Você está na página 1de 3

( Abortus Insipien ) A.

Pengertian Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, yaitu sebelum usia kehamilan 28 minggu dan sebelum janin mencapai berat 1000 gram Abortus insipien adalah abortus yang sedang mengancam di mana telah terjadi pendataran serviks dan osteum uteri telah membuka akan tetapi hasil dari konsepsi masih berada di dalam kavum uteri. B. Penyebab 1. Kelainan ovum Menurut Hertig dan kawan-kawan pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus spontan, menurut penyelidikan mereka dari 1000 abortus spontan maka 48,9% disebabkan karena ovum yang patologis, 3,2% disebabkan oleh kelainan letak embrio dan 9,6% disebabkan karena plasenta yang abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid vili. Abortus spontan yang dikarenakan kelainan dari ovum berkurang kemungkinannya kalau kehamilan lebih dari 1 bulan, artinya makin muda kehamilan saat terjadinya abortus makin besar kemuangkinan disebabkan oleh kelainan ovum 2. Kelainan genetalia ibu Misalnya pada ibu yang menderita Anomaly kongital ( hipoplasia uteri, uterus bikornis, dll ) Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata. Tidak sempurnanya persiapan fetus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah dibuahi, seperti kurangnya progesterone dan estrogen, endometriosis, mioma submukosa. Uterus terlalu cepat teregang ( kehamilan ganda, mola ) Distorsia uteri misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis 3. Gangguan sirkulasi plasenta Kita jumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum, anomaly plasenta, endarteritis oleh karena lucs 4. Penyakit-penyakit ibu Misalnya : Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tipoid, piellitis, rubella dan demam malta dsb. Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alcohol dll. Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat, anemia gravis. Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotyroid, kekuarangan vitamin A, C dan E, diabetes melitus 5. Antagonis resus Pada antagonis rhesus darah ibu yang melalui pladsenta merussak darah fetus sehingga terjadi anemi pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus 6. Atropi korpus lutium lebih cepat atau factor serviks yaitu inkompetensi serviks, servisitas. 7. Rangsangan pada ibu-ibu yang menyebabkan uterus kontraksi umpamanya : sangat terkejut, obat-obatan uterotonika, ketakutan, laparotomi dll.

8.

Penyakit bapak : umur lanjut, penyakit kronis seperti : TBC, anemi, dekompensasi kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan, ( alkohol, nikotin, Pb dll ), sinar roentgen, avitaminosis.

C. Patologi Pada permulaan terjadi pendarahan dalam desidua basalis diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian sebagian atau seluruhnya hasil konsepsi terlepas karena dianggap benda asing maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan dibawah 8 minggu hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya karena vili korealis belum menembus desidua basalis terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8 14 minggu telah masuk agak dalam sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal karena itu akan banyak terjadi pendarahan. D. Tanda dan gejala Gejala utama 1. Pendarahan pervagina, keluar gumpalan darah 2. Rasa mules atau keram perut, nyeri karena kontraksi rahim kuat 3. Pembukaan osteum uteri, Servile terbuka den teraba ketuban Gambaran klinik Apabila setelah abortus pendarahan makin banyak dan disertai rasa mules yang semakin sering semakin kuat dan semakin dirasakan sakit disertai dilatasi servik . Hasil konsepsi seluruhnya masih berada di dalam kavum uteri. Dengan semakin kuatnya kontraksi uterus serviks terbuka dan semakin banyak pendarahan dan pada suatu ketika hasil konsepsi terdorong keluar dari kavum uteri E. Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam

Pengeluaran hasil konsepsi

pada abortus insipien )


1. Beri suntikan ergometrin 0,5 mg IM dan simpanlah apapun yang keluar dari vagina untuk ditunjukkan kepada dokter 2. Bila pendarahan sedikit, tunggu terjadinya abortus spontan yang berlangsung 36 jam.kasih morfin bila perlu untuk menghilangkan rasa sakit dan relaktan servik 3. Segera lakukan pengosongan uterus apabila kehamilan kurang dari 12 mingguPengosongan

uterus dapat dilakukan dengan kuret vakum atau cunam abortus disusul kerokan ( Pengeluaran hasil konsepsi dapat diinduksi terlebih dahulu dengan pitosin drip atau dilatasi dengan laminaria ).
4. Beri oksitosin 10 unit dan dekstrose 5% 8 tets/menit 5. Rujuk ke rumah sakit untuk pengosongan kavum uteri 6. Beri suntikan ergometrin 0,5 mg IM untuk mempertahankan kontraksi uterus F. Komplikasi

Anemi oleh karena perdarahan Perforasi karena tindakan kuret


Infeksi

Syok pendarahan atau syok endoseptik

Resusitasi cairan hendaknya dilakukan terlebih dahulu dengan NaCl atau RL disusul transfusi darah.
G. Hal hal yang harus diperhatikan ibu hamil saat terjadi pendarahan pada trimester I 1. Jika pendarahan sedikit seperti bercak-bercak darah pada saat menstruasi maka dianjurkan untuk ibu hamil untuk istirahat tirah baring 2. Jika perdarahan semakin lama semakin banyak maka lebih baik periksakan ibu ke rumah sakit karena kemungkinan terjadinya abortus sangat tinggi.

Você também pode gostar