Você está na página 1de 15

REFLEKSI KASUS

KONJUNGTIVITIS VERNAL

Disusun Oleh : Yoga Syafrudin Nur 01.208. 5807

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2012

A. IDENTITAS PASIEN Nama Umur No RM Alamat Pekerjaan Agama Suku Bangsa Tanggal masuk poli : An. Husna : 13 tahun : 07- 92- 63 : Pondok Pesantren di Payaman : Siswa : Islam : Sunda-Indonesia : 19-12-2012

B. ANAMNESIS Keluhan Utama Mata kanan dan kiri terasa gatal dan berair hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu .

Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang diantar oleh pembinanya dengan keluhan kedua mata terasa gatal dan berair yang dirasakan hilang timbul. Keluhan ini dirasakan pasien sejak 1 tahun yang lalu. Pasien

juga merasa matanya merah dan terasa ganjal. Pasien tidak merasa nyeri pada mata, tidak kabur, tidak pusing, tidak mengeluh silau jika terkena sinar, dan tidak ada riwayat trauma pada kedua mata pasien. Sebelum berobat ke poli mata RS Tentara Dr. Soedjono Magelang pasien sudah memeriksakan keluhannya tersebut ke

klinik Dokter umum, tetapi keluhan hilang dan berkurang kemudian timbul lagi. Pasien jarang bermain di luar, tetapi pasien tinggal di pondok pesantren bersama teman-temannya, beberapa teman dari pasien mengeluhkan keluhan yang sama sejak beberapa minggu sebelum keluhan pasien timbul.

Riwayat Penyakit Dahulu Sebelumnya pasien tidak pernah sakit seperti ini. Riwayat alergi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat penyakit seperti ini disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi Perawatan rumah sakit menggunakan biaya sendiri

C. PEMERIKSAAN FISIK Status Umum Kesadaran Aktivitas Kooperatif Status gizi : Compos mentis : Normoaktif : Kooperatif : Baik

Vital Sign TD Nadi RR : 110/80 mmHg : 72 x/menit : 18 x/menit

Suhu : 36,80

Status Ophtalmica No. 1. 2. 3. Pemeriksaan Visus Gerak bola mata Palpebra Superior Edema Hematom (-) (-) (-) (-) Oculus Dexter 6/7,5 Baik ke segala arah Oculus Sinister 6/6 Baik ke segala arah

Hiperemi Vulnus Laserasi Entropion / Ektropion 4. Palpebra Inferior Edema Hematom Hiperemi Vulnus Laserasi Entropion / Ektropion 5. Konjungtiva Hiperemi Injeksi Konjungtiva Injeksi Siliar Sekret Cabble Stone 6. Kornea Permukaan Edema Infiltrat Keratic precipitates Ulkus Sikatrik 7. COA Kedalaman Isi (Hifema / Hipopion) 8. Iris Iris Shadow 9. Pupil Diameter

(-) (-) (-)

(-) (-) (-)

(-) (-) (-) (-) (-)

(-) (-) (-) (-) (-)

(+) (+) ringan (-) (+) (+)

(+) (+) ringan (-) (+) (+)

Jernih (-) (-) (-) (-) (-)

Jernih (-) (-) (-) (-) (-)

Cukup (-)

Cukup (-)

(-)

(-)

6mm

6mm

Reflek pupil Sinekia

(+) (-)

(+) (-)

10.

Lensa Kejernihan Jernih Jernih

11.

Corpus Vitreum Kejernihan Jernih Jernih

12.

Retina Fundus Refleks (+) Palpasi Normal (+) Palpasi Normal

13.

