Você está na página 1de 8

BUNYI JANTUNG Bunyi jantung adalah suara yang dihasilkan dari denyutan jantung dan aliran darah yang

melewatinya. Disebut juga denyut jantung. Untuk memeriksanya digunakan stetoskop.Bunyi jantung dibagi menjadi bunyi jantung normal dan patologis yang mengindikasikan suatu penyakit. Bunyi jantung dikenali sebagai lub dan dub secara bergantian. Bunyi murmur dihasilkan oleh turbulensi aliran darah di jantung. Stenosis merupakan penyebab dari turbulensi tersebut. Insufisiensi katup menyebabkan aliran darah berbalik dan bertabrakan dengan aliran yang berlawanan arah. Pada keadaan ini, murmur akan terdengar menjadi bagian dari tiap siklus jantung (www.wikipedia.co.id, 2008). Dalam keadaan normal terdengar dua bunyi jantung melalui sebuah stetoskop selama setiap siklus jantung. Bunyi pertama berbunyi lub yang bernada rendah dan sedikit memanjang dan disebabkan oleh getaran yang ditimbulkan oleh penutupan yang mendadak katup mitralis dan trikuspidalis pada permulaan sistolis ventrikel. Bunyi kedua adalah dup yang lebih singkat dan bernada tinggi yang disebabkan oleh getaran pada penutupan katup aorta dan pulmonaris tepat setelah akhir sistolik ventrikel. Pada banyak orang dewasa muda, terdengar bunyi ketiga yang lembut dan bernada rendah pada sekitar sepertiga jalan menuju sistolik. Bunyi ini bersamaan dengan periode pengisian cepat ventrikel dan mungkin disebabkan oleh getaran yang ditimbulkan oleh aliran darah masuk. Kadang-kadang terdengan bunyi keempat sesaat sebelum bunyi pertama saat tekanan atrium tinggi atau ventrikel kaku dalam keadaan seperti hipertrofi ventrikel. Bunyi ini desebabkan oleh pengisian venterikel dan jarang terdengar pada orang dewasa normal. (2 : 546)

Ketika stetoskop ditempatkan pada daerah yang berbeda dari jantung, maka akan terdengar 4 bunyi jantung yang bisa terdengar . respon dari gelombang bunyi dari bunyi jantung termasuk bunyi abnormal seperti murmurs) diciptakan oleh dorongan vibrasi dari penutupan katup, katup terbuka secara abnormal, vibrasi pada ruang ventrikuler, ketegangan otot jantung, dan turbuensi atau aliran darah abnormal yang melewati katup atau meewati antarruang jantung (http://pagead2.googlesyndication.com, 2008) Dasar dari bunyi jantung adalah bunyi pertama dan bunyi kedua, biasa disingkat sebagai S1 dan S2. S1 disebabkan oleh penutupan dari katup mitral dan katup trikuspidalis pada fase kontraksi isovoumetrik. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas BJ I yaitu:

Kekuatan dan kecepatan kontraksi otot ventrikel, Makin kuat dan cepat makin keras bunyinya.

Posisi daun katup atrio-ventrikular pada saat sebelum kontraksi ventrikel. Makin dekat terhadap posisi tertutup makin kecil kesempatan akselerasi darah yang keluar dari ventrikel, dan makin pelan terdengarnya BJ I dan sebaliknya makin lebar terbukanya katup atrioventrikuler sebelum kontraksi, makin keras BJ I, karena akselerasi darah dan gerakan katup lebih cepat.

Jarak jantung terhadap dinding dada. Pada pasien dengan dada kurus BJ lebih keras terdengar dibandingkan pasien gemuk dengan BJ yang terdengar lebih lemah. Demikian juga pada pasien emfisema pulmonum BJ terdengar lebih lemah. Bunyi jantung I yang mengeras dapat terjadi pada stenosisis mitral

(http://medlinux.blogspot.com, 2008) S2 disebabkan karena pentupan katup aorta dan katup pomonal pada fase relaksasi isovolumetrik. Terjadinya split S2 merupakan keadaan fisiologi karena penutupan katup aorta lebih dahulu dibandingkan katup pulmonalis. Split tidak terjadi pada durasi yang tetap. Split s2 tergantung pada pernapasan, postur tubuh, dan kondisi patologis tertentu

