Você está na página 1de 18

1

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Carolina Sisca H0910024 Kelas ITP B

Program S1 - Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010 / 2011

I. GAYA DAN DAYA

A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Sains telah menjadi bagian dari hidup kita. Hampir semua kemudahan dalam hidup dapat dinikmati karena sains. Sains itu sendiri dapat diartikan sebagai ilmu tentang alam dan pengaruhnya terhadap manusia dan lingkungan yang dipelajari secara teratur. Penemuanpenemuan sains yang dilakukan oleh ilmuwan / saintis digunakan untuk meningkatkan taraf hidup manusia dengan kemudahan-kemudahan seperti komunikasi, transportasi, kedokteran dan pertanian. Salah satu saintis terbesar pada abad ke 16 adalah Sir Isaac Newton. Newton mengembangkan 3 hukum gerak monumental dalam salah satu bukunya Mathematical Principles of Natural Philosophy (The Principia). Beliau merumuskan berbagai persamaan gerak yang menjadi bahasan utama dalam bidang fisika dan astronomi. Tiga hukum gerak tersebut menjadi acuan utama dalam menjelaskan gaya yang timbul karena pergerakan benda memiliki massa dan percepatan. Lalu ketiga hukum gerak tersebut dikenal dengan nama hukum gerak Newton. Pada kesempatan kali ini, kita akan lebih jauh membahas mengenai hukum III Newton. Hukum ini mengatakan bahwa jika pada suatu saat benda memberikan gaya pada benda kedua, maka benda kedua juga melepaskan gaya yang sama tetapi melawan arah gaya benda pertama. Sehingga hukum ini sering disebut sebagi hukum aksi-reaksi. Jadi tidak pernah ada gaya tunggal dan gaya yang timbul selalu berpasangan. Lalu menurut Newton, jika tidak ada gaya gesekan maka benda akan terus bergerak selamanya sampai dihentikan. Serta benda yang diam akan diam selamanya sampai diberikan gerakan yang mengenai benda itu. Sehingga gaya gesekan merupakan gaya yang timbul akibat adanya persentuhan secara langsung antara permukaan dua benda. Berdasarkan hal itu, praktikum gaya dan daya kali ini akan didasari oleh pernyataan

Newton tentang hukum kedua Newton dan gaya gesekan yang bekerja pada benda. 2. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum Acara I Gaya dan Daya adalah : a. Mempelajari gaya gesek (hambatan gelinding) dan koefisiennya yang timbul pada roda kendaraan yang menggelinding pada permukaan horizontal. b. Mempelajari daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan sebuah kendaraan. 3. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum Acara I Gaya dan Daya, dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 27 Oktober 2010, pada pukul 15.00-17.00 WIB, bertempat di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. B. Tinjauan Pustaka Langkah pertama untuk memahami gagasan Newton adalah menyadari bahwa benda hanya akan berhenti bergerak karena dipengaruhi oleh suatu gaya eksternal, yaitu gaya gesek. Benda akan berhenti bergerak kerana bergesekan dengan benda lain, sekalipun benda lain itu hanyalah molekul udara. Gagasan yang menjelaskan bahwa gesekan adalah penyebab berhentinya benda bergerak, sebenarnya telah dipahami sebagian sebelum kemunculan Newton. Galileo Galilei telah mengetahui bahwa benda-benda akan terus bergerak selamanya jika tidak ada pengaruh gaya eksternal yang bekerja terhadapnya. Ia melakukan serangkaian eksperimen dengan

menggulirkan beberapa bola pada sebuah papan miring. Bola-bola tersebut bergulir ke arah garis horizon, dan Galileo menyimpulkan, tanpa adanya gesekan, bola-bola itu takkan pernah berhenti bergulir (Gribbin, 2005). Ketika sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain maka benda kedua tersebut membalas dengan memberikan gaya kepada benda pertama, di mana gaya yang diberikan sama besar tetapi berlawanan arah. Jadi gaya yang

