Você está na página 1de 19

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada NyE GI P0000 Ab000 UK 10-12 minggu dengan abortus inklompet di Poli Kandungan RSUD Lawang Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. 2. 3. 4. 5. Sri Rahayu, S.Kep.,Ns.,M.Kes.selaku Kaprodi DIV Kebidanan Klinik Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Ika Yudianti, M.Keb selaku pembimbing I institusi praktek klinik kebidanan di RSUD Lawang Temu Budiarti, S.Pd., M.Kes selaku pembimbing II institusi praktek klinik kebidanan di RSUD Lawang Ari Widayanti Amd.Keb selaku pembimbing klinik di RSUD Lawang Serta kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian laporan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan asuhan kebidanan ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan laporan asuhan kebidanan ini. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Malang, 6 November 2012 Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian maternal ialah kematian seorang wanita hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dari tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Jumlah kematian ibu melahirkan di Indonesia mencapai angka spektakuler yakni 307 per 100 ribu kelahiran dari rata-rata kelahiran sekitar 3-4 juta setiap tahun. Angka yang dihimpun dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 menunjukkan sekitar 15 ribu ibu meninggal karena melahirkan setiap tahun atau 1.279 setiap bulan, atau 172 setiap pekan atau 43 ibu setiap hari, atau hampir dua ibu meninggal setiap jam (Eka Nurmawati, 2009). Faktor medis yang menjadi penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan 42 persen, keracunan kehamilan (eklamsia) 13 persen, keguguran (abortus) 11 persen, infeksi (10 persen), persalinan macet (partus lama) sembilan persen dan penyebab lain 15 persen(Emedicinehealth, 2010). Di Negara-negara sedang berkembang, sebagian besar penyebab kematian maternal ini disebabkan, antara lain: perdarahan, infeksi, gestosis dan abortus. Abortus adalah pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu (Sarwono, 2005: 302). Diagnosis klinik abortus salah satu diantaranya adalah abortus inklompetus yang merupakan peristiwa keguguran ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari uterus, sehingga sisanya memberikan gejala klinis. Gejala klinis yang mungkin terjadi, antara lain: perdarahan memanjang sampai terjadi keadaan anemis,perdarahan mendadak banyak, terjadi infeksi dan dapat terjadi degenerasi ganas. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengambil kasus Asuhan kebidanan pada NyE GI P0000 Ab000 UK 10-12 minggu dengan abortus inkomplet di Poli Kandungan RSUD Lawang sebagai laporan praktek kebidanan D1V Kebidanan Klinik semester I. 2

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Penulis dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada NyE GI P0000 Ab000 UK 1012 minggu dengan abortus inkomplet 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus yang akan dicapai adalah penulis mampu melakukan : a. Pengkajian data pada klien dengan abortus inkomplet b. Mengidentifikasi diagnosa / masalah pada pada klien dengan abortus inkomplet c. Menyusun rencana pada klien dengan abortus inkomplet d. Melaksanakan rencana asuhan pada klien dengan abortus inkomplet e. Mengevaluasi tindakan pada klien dengan abortus inkomplet C. Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan dalam proses penyusunan laporan ini, yaitu: a. Metode pendekatan deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa dan gejala yang terjadi dan studi kasus melalui manajemen kebidanan yang meliputi langkah-langkah: pengkajian data, identifikasi masalah/diagnosa, menyusun rencana, implementasi, dan evaluasi . b. 1. 2. 3. Teknik pengumpulan data dan pengidentifikasian data melalui: Observasi yaitu melakukan pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi untuk menentukan diagnosa. Wawancara yaitu mengadakan tanya jawab langsung kepada klien tentang hal-hal penting. Studi dokumen dan studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari dan membaca buku-buku referensi baik medis atau kebidanan yang berhubungan dengan masalah yang ditulis. D. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan Pada pendahuluan berisi mengenai latar belakang masalah, tujuan, metode penulisan serta sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Teori Terdiri dari a. b. Konsep teori Konsep Manajemen Kebidanan 3

BAB III : Tinjauan Kasus Dalam bab ini akan dibahas mengenai kasus yang diambil mulai dari pengkajian,identifikasi diagnosa/ masalah,intervensi,implementasi dan evaluasi. BAB IV : Pembahasan Dalam bab ini dibahas mengenai kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus dalam memberikan asuhan kebidanan. BAB V : Penutup Dalam bab ini dibahas mengenai kesimpulan dan saran

