Você está na página 1de 16

Angina pectorisDefinisi Angina pectoris biasanya ditandai oleh adanya nyeri menjalar pada daerah dermatom yangdipersarafi oleh

segmen T1-T4, yaitu nyeri substernal menjalar ke lengan kiri bagian medial,kadang-kadang bisa sampai punggung, leher dan rahang. Angina pectoris biasanya merupakantanda dari iskemi miokard. Epidemiologi Di amerika serikat setiap tahun 1 juta pasien dirawat di rumah sakit karena angina pectoris tak stabil; diamana 6-8 % kemudian mendapat serangan infark jantung yang tak fatal atau meninggaldalam satu tahun setelah diagnosis ditegakkan. Gradiasi Beratnya Nyeri Dada Gradiasi beratnya nyeri dada telah dibuat oleh Canadian Cardiovascular Society sebagai berikut: Kelas I. Aktivitas sehari-hari seperti jalan kaki, berkebun, naik tangga 1-2 lantai dan lain-lainnya tidak menimbulkaan nyeri dada. Neyri dada baru timbul pada latihan yang berat, beeerjalan cepat serta terburu-buru waktu kerja atau bepergian. Kelas II. Aktivitas sehari-hari agak terbatas, misalnya AP timbul biel melakukan aktivitaslebih berat dari biasanya, seperti jalan kaki 2 blok, anik tangga lebih dari 1 lantai atauterburu-buru, berjalan menanjak atau melawan angina dan lain-lain. Kelas III. Aktivitas sehari-hari terbatas. AP timbul bila berjalan 1-2 blok, naik tangga 1lantai dengan kecepatan biasa. Kelas IV. AP timbul pada waktu istirahat. Hampir semua aktivitas dapat menimbulkanangina, termasuk mandi, manyapu dan lain-lain. Tipe Angina Pectoris 1 . S t a b l e a n g i n a ( t e r s e r i n g ) Adalah angina yang tidak mengalami perubahan dalam frekuensi, kuat dan lamanyaserangan. Terjadi karena adanya plak atherosclerosis. Dan terjadi pada saat exercise ataustress emosional 2 . V a r i a n t a n g i n a Disebut juga prinzmetal variant angina, ditandai dengan nyeri dada yang biasa. Terjadisaat istirahat (saat tidur atau bangun tidur) yang diikuti elevasi segmen ST. Terjadikarena vasospasme. 3 . U n s t a b l e a n g i n a Ditandai dengan serangan angina berulang dengan frekuensi dan lama serangan yang progresif, serangan infark jantung akut, dan kematian mendadak (kematian yangterjadidalam 1 jam sejak timbulnya gejala). Terjadi karena adanya plak atherosklerosis yangruptur, Adhesi/Agregasi Platelet. Dan biasanya terasa saat istirahat / kerja fisik.

4 . S i l e n t A n g i n a Terdapat pada penderita Silent Myocardial Ischemia (SMI) yang biasanya terjadi tanpagejala. Walaupun begitu, bisa diketahui melalui EKG, Ekokardiografi, dan RadionuclideImaging .5 . O t h e r Angina yang disebabkan oleh hal-hal lain seperti Disfungsi autonomik, HipotensiOrthostatic Reference : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.ed IV,jilid III. Jakarta: Pusat PenerbitanDepartemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2007. Crawford,MH. Current Diagnosis and Treatment in Cardiology. 2nded.2002.

Definisi:Angina Pektoris
Angina pektoris adalah ketidaknyamanan dada akibat penyumbatan di dalam arteri koroner. Otot jantung yang dipasok arteri koroner menjadi sakit karena kekurangan nutrisi yang dibutuhkan, terutama selama latihan atau periode stres tinggi. Berbeda dengan infark miokard (serangan jantung), kematian sel jantung tidak terjadi selama serangan angina pektoris. Istilah yang mungkin terkait dengan Angina Pektoris :

Penyakit Jantung Koroner Angina Bypass Arteri Koroner Penyakit Jantung Serangan Jantung

Angina DEFINISI Angina (angina pektoris) merupakan nyeri dada sementara atau suatu perasaan tertekan, yang terjadi jika otot jantung mengalami kekurangan oksigen. Kebutuhan jantung akan oksigen ditentukan oleh beratnya kerja jantung (kecepatan dan kekuatan denyut jantung). Aktivitas fisik dan emosi menyebabkan jantung bekerja lebih berat dan

karena itu menyebabkan meningkatnya kebutuhan jantung akan oksigen. Jika arteri menyempit atau tersumbat sehingga aliran darah ke otot tidak dapat memenuhi kebutuhan jantung akan oksigen, maka bisa terjadi iskemia dan menyebabkan nyeri. Angina DEFINISI Angina (angina pektoris) merupakan nyeri dada sementara atau suatu perasaan tertekan, yang terjadi jika otot jantung mengalami kekurangan oksigen. Kebutuhan jantung akan oksigen ditentukan oleh beratnya kerja jantung (kecepatan dan kekuatan denyut jantung). Aktivitas fisik dan emosi menyebabkan jantung bekerja lebih berat dan karena itu menyebabkan meningkatnya kebutuhan jantung akan oksigen. Jika arteri menyempit atau tersumbat sehingga aliran darah ke otot tidak dapat memenuhi kebutuhan jantung akan oksigen, maka bisa terjadi iskemia dan menyebabkan nyeri. Angina PENYEBAB Biasanya angina merupakan akibat dari penyakit arteri koroner. # Penyebab lainnya adalah: Stenosis katup aorta (penyempitan katup aorta) # Regurgitasi katup aorta (kebocoran katup aorta) # Stenosis subaortik hipertrofik # Spasme arterial (kontraksi sementara pada arteri yang terjadi secara tibatiba) # Anemia yang berat. GEJALA Tidak semua penderita iskemia mengalami angina. Iskemia yang tidak disertai dengan angina disebut silent ischemia. Masih belum dimengerti mengapa iskemia kadang tidak menyebabkan angina. Biasanya penderita merasakan angina sebagai rasa tertekan atau rasa sakit di bawah tulang dada (sternum). Nyeri juga bisa dirasakan di: - bahu kiri atau di lengan kiri sebelah dalam - punggung - tenggorokan, rahang atau gigi - lengan kanan (kadang-kadang). Banyak penderita yang menggambarkan perasaan ini sebagai rasa tidak nyaman dan bukan nyeri. Yang khas adalah bahwa angina: - dipicu oleh aktivitas fisik