bekerja pada sebuah benda merupakan hasil interaksi dengan benda lain. Anda dapat melakukan percobaan untuk membuktikan hal ini. Tendanglah batu atau tembok dengan keras, maka kaki anda akan terasa sakit (jangan dilakukan). Mengapa kaki terasa sakit? hal ini disebabkan karena ketika kita menendang tembok atau batu, tembok atau batu membalas memberikan gaya kepada kaki kita, di mana besar gaya tersebut sama, hanya berlawanan arah. Gaya yang kita berikan arahnya menuju batu atau tembok, sedangkan gaya yang diberikan oleh batu atau tembok arahnya menuju kaki kita (Lohat, 2008). Suatu benda dikatakan telah melakukan usaha, kalau benda itu telah menambah tenaga geraknya atau kemampuan untuk bergerak. Jadi tenaga gerak tergantung pada besarnya kecepatan dan tak bergantung pada arah kecepatan itu. Maka besaran usaha bukanlah besaran vektor, melainkan besaran skalar. Sedangkan daya adalah kecepatan melakukan usaha dalam selang waktu tertentu (Sudoyo, 1986). Dalam fisika, percepatan adalah perubahan kecepatan dibagi satuan waktu. Percepatan bisa bernilai positif dan negatif. Bila nilai percepatan positif, hal ini menunjukkan bahwa kecepatan benda yang mengalami percepatan positif ini bertambah (dipercepat). Sebaliknya bila negatif, hal ini menunjukkan bahwa kecepatan benda menurun (diperlambat). Contoh percepatan positif adalah jatuhnya buah dari pohonnya yang dipengaruhi oleh gravitasi. Sedangkan contoh percepatan negatif adalah proses pengereman mobil (Anonim1, 2010). Massa (berasal dari bahasa Yunani ) adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau. Dalam kegunaan sehari-hari, massa bisaanya disinonimkan dengan berat. Namun menurut pemahaman ilmiah modern, berat suatu objek diakibatkan oleh interaksi massa dengan medan gravitasi. Alat yang digunakan untuk mengukur massa bisaanya adalah timbangan. Dalam satuan SI, massa diukur dalam satuan kilogram, kg (Anonim2, 2010). Kita definisikan daya (power) sebagai laju usaha yang dilakukan terhadap waktu. Daya rata-rata yang dikeluarkan oleh sesuatu sama dengan

usaha total yang dilakukannya dibagi dengan selang waktu total yang dibutuhkan untuk melakukan usaha tersebut, yaitu P=W/t. Dalam Sistem Satuan Internasional, satuan daya adalah 1 joule/detik dan disebut 1 watt (disingkat W). Dalam sistem British-engineering, satuan daya adalah 1 ponkaki/detik. Satuan ini terlalu kecil untuk kebutuhan praktis, karena itu diambil satuan lain yang lebih besar yang disebut daya kuda (disebut hp dari horse power) (Wiley, 1999). Daya P sebuah mesin adalah laju usaha yang dihasilkannya. Jadi jika sebuah mesin menghasilkan sejumlah usaha W dalam waktu t, dayanya adalah P =W/t. Sedangkan satuan daya adalah joule per detik atau watt (W) (Cromer,1994). Traksi roda didefinisikan sebagai kemampuan suatu kendaraan untuk mendorong atau menarik beban. Besarnya tergantung dari tenaga mesin, dimensi roda, beban pada roda terhadap jalan dan koefisien gesek antara roda dengan jalan. Berdasakan teori ini maka roda menjadi bagian penting dalam merencanakan kemampuan jelajah suatu kendaraan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa traksi roda meningkat secara linear jika diameter dan gaya tekan pada roda meningkat. Stabilitas sangat terkait dengan

pengendalian gerak kendaraan baik pada kecepatan konstan ataupun pada saat ada percepatan. Sedang kemampuan jelajah terkait dengan gaya dorong/tarik atau traksi roda yang dimiliki kendaraan (Dewanto dan Sudarsono, 2003). Jika signal percepatan a(t) dapat diukur, maka kecepatan kendaraan tersebut dapat dihitung dengan melakukan integral sebagai berikut: v(t)= ( ) . Dengan cara yang sama jaraknya adalah s(t)=
* ( ) ( )+

