Você está na página 1de 18

ANALISIS FOSFOR DAN KROM (VI) SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

I. Tujuan Percobaan 1. Menentukan konsentrasi fosfat dalam sample secara spektofotometri 2. Mempelajari teknik analisis spesies krom (VI) dengan metode difenil karbazida 3. Menguasai teknik analisis spektofotometri untuk unsur logam dan non logam II. Pendahuluan Spektofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer. Spektofotometer menghasilakn sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu. Fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditranmisikan atau yang diabsbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relative jika energi tersebut ditransmisikan sebagai suatu panjang gelombang. Kelebihan spektofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi. Penentuan fosfor merupakan tes control analitik yang digunakan secara luas. Fosfat merupakan zat essensial dari pupuk,jaringan tubuh,tanah,tanaman serta ditemukan banyak pada produk industri dari baja hingga deterjen. Ada beberapa metode untuk analisis fosfor,diantaranya : 1. Metode standar Deniges 2. Metode Tschops 3. Metode kings 4. Metode Ammonium molibdat dan hidroquinon 5. Metode Ammonium molibdat dan asam askorbat 6. Metode Ammonium vanadat 7. Metode reagen tunggal vanadomolibdat Suatu spektrofotometer tersusun atas sumber spectrum tampak yang kontinyu,monokromator,sel pengabsorbsi untuk larutan sample atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sample dan blanko ataupun pembanding.sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorbsi adalah lampu wolfram,lampu hydrogen atau lampu deuterium digunakan sebagai sumber pada daerah

UV. Kebaikan lampu wolfram adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang. Untuk memperoleh tegangan yang stabil dapat digunakan transformeter. Monokromator digunakan untuk memperoleh sumber radiasi yang monokromatis. Alatnya dapat berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah. Jika celah posisinya tetap maka prisma atau gratingnya yang diteruskan untuk mendapatkan yang diinginkan . Sel absorbsi ,pada pengukuran didaerah tampak kuvet kaca atau kaca korex dapat digunakan,tetapi pada pengukuran didaerak UV kita harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus pada daerah ini. Sel yang terbaik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan serta seragam keseluruhannya. Sedangkan detektor adalah memberikan Erespon terhadap berbagai panjang gelombang. Hubungan antara absorbsi dan konsentrasi dari suatu larutan yang menyerap radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang ultraviolet dan visible dapat dinyatakan dalam persamaan Bouger-Lambert-Beer sebagai berikut : A = .b.c Dimana A = absorbansi = absorbansivitas molar b = tebal media c = konsentrasi molar krom(VI) dapat dianalisis dengan spektrofotometer UV-VIS karena krom(VI) termasuk logam transisi dan elektron terluar pada konfigurasi elektron terdapat pada orbital d. elektron dalam orbital d dan f berada pada daerah UV-VIS atau mempunyai yang sama dengan UV-Visible,maka krom(VI) dapat menyerap radiasi UV-Visible dan spektrofotometer dapat digunakan untuk menganalisisnya.

III. Alat dan Bahan

a) Alat Spektrofotometer Alat-alat gelas Beker gelas kuvet Pipet Pompa

b) Bahan Larutan stok P 100 ppm Larutan ammonium molibdat 5% Larutan ammonium vanadat 0.25% Larutan NHO3 10% Difenil karbazida 0.01% dalam aseton Asam sulfat 0.1 M Larutan standar Krom (VI) 10 ppm,dibuat dari K2Cr2O4

c) Gambar alat Skema alat spektrofotometer UV-VIS

Sumber radiasi

Monokromator

Sel sampel

detektor

recorder

V. Hasil Percobaan 1) Penentuan optimum


C

Fosfor

350 360 370 380 390 400 410 420 430 440 450 460 470 480 490 500

0.75

A 1.6 0.88 0.694 0.544 0.424 0.342 0.262 0.204 0.179 0.141 0.109 0.083 0.063 0.052 0.026 0.015

Penentuan waktu kestabilan kompleks


C

t (menit)
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

0.255 0.256 0.258 0.26 0.262 0.264 0.265 0.267 0.276 0.278 0.278 0.278

0.75

c)
V 0.25 0.5 0.75 1 1.25 C (nm) 1 2 3 4 5 A (nm) 0.126 0.205 0.265 0.3 0.348

Kurva kalibrasi

2) a)

