Você está na página 1de 6

Pengembangan Formulasi Tablet Prednison Dengan Teknik Dispersi Padat (Yandi Syukri dan Eka Mulyanti)

PENGEMBANGAN FORMULASI TABLET PREDNISON SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN TEKNIK DISPERSI PADAT
Yandi Syukri dan Eka Mulyanti Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

ABSTRACT
Prednisone is a drug, used to provide relief for inflamed areas of the body which insoluble in water. The aim of this research was to increased the solubility of prednisone to formulation process by solid dispersion system using polyvinnilpyrrolidon(PVP). Direct compression prednisone tablet formulation by solid dispersions teknique was made with 1, 2, 3, 4 and 5 % PVP variation concentration and a compatitor used the formula with 0% PVP (negative control). The mass powder of solid dispersion that have got, tested about the fisical and the chemistry point include the flowing time and angle of repose to optimate direct compresiion method. Tablet yields was tested its physical characteristics include uniform weigh, hardness, friability, disintegration and dissolution. Dissolution data was analized statistically used ANAVA. The result showed that there were an increased percentage of prednisone disolution compared with negative control ( 0% PVP), e.a : 0,35% for 1st formula; 0,64% for 2nd formula ; 3rd formula 0,12% ; 4th formula 15,9% dan 5th formula 27,37%. The disolution efficiency from all of the formula are 65,98% for formula I; formula II 66,16%; formula III 74,55%; formula IV 80,37%; formula V 91,02%. DE30 of negative control 63,47% and for positive control 83,94%. Keywords : formulation, tablet, prednisone, dissolution, direct compression.

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menaikkan kelarutan prednison pada proses formulasi melalui pembentukan dispersi padat menggunakan polivinilpirolidon (PVP). Formulasi tablet prednison secara kempa langsung dengan teknik dispersi padat dibuat dengan 5 variasi konsentrasi PVP 1, 2, 3, 4, dan 5%. Sebagai pembanding digunakan kontrol negatif yaitu yang mengandung 0% PVP. Serbuk dispersi padat yang diperoleh diuji sifat alirnya meliputi waktu alir dan sudut diam untuk optimasi metode kempa langsung. Tablet yang dihasilkan diuji sifat fisiknya meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur serta sifat kimianya (uji disolusi). Hasil evaluasi sifat fisik tablet menunjukkan bahwa semua formula memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Farmakope Indonesia edisi IV dan kepustakaan lainnya. Data yang diperoleh dari uji disolusi dianalisis menggunakan ANAVA dengan taraf kepercayaan 95 %. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan laju disolusi prednison dibanding dengan kontrol negatif yaitu formula I 0,35%; formula II 0,64% ; formula III 0,12% ; formula IV 15,9% dan formula V 27,37%. Hasil perhitungan DE30 dari seluruh formula yaitu 65,98% untuk formula I; formula II 66,16%; formula III 74,55%; formula IV 80,37%; formula V 91,02%, sedangkan pada kontrol negatif memiliki DE30 63,47% dan kontrol positif 83,94%. Kata kunci :formulasi, tablet, prednison, disolusi, kempa langsung.

149

Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 3 No. 3 Januari 2007: 149 - 154

PENDAHULUAN Berbagai pendekatan telah dilakukan untuk meningkatkan kelarutan suatu obat, salah satunya yaitu dengan teknologi dispersi padat yang pernah dilaporkan memberikan hasil yang baik. Dalam dispersi padat, bahan obat yang sukar larut akan didispersikan kedalam suatu matrik yang mudah larut sehingga akan mengurangi ukuran partikel dan memungkinkan terjadinya kompleksasi dan terbentuknya polimorfi yang lebih mudah larut. Peristiwa ini akan dapat mempercepat proses disolusi dan meningkatkan ketersediaan hayati suatu obat [1]. Polivinilpirolidon (PVP) merupakan pembawa inert yang larut dalam air dan telah banyak digunakan sebagai pembawa dalam dispersi padat. PVP bekerja dengan menghambat pertumbuhan kristal pada fase transformasi. Penghambatan kristal ini disebabkan adanya agregat atau aglomerasi di antara kristal obat yang sukar larut. Prednison merupakan suatu kortikosteroid sintetik yang digunakan untuk menekan system imun dan inflamasi. Mempunyai titik lebur yang cukup tinggi (230o C) dan sangat sukar larut dalam air. Berdasarkan sifat-sifat fisika kimia ini menunjukkan bahwa prednison memiliki absorbsi yang lambat di dalam tubuh, sehingga efek terapi cepat yang dikehendaki tidak terpenuhi [2]. Polivinilpirolidon (PVP) merupakan pembawa inert yang larut dalam air dan telah banyak digunakan sebagai pembawa dalam dispersi padat. PVP bekerja dengan menghambat pertumbuhan kristal pada fase transformasi. Penghambatan kristal ini disebabkan adanya agregat atau aglomerasi di antara kristal obat yang sukar larut. Oleh karena itu perlu dilakukan modifikasi karakteristik kelarutan
150