( ) . Jika

ditulis dengan persamaan diskrit, maka akan menjadi sebagai berikut: v(n)=v(n-1)+ . Sedangkan untuk jarak akan ditulis secara
* ( ) ( )+

matematis sebagai berikut: s(n)=s(n-1)+

. Di mana v=kecepatan

kendaraan (m/s), a=percepatan kendaraan (m/s2), s=jarak (m), n=sampling, t=beda waktu (s). Pengukuran power yang dimaksud dalam pengukuran ini adalah power dari percepatan kendaraan tersebut di atas jalan. Power yang

diukur secara total terdiri dari dua buah komponen, gaya karena percepatan dari mesin dan gaya hambat (aerodinamik dan gaya gesek). Masing-masing tipe ban dan bentuk kendaraan tersebut akan sangat mempengaruhi gaya hambatnya (Widada dan Klliwati, 2007). C. Alat, Bahan, dan Cara Kerja 1. Alat a. Stopwatch b. Timbangan c. Meteran 2. Bahan a. Sebuah unit kendaraan b. Landasan kasar dan licin c. Tali ringan (senar atau benang) d. Beban / pemberat tambahan 3. Cara Kerja a. Menyiapkan rangkaian percobaan seperti pada gambar di bawah ini,

K1
beban

Y T

K2
Ft

Y
B

fb

Wk

fd

Gambar 1.1 Kendaraan percobaan b. Menentukan landasan yang telah ditentukan untuk meluncur, c. Menyiapkan alat-alat ukur seperti stopwatch, timbangan, meteran, tali senar, dan pemberat,

d. Melakukan percobaan dengan memberikan beban / pemberat pada katrol berturut-turut (mb) = 0,15 kg, 0,175 kg, dan 0,2 kg, sedangkan massa kendaraan (mk) = 1,5 kg dan 2 kg, e. Mengulang percobaan masing-masing sebanyak tiga kali, f. Mencatat dan menganalisis hasil percobaan. D. Hasil dan Analisis Hasil Percobaan 1. Hasil Percobaan Tabel 1.1 Perhitungan Koefisien Gesek () dan Daya Landasan Kasar Landasan Mk (kg) Mb (kg) t (s) P (watt) 0,15 5,427 0,011 0,042 0,175 4,477 0,099 0,075 1,5 0,2 3,970 0,111 0,108 Rata-rata : 0,074 0,075 Kasar 0,15 6,253 0,067 0,037 0,175 5,417 0,078 0,057 2,0 0,2 4,533 0,084 0,097 Rata-rata : 0,076 0,064 Rata-rata total : 0,075 0,069 Sumber : Laporan Sementara Tabel 1.2 Perhitungan Koefisien Gesek () dan Daya pada Landasan Licin Landasan Mk (kg) Mb (kg) t (s) P (watt) 0,15 3,67 0,075 0,192 0,175 3,33 0,086 0,244 1,5 0,2 2,943 0,093 0,353 Rata-rata : 0,085 0,263 Licin 0,15 3,583 0,049 0,261 0,175 3,77 0,064 0,223 2,0 0,2 3,19 0,067 0,369 Rata-rata : 0,06 0,284 Rata-rata total : 0,072 0,274 Sumber : Laporan Sementara 2. Analisis Hasil Percobaan a. Koefisien gesek () pada landasan kasar Rumus :
mb g (mb mk )( 2 y / t 2 ) mk g

1) Mk = 1,5 kg

a)

0,15 9,8 (0,15 1,5)( 2 1,5 / 5,427 2 ) 1,5 9,8

1,47 (1,65 )(3 / 29 ,452 ) 14 ,7

= 0,011 b)
0,175 9,8 (0,175 1,5)( 2 1,5 / 4,477 2 ) 1,5 9,8

1,715 (1,675 )(3 / 20 ,046 ) 14 ,7

= 0,099
0,2 9,8 (0,2 1,5)( 2 1,5 / 3,97 2 ) c) 1,5 9,8

1,96 (1,7)(3 / 15,761 ) 14 ,7

= 0,111 rata-rata 2) Mk = 2 kg a)
0,15 9,8 (0,15 2)( 2 1,5 / 6,253 2 ) 2 9,8

0,011+ 0,099 + 0,111 = 0,074 3

1,47 (2,15 )( 0,076 ) 19 ,6

= 0,067 b)

