Você está na página 1de 15

ASKEB ABORTUS IMMINENS

A. PENGERTIAN - ABORTUS IMMINENS adalah pengakhiran kehamilan sebelum janin dapat mencapai 500 gr atau kurang dari 20 minggu yang ditandai dengan: Terdapat keterlambatan datang bulan. Terdapat perdarahan, disertai perut sakit (mules). Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi kontraksi otot rahim. Hasil pemeriksaan dalam terdapat perdarahan kanalis servikalis, kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim. Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif. (Manuaba, 1998:218-219) B. ETIOLOGI Penyebab keguguran sebagian tidak diketahui secara pasti tetapi terdapat beberapa faktor sebagai berikut : 1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan. Gangguan pertumbuhan dapat terjadi karena: a. Kelainan kromosom Kelainan yang sering terjadi pada abortus spontan ialah: trisomi poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks. (Sarwono, 1991:303) b. Lingkungan kurang sempurna Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna, sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu. c. Pengaruh dari luar Radiasi, virus, obat-obatan dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen. (Sarwono, 1991:303) 2. Kelainan pada placenta Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenasi placenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun. (Sarwono, 1991:303) Gangguan pembuluh darah placenta, di antaranya pada DM. (Manuaba, 1998:215) 3. Penyakit ibu Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria dan lain-lain dapat menyebabkan abortus toxin, virus dan plasmodium dapat melalui placenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin kemudian terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan, laparatomi, peritonis umum dan penyakit menahun seperti brusellosis, mononukleosis, toksoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus walaupun lebih jarang. (Sarwono, 1991:303) 4. Kelainan tractus genitalis Retroversio uteri, mioma uteri atau kelainan bawaab uterus dapat menyebabkan abortus. Tetapi harus diingat bahwa retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang memegang peranan penting. Sebab lain abortus dalam trimester II ialah servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada servik, dilatasi berlebihan, amputasi atau robekan servik luas yang tidak dijahit. (Sarwono, 1991:303) C. PATOFISIOLOGI Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan placenta menyebabkan perdarahan, sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2. Bagian yang terlepas dianggap benda asing, sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi. Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya sebagian masih tertinggal, yang menyebabkan berbagai penyulit. Oleh karena itu keguguran memberikan gejala umum sakit perut, karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi. Bentuk perdarahan bervariasi di antaranya : 1. Sedikit-sedikit dan berlangsung lama. 2. Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan. 3. Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun, dapat menimbulkan syok, nadi meningkat, tekanan darah turun, tampak anemis dan daerah akral dingin. Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervariasi : 1. Umur hamil di bawah 14 minggu, di mana placenta belum terbentuk sempurna, dikeluarkan seluruh atau sebagian hasil konsepsi.

2. Di atas 10 minggu, dengan pembentukan placenta sempurna dapat didahului dengan ketuban pecah diikuti pengeluaran hasil konsepsi dan dilanjutkan dengan pengeluaran placenta, berdasarkan proses persalinannya dahulu disebut persalinan imaturus. 3. Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari minggu sehingga terjadi ancaman baru dalam bentuk gangguan pembekuan darah. Berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan dapat terjadi 1. Mola karnosa: hasil konsepsi menyerap darah, terjadi gumpalan mirip daging. 2. Mola tuberosa: amnion berbenjol-benjol, karena terjadi hematoma antara amnion dan korion. 3. Fetus kompresus: janin mengalami mumifikasi, terjadi penyerapan kalsium dan tertekan sampai gepeng. 4. Fetus papiraseus: kompresi fetus berlangsung terus, terjadi penipisan laksana kertas. 5. Blighted ovum: hasil konsepsi yang dikeluarkan tidak mengandung janin, hanya benda kecil yang tidak berbentuk. 6. Missed abortion: hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu. Bila keguguran pada umur lebih tua dan tidak segera dikeluarkan dapat terjadi maserasi dengan ciri kulit mengelupas, tulang belakang kepala berimpitan dan perut membesar karena asites/pembentukan gas. (Manuaba, 1998:216-217) D. KOMPLIKASI Keguguran mempunyai penyulit sebagai berikut : 1. Perdarahan Dapat terjadi sedikit dalam waktu panjang. Dapat terjadi mendadak banyak, sehingga menimbulkan syok. 2. Infeksi 3. Degenerasi ganas Keguguran dapat menjadi korio karsinoma sekitar 15%-20%. Gejala korio karsinoma adalah terdapat perdarahan berlangsung lama, terjadi pembesaran/perlunakan rahim, terdapat metastase ke vagina atau lainnya. 4. Penyulit saat melakukan kuretage Dapat terjadi perforasi dengan gejala Kiret terasa tembus. Penderita kesakitan, syok. Dapat terjadi perdarahan dalam perut dan infeksi dalam abdomen. (Manuaba, 1998:219-220 E. PENANGANAN 1. Penanganan awal Untuk penanganan awal yang memadai segera lakukan penilaian dari: Keadaan umum pasien. Tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik < 900 mmHg > 112/menit). Bila syok disertai masa lunak di adneksa, nyeri perut bawah adanya cairan bebas dalam cavum pelvis, pikirkan kemungkinan kehamilan ectopik yang terganggu. Tanda-tanda infeksi/sepsis (demam tinggi, secret berbau pervaginam, nyeri perut tegang, nyeri goyang portio, dehidrasi, gelisah atau pingsan). Tentukan evaluasi medis apakah pasien dapat ditatalaksana pada fasilitas kesehatan setempat atau dirujuk (setelah dilakukan stabilisasi). 2. Penanganan spesifik ABORTUS IMMINENS Tidak diperlukan pengobatan medis yang khusus atau tirah baring secara total. Anjurkan untuk tidak melakukan aktivitas secara berlebihan atau melakukan hubungan seksual. Bila perdarahan : Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan lagi. Terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG), lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik/mola). Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas, pemantauan hanya dilakukan melalui gejala klinik dan hasil pemeriksaan ginekologik. (Acuan Nasional, 2000:140-151) I. PENGKAJIAN DATA A. Data subyektif 1. Biodata Umur: Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk hamil dan persalinan adalah 20-30 tahun. (Hanifa, 1994:23) Frekuensi abortus yang dikenal secara klinis bertambah dari 12% pada wanita yang berusia kurang dari 20 tahun menjadi 26% pada wanita berumur di atas 40 tahun. (Williams, 1995:1573)

