Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Terusan Arjuna No.6 Jakarta 11510 Telpon :56942061, Faks :5631731 Email : purple_lilac90@yahoo.com
penerapan teknologi tentang pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Dari aspek hukum K3 merupakan kumpulan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.Dari aspek ekonomis, dengan menerapkan K3, maka tingkat kecelakaan akan menurun,sehingga kompensasi terhadap kecelakaan juga menurun, dan biaya tenaga kerja dapat berkurang.Sejalan dengan itu, K3 yang efektif akan dapat meningkatkan produktivitas kerja sehingga dapat meningkatkan hasil produksi.1,2
Kata kunci : keselamatan kerja, kecelakaan, keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
~1~
PENDAHULUAN
Latar Belakang Kecelakaan Kerja menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) Nomor: 03/Men/1998 adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda. Secara umum kecelakaan kerja di bagi menjadi dua golongan. Kecelakaan industri (Industrial Accident) yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja. Kecelakaan dalam perjalanan (Community Accident) yaitu kecelakaan yang terjadi di luar tempat kerja yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja Banyak faktor yang dapat menjadinya sebabnya kecelakaan kerja. Ada faktor yang merupakan unsur tersendiri dan beberapa diantaranya adalah faktor yg menjadi unsur penyebab bersamasama. Beberapa teori yang banyak berkembang adalah : 1. Teori kebetulan murni ( Pure Chance Ttheory) mengatakan bahwa kecelakaan terjadi atas kehendak Tuhan, secara alami dan kebetulan saja kejadiannya, sehingga tidak ada pola yang jelas dalam rangkaian peristiwanya. 2. Teori Kecenderungan (Accident Prone Theory), teori ini mengatakan pekerja tertentu lebih sering tertimpa kecelakaan, karena sifat-sifat pribadinya yang memang cenderung untuk mengalami kecelakaan. 3. Teori Tiga Faktor Utama (Three Main Factor Theory), mengatakan bahwa penyebab kecelakaan adalah peralatan, lingkungan kerja, dan pekerja itu sendiri. 4. Teori Dua Faktor (Two Factor Theory), mengatakan bahwa kecelakaan kerja disebabkan oleh kondisi berbahaya (unsafe condition) dan perbuatan berbahaya (unsafe action) 5. Teori Faktor Manusia (Human Factor Theory), menekankan bahwa pada akhirnya semua kecelakaan kerja, langsung dan tidak langsung disebabkan kesalahan manusia. 6. Teori Domino (Domino Sequence Theory). 1-4
~2~
Tujuan Penulisan makalah ini bertujuan untuk mempelajari mengenai prinsip kesehatan dan keselamatan kerja, faktor penyebab kecelakaan dan bagaimana mencegah kecelakaan.
~3~
dan biaya yang tidak perlu dapat dihindari. apabila tingkat keselamatan kerja tinggi, pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien berhubungan dengan peningkatan produksi dan produktivitas. tingkat keselamatan yang tinggi menciptakan kondisi yang mendukung kenyamanan serta keghairahan kerja kelangsungan proses produksi yang memerlukan unsur-unsur praktek keselamatan dan ketrampilan. keselamatan kerja yang baik dengan partisipasi pengusaha dan buruh akan membawa iklim keamanan dan ketenangan kerja sehingga tercipta kelancaran produksi. Keselamatan kerja memiliki latar belakang sosio-ekonomi dan cultural yang sangat luas termasuklah tingkat pendidikan, latar belakang kehidupan seperti kebiasaan-kebiasaan tertentu, kepercayaan yang dianuti dan lain-lain yang bersangkut erat dengan pelaksanaan keselamatan kerja.
~4~
Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
~5~
Di samping faktor-faktor yang disebutkan di atas, teori-teori modern memasukan faktor sistem manajemen sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Ketimpangan dan kurangnya perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, pemantauan dan pembinaan menyebabkan terjadinya multiple cause sehingga kecelakaan kerja dapat terjadi. Kecelakaan yang terjadi menimbulkan 5 jenis kerugian seperti berikut : 3 Kerusakan Bagian mesin,pesawat,alat kerja,bahan,proses, tempat dan lingkungan kerja mungkin rusak akibat kecelakaan seperti kebakaran atau letupan Kekacauan organisasi Karena kecelakaan tersebut akan timbul kekacauan organisasi di bagian produksi Keluhan dan kesedihan Kelainan dan cacat Kematian Kerugian yang disebut di atas dapat diukur dengan besarnya biaya yang dikeluarkan sama ada terlihat secara langsung atau biaya tersembunyi. Biaya langsung dapat dilihat pada biaya pemberian pertolongan pertama kecelakaan, pengobatan, perawatan di rumah sakit, kompensasi cacat, upah selama tidak mampu bekerja dan biaya perbaikan alat-alat mesin dan biaya kerusakan bahan. Biaya tersembunyi dilihat pada biaya yang dikeluarkan pada saat proses produksi terhenti dan biaya untuk menggantikan pekerja yang terlibat kecelakaan.
