Você está na página 1de 14

ANALISA KINERJA PRODUKTIVITAS DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT.

PUPUK ISKANDAR MUDA (PIM) ACEH UTARA


Ir. BURHANUDDIN, AB1., DEWIYANA, ST. MT2., RYAN PRAMANDA3
Dosen dan Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Universitas samudra Langsa

ABSTRACT The Balanced Scorecard is one of the alternative performance measure that aims to combine the size of financial and non financial performance. There are four aspects is a financial perspective, customer perspective, internal business process perspective, growth and learning perspective performance of PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) of North Aceh. The collected of data using primary and secondary data. The primary data obtained from financial statement, employee data, customer data, manufacture based fertilizer data and questionnaires from annual reports of PT. Pupuk Iskandar Muda period in 2009, 2010, 2011. The population is all customers and employees of PT. Pupuk Iskandar Muda, while the samples taken, respectively, are 38 respondents to our customers and the employee. Results of the questionnaire have been tested for validity and reliability using SPSS version 16th application, to determine the level of customer satisfaction and employee score using scale likerts interval. and balanced scorecard formulation. This study aimed to find out how the performance of PT. Pupuk Iskandar Muda by using the Balanced Scorecard concept. From this research it is known that the financial perspective of the value increased cost effectiveness to achieve optimal profit is Score A. Consumer perspective cant increase market share is score C. Internal business perspective using completeness ratio showed an increase effectiveness, efficiency and accuracy of transaction processing is score A. Then, learning and growth perspective showed increased productivity of employees, this will affect the increase in employee satisfaction levels to produce good categories is score B. Keywords: Balanced Scorecard, company achievement, financial perspective, customers perspective, bussines internal perspective, learnings and growth perspective, productivity. 1. 1.1 PENDAHULUAN Latar Belakang Mengingat pupuk bersubsidi ini merupakan tugas pemerintah dalam rangka pelayanan publik tentunya harus mengacu kepada prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran kinerja dari sisi internal PT. PIM agar dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan dari produktivitas produksi pupuk serta sampai pendistribusian pupuk subsidi tersebut. PT. PIM belum mampu secara objektif menilai beberapa perspektif yang
1

berhubungan kinerja di dalam perusahaan dan di luar perusahaan. Saat ini PT. PIM masih melihat kondisi perusahaannya dengan metode Total Score agar mengembangkan sumber daya pabriknya agar lebih baik pada tiap tahunnya. Dalam menyelesaikan masalah tersebut agar PT. PIM mampu secara objektif dapat menilai kinerja keseluruhan dapat dilakukan pengukuran kinerja perusahaan dengan metode Balanced Scorecard (BSC). Instruksi Presiden Nomor: 87/Permentan/SR/.130/12/2011 dan instruksi Gubernur Aceh Nomor:

521.34/89/2012 tentang Kebijakan Kebutuhan Pupuk Bersubsidi menginstruksikan Menteri dan Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen tertentu, serta Gubernur dan Bupati/Walikota seluruh Indonesia untuk melakukan upaya peningkatan pendapatan petani, ketahanan pangan, pengembangan ekonomi perdesaan dan stabilitas ekonomi nasional. Secara khusus kepada PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) Aceh Utara merupakan yang salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) besar di Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1982. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengukur kinerja aspek-aspek seluruh perspektif Balanced Scorecard di perusahaan, agar diketahui bobot kepentingan dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam metode Balanced Scorecard sehingga dapat diketahui perspektif mana yang sebaiknya diprioritaskan. 1.3 Batasan Masalah Penelitian Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengukuran kinerja perspektif keuangan, internal bisnis pembelajaran dan produksi pupuk adalah data tahun 2009, 2010 dan 2011 2. Pengukuran data perspektif pelanggan, dan karyawan berdasarkan tahun 2012 sedang berjalan. 3. Pengukuran inisiatif penelitian ini dengan metode Balanced Scorecard, suatu saran ditujukan bagi PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) Aceh Utara. 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Pengertian Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam
2

mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan dengan penentuan secara periodik efektifitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 1997). 2.2 Tahap Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama yaitu tahap persiapan dan tahap penilaian (Mulyadi, 2001:420). a. Tahap persiapan terdiri dari tiga tahap rinci yaitu: 1. Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggung jawab. 2. Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja. 3. Penilaian kinerja sesungguhnya. b. Tahap penilaian terdiri dari tiga tahap rinci yaitu: 1. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang ditetapkan dalam standar. 3. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan. 2.3 Balanced Scorecard Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu Balanced dan Scorecard. Scorecard artinya kartu skor, maksudnya adalah kartu skor yang akan digunakan untuk merencanakan skor yang diwujudkan di masa yang akan datang, sedangkan balanced artinya berimbang, maksudnya adalah untuk menilai kinerja seseorang dinilai secara berimbang dari dua perspektif yaitu keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan eksteren (Mulyadi, 2005:1). Balanced Scorecard merupakan pendekatan yang

menerjemahkan visi dan strategi perusahaan ke dalam tujuan-tujuan dan pengukuranpengukuran yang dilihat dari empat perspektif serta menerjemahkan visi unit bisnis dan strateginya dan tolak ukur. Tujuan dan tolak ukur dikembangkan untuk setiap 4 (empat) perspektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses usaha dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. 2.3 Model Balanced Scorecard Kaplan dan Norton (2000:8) menggambarkan Balanced Scorecard kedalam satu kotak utama dengan empat tabel disekelilingnya sebagaimana terdapat pada gambar berikut.

terlihat lebih menekankan pada keseimbangan konsep Balanced Scorecard. 2.4 Perspektif-Perspektif dalam Balanced Scorecard Menurut Tunggal (2003) BSC merupakan sistem manajemen strategi (Strategic Based Responsibility Accounting System) yang menjabarkan misi dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja yang mutlak dari empat perspektif yang berbeda yaitu, perpektif keuangan, proses bisnis internal, pelanggan dan pembelajaran dan pertumbuhan. Kinerja Perspektif Keuangan Dalam Balanced Scorecard kinerja keuangan tetap menjadi perhatian, karena ukuran keuangan merupakan suatu ikhtisar dan konsekuensi ekonomi yang terjadi yang disebabkan oleh keputusan dan ekonomi yang diambil (Teuku Mirza, 1997:15). Pengukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah perencanaan, implementasi dan pelaksanaan dari strategi memberikan perbaikan yang mendasar. Perbaikanperbaikan ini tercermin dari sasaran-sasaran yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur, penulis memilih aspek Return On Asset (ROA), Return On Investment (ROI), Profit Margin, Current Ratio. Mengukur kinerja perspektif keuangan (Amin Widjaja:2009) yang paling dominan pada setiap perusahaan adalah tolak ukur ditinjau dari sudut pandang keuangan berdasarkan atas konsekuensi ekonomi sebagai berikut: 1) Return On Asset (ROA) = merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui gambaran tingkat laba yang dihasilkan dengan jumlah Aset perusahaan, dengan formulasi berikut: Laba ROA = x 100 % Total Aset 2) Return On Investment (ROI) merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi yang dihasilkan perusahaan dalam jangka
3

Kerangka kerja Balanced Scorecard Sumber: Robert S. Kaplan and David P Norton, 2000:8 Berdasarkan Gambar berikut konsep Balanced Scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja yang memandang perusahaan dari empat perspektif secara komprehensif dan koheren yang tergambarkan dalam suatu model lebih mudah dipahami. Bahwa satu kotak utama menggambarkan visi dan strategi perusahaan, yang diterjemahkan kedalam tujuan, ukuran kinerja, target dan inisiatif dari masing-masing perspektif yang tergambarkan dalam empat tabel disekelilingnya. Model yang dikemukakan oleh Kaplan dan Norton ini secara sepintas