0,175 9,8 (0,175 2)( 2 1,5 / 5,417 2 ) 2 9,8

1,175 (2,175 )( 0,102 ) 19 ,6

= 0,078
0,2 9,8 (0,2 2)( 2 1,5 / 4,533 2 ) c) 2 9,8

1,96 (2,2)( 0,146 ) 19 ,6

= 0,084 rata-rata

0,067 + 0,078 + 0,084 = 0,076 3

b. Koefisien gesek () pada landasan licin Rumus :


mb g (mb mk )( 2 y / t 2 ) mk g

1) Mk = 1,5 kg a)
0,15 9,8 (0,15 1,5)( 2 1,5 / 3,67 2 ) 1,5 9,8

= 0,075 b)
0,175 9,8 (0,175 1,5)( 2 1,5 / 3,33 2 ) 1,5 9,8

= 0,086 c)
0,2 9,8 (0,2 1,5)( 2 1,5 / 2,943 2 ) 1,5 9,8

= 0,093 rata-rata 2) Mk = 2 kg
0,15 9,8 (0,15 2)( 2 1,5 / 3,583 2 ) a) 2 9,8

0,075 + 0,086 + 0,93 = 0,085 3

= 0,049 b)
0,175 9,8 (0,175 2)( 2 1,5 / 3,77 2 ) 2 9,8

= 0,064 c)
0,2 9,8 (0,2 2)( 2 1,5 / 3,19 2 ) 2 9,8

= 0,067

10

rata-rata

0,049 + 0,064 + 0,067 = 0,06 3

c. Daya (P) pada landasan kasar Rumus : P

mk . 2y 2 t3

1) Mk = 1,5 kg a) P
1,5 . 2(1,5) 2 = 0,042 watt 5,427 3

1,5 . 2(1,5) 2 b) P = 0,075 watt 4,477 3

c) P

1,5 . 2(1,5) 2 = 0,108 watt 3,97 3

P rata-rata 2) Mk = 2 kg a) P b) P c) P

0,042 + 0,075 + 0,108 watt = 0,075 watt 3

2 . 2(1,5) 2 = 0,037 watt 6,253 3

2 . 2(1,5) 2 = 0,057 watt 5,417 3


2 . 2(1,5) 2 = 0,097 watt 4,533 3

P rata-rata

0,037 + 0,057 + 0,097 watt = 0,069 watt 3

d. Daya (P) pada landasan licin Rumus : P


mk . 2y 2 t3

1) Mk = 1,5 kg a) P
1,5 . 2(1,5) 2 = 0,192 watt 3,67 3

1,5 . 2(1,5) 2 b) P = 0,244 watt 3,33 3

11

c) P

1,5 . 2(1,5) 2 = 0,353 watt 2,943 3

P rata-rata 2) Mk = 2 kg a) P b) P c) P

0,192 + 0,244 + 0,353 watt = 0,263 watt 3

2 . 2(1,5) 2 = 0,261 watt 3,583 3 2 . 2(1,5) 2 = 0,223 watt 3,77 3

2 . 2(1,5) 2 = 0,369 watt 3,19 3

P rata-rata

0,261+ 0,223 + 0,369 watt = 0,274 watt 3

0.12

0.1

0.08

0.06 Landasan kasar 0.04 Landasan licin

0.02

0 0.15 0.175 0.2 0.15 0.175 0.2

mk = 1,5 kg

mk = 2 kg

Gambar 1.2 Hubungan antara dengan W pada landasan kasar dan licin

12

P (watt)
0.4 0.35 0.3 0.25 0.2 Landasan kasar 0.15 0.1 0.05 0 0.15 0.175 0.2 0.15 0.175 0.2 Landasan licin

mk = 1,5 kg

mk = 2 kg

Gambar 1.3 Hubungan antara P dengan W pada landasan kasar dan licin E. Pembahasan Dari percobaan, kita ingin mengenal lebih jauh mengenai koefisien gesek dan daya yang dibutuhkan untuk menggerakan suatu unit kendaraan. Pada tabel 1.1 dan tabel 1.2, terdapat jumlah waktu yang dibutuhkan kendaraan untuk bergerak sepanjang 1,5 meter. Pada landasan kasar (tabel 1.1), untuk massa kendaraan (mk = 1,5 kg) dan massa pemberat (berturut-turut adalah 0,15 kg, 0,175 kg, dan 0,2 kg), waktu yang dibutuhkan semakin lama semakin sedikit, yaitu dari 5,427 s; 4,477 s; dan 3,97 s. Begitu pula pada tabel 1.1 bagian mk yang bernilai 2 kg, serta tabel 1.2 untuk landasan licin. Sehingga dari hasil tersebut, didapat kenyataan bahwa semakin besar massa pemberat maka waktu yang diperlukan juga semakin singkat. Hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut. Massa pemberat diumpamakan sebagai gaya yang menarik kendaraan. Semakin besar massa pemberat maka makin besar pula gaya yang menarik kendaraan agar bergerak.