Krom(VI) Penentuan optimum

450 455 460 465 470 475 480 485 490 495 500 505 510

0.75

A 0.338 0.318 0.283 0.253 0.225 0.192 0.166 0.134 0.109 0.085 0.065 0.05 0.032

b) t (menit)
0 2 4 6 8 10 12

Penentuan waktu kestabilan kompleks

0.277 0.277 0.278 0.277 0.278 0.278 0.278

0.75

c)
V 4 8 12 16 C (ppm) 3.2 6.4 9.6 12.8 A (nm) 0.095 0.194 0.338 0.436

Kurva kalibrasi

VI.

Pembahasan

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi fosfat dalam sample secara spektrofotometri,mempelajari metoda metode analisis teknik spesies analisis krom(VI)dengan difenilkarbazida,menguasai

spektrofotometri untuk unsur logam dan non logam. Instrumen spektrofotometer yang digunakan adalah spektrofotometer UV-VIS yang menggunakan radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang masing-masing sinar 200-380nm dan 380-700nm. Untuk analisis fosfor secara spektrofotometri maka pertama-tama dilakukan pengenceran larutan standar P 100ppm sebanyak 0,0;0.25;0.50;0.75;1.00;1.25. Selanjutnya masing-masing dimasukkan labu takar 25ml dan ditanbah 1ml larutan pereaksi ammonium molibdovanadat,lalu ditambah juga 2 tetes HNO3 yang bertujuan sebagai katalis asam. Delanjutnya diencerkan dengan akuades sampai tanda batas. Pengenceran dilakukan karena analisis dengan menggunakan spektrofotometer tidak dapat dilakukan untuk konsentrasi yang pekat. Jika konsentrasi masih rendah maka dapat memenuhi hukum Lambert-Beer. Jika konsentrasi terlalu pekat maka makin banyak molekul dalam larutan sehingga akan terjadi interaksi antar molekul itu sendiri dan akibatnya interaksi dengan cahaya atau penyerapan radiasi menjadi berkurang. Pada percobaan ini larutan blanko yang digunakan adalah larutan standar 100ppm.Larutan blanko dimasukkan dalam kuvet dan dimasukkan dalam spektrofotometer kemudian diukur absorbansinya pada 0 atau transmitansi 100%. Setelah angka menunjukkan angka 0 maka larutan blanko mempunyai nilai absorbansi 0 artinya larutan blanko tidak menyerap radiasai. Nilai transmitansi 100% artinya meneruskan 100% tanpa ada yang diserap,dipantulkan ataupun dibiaskan. Penggantian larutan blanko dengan larutan pengompleks harus dlakukan dengan cepat agar udara tidak masuk dan mempengaruhi data yang keluar. Sebelum memasukkan kuvet,kuvet harus dibersihkan dengan tissue agar penyerapan sinar oleh larutan tidak terganggu oleh kotoran yang menempel pada kuvet.Setelah pengenceran maka ditentukan gelombang maksimum 350-500 nm dengan interval 10,setelah iru ditentukan (t) kestabilan kompleks dengan selang waktu 2 menit sampai A tidak ada. Dari percobaan itu maka akan diperoleh data C dan A yang kemudian dapat dibuata kurva kalibrasi sehingga didapat persamaan y