waktu tertentu. Rumus untuk mencari ROI adalah sebagai berikut: Laba ROI = x 100 % Investasi 3) Profit Margin merupakan salah satu rasio rentabilitas yang menggambarkan laba (rugi) bersih per penjualan yang dihasilkan semakin tinggi nilai profit margin berarti semakin baik, karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Rumus untuk mencari profit margin adalah sebagai berikut: Laba Bersih = x 100% Penjualan 4) Current Ratio merupakan kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Merupakan aset jangka pendek (aktiva lancar) dibagi dengan hutang jangka pendek (hutang lancar), dinyatakan dalam persen dengan formulasi : Aktiva Lancar = x 100% Hutang Lancar Kinerja Perspektif Pelanggan Dalam perspektif pelanggan, Balanced Scorecard melihat aspek pelanggan memainkan peranan penting dalam kehidupan perusahaan. Sebuah perusahaan yang tumbuh dan tegar dalam persaingan tidak akan mungkin survive apabila tidak didukung oleh pelanggan. Mengukur kinerja perspektif pelanggan (Amin Widjaja:2009) yang paling dominan pada setiap perusahaan adalah tolak ukur ditinjau dari sudut pandang pelanggan sebagai berikut: 1) Tingkat pemerolehan pelanggan (Customer Acquistion) Akuisisi pelanggan mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan baru, merupakan jumlah pelanggan baru dibagi jumlah keseluruhan pelanggan dinyatakan dengan persen dengan formulasi : Jumlah Pelanggan Baru = X 100 % Jumlah Pelanggan
4

2) Tingkat Retensi Pelanggan (Customer Retention) Retensi pelanggan mengukur sejauh mana keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan pelanggan lama, merupakan jumlah pelanggan lama dibagi jumlah pelanggan dinyatakan dalam persen dengan formulasi: Jumlah Pelanggan Lama = X 100 % Jumlah Pelanggan 3) Profitabilitas konsumen Profitabilitas konsumen digunakan untuk mengukur seberapa besar keuntungan yang berhasil dicapai PT . PIM dari pendapatan jasa yang ditawarkan kepada konsumen dalam persentase dengan formula berikut: Profitabilitas konsumen Laba bersih sebelum pajak = x 100% Penjualan bersih 4) Tingkat Kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction Index) Pengukuran dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan atas harga dan pelayanan perusahaan. Kepuasan konsumen mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memuaskan kebutuhan pelanggan atas jasa yang digunakan. Perspektif Proses Bisnis Internal Dalam perspektif internal bisnis, perusahaan harus mengidentifikasikan proses internal yang penting yaitu perusahaan harus melakukannya dengan sebaik-baiknya. Karena proses internal tersebut memiliki nilai-nilai yang diinginkan karyawan dan akan dapat memberikan pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham (Ancella Hermawan, 1996: 56). Analisis atau proses bisnis internal perusahaan dilakukan melalui analisis rantai nilai (value chain analysist). Masingmasing perusahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi karyawannya. Secara umum Kaplan dan Norton (2000: 96) membaginya menjadi tiga prinsip dasar yaitu:

1. Inovasi (Innovation) 2. Operasi (Operations) 3. Layanan purna jual Mengukur kinerja perspektif bisnis internal (Amin Widjaja:2009) yang paling dominan pada setiap perusahaan adalah tolak ukur ditinjau dari sudut pandang yang menelusuri tentang mengukur hasil biaya proses dengan jumlah karyawan, yang harus diketahui oleh sebuah perusahaan agar dapat memenuhi pendapatan produksi agar financial tersebut digunakan dalam keperluan tertentu, sebagai berikut: 1) Proses Inovasi, meliputi inovasi pembaharuan dalam memperoleh nilai harga operasi urea tiap tahunnya dengan formulasi berikut:
Penjualan Urea pertahun = Jumlah Produksi Urea per tahun

MCE =

waktu produksi per tahun keseluruhan waktu dalam produksi pertahun

2) Waktu Proses Operasi (Processing Velocity Time) meliputi jumlah produksi pupuk urea dengan melihat perbandingan jumlah produksi urea dengan jumlah waktu operasi tiap tahun dengan formula berikut: Jumlah Unit Produksi Urea pertahun = Jumlah Waktu Operasi pertahun 3) Proses Layanan Purna (customer service), meliputi pererat hubungan perusahaan dalam menilai pertumbuhan produk urea yang di salurkan kepada konsumen yang di lihat perbandingan aspek jumlah produksi urea terhadap jumlah konsumen setiap tahunnya dengan formula berikut: Proses Purna Jual Jumlah Produksi Urea per tahun = Jumlah konsumen pertahun 4) Analisa MCE (Manufacturing Cycle Efficiency) adalah konsep teknik industri dengan cara membandingkan waktu produksi (processing time) dengan jangka waktu siklus keseluruhan yang diperoleh dalam produksi (troughput time), dengan formulasi sebagai berikut:

