Você está na página 1de 20

REFERAT ILEUS OBSTRUKTIF

PENYUSUN : I GEDE NGURAH PROBO S P (030.08.194) PEMBIMBING : DR DADDY SAMUEL CAROL SP.B

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BEKASI UNIVERSITAS TRISAKTI 2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan petunjuk - Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, dengan judul Ileus Obstruktif tepat pada waktunya Pada kesempatan ini, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada dr. Daddy Samuel Carol atas bimbingannya selama ini, serta kepada seluruh dokter pengajar yang telah bersedia memberikan kesempatan dan waktunya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Selain itu penyusun juga mengucapkan terima kasih untuk teman - teman dan keluarga yang selalu memberikan support kepada penyusun. Referat ini dibuat sebagai salah satu syarat mengikuti kepaniteraan di RSUD Bekasi. Penyusun sadar dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan sarannya agar makalah ini dapat menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya

Bekasi, 18 Juli 2012

(I Gede Ngurah Probo Suteja Putra)

Daftar isi
Kata Pengantar Bab I Pendahuluan Bab II Tinjauan Pustaka Anatomi dan Fisiologi Definisi ileus Klasifikasi Etiologi Patofisiologi Diagnosis Penanganan ileus Komplikasi Prognosis Bab III Kesimpulan Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN
Akut abdomen adalah suatu kelainan nontraumatik yang timbul mendadak dengan gejala utama di daerah abdomen dan memerlukan tindakan bedah segera. Istilah gawat abdomen atau gawat perut menggambarkan keadaan klinik akibat kegawatan dirongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama. Keadaan ini memerlukan penanggulangan segera yang sering berupa tindakan bedah(1) Obstruksi usus baik usus halus maupun usus besar yang merupakan salah satu penyebab akut abdomen selain perforasi, atau perdarahan. Jika terjadinya di usus halus sering menimbulkan keluhan nyeri kolik dengan muntah hebat, distensi perut dan peningkatan bising usus. Sedangkan pada obstruksi usus besar nyeri kolik tidak terlalu hebat, muntah tidak menonjol, namun distensi
perut sangat jelas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Ileus adalah hilangnya pasase isi usus(2). Hilangnya pasase usus ini bisa dikarenakan obstruksi ataupun paralisis saraf. Ileus paralitik dikarenakan usus tidak berkontraksi akibat adanya gangguan motilitas sedangkan ileus obstruktif adalah hilangnya pasase isi usus dikarenakan sumbatan mekanik(2). Di Indonesia sendiri, kasus ileus paralitik sering disebabkan oleh peritonitis sedangkan untuk ileus obstruktif sering disebabkan oleh hernia inkarserata dan keduanya membutuhkan tindakan operasi Anatomi dan fisiologi(1)() Anatomi Usus halus Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Merupakan saluran terpanjang tempat proses pencernaan dan absorpsi hasil pencernaan. Usus halus terdiri dari beberapa lapisan yaitu : 1. Lapisan mukosa 2. Lapisan otot melingkar (muskulus sirkuler) 3. Lapisan otot memanjang (muskulus longitudinal) 4. Lapisan serosa Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum),usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari yang berbentuk melengkung terdapat dua
5

muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.Di dalam usus dua belas jari, dihasilkan enzim dari dinding usus yang banyak mengandung kelenjar (kelenjar brunner). Enzim tersebut diperlukan untuk mencerna makanan secara kimiawi: a. Enterokinase, untuk mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas; b. Erepsin atau dipeptidase, untuk mengubah dipeptida atau pepton menjadi asamamino; c. Laktase, mengubah laktosa menjadi glukosa; d. Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa; e. karase, mengubah disakarida menjadi monosakarida; f. Peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam amino; g. Lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak; h. Sukrase, mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.Di dalam usus penyerapan (ileum) terdapat banyak lipatan atau lekukan yangdisebut jonjotjonjot usus (vili). Vili berfungsi memperluas permukaan penerapan,sehingga makanan dapat terserap sempurna. Jejunum dan ileum memiliki panjang 6 meter. Dua perlima nya bagian atasnya adalah jejunum dengan panjang 2-3 meter sedangkan sisanya adalah ileum dengan panjang 4-5 meter. Ujung bawah ileum berhubungan dengan sekum yang dihubungkan oleh orifisium ileosekalis yang pada bagian ini terdapat valvula baukini yang mencegah cairan dalam kolon ascendens tidak masuk kembali ke ileum.

