Você está na página 1de 11

TUGAS 2 KELOMPOK MK TEKNOLOGI PERBENIHAN III

GAMBAR DAN PRINSIP KERJA ALAT/MESIN PERONTOK (Tresher) PADA TANAMAN JAGUNG, PADI, DAN LADA

KELAS F KELOMPOK 5

Whitea Yasmine S. Ayuni Rosddiena Anggi Harapan P. Widya Pertiwi Ujang Yayat A.

150510100233 150510100242 150510100248 150510100249 150510100265

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN OKTOBER, 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala karunia-Nya penulis di beri kesehatan untuk menyusun makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam penulis curahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin memberikan sedikit ilmu pengetahuan tentang Gambar dan Prinsip Kerja Alat/Mesin Perontok (Tresher) pada Tanaman Jagung, Padi, dan Lada. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Anne Nuraeni, M.S. selaku dosen mata kuliah Teknologi Perbenihan III yang telah memberikan dukungan untuk membuat makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bukan hanya untuk penulis melainkan untuk semua yang membacanya, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam menyusun makalah ini.

Jatinangor, Oktober 2012

Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1 1.1 Latar Belakang................................................................................................1 1.2 Tujuan .............................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Alat/Mesin Perontok Jagung ..........................................................................3 2.2 Alat/Mesin Perontok Padi...............................................................................3 2.3 Alat/Mesin Perontok Lada ..............................................................................3 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan .....................................................................................................7 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................15

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Faktor efisiensi pelaksanaan kegiatan di lapangan menjadi faktor utama dalam pemilihan jenis, sistem dan alat yang dapat mendukung kegiatan pasca panen suatu komoditas. Salah satu tahapan kegiatan penanganan pasca panen yaitu perontokan. Tingkat kehilangan hasil yang diakibatkan oleh belum tepatnya dalam pelaksanaan kegiatan perontokan dapat mencapai 5%. Beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas dan kinerja kegiatan perontokan diantaranya yaitu varietas dari tanaman yang akan dirontokkan, sistem pemanenan, mekanisme perontokan, penundaan perontokan serta faktor kehilangan hasil. Berdasarkan daya kerontokan dapat diklasifikasikan kedalam tingkat tahan rontok, sedang serta mudah rontok. Sistem panen mempengaruhi faktor keterlambatan perontokan serta faktor kehilangan hasil. Secara garis besar, sistem perontokan terbagi menjadi manual, pedal threser serta mesin power threser. Faktor yang mempengaruhi mesin perontok diantaranya yaitu kapasitas kerja serta faktor kehilangan hasil. Penundaan perontokan dapat mempengaruhi kualitas serta kuantitas hasil. Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan mengenai alat/mesin yang dapat digunakan dalam kegiatan perontokan sehingga saat pelaksanaan di lapangan dapat mempertimbangkan faktor-faktor sebagaimana tertera diatas untuk optimalisasi kinerja pada perontokan.

1.2 Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengenalkan gambar dan prinsip kerja dari alat/mesin yang dapat digunakan dalam kegiatan perontokan pada beberapa komoditas tanaman yang dapat diterapkan.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Alat/Mesin Perontok Jagung 1. Alat Pemipil Tipe Tropical Products Institute (TPI)

Menurut Raharjo (1996), Alat pemipil jagung tipe Tropical Products Institute (TPI) adalah alat pemipil manual yang digunakan pada jagung dengan ukuran tertentu. Dengan demikian, apabila ukuran jagung cukup beragam maka diperlukan alat pemipil jagung tipe TPI lebih dari satu buah. Ukuran tertentu dari jagung tersebut tidak mutlak harus satu ukuran, tetapi dapat dimanfaatkan untuk selang ukuran yang mendekati ukuran rata-rata dari jagung yang ada. a. Cara Kerja Pengoperasian alat pemipil jagung tipe TPI ini sangat mudah, yaitu hanya dengan memasukkan tongkol jagung yang terkupas pada alat pemipil lalu memutamya dengan pemberian tekanan pada kedua tangan operator. Hal penting yang perlu diperhatikan pada saat proses pemipilan ini adalah dilakukannya pengelompokan ukuran tongkol jagung sehingga dapat mempercepat proses pemipilannya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah penyediaan bak penampung dengan diameter yang cukup lebar. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terlempamya jagung yang telah terpipil keluar dari bak penampungan. b. Spesifikasi Teknis Prinsip kerja alat ini cukup sederhana karena jagung yang telah terkupas tinggal dimasukkan pada alat pemipil kemudian diputar dan

disediakan bak penampung untuk menampung jagung yang telah terpipil. Kapasitas alat ini antara 12-15 kg/ jam/orang. 2. Mesin Pemipil Jagung Model PJM4-Balitsereal

