Você está na página 1de 33

1

BAB I PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah akibat peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah. Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin yang dapat merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut. Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi. Diare akan menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan akan menyebabkan keadaan dehidrasi. Yang ditandai dengan berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun bisa jadi cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.

II. STATUS PENDERITA A. IDENTITAS PENDERITA Nama Umur Jenis Kelamin Agama Alamat Suku Nama Ayah Umur Pendidikan Pekerjaan Nama Ibu Umur Pendidikan Pekerjaan Tanggal Periksa : An. Z : 16 bulan : laki-laki : Islam : Dau-Malang : Jawa : Tn. A : 28 tahun : SD : Petani : Ny. Y : 26 tahun : SD : IRT : 7 Desember 2012

B. ANAMNESIS 1. Keluhan Utama : diare

2. 3.

Keluhan Penyerta : demam, muntah Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke IGD dengan keluhan diare sejak 1 hari yang lalu disertai demam. Diare sebanyak 5x dalam sehari, diare cair ada ampasnya, warna kuning, lender (+), darah (-), ibu pasien juga mengatakan bahwa pasien mengalami muntah 3x, yang dimuntahkan adalah makanan yang di berikan. Demam muncul bersamaan dengan munculnya keluhan diare, demam naik turun, terus menerus, semakin demam jika malam hari. BAK (+) tapi hanya sedikit.

4.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat Mondok (-)

5.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat keluarga dengan penyakit serupa (-) Riwayat Asma (-) Riwayat Penyakit Jantung (-) Riwayat Sakit Gula (-) Riwayat alergi obat (-)

6.

Riwayat Imunisasi: Hepatitis B (+) BCG (+) DPT (+)

7.

Polio (+)

Riwayat Persalinan Lahir secara spontan ditolong oleh bidan pada usia kehamilan 36 minggu. Anak lahir langsung menangis. Berat badan lahir 2600 gram, panjang badan lahir 50 cm.

8.

Riwayat Sosial Ekonomi: Pasien adalah anak laki-laki berusia 16 bulan. Ayah pasien bekerja sebagai petani dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Penghasilan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

9.

Riwayat Gizi Anak masih mendapat ASI dan di beri makanan nasi, sayur dan lauk pauk.

C. ANAMNESIS SISTEM 1. Kulit : gatal (-) : rambut rontok (-), luka (-), benjolan (-) :Pandangan mata berkunang-kunang (-), penglihatan

2. Kepala

3.

Mata

kabur (-), ketajaman mata berkurang (-)


4. Hidung 5. Telinga

:Tersumbat (-/-), mimisan (-/-) : Pendengaran berkurang (-/-), berdengung (-/-), cairan

(-)
6. Mulut

: Sariawan (-), mulut kering (-/-), lidah terasa pahit (-) : sakit menelan (-), serak (-) : sesak napas (-), batuk (-), mengi (-) : berdebar-debar (-), nyeri dada (-), ampeg (-) : mual (-), muntah (+) 3x, diare (+) 5x, nafsu makan

7. 8. 9.

Tenggorokan Pernapasan Kardiovaskuler

10. Gastrointestinal

turun (+), nyeri perut (-)


11. Genitourinary

: BAK jarang : kejang (-), lumpuh (-), kaki kesemutan (-)

12. Neurologic

13. Musculoskeletal : kaku sendi (-), nyeri sendi panggul (-), nyeri tangan&kaki (-), nyeri otot (-)
14. Ekstremitas Atas : bengkak (-), luka (-) 15. Ekstremitas Bawah: bengkak (-), luka (-)

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : tampak lemah

GCS 2. Tanda Vital


: 456 : : 9,4 kg : - cm : - mmHg : 100 x/menit

BB TB Tensi Nadi

Pernapasan : 24x/menit Suhu : 37 C :

3.

Kulit

turgor: menurun, ikterik (-), sianosis (-), pucat (-), eritema (-) 4. Kepala :

Bentuk: mesocephal, luka (-), rambut: hitam, macula (-), papula (-), UUB cekung (+)
5. Mata :

Mata Cowong (+/+), Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil:isokor, warna kelopak: coklat, radang (-/-) 6. Hidung :

Nafas cuping hidung (-/-), secret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas hidung (-), hiperpigmentasi (-) 7. Mulut :

Bibir pucat (-), bibir kering (+), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi lidah hiperemis (-), tremor (-), gusi berdarah (-)

8.