Usus Besar

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun(descending), kolon sigmoid, dan rectum Usus besar terdiri dari : a. Selaput lendir b. Lapisan otot melingkar c. Lapisan otot memanjang d. Jaringan ikat 1. Sekum Dibawahnya terdapat appendiks vermiformis, dan seluruhnya tertutup peritoneum 2. Kolon ascendens Panjangnya 13 cm, terletak di abdomen sebelah kanan, membujur ke atas dari ileum ke bawah hepar membengkok ke kiri lengkungan ini disebut fleksura hepatica dilanjutkan seagai kolon transversum 3. Kolon transversum Panjangnya 38 cm, membujur dari kolon ascendes hingga kolon descendens sebelah kanan terdapat fleksura hepatica dan sebelah kirinya fleksura lienalis. 4. Kolon descendens Terletak di abdomen sebelah kiri membujur dari atas ke bawah dari fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri bersambung dengan kolon sigmoid

5. Kolon sigmoid
7

Lanjutan kolon descendens. Terletak miring di rongga pelvis, berbentuk s dan berhubungan dengan rectum dibawahnya.

Fisiologi(1) Cairan dan elektrolit Bersama cairan yang masuk dengan makanan dan minuman, ludah cairan lambung, empedu, secret pancreas, dan cairan usus halus membentuk cairan saluran cerna dengan volume 6 8 liter. Semua cairan ini akan diserap kembali sebelum isi usus melewati katup ileosekal sehingga hanya sekitar setengah liter yang akan diteruskan ke kolon. Proses ini terjadi secara difusi, osmosis dan dibawah tekanan hidrostatik. Peristaltic, digesti, dan absorpsi Fungsi usus halus terdiri atas transportasi dan pencernaan makanan serta absorpsi cairan, elektrolit dan unsur makanan. Setiap hari makanan dicerna dan akan masuk ke dalam aliran darah. Proses ini sangat efektif karena semuanya akan terserap kecuali yang terlapisi selulosa. Hampir semua bahan makanan diabsorpsi dalam jejunum, kecuali vitamin b12 dan asam empedu dalam ileum terminal. Isi usus sendiri digerakkan oleh gerakan peristaltic dengan dua arah yaitu segmental dan longitudinal. Gerakan ini diatur oleh saraf otonom dan hormon. Definisi Ileus Obstruktif Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase usus diakibatkan adanya sumbatan mekanik(5).

Klasifikasi(2) Ileus obstruksi sendiri diklasifikaskan menjadi beberapa macam bergantung pada :
a. Berdasarkan lokasi obstruksi

a. Letak tinggi : sumbatan berada di duodenum jejunum


b. Letak tengah : sumbatan berada di ileum terminal

c. Letak rendah : sumbatan berada di colon sigmoid rectum b. Berdasarkan stadium a. Parsial : menyumbat lumen sebagian b. Single / komplit : menyumbat lumen total c. Strangulasi : simple dengan jepitan vasa Etiologi
a. Hernia inkarserata : pada anak bisa dilakukan terapi konservatif dengan posisi tidur

Trendelenburg.

b. Non hernia
a. Penyempitan lumen usus(2)

i. Isi lumen : skibala, benda asing, ascariasis ii. Dinding usus : stenosis (inflamasi), keganasan iii. Eksta lumen : tumor intra abdomen
b. Adhesi : berasal dari rangsangan peritoneum akibat peritonitis setempat atau

umum, atau pascaoperasi (1)


c. Invaginasi : sering ditemukan pada anak kelompok umur 2 12 bulan dan jarang

pada dewasa. Umumnya berupa intususepsi ileusekal yang masuk ke dalam kolon ascendens bahkan hingga keluar rektum.(3)
d. Volvulus : sering di bagian ileum, diperdarahi arteri ileosekalis yang mudah

mengalami strangulasi.(4) e. Malformasi usus Ileus yang disebabkan oleh hernia, invaginasi, adhesi dan volvulus sering disertai strangulasi, sedangkan yang disebabkan oleh tumor dan askaris adalah obstruksi simple atau sederhana.

10

Obstruksi Mekanik Simple.

