Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN Pemeriksaan terhadap protein merupakan salah satu pemeriksan laboratorium kimia klinik. Protein merupakan salah satu kelompok bahan mikronutrien. Tidak seperti bahan mikronutrien lain (lemak dan karbohidrat), protein memiliki peran penting dalam pembentukan asam asam amino yang bergandengan dengan hubungan peptide. Albumin adalah protein yang paling banyak ditemukan dalam plasma darah. Fungsi utama albumin adalah untuk transport molekul molekul kecil dalam plasma darah dan cairan ekstraselluler dan untuk mempertahankan tekanan osmotic dalam kapiler. Dalam pemeriksaan laboratorium 3 hal yang perlu diperhatikan yaitu faktor pra analitik, faktor analitik dan faktor pasca analitik. Faktor pra analitik dalam pemeriksaan laboratorium perlu diperhatikan karena menurut data penelitian kesalahan pada faktor pra analitik ini mencapai 63 %. Faktor praanalitik meliputi : persiapan pasien, pengumpulan sampel, penanganan dan pemyimpanan sampel. Dalam pengumpulan sampel, posisi pengambilan pasien dapat bervariasi bergantung pada kondisi pasien saat itu. Pada pasien rawat inap, pengambilan sampel lebih banyak dengan posisi berbaring sedangkan pada pasien di laboratorium lebih banyak dengan posisi duduk Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaaan kadar albumin dengan pengambilan sampel posisi pasien berbaring dan duduk
PROSEDUR PENELITIAN Pengambilan Sampel Pasien diminta berbaring terlebih dahulu selama 7 jam, lalu diambil sampel darahnya. Pada daerah fossa cubiti disterilisasikan menggunakan kapas yang telah dibasahi dengan alcohol 70% dan biarkan sampai kering. Kemudian dipasang pembendung pada lengan atas kurang lebih sepertiga bagian diatas siku dan meminta tangan pasien untuk mengepal ngepalkan tangannya. Kemudian masukan spuit jarum 3 cc ke dalam vena dengan lubang jarum menghadap keatas. Setelah sampel darah didapatkan, lepaskan ikatan pembendung kemudian tarik spuit secara perlahan lahan sampai mendapatkan 2 cc darah. Kemudian lepaskan spuit dan darah dialirkan ke dalam tabung reaksi yang bersih melalui dinding dindingnya secara perlahan. Setelah itu pasien diminta duduk selama 30 menit dan dilakukan kembali pengambilan darah vena sebanyak 2 cc.
Pembuatan Serum Darah dibiarkan membeku pada suhu kamar selama 30 menit, kemudian disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Kemudian serum dipisahkan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Prosedur Pemeriksaan Kadar Albumin Metode yang dipakai adalah Brom Cressol Green (BCG). Prinsip pemeriksaannya adalah Brom Cressol Green dengan albumin dalam larutan buffer citrate membentuk kompleks warna absorbansi, dari warna absorbansi dalam kompleks warna ini proporsional dengan konsentrasi albumin dalam sampel. Pemeriksaan menggunakan reagen warna dan standar dari HUMAN, dan diperiksa menggunakan fotometer clinicon 4010 dengan panjang gelombang 546, program C/St dan standard 4 gr/dl. Menggunakan 3 tabung, untuk sampel, standard dan reagen warna. RB Sampel Standard Reagen Warna 1000 l STD 10 l 1000 l SMPL 10 l 1000 l
Masing masing tabung dihomogenkan, lalu diinkubasikan dalam suhu kamar selama 5 menit. Kemudian diperiksa kadar albuminnya dengan menggunakan fotometer.
Pengolahan dan Analisa Data Semua data ditampilkan dalam bentuk rata rata dan standard deviasi Data rata rata kadar albumin dalam posisi berbaring dan duduk dianalisa dengan menggunakan paired t test.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pemeriksaan kadar albumin didapatkan perbedaan pada pengambilan posisi berbaring dan duduk.
N Berbaring Duduk 30 30
Standar Deviasi
P Value 0,002
0,14 0,14
Analisa statistik menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara posisi pemgambilan sampel berbaring dan duduk. Dimana kadar albumin serum posisi pasien berbaring lebih rendah dibanding posisi pasien duduk Penelitian ini membuktikan bahwa posisi pengambilan sampel mempengaruhi hasil pemeriksaan kadar albumin. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Baron bahwa kadar albumin dapat turun 10 15 % setelah berbaring karena pada posisi berbaring terjadi redistribusi air dalam tubuh sehingga menyebabkan peningkatan cairan dan penurunan protein plasma karena adanya transfer cairan dari ekstravaskuler ke intravaskuler
KESIMPULAN Pengambilan sampel posisi berbaring dapat menurunkan kadar albumin serum pasien dibandingkan dengan posisi duduk.
DAFTAR PUSTAKA Baron, D.N , 1990, Patologi Klinik, Jakarta : EGC Damautomo, 2003, Protein Albumin Dalam Darah, Jakarta : EGC Hardjoeno, dkk, 2001, Pemeriksaan Laboratorium Klinik, Jakarta : PT. Gramedia Utama Narayanan, 2000, Lipid dan Dislipidemia, 2000, Jakarta : EGC