Você está na página 1de 13

I. 1.

1 Latar Belakang

PENDAHULUAN

Mikroorganisme dan hewan kecil tidak membutuhkan suatu sistem pengangkutan yang khusus. Difusi, pengangkutan aktif, aliran sitoplasma cukup menjamin setiap bagian badannya mendapat bahan-bahan yang memadai. Berbicara tentang sistem transport atau sistem pengangkutan dalam tubuh hewan, maka kita pasti akan menyinggung mengenai darah. Darah merupakan salah satu jaringan dasar yang menjadi komponen penting penyusun tubuh mahluk hidup. Darah terutama berfungsi peredaran zat-zat yang penting bagi metabolisme. Tranportasi adalah proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan keseluruh tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh. Alat transportasi pada manusia terutama adalah darah. Didalam tubuh darah beredar dengan bantuan alat peredaran darah adalah jantung dan pembuluh darah. Selain peredaran darah, pada manusia terdapat juga peredaran limfa / getah bening dan yang diedarkan melalui pembuluh limfa. Hewan, alat transportasinya adalah cairan tubuh, dan pada hewan tingkat tinggi alat transportasinya adalah darah dan bagian-bagiannya (Kimball 1994). Darah terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah manusia mengandung 90% sampai 92% air. Orang yang mengalami pendarahan terlalu banyak harus segera diberi pertolongan dengan transfusi darah, yaitu memasukkan darah baru ke dalam tubuh penderita. Darah yang diberikan kepada penderita harus dari golongan yang sama dengan penderita. Dalam darah seseorang terdapat suatu zat yang dapat menolak adanya protein asing yang terdapat dalam sel darah merah yang diberikan. Zat tersebut yang terdapat pada plasma penerima darah yang dapat menyebabkan rusaknya sel darah merah yang diberikan apabila golongan darah tidak sesuai. Beberapa jenis darah dibedakan satu dengan yang lain berdasarkan protein yang terdapat dalam sel darah merah yang disebut aglutinogen (Campbell 1996). Darah memiliki jalur peredaran sendiri di dalam tubuh, yaitu melalui pembuluh dan kapiler darah. Banyak hal yang akan menjadi sangat menarik jika kita membahas tentang darah. Mulai dari mekanisme peredarannya, komponen- komponennya, sampai peristiwaperistiwa yang terjadi apabila darah keluar dari tubuh melalui luka (pendarahan) seperti pembekuan darah (Fried dan Hademenos 2005).

1.2 Tujuan Tujuan dari pratikum ini antara lain :

1) Mengamati aliran darah pada ekor kecebong. 2) Membedakan macaqm macam pembuluh darah pada ekor kecebong 3) Menentukan golongan darah, kadar Hb dan jumlah sel darah merah dan sel darah putih seorang praktikan. 4) Mempelajari dan memahami waktu koagulasi darah pada praktikan serta dapat membuktikan adanya benang fibrin yang berperan saat koagulasi darah

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah. Rongga gastrovaskuler tidak memadai untuk transport internal didalam tubuh hewan yang mempunyai banyak lapisan sel, terutama hewan tersebut hidup di luar air, darah menggenangi organ internal secara langsung yang dikenal dengan sistem sirkulasi terbuka. Tidak ada perbedaan antara darah dan cairan interstitial, dan cairan tubuh umumnya disebut hemolimfa (Wulangi 1993). Sistem sirkulasi tertutup, darah hanya terdapat secara terbatas dalam pembuluh dan terpisah dari cairan interstitial. Materi-materi dipertukarkan antara darah dan cairan interstitial yang menggenangi sel tersebut. Transport internal pada manusia dan vertebrata lain dapat dilakukan melalui sistem sirkulasi tertutup, yang disebut sebagai sistem kardiovaskular. Komponen sistem kardiovaskular adalah jantung, pembuluh darah dan darah. Sistem kardiovaskular vertebrata merupakan variasi dari skema sirkulasi umum. Adaptasi sistem kardivaskular berkorelasi dengan pernafasan insang pada hewan aquatik dan pernafasan paru-paru pada vertebrata terrestrial (Dietor 1992). Darah diedarkan ke seluruh tubuh oleh jantung. Darah dipompakan ke semua bagian tubuh oleh kontraksi otot jantung. Jantung berkontraksi untuk memompakan darah sepanjang hidup tanpa berhenti untuk kelangsungan hidup seseorang. Ada beberapa hal yang berperan dalam sistem peredaran darah : 1. jantung yang memompa darah. 2. pembuluh darah sebagai pipa penyalur darah. 3. saraf yang mengatur. 4. substansi kimia yang dapat mempengaruhi (Sugiri 1984). Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% selsel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter. Darah cair atau plasma darah adalah cairan darah berbentuk butiran-butiran darah. Di dalamnya terkandung benang-benang fibrin / fibrinogen yang berguna untuk menutup luka yang terbuka. Fungsi darah pada tubuh manusia :