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Dalam perspektif ini perusahaan berusaha mengembangkan tujuan dan ukuran yang mendorong pertumbuhan dan pembelajaran suatu perusahaan. Balanced Scorecard menekankan pentingnya investasi untuk kepentingan masa depan, dalam perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan ada tiga fakor yang diperhatikan, (Kaplan & Norton, 2000: 174), yaitu : 1. People (Kapabilitas Pekerja) 2. Kemampuan Sistem Informasi (Information System) 3. Motivasi, Kekuasaan, dan keselarasan (Motivation, Empowerment, and Alignment) Mengukur kinerja perspektif pelanggan (Amin Widjaja:2009) mengidentifikasikan struktur yang harus dibangun dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja perusahaan dari aspek-aspek mutu produksi yang telah dipercaya serta karyawan dalam nilai persentase meliputi: 1) Pertukaran karyawan (Employe Turnover) melihat pertumbuhan pertukaran karyawan di PT. PIM setiap tahunnya, dengan formula: Jumlah Karyawan Tahun Ini = 100% Jumlah Karyawan Tahun Lalu 2) Pelatihan karyawan (Employee Training) mengukur peningkatan mutu karyawan dengan membandingkan jumlah karyawan yang telah diberi pelatihan dengan jumlah total karyawan setian tahunnya dengan formulasi : Jumlah Karyawan Training = 100% Jumlah Total Karyawan 3) Kehadiaran karyawan (Absenteeism) dengan formulasi :

Jumlah Rata Rata Karyawan Absen = 100% Jumlah Karyawan 4) Kecelakaan (Accident), dengan formulasi: Jumlah Kecelakaan karyawan pertahun = 100% Jumlah total karyawan pertahun 5) Kepuasan karyawan (Employee Satisfaction Indek) Pengukuran dapat dilakukan dengan mengukur tingkat kepuasan karyawan terhadap perusahaan. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Objek yang dipilih dalam penelitian ini adalah PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) Krueng Geukuh, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh Indonesia dengan alasan bahwa implementasi Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja PT. PIM merupakan langkah strategi yang berdampak besar terhadap kemampuan manajemen PT. PIM dalam melipat gandakan kinerjanya. Penilaian diberikan setiap perspektif yang dihitung dengan skor dapat dilihat pada tabel berikut.

Nilai Skor Skor kualitatif Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

Keterangan Semakin meningkat tiap tahun Meningkat dari tahun lalu Sama dari tahun lalu Menurun dari tahun lalu Semakin merosot tiap tahun Sumber: Mulyono, 1999

Skor kuantitatif A B C D E

Pengukuran Kinerja Pada Perspektif Keuangan (financial perspective) Perspektif keuangan merupakan hasil akhir dari seluruh kegiatan perusahaan selama periode yang dituangkan dalam laporan keuangan. Kinerja perspektif sebelumnya telah menunjukan peningkatan kinerja PT. Aspek Keuangan Laba Total Aset Investasi Penjualan Aktiva Lancar Hutang Lancar Sumber: PT. PIM, 2012 1)
20 15 10 5 0 ROA 2009 ROA 2010 ROA 2011

Pupuk Iskandar Muda selama tahun 20092011. Aspek perspektif keuangan

Tahun 2009 (Rp.000) 59.902.423 4.359.966.381 1.858.033 1.588.011.016 802.201.910 620.274.555 4)

Tahun 2010 (Rp.000) 264.338.650 4.187.793.039 1.867.814 1.419.415.006 800.706.486 777.834.783 Current Ratio
150 100

Tahun 2011 (Rp.000) 661.966.349 4.207.156.604 1.867.815 1.415.226.011 1.041.378.666 872.831.133