prednison dengan mendispersikannya kedalam bahan pembawa larut air yaitu polivinilpirolidon (PVP) yang selanjutnya dibuat tablet dengan formula yang telah ditentukan secara kempa langsung. METODE PENELITIAN Bahan Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah prednison (base BP93 ; derajat farmasetis), PVP K-30 (USP 24; derajat farmasetis), Vivapur PH 102 (derajat farmasetis), Na lauril sulfat, Primojel, Wacker HDKR N20 (derajat farmasetis), etanol teknis 70%, dan aquades. Alat Alat yang digunakan adalah seperangkat alat gelas, lemari pengering, mortir dan stemper, seperangkat alat uji disolusi (Erweka DT 708), seperangkat alat uji waktu hancur (Erweka ZT 502), alat-alat pipet mikro, mesin tablet single punch, hardness tester, spektrofotometer UV (Genesis 10), pH meter, dan stopwatch. Cara kerja Dispersi padat prednison dibuat dengan metoda pelarut (solvent method) dengan PVP. Desain formula tablet dispersi padat prednison per tablet dapat dilihat pada tabel 1. Hasil dispersi ditambahkan dengan campuran bahan natrium lauril sulfat, Vivapur PH 102, Aerosil dan Primojel. Campuran serbuk diuji sifat fisiknya untuk optimasi metode kempa langsung meliputi uji sifat alir dan sudut diam. Uji sifat alir dilakukan dengan metode corong, berikut diukur waktu untuk mengalir dan sudut diam dari timbunan yang terbentuk. Berikut dilakukan pencetakan tablet dan diuji sifat fisiknya meliputi keseragaman bobot, kekerasan, friabilita dan waktu

Pengembangan Formulasi Tablet Prednison Dengan Teknik Dispersi Padat (Yandi Syukri dan Eka Mulyanti)

hancur. Uji disolusi in vitro dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan dengan menggunakan Uji Sifat Alir Serbuk metode dayung (peddle) pada Dari penelitian diperoleh data sifat kecepatan 50 rpm sesuai Farmakope alir serbuk dari formulasi tablet Indonesia edisi IV. Medium disolusi prednison dengan teknik dispersi digunakan (500 ml), pada suhu 37 padat dalam beberapa konsentrasi o 0,1 C, dan sampling dilakukan (tabel 2). selama 30 menit. Kadar prednison yang terdisolusi ditentukan dengan spektrofotometer UV. Tabel 1 Formula Tablet Dispersi Padat Prednison Kontrol (-) 5 mg 0 139,67 mg 0,37 mg 0,45 4,5 mg 150 mg Formula I (PVP 1%) 5 mg 1,5 mg 136,67 mg 0,37 mg 0,45 mg 4,5 mg 150 mg Formula II (PVP 2%) 5 mg 3 mg 135,17 mg 0,37 mg 0,45 mg 4,5 mg 150 mg Formula III (PVP 3%) 5 mg 4,5 mg 133,67 mg 0,37 mg 0,45 mg 4,5 mg 150 mg Formula IV (PVP 4%) 5 mg 6 mg 132,17 mg 0,37 mg 0,45 mg 4,5 mg 150 mg Formula V (PVP 5%) 5 mg 7,5 mg 130,67 mg 0,37 mg 0,45 mg 4,5 mg 150 mg

Bahan

Prednison PVP Vivapur Na lauril sulat Aerosil (0,3 %) Primojel (3 %) Berat total

Tabel 2 Hasil Uji Sifat Alir Serbuk Tablet Prednison Sifat alir Serbuk Waktu Alir (dt) Sudut Diam () Formula I (PVP 1%) 1,22 0,13 27,35 1,87 Formula II (PVP 2%) 1,52 0,24 29,44 1,17 Formula III (PVP 3%) 1,14 0,11 27,33 1,64 Formula IV (PVP 4%) 1,12 0,13 31,36 2,18 Formula V (PVP 5%) 1,20 0,07 30,41 0,94

Sifat alir serbuk meliputi waktu alir dan sudut diam (angle of repose) merupakan faktor yang sangat penting dalam pengisian ruang kompresi pada proses kempa langsung yang juga akan berpengaruh pada keseragaman bobot tablet yang dihasilkan. Dari

penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa sifat alir serbuk memenuhi persyaratan untuk dilakukan pencetakan tablet secara kempa langsung.