- berlangsung tidak lebih dari beberapa menit - akan menghilang jika penderita beristirahat. Kadang penderita bisa meramalkan akan terjadinya angina setelah melakukan kegiatan tertentu. Angina seringkali memburuk jika: - aktivitas fisik dilakukan setelah makan - cuaca dingin - stres emosional. Variant Angina Merupakan akibat dari kejang pada arteri koroner yang besar di permukaan jantung. Disebut variant karena ditandai dengan: - nyeri yang timbul ketika penderita sedang istirahat, bukan pada saat melakukan aktivitas fisik - perubahan tertentu pada EKG. Unstable Angina Merupakan angina yang pola gejalanya mengalami perubahan. Ciri angina pada seorang penderita biasanya tetap, oleh karena itu setiap perubahan merupakan masalah yang serius (msialnya nyeri menjadi lebih hebat, serangan menjadi lebih sering terjadi atau nyeri timbul ketika sedang beristirahat). Perubahan tersebut biasanya menunjukkan perkembangan yang cepat dari penyakit arteri koroner, dimana telah terjadi penyumbatan arteri koroner karena pecahnya suatu ateroma atau terbentuknya suatu bekuan.Resiko terjadinya serangan jantung sangat tinggi. Unstable angina merupakan suatu keadaan darurat. DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan terutama berdasarkan gejalanya. Diantara bahkan selama serangn angina, pemeriksaan fisik atau EKG hanya menunjukkan kelainan yang minimal. Selama suatu serangan, denyut jantung bisa sedikit meningkat, tekanan darah meningkat dan bisa terdengar perubahan yang khas pada denyut jantung melalui stetoskop. Selama suatu serangan, bisa ditemukan adanya perubahan pada EKG, tetapi diantara serangan, EKG bisa menunjukkan hasil yang normal, bahkan pada penderita penyakit arteri koroner yang berat. Jika gejalanya khas, diagnosisnya mudah ditegakkan. Jenis nyeri, lokasi dan hubungannya dengan aktivitas, makan, cuaca serta faktor lainnya akan mempermudah diagnosis. Pemeriksaan tertentu bisa membantu menentukan beratnya iskemia dan adanya penyakit arteri koroner: 1. Exercise tolerance testing merupakan suatu pemeriksaan dimana

penderita berjalan diatas treadmill dan dipantau dengan EKG. Pemeriksaan ini bisa menilai beratnya penyakit arteri koroner dan kemampuan jantung untuk merespon iskemia. Hasil pemeriksaan ini juga bisa membantu menentukan perlu tidaknya dilakukan arteriografi koroner atau pembedahan. 2. Radionuclide imaging yang dilakukan bersamaan dengan exercise tolerance testing bisa memberikan keterangan berharga mengenai angina. Penggambaran radionuklida tidak hanya memperkuat adanya iskemia, tetapi juga menentukan daerah dan luasnya otot jantung yang terkena dan menunjukkan jumlah darah yang sampai ke otot jantung. 3. Exercise echocardiography merupakan suatu pemeriksaan dimana ekokardiogram diperoleh dengan memantulkan gelombang ultrasonik dari jantung. Pemeriksaan ini bisa menunjukkan ukuran jantung, pergerakan otot jantung, aliran darah yang melalui katup jantung dan fungsi katup. Ekokardiogram dilakukan pada saat istirahat dan pada puncak aktivitas. Jika terdapat iskemia, maka gerakan memompa dari dinding ventrikel kiri tampak abnormal. 4. Arteriografi koroner bisa dilakukan jika diagnosis penyakit arteri koroner atau iskemia belum pasti. Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan beratnya penyakit arteri koroner dan untuk membantu menentukan perlu tidaknya dilakukan pembedahan bypass arteri koroner atau angioplasti. 5. Pemantauan EKG berkelanjutan dengan monitor Holter menunjukkan kelainan dari silent ischemia. 6. Angiografi kadang bisa menemukan adanya kejang pada arteri koroner yang tidak memiliki suatu ateroma. PENGOBATAN Pengobatan dimulai dengan usaha untuk mencegah penyakit arteri koroner, memperlambat progresivitasnya atau melawannya dengan mengatasi faktorfaktor resikonya. Faktor resiko utama (misalnya peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol), diobati sebagaimana mestinya. Faktor resiko terpenting yang bisa dicegah adalah merokok sigaret. Pengobatan angina terutama tergantung kepada berat dan kestabilan gejalagejalanya. Jika gejalanya stabil dan ringan sampai sedang, yang paling efektif adalah mengurangi faktor resiko dan mengkonsumsi obat-obatan. Jika gejalanya memburuk dengan cepat, biasanya penderita segera dirawat dan diberikan obat-obatan di rumah sakit. Jika gejalanya tidak menghilang dengan obat-obatan, perubahan pola makan dan gaya hidup, maka bisa digunakan angiografi untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan pembedahan bypass arteri koroner atau angioplasti. STABLE ANGINA

