Você está na página 1de 15

PROPOSAL TUGAS AKHIR

A. Judul PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BENGKEL SASTRA

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MEMBACAKAN PUISI SISWA KELAS IX SMPN PADAHERANG KABUPATEN CIAMIS B. Latar Belakang Kekurang menariknya siswa terhadap pengajaran sastra di sekolah sudah sering terdengar. Banyak pengamat menilai pengajaran sastra selama ini berlangsung monoton, tidak menarik, bahkan membosankan, Siswa selama ini tidak diajak untuk menjelajah dan menggauli keagungan nilai yang terkandung dalam teks sastra, tetapi sekadar dicekoki dengan pengetahuan- pengetahuan tentang sastra yang bercorak teoritis dan hapalan. Padahal, dalam kurikulum 2004 mencantumkan aspek kemampuan bersastra untuk pengajaran mulai dari kelas 1 SD sampai dengan kelas 3 SMU. Selanjutnya, Standar Kompetensi untuk setiap tingkat dijabarkan dalam subaspek mendengar , berbicara, membaca, dan menulis. Namun, dalam kenyataannya mereka (siswa) tidak diajak untuk mengapresiasi (baca: memahami dan menikmati) teks-teks sastra yang sesungguhnya, tetapi sekadar menghapalkan nama- nama sastrawan berikut hasil karyanya. Dengan kata lain, pengajaran sastra yang diajarkan barulah kulit luarnya saja semacam ini tidak saja menarik dan kurang sehingga peserta didik gagal menikmati isi dan aroma kandungan nilai dalam karya sastra. Kondisi pengajaran sastra yang memperhatinkan, tetapi juga menjadi kurang

mencerdaskan emosional dan spiritual siswa. Ada anggapan yang mengatakan bahwa kurikulum dan buku pelajaran sastra di sekolah cukup baik, tetapi keterbatasan waktu, ruang dan lingkup belajar serta minat pengajar,sering menjadi kendala serius yang menimbulkan kesan seperti yang diperihatinkan oleh penyair Taufiq Ismail. Dan, keluhan tentang kurangnya jam pelajaran sastra

Indonesia sudah tidak asing lagi di telinga kita, khususnya parapencinta dan pemerhati sastra. Selain itu, ada juga yang mengatakan bahwa porsi pelajaran sastra tidak sebanding dengan pelajaran bahasa. Artinya, porsi pelajar an sastra hanya sedikit dibandingkan dengan pelajaran bahasa. Akibatnya, siswa juga menjadi kurang mengenal karya sastra Indonesia. Mereka (siswa)

kurang memahami bagaimana mengapresiasi puisi, cerpen, dan drama. Siswa pun menjadi rabun sastra. Pengajaran sastra di tingkat sekolah dasar yang dianggap
sebagai dasar pembelajaran sastra sebenarnya dianggap oleh sebagian orang telah memadai. Namun, sebagian orang lagi mengatakan kemungkinan kemampuan guru juga menj adi kendala, di samping alokasi wakt u pelaj ar an yang dirasa juga sangat sempit , terutama untuk mengajak siswa mengapresiasi karya sastra. Demikian pula halnya dengan pengajaran sastra di tingkat sekolah menengah pertama. Kendala- kendala yang terjadi tidak jauh berbeda dengan pengajaran sastra di sekolah dasar. membanggakan

sasta Indonesia sebagai khazanah budaya dan int elekt ual manusia Indonesia Untuk pengajara sastra disekolah menengah atas digunakan kurikulum Berbasis Kompetensi yang mulai digunakan pada tahun ajaran 2004/ 2005. C. Batasan Masalah Dari paparan diatas penulis mencoba untuk membuat metoda pembelajaran bengkel sastra untuk meningkatkan minat membaca puisi terutama bagi siwa dan siswi SMPN Padaherang Kabupaten.Ciamis sehingga nantinya para siswa dapat memahami tentang karya-karya pusi puisi karya pujangga negeri sendiri dan mampu serta berani membuat karya sendiri. D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah dapat

diidentifikasikan permasalahan yang muncul yakni sebagai berikut: 1. Apakah dengan adanya bengkel sastra dapat meningkatkan minat siswa dalam membaca karya sastra puisi ? 2. Bagaimana perhatian siswa dalam p ui s i ? mengikuti pembelajaran m em ba ca

3.

