Você está na página 1de 2

Asas Hak Asasi Manusia dalam Piagam Madinah Hikmah dari kemanusiaan yang ada dalam Islam adalah;

Persaudaraan, Kebebasan dan Persamaan.[39] Dan Islam, menyeru kepada ketiganya itu, menempatkannya dalam gambaran yang nyata, dan melindunginya dengan akidah dan syariatnya dengan kuat, dengan tidak hanya mencantumkannya dalam hukum-hukumnya sebagai syair-syair, bahkan Islam telah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari para umatnya.[40] Ada dua asas yang sangat mendasar dalam Piagam Madinah, yang tidak terdapat di Negara manapun kecuali Negara yang didirikan dengan dasar agama, pertama, kebebasan beragama, kedua, adalah asas yang mendasari adanya pemikiran kemanusiaan dan persaudaraan, asas yang melindungi persamaan hak dan persamaan kewajiban atas segenap individu dari seluruh warga Negara.[41] Pada hakikatnya Piagam Madinah itu mempunyai empat rumusan utama, yang merupakan inti dari keseluruhan pasal yang ada, yaitu; a. Persatuan umat Islam dari berbagai kabilah menjadi umat yang satu.

b. Menumbuhkan sikap toleransi dan tolong-menolong antara komunitas masyarakat yang baru. c. Terjaminnya kemanan dan ketentraman Negara, dengan diwajibkannya setiap individu untuk membela Negara. d. Adanya persamaan dan kebebasan bagi semua pemeluk agama, dalam kehidupan sehari-hari bersama masyarakat muslim. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa Hak Asasi Manusia yang terkandung dalam Piagam Madinah adalah; 1. Persamaan, 2. Kebebasan beragama, 3. Hak Ekonomi, 4. Dan Hak hidup.

Aplikasi Hak Asasi Manusia dalam Piagam Madinah Persamaan Hak. Islam adalah agama kemanusiaan, asas dari kemanusiaan ini dalam Islam adalah penghormatannya terhadap manusia melebihi dari pada yang lainnya, tanpa melihat perbedaan warna kulit, ras, suku, jenis kelamin dan kasta. Dalam surah Al-Hujurat ayat 13 diterangkan bahwa, Allah menciptakan semua manusia bebeda-beda dan bersuku bangsa bukanlah untuk saling menindas, saling menghina, dan saling menjatuhkan. Tapi, perbedaan

ini ditujukan semata-mata agar semua manusia saling mengenal antara yang satu dengan yang lainnya, dan saling melengkapi kekurangan dan kelebihan masing-masing. Tak terbantahkan lagi, bahwa dalam Islam semua manusia bersaudara, mereka adalah anak dari satu ayah dan satu ibu yang sama, yaitu Adam dan Hawa. Ini sebagai mana yang telah diterangkan Allah dalam Al-Quran surah An-Nisa ayat yang pertama. Sebagai contoh nyata, dapat kita lihat pada masa Rasulullah, yaitu pada waktu hijrah dari Mekah ke Madinah. Kaum Anshar yang pada saat itu menerima kedatangan saudaranya Muhajirin dengan tangan terbuka, dan bahkan diantara mereka ada yang memberikan sebagian hartanya untuk menolong saudaranya yang meninggalkan semua harta bendanya demi menjaga keutuhan iman mereka dari rongrongan kaum musrik Mekah. Maka, dengan hangatnya sambutan Anshar atas saudara mereka Muhajirin yang berhijrah demi agama dari Mekah ke Madinah inilah yang menjadikan mereka (Anshar) sebagai suritauladan yang sangat baik dalam penegakan Hak Asasi Manusia dalam Islam dengan tidak membedakan status sosial yang ada, mereka dengan suka rela menolong saudara mereka seiman yang sedang mempertahankan iman mereka.

Hubungan Antara umat Islam dan Yahudi Pada hakekatnya hijrah Nabi ke Madinah adalah suatu peristiwa yang sangat besar, dan ini telah didahului oleh hijrah yang lain, seperti halnya hijrah Nabi ke Thaif. Nabi sendiri, memilih Madinah sebagai tujuan hijrah bukan atas kemauan beliau sendiri, namun merupakan sebuah petunjuk dari Allah kepada Nabi untuk berhijrah ke Madinah. Setelah hijrahnya Nabi ke Madinah, kebanyakan dari wahyu yang beliau terima juga bukan lagi berkenaan dengan masalah syariat, namun telah didominasi oleh isu-isu yang berkenaan dengan kemanusiaan dan kemasyarakatan. Yang tentunya mendukung posisi Nabi pada saat itu sebagai seorang pemimpin sebuah Negara yang baru lahir itu. Selain golongan Anshar dan Muhajirin yang mendiami Madinah, namun disana telah banyak hidup golongan-golongan dari kaum Yahidi yang jumlahnya mencapai ratusan kabilah yang tersebar di sekitar kota Madinah, untuk itulah Nabi Muhammad SAW membuat suatu perjanjian yang saling melindungi hak-hak masing-masing dan demi tercapainya kedamaian di bumi Madinah, yang desebut dengan Piagam Madinah. Inilah yang menjadi dasar hubungan antara golongan Islam dengan Yahudi di Madinah. Sebagai contoh yaitu, adanya kesamaan hak antara kaum Muslimin dan Yahudi dalam pembiayaan perang dengan Kuraisy dan dalam menjalin hubungan dengan Kuraisy.

Você também pode gostar