Telinga

Secret (-/-), pendengaran menurun (-/-), 9. Tenggorokan :

Tonsil membesar (-/-), faring hiperemis (-) 10. Leher JVP: : normal , trakea:ditengah, tidak ada deviasi, pembesaran

kelj.tiroid (-), pembesaran kelj.limfe (-), lesi pada kulit (-) 11. Thoraks :

Bentuk: normochest, pernapasan: thoracoabdominal, retraksi (-), spider nevi (-), pulsasi infrasternalis (-), sela iga membesar (-) Cor :

Inspeksi: ictus cordis tidak nampak Palpasi: ictus cordis tidak kuat angkat Perkusi: Batas kiri atas: SIC II Linea Para Sternalis Sinistra Batas kanan atas: SIC II Linea Para Strernalis Dextra Batas kiri bawah: SIC V 1cm medial MCL Sinistra Batas kanan bawah: SIC IV Linea Para Strernalis Dextra Pinggang jantung: SIC III Linea Para Strernalis Sinistra (batas jantung kesan tidak melebar) Auskultasi: BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)

Pulmo

Inspeksi: pengembangan dada sama kanan dengan kiri Palpasi: fremitus raba sama kanan dengan kiri, krepitasi (-), nyeri tekan (-) Perkusi: sonor/sonor Auskultasi: suara dasar = vesikuler disemua lapang paru Suara tambahan:
+ + + + Co r + + + + + Co r +

Ronkhi

Wheezing

12. Abdomen : Inspeksi: dinding perut sejajar dengan dinding dada Auskultasi: bising usus (+) Perkusi: hipertimpani (meteorismus) Palpasi: supel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba, turgor kulit menurun 13. Ekstremitas :

Palmar eritema (-/-) Akral Dingin Oedem

--

--

14. Sistem Genitalia : normal 15. Pemeriksaan Neurologi : Kesadaran: 456 Fungsi Luhur : dalam batas normal

Fungsi Vegetatif : BAK jarang Fungsi Sensorik : dalam batas normal Fungsi Motorik :

Refrek fisiologis: (+) normal K


5 5

_ _

RP
_

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG:

Tanggal 7-12-2012 Hematologi: Item periksa Hemoglobin Leukosit Trombosit LED PCV/HCT Eritrosit Hitung jenis eosinofil Hitung jenis basofil Hasil pemeriksaan 11,3 11,1 398 30,1 5,53 1 1 Nilai normal 12-16 4-10 150-400 2-20 37-48 4,0-5,5 1-3 0-1 Satuan g/dl ribu/mm3 ribu/mm mm/jam % juta/mm3

10

Hitung jenis N.Stab Hitung jenis N.Segmen Hitung jenis lymphosit Hitung jenis monosit

60 26 12

2-6 50-70 20-40 2-8

Serologi Item Pemeriksaan Thypi O Thypi H Parathypi OA Parathypi OB Feses lengkap : 08-12-2012 Item pemeriksaan Warna Bentuk Lendir Darah Eritrosit Leukosit Epitel Bakteri Sisa makanan Telur cacing Cacing Cysta Amoeba F. RESUME : Hasil Kuning Lembek + 0-1 1-2 1-2 + + Hasil Pemeriksaan Negatif Negatif Negatif Negatif Nilai Normal Negatif Negatif Negatif Negatif

Pasien datang ke IGD dengan keluhan diare sejak 1 hari yang lalu disertai demam. Diare sebanyak 5x dalam sehari, diare cair ada ampasnya, warna kuning, lender (+), darah (-), ibu pasien juga mengatakan bahwa pasien mengalami muntah 3x, yang dimuntahkan adalah makanan yang di berikan. Demam muncul bersamaan dengan munculnya keluhan diare, demam naik turun, semakin demam jika malam hari. BAK (+) tapi hanya sedikit. Dari