Bagaimana persepsi dan kesan siswa terhadap pemanfaatan bengkel sastra terhadap minat siswa untuk membaca puisi?

E. Tujuan Tujuan Pembelajaran model bengkel sastra untuk meningkatkan minat membaca puisi di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Padaherang adalah sebagai berikut 1. Siswa diharapkan mampu menikmati membuat dan memanfaatkan karya sastra pujangga dan karya sendiri sehingga siswa siswi dapat untuk pengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan membaca puisi. 2. Diharapkan siswa dapat menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. 3. Dapat meningkatkan minat membaca puisi baik karya orang lain atau karya sendiri. 4. Siswa dapat memahami arti yang terkandung dalam sebuah puisi setelah membaca karya-karya puisi. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis a. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai media alternative bagi guru di sekolah lain dalam untuk menumbuhkan minat membaca puisi bagi siswa. b. Bagi pihak-pihak yang terkait dengan pengajaran sastra Puisi yang Indonesia khususnya akan datang. membaca puisi , dapat dipakai sebagai

pengetahuan untuk kelayakan pengajaran bahasa dan sastrav

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Guru dapat sumbangsih pengalaman untuk menggunakan media bengkel sastra dalam proses pembelajaran membaca puisi , dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. b. Bagi Siswa. Siswa menjadi termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran membaca puisidan siswa lebih mudah melalui pemanfaatan bengkel sastra puisi . c. Bagi Peneliti Peneliti dapat membuktikan bahwa dengan menggunakan bengkel sastra dalam mengenalkan puisi baik karya pujangga ataupun karya siswa sendiri. G. Hipotesis Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Bengkel Sastrabsebagai upaya Meningkatkan Membaca Puisi Siswa Kelas IX SMPN Padaherang Kabupaten Ciamis Pemanfaatan Media dilakukan oleh peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: "Jika Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas kelas IX SMPN Padaherang Kabupaten Ciamis menggunakan media bengkel sastra dalam menyampaikan materi pembelajaran, maka dimungkinkan minat belajar membaca puisi dan hasil belajar siswa kelas kelas IX SMPN I Padaherang Kabupaten Ciamis akan lebih meningkat sebelumnya". dibandingkan dengan proses belajar mengajar yang dilakukan menuangkan ide/gagasan

G. Tinjauan Pustaka A. Sastra dan Kesusastraan Sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya. Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya. Secara morfologis, kesusastraan dibentuk dari dua kata, yaitu su dan sastra dengan mendapat imbuhan ke- dan -an. Kata su berarti baik atau bagus, sastra berarti tulisan. Secara harfiah, kesusastraan dapat diartikan sebagai tulisan yang baik atau bagus, baik dari segi bahasa, bentuk, maupun isinya. Dalam konteks kesenian, kesusastraan adalah salah satu bentuk atau cabang kesenian yang menggunakan media bahasa sebagai alat pengungkapan gagasan dan perasaan senimannya. Sehingga sastra juga disamakan dengan cabang seni lain seperti seni tari, seni lukis, seni musik, dan sebagainya. a. Pengertian Sastra dari Segi Ilmu Sastra Ada tiga hal yang berkaitan dengan pengertian sastra, yaitu ilmu sastra, teori sastra, dan karya sastra.