TINJAUAN TEORI A. Konsep Abortus 1. Pengertian a. Abortus adalah pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu.(Sarwono,2005:302) b. Abortus adalah berakhirnya kehamiln melalui cara apapun sebelum janin mampu bertahan hidup.(Cunningham,F.Gary dkk,2005:951) 2. Macam-macam abortus Abortus secara medis dapat dibagi menjadi dua macam: a. Abortus spontaneus adalah aborsi yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun medicinalis semata-mata disebabkan oleh faktor alamiah. Rustam Mochtar dalam Muhdiono menyebutkan macam-macam aborsi spontan: 1) Abortus completes (keguguran lengkap) artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan sehingga rongga rahim kosong. 2) Abortus inkompletus (keguguran bersisa) artinya hanya ada sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal adalah dan plasenta 3) Abortus iminen, yaitu keguguran yang membakat dan akan terjadi dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat hormonal dan anti pasmodica 4) Missed abortion, keadan di mana janin sudah mati tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama dua bulan atau lebih. 5) Abortus habitulis atau keguguran berulang adalah keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih. 6) Abortus infeksious dan abortus septic, adalah abortus yang disertai infeksi Kehilangan janin tidak disengaja biasanya terjadi pada kehamilan usia muda (satu sampai dengan tiga bulan). Ini dapat terjadi karena penyakit antara lain: demam; panas tinggi; ginjal TBC, Sipilis atau karena kesalahan genetik. Pada aborsi sepontan tidak jarang janin keluar dalam keadaan utuh. b. Abortus provokatus (indoset abortion) adalah aborsi yang disengaja baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat, ini terbagi menjadi dua: 5

1) Abortus provocatus medicinalis adalah aborsi yang dilakukan oleh dokter atas dasar indikasi medis, yaitu apabila tindakan aborsi tidak diambil akan membahayakan jiwa ibu. 2) Abortus provocatus criminalis adalah aborsi yang terjadi oleh karena tindakantindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis, sebagai contoh aborsi yang dilakukan dalam rangka melenyapkan janin sebagai akibat hubungan seksual di luar perkawinan (FKUP, 2004) 3. Etiologi Hal-hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi sebagai berikut: a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan, antara lain: 1) Kelainan kromosom Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah trisomi,poliploidi,dan kemungkinan kelainan kromosom seks. 2) Lingkungan yang kurang memadai Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu. 3) Pengaruh dari luar Radiasi,virus,obat-obatan dsb dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. b. Kelainan pada plasenta Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. c. Penyakit ibu Penyakit mendadak, seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria dapat menyebabkan abortus. Toksin, bakteri, virus atau plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin dan kemudian terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan, laparatomi, peritonitis umum, dan penyakit menahun seperti brusellosis,mononucleosis infeksiosa, toksoplasmosis juga dekompensasi kordis dan diabetes mellitus dapat menyebabkan abortus. d. Kelainan traktus genitalis Retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus. Sebab lain abortus dalam trimester 2 ialah servik inkompeten yang dapat 6

disebabkan oleh kelemahan-kelemahan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan, konisasi, amputasi atau robekan serviks luas yang tidak dijahit. 4. Patofisiologi Kebanyakan abortus spontan terjadi segera setelah kematian janin yang kemudian diikuti dengan perdarahan ke dalam desidua basalis, lalu terjadi perubahan-perubahan nekrotik pada daerah implantasi ,infiltrasi sel-sel peradangan akut dan akhirnya perdarahan per vaginam. Buah kehamilan terlepas seluruhnya atau sebagian yang diintrepetasikan sebagai benda asing dalam rongga rahim. Hal ini menyebabkan kontraksi uterus dimulai dan segera setelah itu pendorongan benda asing itu keluar rongga rahim (ekspulsi).Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervariasi, antara lain: a. Kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi biasanya dikelurkan semuanya karena villi koriales belum menembus desidua secara mendalam. b. Kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi koriales membuat desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenrta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. c. Kehamilan 14 minggu ke atas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta, perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap. Hasil konsepsi dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk.Ada kalanya kantong amnion kosong atau tampak didalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas (blighted ovum), mungkin pula janin yang telah mati (Sarwono,2005,303:304). 5. Diagnosis a. Dugaan keguguran diperlukan beberapa kriteria sebagai berikut: 1) Terjadi perdarahan 2) Sering terdapat pula rasa mules 3) Pemeriksaan hasil tes kehamilan +/4) Adanya pembukaan serviks 5) Adanya jaringan dalam kavum uteri atau vagina Sebagai kemungkinan diagnosis lain harus difikirkan (1) kehamilan ektopik yang terganggu ;(2) mola hidatidosa;(3)kehamilan dengan kelainan pada serviks b. Hasil pemeriksaan fisik 1) Pemeriksaan fisik bervariasi tergantung pada jumlah perdarahan 7