13

Lalu untuk nilai mk yang berbeda, maka waktu yang dibutuhkan juga berbeda. Pada landasan kasar (tabel 1.1), waktu rata-rata bagian mk = 1,5 kg, adalah 4,625 s. Sedangkan untuk mk = 2 kg, rata-rata waktunya adalah 5,401 s. Hasil tersebut dapat menjelaskan bahwa mk yang bernilai makin besar, maka waktu yang dibutuhkan juga semakin besar. Sebab massa yang harus ditarik semakin besar. Sehingga waktu yang diperlukan juga semakin besar pula. Demikian juga untuk tabel 1.2, pada mk = 1,5 kg, waktu yang diperlukan sebesar 3,314 s. Serta untuk mk sebesar 2 kg, waktunya adalah 3,514 s. Kemudian, waktu yang dibutuhkan paling cepat adalah pada bagian landasan licin untuk mk sebesar 1,5 kg, yaitu 3,314 s. Sedangkan waktu yang paling lama adalah pada landasan kasar bagian mk 2 kg, yaitu 5,401 s. Menurut Newton, jika tidak ada gaya gesekan maka benda akan terus bergerak selamanya sampai dihentikan dan benda yang diam akan diam selamanya sampai diberikan gerakan. Contoh kongkritnya, sebuah bola tidak akan tiba-tiba melayang ke arah kita jika tidak ada yang melemparnya. Begitu juga sebaliknya. Jika tidak ada yang menghentikan gerakan suatu benda, maka benda akan terus bergerak. Gesekan bisaanya terjadi di antara dua permukaan benda yang bersentuhan, baik terhadap udara, air atau benda padat. Ketika sebuah benda bergerak di udara, permukaan benda tersebut akan bersentuhan dengan udara sehingga terjadi gesekan antara benda tersebut dengan udara. Demikian juga ketika bergerak di dalam air. Gaya gesekan juga selalu terjadi antara permukaan benda padat yang bersentuhan, sekalipun benda tersebut sangat licin. Permukaan benda yang sangat licin pun sebenarnya sangat kasar dalam skala mikroskopis. Ketika kita mencoba menggerakan sebuah benda, tonjolantonjolan miskroskopis ini mengganggu gerak tersebut. Sebagai tambahan, pada tingkat atom (ingat bahwa semua materi tersusun dari atom-atom), sebuah tonjolan pada permukaan menyebabkan atom-atom sangat dekat dengan permukaan lainnya, sehingga gaya-gaya listrik di antara atom dapat membentuk ikatan kimia, sebagai penyatu kecil di antara dua permukaan benda yang bergerak.

14

Jika permukaan suatu benda bergeseran dengan permukaan benda lain, masing-masing benda tersebut melakukan gaya gesekan antara satu dengan yang lain. Gaya gesekan pada benda yang bergerak selalu berlawanan arah dengan arah gerakan benda tersebut. Selain menghambat gerak benda, gesekan dapat menimbulkan aus dan kerusakan. Hal ini dapat kita amati pada mesin kendaraan. Misalnya ketika kita memberikan minyak pelumas pada mesin sepeda motor, sebenarnya kita ingin mengurangi gaya gesekan yang terjadi di dalam mesin. Jika tidak diberi minyak pelumas maka mesin kendaraan kita cepat rusak. Ketika sebuah benda berguling di atas suatu permukaan (misalnya roda kendaraan yang berputar atau bola yang berguling di tanah), gaya gesekan tetap ada walaupun lebih kecil dibandingkan dengan ketika benda tersebut meluncur di atas permukaan benda lain. Gaya gesekan yang bekerja pada benda yang berguling di atas permukaan benda lainnya dikenal dengan gaya gesekan rotasi. Sedangkan gaya gesekan yang bekerja pada permukaan benda yang meluncur di atas permukaan benda lain (misalnya buku yang didorong di atas permukaan meja) disebut sebagai gaya gesekan translasi. Gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda yang bersentuhan, ketika benda tersebut belum bergerak disebut gaya gesek statik (lambangnya fs). Gaya gesek statis yang maksimum sama dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda telah bergerak, gaya gesekan antara dua permukaan bisaanya berkurang sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil agar benda bergerak dengan laju tetap. Ketika benda telah bergerak, gaya gesekan masih bekerja pada permukaan benda yang bersentuhan tersebut. Gaya gesekan yang bekerja ketika benda bergerak disebut gaya gesekan kinetik (lambangnya fk). Ketika sebuah benda bergerak pada permukaan benda lain, gaya gesekan bekerja berlawanan arah terhadap kecepatan benda. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pada permukaan benda yang kering tanpa pelumas, besar gaya gesekan sebanding dengan gaya normal.