= 0.0539x+0.0671, maka dari grafik itu didapat konsentrasi sampel setelah pengenceran yaitu sebesar 60.7 M Sedangkan pada analisis krom(VI) hampir sama dengan analisis fosfor. Bedanya larutan standar yang digunakan 0.4.8.12.16.20,penambahan 3 tetes H2SO4 bertujuan untuk memberikan suasan asam, selain itu ditambah pula 2 ml difenil karbazida 0.01% dan dilakukan pengenceran dengan labu takar 25 ml. 1 larutan standar diukur absorbansinya pada panjang gelombang 450-500nm. Dari percobaan ini maka akan didapat data C vs A sehingga dapat dibuat kurva kalibrasi dan didapat persamaan y =0.0073x-0.026,maka dari grafik didapat konsentrasi sampel setelah pengenceran 36.917 M Sedangkan untuk menentukan panjang gelombang maksimum yaitu dibuat grafik kurva vs A dengan konsentarsi tetap sehingga dari anaisis fosfor didapat max = nm,sedangkan untuk krom(VI) didapat max = nm. Untuk menentukan kandungan fosfor sebagai P sampel maka dibuat larutan sampel misal 0.75 lalu ditambah 2 ml larutan ammonium molobdov anadat + beberapa tetes asam nitrat dan diencerkan dengan akuades pada labu takar 25 ml sampai tanda batas. Lalu ditentukan panjang gelombang dan ditentukan wakltu kestabilan komplek dengan interval 2 menit. Dari percobaan ini maka akan didapat data t (menit) dan absorbansi (A) dan dibuat grafik t vs A.Dari grafik tersebut maka dapat ditentukan saat t stabil yaitu pada menit ke 10,11,12. Sedangkan untuk krom(VI) juga dilakukan cara yang sama tapi ada sedikiy perbedaan yaitu katalis asamnya menggunakan asam sulfat serta ditambah 2 ml difenilkarbazida 0.01%. untuk krom(VI) maka dapat ditentukan t stabil pada menit ke 8,10,12.

VII. Kesimpulan

Untuk menentukan konsentrasi fosfat dan krom(VI) dapat digunakan dengan metode spektrofotometri

Dari hasil percobaan didapat Konsentrasi sampel untuk fosfat = 60.1 ppm untuk kro (VI) = 36.917 ppm Sedangkan untuk penentuan maksimum diperoleh bahwa maksimum fosfor = 350 nm nm maksimumkrom (VI) = 450

DAFTAR PUSTAKA Day, J.R.R.A, Underwood, A.L, 1996, Analisa Kimia Kuantitatif, Edisi ke-5, Erlangga, Jakarta, hal: 461-471 Khopkar, SM,1985, Basic Concept of Analytical Chemistry, edisi I, Willey Bastern Limited, Bombay, hal 345-347 Mudasir ,2001,Kimia Anaisis Instrumental I,FMIPA-UGM , Yogyakarta,hal: 21-26 Sugiharo, E, 1990, Diktat Kimia Pemisahan, FMIPA-UGM, Yogyakarta, hal: 84-98 Lampiran : 1. laporan sementara 2. perhitungan dan grafik 3.tugas Mengetahui, Asisten Pembimbing Khusnul Retnoningsih Yogyakarta, 9 April 2007 Praktikan, Ardia Nita RD GRAFIK DAN PERHITUNGAN

1. Pengenceran Larutan Standar Rumus Pengenceran

M1.V1 = M2.V2

M1 = 100 ppm V2 = 25 ml

Fosfor M1.V1 = M2.V2 100.0.25 = M2.25 M2 = 1 ppm M1.V1 = M2.V2 100.0.5 = M2.25 M2 = 2 ppm M1.V1 = M2.V2 100.0.75 = M2.25 M2 = 3 ppm M1.V1 100.1 M1.V1 = M2.V2 M2 = 5 ppm 100.1.25 = M2.25 = M2.V2 = M2.25 M2 = 4 ppm V1 = 1.25 ml V1= 1.0 ml V1 = 0.75 m; V1 = 0.5 ml V1 = 0.25 ml

Krom (VI) V1 = 4 ml M1.V1 = M2.V2 100.4 = M2.25 M2 = 16 ppm V2 = 8 ml M1.V1 = M2.V2 100.8 = M2.25 M2 = 32 ppm V1= 12 ml M1.V1 100.12 V1= 16 ml M1.V1 100.16 = M2.V2 = M2.25 = M2.V2 = M2.25