Pengobatan dimaksudkan untuk mencegah atau mengurangi iskemia dan meminimalkan gejala. Terdapat 4 macam obat yang diberikan kepada penderita: 1. Beta-blocker Obat ini mempengaruhi efek hormon epinephrine dan norepinephrine pada jantung dan organ lainnya. Beta-blocker mengurangi denyut jantung pada saat istirahat. Selama melakukan aktivitas, Beta-blocker membatasi peningkatan denyut jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen. Beta-blocker dan nitrat telah terbukti mampu mengurangi kejadian serangan jantung dan kematian mendadak. 2. Nitrat (contohnya nitroglycerin). Nitrat menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah, terdapat dalam bentuk short-acting dan long-acting. Sebuah tablet nitroglycerin yang diletakkan di bawah lidah (sublingual) biasanya akan menghilangkan gejala angina dalam waktu 1-3 menit, dan efeknya berlangsung selama 30 menit. Penderita stable angina kronik harus selalu membawa tablet atau semprotan nitroglycerin setiap saat. Menelan sebuah tablet sesaat sebelum melakukan kegiatan yang diketahui penderita dapat memicu terjadinya angina, akan sangat membantu penderita. Nitroglycerin tablet juga bisa diselipkan diantara gusi dan pipi bagian dalam atau penderita bisa menghirup nitroglycerin yang disemprotkan ke dalam mulut; tetapi yang banyak digunakan adalah pemakaian nitroglycerin tablet sublingual. Nitrat long-acting diminum sebanyak 1-4 kali/hari. Nitrat juga terdapat dalam bentuk plester dan perekat kulit, dimana obat ini diserap melalui kulit selama beberapa jam. Nitrat long-acting yang dikonsumsi secara rutin bisa segera kehilangan kemampuannya untuk mengurangi gejala. Oleh karena itu sebagian besar ahli menganjurkan selang waktu selama 8-12 jam bebas obat untuk mempertahankan efektivitas jangka panjangnya. 3. Antagonis kalsium Obat ini mencegah pengkerutan pembuluh darah dan bisa mengatasi kejang arteri koroner. Antagonis kalsium juga efektif untuk mengobati variant angina. Beberapa antagonis kalsium (misalnya verapamil dan diltiazem) bisa memperlambat denyut jantung. Obat ini juga bisa digabungkan bersama Beta-blocker untuk mencegah terjadinya episode takikardi (denyut jantung yang sangat cepat). 4. Antiplatelet (contohnya aspirin) Platelet adalah suatu faktor yang diperlukan untuk terjadinya pembekuan darah bila terjadi perdarahan. Tetapi jika platelet terkumpul pada ateroma di dinding arteri, maka pembentukan bekuan ini (trombosis) bisa

mempersempit atau menyumbat arteri sehingga terjadi serangan jantung. Aspirin terikat pada platelet dan mencegahnya membentuk gumpalan dalam dinding pembuluh darah, jadi aspirin mengurangi resiko kematian karena penyakit arteri koroner. Penderita yang alergi terhadap aspirin, bisa menggunakan triklopidin. Stable Angina UNSTABLE ANGINA Pada umumnya penderita unstable angina harus dirawat, agar pemberian obat dapat diawasi secara ketat dan terapi lain dapat diberikan bila perlu. Penderita mendapatkan obat untuk mengurangi kecenderungan terbentuknya bekuan darah, yaitu: - Heparin (suatu antikoagulan yang mengurangi pembentukan bekuan darah) - Penghambat glikoprotein IIb/IIIa (misalnya absiksimab atau tirofiban) - Aspirin. Juga diberikan Beta-blocker dan nitroglycerin intravena untuk mengurangi beban kerja jantung. Jika pemberian obat tidak efektif, mungkin harus dilakukan arteriografi koroner dan angioplasti atau operasi bypass. Operasi bypass arteri koroner Pembedahan ini sangat efektif dilakukan pada penderita angina dan penyakit arteri koroner yang tidak meluas. Pembedahan ini bisa memperbaiki toleransi penderita terhadap aktivitasnya, mengurangi gejala dan memperkecil jumlah atau dosis obat yang diperlukan. Pembedahan dilakukan pada penderita angina berat yang: - tidak menunjukkan perbaikan pada pemberian obat-obatan - sebelumnya tidak mengalami serangan jantung - fungsi jantungnya normal - tidak memiliki keadaan lainnya yang membahayakan pembedahan (misalnya penyakit paru obstruktif menahun). Pembedahan ini merupakan pencangkokan vena atau arteri dari aorta ke arteri koroner, meloncati bagian yang mengalami penyumbatan. Arteri biasanya diambil dari bawah tulang dada. Arteri ini jarang mengalami penyumbatan dan lebih dari 90% masih berfungsi dengan baik dalam waktu 10 tahun setelah pembedahan dilakukan. Pencangkokan vena secara bertahap akan mengalami penyumbatan. Angioplasti koroner Alasan dilakukannya angioplasti sama dengan alasan untuk pembedahan bypass.