15

Besarnya gaya gesek, dipengaruhi oleh koefisien gesekan dan gaya normal benda. Hal ini dapat terlihat dari rumus fk = k.N. Di mana fk adalah gaya gesekan, k adalah koefisien gesekan, dan N adalah gaya normal. Fk berbanding lurus dengan besarnya k (fk k) dan N (fk N). Artinya

semakin besar nilai fk maka nilai k dan nilai N juga semakin besar. Besarnya N untuk hal ini adalah sama dengan besarnya berat kendaraan (w = mk.g). Pada praktikum ini, terdapat 2 landasan yang berbeda yaitu landasan kasar dan licin. Menurut teori yang ada, pada landasan kasar, gaya gesek yang timbul besar, sehingga nilai k juga besar. Sedangkan pada landasan licin, gaya gesekan antara roda dengan lantai kecil, sehingga nilai k juga kecil. Pada tabel 1.1, nilai k rata-rata adalah 0,075. Lalu pada tabel 1.2, nilai k rata-rata pada landasan licin sebesar 0,072. Jadi, nilai k landasan kasar lebih besar dibandingkan nilai k landasan licin (gambar 1.2). Setelah kita membahas masalah koefisien gesekan, selanjutnya akan dibahas daya yang dibutuhkan agar kendaraan mampu bergerak sejauh 1,5 meter. Dalam ilmu fisika, daya diartikan sebagai laju dilakukannya usaha atau perbandingan antara usaha dengan selang waktu dilakukannya usaha. Dalam kaitan dengan energi, daya diartikan sebagai laju perubahan energi. Sedangkan Daya rata-rata didefinisikan sebagai perbandingan usaha total yang dilakukan dengan selang waktu total yang dibutuhkan untuk melakukan usaha. Dalam hal ini, pada tabel 1.1, rata-rata nilai P adalah sebesar 0,069 watt. Sedangkan nilai P tabel 1.2 adalah bernilai 0,274 watt. Alasan mengapa daya pada landasan kasar lebih kecil daripada daya pada landasan licin, adalah karena adanya perbedaan besarnya waktu. Rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya daya adalah mk.2y2/t3. Dilihat dari rumus tersebut, maka semakin besar nilai waktunya maka semakin kecil nilai daya yang diperoleh. Sehingga pantas saja jika nilai daya landasan kasar lebih kecil nilainya daripada daya landasan licin. Hal ini dapat dilihat dari gambar 1.3. Kemudian, faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya gaya adalah massa kendaraan (mk), jarak yang ditempuh kendaraan (1,5 m), waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak (t), dan jenis landasan (kasar/licin).

