Você está na página 1de 17

BAB I PENDAHULUAN

Osteomielitis berasal dari kata osteon yang berarti tulang dan myelo yang berarti sumsum, yang dikombinasikan dengan itis yang berarti inflamasi. Osteomielitis merupakan suatu proses keradangan pada tulang baik akut maupun kronik. Osteomielitis biasanya disebabkan oleh bakteri, tapi bisa juga karena jamur. Osteomielitis dapat mamberikan batas klinis pada tulang mana yang terinfeksi oleh mikroorganisme. Perjalanan infeksi dapat terjadi pada tulang melalui aliran drah atau penyebaran melalui jaringan tissue yang dekat. Osteomielitis dapat terjadi pada semua usia, kebanyakan pada anak-anak dan usia lebih dari 50 tahun. Osteomielitis lebih sering terjadi pada laki-laki daripada wanita. Dengan menggunakan plain radiograf dapat memberikan gambaran yang baik untuk osteomielitis akuyt maupun kronik. Sedangkan gambaran tehnik yang lain dapat digunakan untuk menentukan diagnosa dan bantuan terhadap penangan osteomielitis. Keputusan untuk menggunakan antibiotik oral/parental dapat menjadi dasar yang berkenaan dengan sensitivitas mikroorganisme, pelaksanaan pasien, konsultan penyakit infeksi dan pengalaman pembedahan. Penangan operatif yang standart tidak dapat dikerjakan pada semua penderita osteomielitis karena dapat merusak fungsi penyebab penyakt, pembedahan rekonstruksi, dan pengaruh metabolik terhadap terapi regimen yang agresif. Penangan operatif ini meliputi debridement, memperbaiki aliran darah, melindungi soft tissue dengamn adekuat, stabilisasi dan rekontruksi.

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI Osteomielitis adalah peradangahn atau infeksi pada tulang sumsum. Akut atau kronik, tergantung dari lamanya waktu infeksi atau gejala-gejala yang presisten.

B. ETIOLOGI Staphylococcus aureus. Bakteri ini dapat berada pada tubuh dengan berbagai cara tapi tidak sebatas itu dapat pula diikuti oleh luka yang terinfeksi, open fraktur tulang yang dapat merusak jaringan kulit, benda asing yang masuk ke kulit, sendi yang terinfeksi, infeksi yang menyebabkan dari sisi tubuh bagian lain contoh pada infeksi telinga, trauma. Pada bayi, Staphylococcus aureus, Streptococcus agalactiae, dan Escherichia coli yang sering dijumpai berasal dari darah atau tulang. Sedangkan Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, dan Haemophilus influenza banyak dijumpai pada anak-anak di atas 1 tahun. Insiden dari infeksi Haemophilus influenza menurun setelah usia di atas 4 tahun. Akan tetapi, insiden Haemophilus influenza sebagai penyebab osteomielitis menurun karena sudah ada vaksin yang diberikan pada anak-anak. Sedangkan Staphylococcus aureus banyak ditemukan pada orang dewasa. Selain itu, osteomielitis juga dapat disebabkan oleh Proteus spp., Pseudomonas spp., Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium marianum, Mycobacterium aviumintracellulare, Mycobacterium fortuitum, Mycobacterium gordonae, dan beberapa fungi Coccidioidomycosis, Blastomycosis, Cryptococcosis, Sporotrichosis.

C. KLASIFIKASI 1. Berdasarkan durasi terpapar pada tubuh: y y y Acute (kurang dari 2 minggu) Subakut (2-6 minggu) Kronik (lebih dari 6 minggu)
2

2.

Berdasarkan mekanisme penyebarannya: y Exogenous y Hematogenous

3.

Respon host terhadap penyakit y Pyogenic y Nonpyogenic

4.

Klasifikasi Clerny dan Mader y Pada osteomielitis kronik didasari dari faktor host dan kriteria anatomi.