(http://pagead2.googlesyndication.com, 2008). Bunyi jantung 3 (S3), ketika didengar, terdengar lebih jelas pada pada saat pengisian ventrikel. Bunyi ini normal pada bayi, tapi ketika didengarr pada orang dewasa, sering dihubungkan dengan dilasi ventrikel seperti ditemukan pada kegagalan ventrikel (http://pagead2.googlesyndication.com, 2008). Bunyi jantung 4 (S4), terdengar, karena vibrasi dari dinding ventrikel selama kontraksi atrium. Bunyi ini biasanya dihubungkan dengan penegangan ventrikel, dan dan oleh karena itu bunyi ini terdengar pada pasien hipertropi ventrikel, miokardi iskemia, atau pada orang tua. Selain dari bunyi keempat jantung tersebut, yaitu bunyi lainnya seperti bunyi murmurs juga dapat didengar (http://pagead2.googlesyndication.com, 2008). ntensitas suara jantung aorta meningkat pada

Hipertensi. Kenapa? Soalnya hipertensi menyebabkan tekanan pada aorta tinggi. Maka

ketika diastole, darah yang mengalir akan mendorong katup aorta lebih kuat buat melawan si tekanan itu. Shg pada hipertensi suara aorta II lebih keras. Aterosklerosis. Mekanismenya sama. Tekanan di aorta juga meningkat

Suara jantung I dan II melemah pada: Orang yang gemuk. Soalnya aliran darah balik terhambat lemak.

Emphysema paru. Pada keadaan ini paru banyak terisi udara, Jantung terisi cairan. Gerakan jantung terbatas / melemah. Suara jantungnya jadi ikut melemah. Bising (desir) jantung (cardiac murmur) ialah bunyi desiran yang terdengar memanjang, yang timbul akibat vibrasi darah turbulen yang abnormal (Moehadsjah, 2001).
Bising (desir) jantung (cardiac murmure) Bising jantung adalah bunyi desiran yang terdengar memanjang yang timbul akibat vibrasi aliran darah turbulen yang abnormal. Bunyi jantung

abnormal yang terjadi karena terdapat kelainan katup, yang dikenal dikenal dengan murmur jantung, sebagai berikut : a. Murmur stenosis aorta b. b. Murmur pada regurgitasi katup aorta c. Murmur pada regurgitasi katup mitral. d. d. Murmur pada stenosis katup mitral

Derajat bising, yang dinilai dengan skala 1-6 Derajat 1: bising sangat lemah, hanya terdengar oleh pemeriksa yang berpengalaman di tempat tenang. Derajat 2: bising yang lemah tapi mudah didengar, penjalaran terbatas. Derajat 3: bising yang cukup keras, tidak disertai getaran bising, penjalaran sedang sampai luas. Derajat 4: bising yang keras dengan disertai getaran bising, penjalaran luas. Derajat 5: bising yang keras, yang juga terdengar bila stetoskop tidak seluruhnya menempel pada dinding dada, penjalarannya sangat luas. Derajat 6: bising sangat keras, terdengar bila stetoskop diangkat 1 cm dari dinding dada, penjalarannya sangat luas. Tekanan darah dalam arteri brakialis pada orang muda dewasa pada posisi duduk istirahat duduk atau berbaring menedekati 120/70 mm Hg. Cukup kelihatan lebih rendah pada malam hari dan pada perempuan lebih rendah dibanding laki-laki. Karena tekanan arteri adalah hasil curah jantung dan tekanan perifer, dipengaruhi oleh kondisi yang mempengaruhi salah satu atau kedua faktor tersebut. Emosi misalnya meningkatkan curah jantung, dan mungkin sulit menentukan tekanan darah istirahat sebenarnya pada orang yang gelisah atau tegang. Secara umum, peningkatan curah jantung meningkatkan tekanan sistolik, sedangkan peningkatan tahanan perifer meningkatkan tekanan diastolik.

