Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
Iin ariyanti
(A1C109008)
2011
Another Ss R connection has also been learned, perhaps even earlier. The child has picked up the doll, hand it, hugged it, shaken it, and so on. Thus in a fundamen (and nonverbal) sense he knows what a doll is. A doll the particular set of stimuli connected with hugging
istinguished from other stimuli, like a ball of wagon, that cannot be hugged. Perhaps the hugging of doll has been associated particularly with lying in his bed prepatory to going to sleep. There is, then , some connection as the following: Ss
Lying down
hugging doll
If both SsR connections are present, the chain of hugging for the dool is a relatively simple matter to established. First, the child is placed his crib. Perhaps he makes movements of hugging the doll that is not there. But when his mother shows him the doll; perhaps she also says, you want your doll? These events establish sequence that sets the occasion for learning that may be depicted follows: Ss
Lying down R Ss Hugging doll doll R Doll
The capability that has been learned is simply this: child, on lying in his crib and seeing the doll outside then ask for it by saying Doll. He may even come to doll without actually seeing the doll, since the hugging respond he makes may generate internal stimuli (smallss that are a part of the stimulus situation of feeling the doll) that have themselves been previously connected with the vocalization doll. In a similar manner, the chain can be extended. Perhaps the child is initially placed in his crib in an upright position. His mother now says, lie down, and he has previously learned to respond to this stimulus in an S-R manner. Having lain down, the next connection in the sequence comes into play: he makes the incipient hugging movements toward his absent doll, and this in turn sets of the next link in the chain he asks for his doll. Now all these events are likely to occur in a very natural manner in the natural world. They occur so naturally, in fact, that is not may be apparent that any learning has occurred at all. Yet, at one period in time these chains are not there, and in a subsequent period., as if by magic, they are there! The magic, though, may be made to happen deliberately if we want it to, as may be true in teaching a child a chain like tying a knot or printing a letter. These are the conditions that appear to be necessary: 1. The individual links in the chain must have been previously established. The child must already have learned to say doll, to hug the doll, to lie down when his
mother tells him to. (of course, one can attempt to established all these links at a single time, but that is not an efficient procedure). 2. There must be contiguity of each link with the next following one. The hugging responses must be followed in a brief period by the stimulus leading to the childs vocalization Doll, or the chain will not be established. Often such contiguity is built into the chain of events, as is the case, for example, when the response of lying down (link 1) is immediately followed by the stimulus situation for link 2, which is the lying down situation 3. When the two previous conditions are fully met, it appears that the acquisition of a chain is not a gradual process, but one which occurs on a single occasion. (Of course, if these prior conditions are not met, the occasion may have to be repeated for the purpose of establishing the links themselves. This would be the case, for example, if the child had not fully yearned the SsR connection of saying doll.
2. Another SsR connection must have been learned that enables the individual to associate the key syllable lum with the response alumette. In other words, response differentiation must have previously taken place. The individual must know how to say the word alumette with sufficient accuracy to be considered correct (wheather or not he sounds like a native Frenchman). 3. A coding connection must also available, that is, must previously have been learned, if the chain is to be established with ease. In this case, the code is represented by the association of the image of the flaming match and the word illumination. As we have said, the selection of this code by the individual depends on his own previous history. A highly verbal person may have many codes available. Whereas an individual who ranks low in such ability may have very few. Probably the code we have depicted here would serve adequately for a large portion of the adult population. 4. The chain must be reeled of in a sequence, so that each SsR is contiguous in time with the next; in other words, contiguity is necessary for learning. Under these circumstances , the chain, like other learned behavior chains, is probably acquired on a single occasion. It is noteworthy that a young child may have few codes available to him. Thus he may have considerably greater difficulty in acquiring a verbal chain of this sort. If the words match and alumette are repeated together frequently enough, the child eventually will find a code that will enable him to learn this chain. If one wants him to learn it rapidly, however , presenting a distinctive code (perhaps in a picture) would seem to be an important aspect of the process. The efficacy of using pictures in the learning of the foreign word meanings is well known. 5. What about the nonsense chains that connect the stimulus GUK with the response riv? there is no particular reason to believe that these require any different
conditions for learning. The optimal conditions may, however, be more difficult to achieve. For example, SsR learning must be established, both for the stimulus member GUK and for the response member RIV. Then a coding connection must be selected, and there may be only a few available to the individual, depending on the meaningfulness (to him) of these syllables. He may have to resort to a somewhat lengthy chain, as would be the case if he said to himself GUK suggest gook (engine sludge), which may affect the engine when you rev it, or RIV.