11

pemeriksaan fisik didapatkan mata cowong, bising usus meningkat, meteorismus (+), akral hangat dan keadaan pasien tampak lemah. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan hasil Thypi O (-), Thypi H (-), Parathypi OA (-), Parathypi OB (-),dari darah lengkap di dapatkan hitung jenis leukosit basofil dan monosit meningkat dan dari feses lengkap didapatkan hasil feses warna kuning, lembek, lendir (+), darah (-), bakteri (+), sisa makanan (+), telur cacing (-), amoeba (-). G. DIAGNOSA KERJA Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan H. DIAGNOSA BANDING Disentri Kolera Colitis ulserosa I. DIAGNOSTIK HOLISTIK : 1. Diagnostik dari segi biologis: Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan 2. Diagnosis dari segi psikologis Hubungan An.Z dengan keluarga baik, ketika dirumah sakit pasien ditunggu oleh orang tuanya. Secara psikologis mungkin anak pasien mengalami stress akibat proses perawatan.
3. Diagnosis dari segi sosial:

Pasien merupakan anak yang berumur 5 bulan yang aktif berinteraksi dalam kesehariannya. J. PENETALAKSANAAN :

12

1.

Medikmentosa

IVFD: - Rehidrasi KaEn 3B 43 tpm selama 1 jam. - Maintenance 13 tpm

Injeksi R/ Ceftriaxone 2x250 mg/IV R/ Ondancetron 3x1mg/IV

Per Oral R/ Dialac 2x1 R/ Neokaulana syr 3x1 cth R/ Colistin syr 3x1 cth R/ Sanmol syr 3x cth

2.

Non medikamentosa:

Menjelaskan kepada orang tua pasien tentang penyakit pasien dan pasien disarankan agar rawat inap. Istirahat yang cukup bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan.

Pasien diberikan makanan bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkatan kesembuhan pasien.

Manjaga kebersihan lingkungan rumah dan kebersihan diri.

K. PROGNOSA Dubia et bonam


L. FOLLOW UP

Tanggal 8 Desember 2012 S : diare, demam dan muntah.

13

O : KU lemah, composmentis, GCS 456 Tanda Vital : T: - mmHg N: 100 x/menit BB: 9,4 kg TB: - cm Status generalis: diare, muntah, demam, keadaan umum tampak lemah, ubun-ubun besar cekung, mata cowong, turgor kulit turun, BAK sedikit. Pemeriksaan laboratorium: leukosit dan monosit meningkat, feses lembek, lendir (+), bakteri (+). A : Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan P:

RR: 24x/menit S: 37 C

IVFD: maintenence C1 : 4 = 13 tetes/menit. Injeksi R/ Ondancetron 3x1mg/IV R/ pycin 2x125 mg/IV

Per Oral R/ Dialac 1x1 R/ Colistin syr 3x 1/2 cth R/ Neokaulana syr 3x1/2 cth R/ Sanmol syr 3x1/2 cth

Tanggal 9 Desember 2012 S : diare, muntah, demam turun O : KU lemah, composmentis, GCS 456 Tanda Vital : T: - mmHg N: 100 x/menit BB: 9,4 kg RR: 24 x/menit S: 37 C

14

TB: - cm Status generalis: diare, demam turun, keadaan umum tampak lemah, ubunubun besar cekung, mata cowong, turgor kulit turun, BAK sedikit A : Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan P:

IVFD: maintenence C1 : 4 = 11 tetes/menit. Injeksi R/ pycin 2x125 mg/IV R/ Ondoncetron 2x1mg/IV

Per Oral R/ Dialac 1x1 R/ Colistin syr 3x 1/2 cth R/ Neokaulana syr 3x1/2 cth R/ Sanmol syr 3x1/2 cth

Tanggal 10 Desember 2012 S : diare, muntah, demam turun O : KU lemah, composmentis, GCS 456 Tanda Vital : T: - mmHg N: 110 x/menit BB: 9,6 kg TB: - cm Status generalis: diare berkurang, demam turun, keadaan umum tampak lemah, ubun-ubun besar cekung, mata cowong, turgor kulit turun, BAK sedikit. A : Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan P:

RR: 25 x/menit S: 36,5 C

IVFD: maintenence C1 : 4 = 11 tetes/menit.

15

Injeksi R/ pycin 2x125 mg/IV R/ Ondoncetron 2x1mg/IV

Per Oral R/ Dialac 1x1 R/ Colistin syr 3x 1/2 cth R/ Neokaulana syr 3x1/2 cth R/ Sanmol syr 3x1/2 cth

16

BAB II IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI DALAM KELUARGA

A. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA Nama Kepala Keluarga Alamat Lengkap Bentuk Keluarga Daftar Anggota Keluarga No. Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien 1. Tn. A Ayah (kepala 2. Ny. Y 4. An. D 6. An.Z keluarga) Ibu Anak Anak P 26 thn L 8 thn L 16 bln SD SD Petani Pelajar tidak Tidak ya sehat Sehat Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan L 28 thn SD Petani Klinik tidak Ket. sehat : An.Z : Dau-Malang : nuclear family

B. FUNGSI HOLISTIK 1. Fungsi Biologis : Keluarga terdiri atas penderita (An.Z 16 bulan), ayah Tn. A dan Ibu Ny. Y. Diagnosa pasien GEA dengan dehidrasi ringan.