Paritas: Resiko abortus spontan kelihatannya semakin meningkat dengan bertambahnya paritas, di samping dengan semakin lanjutnya usia ibu serta ayah (Warburton dan Fraser, 1964, Wilsod dkk, 1986). (Williams, 1995:1573) Pekerjaan: Sering dijumpai pada wanita yang bekerja berat karena ovum terlepas sebagian menimbulkan kontraksi yang berakibat perdarahan. (Unpad, 1997:8-9) 2. Keluhan utama a. Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami terlambat haid, sering terdapat pula rasa mules, kecurigaan tersebut diperkuat dengan ditentukannya kehamilan muda. (Hanifa, 1999:304) b. Dengan keguguran diperlukan beberapa kriteria sebagai berikut: sakit perut, dapat diikuti oleh pengeluaran hasil konsepsi, pemeriksaan hasil tes hamil masih positif atau sudah negatif. (Manuaba, 1998:217) c. Abortus imminens Terdapat keterlambatan datang bulan. Terdapat perdarahan, disertai perut sakit (mules). (Manuaba, 1998:218-219) 3. Riwayat kesehatan yang lalu Insiden abortus bisa disebabkan oleh hipertiroidisme, DM dan defisiensi progesterone. (Williams, 1995:576) Kelainan hormonal, gangguan nutrisi menyebabkan keguguran kehamilan. (Hanifa, 2000:248) Anomali congenital (hipoplasi uterus, uterus bikornis dll), kelainan letak dari uterus seperti retroflexi uterus fixota, dapat menyebabkan abortus. (Rustam Mochtar, 1998:210) 4. Riwayat kesehatan sekarang Jika herpes genitalis terjadi dalam kehamilan 20 minggu maka angka abortus akan meningkat. (Williams, 1995:576) Penyakit ibu yang mendadak seperti pneumone, tifus abdominalis, pielonepritis, malaria dll dapat menyebabkan abortus, toxin, bakteri, virus atau plasmodium dapat melalui placenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin, kemudian terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan, laparatomi, peritonitis umum dan penyakit menahun seperti brusellosis, monomikleosis, toxoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus walaupun lebih jarang. (Hanifa, 1999:303) 5. Riwayat kesehatan keluarga Peranan faktor paternal dalam proses timbulnya abortus spontan yang pasti translokasi kromosom dalam sperma dapat menimbulkan zigot yang mendapat bahan kromosom terlalu sedikit atau terlalu banyak, sehingga terjadi abortus. (Williams, 1995:560) Penyakit bapak: umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, anemia, decompensasi cordis, malnutrisi, nefititis, keracunan (alcohol, nikotin, Pb dll), sinar rontgen, avitaminosis dapat menyebabkan abortus. (Rustam Mochtar, 1990:233) 6. Riwayat kebidanan a. Riwayat haid Abortus terjadi pada usia kehamilan < 22 minggu. Terjadi perdarahan bercak hingga derajat sedang pada kehamilan muda. Perdarahan masif/hebat pada kehamilan muda. (Saifudin, 2001:146) b. Riwayat KB Kontrasepsi pada waktu lampau pernah berkaitan dengan peningkatan insiden abortus, namun kaitan tersebut sekarang sudah tidak ditemukan lagi. Hal tersebut benar untuk kontrasepsi oral dan obat spermissid yang digunakan dalam krem dan jeli kontrasepsi. Kendai demikian alkon dalam rahim (IUD) berkaitan dengan kenaikan insiden septic setelah kegagalan kontrasepsi. c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Bila seseorang pernah mengalami abortus maka cenderung mengalami abortus lagi pada kehamilan selanjutnya. (Rustam Mochtar, 1994:236) d. Riwayat kehamilan sekarang Ibu mengatakan hamil <5 bulan, mengalami mual, muntah. Pagi hari terutama trimester I, tetapi menghilang setelah trimester II, sudah dapat TT 2, tablet Fe maksimal 2 bungkus, kapsul yodium 1. (Manuaba, 1998:217) 7. Kebiasaan sehari-hari a. Nutrisi Pada saat ini hanya malnutrisi umum sangat berat yang paling besar kemungkinannya menjadi predisposisi meningkatkan kemungkinan abortus. (Williams, 1995:576) Malnutrisi, avitaminosis A, C, E, gangguan metabolisme (DM) cenderung menimbulkan abortus incomplete. (Rustam Mochtar, 1994:233) b. Aktifitas Trauma, misalnya: kecelakaan dapat menimbulkan abortus. (Unpad, 1981:9) Sering dijumpai pada wanita yang bekerja berat karena ovum terlepas sebagian sehingga menimbulkan kontraksi yang