a. Ilmu sastra adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki secara ilmiah

berdasarkan metode tertentu mengenai segala hal yang berhubungan dengan seni sastra. Ilmu sastra sebagai salah satu aspek kegiatan sastra meliputi hal-hal berikut. a. Teori sastra, yaitu cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang asas-asas, hukum-hukum, prinsip dasar sastra, seperti struktur, sifat-sifat, jenis-jenis, serta sistem sastra. b. Sejarah sastra, yaitu ilmu yang mempelajari sastra sejak timbulnya hingga perkembangan yang terbaru. c. Kritik sastra, yaitu ilmu yang mempelajari karya sastra dengan memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap karya sastra. Kritik sastra dikenal juga dengan nama telaah sastra.
d. Filologi, yaitu cabang ilmu sastra yang meneliti segi kebudayaan untuk

mengenal tata nilai, sikap hidup, dan semacamnya dari masyarakat yang memiliki karya sastra. e. Keempat cabang ilmu tersebut tentunya mempunyai keterkaitan satu sama lain dalam rangka memahami sastra secara keseluruhan. b. Teori sastra adalah asas-asas dan prinsip-prinsip dasar mengenai sastra dan kesusastraan. c. Seni sastra adalah proses kreatif menciptakan karya seni dengan bahasa yang baik, seperti puisi, cerpen/novel, atau drama. b. Manfaat Sastra Karya sastra pada dasarnya adalah sebagai alat komunikasi antara sastrawan dan masyarakat pembacanya. Karya sastra selalu berisi pemikiran, gagasan, kisahan,

dan amanat yang dikomunikasikan kepada pembaca. Untuk menangkap ini, pembaca harus mampu mengapresiasikannya. Pengetahuan tentang pengertian sastra belum lengkap bila belum tahu manfaatnya. Horatius mengatakan bahwa manfaat sastra itu berguna dan menyenangkan. Secara lebih jelas dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Karya sastra dapat membawa pembaca terhibur melalui berbagai kisahan yang disajikan pengarang mengenai kehidupan yang ditampilkan. Pembaca akan memperoleh pengalaman batin dari berbagai tafsiran terhadap kisah yang disajikan.
2. Karya

sastra dapat memperkaya jiwa/emosi pembacanya melalui

pengalaman hidup para tokoh dalam karya. 3. Karya sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual pembaca dari gagasan, pemikiran, cita-cita, serta kehidupan masyarakat yang digambarkan dalam karya. 4. Karya sastra mengandung unsur pendidikan. Di dalam karya sastra terdapat nilai-nilai tradisi budaya bangsa dari generasi ke generasi. Karya sastra dapat digunakan untuk menjadi sarana penyampaian ajaran-ajaran yang bermanfaat bagi pembacanya. 5. Karya sastra dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau penelitian tentang keadaan sosial budaya masyarakat yang digambarkan dalam karya c. Nilai Sastra Karya sastra (yang baik) senantiasa mengandung nilai. Nilai itu dikemas dalam wujud struktur karya sastra, yang secara implisit terdapat dalam alur, latar, tokoh, tema, dan amanat atau di dalam larik, kuplet, rima, dan irama. Nilai yang terkandung dalam karya sastra itu, antara lain, adalah sebagai berikut:

1. Nilai hedonik, yaitu nilai yang dapat memberikan kesenangan secara langsung kepada pembaca; 2. Nilai artistik, yaitu nilai yang dapat memanifestasikan suatu seni atau keterampilan dalam melakukan suatu pekerjaan; 3. Nilai kultural, yaitu nilai yang dapat memberikan atau mengandung hubungan yang mendalam dengan suatu masyarakat, peradaban, atau kebudayaanl; 4. Nilai etis, moral, agama, yaitu nilai yang dapat memberikan atau memancarkan petuah atau ajaran yang berkaitan dengan etika, moral, atau agama; 5. Nilai praktis, yaitu nilai yang mengandung hal-hal praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari. d. Pengertian Puisi Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) mengumpulkan definisi puisi yang pada umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris sebagai berikut. (1) Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur

dengan

unsur

lain

sangat

erat

berhubungannya,

dan

sebagainya.

(2) Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi. (3) Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur. (4) Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur). (5) Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam. Dari definisi-definisi di atas memang seolah terdapat perbedaan pemikiran, namun tetap terdapat benang merah. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang mendalam.