Pada obstruksi simple, hambatan pasase muncul tanpa disertai gangguan vaskuler dan neurologik. Makanan dan cairan yang ditelan, sekresi usus, dan udara terkumpul dalam jumlah yang banyak jika obstruksinya komplit. Bagian usus proksimal distensi, dan bagian distal kolaps. Fungsi sekresi dan absorpsi membrane mukosa usus menurun, dan dinding usus menjadi udema dan kongesti. Distensi intestinal yang berat, dengan sendirinya secara terus menerus dan progresif akan mengacaukan peristaltik dan fungsi sekresi mukosa dan meningkatkan resiko dehidrasi, iskemia, nekrosis, perforasi, peritonitis, dan kematian. (2) Obstruksi Strangulata. Pada obstruksi strangulata, kematian jaringan usus umumnya dihubungkan dengan hernia inkarserata, volvulus, intussusepsi, dan oklusi vaskuler. Strangulasi biasanya berawal dari obstruksi vena, yang kemudian diikuti oleh oklusi arteri, menyebabkan iskemia yang cepat pada dinding usus. Usus menjadi udema dan nekrosis, memacu usus menjadi gangrene dan perforasi.
(2)

Patofisiologi(1)(5) Tidak terdapat perbedaan perubahan patofisiologi antara kedua ileus. Perbedaan mendasar pada ileus paralitik gerak peristaltic dihambat dari permulaan sdangkan pada ileus obstruktif gerak peristaltic awalnya diperkuat namun melemah dan menghilang. Pada ileus lumen usus yang tersumbat akan teregang oleh cairan dan gas secara progresif akibat penekanan intralumen sehingga menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah. Sehingga muntah akan menyebabkan ilangnya elektrolit dan cairan dikarenakan tidak adanya absorpsi. Hilangnya cairan
11

ini menyebabkan cairan ekstrasel akan berkurang sehingga menyebabkan keadaan shock hipotensi, sehingga curah jantung menurun, perfusi jaringan juga berkurang, dan juga jatuh dalam keadaan asidosis metabolic. Keadaan ini berlangsung terus menerus sehingga seperti lingkaran setan. Peregangan usus juga menyebabkan iskemia dikarenakan distensi dan peningkatan pemeabilitas karena nekrosis disertai absorpsi toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sehingga menyebabkan keadaan bakterimia

12

Diagnosis 1. Subyektif -Anamnesis Gejala Utama: (1)(4)(5) 1. Nyeri-Kolik a. Obstruksi usus halus : kolik dirasakan disekitar umbilikus b. Obstruksi kolon : kolik dirasakan disekitar suprapubik. 2. Muntah a. Stenosis Pilorus : Encer dan asam b. Obstruksi usus halus : Berwarna kehijauan c. Obstruksi kolon : onset muntah lama. 3. Perut Kembung (distensi) 4. Konstipasi a. Tidak ada defekasi b. Tidak ada flatus Adanya benjolan di perut, inguinal, dan femoral yang tidak dapat kembali menandakan adanya hernia inkarserata. Invaginasi dapat didahului oleh riwayat buang air besar berupa lendir dan darah. Pada ileus paralitik e.c. peritonitis dapat diketahui riwayat nyeri perut kanan bawah yang menetap. Riwayat operasi sebelumnya dapat menjurus pada adanya adhesi usus.(1) Onset keluhan
13

yang berlangsung cepat dapat dicurigai sebagai ileus letak tinggi dan onset yang lambat dapat menjurus kepada ileus letak rendah.(2)(5) 2. Obyektif-Pemeriksaan Fisik A. Strangulasi Adanya strangulasi ditandai dengan adanya lokal peritonitis seperti: (6)(7) a. Takikardia b. Pireksia (demam) c. Lokal tenderness dan guarding d. Rebound tenderness e. Nyeri lokal f. Hilangnya suara usus lokal Untuk mengetahui secara pasti hanya dengan laparotomi. (2) B. Obstruksi Inspeksi Perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan pada regio inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada Intussusepsi dapat terlihat massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila ada bekas luka operasi sebelumnya.(1)(6)

14

Auskultasi Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase lanjut bising usus dan peristaltik melemah sampai hilang.(5)(6)(7) Perkusi Hipertimpani Palpasi Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia. Rectal Toucher - Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease - Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma - Feses yang mengeras : skibala - Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi - Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi - Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis (2)