16

Lalu hubungan antara nilai k dengan nilai P adalah berbanding lurus. Buktinya pada tabel 1.1 bagian mk 1,5 kg, nilai k berturut-turut adalah 0,011; 0,099; dan 0,111. Nilai P (watt) berturut-turut adalah 0,042; 0,075; dan 0,108. Dari bukti sebagian kecil tersebut, maka k sebanding dengan P (k Begitu pula hal itu terjadi pada tabel 1.2. Menurut teori yang ada, terdapat beberapa percobaan yang tidak sesuai. Hal ini terdapat pada landasan licin pada mk 2 kg. Pada mb 0,15 kg dan 0,175 kg, seharusnya waktu yang dibutuhkan semakin kecil. Namun, ternyata besarnya waktu semakin besar, yaitu dari 3,583 s menjadi 3,77 s. Hal ini karena terdapat kekurangtelitian dalam menggunakan stopwatch. Selain itu, pada waktu menempatkan kendaraan agar berjarak 1,5 meter, terkadang kurang akurat dalam menempatkan kendaraan. Sehingga ada kalanya jarak lebih kecil atau lebih besar dari seharusnya. Grafik 1.2 memberikan penjelasan mengenai hubungan antara (koefisien gesekan) dengan w (berat kendaraan) pada landasan kasar dan landasan licin. Baik pada landasan kasar maupun licin, semakin besar nilai mb (dari 0,15 kg sampai 0,2 kg), maka nilai juga semakin besar. Hal ini terbukti dari garis grafik yang semakin naik dengan diiringi semakin besarnya nilai mb dan nilai . Kemudian, dari grafik tersebut, nilai pada landasan kasar lebih besar dibandingkan pada landasan licin. Hal ini dapat terlihat dari garis warna biru (landasan kasar) terdapat di atas garis warna merah (landasan licin). Sedangkan pada grafik 1.3, terdapat hubungan mengenai P (daya) dengan w (berat kendaraan) pada landasan kasar dan licin. Seharusnya baik pada landasan kasar maupun licin, semakin besar nilai mb, maka semakin besar pula nilai P. Pada landasan kasar, syarat tersebut berlaku. Namun pada landasan licin, ternyata terdapat kekeliruan percobaan. Pada mk 2 kg dengan mb 0,15 kg dan 0,175 kg, terlihat penurunan garis pada grafik. Selain itu, besar daya pada landasan licin lebih besar daripada daya pada landasan kasar. Hal ini terlihat pada garis warna merah (landasan licin) yang berada di atas garis warna biru (landasan kasar). P).

17

F. Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Gaya adalah tarikan atau dorongan yang memiliki arah dan dapat menyebabkan benda bergerak atau mengalami perubahan gerak atau berubah bentuk. b. Waktu yang dibutuhkan paling lama untuk menggerakan kendaraan adalah pada landasan kasar, yaitu sebesar 5,401 sekon. c. Waktu yang paling cepat untuk menggerakan kendaraan adalah pada landasan licin, yaitu 3,314 sekon. d. Gaya gesek adalah gaya yang timbul akibat adanya persentuhan secara langsung antara permukaan dua benda, di mana arahnya berlawanan dengan gaya gerak. e. Besarnya koefisien gesekan pada landasan kasar adalah 0,075. f. Koefisien gesekan pada landasan licin sebesar 0,072. g. Koefisien gesekan pada landasan kasar lebih besar daripada koefisien gesekan pada landasan licin. h. Daya rata-rata yang dikeluarkan oleh sesuatu sama dengan usaha total yang dilakukannya dibagi dengan selang waktu total yang dibutuhkan untuk melakukan usaha tersebut. i. Daya untuk menggerakan kendaraan pada landasan kasar adalah 0,069 watt. j. Daya yang diperlukan untuk menggerakan kendaraan pada landasan licin bernilai 0,274 watt. k. Berdasarkan grafik 1.2, semakin besar nilai mb (massa beban), maka semakin besar nilai (koefisien gaya gesek). l. Berdasarkan grafik 1.3, semakin besar nilai mb (massa beban), maka semakin besar pula nilai P (daya).

18

DAFTAR PUSTAKA Anonim1. 2010. Percepatan. http://id.wikipedia.org/wiki/Percepatan. Diakses pada hari Minggu tanggal 17 Oktober 2010 pada pukul 08.35 WIB. Anonim2. 2010. Massa. http://id.wikipedia.org/wiki/Massa. Diakses pada hari Minggu tanggal 17 Oktober 2010 pada pukul 08.47 WIB. Cromer, Alan. 1994. Fisika Untuk Ilmu-Ilmu Hayati. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Dewanto dan Sudarsono. 2003. Pemodelan Sistem Gaya dan Traksi Roda. Jurnal Teknik Mesin. Vol 5. No 2. Hal 64. Universitas Kristen Petra. Surabaya. Gribbin, John. 2005. Fisika Modern (terjemahan Dimas). Erlangga. Jakarta. Lohat, Alexander. 2008. Hukum III Newton (Hukum Aksi-Reaksi). http://www.gurumuda.com/hukum-newton-3. Diakses pada hari Minggu tanggal 17 Oktober pada pukul 07.52 WIB. Sudoyo. 1986. Azas-Azas Ilmu Fisika. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Widada dan Kliwati. 2007. Measurement of Vehicle Acceleration Performance Using Three-Axial Accelerometer. Seminar Nasional Teknologi. Hal 3-4. Yogyakarta. Wiley, John. 1999. Fisika (terjemahan Pantur). Erlangga. Jakarta.

Você também pode gostar