berakibat perdarahan. (Unpad, 1981:8-9) c. Riwayat ketergantungan Tembakau diidentifikasikan sebagai zat yang berkaitan dengan peningkatan insiden abortus, alcohol pernah terlibat dalam peningkatan insiden abortus. (Williams, 1995:576) d. Psikososial dan spiritual Perangsangan pada ibu sehingga menyebabkan uterus berkontraksi umpamanya terkejut sangat ketakutan. (Rustam Mochtar, 1990:233) Dalam suatu tinjauan mengenai faktor kepribadian yang berkaitan dengan dengan abortus tuppes dan weil (1962) menemukan adanya 2 tipe wanita yang pada dasarnya belum matang dan wanita bebas yang frustasi. (Williams, 1995:576) 8. Hubungan seksual Coitus sebaiknya dihentikan pada mereka yang sering mengalami keguguran. (Manuaba, 1998:139) B. Data obyektif Pemeriksaan umum 1. Keadaan umum : baik sampai syok (Hanifa, 2002:M9) 2. Tanda vital Tensi : Tidak boleh lebih dari 140/90 mmHg. Sistolik bisa mengalami penurunan kurang dari 90 mmHg. Nadi : Normal 60-100/menit Bisa mengalami peningkatan lebih dari 112/menit. (Hanifa, 2002:M9) Pernafasan : normal 20-24/menit Suhu : Normal 36-37C Bila suhu lebih dari normal mungkin adanya infeksi. (Depkes RI, 1993:35) Pemeriksaan umum 1. Kepala Muka : Normal, tidak sembab, ada cloasma gravidarum. (Depkes RI, 1998:110) Tidak pucat sampai pucat. Mata : Konjungtiva palpebra normal berwarna merah muda, bila pucat mungkin anemia. 2. Thorax/buah dada Mama dan papilla membesar tampak tegak dan tampak lebih hitam karena agak hiperpigmentasi. (Hanifa, 1999:95) Pada missed abortion mama agak membesar. (Hanifa, 1999:308) 3. Abdomen Membesar sesuai umur kehamilan/lebih kecil dari usia gestasi. Nyeri perut bawah/sedikit/tanpa nyeri. 4. Genetalia Pengeluaran perdarahan pervaginam Perdarahan bercak sampai sedang Perdarahan sedang sampai masif Perdarahan lanjut Secret vagina Pemeriksaan khusus 1. Palpasi TFU sesuai dengan usia gestasi TFU lebih kecil dari usia gestasi/tidak teraba Uterus teraba lemas (Hanifa, 1999:308) 2. VT Servik uteri masih tertutup Servik uteri terbuka dan dapat teraba ketuban. Dan hasil konsepsi dalam cavum uteri atau pada kanalis servikalis Besarnya rahim telah mengecil Konsistensinya lunak (Manuaba, 1998:217) Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan air kencing terhadap tes kehamilan masih positif atau sudah negatif. (Manuaba, 1998:217) 2. Darah Kadar Hb bervariasi tergantung dari jumlah perdarahan. Hb 11 gr% tidak anemi Hb 9-10 gr% anemi ringan Hb 7-8 gr% anemi sedang

Hb < 7 gr% anemi berat II. DIAGNOSA MASALAH KEBIDANAN GIP00000 umur kehamilan 8 minggu dengan abortus imminens dengan masalah: 1. Gangguan rasa nyaman (nyeri perut) sehubungan dengan adanya kontraksi. 2. Cemas sehubungan dengan adanya perdarahan pada kehamilan muda. (Marlyn E.D, 2001:410) Prognosa : baik bila tidak terjadi komplikasi. Diagnosa 1 GIP00000 umur kehamilan 8 minggu dengan abortus imminens. Tujuan : Perdarahan tidak terjadi Kriteria hasil : Perdarahan berhenti Keadaan umum pasien baik Tanda vital dalam batas normal T : 110/80 - 140/90 mmHg R : 20-24/menit N : 60-100/menit S : 36-37C Intervensi : 1. Berikan pengertian pada ibu tentang perdarahan yang dialami. R/ Ibu tahu tentang kondisinya saat ini dan lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan. 2. Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas secara berlebihan atau melakukan hubungan seksual. R/ Dengan istirahat kontraksi uterus akan berkurang dan prostaglandin yang ada dalam sperma akan merangsang kontraksi uterus. 3. Tidak diperlukan pengobatan medis yang khusus atau tirah baring secara total. R/ Prognosis baik bila perdarahan berhenti dan kontraksi hilang. 4. Bila perdarahan Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan lagi. Terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG, lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik/mola). Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas, pemantauan hanya dilakukan melalui R/ Untuk melakukan deteksi dini dan apabila ada kelainan akan dapat segera ditangani. 5. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital. R/ Untuk mengetahui keadaan pasien. 6. Observasi kontraksi uterus dan perdarahan. R/ Untuk mengetahui keadaan kehamilan. 7. Anjurkan pada ibu untuk makan/minum dengan gizi seimbang. R/ Memenuhi kebutuhan nutrisi. 8. Berikan therapy pada ibu. R/ Untuk memperbaiki kondisi ibu hamil. 9. Lakukan tes urine. R/ Untuk mengetahui kondisi kehamilan ibu. Diagnosa 2 Gangguan rasa nyaman (nyeri perut) sehubungan dengan adanya kontraksi uterus. Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang Kriteria hasil : Pasien tidak mengeluh nyeri Pasien dapat melakukan teknik distraksi Keadaan umum baik Intervensi : 1. Perhatikan keluhan yang dialami oleh klien. R/ Klien akan merasa lebih diperhatikan sehingga rasa sakit berkurang. 2. Ajak keluarga untuk menemani klien. R/ Klien akan merasa lebih tenang sehingga dapat menambah kenyamanan bagi klien. 3. Berikan posisi yang nyaman. R/ Klien lebih nyaman dan rileks. 4. Ajarkan teknik distraksi. R/ Dengan teknik distraksi dapat mengalihkan perhatian klien sehingga rasa nyeri dapat berkurang. Diagnosa 3 Cemas sehubungan dengan adanya perdarahan pada kehamilan muda Tujuan : Cemas berkurang sampai hilang