Tidak semua penyumbatan bisa menjalani angioplasti, hal ini tergantung kepada lokasi, panjang, beratnya pengapuran atau keadaaan lainnya. Angioplasti dimulai dengan menusuk arteri perifer yang besar (biasanya arteri femoralis di paha) dengan jarum besar. Kemudian dimasukkan kawat penuntun yang panjang melalui jarum menuju ke sistem arteri, melewati aorta dan masuk ke dalam arteri koroner yang tersumbat. Sebuah kateter (selang kecil) yang pada ujungnya terpasang balon dimasukkan melalui kawat penuntun ke daerah sumbatan. Balon kemudian dikembangkan selama beberapa detik, lalu dikempiskan. Pengembangan dan pengempisan balon diulang beberapa kali. Penderita diawasi dengan ketat karena selama balon mengembang, bisa terjadi sumbatan alliran darah sesaat. Sumbatan ini akan merubah gambaran EKG dan menimbulkan gejala iskemia. Balon yang mengembang akan menekan ateroma, sehingga terjadi peregangan arteri dan perobekan lapisan dalam arteri di tempat terbentuknya sumbatan. Bila berhasil, angioplasti bisa membuka sebanyak 80-90% sumbatan. Sekitar 1-2% penderita meninggal selama prosedur angioplasti dan 3-5% mengalami serangan jantung yang tidak fatal. Dalam waktu 6 bulan (seringkali dalam beberapa minggu pertama setelah prosedur angioplasti), arteri koroner kembali mengalami penyumbatan pada sekitar 20-30% penderita. Angioplasti seringkali harus diulang dan bisa mengendalikan penyakit arteri koroner dalam waktu yang cukup lama. Agar arteri tetap terbuka, digunakan prosedur terbaru, dimana suatu alat yang terbuat dari gulungan kawat (stent) dimasukkan ke dalam arteri. Pada 50% penderita, prosedur ini tampaknya bisa mengurangi resiko terjadi penyumbatan arteri berikutnya. PROGNOSIS Faktor penentu dalam meramalkan apa yang akan terjadi pada penderita angina adalah umur, luasnya penyakit arteri koroner, beratnya gejala dan yang terpenting adalah jumlah otot jantung yang masih berfungsi normal. Makin luas arteri koroner yang terkena atau makin buruk penyumbatannya, maka prognosisnya makin jelek. Prognosis yang baik ditemukan pada penderita stable angina dan penderita dengan kemampuan memompa yang normal (fungsi otot ventrikelnya normal). Berkurangnya kemampuan memompa akan memperburuk prognosis. PENCEGAHAN # Cara terbaik untuk mencegah terjadinya angina adalah merubah faktor-

faktor resiko: Berhenti merokok # Mengurangi berat badan # Mengendalikan tekanan darah, diabetes dan kolesterol.

Angina pektoris
Angina pektoris atau disebut juga Angin Duduk adalah penyakit jantung iskemia didefinisikan sebagai berkurangnya pasokan oksigen dan menurunnya aliran darah ke dalam miokardium. Gangguan tersebut bisa karena suplai oksigen yang turun (adanya aterosklerosis koroner atau spasme arteria koroner) atau kebutuhan oksigen yang meningkat. Sebagai manifestasi keadaan tersebut akan timbul Angina pektoris yang pada akhirnya dapat berkembang menjadi infark miokard. Angina pektoris dibagi menjadi 3 jenis yaitu Angina klasik (stabil), Angina varian, dan Angina tidak stabil. Angina klasik biasanya terjadi saat pasien melakukan aktivitas fisik. Sedangkan Angina varian biasa terjadi saat istirahat dan biasa terjadi di pagi hari. Angina tidak stabil tidak dapat diprediksi waktu kejadiannya, dapat terjadi saat istirahat dan bisa terjadi saat melakukan kegiatan fisik. Obat antiangina terdiri dari berbagai macam golongan. Pilihan terapi pengobatan antiangina meliputi golongan nitrat, beta bloker, dan Ca channel antagonis. Definisi Dan Gejala-Gejala Angina Angina (angina pectoris - Latin untuk dada yang digencet/ditekan) adalah ketidaknyamanan dada yang terjadi ketika ada suplai oksigen darah yang berkurang pada area dari otot jantung. Pada kebanyakan kasus-kasus, kekurangan suplai darah disebabkan oleh penyempitan dari arteri-arteri koroner sebagai akibat dari arteriosclerosis. Angina biasanya dirasakan sebagai:
* * * * * tekanan, keberatan, pengetatan, pemerasan, atau nyeri diseluruh dada, terutama dibelakang tulang dada.

Nyeri ini seringkali menyebar ke leher, rahang, lengan-lengan, punggung, atau bahkan gigi-gigi. Pasien-pasien mungkin juga menderita:
* salah cerna (indigestion), * heartburn (nyeri di hulu hati), * kelemahan,

* * * *

berkeringat, mual, kejang, dan sesak napas.