1) Alat pengangkut air dan menyebarkannya keseluruh tubuh. 2) Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya keseluruh tubuh. 3) Alat pengangkut sari makanan dan hasil oksidasi. 4) Alat pengangkut hormon. 5) Mengatur konsentrasi air dalam tubu dan keseimbangan asam basa dalam tubuh (Campbell 1996). Beberapa macam komponen sel darah antara lain : 1) Sel darah merah (eritrosit) Merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam keadaan normal mencapai hampir separuh dari volume darah. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan sel darah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya keseluruh tubuh. Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke paru-paru. 2) Sel darah putih (leukosit) Jumlahnya lebih sedikit dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih untuk setiap 660 sel darah merah. Terdapat lima jenis utama sel darah putih yang bekerja sama membangun metabolisme utama tubuh dalam melawan infeksi, termasuk penghasil antibodi. Diantaranya yang pertama adalah neutrofil yang juga disebut granulosit karena berisi enzim yang mengandung granular dan jumlahnya paling banyak. Neutrofil membantu melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan jamur dan mencerna beda-benda asing sisa peradangan. Neutrofil ada yang berbentuk pita dan berbentuk segmen. Yang kedua adalah limfosit yang terdiri dari limfosit T yang memberikan perlindungan terhadap virus dan biasa menemukan dan merusak beberapa sel kanker dan limfosit B yang membentuk sel-sel yang menghasilkan antibodi atau sel plasma. Yang ketiga adalah monosit yang mencerna sel-sel mati dan memberikan perlawanan imunologis terhadap berbagai organisme penyebab infeksi. Yang keempat adalah eosinofil yang membunuh parasit, merusak sel-se kanker dan berperan dalam respon alergi. Dan yang terakhir adalah basofil yang juga berperan dalam respon alergi. 3) Keping darah (trombosit) Merupakan partikel yang menyerupai sel, dengan ukuran lebih kecil daripada sel darah merah atau sel darah putih. Berfungsi untuk menghentikan pendarahan dan pembekuan darah (Kimball 1994). Pada katak peredaran darahnya cukup unik. Katak mempunyai 3 ruang jantung, yaitu: atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke

sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan. Dari atrium kanan darah mengalir ke ventrikel yang kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis paru-paru vena pulmonalis atrium kiri. Lintasan peredaran darah ini disebut juga peredaran darah paru-paru. Selain peredaran darah paru-paru, katak juga mempunyai sistem peredaran darah sistemik yang peredarannya adalah dimulai dari ventrikel conus arteriosus aorta ventralis seluruh tubuh sinus venosus atrium kanan (Fried dan Hademenos 2005). Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Pada sistem peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh. Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri) dan sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium (Djuhanda 1982). Darah katak terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah mengandung air, protein, darah, dan garam-garam mineral. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit pada katak memiliki inti dan mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen. Leukosit pada katak juga memiliki inti. Selain memiliki sistem peredaran darah, katak juga memilki sistem peredaran limfatik. Sistem peredaran limfatik berperan penting dalam pengambilan cairan tubuh ke dalam peredaran darah (Djuhanda 1982).

III.

METODE PRATIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Percobaan Praktikum fisiologi hewan tentang Aliran Darah pada Ekor Kecebong, Penetapan Golongan Darah, dan Penetapan Koagulasi Darah ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 6 April 2013 pada pukul 08.00 WIB. Praktikum atau percobaan ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Riau Pekanbaru.

3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum Aliran Darah pada Ekor kecebong antara lain : gelas kimia, cawan petri, gelas obyek, pipet tetes, kaca penutup, alkohol 1%, mikroskop, aquades, kecebong dan kapas. Untuk praktikum Penetapan Golongan Darah, digunakan : serum darah anti A dan B, serum darah anti D, jarum lanset, kapas+alkohol 70 %, gelas objek dan tusuk gigi. Dan Untuk praktikum Penetapan Koagulasi Darah, digunakan : jarum lanset, kapas+alkohol 70%, gelas obyek, stopwatch dan tusuk gigi.