 Sistem klasifikasi osteomielitis menurut Waldvogel y Hematogenous osteomyelitis y Osteomyelitis secondary to contigous focus of infection o o No generilized vascular disease Generilized vascular disease

y Chronic osteomylitis (necrotic bone)  Cierny-Mader Staging System for Osteomyelitis Anatomic type y Stage 1 y Stage 2 y Stage 3 y Stage 4  Physiologic class y Host : healthy y Host : o o o Bs : systemic compromise Bl : local compromise Bls : local and systemic compromise : medullary osteomuelitis : superficial osteomyelitis : localized osteomyelitis : diffuse osteomyelitis

y Host treatment worse than the disease

D. PATOFISIOLOGI Tulang yang terinfeksi menyerang soft tissue dan sumsum tulang hingga terjadi pembengkakan jaringan tersebut. Oleh karena itu menekan dinding luar tulang, terjadilah kompresi pada sumsum tulang. Proses ini menyebabkan pasokan darah ke tulang menjadi berkurang atau berhenti. Pasokan darah yangtidak memadai ini lama-lama membuat jaringanj-jaringan pada tulang menjadi mati. Pada daerah yang jaringannya sudah mati tidak dapat melakukan perbaikan jaringan kembali dan mengobati infeksi sel bahkan dengan antibiotik yang seharusnya dapat mmbantu memerangi infeksi. Sehingga infeksi terus berulang hingga dapat menyebar keluar jaringan tulang hingga mengenai jaringan lunak sekitarnya seperti otot yang kemudian terbentuk kumpulan nanah. Osteomyelitis dapat menyebar melalui aliran darah, penyebaran langsung (infeksi), infeksi jaringan lunak sekitarnya. Gambaran patologis bervariasi tergantung umur pasien, tempat terjadi infeksi, tingkat infeksi mikroorganisme, dan respon host. Bagaimana pun berdasarkan variasinya ditemukan ciri khas dengan adanya tanda radang, supurasi, nekrosis, pembentukan tulag baru dan terjadi resolusi dan penyembuhan. Ciri-ciri tanda radang: y Stadium Peradangan

Perubahan awal adalah reaksi radang akut dengan gangguan vaskuler, cairan eksudat, dan infiltrate leukosit PMN. Tekanan intraosseus meningkat secara cepat, menyebabkan semakin sering kesakitan, obstruksi peredaran dan trombosis intravaskuler. Sering pada stadium awal jaringan iskemik harus diobati segera. y Stadium Supurasi

Pada 2 sampaui 3 hari, terbentuk pus berada di dalam tulang dan memaksa menuju permukaan melalui kanal Volkmann dimana akan terbentuk subperiosteal abses. Dari situ pus ini akan menyebar sepanjang tepi tulang, untuk masuk kembali ke tulang pada daerah lainnya, atau menyebar melalui jaringan lunak yang mengelilinginya. Pada bayi, infeksi sering menyebar melalui fisis menuju epifisis dan kadang ke persendian. Pada anak yang lebih tua, fisis merbupakan sarana untuk penyebaran secara langsung tapi pada sebagian metafisis intra kapsular (sperti pada tanggul), pus dapat melewati periosteum menuju
4

persendian. Pada orang dewasa, abses lebih cenderung menyebar melalui celah medular. Infeksi vertebrata dapat menyebar melalui end-plate, dan discus intervertebralis ke tulang yang bersebelahan. y Stadium Nekrosis