17

2.

Fungsi Psikologis : Hubungan keluarga di antara mereka terjalin baik, terbukti dengan adanya komunikasi antar anggota keluarga dalam menjaga pasien dirumah sakit sangat baik.

3.

Fungsi Sosial : Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat, hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Penderita masih seorang balita yang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtuanya.

C. FUNGSI FISIOLOGIS ADAPTATION Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain. PARTNERSHIP Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut. GROWTH Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan anggota keluarga tersebut. AFFECTION Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota keluarga. RESOLVE Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.

18

APGAR Terhadap Keluarga A

Tn. A

Ny. Y 2

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga 2 saya bila saya menghadapi masalah

Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan 2 membagi masalah dengan saya

Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan 2 mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru

Saya

puas

dengan

cara

keluarga

saya 2

mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian, dll R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya 2 membagi waktu bersama-sama SKOR APGAR skor = Fungsi fisiologis keluarga baik Keterangan Skoring : Hampir selalu Kadang kadang Hampir tak pernah : 2 poin : 1 poin : 0 poin : 10 10 2

Total APGAR score keluarga An. Z adalah = 10+10= 20:2=10 Kesimpulan: Fungsi fisiologis keluarga An.Z baik.

D. FUNGSI PATOLOGIS DENGAN ALAT SCREEM

19

SCREEM SUMBER PATHOLOGY Social KET

Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga dengan saudara.

Cultural

Dalam kesehariannya keluarga An. Z menggunakan bahasa Jawa

Religius

Pemahaman terhadap ajaran agama cukup, demikian juga dalam ketaatannya dalam beribadah.

Economy

Ekonomi

keluarga

pasien

termasuk

perekonomian +

menengah kebawah. Educatio n Medical Tingkat pengetahuan keluarga An. Z mengenai kesehatan + masih kurang. Orang tuan An. Z adalah lulusan SD. Jika sakit pergi ke dokter atau ke rumah sakit -

Kesimpulan : fungsi patologis pada keluarga ini terletak pada fungsi ekonomi dan education. E. GENOGRAM :
Bentuk Keluarga : nuclear Family

Keterangan : : laki-laki : perempuan

20

F. INFORMASI POLA INTERAKSI KELUARGA


Pola interaksi keluarga An. Z

Tn.A 40 thn

Ny.Y

An. D 18 thn

An. Z

Keterangan : : Hubungan baik : Hubungan kurang baik Kesimpulan : Hubungan antara anggota keluarga di keluarga ini baik

21

BAB III IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


A. IDENTIFIKASI

FAKTOR

PERILAKU

DAN

NON

PERILAKU

KELUARGA
1.

Faktor Perilaku Keluarga a. Pengetahuan Keluarga kurang memahami penyakit penderita. b. Sikap Keluarga peduli terhadap kesehatan penderita. c. Tindakan keluarga membawa An. Z ke pelayanan kesehatan.

2.

Faktor Non Perilaku a. Lingkungan Rumah yang dihuni pasien ini cukup memenuhi standar kesehatan. Kebersihan lingkungan terjaga dengan baik dengan pencahayaan ruangan dan ventilasi rumah yang cukup memadai. Untuk kebutuhan air sehari-hari diperoleh dari PDAM . b. Keturunan Tidak ada faktor keturunan. c. Pelayanan Kesehatan Keluarga An. Z ke dokter atau rumah sakit sebagai sarana untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

22

Pemahaman: keluarga kurang memahami penyakit penderita Sikap: keluarga peduli terhadap penyakit penderita

Lingkungan : rumah cukup memenuhi syarat kesehatan

An. Z

Keturunan : Tidak ada faktor keturunan

Tindakan: keluarga ikut mengantarkan An.Z untuk berobat

Pelayanan Kesehatan : Jika sakit ke dokter praktek atau ke RS

Faktor Perilaku Faktor Non Perilaku

Kesimpulan :

Faktor perilaku keluarga berpengaruh terhadap kesehatan An. Z karena pengetahuan keluarga tentang kesehatan masih kurang terutama tentang penyakit yang diderita.