Unsur-unsur Puisi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tema yaitu tentang apa puisi itu berbicara Amanat yaitu apa yang hendak dinasehatkan kepada pembaca Rima yaitu persamaan-persamaan bunyi Ritme yaitu perhentian-perhentian atau tekanan-tekanan yang diatur Majas atau gaya bahasa yaitu permainan bahasa untuk efek estetis maupun maksimalisasi Kesan yaitu perasaan yang diungkap lewat puisi Diksi yaitu pilihan kata atau ungkapan

e. Bengkel Sast r a Jika kita mendengar nama atau istilah Bengkel , tentu asumsi kita ter fokus pada tempat memperbaiki kendar aan, seperti mobil atau motor . Namun,pada setakat ini kita tidak membicarakan bengkel tempat memperbaiki mobil atau motor , tetapi kita membicar akan suatu wadah atau tempat siswa SMP dan SMA bersastra. Wadah atau tempat para siswa SMP dan SMA ber sast r a dinamakan dengan sebutan Bengkel Sastra . Ditempat inilah para siswa SMP dan SMA berkumpul untuk mengenal dan mendiskusikan bagaimana karya sastra itu dibuat ,dibaca, dipahami,diapresiasi, dan dipentaskan. Bengkel Sastra merupakan suatu kegiatan yang menghimpun siswa- siswa SMP dan SMA dengan bimbingan sastrawan unt uk mengenal, memahami, dan mengapresiasi karya satsra, baik itu puisi, cerpen, maupun dr ama. Kegiat an ini meliputi bagaimana menulis puisi drama. Bengkel Sast r a yang dilaksanakanPusat Bahasa sejak tahun 1994, telah dan memusikalkan puisi; bagaimana menulis cerpen dan membacakan atau mendramakan cerpen; danbagaimana mementaskan sebuah pertunjukan

mengundang beberapa siswa SMP dan hampir seluruh siswa SMA di DKI . Unt uk Bengkel Sastr a Puisi ,mereka (siswa peserta Bengkel Sasta) f. Metode dan T eknik Bengkel Sast r a

Metode dan teknik yang digunakan dalam kegiat an sebenar nya f or matnya t idak f or mal

Bengkel

Sastra,

atau tidak kaku karena dalam yang ingin disampaikan.

pelaksanaannya dilakukan secara santai, tetapi serius. Pelaksanaan yang dilakukan disesuaikan dengan mater i Pola yang digunakan dapat berdasar kan pola 24 j am, 32 jam, atau 40 j am. Pada awal pelaksanaan Bengkel Sastra di Pusat Bahasa dilaksanakan dengan pola 40 jam. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu pola kegiatan Bengkel Sastra sekarang dapat dilaksanakan dengan menggunakan pola 24 jam atau 32 jam. Bengkel Sastra Puisi Sebelum kegiatan dimulai, siswa diminta untuk membuat sebuah puisi

semampu mereka. Pada tahap pertama ini, peserta Bengkel Sastra yang telah diinfor masikan unt uk membuat satu puisi diwajibkan menyer ahkan puisi ciptaannya. Puisi- puisi peser t a dij adikan mater i saj ian teor i dan pr akt ik t ent ang per puisian yang dibimbing oleh sastrawan atau penyair , seperti Sutardji Calzoum Bachri, almarhum Hamid Djabbar, almarhum HS, Djurtatap, dan Slamet Suki nanto. Mater i yang disaj ikan, antar a lain; 1) bentuk dan perkembangan puisi I ndonesia, 2) bahasa puisi, 3) ekonomi kata dalam puisi,4 ) penggunaan a memahami puisi, Dalam tahap penciptaan puisi. per tama kur ang ini, baik puisi yang telah dibuat siswa diper kemudian dijadikan bahan diskusi antar a siswa dan sastr awan. J ika dari puisi i u ada yang kemudian baiki. Selanjutnya, setelah siswa memperbaiki puisi dan dibaca kembali oleh sastrawan, sastrawan akan memilih beber apa puisi yang dianggap baik dan layak . H.Tahapan Perencanaan majas dalam puisi, 5) car 6) car a mengapresiasi puisi, dan 7) praktik

Tahap perencanaan mencakup penelaahan materi, pemilihan karya sastra puisi , dan pembuatan ancangan pembelajaran. Masing-masing kegiatan terkait dengan pembelajaran membaca puisi yang uraiannya adalah sebagai berikut: A. Penelaahan materi 1. 2. 3. 4. Pengertian karya sastra Puisi Jenis-jenis karya sastra puisi Pengertian Pembuatan karya sastra Langkah-langkah menyusun pembuatan karya sastra puisi

B.Pemilihan sastra puisi 1. Judul Puisi 2. Pennyaji 3.Pencipta C. Tahapan Perencanaan Tahapan perencanaan yang akan dilakukan susunannya seperti tercantum pada tabel dibawah ini.