Kriteria hasil : Pasien tenang Ekspresi wajah tidak cemas Pasien mengerti penjelasan petugas Intervensi : 1. Temani dan perhatikan keluhan pasien. R/ Klien lebih tenang sehingga cemas berkurang. 2. Jelaskan proses terjadinya perdarahan. R/ Menambah pengetahuan klien sehingga lebih mengerti dan kooperatif. 3. Beri pengertian pada ibu bahwa semua ini kehendak Tuhan. R/ Klien akan tabah menerima kenyataan yang terjadi. 4. Anjurkan pada ibu untuk selalu berdoa. R/ Ibu lebih tenang menghadapi kondisi saat ini. 1. Data subyektif a. Biodata Klien Suami Nama : Ny. A Tn. T Umur : 22 tahun 25 tahun Agama : Islam Islam Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia Pendidikan : SD SMP Pekerjaan : IRT Tani Penghasilan : - Rp 750.000,- / bulan Status marital : Kawin/1/1tahun Kawin/1/1tahun Alamat : Teguhan - Paron Teguhan - Paron b. Keluhan utama Ibu mengatakan ini hamil yang pertama 2 bulan mengeluarkan darah sedikit-sedikit sejak tanggal 4-1-2010 jam 21.00 WIB disertai perut terasa nyeri dan ibu mengatakan merasa takut kehamilan tidak bisa dipertahankan. c. Riwayat kesehatan 1) Riwayat kesehatan dahulu Klien tidak pernah menderita suatu penyakit seperti batuk lama, jantung berdebar-debar, sesak nafas, kencing manis, dan tidak mengalami kelainan alat kandungan. 2) Riwayat kesehatan sekarang Pada tgl 4-1-2010 jam 21.00 WIB ibu mengatakan perdarahan sedikit-sedikit disertai nyeri perut. Tanggal 5-1-2010 jam 09.00 WIB ibu datang ke puskesmas untuk periksa. Pada saat ini ibu tidak menderita penyakit yang dapat menyebabkan abortus seperti herpes genetalis, pnemoni, tifus abdominalis, pielonefritis dan tidak memelihara binatang piarang (penyebab toxoplasmosis). 3) Riwayat kesehatan keluarga Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami sesak nafas, kencing manis, penyakit jantung, penyakit menular seperti typhus, batuk lama yang tidak sembuh-sembuh maupun penyakit jantung. d. Riwayat kebidanan 1) Haid Menarche umur 15 tahun, haid teratur, siklus 28 hari, lama 5-7 hari, jumlah sedang, ganti pembalut 2-3/hari, tidak ada gumpalan pada saat haid kadang disertai nyeri perut bagian bawah tapi tidak mengganggu, keputihan sebelum haid, warna jernih, tidak gatal dan tidak berbau. 2) Riwayat KB Klien mengatakan selama ini belum pernah menggunakan KB apapun, karena keinginan ibu setelah menikah ingin punya anak. 3) Riwayat kehamilan sekarang Ibu mengatakan hamil yang pertama, terlambat haid 2 bulan, tes kehamilan positif pada tanggal 15-12-2010 kemudian pada tanggal 4-1-2011 mengalami perdarahan, jumlah sedikit disertai nyeri perut. Kemudian tanggal 5-1-2011 ibu periksa ke puskesmas . e. Pola kebiasaan sehari-hari 1) Nutrisi Makan 3/hari, porsi 1 piring habis dengan komposisi nasi, sayur, lauk pauk (tempe, tahu, telur, ikan, daging), buah (pisang, pepaya), minum air putih 6-7 gelas/hari. 2) Aktifitas Klien tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga bekerja di rumah seperti menyapu, mengepel, mencuci dan memasak. 3) Istirahat Tidur malam 6-7 jam/hari, mulai jam 21.00-04.30 WIB, tidur siang kadang - 1jam/hari. Tidak mengalami gangguan