Angina biasanya terjadi waktu latihan, stres emosi yang parah, atau setelah makan yang berat. Selama periode-periode ini, otot jantung menuntut lebih banyak oksigen darah daripada arteriarteri yang menyempit dapat berikan. Angina secara khas berlangsung dari 1 sampai 15 menit dan dibebaskan dengan istirahat atau dengan menempatkan tablet nitroglycerin dibawah lidah. Nitroglycerin mengendurkan pembuluh-pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Keduanya istirahat dan nitroglycerin mengurangi permintaan otot jantung untuk oksigen, jadi membebaskan angina. Angina digolongkan dalam satu dari dua tipe-tipe: 1) stable angina (angina yang stabil) atau 2) unstable angina (angina yang tidak stabil). Stable angina Stable angina adalah tipe yang paling umum dari angina, dan adalah apa yang dimaksudkan oleh kebanyakan orang-orang ketika mereka merujuk pada angina. Orang-orang dengan stable angina mempunyai gejala-gejala angina pada basis yang reguler dan gejala-gejalanya sedikit banyaknya dapat diprediksi (contohnya, menaiki tangga-tangga menyebabkan nyeri dada). Untuk kebanyakan pasien-pasien, gejala-gejalanya terjadi selama pengerahan tenaga dan umumnya berlangsung kurang dari lima menit. Mereka dibebaskan dengan istirahat atau obat, seperti nitroglycerin dibawah lidah. Unstable angina Unstable angina adalah kurang umum dan lebih serius. Gejala-gejala lebih parah dan kurang dapat diprediksi daripada pola-pola dari stable angina. Lebih dari itu, nyeri-nyerinya lebih sering, berlangsung lebih lama, terjadi waktu istirahat, dan tidak dibebaskan dengan nitroglycerin dibawah lidah (atau pasien perlu untuk menggunakan lebih banyak nitroglycerin daripada biasanya). Unstable angina tidaklah sama seperti serangan jantung, namun ia memerlukan kunjungan segera pada dokter anda atau departemen darurat rumah sakit karena pengujian jantung lebih jauh sangat diperlukan. Unstable angina seringkali adalah pendahuluan pada serangan jantung.

ANGINA PEKTORIS
4 11 2009

Definisi Angina pektoris adalah keadaan klinik yang ditandai dengan rasa tidak enak atau nyeri di dada akibat iskemia jaringan otot jantung. Secara klinik bentuk angina dibedakan atas dua bentuk, yaitu angina stabil dan tidak stabil. Angina tidak stabil merupakan bentuk yang lebih berat yang dapat berkembang menjadi dan/atau merupakan bentuk awal infark miokard sehingga penderita perlu diperiksa dan diobservasi lebih lanjut di rumah sakit. Penyebab Iskemia ini terjadi karena suplai oksigen yang dibawa oleh aliran darah koroner tidak mencukupi kebutuhan oksigen miokardium. Hal ini terjadi bila kebutuhan oksigen miokardium meningkat (misalnya karena kerja fisik, emosi, tirotoksikosis, hipertensi), atau bila aliran darah koroner berkurang

(misalnya pada spasme atau trombus koroner) atau bila terjadi keduanya. Gambaran Klinis Penderita mengeluh nyeri dada yang beragam bentuk dan lokasinya. Nyeri berawal sebagai rasa terhimpit, rasa terjepit atau rasa terbakar yang menyebar ke lengan kiri bagian dalam dan kadang sampai ke pundak, bahu dan leher kiri, bahkan dapat sampai ke kelingking kiri. Perasaan ini dapat pula menyebar ke pinggang, tenggorokan rahang gigi dan ada juga yang sampaikan ke lengan kanan. Rasa tidak enak dapat juga dirasakan di ulu hati, tetapi jarang terasa di daerah apeks kordis. Rasa nyeri dapat disertai beberapan atau salah satu gejala berikut ini : berkeringat dingin, mual dan muntah, rasa lemas, berdebar dan rasa akan pingsan (fainting). Biasanya angina timbul saat melakukan kegiatan fisik (angina stabil). Serangan ini akan hilang bila penderita menghentikan kegiatan fisik tersebut dan beristirahat. Serangan berlangsung hanya beberapa menit (1 5 menit) tetapi bisa sampai lebih dari 20 menit. Nyeri angina sifatnya konstan. Bila terjadi perubahan misalnya lama serangan bertambah, nyeri lebih hebat, ambang timbulnya serangan menurun atau serangan datang saat bangun tidur, maka gangguan ini perlu diwaspadai. Perubahan ini mungkin merupakan tanda prainfark (angina tidak stabil). Suatu bentuk ubahan (variant) yang disebut angina Prinzmetal biasanya timbul saat penderita sedang istirahat. Angina dikatakan bertambah berat apabila serangan berikutnya terjadi sesudah kerja fisik yang lebih ringan, misalnya sesudah makan. Ini tergolong juga angina tidak stabil. Pemeriksaan fisik diluar serangan umumnya tidak menunjukkan kelainan yang berarti. Pada waktu serangan, denyut jantung bertambah, tekanan darah meningkat dan di daerah prekordium pukulan jantung terasa keras. Pada auskultasi, suara jantung terdengar jauh, bising sistolik terdengar pada pertengahan atau akhir sistol dan terdengar bunyi keempat. Biasanya didapatkan faktor risiko: hipertensi, obesitas atau diabetes melitus. Diagnosis Nyeri dada retrosternal Pemeriksaan EKG Penatalaksanaan Kelainan yang melatarbelakangi angina pektoris harus dicari, kemudian dikurangi atau diobati. Faktor yang memperberat seperti merokok, berat badan berlebihan, dan kebiasaan minum kopi sebaiknya dihindari. Tekanan darah tinggi diobati. Stress dikendalikan Angina tidak stabil sebaiknya ditangani di rumah sakit. 1. Pengobatan serangan akut Serangan akut diatasi dengan istirahat agar aktivitas jantung berkurang. Vasodilator berfungsi memperbaiki penyediaan oksigen dan mengurangi konsumsi oksigen jantung. Nitrogliserin sublingual 0,15 0,6 mg sangat efektif. Tablet ini dapat digunakan beberapa kali tiap hari tanpa efek samping kecuali sakit kepala. Bila 1 tablet belum menolong boleh diulang, tetapi bila setelah diulang 3 kali gejala tak berkurang maka kemungkinan telah terjadi infark. Isosorbid dinitrat (ISDN) sublingual 2,5 5 mg yang juga dapat diulang atau tablet oral 5 30 mg. 2. Pencegahan serangan Propranolol efektif untuk angina pektoris karena dapat mengurangi kerja otot jantung sehingga mengurangi kebutuhan oksigen jantung. Efek klinik propranolol tercapai bila denyut jantung dalam keadaan istirahat 60 70 kali/menit. Dosis awal : 20 mg 2 x sehari. Dosis maksimal : 120 mg sehari. Obat ini tidak boleh digunakan pada angina Prinzmetal. Nitrat kerja lama : ISDN tablet oral 10 20 mg 2 x sehari. Nifedipin 10 20 mg 4 x sehari, atau diltiazem 30 60mg 3 x sehari, atau verapamil 40 80mg 3 x sehari. Angina tidak stabil : perlu perawatan khusus. Angina varian : dilator kuat : nitrat, calcium antagonis, prazosin 0,5 1mg 3 x sehari dengan titrasi.