151

Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 3 No. 3 Januari 2007: 149 - 154

Uji Sifat Fisik Tablet Hasil uji sifat fisik tablet dari formulasi sediaan tablet prednison dengan teknik dispersi padat dalam beberapa variasi kadar dapat dilihat pada tabel 3. Keseragaman Bobot Tablet Sebagai parameter keseragaman bobot tablet telah disebutkan dalam [3] bahwa untuk tablet dengan bobot antara 151 mg sampai dengan 300 mg, dari 20 tablet yang ditimbang tidak lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang lebih dari 7,5 % dihitung terhadap bobot rata-rata dan tidak satu tablet pun mempunyai penyimpangan bobot lebih dari 15%. Dalam [4] juga disebutkan

bahwa untuk tablet dengan bobot 130 mg atau kurang penyimpangan tidak boleh lebih dari 10%, untuk tablet dengan bobot antara 130 mg sampai dengan 324 mg tidak lebih dari 7,5 %, dan tablet dengan bobot lebih dari 324 mg tidak lebih dari 5%. Dalam penelitian ini dilakukan inprocess control terhadap bobot tablet sehingga meskipun bobot tablet yang dihasilkan bervariasi namun semuanya masuk range persyaratan yang ditentukan dengan persentase penyimpangan bobot terhadap bobot rata-rata yaitu formula I 1,81 % ; formula II 1,66 % ; formula III 1,57 % ; formula IV 1,45 % ; dan formula V 1,53 %.

Tabel 3 Hasil Uji Sifat Fisik Tablet Dari Formulasi Prednison Dan PVP Jenis Uji Bobot ratarata ( mg ) CV (%) Penyimpangan bobot (%) Kekerasan Tablet ( kg ) Kerapuhan (%) Waktu Hancur ( detik ) formula I (PVP 1%) 153 3,2 2,09 1,81 1,19 4,73 0,38 0,13 0,11 10,50 0,55 formula II (PVP 2%) 150 1,6 1,07 1,66 0,96 4,47 0,42 0,16 0,01 10,33 0,52 formula III (PVP 3%) 154 2,86 1.86 1,57 0,99 4,72 0,22 0,26 0,09 6,67 0,52 formula IV formula V (PVP 4%) (PVP 5%) 151 1,6 1.06 1,45 1,01 4,42 0,13 0,45 0,77 6,67 0,52 150 1.13 0,75 1,53 0,85 4,42 0,17 0,06 0,07 6,00 0,89

Kekerasan Tablet Kekerasan tablet yang baik adalah berkisar antara 4 sampai dengan 8 kg (5). Pada penelitian ini kekerasan tablet dikontrol agar semua formula memenuhi range sekitar 4 kg karena kekerasan tablet dapat berpengaruh terhadap waktu hancur dan disolusi obatnya. Dengan adanya kekerasan
152

yang sama maka pengaruh kekerasan terhadap waktu hancur dan pelepasan obat dapat diabaikan. Kerapuhan Tablet Pada penelitian ini persentase kerapuhan untuk kelima formula tidak ada yang melebihi 0,5 % dari bobot mula-mula sehingga dapat dikatakan

Pengembangan Formulasi Tablet Prednison Dengan Teknik Dispersi Padat (Yandi Syukri dan Eka Mulyanti)

bahwa semua formula memenuhi syarat kerapuhan tablet yang baik. Disolusi Obat Profil disolusi tablet dispersi padat glibenklamid dapat dilihat pada gambar 1 berikut. Modifikasi pada preformulasi dilakukan dengan melarutkan zat aktif
120
Kadar prednison Terdisolusi (%)

ke dalam bindernya sehingga diharapkan akan memperbaiki bentuk partikelnya dan meningkatkan karakteristik kelarutannya. Sedangkan pada tahap formulasinya yaitu dengan memodifikasi bahan-bahan tambahan yang digunakan sehingga dapat dihasilkan tablet yang baik dengan karakteristik kelarutan yang baik pula.