2) Pemeriksaan fundus uteri Tinggi dan besarnya tetap sesuai dengan umur kehamilan Tinggi dan besarnya sudah mengecil Fundus uteri tidak teraba di atas syimphisis 3) Pemeriksaan dalam Cervik uteri masih tertutup Cervik uteri sudah membuka dan dapat teraba ketuban dan hasil konsepsi dalam cavum uteri/pada kanalis servikalis Besarnya rahim telah mengecil Konsistensi lunak Besarnya rahim telah mengecil Konsistensi lunak B. Konsep Abortus Inkompletus 1. Pengetian a. Abortus inklompletus ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa jaringan tertinggal dalam uterus. (Sarwono,2005:307) b. Abortus inkompletus (keguguran bersisa) artinya hanya ada sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal adalah desidua dan plasenta(FKUP,2004) 2. Diagnosa Gejala klinis yang mungkin dapat terjadi,antara lain: a. Perdarahan memanjang sampai terjadi keadaan anemis dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum hasil sisa hasil konsepsi dikeluarkan. b. Perdarahan mendadak banyak sehingga dapat menyebabkan syok. c. Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi. Pada pemeriksaan dijumpai gambaran: a. Kanalis servikalis terbuka b. Dapat diraba jaringan dalam rahim atau di kanalis servikalis. c. Kanalis servilakalis terutup dan perdarahan berlangsung terus d. Dengan pemeriksaan sonde perdarahan bertambah. 3. Penanganan a. Dalam keadaan gawat karena kekurangan darah,dapat diberikan cairan NaCl 8

fisiologik atau cairan Ringer yang disusul dengan tansfusi. b. Setelah syok diatasi,dilakukan kerokan 1) Langsung pada umur kehamilan kurag dari 14 minggu 2) Dengan induksi pada umur kehamilan di atas 14 minggu, melalui: Pemberian infus oksitoksin 20 IU dalam 500 ml cairan RL/NaCl 40 tetes/menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi Pemberian misoprostol 200 mcg pervaginam setiap 4 jam, sampai terjadi ekspulsi sisa hasil konsepsi (maksimal 800 mcg) c. Pengobatan 1) Berikan uterotonika 2) Antibiotika untuk menghindari infeksi. 4. Komplikasi a. b. c. d. e. Pendarahan yang hebat kerusakan serviks infeksi kadang kadang sampai terjadi sepsis, infeksi dari tuba dapat meninbulkan kemandulan perforasi Faal ginjal rusak ( renal failure ) disebabkan oleh infeksi dan syok pada pasien dengan abortus diuresis selalu harus diperhatikan. Pengobatannya ialah dengan pembatasan cairan dan mengatasi infeksi f. . Syok bkterial- terjadi syok yang beraty ang disebabkan oleh toksin- toksin pengobatanya ialah dengan pemberian anti biotic, cairan kortikosteorid, dan herprain

C. KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN I. Pengkajian 9

Tanggalpukul.. 1. Data Subyektif a. Biodata 1) Nama ibu/suami Hendaknya jelas dan lengkap,nama ibu dan suami untuk mengenal,memanggil dan rekam medis 2) Umur Usia terbaik untuk reproduksi adalah 20-35 tahun,lebig dari atau kurang dari tersebut merupakan resiko tinggi kehamilan 3) Agama Mengetahui kepercayaan klien sehingga memudahkan dalam memberikan nasehat dan dorongan rohani 4) Pendidikan Mengetahui tingkat pengeahuan untuk memberikan nasehat dan dorongan rohani 5) Pekerjaan Mengetahui status ekonominya sehubungan dengan asupan gizi yang rendah dan pengaruh pekerjaan terhadap kehamilan 6) Alamat Mengetahui lingkungan ibu dan kebiasaan masyarakatnya tentang kehamilan 7) Alasan datang Ibu mengatakan datang untuk periksa 8) Keluhan utama Ibu mengalami perdarahan pervaginam, pendarahan biasanya terus berlangsung, banyak dan membahayakan ibu sebelum usia kehamilan 20 minggu ( Yuni Kusmiyati 2008, perawatan ibu hamil hal : 51 ) 9) Riwayat kesehatan yang lalu Pernah atau tidak menderita penyakit, seperti: jantung, tekanan darah tinggi, kencing manis, anemia berat, keracunan dan tidak pernah operasi. 10) Riwayat kesehatan sekarang Ada atau tidak penyakit yang diderita, seperti: jantung,tekanan darah tinggi, kencing manis, anemia berat 10