Terdapat kontroversi mengenai penentuan batas tekanan darah normal dan tinggi (hipertensi), terutama pada orang tua. Namun, bukti tampaknya sesuai dengan apa yang terlihat pada orang yang sehat mengenai kenaikan tekanan sistolik dan diastolik dengan peninkatan umur. Penyebab penting dari peningkatan tekanan sistolik adalah penurunan distensibilitas arteri; pada tingkat yang sama dengan curah jantng, tekanan sistolik lebih tinggi pada orang tua dibandingkan orang muda karena peningkatan volume dari sistem arteri selama sistolik lebih sedikit untuk mengakomodasi jumlah darah yang sama.(5 : 565)

Nadiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii ii!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI DENYUT NADI


Frekuensi denyut nadi manusia yangmempengaruhinya, yaitu : A. Usia Frekuensi nadi secara bertahap akan menetap memenuhi kebutuhan oksigenselama pertumbuhan. Pada orang dewasa efek fisiologi usia dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler. Pada usia yang lebih tua lagi dari usia dewasa penentuan nadi kurang dapat dipercaya Frekuensi denyut nadi pada berbagai usia, dengan usia antara bayi sampaidengan usia dewasa. Denyut nadi paling tinggi ada pada bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring dengan pertambahan usia. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Usia < 1 bulan < 1 tahun 2 tahun 6 tahun 10 tahun 14 tahun > 14 tahun Frekuensi Nadi (denyut / menit) 90 170 80 160 80 120 75 115 70 110 65 100 60 100 bervariasi, tergantung dari banyak faktor

B. Jenis Kelamin

Denyut nadi yang tepat dicapai pada kerja maksimum pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Pada laki-laki muda dengan kerja 50% maksimal rata-rata nadi kerja mencapai 128 denyut per menit, pada wanita 138 denyut per menit. Pada kerja maksimal pria rata-rata nadi kerja mencapai 154 denyut per menit dan pada wanita 164 denyut per menit. C. Ukuran Tubuh Ukuran tubuh yang penting adalah berat badan untuk ukuran tubuh seseorangyaitu dengan menghitung IMT (Indeks Masa Tubuh) dengan Rumus : BB(Kg)IMT=TB(m) X TB(m) Keteranan : IMT = Indek Masa Tubuh BB = Berat Badan TB = Tinggi Badan.
D. Kehamilan Frekuensi jantung meningkat secara progresif selama masa kehamilan dan mencapai maksimal sampai masa aterm yang frekuensinya berkisar 20% diatas keadaan sebesar hamil. E. Keadaan Kesehatan Pada orang yang tidak sehat dapat terjadi perubahan irama atau frekuensi jantung secara tidak teratur. Kondisi seseorang yang baru sembuh dari sakit makafrekuensi jantungnya cenderung meningkat. Riwayat Kesehatan Riwayat seseorang berpenyakit jantung, hipertensi, atau hipotensi akan mempengaruhi kerja jantung. Demikian juga pada penderita anemia (kurang darah)akan mengalami peningkatan kebutuhan oksigen sehingga Cardiac output meningkat yang mengakibatkan peningkatan denyut nadi.

F.

G. Rokok dan Kafein Rokok dan kafein juga dapat meningkatkan denyut nadi. Pada suatu studi yang merokok sebelum bekerja denyut nadinya meningkat 10 sampai 20 denyut permenit dibanding dengan orang yang dalam bekerja tidak didahului merokok. Pada kafein secara statistik tidak ada perubahan yang signifikan pada variable metabolickardiovaskuler kerja maksimal dan sub maksimal.

H. Intensitas dan Lama Kerja Berat atau ringannya intensitas kerja berpengaruh terhadap denyut nadi. Lama kerja, waktu istirahat, dan irama kerja yang sesuai dengan kapasitas optimal manusia akan ikut mempengaruhi frekuensi nadi sehingga tidak melampaui batas maksimal. Batas kesanggupan
5

kerja sudah tercapai bila bilangan nadi kerja (rata-rata24nadi selama kerja) mencapai angka 30 denyut per menit dan di atas bilangan nadi istirahat. Sedang nadi kerja tersebut tidak terus menerus menanjak dan sehabis kerja pulih kembali pada nadi istirahat sesudah 15 menit. I. Sikap Kerja Posisi atau sikap kerja juga mempengaruhi tekanan darah. Posisi berdiri mengakibatkan ketegangan sirkulasi lebih besar dibandingkan dengan posisi kerja duduk. Faktor Fisik Kebisingan merupakan suatu tekanan yang merusak pendengaran. Selama itu dapat meningkatkan denyut nadi, dan mempengaruhi parameter fisiologis yang lain yang dapat menurunkan kemampuan dalam kerja fisik. Penerangan yang buruk menimbulkan ketegangan mata, hal ini mengakibatkan kelelahan mata yang berakibat pada kelelahan mental dan dapat memperberat beban kerja.