Peningkatan intraosseus, vaskular statis, trombosis, dan periosteum yang terlepas meningkatkan kompensasi pembuluh darah, pada hari ke 7 biasanya ditemukan kejadian kematian tulang secara mikroskomis. Racun bakteri dan enzim dari leukosit juga dapat berperan dalam proses destruksi tulang. Pada bayi, lempeng pertumbuhan sering rusak dan tidak dapat diperbaiki dan dapat mengalami nekrosis avaskuler. Dengan tingkat pertumbuhan dari jaringan granulasi batas antara tulang yang mati dan hidup dapat terlihat. Bagian dari tulang mati terpisah sebagai bagian sekuestrum yang bervariasi bentuknya dari kecil ke besar. Makofag dan limfosit juga meningkat jumlahnya, dan sisanya perlahan dihilangkan dengan kombinasi fagositosis dan reabsorbsi osteoklast. Bagaimanapun sekuestrum yang besar menetap pada saluran tulang, tidak dapat dilalui sehingga terjadi destruksi tulang akhir. y Stadium pembentukan tulang baru

Tulang baru terbentuk dari bagian dalam dari periosteum yang terlepas,ini merupakan ciri infeksi piogenik dan biasdanya terlihat jelas pada akhir minggu ke dua. Seiring perjalanan waktu, tulang baru menebal dan membentuk involukrum yang berdekatan dengan jaringan yang terinfeksi dan sekuestrum. Jika infeksi, pus dan tulang sekuestrum yang tipis bertahan/menetap dapat berlanjut menjadi perforasi pada involukrum dan melalui saluran menuju ke permukaan kulit, pada kondidi ini dikenal osteomielitis kronis. y Stadium resolusi dan penyembuhan

Once osteomyelitis, osteomyelitis forever. Jika infeksi ini dikendalikan dan tekanan intraosseus dibebaskan pada stadium awal, maka perkembangan ini dapat dicegah. Tulang disekitar daerah infeksi sebagai tempat osteoporosis awal (mungkin akibat hiperemi). Dengan penyembuhan didapatkan jaringan fibrosis dan bentukan tulang baru yang posisinya berbeda dari normalnya, hal ini bersama dengan reaksi periosteum menghasilkan jaringan sklerosis dan penebalan tulang. Pada beberapa kasus, remodeling

dapat membentuk kembali tulang kebentuk normal, sebaliknya pada penyembuhan yang terdapat bunyi, tulang akan secara permanen berubah. Osteomielitis hematogen biasanya mengenai metaphysis dari tulang panjang (ujung tulang tungkai-proximal tibia atau pada distal dan proximal femur, dan lengan) pada anak-anak. Pada bayi, dimana masih ada anastomosis bebas antara pembuluh darah metaphyseal dan epiphyseal, infeksi dapat dengan mudah mengandap di epiphysis. Pada orang dewasa, infeksi hematogen lebih banyak pada tulang belakang (vertebrae) dari pada tulang panjang. Sedangkan pada orang yang menjalani hemodialisa ginjal dan penyalahgunaan obat suntik illegal, rentan terhadap infeksi tulang belakang (osteomielitis vertebral). Infeksi juga bisa terjadi jika sepotong logam telah ditempelkan pada tulang, seperti yang terjadi pada perbaikan panggul atau patah tulang lainnya. Bakteri yang menyebabkan tuberculosis juga bias meindeksi tulang belakang (penyakit Pott). Osteomielitis yang paling sering terjadi melalui penyebaran langsung dari

mikroorganisme ke dalam tulang bias karena penetrasi luka (pada patah tulang terbuka selama pembedahan tulang) maupun kontaminasi benda yang tercemar yang menembus tulang pada waktu operasi. Infeksi pada sendi buatan (arthroplasty), biasanya didapat selama pembedahan dan bias menyebar ke tulang didekatnya. Osteomielitis pada jaringan lunak di sekitarnya bisanya terjadi pada pasien dengan beberapa penyakit vaskuler. Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bias menyebar ke tulang setelah beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bias timbul di kanker atau ulkus di kulit yang disebabkan oleh jeleknya pasokan darah atau diabetes (kencing manis). Suatu infeksi pada sinus, rahang atau gigi, bias menyebar ke tulang tengkorak. Faktor host terutama meliputi penahanan terhadap infeksi. Penyebabnya, factor host bisa mempengaruhi individu-individu terhadap perkembangan osteomielitis, misalnya karena malnutrisi, atau immunosupresi, dan bias karena suatu suatu penyakit seperti diabetes. Banyak faktor lokal dan sistemik yang mempengaruhi kemampuan host untuk mendapatkan respon terhadap infeksi.