11) Riwayat kesehatan keluarga Adakah keluarga yang menderita penyakit, seperti: jantung, tekanan darah tinggi, kencing manis dan tidak ada riwayat kehamilan kembar. 12) Riwayat haid Amenorrhoe Menarch Siklus Lamanya Banyak Keluhan HPHT 13) Riwayat perkawinan Menikah berapa kali,lamanya,umur pertama menikah 14) Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu Adanya gangguan dan penyulit pada kehamilan,persalinan dan nifas ibu sebelumnya perlu dikaji karena dimungkinkan berdampak atau berpotensi pada kehamilan yang sekarang. 15) Riwayat kehamilan sekarang Selama hamil ANC berapa kali, pelayanan apa yang diperoleh, keluhan apa yang dialami selama hamil, kapan terjadi perdarahan ,disertai rasa nyeri atau tidak 16) Riwayat KB Pemakaian alat kontrasepsi disesuaikan dengan keadaan ibu misalnya jumlah anak yang dimiliki, pengalaman dalam ber-KB sebelumnya. Ibu yang memiliki riwayat hipertensi dan DM tidak diperkenankan menggunakan KB hormonal, kaji pula apakah kehamilan dikarenakan kegagalan ber KB 17) Pola kebiasaan sehari-hari a) Pola nutrisi Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin dalam kandungannya. Ibu hamil membutuhkan tambahan 300 kalori dibandingkan sebelum hamil. Kekurangan nutrisi pada ibu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin dan menyebabkan komplikasi pada kehamilan seperti abortus b) Pola aktivitas 11 :<20 minggu : < 16 tahun atau lebih dari 16 tahun :Teratur/ tidak :7 hari/lebih :sedikit,sedang,banyak :disminorrhoe/tidak : <20 minggu

Ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari namun tidak terlalu lelah dan berat karena dikhawatirkan mengganggu kehamilannya. Ibu hamil terutama trimester I membutuhkan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari agar tidak terlalu lelah. Kelelahan dalam beraktifitas bisa menyebabkan komplikasi pada ibu hamil misanya perdarahan dan abortus. c) Pola kebersihan Kebersihan badan pada ibu hamil perlu diperhatikan, ibu hamil mengalami peningkatan metabolisme tubuh sehingga mudah berkeringat, kebersihan alat genetalia juga sangat penting karena peningkatan produksi lendir akibat peningkatan estrogen, lebih sering ganti celana dalam untuk mencegah berkembangnya kuman yang dapat menimbulkan infeksi d) Pola Eleminasi Ibu hamil utamanya pada trimester 1 biasanya mengalami keluhan sering kencing, sehingga harus dijaga kebersihan alat genetalia agar tidak lembab untuk mencegah berkembangnya kuman yang dapat menyebabkan infeksi e) Pola istirahat Ibu hamil membutuhkan istirahat yang cukup untuk menjaga kondisi kesehatan ibu dan janinnya. Kebutuhan istirahat ibu hamil:malam 7-8 jam,siang 1-2 jam f) Pola seksualitas Pada kehamilan trimester I tidak boleh terlalu sering melakukan hubungan seksualitas karena dapat menyebabkan abortus. 18) Keadaan psikososial Psikologi ibu sangat mempengaruhi poses kehamilan. Ibu dengan keadaan psikologi yang baik atau menerima dan bahagia dengan kehamilannya akan berpengaruh baik pada kehamilan dan pertumbuhan janin. Keadaan psikologi yang tidak baik pada masa kehamilan bisa menyebabkan komplikasi pada ibu hamil misalnya abortus 19) Latar belakang sosial budaya Hubungan ibu, suami, keluarga dan lingkungannya sangat berpengaruh dalam kehamilan. Dukungan suami dan keluarga pada ibu hamil membuat ibu tenang dan nyaman dalam menjalani kehamilannya. Selain itu budaya yang dapat merugikan dan mengganggu kehamilan diharapkan 12