J.

K. Kondisi Psikis Kondisi psikis dapat mempengaruhi frekuensi jantung. Kemarahan dan kegembiraan dapat mempercepat frekuensi nadi seseorang. Ketakutan, kecemasan, dankesedihan juga dapat memperlambat frekuensi nadi seseorang. Jantung diperiksa secara langsung dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dinding dada. Pendekatan sistemik merupakan dasar pengkajian yang saksama. Pemeriksaan dinding dada dilakukan pada enam daerah dibawah ini: a. Daerah aorta, ruang interkosta kedua pada sternum kanan.

b. Daerah pulmonal, ruang interkostal kedua pada sternum kiri c. Titik Erb, ruang interkostal ketiga pada sternum kiri

d. Daerah trikuspid atau ventrikel kanan, ruang interkostal empat dan lima pada sternum kiri e. Daerah epigastrik, dibawah prosesus xifoideus Pemeriksaan kebanyakan dilakukan dengan pasien dalam posisi supine, dan kepala sedikit dinaikkan. Pemeriksa yang menggunakan tangan kanan memeriksa sisi kanan dan pemeriksan yang kidal pada sisi kiri.

1. Inspeksi dan Palpasi Dengan cara sistematis, setiap daerah prekordium di inspeksi dan dipalpasi. Pencahayaan dari samping dapat membantu pemeriksa memeriksa pulsasi yang kecil. Terdapat impuls normal yang jelas dan terletak teapat diatas apeks jantung. Biasanya terlihat pada orang muda

atau tua yang kurus. Impul ini disebut impuls apikal atau titik impuls maksimal (PMI) dan normalnya terletak pada rongga intercostal kelima kiri pada garis medio-klavikularis. 2. perkusi secara normal, hanya batas jantung kiri yang dapat di deteksi pada perkusi. Memanjang dari garis medioklavikularis di ruang interkostal ketiga sampai kelima. Batas kanan terletak dibawah batas kanan sternum dan tidak dapat dideteksi. Pembesaran jantung baik ke kiri maupun ke kanan biasanya akan terlihat. Pada beberapa orang yang dadanya sangat tebal atau obes atau menderita emfisema, jantung terletak jauh dibawah permukaan dada sehingga bahkan batas kiripun tidak jelas kecuali bila membesar.

3. Auskultasi Auskultasi ialah merupakan cara pemeriksaan dengan mendengar bunyi akibat vibrasi (getaran suara) yang ditimbulkan karena kejadian dan kegiatan jantung dan kejadian hemodemanik darah dalam jantung (admin)

Jenis Kelainan dan Penyakit Sistem Transportasi Darah Jenis kelainan dan penyakit sistem transportasi darah adalah sebagai berikut.(9 : ...) 1. Anemia / Penyakit Kurang Darah Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat kurangnya kandungan hemoglobin dalam darah. Akibatnya tubuh akan kekurangan oksigen dan berasa lemas karena hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk disebarkan ke seluruh badan. 2. Hemofili / Penyakit Darah Sulit Beku Hemofilia adalah suatu penyakit atau kelainan pada darah yang sukar membeku jika terjadi luka. Hemofili merupakan penyakit turunan. 3. Hipertensi / Penyakit Darah Tinggi Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta tekanan diastolisis kurang lebih antara 90-110 mmHg. 4. Hipotensi / Penyakit Darah Rendah Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan sistolis di bawah 100 mmHg (milimeter Hydrargyrum / mili meter air raksa) (Hydrargyrum = air raksa).

5. Varises / Penyakit Otot Nimbul Varises adalah pelebaran pada pembuluh vena yang membuat pembuluh dasar membesar dan terlihat secara kasat mata yang umumnya terdapat pada bagian lipatan betis. 6. Penyakit Kuning Bayi Penyakit kuning pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya gangguan kerusakan sel-sel darah oleh aglutinin sang ibu. 7. Sklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem transportasi yang menjadi keras. 8. Miokarditis adalah suatu kelainan akibat terjadinya radang pada otot jantung. 9. Trombus / Embolus Trombus adalah kelainan yang terdapat pada jantung yang disebabkan oleh adanya gumpalan di dalam nadi tajuk. 10. Leukimia / Penyakit Kanker Darah Leukimia adalah penyakit yang mengakibatkan produksi sel darah putih tidak terkontrol pada sistem transportasi.

Você também pode gostar