Secara garis besar, osteomielitis dibagi 2 : a. Osteomielitis akut b. Osteomielitis kronis Pada osteomielitis akut terdapat supuratif, atau produksi pus, infeksi disertai odema, kongestif vaskuler dan thrombosis pembuluh darah kecil. Pada penyakit akut yang mendadak, suplai pembuluh darah terhadap tulang menurun akibatnya infeksi yang meluas sampai ke dalam sekeliling jaringan lunak. Jika tulang terinfeksi, bagian sumsum tulang sering membengkak. Karena pembengkakan jaringan ini menekan dinding sebelah luar tulang yang kaku, maka pembuluh darah di dalam sumsum bias tertekan, menyebabkan berkurangnya aliran darah ke tulang. Tanpa pasokan darah yang memadai, bagian dari tulang bisa mati. Infeksi juga bisa menyebar keluar dari tulang dan membentuk abses (pengumpulan nanah) di jaringan lunak disekitarnya. Abses ini kemudian mencegah aliran darah masuk ke dalam tulang. Osteomielitis kronis bisa merupakan lanjutan dari osteomielitis akut, bisa juga karena sejak awal merupakan osteomielitis kronis. Gejala-gejalanya termasuk : y Kesakitan atau sakit di daerah yang terinfeksi y Gerakan ekstremitas terbatas atau tidak sama sekali y Anak biasanya akan menjaga atau melindungi kawasan ini dengan tidak menyentuh atau melihat y Pembengkakan di daerah yang terinfeksi y Kemerahan di daerah yang terinfeksi y Kehangatan di daerah yang terinfeksi y Demam Pada anak-anak, infeksi tulang yang terjadi melalui aliran darah, menyebabkan demam dan suhu tubuh meningkat, nteri pada tulang yang terinfeksi, daerah di sekitar tulang membengkak, berwarna kemerahan, terasa panas pada daerah infeksi, adanya pus

yang keluar dari dalam tulang, bersifat tenderness, penderita merasa pusing, malaise, gelisah. Biasanya terdapat lymphadenopathy, tapi tidak spesifik. Pada bayi, terutama yang baru lahir, osteomielitis menyebabkan kegagalan perumbuhan tulang, mengantuk dan rewel. Sedangkan pada orang dewasa, tulang belakang yang terkena osteomielitis biasanya timbul secara bertahap, menyebabkan nyeri punggung dan nyeri tumpul jika disentuh. Nyeri akan memburuk bila penderita bergerak dan tidak berkurang dengan istirahat. Infeksi tulang yang disebabkan oleh infeksi jaringan lunak di dekatnya atau yang berasal dari penyebaran langsung, menyebabkan nyeri dan pembengkakan di daerah di atas tulang, dan terbentuk abses di jaringan sekitarnya. Infeksi ini tidak menyebabkan demam, dan pada pemeriksaan darah menunjukkan hasil yang normal. Penderita yang mengalami infeksi pada anggota gerak, biasanya mempunyai rasa nyeri yang menetap pada daerah tersebut. Pada osteomielitis kronis ditemukan gambaran tulang yang telah rusak (mengalami nekrosis) pada daerah yang terkena infeksi atau lebih menyebar sepanjang permukaan daerah yang terkena infeksi atau lebih menyebar sepanjang permukaan daerah tersebut, rongga-rongga yang telah berisi pus dan bagian-bagian tulang yang telah mati (sequestra) dikelilingi jaringan vaskuler, dan adanya pembentukan tulang yang baru di luar daerah yang mengalami sclerosis, serta adanya eksudasi dari PMN leukosit digabung dalam sejumlah besar dari limfosit, histiosit, dan sel-sel plasma. Tulang-tulang yang baru dibentuk dari fragmen-fragmen periosteum dan endosteum pada daerah yang terinfeksi. Pada orang dewasa, rongga-rongga tulang berisi jaringan fibrosis. Sequetra berperan sebagai substrat untuk tempat perlekatan bekteri. Dapat terjadi dari akibat : 1. 2. 3. 4. 5. Terapi inadequate dari osteomielitis akut Type hematogenous Trauma Penyebab iatrogenic, sering pada penggantian sendi dan internal fixation pada fractur Fraktur tertutup