ANGINA PEKTORIS 1. PENGERTIAN Yaitu serangan nyeri substernal, retrosternal yang biasa berlangsung beberapa menit setelah gerak badan dan menjalar ke bagian lain dari badan dan hilang setelah istirahat. 2. ETIOLOGI

a. Arterosklerosis. b. Aorta insufisiensi c. Spasmus arteri koroner d. Anemi berat. 3. PATOFISIOLOGI Angina pectoris merupakan sindrom klinis yang disebabkan oleh aliran darah ke arteri miokard berkurang sehingga ketidakseimbangan terjadi antara suplay O 2 ke miokardium yang dapat menimbulkan iskemia, yang dapat menimbulkan nyeri yang kemungkinan akibat dari perubahan metabolisme aerobik menjadi anaerob yang menghasilkan asam laktat yang merangsang timbulnya nyeri. 4. MACAM-MACAM ANGINA PEKTORIS a. Angina pectoris stabil. - Sakit dada timbul setelah melakukan aktivitas. - Lamanya serangan biasanya kurang dari 10 menit. - Bersifat stabil tidak ada perubahan serangan dalam angina selama 30 hari. - Pada phisical assessment tidak selalu membantu dalam menegakkan diagnosa. b. Angina pectoris tidak stabil. - Angina yang baru pertama kali atau angina stabil dengan karakteristik frekuensi berat dan lamanya meningkat. - Timbul waktu istirahat/kerja ringan. - Fisical assessment tidak membantu. - EKG: Deviasi segment ST depresi atau elevasi. c. Angina variant Angina yang terjadi spontan umumnya waktu istirahat dan pada waktu aktifitas ringan. Biasanya terjadi karena spasme arteri koroner EKG deviasi segment ST depresi atau elevasi yang timbul pada waktu serangan yang kemudian normal setelah serangan selesai. 5. FAKTOR PENCETUS - Exposure to cold. - Eating. - Emotional stress. - Exertional (gerak badan yang kurang). - Merokok. 6. PENGKAJIAN Data spesifik yang berhubungan dengan nyeri yaitu: a. Letak. Nyeri dada, sternal/sub esternal pada dada sebelah kiri menjalar ke leher, rahang, lengan kiri, lengan kanan, punggung. Nyeri dapat timbul pada epigastrium, gigi dan bahu. b. Kualitas nyeri. Nyeri seperti mencekik atau rasa berat dalam dada terasa seperti di tekan benda berat. c. Lamanya serangan. Rasa nyeri singkat 1-5 menit atau lebih dari 20 menit berarti infark. d. Gejala yang menyertai. Gelisah, mual, diaporesis kadang-kadang. e. Hubungan dengan aktivitas. Timbul saat aktivitas, hilang bila aktivitas dihentikan/istirahat. Data lain yang dijumpai: a. Perilaku pasien. Perhatikan terjadinya diaphoresis, orang dengan angina kadang terlihat memegang sternum pada waktu serangan. b. Perubahan gejala vital. c. Perubahan cardiac. d. Pola serangan angina 7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK a. Elektro Kardio Gram. b. Holter Monitor. c. Angiografi Curone. d. Stres Testing. e. Foto Rontgen Dada. f. Pemeriksaan Laboratorium. Yang sering dilakukan pemeriksaan enzim; CPK, SGOT atau LDH. Enzim tersebut akan meninggi pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kadar kolesterol LDH dan LDL. Trigliserida perlu dilakukan untuk menemukan faktor resiko seperti hyperlipidemia dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk menemukan diabetes mellitus yang juga merupakan faktor