~6~
Peralatan lain, seperti dapur pembakaran atau pemanas, instalasi listrik Bahan-bahan zat kimia atau radiasi Lingkungan kerja, misalnya di ketinggian atau kedalaman tanah
c. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan Patah tulang Dislokasi Regang otot Memar dan luka dalam yang lain Amputasi Luka di permukaan Geger dan remuk Luka bakar Keracunan-keracunan mendadak Pengaruh radiasi Lain-lain
d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau cacat di tubuh Kepala Leher Badan Anggota atas Anggota bawah Banyak tempat Letak lain yang tidak termasuk klasifikasi tersebut
D. Faktor-faktor kecelakaan
ILO (1989) mengemukakan bahwa kecelakaan akibat kerja pada dasarnya disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor manusia, pekerjaannya dan faktor lingkungan di tempat kerja. 1. FAKTOR MANUSIA 1-3,7 Umur Umur mempunyai pengaruh yang penting terhadap kejadian kecelakaan akibat kerja. Golongan umur tua mempunyai kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan akibat kerja dibandingkan dengan golongan umur muda karena umur muda mempunyai reaksi dan kegesitan yang lebih tinggi. Namun umur muda pun sering pula mengalami kasus kecelakaan akibat kerja, hal ini mungkin karena kecerobohan dan sikap suka tergea-gesa.
~7~
Dari hasil penelitian di Amerika Serikat diungkapkan bahwa pekerja muda usia lebih banyak mengalami kecelakaan dibandingkan dengan pekerja yang lebih tua. Pekerja muda usia biasanya kurang berpengalaman dalam pekerjaanya. Banyak alasan mengapa tenaga kerja golongan umur muda mempunyai kecenderungan untuk menderita kecelakaan akibat kerja lebih tinggi dibandingkan dengan golongan umur yang lebih tua. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian kecelakaan akibat kerja pada golongan umur muda antara lain karena kurang perhatian, kurang disiplin, cenderung menuruti kata hati, ceroboh, dan tergesa-gesa. Latar Belakang Pendidikan Pendidikan sesorang berpengaruh dalam pola pikir sesorang dalam menghadapi pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, selain itu pendidikan juga akan mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap pelatihan yang diberikan dalam rangka melaksanakan pekerjaan dan keselamatan kerja. Hubungan tingkat pendidikan dengan lapangan yang tersedia bahwa pekerja dengan tingkat pendidikan rendah, seperti SD atau bahkan tidak pernah bersekolah akan bekerja di lapangan yang mengandalkan fisik. Hal ini dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja karena beban fisik yang berat dapat mengakibatkan kelelahan yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan akibat kerja. Pendidikan adalah pendidikan formal yang diperoleh disekolah dan ini sangat berpengaruh terhadap perilaku pekerja. Namun disamping pendidikan formal, pendidikan non formal seperti penyuluhan dan pelatihan juga dapat berpengaruh terhadap pekerja dalam pekerjaannya Psikologis Faktor psikologis juga sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Psikologis seseorang sangat berpengaruh pada konsentrasi dalam melakukan suatu pekerjaan. Bila konsentrasi sudah terganggu maka akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang akan dilakukan ketika bekerja. Sehingga kecelakaan kerja sangat mungkin terjadi. Contoh faktor psikologis yang dapat mempengaruhi konsentrasi adalah : Masalah-masalah dirumah yang terbawa ke tempat kerja. Suasana kerja yang tidak kondusif. Adanya pertengkaran dengan teman sekerja.