ROA

50 0 %

2)
400 300 200 100 0

ROI Pengukuran Kinerja pada Perspektif Pelanggan (Customer perspective) Aspek-aspek yang digunakan dalam mengukur kinerja pada perspektif pelanggan adalah: Aspek perspektif pelanggan

ROI 2009 ROI 2010 ROI 2011

3)
60 40 20 0

Profit Margin

Profit Profit Profit Margin Margin Margin 2009 2010 2011

Aspek Tahun (Pelanggan di 2009 Aceh) Jumlah Pelanggan 650 (distributor Resmi) Jumlah Pelanggan 697 (distributor Lama) (PIM 2008) Jumlah Pelanggan 11 (distributor Baru) Jumlah Pelanggan 708 (distributor) Laba sebelum pajak 109.116.146 (Rp. 000) Penjualan Bersih 1.588.011.016 (Rp. 000) Sumber: PT. PIM, 2012 1) Tingkat pemerolehan (Customer Acquistion)
3 2 1 0 CA 2009 CA 2010 CA 2011 CA 2012

Tahun 2010 650 708 3 711 244.160751 1.419.415.006 4)

Tahun 2011 650 711 6 717 161.642.152 1.415.226.011

Awal tahun 2012 650 717 18 735 belum diketahui belum diketahui

Customer Satisfaction Index

pelanggan Hasil uji reabilitas untuk 18 pertanyaan dalam kuesioner menghasilkan nilai cronbahs alpha sebesar 0.541 ini menunjukkan bahwa kuesioner sangat realible, apabila digunakan untuk mengukur kembali objek yang sama, yang menunjukkan lebih besar dari 0,3 setiap pengujian validitas statistik industri (S. Sinulingga, 2011) serta Standar minimal yang ditetapkan adalah didasarkan pada skala yang digunakan untuk pengolahan data, dengan minimal mencapai nilai 2226, dengan tingkat skor B setuju atau berada pada interval antara 2053 2736.. Pengukuran kinerja pada perspektif proses bisnis internal (Internal process business perspective) PT. Pupuk Iskandar Muda telah melakukan perbaikan di dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan melalui peningkatan proses inovasi, proses operasi urea, serta layanan purna.

2) Tingkat Retensi Pelanggan (Customer Retention)


100 99 98 97 96 CR 2009 CR 2010 CR 2011 CR 2012

3)
20 15 10 5 0

Profitabilitas konsumen

Aspek perspektif proses bisnis internal Aspek Jumlah Produksi Urea (ton) Waktu Proses Urea (jam) Waktu Keseluruhan Proses Urea (jam) Penjualan Urea (Rp.000) Jumlah Konsumen (Distributor) Sumber: PT. PIM, 2012 Akhir tahun 2009 447.182,25 7615,76 8760,00 1.588.011.016 708
6000000 4000000 2000000 0 Purna Purna Purna Jual Jual Jual 2009 2010 2011 Rp/ton

Akhir tahun 2010 2.164.206,35 5698,56 7203,60 1.419.415.006 711

Akhir tahun 2011 2.824.624,35 6565,56 8760,00 1.415.226.011 717

1)
4000 3000 2000 1000 0

Proses Inovasi

unit/konsume n

3) Analisa MCE (Manufacturing Cycle Efficiency)


90 85 80 75 70 65 MCE 2009 MCE 2010 MCE 2011 ton/jam

2) Waktu Proses Operasi (Processing Time)


600000 400000 200000 0

Pengukuran kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective) PT. PIM.

Aspek perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Akhir tahun Akhir tahun Aspek 2009 2010 Jumlah Seluruh Karyawan 1115 1073 Jumlah Karyawan Pelatihan 70 70 Jumlah Karyawan Absen 510 509 Jumlah Karyawan Kecelakaan 2 6 PT. PIM, 2012
9

Akhir tahun 2011 1169 70 386 2

Sum ber:

1) Employe Turnover
110 105 100 95 90 85

(%)

2)
6,6 6,4 6,2 6 5,8 5,6

Employee Training

3)
50 40 30 20 10 0

Absenteeism karyawan.