resiko bagi pasien angina pectoris. 8. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan: - Menurunnya aliran darah otot jantung. - Meningkatnya beban kerja jantung. Tujuan: - Klien mengungkapkan perasaan nyaman atau bebas dari nyeri atau - Klien melaporkan serangan nyeri dada menurun. Intervensi dan rasional 1.) Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dada. Rasional: Nyeri dan penurunan curah jantung yang merangsang system saraf simpatis untuk mengeluarkan sejumlah besar norefinefrin, yang meningkatkan agregasi trombosit dan mengeluarkan tromboxane poten pada yang menyebabkan spasme arteri koroner yang dapat mencetus, mengakplikasi atau memperlama serangan angina memanjang. Nyeri tak bisa ditahan menyebabkan respon vaso vegal, menurunkan tekanan darah dan frekuensi jantung. 2.) Kaji dan catat respon pasien dan efek obat. Rasional: Memberikan informasi tentang kemajuan penyakit dan sebagai alat dalam evaluasi keefektifan intervensi dan dapat menunjukkan kebutuhan perubahan program pengobatan. 3.) Identifikasi terjadinya pencetus, bila ada: frekuensi durasinya, intensitasnya dan lokasi nyeri. Rasional: Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat dalam evaluasi kemungkinan menjadi angina tidak stabil (angina stabil) biasanya berakhir 3 5 menit sementara angina tidak stabil lebih lama dan dapat berakhir lebih dari 45 menit. 4.) Observasi gejala yang berhubungan, misalnya dispnea, mual, muntah, pusing, palpitasi, keinginan berkemih. Rasional: Penurunan curah jantung (yang terjadi selama episode iskemia miokard) merangsang system saraf simpatis/parasimpatis, menyebabkan berbagai rasa sakit/sensasi dimana pasien tidak dapat mengidentifikasi apakah berhubungan dengan episode angina. 5.) Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan atau lengan(khususnya pada sisi kiri). Rasional: Nyeri jantung dapat menyebar, contoh nyeri sering lebih ke permukaan dipersarafi oleh tingkat saraf spinal yang sama. 6.) Letakkan pasien pada istirahat total selama episode angina. Rasional: Menurunkan kebutuhan oksigen miokard untuk meminimalkan resiko cedera jaringan/nekrosis. 7.) Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek. Rasional: Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan nafas pendek berulang. 8.) Pantau kecepatan/irama jantung. Rasional: Pasien angina tidak stabil mengalami peningkatan disaritmia yang mengancam hidup secara akut, yang terjadi pada respon terhadap iskemia atau stress. 9.) Pantau tanda vital tiap 5 menit selama serangan angina Rasional: Tekanan darah dapat meningkat secara dini sehubungan dengan rangsangan simpatis, kemudian turun bila curah jantung dipengaruhi. Tachicardia juga terjadi pada respon terhadap rangsangan simpatis dan dapat berlanjut sebagai kompensasi bila curah jantung menurun. 10.) Temani klien yang mengalami nyeri atau tampak cemas. Rasional: Cemas mengeluarkan kotekolamin yang meningkatkan kerja miokard dan dapat memanjangkan nyeri iskemi, dan adanya perawat dapat menurunkan rasa takut dan ketidakberdayaan.. 11.) Pertahankan lingkungan yang nyaman, batasi pengunjung. Rasional: Stress kerja.emosi meningkatkan kerja miokard. 12.) Berikan makanan lunak, biarkan pasien istirahat selama 1 jam setelah makan. Rasional: Menurunkan kerja miokard sehubungan dengan kerja pencernaan, menurunkan resiko serangan angina. Kolaborasi

1.) Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi Rasional: meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard/ mencegah iskemia. 2.) Berikan anti angina sesuai indikasi misalnya (nitrogliserin; sublingual nitrosat, bukal atau tablet oral; sprei sublingual). Rasional: Nitrogliserin mempunyai standar untuk pengobatan dan pencegah nyeri angina selama lebih dari 100 tahun. kini masih digunakan therapy anti angina cornerstone. Efek cepat vasodilalator berakhir 10-30 menit dan dapat digunakan secara profilaksis untuk mencegah serangan angina. 3.) Berikan morfin sulfat. Rasional: Analgesik narkotik poten yang telah banyak memberi efek menguntungkan, seperti menyebabkan vasodilatasi perifer dan menurunkan kerja miokard, dan mempunyai efek sedativ untuk menghasilkan relaksasi, menghentikan aliran kotekolamin, vasokontruksi dan selanjutnya efektif menghilangkan nyeri dan berat. Morfin Sulfat diberikan IV untuk kerja cepat dan penutunan curah jantung mempengaruhi absorbsi jaringan perifer. 4.) Pantau perubahan seri EKG. Rasional: Iskemia selama serangan angina dapat menyebabkan depresi segmen ST atau peninggian dan inversi gelombang T. seri gambaran perubahan iskemia yang hilang bila pasien bebas nyeri dan juga dasar yang membandingkan pola perubahan selanjutnya. b. Menurunnya cardiac out put berhubungan dengan iscemic jantung yang lama. Tujuan: - Klien akan melaporkan serangan dispnoe angina dan aritmia. Intervensi: 1.) Pantau tanda-tanda vital. Rasional: Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas, hipoksemia, dan menurunnya curah jantung. Perubahan juga terjadi karena (hipertensi atau hipotensi) karena respon jantung. 2.) Evaluasi status mental, catat terjadinya bingung dan disorientasi. Rasional: Menurunkan perfusi otak dapat menghasilkan perubahan sensorium. 3.) Catat warna kulit dan adanya kualitas nadi. Rasional: Sirkulasi perifer menurun bila curah jantung turun membuat kulit pucat atau warna abu-abu (tergantung tingkat hipoksia) dan menurunnya kekuatan nadi perifer. 4.) Auskultasi bunyi napas dan bunyi jantung. Dengarkan murmur. Rasional: S3, S4 atau krekels terjadi dengan kompensasi jantung atau beberapa obat (khususnya penyekat beta). Terjadinya murmur dapat menunjukkan katup nyeri dada contoh stenosis serta, stenosis mitral, atau ruptur otot papiliar . 5.) Pertahankan episode (tirah baring) pada posisi nyaman selama episode akut. Rasional: Menurunkan konsumsi oksigen/kebutuhan menurunkan kerja miokard dan resiko dekompensasi. 6.) Berikan periode istirahat adekuat, bantu dalam melakukan aktivitas perawatan diri, sesuai indikasi. Rasional: Penghematan energi menurunkan kerja jantung. 7.) Tekankan pentingnya menghindari regangan/angkat berat khususnya selama defekasi Rasional: Manuver Valvasa menyebabkan rangsangan vagal, menurunkan frekuensi jantung (bradikardi) yang diikuti oleh tachicardi keduanya mungkin mengganggu curah jantung.. 8.) Dorong pelaporan cepat adanya nyeri untuk upaya pengobatan sesuai indikasi. Rasional: Intervensi sesuai waktu menurunkan konsumsi oksigen dan kerja jantung dan mencegah meminimalkan komplikasi jantung. Kolaborasi 1.) Berikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan. Rasional: Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard adalah memperbaiki kontraktilitas, menurunkan iskemia dan kadar asam laktat. 2.) Siapkan untuk pindah ke unit perawatan kritis bila kondisi memerlukannya. Rasional: Nyeri dada dini/memanjang dengan penurunan curah jantung menunjukkan terjadinya komplikasi yang memerlukan intervensi terusmenurus/ darurat. c. Kecemasan berhubungan dengan krisis situasi dan perubahan status kesehatan. Tujuan: - Klien akan mengungkapkan kesadaran atau perasaannya cara hidup wajar.