Hubungan rangsangan-tanggapan lain juga telah lebih dulu dipelajari. Anak-anak telah membawa boneka, memegangnya, memeluknya, dan seterusnya. Ini berarti dia mengetahui apa itu boneka dalam bentuk nonverbal, tidak dalam bentuk kata. Bahkan mungkin memeluk boneka secara khusus dihubungkan dengan berbaring diatas tempat tidur ketika ingin tidur. Kemudian hubungannya adalah:
Jika kedua hubungan antara Ss dan R ada, maka proses rangkaian penyebutan boneka sangat mudah untuk dijelaskan. Pertama-tama, anak berbaring di tempat tidur. Mungkin dia akan melakukan gerakan seperti memeluk boneka yang tidak sebenarnya tidak ada. Akan tetapi, ketika sang ibu menunjukkan boneka, ibunya akan bertanya, kamu ingin bonekamu?. Kejadiankejadian ini membentuk sebuah urutan yang bertujuan untuk pembelajaran. Rangsangan (Ss) Berbaring Tanggapan (R) memeluk boneka Rangsangan (Ss) boneka Tanggapan (R) boneka
Kemampuan yang telah dipelajari dapat digambarkan sebagai berikut: Anak berbaring ditempat tidur dan melihat boneka berada diluar dan memintanya dengan berkata Boneka. Dia bahkan mungkin melakukannya tanpa benar-benar melihat bonekanya, karena rangsangan pelukan yang dia buat menghubungkan stimulus/rangsangan dari dalam dirinya. yang telah terhubung sebelumnya dengan penyebutan boneka. Penjelasan tentang proses rangkaian juga dapat diperluas. Mungkin anak tersebut sengaja diletakkan ditempat tidur dengan posisi tegak lurus. Ibunya kemudian berkata, berbaringlah, dan kemudian dia melakukannya. Setelah berbaring, hal selanjtnya dalam urutan stimulusrangsangan adalah dia membuat gerakan memeluk bpneka yang tidak ada disampngnya, dan kemudian dia kemudian meminta bonekanya. Sekarang semua peristiwa tersebut dapat terjadi dengan cara yang sangat alami dalam kehidupan nyata. Mereka terjadi secara alami, pada kenyataannya, mungkin tidak terlihat jelas bahwa pembelajaran telah terjadi. Namun, pada satu waktu tersebut proses rangkaian itu ini tidak ada, dan pada periode berikutnya, mereka ada. meskipun, mungkin saja dibuat dengan sengaja jika kita inginkan, berikut Ini adalah kondisi yang tampaknya diperlukan: Link individu dalam rangkaian tersebut harus telah ditetapkan sebelumnya. Anak harus sudah belajar untuk mengatakan "boneka", memeluk boneka, untuk berbaring ketika ibunya memintanya untuk melakukannya. (Tentu saja, seseorang dapat mencoba untuk membangun semua link pada satu waktu, tetapi bukan merupakan prosedur yang efisien.)
Harus ada kedekatan setiap link dengan yang berikutnya. Tanggapan memeluk harus diikuti oleh stimulus yang mengarahkan anak menyebutkan "boneka", atau rangkaian tersebut tidak akan terbentuk. Seringkali kedekatan tersebut dibangun menjadi rangkaian peristiwa, seperti halnya, ketika respon dari berbaring (link 1) segera diikuti oleh situasi stimulus untuk link 2, yang adalah situasi."berbaring" Ketika dua kondisi sebelumnya terpenuhi, tampak bahwa akuisisi rangkaian bukanlah proses yang bertahap, tapi sesuatu yang terjadi pada satu kesempatan. (Tentu saja, jika kondisi sebelumnya tidak terpenuhi, kesempatan itu mungkin harus diulang untuk tujuan membangun link diri mereka. Ini akan terjadi, misalnya, jika anak belum sepenuhnya mememenuhi Ss R koneksi untuk mengatakan "boneka."