100

80

60

40

FI FII FIII FIV FV generik kontrol

20

0 0 10 20
Waktu (menit)

30

40

Gambar 1. Profil laju disolusi 5 formula tablet prednison 5 mg/tablet,

generik dan kontrol dalam medium air pada suhu 37 0.5 C Bahan pendispersi yang digunakan adalah PVP K-30 dengan bobot molekul 49.000. PVP disini digunakan dalam persentase konsentrasi yang berbeda-beda tiap formula untuk mengetahui kemampuan PVP sebagai pendispersi disamping fungsinya sebagai pengikat sehingga dapat kita ketahui pula apakah penggunaan PVP menunjukkan perbedaan yang bermakna dalam memperbaiki karakteristik kelarutan obat yang memiliki kelarutan yang kecil. PVP bekerja dengan menghambat pertumbuhan kristal pada fase transformasi. Sehingga pada saat zat aktif (prednison) dilarutkan bersama PVP maka peristiwa rekristalisasi zat aktif yang sudah larut akan dihambat oleh PVP dimana PVP akan menyelubungi atau mengikat zat aktif. Akibatnya ikatan di antara kristal obat menjadi lemah dan karena terselubungi oleh PVP yang mudah larut dalam air maka pada saat kontak dengan air zat aktif akan lebih mudah larut. Dissolution efficiency (DE) merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk mengetahui bagus tidaknya suatu formula. Diambil DE pada tiga titik yang berbeda yaitu DE pada menit ke 5, 15, dan 30. Diambil tiga titik dengan tujuan agar hasil analisa yang didapat benarbenar akurat dan didapat kesimpulan yang tepat. DE5 merupakan
153

Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 3 No. 3 Januari 2007: 149 - 154

gambaran dari fase absorbsi dan dari data yang didapat ternyata formula yang memiliki fase absorbsi yang paling cepat adalah formula V dengan nilai DE5 yang paling tinggi yaitu 43,3 %, disusul kemudian oleh produk generik, formula IV, formula III, formula I, dan yang terakhir adalah kontrol. Begitu pula pada DE15 dan DE30, dapat dilihat bahwa formula V juga memiliki nilai DE yang paling baik diantara formula yang lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa kadar PVP optimal dari kelima formula yang dapat memberikan peningkatan kadar terdisolusi terbesar adalah pada formula V dengan konsentrasi PVP 5% dimana pada formula V ini juga yang menunjukkan dissolution efficiency yang paling besar diantara formula yang lain diikuti oleh produk generik, formula IV, III, II, I, dan yang paling akhir adalah kontrol. Laju disolusi formula V dapat lebih baik dari generik selain karena telah dilakukannya modifikasi karakteristik zat aktifnya pada preformulasi juga didukung oleh faktor teknologi dan formulasi sediaan tablet, misalnya gaya kempa dan porositas masa tablet serta bahan tambahan tablet yang digunakan. Formula yang memiliki laju disolusi yang paling kecil adalah kontrol. Hal ini dapat terjadi karena pada kontrol belum dilakukan modifikasi karakteristik dari zat aktifnya terlebih dahulu akibatnya pada saat tablet pecah, masih dibutuhkan waktu yang lama untuk zat aktif melarut dan diabsorbsi dalam tubuh. Waktu yang dibutuhksn sampai timbulnya efek tentunya juga akan lebih lama. Jadi dengan pembentukan dispersi padat untuk pengembangan formulasi dapat diperoleh keuntungan yaitu (1) dapat memperbaiki sifat alir

dari zat aktif (2) meningkatkan disolusi zat aktif karena terjadinya pendispersian kedalam binder (3) memperbaiki kompaktibilitas. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ternyata diperoleh hasil bahwa tablet formula V (konsentrasi PVP 5%) memberikan peningkatan laju disolusi paling besar dan memiliki nilai efisiensi disolusi paling besar pula serta berbeda secara bermakna dibandingkan dengan kontrol negatif dan kontrol positif. Formula I dibandingkan kontrol negatif terdapat peningkatan laju disolusi 0,35% ; formula II 0,64% ; formula III 0,12% ; formula IV 15,9% dan formula V 27,37%. DAFTAR PUSTAKA
1. Chiou, LW. Riegelman, S.,1971, Pharmaceutical Applications of Solid Dispertion System, J. Pharm. Sci. 60, 1281-1301 2. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 510, 753, 755 3. Anonim, 2002, The United States Pharmacopeia, 25nd, United States Pharmacopeial Convention, Inc., Twinbrook, Parkway, Rockville, 1435, 2291, 2616 4. Fonner, D.E., Anderson, N.R., Banker, G.S., 1981, Granulation and Tablet Characteristics in Lieberman, H.A., Lachman, L., (Eds), Pharmaceutical Dossage Forms : Tablets, Vol 2, Marcel Dekker Inc., New York, 239-241, 243-244 5. Lieberman, H.A., Lachman, L., Schwartz, B., 1989, Pharmaceutical Dosage Forms ; Tablets, 2nd Ed, Revised and expanded vol 2, Marcel Dekker, Inc New York, Bassel, 195199

154

Você também pode gostar