Faktor non-perilaku keluarga berpengaruh positif terhadap kesehatan An. Z

B. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH Lingkungan Luar Rumah Pasien tinggal bersama kedua orang tua di perkampungan. Tidak memiliki pekarangan rumah tetapi terdapat pagar pembatas. Saluran pembuangan limbah sudah tersalur ke got. Pembuangan sampah di rumah diangkut oleh petugas kebersihan. Lingkungan Dalam Rumah Dinding rumah terbuat dari batu bata yang di cat, sedangkan lantai rumah sudah menggunakan keramik. Rumah ini terdiri dari 5 ruangan yaitu ruang tamu, 2 kamar tidur, satu dapur dan 1 kamar mandi. Rumah ini hanya mempunyai satu

23

pintu untuk keluar masuk (di bagian depan) serta dua jendela kaca. Keluarga ini sudah mempunyai fasilitas MCK keluarga dan fasilitas air dari PDAM. Ventilasi udara cukup karena hanya tedapat jendela pada tiap ruangan. Denah Tempat Tinggal An. L
U

7m

kama r

Kamar mandi Ruang Tamu 8 m

dapur

Kamar mandi

Kamar

Keterangan :
=Jendela =Pintu

Indoor
-

Luas rumah 56 m2. Lantai sudah menggunakan keramik. Pencahayaan dan ventilasi baik. Tiap kamar terdapat 2 buah jendela. Sumber air bersih dari PDAM. Saluran pembuangan air langsung menuju selokan. Saluran jamban menuju septic tank.

Outdoor -

24

BAB IV DAFTAR MASALAH A. MASALAH MEDIS : Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan. B. MASALAH NON MEDIS :
1. 2.

Perekonomian keluarga pasien termasuk menengah ke bawah. Keluarga kurang memahami penyakit penderita

C. DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN An. Z Masalah medis: Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan. 16 bulan Masalah non medis: Perekonomian keluarga pasien terasuk menengah ke bawah Keluarga kurang memahami penyakit penderita

25

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Defenisi Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah akibat peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah. Gastroenteritis juga dikenal dengan gastro, gastric flu, atau stomach flu. Keluhan yang biasa dilaporkan pada penderita gastroenteritis bervariasi dari sakit ringan di perut selama satu atau dua hari sampai menderita muntah dan diare selama beberapa hari atau lebih lama. Gastroenteritis adalah inflamasi pada lapisan membran gastrointestinal disebabkan oleh beberapa varian enteropatogen yang luas, yaitu bakteri, virus, dan parasit. Manifestasi klinik tergantung pada respon penderita terhadap infeksi yaitu infeksi asimptomatik, diare, diare dengan darah, diare kronik, dan manifestasi ekstrainternal dari infeksi. Gastroenteritis dikatakan akut jika diare berlangsung singkat, dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari. 5.2 Etiologi Gastroenteritis Etiologi dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu : 1. Faktor infeksi a. Infeksi enteral, yaitu infeksi pada saluran pencernaan dan merupakan penyebab utama diare pada anak, meliputi : 1). Infeksi Bakteri : E.Coli, Salmonella, Shigella SPP, Vibrio Cholera 2). Infeksi Virus : Enterovirus, Protozoa, Adenovirus 3). Infeksi Jamur : Protozoa, Candida SPP, Entamoeba Histolityca b. Infeksi parental, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti OMA, broncopneumonia, tonsilofaringitis 2. Faktor malabsorbsi Malabsorbsi karbohidrat

26

Malabsorbsi lemak Malabsorbsi protein 3. Obat-obatan : zat besi, antibiotika 4. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan 5. Faktor psikologis 5.3 Manifestasi klinis Tanda dan gejala yang biasa timbul pada penderita gastroenteritis adalah : 1. Suhu tubuh meningkat 2. Nyeri perut, distensi abdomen, mual dan muntah 3. Diare 4. Dehidrasi : Ubun-ubun cekung, kelopak mata cekung, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, BAK menurun 5. Nadi cepat dan lemah atau tidak teraba 6. Pernafasan dalam dan cepat Penentuan derajat dehidrasi menurut WHO a. Dehidrasi ringan - Diare : bab kurang dari 4 kali sehari - Muntah sedikit, rasa haus normal - Denyut nadi normal, atau meningkat - Membran mukosa kering - Berat badan turun : anak 3 % dan bayi 5 % - Tekanan darah dalam batas normal - Turgor kulit kurang baik b. Dehidrasi sedang - Kehilangan berat badan : 6% dan bayi 10% - Mengantuk dan lesu - Pucat eksremitas dingin - Diare 4-10 kali sehari - Muntah beberapi kali