Bagian-bagian internal dari rangkaian ini, dinotasikan dengan stimulus dan respon cenderung sangat individualistis karena mereka bergantung pada sejarah pembelajaran individu sebelumnya. sehingga jika seseorang yang tidak tahu kata illuminate, rangkaian yang diperolehnya pasti akan sangat berbeda. mungkin menjadi lebih pendek dan mungkin melibatkan gambar visual atau dalam bentuk represntasi internal lainnya. Kondisi untuk belajar rangkaian verbal akan tampak seperti yang tertulis berikut ini: 1. hubungan Ss R harus telah dipelajari sebelumnya yang mengaitkan kata match (korek api) dengan gambaran a burning match (korek api yang menyala) atau response internal lain yang dapat digunakan. dalam makna sederhana, individu harus mengetahui arti match (korek api). 2. hubungan Ss R lainnya harus telah dipelajari yang memungkinkan individu untuk mengasosiasikan suku kata kunci lum dengan respon alumette. dengan kata lain, diferensiasi respon harus sudah terlebih dahulu terjadi. individu harus mengetahui
bagaimana mengatakan kata alumette dengan cukup tepat untuk yang dianggap benar (apakah dia terdengar sepertii orang prancis asli atau tidak). 3. koneksi coding (Kode) juga harus ada yang sebelumnya telah dipelajari, jika rangkaian ini ingin dibentuk dengan mudah. dalam hal ini kode ini diwakili oleh asosiasi penggambaran the flaming match (korek api menyala) dan kata illuminate. Seperti yang telah dijelaskan, pemilihan kode ini oleh individu tergantung pada sejarah individu tersebut sebelumnya. orang yang sangat mengerti verbal mungkin memiliki banyak kode yang tersedia sedangkan seorang individu yang menempati peringkat rendah dalam kemampuan verbal mungkin memiliki hanya sedikit. mungkin kode yang telah digambarkan di sini akan memadai untuk sebagian besar dari populasi orang dewasa 4. rangkaian tersebut harus diterima secara berurutan sehingga setiap stimulus dan respon berdekatan dengan berikutnya, dengan kata lain, kedekatan diperlukan untuk belajar. dalam kondisi ini, rangkaian, seperti rangkaian perilaku lain yang dipelajari, mungkin diperoleh pada satu kesempatan.
Perlu dicatat bahwa seorang anak muda mungkin memiliki kode beberapa tersedia baginya. dengan demikian ia mungkin mengalami kesulitan cukup besar dalam memperoleh sebuah rangkaian verbal semacam ini. jika kata match dan alumette cukup sering diulang bersama-sama akan memungkinkan anak untuk belajar rangkaian verbal. jika seseorang ingin dia belajar dengan cepat, menyajikan kode khusus, mungkin dalam bentuk gambar, akan menjadi aspek yang penting dalam proses tersebut. efektivitas penggunaan gambar dalam pembelajaran kata asing sudah sangat terkenal. Bagaimana dengan rangkaian yang menghubungkan stimulus GUK dengan respon riv? tidak ada alasan khusus untuk percaya bahwa hal ini mendapat kondisi yang berbeda untuk belajar. kondisi yang optimal namun mungkin lebih sulit untuk dicapai. misalnya stimulusrespon belajar harus ditetapkan baik untuk anggota stimulus GUK dan respon anggota RIV. maka sambungan kode harus dipilih dan mungkin hanya tersedia sedikit kepada individu, tergantung pada kebermaknaan ( untuknya) dari suku kata. ia mungkin harus memakai rangkaian agak panjang, karena akan terjadi jika ia berkata kepada dirinya sendiri Guk menunjukkan gook (mesin lumpur) yang dapat mempengaruhi mesin saat Anda rev . atau Riv.