Tabel Kegiatan Guru dan Siswa


No 1. 2. Guru Memberikan soal tentang karya sastra. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang hendak dicapai 3. . Menjelaskan hubungan materi yang telah dibelajarkan dengan materi yang akan 4. 5. 6. dibelajarkan. Menjelaskan praktik pembelajaran yang dilakukan di bengkel sastra Membagikan kutipan puisi Menyampaikan beberapa hal penting tentang cara membuat sastra puisi Menyimak Membaca puisi. Menyimak Menyimak Siswa Mengerjakan soal Menyimak

7.

Menyajikan beberapa karaya sastra puisi

Menyimak

8. Tanya-jawab tentang cara menelaah dan mengelompokkan karya sastra yang 9. disampaikan tentang cara menyusun Tanya-jawab sebuah karya sastra yang baik 10. Membantu siswa yang mengalami kesulitan

Tanya-jawab cara menelaah dan mengelompokkan gagasan yang tentang dicatat. karya Tanya-jawab sastra Menyusun karya sastra

1 1 Mengawasi dan memotivasi siswa . 1 2 Memberikan soal pascates .

Menyunting puisiteman

karya sastra

Mengerjakan soal pascates

D. Tahapan Evalusi Tahapan ini diberikan untuk mengetahui seberapa besar minat siswa dalam membacakan puis dibengkel sastra i.dibawah ini tabel untuk evaluasi.
No
1. 2.

Respon Siswa
Mengerjakan soal tes Bertanya tentang tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai.

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Bertanya tentang hubungan materi yang telah dibelajarkan dengan materi yang akan dibelajarkan. Bertanya tentang praktik pembelajaran membacakan puisi Mengaku menyukai puisi yang dipilih sebagai media

pembelajaran. Bertanya tentang satra puisi Aktif menuliskan jenis karya sastra yang dibacakan sesudahnya. Aktif dalam kegiatan tanya jawab. Membuat telaah dan pengelompokkan gagasan. Menyusun karya sastra. Mengerjakan soal pascates.

Total respons 0 50% 60 69% 70 79% 80 100% : Kurang : Cukup : Baik : Sangat Baik

DAFTAR PUSTAKA http://id.wikisource.org/wiki/Buku_Praktis_Bahasa_Indonesia_2/Sastra Achmad, Kasim. 2003. Mengenal Dr ama dan Lakon. Makalah Kegiat an BengkelSastra. Jakarta: Pusat Bahasa Alex , I kandar . 1992. Siswa Dengan Tuj uan Pengaj ar an Apr esiasiDan Ekspr esi Sast r a. Per t emuan I lmiah N asional V HI SKI . Bogor : Fakult as Sastra Universitas Pakuan. Ar si, Fr edie. 1996. Pr oses Kr eat if Musikalisasi Kegiat an Bengkel Sastra. Jakarta: Pusat Bahas Depar t emen Pendidikan N asional. 2003, St andar Kompet ensi: Mat a Pelaj ar an Bahasa dan Sast r a I ndonesia Sekolah Menengah At as dan Madr asah Aliyah. Yoesoef . M. 1998. Pendr amaan/ Pembacaan Cer it a Pendek. Makalah Kegiat an Bengkel Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa. N adek, W ilson. 1985. Pengaj ar an Apr esiasi Puisi Unt uk Sekolah Lanj ut an Atas. Bandung: CV. Sinar Baru Puisi. Makalah

N ugr oho, Yanusa. 1998. Bimbingan Membuat Sebuah Cer it a Pendek. MakalahKegiatan Bengkel Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa

Você também pode gostar