27

- Mata cekung, mulut/ lidah kering - Turgor kulit tidak elastis - Nafas dan denyut nadi agak cepat - Ubun-ubun cekung c. Dehidrasi berat - Sangat mengantuk, lemah - Diare lebih dari 10 kali sehari - Sering muntah - Air mata tidak ada, mulut dan lidah sangat kering - Elastis kulit sangat lambat - Nafas dan denyut nadi sangat cepat, ubun-ubun sangat cekung - Berat badan turun : anak 9% dan bayi 15% 5.4 Patofisiologi Diare akut akibat infeksi (gastroenteritis) terutama dilakukan secara fekal oral. Hal ini disebabkan masukan minuman atau makanan yang terkontaminasi tinja ditambah dengan ekskresi yang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan yang disajikan tanpa dimasak penularannya transmisi orang ke orang melalui aerosolisasi (Norwalk, rotavirus), tangan yang terkontaminasi (Clostridium difficille), atau melalui aktivitas seksual. Faktor penentu terjadinya diare akut adalah faktor penyebab (agent) dan faktor penjamu (host). Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme, yaitu faktor daya tahan tubuh atau lingkungan lumen saluran cerna, seperti keasaman lambung, motilitas lambung, imunitas juga mencakup lingkungan mikroflora usus. Faktor penyebab yang mempengaruhi patogenesis antara lain daya penetrasi, yang merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan di usus serta daya lekat kuman. Mikroorganisme yaitu : tersebut membentuk koloni-koloni yang dapat menginduksi diare patogenesis diare disebabkan infeksi bakteri terbagi dua

28

1) Bakteri noninvasif (enterotoksigenik)

Bakteri masuk kedalam makanan atau minuman yang tercemar oleh bakteri tersebut. Bakteri kemudian tertelan dan masuk kedalam lambung, didalam lambung bakteri akan dibunuh oleh asam lambung, namun bila jumlah bakteri terlalu banyak maka akan ada yang lolos kedalam usus 12 jari (duodenum). Di dalam duodenum bakteri akan berkembang biak sehingga jumlahnya mencapai 100 juta koloni atau lebih per ml cairan usus. Dengan memproduksi enzim muicinase bakteri berhasil mencairkan lapisan lendir yang menutupi permukaan sel epitel usus sehingga bakteri dapat masuk ke dalam membrane (dinding sel epitel). Di dalam membran bakteri mengeluarkan toksin yang disebut sub unit A dan sub unit B. Sub unit B melekat di dalam membrane dari sub unit A dan akan bersentuhan dengan membrane sel serta mengeluarkan cAMP (cyclic Adenosin Monophospate). cAMP berkhasiat merangsang sekresi cairan usus di bagian kripta vili dan menghambat absorbsi cairan di bagian kripta vili, tanpa menimbulkan kerusakan sel epitel tersebut. Sebagai akibat adanya rangsangan sekresi cairan dan hambatan absorbsi cairan tersebut, volume cairan didalam lumen usus akan bertambah banyak. Cairan ini akan menyebabkan dinding usus menggelembung dan tegang dan sebagai reaksi dinding usus akan megadakan kontraksi sehingga terjadi hipermotilitas atau hiperperistaltik untuk mengalirkan cairan ke bawah atau ke usus besar. Dalam keadaan normal usus besar akan meningkatkan kemampuannya untuk menyerap cairan yang bertambah banyak, tetapi tentu saja ada batasannya. Bila jumlah cairan meningkat sampai dengan 4500 ml (4,5 liter), masih belum terjadi diare, tetapi bila jumlah tersebut melampaui kapasitasnya menyerap, maka akan terjadi diare. 2) Bakteri enteroinvasif