tidak dilakukan, seperti pantang makanan tertentu karena ibu hamil membutuhkan nutrisi yang baik. 20) Data spiritual Ibu hamil hendaknya sering berdoa demi keselamatan diri dan bayinya serta dapat dijadikan sebagai cerminan perilaku 2. Data Obyektif a. Pemeriksaan Umum Keadaan Umum Kesadaran TD Nadi RR S b. Pemeriksaan Fisik 1) Inspeksi Muka Mata Mulut Leher Dada Perut Genetalia :pucat/tidak, oedem/tidak :sklera putih/kuning,konjungtiva merah muda/pucat :bibir lembab/kering,pucat :ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak, ada bendungan vena jugularis/tidak :payudara simetris/tidak,tampak benjolan abnormal/tidak :ada bekas luka operasi/tidak TFU teraba atau tidak :tampak keluar darah/tidak ,oedem/tidak, varises/tidak Ekstremitas:oedema/tidak, varices/tidak 2) Palpasi Leher Dada Perut :teraba pembesaran kelenjar thyroid/tidak dan ada teraba bendungan vena jugularis/tidak : teraba benjolan abnormal/tidak : ada nyeri tekan/tidak : lemah/cukup/baik : composmentis : 90/60-140/90 mmHg : 76-96x/menit, N>100x/menit merupakan tanda syok : 16-24x/menit,RR > 30x/menit waspada terjadi syok : 36,5C-37,5 C,T>38 C menunjukkan infeksi

3) Pemeriksaan khusus(VT) Pemeriksaan dalam : 1. Perdarahan sedang hingga banyak 13

2. 3. 4.

Teraba sisa buah kehamilan Ostium uteri terbuka ukuran uterus sesuai denagn usia kehamilan

4) Pemeriksaan penunjang (USG,pemeriksaan darah) Didapatkan endometrium yang tipis dan ireguler. 5) Pemeriksaan urine (plano test) II. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Dx: Ny... G... P...Ab... UK ...minggu dengan abortus inklompetus Ds: Ibu mengatakan tidak haid selama ...bulan ini dan tes hamil yang hasilnya (+/-),HPHT Ibu mengatakan ini adalah kehamilan ke.. dan usia kehamilannya saat ini adalah ... Ibu mengatakan mengalami perdarahan sejak jam ...tanggal... Do : Keadaan Umum Kesadaran TD Nadi RR S Abdomen Genetalia : lemah/cukup/baik : composmentis : 90/60-140/90 mmHg : 76-96x/menit : 16-24x/menit : 36,5C-37,5 :TFU teraba atau tidak :keluar darah/tidak

Pemeriksaan khusus(VT) vulva vagina:keluar darah/tidak pembukaan :sudah ada/belum Pemeriksaan penunjang USG Pemeriksaan darah Pemeriksaan plano test Masalah 1.Cemas Ds Do Ds Do :Ibu merasa cemas akan kondisinya saat ini : Raut wajah ibu tampak cemas :Ibu mengatakan merasakan nyeri perut bagian bawah :Nyeri tekan pada perut bagian bawah 14

2.Nyeri perut bagian bawah

3.Kurangnya pengetahuan ibu akan prosedur tindakan Ds Do ::-

III. Identifikasi Diagnosis dan Masalah Potensial Diagnosa potensial : Hipovolemia berat ( F .Gary Cunningham . 2005 . Obstetri Wiiliams. hal : 964 ) Masalah potensial : Pendarahan yang Dapat bertanbah parah atau infeksi ( Helen Varney , 2006 Buku Ajar Asuhan Kebidanan. hal : 605 ) IV. Identifikasi Kebutuhan Segera Pencegahan syok akibat perdarahan dengan melakukan pemasangan infus Kolaborasi dan Rujukan dengan dokter spesialis untuk tindakan kuretase V. Intervensi Dx Tujuan Kriteria : : baik : composmentis : 90/60-140/90 mmHg : 76-96x/menit : 16-24x/menit : 36,5C-37,5 C : > 10 gr% : Ny...G...P...Ab000 UK ...minggu dengan abortus inklompetus :-Tidak terjadi komplikasi pada ibu (infeksi,syok hipovolemik,anemia)

Keadaan Umum Kesadaran TD Nadi RR S Hb

Hasil konsepsi keluar semua Perdarahan berhenti Wajah, konjungtiva, ekstremitas atas maupun bawah tidak pucat

Intervensi : 1. Jelaskan pada ibu tentang keadaannya sekarang ini


R/

Dengan penjelasan yang baik diharapkan klien kooperatif Mendapatkan penanganan sesegera mungkin 15

2. Kolaborasi dengan dokter untuk rencana tindakan


R/

3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi.