Absen 2009

Absen 2010

Absen 2011

pertanyaan dianggap valid. Hasil uji reabilitas untuk 19 pertanyaan dalam kuesioner menghasilkan nilai cronbahs alpha sebesar 0.854 ini menunjukkan bahwa kuesioner sangat realible, apabila digunakan untuk mengukur kembali objek yang sama, maka hasil yang ditunjukkan relatif tidak berbeda, menunjukkan lebih besar dari 0,3 (S. Sinulingga, 2011) setiap pengujian validitas statistik industri. Standar minimal yang ditetapkan adalah didasarkan pada skala yang digunakan untuk pengolahan data, dengan minimal mencapai nilai 2823, dengan tingkat skor B setuju atau berada pada interval antara 2167-2888. Skor Seluruh Perspektif-perspektif Metode Balanced Scorecard Setelah dianalisa dan diakumulasikan dapat diketahui skor seluruh perspektif Balanced Scorecard, dengan ketentuan dari Tabel berikut Tabel Ketentuan penilaian skor seluruh perspektif. Nilai rata-rata Nilai 4,1 5,0 A 3,1 4,0 B 2,1 3,0 C 1,1 2,0 D 0,0 1,0 E Sumber: Metode riset komunikasi, 2010 Tabel Hasil Akumulasi Balanced Scorecard

4)
0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0

Accident karyawan. NO
%

Balanced Scorecard Perspektifperspektif Nilai total rata-rata 4,75 3,00 4,25 3,80 BSC A C A B

Accident Accident Accident 2009 2010 2011

5) Empolyee Satisfaction Index Untuk pengujian validitas dengan metode pearson correlation dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.00 for windows. Setelah dilakukan uji validitas ternyata dari keseluruhan
10

Perspektif keuangan Perspektif 2 pelanggan Perspektif bisnis 3 internal Perspektif 4 pembelajaran dan pertumbuhan Sumber: Data diolah 1

5 4 3 2 1 0

H a si l M

keseluruhan adalah dapat dilihat pada Gambar bertikut.

Gambar Diolah, grafik garis Balanced Scorecard PT. PIM Aceh Utara Dari grafik garis di atas adalah hasil analisa balanced scorecard menunjukkan bahwa perspektif keuangan PT. PIM adalah memiliki nilai 4,75 yaitu skor A, perspektif pelanggan PT. PIM memiliki nilai 3,00 dengan skor C, perspektif bisnis internal PT. PIM menunjukkan nilai 4,25 dengan skor A, sedangkan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran memiliki nilai 3,80 dengan skor B. Perancangan Model Balanced Scorecard untuk PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) Aceh Utara Sasaran strategis perspektif Balanced Scorecard Perspektif Keuangan Sasaran strategi

Meningkatkan pendapatan Meningkatkan pangsa pasar Pelanggan Meningkatkan mutu pelayanan Mengefektifkan proses Proses bisnis operasi internal Meningkatkan produk pupuk Meningkatkan produktifitas karyawan Pembelajaran dan Meningkatkan pertumbuhan profesional karyawan Meningkatkan kepuasan karyawan Sumber: Diolah, kualitatif Dari pembahasan diatas, maka pengembangan model penggunaan Balanced scorecard untuk PT. PIM secara
11

Keuangan 1. ROA 2. ROI 3. Profit Margin 4. Curren Rasio

Pelanggan 1. Pemerolehan pelanggan 2. Retensi Pelanggan 3. Profitabilitas konsumen 4. Kepuasan pelanggan

VISI DAN STR ATE Pembelajaran dan GI pertumbuhan


1. 2. 3. 4. 5. Pertumbuhan karyawan Karyawan training Absensi Kecelakaan kepuasan karyawan

Proses Bisnis Internal 1. Proses Inovasi 2. Waktu Proses Operasi 3. Proses Layanan Purna 4. Analisa MCE

terjangkau. 2. Meminimalisasi harga penjualan. 3. Efisiensi biaya hutangpiutang. 1. Mempertahankan pelanggan tidak terikat. 2. Meningkatkan jumlah pelanggan baru hingga pelosok Aceh. 3. Menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan. 4. Memberi fasilitas yang memuaskan bagi pelanggan. 5. Kecepatan respon dalam menangani keluhan pelanggan. 6. Meningkatkan mutu jasa pelayanan. 7. Survei kebutuhan dan harapan pelanggan. 8. Evaluasi kepuasan pelanggan (kuesioner) tertentu. 1. Memberi inovasi roduksi. 2. Menurunkan harga pupuk. 3. Menurunkan jumlah pasokan pupuk yang terlalu besar. 4. Meningkatkan kunjungan pihak pabrik ke pelanggan. 5. Rekayasa produk pelayanan pupuk yang bervariasi. 6. Selalu mengikuti perkembangan teknologi. 7. Optimalisasi pelayanan.