Intervensi: 1.) Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh tes stress. Rasional: Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnosa dan prognosis. 2.) Bantu klien mengekspresikan perasaannya. Rasional: Perasaan tidak diekspresikan dapat meminimalkan kekacauan internal dan efek gambaran lain. 3.) Dorong klien dan teman untuk menganggap pasien seperti sebelumnya. Rasional: Meyakinkan pasien bahwa peran dalam keluarga dan kerja tidak berubah. Kolaborasi: 1.) Berikan sedativa Rasional: Mungkin duperlukan untuk membantu pasien rileks sampai secara fisik mampu untuk membuat strategi koping adkuat. d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi kebutuhan pengobatan berhubungan dengan informasi tidak akurat kesalahan interpretasi Tujuan: - Berpartisipasi dalam proses belajar.

- Menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan. - Melakukan perubahan pola hidup. Intervensi: 1.) Kaji ulang patofisiologi kondisi, tekanan perlunya mencegah serangan angina. Rasional: Pasien dengan angina membutuhkan belajar mengapa hal itu terjadi dan apakah dikontrol, ini adalah focus manajemen teraupetik supaya menurunkan infark miokard. 2.) Dorong untuk menghindari faktor pencetus, seperti stress, maka terlalu banyak, kerja fisik atau berpanjang pada suhu lingkungan ekstrem. Rasional: Dapat menurunkan insiden beratnya episode iskemik. 3.) Bantu pasien orang terdekat untuk mengidentifikasi sumber fisik dan stress emosi dan diskusikan cara yang dapat mereka hindari. Rasional: Langkah penting pembatasan/mencegah serangan angina. 4.) Kaji pentingnya kontrol berat badan, menghentikan merokok, perubahan diet, dan olah raga. Rasional: Pengetahuan faktor resiko penting memberikan kesempatan untuk membuat perubahan kebutuhan. 5.) Dorong pasien untuk mengikuti program yang ditentukan pecegahan untuk menghindari kelelahan. Rasional: Takut terhadap pencetus serangan dapat menyebabkan pasien menghindari partisipasi pada aktivitas yang telah dibuat untuk meningkatkan perbaikan (meningkatkan kekuatan miokard dan membentuk sirkulasi kolateral). 6.) Diskusikan dampak penyakit sesuai pola hidup yang diinginkan dan aktivitas termasuk kerja, menyetri, aktivitas seksual dan hobby. Rasional: Pasien enggan melakukan/melanjutkan aktivitas biasanya karena takut serangan angina/kematian. Pasien harus menggunakan nitrogliserin secara profilaktin. Sebelum beraktivitas yang diketahui sebagai pencetus angina. 7.) Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi serangan angina, contoh menghentikan aktivitas, pemberian obat bila perlu, penggunaan tehnik relaksasi. Rasional: Menyiapkan pasien pada kejadian untuk menghilangkan takut yang mungkin tidak tahu apa yang harus dilakukan bila terjadi serangan.

8.) Kaji ulang obat yang diresepkan untuk mengontrol serangan mencegah serangan angina. Rasional: Angina adalah kondisi yang sering memerlukan penggunaan banyak obat untuk menurunkan kerja jantung, memperbaiki sirkulasi koroner, dan mengontrol terjadinya serangan. 9.) Tekankan pentingnya mengecek dengan dokter kapan menggunakan obat yang dijual bebas. Rasional: Obat yang dijual bebas mempunyai potensi penyimpanan. 10.) Kaji ulang gejala yang dilaporkan pada dokter. Rasional: Pengetahuan apa yang akan terjadi dapat menghindari masalah yang tak perlu terjadi untuk alasan yang tidak penting. 11.) Diskusikan pentingnya mengikuti perjanjian.

Rasional: Angina adalah gejala penyakit arteri koroner progresif yang harus dipantau dan memerlukan keputusan program pengobatan. DAFTAR PUSTAKA 1. Asuhan Keperawatan Cardiovaskuler. 2. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi Ke Tiga, Penerbit Balai Pustaka FKUI, Jakarta 1996. 3. Kapita Selekta Kedokteran, edisi Kedua Editor Junaedi Purnawan dan Kawan-Kawan, Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, 1982. 4. Ely Ismudianti Rilantono dkk, Buku Ajar Kardiologi, Balai Penerbit FKUI, 1998. 5. Makalah Askep Pada Pasien Angina Pektoris, Akademi Keperawatan Depkes RI Tidung Makassar. 6. Nursing Care Plans: Guidelines For Planning And Documenting Patient Care, edisi ketiga, Alih Bahasa: I Made Kariasa, SKp. Dan Ni Made Sumarwati, SKp. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2000.

Você também pode gostar