R/

Fungsi independent bidan. Memberikan kewenangan kepada tim medis untuk memberikan penanganan sesegera

4. Minta persetujuan keluarga untuk pelaksanaan tindakan


R/

mungkin. 5. Siapkan ibu, peralatan dan obat untuk rencana tindakan


R/

Persiapan yang baik akan memudahkan dan memperlancar tindakan

Masalah 1. Cemas Tujuan KH Intervensi 1. Beri dukungan moral dan spiritual


R/

:Ibu lebih tenang :Kecemasan ibu berkurang sampai hilang

Dengan diberi dukungan moral dan spiritual,diharapkan ibu akan kuat dan sabar

menerima cobaan dan ibu lebih tenang 2. Libatkan keluarga dalam pemberian asuhan
R/

Keluarga adalah orang terdekat ibu,dukungannya sangat diharapkan klien. Dengan berdoa dan terus pasrah kepada Tuhan memberikan ketenangan pada ibu

3. Ingatkan ibu untuk terus berdoa dan pasrah kepada Tuhan demi kelancaran tindakan
R/

selama proses tindakan 2. Nyeri perut bagian bawah Tujuan Kriteria Intervensi 1. Jelaskan pada ibu penyebab nyeri
R/

:Ibu dapat beradaptasi dengan keluhan nyeri :Nyeri berkurang sampai hilang

Dengan penjelasan yang baik ibu akan lebih tenang dan kooperatif Terapi analgesik untuk mengurangi nyeri Teknik relaksasi untuk mengurangi keluhan nyeri :Ibu paham akan prosedur tindakan medis yang akan dilakukan padanya :-Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan tugas -Ibu kooperatif dalam setiap tindakan yang dilakukan padanya 16

2. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi analgesik


R/

3. Ajarkan teknik relaksasi kepada ibu


R/

3. Kurangnya pengetahuan ibu akan prosedur tindakan Tujuan Kriteria

Intervensi 1. Jelaskan pada ibu proses tindakan


R/

Dengan penjelasan prosedur tindakan,ibu akan mengetahui tindakan apa yang akan

dilakukan pada dirinya sehingga diharapkan ibu lebih tenang dan kooperatif 4. Potensial terjadi infeksi Tujuan Intervensi 1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotika
R/

: Infeksi tidak terjadi

Kriteria : KU baik,suhu <37,5C,N >100 x/menit

Pemberian antibiotika untuk mencegah terjadinya infeksi Mencegah terjadinya kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi : Setelah diberikan asuhan diharapkan tidak terjadi syok : KU : baik Kesadaran : composmentis TD : 90/60 mmHg-140/90 mmHg N : 76-96 x/menit RR : 16-24 x/menit S : 36,5C-37,5C Hb : > 10 gr% Perdarahan pervaginam berhenti

2. Lakukan tindakan secara aseptik


R/

5. Potensial terjadi syok hipovolemik Tujuan Kriteria

Intervensi 1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemasangan infus


R/

pemasangan infuse akan membantu memulihkan volume cairan yang hilang selama

perdarahan 2. Observasi tanda-tanda vital


R/

Untuk deteksi dini bila terjadi komplikasi

2. Potensial anemia Tujuan : Anemia tidak terjadi Kriteria :Hb :>10 gr% Wajah,konjungtiva,ekstremitas atas maupun bawah tidak pucat Intervensi 17

1. Lakukan pemeriksaan Hb
R/

Untuk deteksi dini terjadinya anemia Perbaikan kondisi ibu agar tidak terjadi anemia

2. Berikan asupan yang adekuat


R/

VI. Implementasi Sesuai dengan intervensi VII. Evaluasi Mengacu pada kriteria hasil

18

DAFTAR PUSTAKA Bobak, Lowdermilk, Jensen 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC Cunningham, F Gary. 2005. Obstetri Williams. Jakarta: EGC Emedicinehealth. FKUP. 2004. Obstetri Patologi. Jakarta : EGC Helen Varney.2006.Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Jakarta:EGC Manuaba,I Gde Bagus. 2007. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC Nurmawati, eka. (2009), Tinggi jumlah kematian ibu anak, http://edukasi.kompas.com Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. (2010), Eklamsia, http://www.emedicinehealth.com/eclampsia/article_em.htm

19

Você também pode gostar