15

Radiologi Foto Polos: Pelebaran udara usus halus atau usus besar dengan gambaran anak tangga dan air-fluid level. Penggunaan kontras dikontraindikasikan adanya perforasi-peritonitis. Barium enema

diindikasikan untuk invaginasi, dan endoskopi disarankan pada kecurigaan volvulus Penanganan Ileus(7) 1. Konservatif 1. Penderita dirawat di rumah sakit. 2. Penderita dipuasakan 3. Kontrol status airway, breathing and circulation. 4. Dekompresi dengan nasogastric tube. 5. Intravenous fluids and electrolyte 6. Dipasang kateter urin untuk menghitung balance cairan. 7. Lavement jika ileus obstruksi, dan kontraindikasi ileus paralitik. 2. Farmakologis (5) 1. Antibiotik broadspectrum untuk bakteri anaerob dan aerob. 2. Analgesik apabila nyeri.

16

3. Operatif (5) 1. Ileus paralitik tidak dilakukan intervensi bedah kecuali disertai dengan peritonitis. 2. Obstruksi usus dengan prioritas tinggi adalah strangulasi, volvulus, dan jenis obstruksi kolon. 3. Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastric untuk mencegah sepsis sekunder atau rupture usus. 4. Operasi diawali dengan laparotomi kemudian disusul dengan teknik bedah yang disesuaikan dengan hasil explorasi melalui laparotomi. 1) Lisis pita untuk band 2) Herniorepair untuk hernia inkarserata 3) Pintas usus : ileostomi, kolostomi. 4) Reseksi usus dengan anastomosis 5) Diversi stoma dengan atau tanpa reseksi. Komplikasi (7) a) Nekrosis usus b) Perforasi usus c) Sepsis d) Syok-dehidrasi e) Abses f) Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi g) Pneumonia aspirasi dari proses muntah
17

h) Gangguan elektrolit i) Meninggal Prognosis Saat operasi, prognosis tergantung kondisi klinik pasien sebelumnya. Setelah pembedahan dekompresi, prognosisnya tergantung dari penyakit yang mendasarinya.(7)

18

BAB III KESIMPULAN


Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase usus diakibatkan adanya sumbatan mekanik. Keadaan ini merupakan salah satu penyebab akut abdomen disamping perdarahan dan perforasi yang memerlukan tindakan segera. Tindakan yang dilakukan untuk penanganan segera antara lain dengan cara konservatif, farmakologis hingga tindakan operatif. Dengan komplikasi yang hingga mengancam nyawa, ileus pada umumnya dan ileus obstruktif pada khususnya harus diketahui tanda dan gejalanya untuk mengurangi komorbiditasnya.

19

DAFTAR PUSTAKA
1) Sjamsuhidajat, R.; Dahlan, Murnizat; Jusi, Djong. Gawat Abdomen. Dalam Buku Ajar Ilmu

Bedah. Edisi 3. Editor: Sjamsuhidajat, R. dan De Jong, Wim. Jakarta: EGC, 2003.
2) Fiedberg, B. and Antillon, M.: Small-Bowel Obstruction. Editor: Vargas, J., Windle, W.L.,

Li, B.U.K., Schwarz, S., and Altschuler, S. http://www.emedicine.com. Last Updated, June 29, 2004.
3) Chahine, A.A.: Intussusception. Editor: Nazer, H., Windle, M.L., Li, B.UK., Schwarz, S. and

Altschuler, S. http://www.emedicine,com. Last Updated: June 10, 2004.


4) Shukia, P.C.: Volvulus. Editor: DuBois, J.J., Konop, R., Piccoli, D., Schwarz, S. and

Altschuler, S. http://www.emedicine.com. Last Updated: May 18, 2005.


5) Levine, B.A., and Aust, J.B. Kelainan Bedah Usus Halus. Dalam Buku Ajar Bedah

Sabistons essentials surgery. Editor: Sabiston, D.C. Alih bahasa: Andrianto, P., dan I.S., Timan. Editor bahasa: Oswari, J. Jakarta: EGC, 1992.
6) Price, S.A. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. Editor: Price, S.A., McCarty,

L., Wilson. Editor terjemahan: Wijaya, Caroline. Jakarta: EGC, 1994.


7) Snape, William J Jr. Pathogenesis, Diagnostic, and Treatment for Acute Colonic Ileus.

http://www.medscape.com/viewarticle/717344. Last Updated: January 19, 2010

20

Você também pode gostar