Faktor Keterampilan Keterampilan disini bisa diartikan pengalaman seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Misalnya melakukan start/stop pada sebuah peralatan, memakai alat-alat keselamatan,
~8~
dan sebagainya. Pengalaman sangat dibutuhkan ketika melakukan pekerjaan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang berakibat timbulnya kecelakaan kerja. Faktor Fisik Lemahnya kondisi fisik seseorang berpengaruh pada menurunnya tingkat konsentrasi dan motivasi dalam bekerja. Sedangkan kita tahu bahwa konsentrasi dan motivasi sangat dibutuhkan ketika bekerja. Bila sudah terganggu, kecelakaan sangat mungkin terjadi. Contoh faktor fisik ini adalah : Kelelahan. Menderita suatu penyakit
Pengalaman Kerja Pengalaman kerja merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan akibat kerja. Berdasarkan berbagai penelitian dengan meningginya pengalaman dan keterampilan akan disertai dengan penurunan angka kecelakaan akibat kerja. Kewaspadaan terhadap kecelakaan akibat kerja bertambah baik sejalan dengan pertambahan usia dan lamanya kerja di tempat kerja yang bersangkutan. Tenaga kerja baru biasanya belum mengetahui secara mendalam seluk-beluk pekerjaannya. 2. FAKTOR PEKERJAAN Giliran Kerja ( Shift ) Giliran kerja adalah pembagian kerja dalam waktu dua puluh empat jam. Terdapat dua masalah utama pada pekerja yang bekerja secara bergiliran, yaitu ketidak mampuan pekerja untuk beradaptasi dengan sistem shift dan ketidak mampuan pekerja untuk beradaptasi dengan kerja pada malam hari dan tidur pada siang hari. Pergeseran waktu kerja dari pagi, siang dan malam hari dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kecelakaan akibat kerja. Jenis (Unit) Pekerjaan Jenis pekerjaan mempunyai pengaruh besar terhadap resiko terjadinya kecelakaan akibat kerja. Jumlah dan macam kecelakaan akibat kerja berbeda-beda di berbagai kesatuan operasi dalam suatu proses. 3. FAKTOR LINGKUNGAN 1-3,7 Lingkungan Fisik Pencahayaan Pencahayaan merupakan suatu aspek lingkungan fisik yang penting bagi keselamatan kerja. Beberapa penelitian membuktikan bahwa pencahayaan yang tepat dan sesuai
2
~9~
dengan pekerjaan akan dapat menghasilkan produksi yang maksimal dan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan akibat kerja. Kebisingan Kebisingan ditempat kerja dapat berpengaruh terhadap pekerja karena kebisingan dapat menimbulkan gangguan perasaan, gangguan komunikasi sehingga menyebabkan salah pengertian, tidak mendengar isyarat yang diberikan, hal ini dapat berakibat terjadinya kecelakaan akibat kerja disamping itu kebisingan juga dapat menyebabkan hilangnya pendengaran sementara atau menetap. Nilai ambang batas kebisingan adlah 85 dBa untuk 8 jam kerja sehari atau 40 jam kerja dalam seminggu. Lingkungan Kimia Faktor lingkungan kimia merupakan salah satu faktor lingkungan yang memungkinkan penyebab kecelakaan kerja. Faktor tersebut dapat berupa bahan baku suatu produks, hasil suatu produksi dari suatu proses, proses produksi sendiri ataupun limbah dari suatu produksi. Lingkungan Biologi Bahaya biologi disebabkan oleh jasad renik, gangguan dari serangga maupun binatang lain yang ada di tempat kerja. Berbagai macam penyakit dapat timbul seperti infeksi, allergi, dan sengatan serangga maupun gigitan binatang berbisa berbagai penyakit serta bisa menyebabkan kematian. Dari penyelidikan-penyelidikan, ternyata faktor manusia dalam timbulnya kecelakaan sangat penting. Selalu ditemui dari hasil penelitian bahwa 80%-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia. Bahkan ada suatu pendapat, bahwa akhirnya lagsung atau tidak langsung semua kecelakaan adalah dikarenakan faktor manusia. Selain 3 faktor di atas, ada juga kasus kecelakaan yang dipengaruhi faktor peralatan yang digunakan. FAKTOR PERALATAN 1-3,7 Kondisi suatu peralatan baik itu umur maupun kualitas sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Alat-alat yang sudah tua kemungkinan rusak itu ada. Apabila alat itu sudah rusak, tentu saja dapat mengakibatkan suatu kecelakaan. Contohnya adalah: Unit alat berat yang sudah tua Alat-alat keselamatan/ APD yang sudah rusak