6.

Infeksi bakteri, biasanya Mycobacterium tuberculosis dan spesies Treponema (syphilis)

7.

Penjalaran bersebelahan dari soft tissues, dengan diabetic ulcers atau ulcus bergabung dengan peripheral vascular disease Jika suatu osteomielitis akut tidak berhasil diobati, bisa terjadi osteomielitis kronis.

Pada osteomielitis kronis terjadi nekrosis tulang. Kadang-kadang infeksi ini tidak terdeteksi selama bertahun-tahun dan tidak menimbulkan gejala selama beberapa bulan atau beberapa tahun. Osteomielitis kronis sering menyebabkan nyeri tulang, febris (pyrexia), bersifat tenderness, pada daerah yang terinfeksi berwarna merah, dan pengeluaran pus dari kulit. Pengeluaran pus terjadi jika pus dari tulang yang terinfeksi menembus permukaan kulit dan terbentuk suatu saluran (sinus) dari tulang menuju ke dalam kulit. Pada osteomielitis yang post trauma, tulang-tulangnya bisa mengalami deformitas.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG y Test darah y X-rays, 3-4 minggu setelah terinfeksi, mungkin akan tampak pada x-ray y Bone scan dengan memasukkan warna pada tulang. Mengetahui fraktur atau tumor y Biopsi Diagnosa osteomielitis didapatkan dari gejala-gejala dan hasil pemeriksaan fisik, selain itu juga dapat dilaksanakan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang yang lain untuk menegakkan diagnosa osteomielitis yang lebih akurat. Untuk mendiagnosa infeksi tulang dan menentukan bakteri penyebabnya, harus diambil contoh dari darah, nanah, cairan sendi atau tulangnya sendiri. Biasanya untuk infeksi tulang belakang, diambil contoh jaringan tulang melalui sebuah jarum atau melalui pembedahan. Pemeriksaan-pemeriksaan lain yang dapat digunakan untuk menunjang diagnosa osteomielitis :
9

 Pemeriksaan darah, meliputi : y CBC (Complete Blood Count) Digunakan untuk menentukan ukuran, jumlah dan usia dari berbagai sel darah yang berbeda pada volume darah yang spesifik. Selain itu digunakan untuk melihat adanya infrksi pada darah. Pada osteomielitis akut dapat ditemukan jumlah leukosit yang meningkat, namun jumlahnya jarang meningkat diatas 15.000/mm3 . Pada left to the shift biasanya terjadi peningkatan jumlah sel PMN leukosit. Sedangkan pada osteomielitis kronis, jumlah leukositnya biasanya normal. y ESR (Erytricyte Sedimentation Rate) Digunakan untuk mengukur kecepatan seldarah merah turun mencapai tempat yang paling dasar pada sebah tes pembuluh darah. Ketika mendapat pembengkakan (swelling) dan inflamasi (radang), protein-0protein darah bergerombol bersama-sama dan menjadi berat dari pada normal. Jadi ketika diukur, sel-sel darah merah turun dan menjadi cepat mencapai dasar. Secaraumum, sel-sel darah yang turun cepat mempunyai tanda keradangan. Pada osteomielitis akut dan kronis, terjadi peningkatan sel darah merah (eritrosit) dan eritrosit menurun setelah diberi penanganan dengan baik. y CRP (C-Reactive Protein) Merupakan tes darah untuk membantu mendeteksi adanya inflamasi atau keradangan. Pada osteomielitis akut dan kronis, terjadi peningkatan CRP.  Aspirasi atau biopsy tulang Merupakan sebuah jarum kecil yang dimasukkan kedalam daerah yang tidak normal pada bagian tubuh, dengan suatu teknik untuk mendapatkan jaringan biopsi. Jenis biopsi ini dapat memnberikan diagnosa tanpa melalui pembedahan.  X-Rays Suatu tes diagnostik dimana menggunakan sinar energi elektromagnet yang tidak terlihat untuk menghasilkan gambaran dari jaringan-jaringan bagian dalam, tulangtulang dan organ-organ ke dalam film.  Scan Tulang Radionucleide