Model Balanced Scorecard PT. Pupuk Iskandar Muda Dengan mengefektifkan proses operasi diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan tercapainya standar pelayanan lebih baik. Dengan meningkatkan pangsa pasar serta memberikan kepuasan terhadap harapan pelanggan diharapkan dapat menambah jumlah pelanggan baru dan dapat mempertahankan pelanggan lama, dengan bertambahnya jumlah pelanggan secara langsung diharapkan akan meningkatkan pendapatan pabrik. Pertimbangan dalam pemilihan strategi ini adalah kesesuaian dengan visi dan misi pabrik. Dimana untuk dapat mencapai visi dan misi pabrik seperti tersebut di atas maka pabrik harus terus berkembang. Gambaran hubungan sebab akibat dari rancangan model penggunaan Balanced Scorecard PT. Pupuk Iskandar Muda dari berbagai sasaran strategis dan tolak ukur yang telah dipilih adalah sebagaimana terdapat pada Gambar berikut.

Pelanggan

Proses Bisnis Internal

Usulan Perbaikan Perspekti Usulan Perbaikan f 1. Melakukan upaya untuk meningkatkan nilai pendapatan Keuangan perusahaan dengan mengembangkan jenis kemasan yang baru dengan harga
12

1. Meningkatkan kemampuan karyawan dengan melakukan pelatihan karyawan yang lebih banyak dan terjadwal. 2. Meningkatkan kepedulian karyawan terhadap kualitas pelayanan. 3. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja di Pembelaja lingkungan kerja. ran dan 4. Menjalin komunikasi Pertumbu yang baik antara han karyawan dan pelanggan. 5. Diklat bagi karyawan yang masih baru. 6. Membangun budaya kerja. 7. Penilaian SDM secara rutin. 8. Perbaikan sarana dan prasarana kondisi lingkungan kerja. 9. Rekruitmen karyawan sesuai kualifikasi. 10. Sosialisasi Visi Misi. Sumber: Diolah kualitatif Selanjutnya untuk memberikan keseimbangan pada perspektif karyawan khususnya pencegahan retensi karyawan, PT. PIM harus selalu memperhatikan kepuasan dan kesejahteraan karyawannya dengan waktu, bonus sesuai dengan prestasi, promosi jabatan, cuti tahunan, fasilitas kerja, serta melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan. Semua ini akan dapat mencegah retensi karyawan dan juga sangat mempengaruhi produktivitas karyawan dalam meningkatkan kinerjanya. Sehingga akan memberikan keseimbangan pada keempat perspektif dalam Balanced Scorecard secara keseluruhan, dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja

PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) Aceh Utara. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1 Kinerja pabrik rata-rata pada perspektif keuangan PT. PIM yang telah di analisa aspek ROA, ROI, Profit Margin, dan Current Ratio menunjukkan hasil yang sangat baik dengan skor A. 2 Kinerja pabrik rata-rata pada perspektif pelanggan PT. PIM yang telah di analisa aspek pemerolehan pelanggan, tingkat mempertahankan pelanggan, profitabilitas pelanggan serta kepuasan konsumen menunjukkan hasil yang baik dengan skor C. 3 Kinerja pabrik rata-rata pada perspektif proses bisnis internal PT. PIM yang telah di analisa proses inovasi, waktu proses, proses purna jual serta MCE menunjukkan hasil yang sangat baik dengan skor A. 4 Kinerja pabrik rata-rata perspektif belajar dan pertumbuhan PT. PIM yang telah di analisa pertumbuhan karyawan, karyawan telah pelatihan, absensi kehadiran, kecelakaan yang timbul dan kepuasan karyawan menunjukkan hasil yang sangat baik dengan scorecard B. 5.2 Saran 1 PT. Pupuk Iskandar Muda sebaiknya melakukan perbaikan dalam perspektif keuangan yang baik yakni dalam upaya pembayaran hutang-piutang kepada pemerintah. 2 PT. PIM lebih meningkatkan jumlah produksi urea perusahaan dengan cara memberi bermacam penjualan produk. 3 PT. PIM lebih cepat mengambil keputusan yang baik dalam pengalihan (akuisisi) PT. Asean Aceh Fertilizer (AAF) menjadi unit PIM3. Nantinya menghasilkan produk pupuk yang lebih banyak, sehingga masyarakat lebih mudah merasakan pupuk dalam negeri. Jika dibukanya PIM3 akan mengurangi pengangguran masyarakat Aceh,

