembuhan luka berhubungan dengan jaringan parut dan deformitas sehingga diperlukan eksisi pembedahan dan grafting untuk mendapatkan hasil kosmetik yang lebih baik. Luka bakar fullthickness secara absolute memerlukan eksisi dan grafting untuk mencapai penyembuhan luka. Operasi semacam itu idealnya dilakukan sesegera mungkin untuk meminimalkan risiko infeksi dan mempercepat pemulihan pasien secara penuh. Teknik pembedahan yang dilakukan meliputi penghilangan jaringan yang terbakar dan mentransplantasi kulit dari jaringan yang sehat untuk menutupi area yang terbuka tadi. Untuk luka bakar partial-thickness, dilakukan teknik eksisi tangensial, di mana lapisan tipis dari luka bakar dihilangkan hingga tercapai lapisan bebas pendarahan. Untuk luka bakar yang dalam dan full-thickness dilakukan eksisi fasia. Kulit donor dapat diambil dari berbagai bagian tubuh pasien. Kulit pada bagian paha lebih sering digunakan, tetapi pada luka bakar yang sangat luas, semua bagian kulit yang tidak terbakar kecuali bagian wajah dapat digunakan. Kulit donor harus mengandung sel-sel epitel basal agar dapat menghasilkan lapisan epidermis baru. Lokasi donor akan sembuh karena terjadi migrasi yang cepat dari keratinosit yang tersisa dan lokasi donor tersebut dapat diambil lagi ketika kulitnya sudah sembuh. Ini mungkin hanya dalam 7-10 hari, tergantung pada ketebalan dari kulit yang diambil dan tekstur kulit dari lokasi donor tersebut. Untuk mencegah darah dan cairan terakumulasi di bawah graft, kulit donor biasanya masuk melalui mesin meshing yang menghasilkan beberapa celah di graft. Tergantung dari panjang celah, kulit yang dapat diperluas, yang memungkinkan area yang lebih besar

18

untuk ditutupi. Teknik ini berguna pada luka bakar yang luas dimana lokasi donor terbatas. 4,5 Bedah Plastik Jika penatalaksanaan luka dilakukan secara tepat, sebagian besar pasien akan merasa puas atas penyembuhan primer dari lukanya. Pasien dengan derajat luka bakar yang berat akan dapat mengalami kerusakan tendon, terutama pada dorsum manus, sekitar siku kaki, sehimgga dalam hal ini tidak tepat jika dilakukan teknik split-thickness grafting. Sehingga indikasi pada keadaan ini yaitu vascularised skin flap. Teknik bedah rekonstruksi juga diperlukan untuk mengatasi kontraktur dan deformitas, khususnya pada leher depan dan lipatan axial. Kontraktur dan deformitas yang minimal didapatkan jika penutupan luka dilakukan sedini mungkin dan dilakukan teknik stretching aktif dan splinting yang tepat.4,5

19

Você também pode gostar