dalam pola tidur siang maupun tidur malam. 4) Eliminasi BAB 1/hari, konsistensi lembek, warna kuning tengguli, BAK 3-4/hari, warna kuning jernih, tidak mengalami gangguan/keluhan dalam BAB/BAK baik rasa panas ataupun nyeri saat BAK. 5) Personal hygiene Klien mandi 2/hari, termasuk gosok gigi, ganti celana dalam, keramas 2/minggu, cebok dengan air dan sabun tiap kali selesai BAB. 6) Riwayat ketergantungan Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu dan ramuan-ramuan tradisional, tidak pernah merokok dan minum alkohol. 7) Keadaan psikososial dan spiritual Klien mengatakan takut kalau kehamilannya tidak dapat dipertahankan sebab klien sangat mengharapkan kehamilannya. 8) Hubungan seksual Selama hamil ini ibu biasa melakukan hubungan seksual 1 minggu sekali. 2. Data obyektif a. Pemeriksaan umum 1) Keadaan umum : baik 2) Tanda-tanda vital : T : 120/80 mmHg S : 36C N : 88/menit R : 20/menit b. Pemeriksaan fisik 1) Kepala : Rambut hitam, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, penyebaran merata tidak mudah dicabut. 2) Mata : Konjungtiva palpebra merah muda, sclera tidak icterus. 3) Muka : Tidak sembab, tidak terdapat chloasma gravidarum, ekspresi wajah tegang dan tampak takut, menyeringai menahan sakit. 4) Gigi dan mulut: Bersih, tidak pecah-pecah, tidak ada stomatitis, mukosa bibir lembab, gigi tidak ada karies. 5) Telinga : Simetris, bersih, fungsi pendengaran normal. 6) Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip. 7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan tidak ada pembendungan vena jugularis. 8) Dada : Bentuk simetris, bersih, kedua payudara, tegang puting susu menonjol, kolostrum sudah keluar sedikit, warna kekuningan, papila membesar tampak lebih hitam agak hiperpigmentasi. 9) Abdomen : TFU belum merata, striae albicans dan lividae tidak ada, nyeri pada perut bagian bawah, tidak terdapat bekas luka operasi. 10) Genetalia : Terdapat perdarahan bercak pervaginam, jumlah sedikit, vulva/vagina tidak ada kelainan tidak ada kondiloma talata/akuminata . ./11) Ekstremitas : Kedua tangan tidak ada oedema pada jari dan tangan, kedua lengan normal, pada kaki tidak ada varises, oedema, reflek patella 12) Anus : Tidak ada hemoroid. c. Pemeriksaan penunjang PP tes : Hb : 11,5 gr% d. Pemeriksaan khusus - Palpasi : - TFU belum teraba - Nyeri perut bagian bawah VT : - Terdapat perdarahan kanalis servikalis, kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi uterus, tidak ada. B. ANALISA DATA No Diagnosa masalah Data dasar 1. GIP00000, umur kehamilan 8 minggu, mengalami perdarahan, K/U baik, abortus iminens. DS : Ibu mengatakan ini hamil yang pertama, umur kehamilan 2 bulan, mengeluarkan darah sedikit-sedikit sejak tgl 4-1-2011 HPHT: 4-11-2010 DO: K/U baik - T : 120/80 mmHg S : 36C N : 88/menit R : 20/menit VT : V/V taa, tidak terdapat kondiloma talata/akuminata, terdapat perdarahan , kanalis servikalis masih tertutup, dapat

dirasakan kontraksi otot rahim, tidak ada. - TFU belum teraba - HPL : 11-8-2011 2. Gangguan rasa nyaman (nyeri perut) sehubungan dengan adanya kontraksi DS : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah. DO: - T : 120/80 mmHg S : 36C N : 88/menit R : 20/menit - Ekspresi wajah tegang dan menyeringai menahan sakit. 3. cen Cemas sehubungan dengan adanya perdarahan pada kehamilan muda DS : Ibu mengatakan takut kalau kehamilannya tidak dapat dipertahankan. DO: K/U baik - T : 120/80 mmHg S : 36C N : 88/menit R : 20/menit - Ekspresi wajah tegang dan tampak takut - Ekspresi wajah tegang dan menyeringai menahan sakit DIAGNOSA MASALAH KEBIDANAN GIP00000, umur kehamilan 8 minggu, mengalami perdarahan, K/U baik, abortus iminens, dengan masalah : 1. Gangguan rasa nyaman (nyeri perut) sehubungan dengan adanya kontraksi. 2. Cemas sehubungan dengan adanya perdarahan pada kehamilan muda. Prognosa baik dan kehamilan dapat dipertahankan jika perdarahan berhenti dan nyeri perut hilang. C. PERENCANAAN tgl 5-1-2011 jam 10.00 WIB Tujuan : Setelah dilakukan tindakan kebidanan diharapkan kondisi ibu baik dan kehamilan dapat dipertahankan. Kriteria hasil : Tanda vital dalam batas normal T : 110/80 - 140/90 mmHg R : 20-24/menit N : 60-100/menit S : 36-37C Perdarahan berhenti Kontraksi hilang Hasil tes urine positip Nyeri perut hilang Ekspresi wajah rileks dan tidak kesakitan Ibu mengerti tentang kondisinya dan ibu lebih tenang Ekspresi wajah tenang dan tidak gelisah Intervensi : Tanggal 5-1-2011 jam 10.00 WIB 1. Berikan pengertian pada ibu tentang perdarahan yang dialami. R/ Ibu tahu tentang kondisinya saat ini dan lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan. 2. Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas secara berlebihan atau melakukan hubungan seksual. R/ Dengan istirahat kontraksi uterus akan berkurang dan prostaglandin yang ada dalam sperma akan merangsang kontraksi uterus. 3. Jelaskan pada ibu apabila perdarahan berlanjut segera menghubungi tenaga kesehatan dan apabila perdarahan berhenti anjurkan untuk periksa hamil secara rutin 1 bulan sekali. R/ Untuk melakukan deteksi dini dan apabila ada kelainan akan dapat segera ditangani. 4. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital. R/ Untuk mengetahui keadaan pasien. 5. Observasi kontraksi uterus dan perdarahan. R/ Untuk mengetahui keadaan kehamilan. 6. Anjurkan pada ibu untuk makan/minum dengan gizi seimbang. R/ Memenuhi kebutuhan nutrisi. 7. Berikan therapy pada ibu. R/ Untuk memperbaiki kondisi ibu hamil. 8. Lakukan tes urine. R/ Untuk mengetahui kondisi kehamilan ibu. 9. Perhatikan keluhan yang dialami oleh klien. R/ Klien akan merasa lebih tenang sehingga dapat menambah kenyamanan bagi klien. 10. Ajak keluarga untuk menemani klien. R/ Klien akan merasa lebih tenang sehingga dapat menambah kenyamanan bagi klien. 11. Ajarkan teknik distraksi.