Telah

dilakukan

rancang

bangun

mesin

pemipil

jagung

berkapasitas besar untuk wilayah pengembangan jagung yang intensif. Menurut Highlight Balitsereal (2007), Perancangan prototipe mesin pemipil jagung Model PJM4-Balitsereal yang berkapasitas besar dilakukan melalui perbaikan rancangan sistem pengumpanannya, penambahan jumlah gigi perontok (peg tooth), dan memperpanjang ulir pendorong jagung tongkol ke dalam ruang pemipil sehingga jagung tongkol lebih cepat masuk ke dalam ruang selinder perontok. Kapasitas kerja mesin berkisar antara 5,4-7,64 ton jagung tongkol/jam (Varietas BISI-2) dan 5,33-7,24 ton jagung tongkol/jam (Varietas Sukmaraga) pada putaran selinder perontok 500-900 RPM. Terjadinya perbedaan kapasitas efektif mesin dalam memipilan jagung varietas Bisi-2 dan Sukmaraga, karena biji jagung varietas Bisi-2 lebih mudah rontok dibandingkan varietas Sukmaraga pada kisaran 1722,6% kadar air. Biji pecah dan kotoran berupa serpihan janggel masih tercampur dengan jagung pipilan, hal ini disebabkan antara lain adanya perbedaaan dimensi tongkol jagung dari beberapa varietas. Mesin ini dirancang dengan penabahan 6 buah pegas pada sarangan (concave), sehingga berbagai dimensi ukuran jagung tongkol mendapat tekanan yang sama saat berada di ruang pemipilan. Hasil pemipil jagung varietas Bisi-2 dengan mesin PJM4-Balitsereal tergolong mutu I berdasarkan standar SNI pada kadar air 17 %.

3. Mesin Pemipil Jagung Model PJM5-Balitsereal Kapasitas Kecil

Menurut Highlight Balitsereal (2007) Pemipil model PJM5Balitsereal mempunyai berbagai kelebihan dibandingkan mesin pemipil generasi sebelumnya, antara lain design lebih sederhana dan sistem pemisah kotoran lebih baik. Perbaikan rancangan dilakukan pada bagian pemisah kotoran, yaitu sistem pemisahan kotoran dilakukan pada concave yang terbuat dari plat berlubang (diameter 12 mm dan jarak antar pusat lubang 20 mm) sehingga proses penyaringan kotoran dan biji berlangsung dalam satu tahapan pekerjaan. Selain itu juga pebuatan blower dirancang khusus di bagian samping bawah ruang selinder perontok yang berfungsi untuk menghisap dan menyalurkan kotoran melalui slang sunny house (6 meter) ke tempat penampungan kotoran sehingga tidak mengganggu kerja operator. Mutu hasil pipilan/cukup baik (berkisar I-III menurut standar SNI) dan mesin ini dapat dimanfaatkan untuk prosesing benih. 4.

2.2 Alat/Mesin Perontok pada Padi 1. Mesin Perontok Tipe Sisir (Stripper Raspbar)

Menurut Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Spesifikasi dari mesin perontok tipe Sisir ini adalah: Penggerak : motor bensin (campur) 40 cc Kapasitas kerja : 120-200 kg/jam Kebutuhan tenaga : 2-3 orang Dimensi - Panjang : 900 mm - Lebar (baki tertutup) : 1.120 mm - Tinggi (baki tertutup) : 1.300 mm Berat termasuk mesin : 26 kg Komponen - Silinder perontok (drum terbuka) : 300-400 rpm - Diameter : 360 mm - Panjang : 500 mm - Jumlah baris gigi perontok : 8 baris - Jumlah gigi/baris : 10 gigi - Tinggi gigi perontok : 100 mm - Jarak antargigi : 40 mm - Sistem penyaluran hasil perontokan : gravitasi Tipe unit pemasukan bahan : tipe dipegang tangan (hold on) - Meja pengumpanan : 700 mm x 200 mm x 900 mm Mesin perontok padi tipe sisir merupakan salah satu alternatif teknologi untuk mengatasi masalah dalam perontokan padi yang gabahnya sulit rontok. Konstruksinya sederhana, hemat bahan bakar, dapat dilipat, ringan, dan mudah dioperasikan. 1. 2.3 Alat/Mesin Perontok Lada 1. Alat Perontok Lada Tipe Tradisional

2. Alat Perontok Lada Tipe Pedal

3. Alat Perontok Lada Tipe Poros Asentris

Keterrangan: 1 = Karet Perontok 11 = Bidang miring 2 = Lengkung pengarah 12 = Bak dan saringan getar 3 = Tutup silinder perontok 13 = Puli poros asentris 4 = Puli perontok 14 = Poros asentris 5 = Silinder perontok 15 = Per getar 6 = Kipas pendorong 16 = Klaher duduk 7 = Poros silinder 17 = Lubang pengeluaran bahan 8 = Lubang pemasukkan bahan 18 = Motor Penggerak 9 = Bidang perontok 19 = Puli motor 10 = Ruang pengeluaran tangkai 20 = Kerangka alat Pada penggunaannya, sistem poros asentris untuk menghasilkan getaran yang lebih sempurna dengan tujuan untuk mengurangi tangkai lada yang jatuh pada bak penampungan. Komponen alat perontok lada terdiri atas kerangka alat, silinder perontok, gigi perontok, bidang perontok, bak dan saringan getar, tutup silinder, poros asentris rangkaian penggerak, pemasukan bahan, serta pengeluaran tangkai dan lada Adapun dalam mengoperasikan alat ini adalah dengan langkah pertama mengisikan oli mesin dan bensin pada motor penggerak, lalu engine stop diputar ke kanan, tuas gas digeser sedikit dan tali kontak ditarik. Setelah motor hidup, tuas gas diatur, putaran silinder perontok diatur antara 350-400 rpm. Lada bertangkai dimasukkan ke tempat pemasukan bahan. Putaran ini menghasilkan kapasitas perontokan 400 kg/jam.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Highlight Balitsereal. 2007. Inovasi Teknologi Produksi Jagung. Balai Penelitian Tanaman Sereal Raharjo, Kisdiyani. 1996. Alsintan Pemipil dan Penggiling Jagung. Penebar Swadaya.

Você também pode gostar