TIO

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Pemeriksaan kerokan konjungtiva tidak dilakukan

E. DIAGNOSA BANDING Gejala Penurunan Visus Nyeri Fotofobia Halo Eksudat Gatal Demam Injeksi Silier Injeksi konjungtiva Kekeruhan Kornea Kelainan Pupil COA TIO Sekret Glaukoma Uveitis akut Akut +++ +/++ ++/+++ + ++ + ++ +++ Midriasis Dangkal Tinggi ++ +++ ++ ++ Miosis N Rendah + Keratitis +++ ++ +++ -/++ +++ ++ +/++ Normal N N + K. Bakteri +++ +++ N N N ++/+++ K. Virus ++ -/++ ++ -/+ N N N ++ K.alergi + ++ + N N N +

1. Konjungtivitis Vernal Dipertahankan karena dari anamnesa didapatkan mata merah, gatal, nrocos (+), ganjel, kambuhan sejak 1tahun yang lalu, tidak nyeri dan tidak ada penglihatan kabur. Pemeriksaan fisik didapatkan injeksi silier (-), injeksi konjungtiva (+), Tyndall Effect (-), terdapat hipertrofi pupil/giant pupil dan TIO normal 2. Keratitis Disingkirkan karena dari hasil pemeriksaan tidak didapatkan penurunan visus, nyeri (-), injeksi silier (-). 3. Uveitis akut Disingkirkan karena tidak ditemukan penurunan visus, nyeri (-), injeksi silier (-), miosis. 4. OD Glaukoma Akut Disingkirkan karena tidak didapatkan sakit cekot-cekot, midriasis, COA dangkal, TIO tinggi.

F. DIAGNOSA ODS : Konjungtivitis Vernal

G. TERAPI Medikamentosa Conver tetes mata 3x1 Polidemicin tetes mata 3x1 Loratadin tablet 1x1

H. PROGNOSA Oculus Dextra Quo ad visam Quo ad sanam Quo ad functionam Quo ad vitam : Bonam : Dubia Ad Bonam : Dubia Ad Bonam : Bonam

Quo ad kosmetikam : Dubia Ad Bonam Oculus Sinistra Quo ad visam Quo ad sanam Quo ad functionam Quo ad vitam : Bonam : Dubia Ad Bonam : Dubia Ad Bonam : Bonam

Quo ad kosmetikam : Dubia Ad Bonam

KONJUNGTIVITIS Definisi Konjungtivitis adalah suatu peradangan pada konjungtiva atau radang selaput lender yang menutupi belakang kelopak dan bola mata. Etiologi Bakteri Hiperakut (purulen) Neisseria gonorrhoeae Neisseria meningitides Neisseria gonorrhoeae subspecies kochii Pneumococcus (Streptococcus pneumoniae) iklim sedang Haemophilus aegyptius iklim tropik Haemophilus influenza iklim sedang

Akut (mukopurulen)

Subakut Kronik, termasuk blefarokonjungtivitis Staphylococcus aureus Moraxella lacunata

Klamidia Trakoma (Clamydia trachomatis serotype A-C) Konjungtivitis inklusi (Clamydia trachomatis serotype D-K) Limfogranuloma Venereum Viral Konjungtivitis folikular viral Keratokonjungtivitis epidemika Konjungtivitis hemoragik akut Virus herpes simpleks Rickettsia (jarang) Konjungtivitis non-purulens dengan hiperemi dan sedikit infiltrasi, sering kali merukan gejala penyakit riketsia.

Jamur (jarang) Parasitik (jarang) Imunologik (alergika) Konjungtivitis Vernal Konjungtivitis hay fever Kimiawi atau iritatif Berkaitan dengan penyakit sistemik Penyakit tiroid (pajanan, kongestif) Konjungtivitis gout Konjungtivitis karsinoid Tuberkulosis Sifilis Sarkoidosis Perbedaan Konjungtivitis Virus Papil Folikel Eksudat Hemoragik Psuedomembran Kemosis Injeksi kojungtiva + jarang,air + +/+/Sedang Bakterial +/purulen / mukopurulen + +/++ mencolok Alegik + berserabut (lengket), putih ++ Ringan-sedang Tosik + +/Ringan-sedang