R/ Dengan teknik distraksi dapat mengalihkan perhatian klien sehingga rasa nyeri dapat berkurang. 12. Jelaskan proses terjadinya perdarahan. R/ Menambah pengetahuan klien sehingga lebih mengerti dan kooperatif. 13. Beri penjelasan pada ibu bahwa semua ini kehendak Tuhan. R/ Klien akan tabah menerima kenyataan yang terjadi. 14. Anjurkan pada ibu untuk selalu berdoa. R/ Ibu lebih tenang menghadapi kondisinya saat ini. D. IMPLEMENTASI Tanggal 5-1-2011 jam 10.00 WIB 1. Memberikan pengertian pada ibu tentang perdarahan yang dialami. Perdarahan yang dialami ibu dapat menyebabkan keguguran ini mungkin dikarenakan aktifitas ibu yang berlebihan selama hamil, penyebab lain dari keguguran adalah adanya kelainan dari janin, kelainan kandungan penyakit ibu dan pengaruh lingkungan yang mengganggu kehamilan. 2. Menganjurkan untuk tidak melakukan pekerjaan berat seperti mencuci, memasak dan lain-lain dan tidak melakukan hubungan seksual selama perdarahan belum berhenti. 3. Menjelaskan pada ibu apabila perdarahan berlanjut segera menghubungi tenaga kesehatan dan apabila perdarahan berhenti anjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin 1 bulan sekali pada usia kehamilan 1-3 bulan, 2 minggu sekali pada usia kehamilan 4-6 bulan dan 1 minggu sekali pada usia kehamilan 7-9 bulan. 4. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pada waktu pasien periksa ke puskesmas. 5. Mengobservasi kontraksi uterus dan perdarahan pada waktu pasien periksa ke puskesmas. 6. Menganjurkan pada ibu untuk makan dan minum dengan gizi seimbang sesuai dengan kebutuhan ibu hamil trimester I: nasi, lauk, sayur, buah 3 sehari, susu 1 pada pagi hari, ditambah selingan 2 di antara jam makan berupa kue, minum air putih 8 gelas sehari. 7. Memberikan therapy pada ibu dengan pemberian : Vit K injeksi 1 amp Vit K tablet 2x1 tablet Fe 11 Vit C 11 tablet Amoxilin 31 tablet Asam Mefenamat 3x1 tablet 8. Melakukan tes urine hasil positif. 9. Mengajak keluarga untuk menemani klien. 10. Memperhatikan keluhan yang dialami klien, berusaha menjadi pendengar yang baik dan berusaha memberi tanggapan terhadap keluhan klien. 11. Mengajarkan teknik distraksi dengan mengalihkan perhatian dan nafas panjang pada saat nyeri. 12. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilannya mungkin bisa dipertahankan apabila perdarahan berhenti dan nyeri perut hilang sehingga ibu harus mengikuti anjuran dari petugas seperti yang dijelaskan tadi. 13. Memberikan pengertian pada ibu bahwa semua ini kehendak Tuhan dan menganjurkan pada ibu agar tetap tabah. 14. Menganjurkan pada ibu untuk selalu berdoa agar kehamilannya dapat dipertahankan dan kondisi janinnya baik. E. EVALUASI Tanggal 5-1-2011 jam 11.00 WIB S : - Ibu mengatakan mengerti penjelasan dari petugas dan tahu kondisinya saat ini. - Ibu mengatakan mau melakukan anjuran dari petugas seperti : Istirahat, tidak melakukan aktifitas berlebihan, hubungan sex. Makan minum dengan gizi seimbang. Segera datang ke petugas apabila perdarahan berlanjut. - Ibu mengatakan nyeri sedikit berkurang. - Ibu mengatakan akan tabah menghadapi kondisinya dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan. - Ibu mengatakan lebih tenang setelah mendapatkan penjelasan dari petugas mungkin kehamilannya dapat dipertahankan. O : - K/U ibu baik. T : 120/80 mmHg R : 20/menit N : 80/menit S : 36C - Ekspresi wajah tidak menyeringai menahan sakit. - Klien tampak lebih tenang, muka tidak tegang. A : GIP00000, umur kehamilan 8 minggu mengalami perdarahan, abortus imminens dengan gangguan rasa nyaman nyeri dan cemas. P : - Anjurkan pada ibu untuk kontrol apabila perdarahan berlanjut atau sewaktu-waktu ada keluhan. - Anjurkan minum obat sesuai dosis. - Beri motivasi pada ibu untuk mematuhi anjuran petugas seperti :

Istirahat, tidak melakukan aktifitas berlebihan, hubungan sex. Makan minum dengan gizi seimbang. Segera datang ke petugas apabila perdarahan berlanjut. DAFTAR PUSAKA Hamilto Persis Mary, Dasar-Dasar Keprawatan Maternitas, Edisi 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 1995. Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidabnan Kandungan dan Keluarga Berencana, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998. Lynda Jual Capertino, Diagnosa Keperawatn, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998. Mochtar Rustam Prof, Dr, MPIL, Sinopsis Obstetri Jilid 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Prawirohardjo Sarwono, Prof, Dr, DSOG, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal,Yayasan Bina Pustaka, Jakarta, . Sulaiman S, Ostetri Patologi, UNPAD Bandung.