10

Suatu gambaran atau X-rays yang diambil dari tulang setelah sebuah pewarna dimasukkan kemudian diserap oleh jaringan tulang. Alat ini digunakan untuk mendeteksi tumor dan abnormalitas tulang.  CT-Scan (Computed Tomography Scan) Merupakan suatu gambaran prosedur diagnostik yang menggunakan kombinasi dari sinar X dab teknologi komputer untuk menghasilkan gambaran cross sectional (slice), keduanya horizontal dan vertikal dari tubuh. Sebuah CT-Scan dapat menunjukkan gambaran secara menyeluruh dari bagian pada tubuh tersebut, termasuk tulang, otot, lemak dan organ-organ. CT-scan lebih mendetail daripada X-rays.  MRI (Magnetic Resonance Imaging) Merupakan suatu prosedur diagnostik yang menggunakan kombinasi dari magnet yang besar, radiofrekuensi dan sebuah komputer untuk menghasilkan gambaran yang mendetail dari organ-organ dan struktur-struktur dalam tubuh. CT-Scan dan MRI tidak selalu dapat membedakan infeksi dengan kelainan tulang lainnya.  USG (Ultrasonografi) Merupakan suatu teknik diagnostik dimana menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi dan sebuah komputer untuk menghasilkan gambaran dari pembuluh darah, jaringan-jaringan dan organ-organ. USG digunakan untuk melihat organ-organ dalam seperti fungsi organ tersebut dan melihat darah mengalir melalui bermacam-macam pembuluh darah.

F. DIAGNOSA Pada Osteomielitis akut ; pemeriksaan sinar-x hanya menunjukan pembengkakan jaringan lunak. Pada sekitar 2 minggu terdapat daerah dekalsifikasi ireguler, nefrosis tulang, pengangkatan periosteum dan pembentukan tulang baru. Pemindaian tulang dan MRI dapat membantu diagnosis definitive awal. Pemeriksaan darah memperhatikan peningkatan leukosit dan peningkatan laju endap darah. Kulur darah dan kultur abses diperlukan untuk menentukan jenis antibiotika yang sesuai.

11

Pada Osteomielitis kronik, besar, kavitas ireguler, peningkatan periosteum, sequestra atau pembentukan tulang padat terlihat pada sinar-x. Pemindaian tulang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi area terinfeksi. Laju sedimentasi dan jumlah sel darah putih biasanya normal. Anemia, dikaitkan dengan infeksi kronik. Abses ini dibiakkan untuk menentukan organisme infektif dan terapi antibiotic yang tepat.