29

Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi, dan bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan darah. 5.5 Penatalaksanaan 1. 2. 3. Penatalaksanaan medik primer diarahkan pada pengontrolan dan penyembuhan penyakit yang mendasar. Untuk diare ringan, tingkatkan masukan cairan peroral, mungkin diresepkan glukosa oral dan larutan elektrolit Untuk dari sumber noninfeksius. 4. 5. Diresepkan antimikrobial jika telah teridentifikasi preparat infeksius atau diare memburuk Terapi interavena untuk hidrasi cepat (diberi cairan), terutama untuk klien yang sangat muda atau lansia. Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau berat ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya. a. b. c. Dehidrasi ringan Dehidrasi sedang Dehidrasi berat a) 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/jam = 10 tetes/kg BB/menit (infus set 1 ml = 15 tetes atau 13 tetes/kgBB/menit. b) 7 jam berikutnya 12 ml/kgBB/jam = 3 tetes/kgBB/menit (infus set 1 ml = 20 tetes). 1 jam pertama 2550 ml/KgBB/hari Kemudian 125 ml/ KgBB /hari 1 jam pertama 50100 ml/KgBB/oral Kemudian 125 ml/kgBB/hari 1) Untuk anak umur 1 bulan 2 tahun dengan berat badan 310 kg diare sedang, obat-obat non-spesifik, difenoksilat (lomotif) dan loperamit (imodium) untuk menurunkan motilitas

30

c) 16 jam berikutnya 125 ml/kgBB oralit per oral bila anak mau minum, teruskan dengan intra vena 2 tetes/kgBB/menit atau 3 tetes/kgBB/menit. 2) Untuk anak lebih dari 25 tahun dengan berat badan 1015 kg. a) 1 jam pertama 30 ml/kgBB/jam atau 8 tetes/kg BB/menit (infus set 1 ml = 15 tetes) atau 10 tetes/ kgBB/menit (1 ml = 20 tetes). b) 7 jam kemudian 127 ml/kgBB oralit per oral, bila anak tidak mau minum dapat diteruskan dengan intra vena 2 tetes/kgBB/menit atau 3 tetes/kgBB/menit. 3) Untuk anak lebih dari 5 10 tahun dengan berat badan 15 25 kg a) 1 jam pertama 20 ml/kgBB/jam atau 5 tetes/kgBB/menit (infus set 1 ml = 20 tetes) b) 16 jam berikutnya 105 ml/kgBB oralit per oral 5.6 Komplikasi 1.
2.

Dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit Shock hipovolemik yang terdekompensasi (hipotensi, Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika Kejang demam terjadi pada dehidrasi hipertonik Hipoglikemia (gula) Hipokalemia (meteorismus, hipotoni otot, lemah, Bakteremia

asidosis metabolic, perfusi sistemik buruk)


3.

lama atau kronik)


4.

(dehidrasi yang berlebih) 5.


6.

bradikardi, disritmia jantung) 7.

31

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN KOMPREHENSIF 6.1 Kesimpulan holistik Diagnosa holistik: An. Z (16 bulan) adalah penderita Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan, tinggal dalam nuclear family dengan kondisi keluarga yang harmonis. Status perekonomian pasien menengah kebawah, cukup dalam kebutuhan sehari-hari. Lingkungan keluarga yang cukup sehat dan merupakan anggota masyarakat biasa dalam kehidupan kemasyarakatan yang mengikuti beberapa kegiatan dilingkungannya. 1. Diagnostik dari segi biologis: Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan. 2. Diagnosis dari segi psikologis Hubungan An.Z dengan keluarga baik, ketika dirumah sakit pasien ditunggu oleh orang tuanya. Secara psikologis mungkin anak pasien mengalami stress akibat proses perawatan. 3. Diagnosis dari segi sosial: Pasien merupakan anak yang berumur 16 bulan yang aktif berinteraksi dalam kesehariannya. 6.2
1.

Saran komprehensif Promotif : Memberikan edukasi ke keluarga pasien tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, dan memberikan edukasi mengenai pencegahan dan penangganan gastroenteritis akut dan dehidrasi ringan yang dialami pasien.

2.

Preventif : Perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan :

32

Keluarga hendaknya cuci tangan setelah dari toilet dan khususnya sebelum makan atau mempersiapkan makanan. Hindari minum susu mentah (yang belum dipasteurisasi) Hindari minum air mentah, rebus air sampai mendidih. Kuratif Teratur minum obat yang diberikan.

3.

4.