ASKEB ANCku ABORTUS IMMINENS


MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PATOLOGIS PADA NY N DENGAN ABORTUS IMMINENS DI PKM PLUS BARA BARAYA TANGGAL 10 01 - 2011 No register : Tgl kunjungan :10-01-2011 Pukul :09.00 WITA Tgl pengkajian :10-01-2011 Pukul :09.15 WITA Pengkaji :Tasliyah Noor Ningtiyas Langkah I. IDENTIFIKASI DATA DASAR A. Identitas Istri / Suami Nama :Ny N/ Tn.A Umur :23 thn / 40 thn Suku : Makassar/Makassar Agama :Islam/Islam Pendidikan :S1/S1 Pekerjaan :IRT/Wiraswasta Alamat : Jl.Kompleks Bulog B. Riwayat kehamilan sekarang 1. Keluhan utama : keluar darah dari jalan lahir disertai nyeri perut. 2. Riwayat Keluhan :Keluarnya darah dari jalan lahir mulai dirasakan ibu sejak 9 hari yang lalu. Keluarnya darah berupa bercak bercak ringan disertai kram diatas simfisis. C. Riwayat Kehamilan saat ini 1. GIIIPIIA0 2. Plano tes yang dilakukan oleh ibu sendiri di bulan 12 menunjukkan hasil positif. 3. HPHT : ? -12-2010 HTP:? -9-2011 4. Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang ketiga. 5. Ibu mengatakan belum merasakan pergerakan janinnya 6. Ibu mengatakan usia kehamilannya 1 bulan. 7. Ibu mengatakan pernah belum mendapat suntikan TT . D. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu 1. Ibu tidak mengalami komplikasi selama kehamilan anak pertama dan kedua. 2. Kedua anak ibu lahir secara normal dengan pertolongan bidan, dengan berat badan dan panjang badan dalam batas normal E. Riwayat kesehatan 1. Ibu tidak pernah menderita malaria, DM, PMS, hipertensi. 2. Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi. 3. Ibu tidak pernah mengkonsumsi alkohol,obat obatan dan rokok. F. Riwayat Reproduksi. Menarche :15 tahun. Lama haid :7 hari. Siklus haid :28-30 hari. Perlangsungan :Normal. Dismenore :Tidak ada. G. Riwayat KB. Ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya yaitu spiral. H. Riwayat Psiko sosial ekonomi. 1. Keluarga mendukung kehamilan ibu. 2. Ibu cemas karena perdarahan yang dialaminya, ia mengkwatirkan janin yang dikandungnya 3. Pengambil keputusan dan penanggung biaya sepenuhnya adalah suami. 4. Hubungan ibu/keluarga dengan orang lain baik. I. Pemenuhan Kebutuhan Dasar.

1. Nutrisi Sebelum hamil: Makan : 3 kali sehari dengan nasi,lauk,sayur. Minum : 6-7 gelas /hari Selama hamil : Makan : 3 kali sehari dengan nasi,lauk,sayur. Minum : 6-7 gelas /hari. 2. Kebiasaan eliminasi 1. Sebelum hamil : BAB : 1 kali sehari,konsistensi lunak,warna kekuningan. BAK :2-4 kali sehari ,warna kuning, bau amoniak.500 ml 2. Selama hamil : BAB : 1 kali sehari,konsistensi lunak,warna kekuningan BAK: Lebih dari 4 kali sehari ,warna kuning bau amoniak, > 600 ml 3. Personal hygine. 3. Sebelum hamil : Mandi : 2 kali sehari pakai sabun mandi. Keramas: 2 kali seminggu pakai shampoo. Sikat gigi :Tiap habis mandi dan sebelum tidur pakai pasta gigi 4. Selama hamil : Mandi : 2 kali sehari pakai sabun mandi. Keramas:2 3 kali seminggu pakai shampoo. Sikat gigi :Tiap habis mandi dan sebelum tidur pakai pasta gigi Ganti pakaian dalam tiap merasa lembab. 4. Kebiasaan istirahat: 5. Sebelum hamil : Tidur siang : 1-1,5 jam. Tidur malam : 6-7 jam. 6. Selama hamil: Tidur siang :Tidak pernah. Tidur malam : 6-7 jam. J. Pemeriksaan Fisik: 1. Keadaan umum ibu baik. 2. Kesadaran komposmentis. 3. TB :155 cm. Lila :24 cm. 4. BB sebelum hamil : 55 kg. 5. BB sekarang :55 kg. 6. TTV: a. TD : 110/70 mmmHg. b. Nadi : 80 kali / menit. c. Pernapasan : 20 kali /menit. d. Suhu : 36 C 7. Kepala dan rambut : Rambut tampak bersih ,hitam, tidak berketombe dan tidak mudah rontok.Tidak ada nyeri tekan. 8. Mata : Konjungtiva merah muda ,sklera tidak ikterus. 9. Wajah : Tidak ada cloasma dan oedema pada wajah, ekspresi wajah nampak ceria. 10. Hidung : Tidak ada polip dan sekret, lubang hidung tampak simetris ki/ka. 11. Gigi dan mulut : Mulut tampak bersih, gigi cabut tidak ada, karies tidak ada. 12. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid ,limfe dan vena jungularis. 13. Payudara : Tonus otot payudara tampak longgar, payudara simetris ki/ka, puting susu menonjol ,tidak ada massa, tidak ada nyeri