Konjungtivitis Bakteri Purulen Kotoran Air mata Gatal Injeksi Pewarnaan Usapan Sakit tenggorokan dan panas yang menyertai sewaktuwaktu jarang Sedikit mengucur Sedikit Umum Monosit Limfosit mengucur sedang sedikit umum bakteri PMN Lokal bakteri PMN negtive Lokal Nonpurulen Sedikit Sedang Sedikit Sedikit sedikit sedang mencolok umumm eosinofil Fungus & parasit Alergi

Virus

Konjungtivitis Vernal Konjungtivitis vernal merupakan peradangan bilateral konjungtiva yang berulang menurut musim dengan gambaran spesifik hipertropi papiler di daerah tarsus dan limbus. Penyakit ini, juga dikenal sebagai catarrh musim semi dan konjungtivitis menahun atau konjungtivitis musim kemarau. Dinamakan spring catarrhkarena banyak didapatkan pada musim bunga di daerah yang mempunyai empat musim. Penyakit ini lebih jarang di daerah beriklim sedang daripada di daerah dingin.Penyakit ini hampir selalu lebih parah selama musim semi, musim panas dan musim gugur daripada di musim dingin. Di daerah yang panas, didapatkan sepanjang masa,terutama pada musim panas.

Penyakit ini merupakan penyakit alergi bilateral yang jarang, biasanya mulai dalam tahun-tahun prapubertas dan berlangsung 5-10 tahun. Penyakit ini lebih banyak terdapat pada anak laki-laki daripada perempuan. Tendensi untuk diderita anak-anak dan orang usia muda. Terbanyak mengenai usia antara 5-25 tahun terutamalaki-laki. Bila didapatkan pada usia lebih dari 25 tahun, kemungkinan suatu konjungtiva atopi. Menurut lokalisasinya dibedakan tipe palpebral dan tipe limbal. Tipe palpebra. Pada beberapa tempat akan mengalami hiperplasi sedangkan di bagian lain mengalami atrofi. Terdapat pertumbuhan papil yang besar (Cobble stone) yang diliputi sekret yang mukoid. Perubahan mendasar terdapat disubstansia propia. Substansia propia terinfiltrasi selsel limfosit, plasma dan eosinofil. Pada stadium lanjut jumlah sel-sel limfosit, plasma dan eosinofil akan semakin meningkat, sehingga terbentuk tonjolan jaringan di daerah tarsus, disertai pembentukan pembuluh darah baru. Degenerasi hyalin di stroma terjadi pada fase dini dan semakin menghebat pada stadium lanjut. Tipe ini terutama mengenai konjungtiva tarsal superior. Tipe limbus. Hipertrofi papil pada limbus superior yang dapat membentuk jaringan hiperplastik gelatin, dengan Trantas dot yang merupakan degenerasi epitel kornea atau eosinofil di bagian epitel limbus kornea, terbentuknya pannus, dengan sedikit eosinofil. Alergi merupakan kemungkinan terbesar penyebab konjungtivitis vernal. Hal ini berdasarkan pada: 1. tendensi untuk diderita anak-anak dan orang usia muda 2. kambuh secara musiman 3. pemeriksaan getah mata didapatkan eosinofil

Alergen spesifiknya sulit dilacak, namun pasien kadang kadang menampakkan manifestasi alergi lainnya yang berhubungan dengan sensitivitas tepung sari rumput. Gambaran klinis konjungtivitis vernal adalah sebagai berikut : o Keluhan utama: gatal Pasien pada umumnya mengeluh tentang gatal yang sangat. Keluhan gatal ini menurun pada musim dingin. o Ptosis Terjadi ptosis bilateral, kadang-kadang yang satu lebih ringan