13

sehingga naiknya sektor ekonomi masyarakat Aceh . 4 PT. PIM sebaiknya lebih sering mengevaluasi pelanggannya, yaitu dengan pengukuran jumlah pelanggan dan tingkat kepuasan pelanggan secara berkala. 5 PT. PIM sebaiknya melakukan evaluasi kepuasan karyawan dan mengikutsertakan karyawan dalam pelatihan-pelatihan dengan potensi yang mampu bersaing di era globalisasi, terlebih baik pada prodi Teknik Industri yang mampu melihat kondisi sumber daya perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Annual Report, 2010, Menciptakan Nilai Tambah Creating Value Added Laporan tahunan 2010, PT Pupuk Iskandar Muda, Aceh. Ahmad, Falahrusdiyanto, 2010, Analisis Kinerja Dengan Pendekatan Balanced Scorecard Pada PDAM Kabupaten Semarang, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Anwar, 2010, Studi Implementasi Sistem Berbasis Balanced Scorecard Dalam Upaya Peningkatan Kinerja Rumah Sakit PMI Aceh Utara, Tesis-TI, USU: Medan. Arverson, Paul, 1998, The Balanced Scorecard-Not Just Another Project, http://www.balancedscorecard.org. diakses 27 September 2012, Langsa. Brigma dan Houston, 2006, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi 10, Salemba Empat. Effendi. Drs, rustam, 2001, Dasar-dasar Manajemen Modern, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang. Gaspersz, Vincent, 2006, Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard dengan Six Sigma untuk organisasi Bisnis dan Pemerintah, JPT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hari Purnomo, 1999. Pengetahuan Teknik Industri, Graha Ilmu, Jakarta.
14

Kaplan, Robert S dan David P. Norton, 2000, Balanced Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, Edisi Indonesia, Tim Penterjemah, Erlangga, Jakarta. Laili Ramadhani Pulungan, 2011, Balanced Scorecard Sebagai Suatu Sistem Pengukuran Kinerja pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan 20000, Universitas Sumatera Utara. Mulyadi, 2001, Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipat ganda Kinerja Keuangan Perusahaan, Salemba Jakarta. Moeheriono,2012, Indikator Kinerja Utama (IKU) Bab 4 Aplikasi Balanced Scorecard, Surabaya. S. Sukaria, 2010, Analisa Dan Rekayasa Produktivitas, Universitas Sumatera Utara: Medan. S. Sukaria, 2011, Metode Penelitian Edisi 1, USU: Medan. Pramanda, Ryan, 2012, Analisa Kinerja Produktivitas Dengan Metode Balanced Scorecard pada PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) Aceh Utara, Universitas Samudra Langsa: Kota Langsa Pratiwi Putri, Dhika., (2008), Skripsi-EA Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo, Universitas Muhammadiyah Surakarta: Surakarta. Widjaja Tunggal. Drs, Amin, 2009, Konsep dan Kasus Balanced Scorecard, Harvarindo. Yuwono, Sony., Sukarno, Edy dan Ichsan, Muhammad, 2002, Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Zulkifli, Ir, 2010, Sistematika Penulisan Tugas Akhir, Fakultas Teknik, Universitas Samudra Langsa: Langsa.

Você também pode gostar