tekan. 14. Abdomen :Tidak ada bekas operasi dan tonus otot perut longgar.. 15. Tungkai : Tidak ada oedema dan varises.Refleks patella positif. K. Pemeriksaan labolatorium : 1. Hb : 10, gr %. 2. Plano tes : positif 3. VT : o Vulva/Vagina : TAK o Portio : tidak ada pembukaan. Langkah II.IDENTIFIKASI DIAGNOSA /MASALAH AKTUAL. Diagnosa :GIIIPIIA0, Gestasi 2 - 4 minggu, ibu dengan abortus imminens. 1. GIIIPIIA0 DS : Ibu mengatakan ini kehamilannya yang ketiga dan tidak pernah keguguran sebelumnya.. DO : Hasil plano tes ibu pada bulan 12 dan tanggal 10-01-2010 positif. Tonus otot payudara dan perut ibu l;onggar. Analisa dan interpretasi data: Hasil plano tes positif menunjukkan bahwa seseorang telah hamil. Pada multigravida, tonus otot perut payudara dan perut tampat longgar. (asuhan Kehamilan Normal, hal 8). 2. Gestasi 2 -4 minggu. DS : Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tgl ?-12-2010. Ibu mengatakan usia kehamilannya 1 bulan. DO : Tanggal pengkajian 10-01-2011 HPHT :? -12-2010 HTP :?-09-2011. Analisa dan interpretasi data dasar : Dari HPHT tanggal ?-12-2010 sampai tanggal pengkajian 10-01-2011 ,maka usia kehamilan ibu menurut hukum neagle adalah 2-4 minggu. (Obstetri Fisiologi,UNPAD hal 127) 3. Ibu dengan abortus imminens. DS : Ibu mengeluh adanya darah yang keluar dari jalan lahir. Ibu mengatakan usia kehamilannya 1 bulan. DO : Pada pemeriksaan dalam, serviks tidak membuka. Plano tes (+). Tanggal pengkajian 10-01-2011 HPHT :? -12-2010 HTP :?-09-2011. Analisa dan interpretasi data dasar : Abortus imminens ialah peristiwa terjadinya perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap berlangsungnya kehamilan sebelum 20 minggu tanpa adanya dilatasi serviks. (ilmu kebidanan Edisi III, 2007). Masalah :Ibu mengalami gangguan psikologi (kecemasan). Kebutuhan :Ibu membutuhkan dukungan psikologis dan konseling. Dasar : Ibu mengatakan cemas, gelisah, dan takut kehilangan janinnya. Langkah III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA /MASALAH POTENSIAL. Diagnosa potensial : potensial terjadi abortus komplit atau inkompomlit. DS :

Ibu mengeluh adanya darah yang keluar dari jalan lahir. Ibu mengatakan usia kehamilannya 1 bulan. DO : Pada pemeriksaan dalam, serviks tidak membuka. Plano tes (+). Tanggal pengkajian 10-01-2011 HPHT :? -12-2010 HTP :?-09-2011. Analisa dan interpretasi data dasar : Abortus imminens adalah abortus mengancam yang bila tidak segera diatasi maka akan kehamilan akan bisa berakhir dengan abortus komplit atau inkomplit. Langkah IV. TINDAKAN EMERGENCY/KOLABORASI Rujuk ke RS terdekat untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Langkah V. INTERVENSI Diagnosa :GIIIPIIA0, Gestasi 2 - 4 minggu, ibu dengan abortus imminens. Masalah aktual: ibu mengalami gangguan psikologis (kecemasan). Masalah potensial : potensial terjadi abortus komplit atau abortus inkomplit. Tujuan : Kehamilan berlangsung normal. Keadaan ibu dan janin baik Janin dapat dipertahankan. Kriteria : Pertumbuhan dan perkembangan janin sesuai usia kehamilan. Ibu dapat baradaptasi dengan kehamilannya. TTV ibu selalu dalam batas normal. Perdarahan berhenti, dan janin dapat dipertahankan. Intervensi tanggal10-01-2011 1. Jelaskan pada ibu kondisi kehamilannya . Rasional : Agar ibu merasa tenang dan tidak khawatir. 2. Anjurkan ibu untuk tirah baring. Rasional : aktifitas yang berat dapat memperburuk kondisi ibu 3. Anjurkan ibu untuk mengurangi aktifitas seksual. Rasional :Hubungan seksual dapat merangsang kontraksi uterus yang berakibat abortus terutama pada kehamilan muda. 4. Beri konseling nutrisi pada ibu yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu. Rasional : Untuk membantu tumbang janin yang baik. 5. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi obat obatan. Rasional : Untuk mempertahankan janin yang ada dalam rahim ibu. 6. Anjurkan ibu untuk kembali follow up 2 minggu kemudian. Rasional : Agar ibu mendapatkan pelayanan yang berkesinambungan. Langkah VI. IMPLEMENTASI Tanggal10-01-2011 1. Menjelaskan pada ibu kondisi kehamilannya . Hasil : ibu merasa tenang dan tidak khawatir. 2. Menganjurkan ibu untuk tirah baring. Hasil : ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan. 3. Menganjurkan ibu untuk mengurangi aktifitas seksual. o Memberitahukan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual untuk sementara waktu. o Menjelaskan pada ibu bahaya bila berhubungan seksual di usia kehamilan muda Hasil : ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan. 4. Memberi konseling nutrisi pada ibu yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu. Hasil : ibu bersedia melakukan saran yang diberikan. 5. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi obat obatan. Hasil : o Penenang : Phenobarbital 3 x 30 mg. o Anti perdarahan : Adona, Transamin. o Vit B kompleks.

o Penguat plasenta : Gestanon, Duphastun. o Anti kontraksi Rahim : Duvadilan . o Asam mafenamat. 6. Anjurkan ibu untuk kembali follow up 2 minggu kemudian ( 24- 01 -2011). Hasil :Ibu bersedia datang kembali. Langkah VII. EVALUASI 1. Ibu sudah mengerti tentang kondisi ibu dan janin saat ini. 2. Ibu bersedia melakukan semua yang dianjurkan. 3. Masalah abortus imminens belum terselesaikan.

Você também pode gostar