~ 10 ~
~ 11 ~
x. Pengghairahan penggunaan berbagai cara penyuluhan dan pendekatan untuk menimbulkan sikap untuk selamat dan sentiasa berwaspada xi. Asuransi insentif financial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan xii. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan ukuran utama untuk menilai efektif atau tidak penerapan keselamatan kerja di tempat kerja
~ 12 ~
o Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat pegangan supaya tidak meleset. o Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk melindungin tangan terhadap bahaya panas. o Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam pada saat mengangkat suatu barang. o Sarung tangan karet, digunakan pada waktu pekerjaan pelapisan logam, seperti vernikel, vercrhoom dan lain-lain. Hal ini untuk mencegah tangan dari bahaya pembakaran asam atau kepedasan cairan. Sepatu keselamatan o Pilihlah alas kaki yang kuat untuk bekerja. Adalah berbahaya memakai sandal atau alas kaki yang mudah tergelincir dan karenanya jangan dipakai. Sandal dan sejenisnya lebih memungkinkan pemakaianya terluka karena kejatuhan benda. Dianjurkan memakai sepatu boot atau sepatu yang mempunyai sol yang tidak licin serta berkulit keras. Harness/ sabuk pengaman Rompi/ sabuk pantul
Semua tenaga kerja harus diberi penyuluhan,pendidikan dan latihan tentang prosedur dan caracara untuk menggunakan alat pelindung diri yang benar supaya dapat mencegah kecelakaan atau sekurang-kurangnya tingkat kecederaan dapat ditekan seminimal mungkin. Pemilihan dan cara penggunaan harus sesuai dengan instruksi dari pabrik dan majikan. Perlengkapan pelindung diri yang dibagikan tidak boleh diubah tanpa izin. Perhatikan masa berlaku perlengkapan tersebut. Jika perlengkapan cacat,majikan harus diberi tahu agar perlengkapan dapat diganti yang baru dan memenuhi standar keselamatan.
~ 13 ~
Organisasi keselamatan kerja di tingkat perusahaan ada dua jenis yaitu : i. Organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi perusahaan - disebut bidang,bagian dan lain-lain keselamatan kerja - tugasnya kontinyu,pelaksananya tetap dan anggaran biayanya tersendiri - kegiatan-kegiatannya banyak dan berefek baik terhadap keselamatan kerja ii. Panitia keselamatan kerja - biasanya terdiri dari wakil pimpinan perusahaan,wakil buruh, teknisi keselamatan kerja, dokter perusahaan dan lain-lain - pembentukan panitia ini adalah atas dasar kewajiban undang-undang Tujuan keselamatan pada tingkat perusahaan adalah sebagai berikut :
3,8,9
pencegahan terjadinya kecelakaan pencegahan terjadinya penyakit akibat kerja pencegahan atau penekanan sekecil-kecilnya terjadinya kematian akibat kecelakaan oleh sebab kerja pencegahan atau penekanan sekecil-kecilnya cacat akibat pekerjaan pengamanan material, konstruksi, bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, pesawat-pesawat dan instalasi-instalasi lain peningkatan produktivitas kerja atas dasar tingkat keamanan kerja yang tinggi. Menghindari pemborosan tenaga kerja.modal,alat dan sumber produksilain sewaktu bekerja Pemeliharaan tempat kerja yang bersih,sehat,nyaman dan aman Peningkatan dan pengamanan produksi dalam rangka industrialisasi dan pembangunan.
G. Tinjauan kasus
Skenario Suatu kelompok kerja diberi tugas untuk memasang kabel transmisi tegangan rendah,mereka meminta tangga dan berbagai peralatan lain dari petugas gudang. Pada saat melaksanakan pekerjaan,seorang teknisi memanjat tangga tersebut dan menginjak bagian yang cacatdan bagian tersebut patah, teknisi yang tidak menggunakan sabuk pengaman tersebut jatuh. Ternyata tangga yang diberikan petugas gudang adalah sebuah tangga yang cacat pada anak tangga ketiga dari bawah. Tangga tersebut disimpan di gudang perusahaan. Petugas gudang saat itu tidak mengetahui tangga tersebut cacat,karena itu ia menyerahkan tangga tersebut kepada pimpinan kelompok untuk digunakan. Pengawas gudang sudah mengetahui bahwa tangga tersebut cacat tapi ia lupa memasang tanda peringatan atau member perintah agar tangga tersebut diperbaiki.