3.3 Cara Kerja

Eksperimen 1 :

Aliran Darah

1) Beberapa ekor kecebong dimasukkan kedalam cawan petri yang berisi alcohol 70% dan ditunggu kecebong hingga pingsan. 2) Seekor kecebong dipindahkan kedalam cawan petri lain yang berisi sedikit air. 3) Diamati aliran darah pada ekor kecebong dan dibuat data kedalam tabel.

Eksperimen 2 :

Penetapan Golongan Darah

1) Disediakan gelas obyek yang bersih, bersihkan ujung jari telunjuk dengan alkohol 70%, dan ditusuk dengan jarum lanset. 2) Diletakkan 2 tetes darah pada masing masing ujung gelas obyek 3) Ditetesi tetesan darah I dengan anti serum a dan tetesan darah II dengan anti serum b, dicampur dengan ujung tusuk gigi dan digoyang goyang. 4) Diamati hasilnya, apakah terjadi aglutinasi pada tetes darah yang ada dan ditetapkan golongan darah praktikan

Eksperimen 4 :

Penetapan Waktu Koagulasi Darah

1) Disediakan gelas objek bersih , dibersihkan ujung jari telunjuk dengan alkohol 70% dan ditusuk dengan jarum lanset, dan dihapus tetesan daraj yang keluar pertama kali. 2) Diletakkan tetesan berikutnya pada ujung gelas objek 3) Dicatat waktu yang ada (mulai menyalakan stopwatch)

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Aliran Darah Tabel 2. Perbedaan antara Arteri dan Vena Varian Dinding Diameter Pembuluh Kecepatan Aliran Tebal Besar Cepat Arteri Tipis Kecil Lambat Vena

Gambar 1. Arteri Kecebong

Pembahasan : Pengamatan aliran darah pada ekor kecebong ini dapat dilihat bagaimana perbedaan antara arteri dan vena. Saat diamati dibawah mikroskop, dapat dilihat bahwa arteri memiliki dinding yang tebal, memiliki diameter pembuluh yang besar dan kecepatan aliran darahnya cepat. Vena memiliki dinding yang lebih tipis dibanding dinding arteri, memiliki diameter pembuluh yang lebih kecil dibanding arteri dan kecepatan aliran darahnya juga lebih lambat dibanding arteri. Perbedaan antara arteri dan vena ini dikarenakan fungsi yang berbeda. Arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding tebal dan kaku, berfungsi mengedarkan darah keseluruh tubuh dan memiliki tekanan yang besar sehingga kecepatan aliran darahnya cepat. Vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang bersifat tipis dan elastis, berfungsi membawa darah kembali ke jantung dan memiliki tekanan yang kecil sehingga kecepatan aliran darahnya lambat. Yang memiliki kecepatan aliran darah yang konstan adalah pada arteri. Hal ini dikarenakan arteri memiliki tekanan yang besar untuk membawa darah ke seluruh bagian tubuh. Sistem peredaran darah

katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Pada sistem peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh.

4.2 Penetapan waktu koagulasi darah Waktu penggumpalan darah yang diperoleh : 9 menit 36 detik

Pembahasan : Pengamatan ini, dilihat bagaimana terjadnya pembekuan darah pada sel darah manusia. Sel darah yang ditambahkan zat warna metylen biru ini mengalami penggumpalan dimana pada saat dilihat dibawah mikroskop, sel darah membentuk gumpalan-gumpalan dan mengalami kondisi hipertonis. Hal ini terjadi dikarenakan pengaruh zat warna yang diberikan. Terbentuknya fibrin pada saat terjadinya pelukaan yang mengakibatkan pendarahan. Gumpalan darah terdiri atas suatu jalinan fibrin dan sel-sel darah. Fibrin dibentuk dari polimerasi monomer-monomer fibrinogen. Fibrinogen terbentuk karena sebuah protein kecil yang disebut thrombin. Trombin dihasilkan dari precursor yang disebut protrombin. Saat terjadinya luka, pembuluh darah dan sel-sel yang rusak akan melepaskan bahan bersifat lemak yang diaktifkan oleh protein tertentu di dalam darah yang membentuk tromboplastin. Dengan adanya ion Ca+ dan faktor pembekuan tambahan dalam plasma, tromboplastin mengkatalisis perubahan protombin menjadi trombin. Trombin kemudian mengkatalisis perubahan fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin secara berangsur membentuk suatu lubang tempat sel-sel darah tertanam yang menghentikan keluarnya darah dari pembuluh darah yang pecah. 4.3 Penetapan Golongan darah