Rehabilitatif Rehabilitatif bertujuan untuk meminimalisir terjadinya komplikasi dan agar pasien cepat kembali sehat dan bisa beraktifitas secara normal perlu diberikan edukasi mengenai pola makan dan komplikasi yang mungkin timbul pada pasien dengan gastroenteritis.

33

DAFTAR PUSTAKA Sudoyono, Aru W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi 1V. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Edisi III. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Behrman, Richard. Alih Bahasa: Samik, Wahab. (1999). Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta; EGC Carpenito, Linda Juall. Ahli bahasa Monica, Ester (1999). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta; EGC Price, Sylvia Anderson. Alih bahasa: Brahm. (2005). Pathofisiologi: Konsep konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta; EGC Sarwono, Waspadji dan Soeparman. (2003). Ilmu Penyakit Dalam II. Jakarta; FKUI DeCamp LR et al. Use of Antiemetic Agents in Acute Gastroenteritis: A Systematic Review and Meta analysis. Arch Pediatr Adolesc Med 2008; 162(9): 858-865 Freedman SB et al. Oral Ondansetron Administration in Emergency Departments to Children with Gastroenteritis: An Economic Analysis. PLoS Medicine 2010; 7 (10) (published online on October 1, 2010, doi:10.1371/journal.pmed.1000350).

Você também pode gostar

  • Bab Iii
    Bab Iii
    Documento1 página
    Bab Iii
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • BAB I Pendahuluan
    BAB I Pendahuluan
    Documento1 página
    BAB I Pendahuluan
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • Sofi An.
    Sofi An.
    Documento27 páginas
    Sofi An.
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • 5-Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi PDF
    5-Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi PDF
    Documento78 páginas
    5-Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi PDF
    Yana Asmawaty
    83% (12)
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento1 página
    Kata Pengantar
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento2 páginas
    Daftar Pustaka
    Dhiya' Vina
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento3 páginas
    Bab I
    tiar
    Ainda não há avaliações
  • Patofis
    Patofis
    Documento1 página
    Patofis
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento4 páginas
    Bab I
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • Pedoman Pengisisan Rekam Medis
    Pedoman Pengisisan Rekam Medis
    Documento1 página
    Pedoman Pengisisan Rekam Medis
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Documento48 páginas
    Presentation 1
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • Pedoman Pengisian Rekam Medis
    Pedoman Pengisian Rekam Medis
    Documento1 página
    Pedoman Pengisian Rekam Medis
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • Lembar Observasi Pasien
    Lembar Observasi Pasien
    Documento1 página
    Lembar Observasi Pasien
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • Referat
    Referat
    Documento25 páginas
    Referat
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento4 páginas
    Bab I
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • CAMPAK
    CAMPAK
    Documento11 páginas
    CAMPAK
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • Referat Terapi Oksigen
    Referat Terapi Oksigen
    Documento32 páginas
    Referat Terapi Oksigen
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • Referat Rehabilitasi Medik
    Referat Rehabilitasi Medik
    Documento2 páginas
    Referat Rehabilitasi Medik
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • Penatalaksanaan Keracunan Insektisida
    Penatalaksanaan Keracunan Insektisida
    Documento3 páginas
    Penatalaksanaan Keracunan Insektisida
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • Adaptasi BBL PW
    Adaptasi BBL PW
    Documento78 páginas
    Adaptasi BBL PW
    Desi Phyki
    Ainda não há avaliações
  • Polip
    Polip
    Documento17 páginas
    Polip
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • Kajian Masalah
    Kajian Masalah
    Documento2 páginas
    Kajian Masalah
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • Anamnesis Pada Anak
    Anamnesis Pada Anak
    Documento90 páginas
    Anamnesis Pada Anak
    Cumi Cumi Cinta
    100% (3)
  • BCG
    BCG
    Documento13 páginas
    BCG
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • Mapping
    Mapping
    Documento1 página
    Mapping
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat
    Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat
    Documento33 páginas
    Terapi Oksigen Pada Anestesi Referat
    Cumi Cumi Cinta
    100% (1)
  • Referat Rehab
    Referat Rehab
    Documento4 páginas
    Referat Rehab
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • RAS Gilut
    RAS Gilut
    Documento2 páginas
    RAS Gilut
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • Pemeriksaan Fisik
    Pemeriksaan Fisik
    Documento45 páginas
    Pemeriksaan Fisik
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento2 páginas
    Daftar Isi
    Cumi Cumi Cinta
    Ainda não há avaliações