G. DIAGNOSA BANDING a. Cellulitis Ini sering terjadi kekeliruan dengan osteomielitis, karena terdapat kemerahan superficial yang tesebar merata dan lymphangitis. Bakteri yang menginfeksi biasanya Staphylococcus atau Streptococcus. b. Acute Suppurative Arthtritis Adanya tenderness yang merata atau difus dan semua pergerakan sendi terhambat sperti terjadi spasme otot. c. Streptococcal Necrotizing Myositis Bakteri yang menginfeksi Streptococcus haemolytic group A dan B. ering terjadi kekeliruan dengan osteomielitis dan cellulitis. Meskipun kasus ini jarang ditemui, tapi bisa menyebabkan nekrosis otot, septikemia dan meninggal. Gejalanya adalah nyeri yang hebat, pembengkakan, demam dan tanda-tanda sakit lainnya yang merupakan tanda yang darurat. d. Sickle Cell Crisis Memiliki gambaran yang tidak dapat dibedakan dengan osteomielitis akut. Bakteri yang meninfeksi adalah golongan Salmonella. e. Acute Rheumatism Adanya nyeri yang ringan dan berpindah ari satu sendi ke sendi yang lain. f. Gauchers Disease Merupakan pseudo-osteitis yang mempunyai gambaran tersembunyi menyerupai osteomielitis. Diagnosis ini dibuat dengan ditemukan bentuk penyakitnya, terutama pembesaran hepar dan limpa.

12

H. PENATALAKSANAAN a. Pemberian antibiotik efektif bila belum ada pus b. Antibiotik tidak mensterilkan jaringan avascular atau abses dan harus dilakukan operasi pembersihan c. Kemudian diberi antibiotik untuk mencegah infeksi berulang d. Operasi jangan sampai terlambat, hingga terjadi ischemic bone dan soft tissue e. Diberikan antibiotik setelah pembedahan f. General supportive carecairan IV, analgenisk dan posisi yang nyaman g. Jiak tidak terdapat abses, diberikan antibiotic IV berdasarkan gram yang sesuai h. Antibiotik empiris, mulai diberikan jika stain gramnya negatif dan dimonitor secara hati-hati. CRP harus diperiksa setiap 2-3 hari. Bila tidak ada respon klinik selama 2448 jam, abses kemudian dicari dan dipertimbangkan melakukan operasi drainage. Ada 4 aspek yang penting dalam penanganan, yaitu : y Penangan umum yang membantu : Pada anak yang mengalami bingung memerlukan kenyamanan. Untuk itu perlu analgesik dengan interval yang berulang. Selain itu, juga diperlukan pemberian cairan secara IV untuk mengatasi dehidrasi akibat septicemia dan demam. y Penanganan splintage Berguna untuk kenyamanan dan juga untuk mencegah kontraktur sendi. y Terapi antibiotik Untuk anak-anak dan dewasa yang terinfeksi melalui aliran darah, pengobatan paling efektif adalah antibiotik. Jika bakteri penyebabnya tidak dapat ditentukan, maka diberikan antibiotik yang efektif untuk melawan Staphylococcus aureus (bakteri yang paling sering ditemukan sebagai penyebabnya), dan pada beberapa kasus melawan bakteri yang lainnya. Tergantung pada beratnya infeksi, pada awalnya antibiotik diberikan secara intravena (melaui pembuluh darah), selanjutnya diberikan per-oral (ditelan) selama 4-6 minggu. Bebrapa penderita bahkan memerlukan antibiotik sampai berbulan-bulan. Jika infeksi bisa ditemukan pada stadium awal, biasanya tidak diperlukan pembedahan. Akan tetapi kadang-kadang suatu abses memerlukan pembedahan
13