~ 14 ~
Analisa kasus Berdasarkan kasus di atas,terjadinya kecelakaan di tempat kerja disebabkan faktor manusia dan faktor peralatan yaitu: - kelalaian pengawas gudang untuk meletakkan tanda peringatan dan member perintah agar tangga diperbaiki. - kelalaian petugas gudang pada saat tersebut untuk memeriksa peralatan sebelum diberi kepada pimpinan kelompok - kelalaian teknisi untuk memakai sabuk pengaman walaupun telah mengetahui bahwa dia akan memankat ke ketinggian tertentu - kelalaian pimpinan kelompok untuk mengawasi pekerja di bawahnya untuk memakai alat pelindung diri yang lengkap - kerusakan tangga yang gagal diperbaiki dan tidak memakai APD. Syarat-syarat standar tangga 3,6,7 Semua tangga harus terbuat dari bahan yang baik dan memiliki kekuatan yang tepat ditinjau dari sudut beban dan tekanan yang dihadapi. Tangga dengan tinggi < 3m,kayu tegak harusnya berukuran 5x7cm dan anak tangga 2x7cm Tangga dengan tinggi > 3m, kayu tegak harus berukuran 3x10cm dan anak tangga 2.5x7cm Tangga harus berdiri di dataran yang kokoh. Jika tangga tidak dapat dijamin kekokohannya, orang lain harus memegang tangga di bawah. Cara kerja harus menjamin agar tangga tidak bergerak ke samping. Tangga yang anak tangganya cacat atau hilang tidak boleh dipakai. Tangga harus ditunjangi secara sama dan tepat pada kedua sisinya. Pemakaian tangga di perusahaan dan tempat kerja harus berpegang pada pedoman berikut : Tersedianya tangga dalam jumlah yang cukup menurut jenis dan panjang yang tepat Tangga harus dipelihara agar berada dalam kondisi sebaik-baiknya dan harus diperiksa secara teratur oleh orang-orang yang kompeten. Tangga dengan anak tangga yang cacat atau hilang tidak boleh dikeluarkan untuk dipakai atau diterima untuk dipergunakan Tangga yang kurang sempurna harus segera diperbaiki Tangga harus dilengkapi landasan penguat yang tidak selip Tenaga kerja yang bertugas untuk pembaikan dan memerlukan tanggaatau dataran kerja harus memeriksa bahwa tangga dan dataran kerja cocok untuk pekerjaannya.
~ 15 ~
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis. Ini berarti: 1-3 Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda. Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban.
Sistematika dalam P3K adalah : 1-3 Jangan Panik Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya. o Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban. o Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan. Perhatikan tanda-tanda shock. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru. o Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cedera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan. o Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi.
~ 16 ~
PENUTUP
Dengan melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenaga kerja dari risiko kecelakaankerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu melakukan pekerjaan di tempat kerja.Dengan dilaksanakannya perlindungan K3, diharapkan akan tercipta tempat kerja yang aman, nyaman,sehat dan tenaga kerja yang produktif, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan. Dengan demikian K3 sangat besar peranannya dalam upaya meningkatkan produktivitas perusahaan, terutama dapat mencegah korban manusia..Dengan demikian untuk mewujudkan K3 diperusahaan perlu dilaksanakan dengan perencanaan dan pertimbangan yang tepat, dan salah satu kunci keberhasilannya terletak pada peran serta pekerja sendiri baik sebagai subyek maupun obyek perlindungan
DAFTAR PUSTAKA
1. John Ridley. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta; Penerbit Erlangga: 2004:h22-146. 2. J.Jeyaratnam, David Koh. Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja. Jakarta; ECG: 2010 3. Sumamur PK. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan, Gunung Agung, Jakarta: 1981; h 1-50,287-91. 4. Levy BS, Wegman DH, Baron SL, Sokas RK. Domino theory. Occupational and Environmental Health:2007;h 5:220 5. Siregar H. Peranan keselamatan kerja di tempat kerja sebagai wujud keberhasilan perusahaan.Jurnal Teknologi Proses; 2005;h4:1-5 6. Stairways and Ladders. Diunduh dari http://www.osha.gov/Publications/osha3124.pdf, 13 Oktober 2012 7. Buku Panduan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Diunduh dari http://www.oshc.org.hk/others/bookshelf/cb1301o.pdf, 13 Oktober 2012. 8. J.M. Harrington, F.S. Gill. Buku Saku Kesehatan Kerja. Edisi 3. Jakarta; ECG: 2005 9. Marihot Tua Efendi Hariandja. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta; Penerbit PT Grasindo: 2005. 10. Prieskop FG. Management approaches to accident prevention. Current Occupational and Environmental Medicine2004;4:h 607-12
~ 17 ~