dibandingkanyang lain. Ptosis terjadi karena infiltrasi cairan ke dalam selsel konjungtiva palpebra dan infiltrasi sel-sel limfosit plasma, eosinofil, juga adanyadegenarasi hyalin pada stroma konjungtiva. o Getah mata Keluhan gatal umumnya disertai dengan bertahi mata yang berserat-serat. Konsistensi getah mata/tahi mata elastis ( bila ditarik molor). o Kelainan pada palpebra Terutama mengenai konjungtiva palpebra superior. Konjungtiva tarsalis pucat, putih keabu-abuan disertai papil-papil yang besar (papil raksasa). Inilah yangdisebut cobble stone appearance. Susunan papil ini rapat dari sampingtampak menonjol. Seringkali dikacaukan dengan trakoma. Di permukaannyakadang-kadang seperti ada lapisan susu, terdiri dari sekret yang mukoid. Papil ini permukaannya rata dengan kapiler di tengahnya. Kadang-kadang konjungtiva palpebra menjadi hiperemi, bila terkena infeksi sekunder. o Horner Trantas dots Gambaran seperti renda pada limbus, dimana konjungtiva bulbi menebal, berwarna putih susu, kemerah-merahan, seperti lilin. Merupakan penumpukan eosinofil dan merupakan hal yang patognomosis pada konjungtivitis vernal yang berlangsung selama fase aktif.

o Kelainan di kornea Dapat berupa pungtat epithelial keratopati. Keratitis epithelial difus khas inisering dijumpai. Kadang-kadang didapatkan ulkus kornea yang berbentuk bulat lonjong vertikal pada superfisial sentral atau para sentral, yang dapatdiikuti dengan pembentukan jaringan sikatrik yang ringan. Kadang juga didapatkan panus, yang tidak menutupi seluruh permukaan kornea, sering berupa mikropanus, namun panus besar jarang dijumpai. Penyakit inimungkin juga disertai keratokonus. Kelainan di kornea ini tidak membutuhkan pengobatan khusus, karena tidak tidak satu pun lesi kornea ini berespon baik terhadap terapi standar.

Penyakit ini biasanya sembuh sendiri tanpa diobati, dan perlu diingat bahwa medikasi yang dipakai terhadap gejala hanya memberi hasil jangkapendek, berbahaya jika dipakai jangka-panjang.

Oleh karena dasarnya alergi, diberi larutan kortikosteroid, yang pada stadium akut diberikan setiap 2 jam 2 tetes, atau dalam bentuk salep mata. Steroid topikal atau sistemik, yang mengurangi rasa gatal, hanya sedikit mempengaruhi penyakit kornea ini, dan efek sampingnya (glaukoma, katarak, ulkus kornea,dan komplikasi lain) dapat sangat merugikan. Sekali penderita memakai kortikosteroid dan merasakeluhan-keluhannya menjadi sangat berkurang, ada kecenderungan untuk memakaikortikosteroid secara terus-menerus. Sebaiknya kortikosteroid lokal diberikan setiap 2 jam selama 4 hari, untuk selanjutnya digantikan dengan obat-obatan yang lain. Kalau ada kelainan kornea, jangan diberikan

kortikosteroid lokal, kalau perlu dapat diberikan secara sistemik, disamping ditambah dengan sulfat atropin 0,5 % 3 kalisehari 1 tetes. Cromolyn topical adalah agen profilaktik yang baik untuk kasus sedang sampai berat. Vasokonstriktor, kromolin topikal dapat mengurangi pemakaian steroid. Kompres dingin selama 10 menit beberapa kali sehari dapat mengurangi keluhan. Keluhan

penderita. Tidur (jika mungkin juga bekerja) di ruang sejuk ber AC sangatmenyamankan pasien. Bila terdapat tukak kornea, maka diberi antibiotik lokal untuk mencegah infeksi sekunder disertai dengan sikloplegik. Pada kasuskasus berat,kortikosteroid dan antihistamin peroral dapat dianjurkan. Bila pengobatan tidak adahasil dapat diberikan radiasi, atau dilakukan

pengangkatan giant papil.

DAFTAR PUSTAKA

Asbury, Vaughan. Konjungtivitis. Dalam : Oftalmologi Umum. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2010. Ilyas S. Konjungtivitis. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.

Você também pode gostar