TETES DARAH I II

ANTI SERUM A -

ANTI SERUM B + +

KETERANGAN GOL. DARAH B GOL. DARAH B

Pembahasan : Pada praktikum kali ini penetapan golongan darah seseorang menurut sistem ABO yaitu dengan probandus. Berdasarkan literatur pada Wikipedia (2008),dalam tubuh manusia

terdapat 3 golongan darah utama yaitu golongan darah ABO,golongan darah rhesus,dan golongan merah MM. Dari masing-masing probandus memiliki golongan darah yang berbedasehingga dapat dibandingkan: 1. Probandus yang bergolongan darah A Pada golonhgan darah A didalam sel darahnya terdapat aglutinogen A dan aglutinin B.sehingga apabila ditetesi serumA sel darah merahnya akan menggumpal karena serum antiA mengandung aglutinin yang dapat menggumpalkan darah golongan A dan AB. Sedangkan bila ditetesi dengan serum anti B darahnya tidak menggumpal, karena serum anti B dapat menggumpalkan darah B dan AB.tetapi tidak ada pengaruhnya terhadap golongan darah A dan AB. 2. Probandus yanhg bergolongan darah B Individu yang bergolongan darah B memiliki antigen B. Pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan anti bodi terhadapantigen A dalam serum darahnya (aglutinin a)sehingga apabila ditetesi serum anti A darahnya tidak menggumpal.karena serum anti A tidak ada pengaruhnya terhadap golonga darah B dan O. Sehingga apabila ditetesi serum anti B darah nya akan menggumpal,karena mengandung aglutinin yang dapat menggumpalkan darah B dan AB. 3. Probandus yang bergolongan darah AB Golongan darah AB mamiliki golongan darah A tambah B serta tidak menhasilkan anti body terhadap antigen A maupun Bsehingga apaboila ditetesi serum anti A darahnya akan menggumpal,dan apabila ditetesi serum anti B darahnya juga akan menggumpa.karena serum antiA mengandung aglutinin yang dapat menggumpalkan darah golongan A dan AB.sedangkan B mengandung aglutinin yang dapat menggumpalkan darah B dan AB. 4. Probandus yang bergolongan darah O Seorang yang bergolongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen tapi memproduksi antibodi terhadap antigen Adan B. Apabila golongan darah O ditetesi serum

anti A dan B maka darahnya tidak akan menggumpal,karena serum tersebut tidak ada pengaruhnya terhadap golongan darah O. Dari data hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui golongan darah adalah A. Itu terbukti bahwa pada percobaan pertama dengan meneteskan serum anti A darah tersebut menggumpal,sedangkan pada percobaan kedua diteteskan serum anti B ternyata darah tidak membeku . Ini menunjukan bahwa darah harasi tergolong dalam darah A.

KESIMPULAN 4.4 Kesimpulan Dari percobaan ini, dapat diambil kesimpulan antara lain : 1) Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. 2) Darah dapat mengalir melalui arteri dan vena. 3) Arteri pada ekor kecebong berdinding tebal, diameter pembuluh besar dan kecepatan aliran darah besar, sedangkan vena berdinding tipis, diameter pembuluh kecil dan kecepatan aliran darah lambat. 4) Fibrin merupakan senyawa yang dapat menghentikan pendarahan saat terjadi luka. Untuk menentukan golongan darah seseorang menurut sistem ABO. Digunakan serum anti A dan anti B 5) Sistem golongan darah paling umum digunakan adalah golongan darah sistem ABO 6) Golongan darah A mengandung aglutinogen A dan aglutinin B. 7) Golongan darah B adalah golongan darah yang mengandung aglutinogen B dan aglutinin A 8) Golongan darah AB mengandung aglutinogen Adan B, tidak terdapat aglutinin didalamnya 9) Golongan darah O adalah jenis golongan darah mengandung aglutinin A dan B tidak terdapat aglutinogen.

4.5 Saran Saran dari saya dalam pratikum ini adalah penyediaan alat-alat dan bahan pratikum harus lebih dipersiapkan lagi. Agar pada saat pratikum berlangsung, tidak terbuang-buangnya waktu karena penyediaan alat dan bahan yang belum ada.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 1996. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta

Dietor, delman H. 1992. Histologi Veterinner. UI Press. Jakarta

Djuhanda, Drs.Tatang . 1982. Anatomi dari 4 Spesies Hewan Vertebrata. CV. Armico. Bandung

Fried, George H, George J. Hademenos. 2005. Biologi Edisi Dua. Erlangga. Jakarta

Kimball, John W. 1994. Biologi Edisi Lima. Erlangga . Jakarta

Sugiri, Prof.Dr. Nawangsari. 1984. Zoologi Umum Jilid 1. Erlangga. Jakarta

Wulangi, Kartolo. 1993. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Depdikbud. Jakarta

Você também pode gostar