untuk mengeluarkan nanahnya. Orang dewasa yang mengalami infeksi tulang belakang, biasanya akan mendapatkan antibiotik selama 6-8 minggu, kadang-kadang disertai dengan istirahat total. Mungkin diperlukan pembedahan untuk mengeringkan abses atau untuk menstabilkan tulang belakang yang terkena. Jika infeksi tulang berasal dari jaringan lunak di dekatnya, pengobatannya lebih kompleks. Biasanya semua jaringan dan tulang yang mati diangkat melalui pembedahan, dan ruang kosong yang ditinggalkannya, diisi dengan tulang, otot atau kulit yang sehat. Selanjutnya infeksi diobati dengan antibiotik. Antibiotik diberikan bberapa minggu sebelum pembedahan, sehingga sendi yang terinfeksi tersebut bisa diangkat dan digantikan oleh sendi buatan yang baru. Kadang pengobatan bisa gagal dan infeksinya berlanjut, sehingga diperlukan pembedahan untuk menggabungkan sendi atau mengamputasi anggota gerak yang terkena. Apabila infeksi yang menyebar dari ulkus di kaki karena pasokan darah yang buruk atau karena kencong manis, sering melibatkan sejumlah bakteri dan sulit untuk diobati hanya dengan antibiotik saja, mungkin diperlukan pembedahan untuk mengangkat tulang yang terinfeksi. y Surgical drainage : Jika antibiotik diberikan lebih cepat, drainage sering tidak diperlukan lagi. Bila ada tanda-tanda pus (pembengkakan, oedema), baru dilakukan drainage. Terapi antibiotik : o Nafcilin o Ceftriaxon = Ceptesidine o Cefazolin o Ciprofloxacin o Clindamycin o Vancomycin o Linezoid

I. PEMBEDAHAN Indikasi untuk melakukan tindakan pembedahan adalah adanya sequester, adanya abses, rasa sakit yang hebat, serta bila mencurigakan adanya perubahan
14

kearah keganasan ( karsinoma epidermoid ). Salah satu tindakan pembedahan adalah Drainase bedah ( chirurgis ) yang dilakukan bila :  Pengobatan local dan sistemik dalam 24 jam pertama gagal.  Pus subperiosteal dievakuasi untuk mengurangi tekanan intra oseus kemudian dilakukan pemeriksaan biakan kuman dan uji sensitivitas.  Drainase dilakukan selama beberapa hari dengan menggunakan cairan NaCl 0,9 dan dengan antibiotic.

J. PROGNOSA Dalam kebanyakan kasus, infeksi ini disembuhkan dengan obat antibiotik. Dalam kasus parah osteomielitis, infeksi dapat sangat merusak tulang, sekitar otot, tendon, pembuluh darah. Sehingga perlu pembersihan jaringan yang terinfeksi

15

BAB III KESIMPULAN

Osteomielitis adalah suatu proses keradangan (infeksi) pada tulang baik akut maupun kronis. Osteomielitis biasanya disebabkan oleh bakteri, tapi kadang-kadang bisa disebabkan oleh jamur. Penyebab osteomielitis yang paling banyak karena infeksi Staphylococcus. Pada umumnya gejala osteomielitis adalah nyeri pada daerah infeksi, berwarna kemerahan, panas, bengkak, demamm ada tenderness. Osteomielitis dapat terjadi melalui aliran darah, penyebaran langsung, infeksi dari jaringan lunak disekitarnya. Pada anak-anak mengenai metaphysis tulang panjang, sedangkan pada orang dewasa terjadi pada tulang belakang. Pada laki-laki lebih dominan terkena osteomielitis dari pada perempuan. Untuk mendiagnosa, diperlukan pemeriksaan fisik dan gejala-gejala. Selain itu juga diperlukan pemeriksaan penunjang, seperti test darah, x-rays, CT scan, MRI, ultrasound, needle aspiration, radionuclide, penggunaan splintage, drainage.

16

DAFTAR PUSTAKA

1. Apleys, System Of Orthopaedics And Fractures, 8th edition, Oxford University Press Inc, New York, 2001, page 27-32, 37-38 2. http://emedicine.mediscape.com/article/785020diagnosis 3. http//www/childrenhospital.org/a2/site.1391/printerfriendlypage5139 4. http://en.wikipedia.org/wiki/osteomilitis. 5. http://www.aatp.org/afp/2001015/2913.html 6. http://ortopedicmadeeasy.blogspot.com/ 7. http://www.merck.com/mmhe/sec05/ch065/htmlsec05 8. http://emedicine.midscape.com/article/393345overview 9. http://www.ccms.edu/5746.html 10. http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=16982

17

Você também pode gostar