M2 = 48 ppm

M2 = 64 ppm V1 = 20 ml M1.V1 100.20 = M2.V2 = M2.25

M2 = 80 ppm

2. Penentuan optimum fosfor


C 0.75

350 360 370 380 390 400 410

A 1.6 0.88 0.694 0.544 0.424 0.342 0.262

420 430 440 450 460 470 480 490 500

0.204 0.179 0.141 0.109 0.083 0.063 0.052 0.026 0.015

GRAFIK vs A
1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0 200
Series 1

^ (nm)

400

600

optimum = 350 nm krom(VI)


C

450 455 460 465 470 475 480 485 490 495 500 505 510

0.75

A 0.338 0.318 0.283 0.253 0.225 0.192 0.166 0.134 0.109 0.085 0.065 0.05 0.032

GRAFIK vs A

0.4 0.35 0.3 0.25

0.2 0.15 0.1 0.05 0 440 460 480 ^ 500 (nm) 520

Seri es1

optimum = 450 nm 3. Penentuan waktu kestabilan kompleks fosfor


C

t (menit)
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

A
0.255 0.256 0.258 0.26 0.262 0.264 0.265 0.267 0.276 0.278 0.278 0.278

0.75

GRAFIK t Vs ^
0.28 0.275

^ (nm)

0.27 0.265 0.26 0.255 0.25 0 10 t

Seri es1

(menit) 20

30

Krom(VI)

t (menit)
0 2 4 6 8 10 12

0.277 0.277 0.278 0.277 0.278 0.278 0.278

0.75

GRAFIK t Vs A
0.2782 0.278 0.2778

A (nm)

0.2776 0.2774 0.2772 0.277 0.2768 0 5 t (menit) 10 15 Series1

4. Membuat kurva kalibrasi Fosfor


V 0.25 0.5 0.75 1 1.25 C 1 2 3 4 5 A (nm) 0.126 0.205 0.265 0.3 0.348

GRAFIK C vs A
0.4 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 0 2
y = 0.0539x + 0.0871 R2 = 0.9774

A (nm)

C (ppm)

Krom(VI)
V C (ppm) A (nm)

4 8 12 16

16 32 48 64

0.095 0.194 0.338 0.436

GRAFIK C vs A
0.5 0.45 0.4 0.35 A (nm) 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 0 20 40 C (ppm) 60 80 Series1 Linear (Series1) y = 0.0073x - 0.026 R2 = 0.994

5. Menentukan konsentrasi sampel Fosfor Absorbansi sample = 0.198 nm = C Persamaan garis y = 0.0539x+0.0671 y = absorbansi x = konsentrasi C = ax+b 0.198 = 0.0539x+0.0671 0.1309 = 0.0539x x = 2.428 factor pengnceran 25x maka konsentrasi sample = 2.428 x 25 = 60.7 ppm Krom(VI) Absorbansi sample = 0.279 nm = C Persamaan garis y =0.0073x-0.026 y = absorbansi x = konsentrasi C = ax+b

0.279 = 0.0073x-0.026 0.0539 = 0.0073x x = 7.38 Faktor pengenceran 5x Maka konsentrasi sample = 7.38x5 = 36.917 ppm

TUGAS PRAKTIKUM

KROMIUM (Cr)
Bilangan oksidasi kromium tertinggi sama dengan jumlah elektron pada orbital 3d dan 4s, yaitu enam (6). Kromium (VI) hanya didapatkan sebagai spesies okso seperti CrO3, CrO42-, dan CrO2F2 dan merupakan reagen pengoksidasi yang kuat. Beberapa tingkat oksidasi dan stereokimia dari krom terlihat pada tabel dibawah : Tabel 1. Tingkat Oksidasi Dan Stereokimia Dari Krom Biloks Cr2Cr1Cr
0

Bilangan Koordinasi

Struktur Geometri

Contoh Na2[Cr(CO)5]

Oktahedral 6 6 4 6 3 4 5 6 Oktahedral Oktahedral Tetrahedral Oktahedral Planar Tetrahedral Trigonal Bipiramid (TBP) Oktahedral Tetrahedral Oktahedral Tetrahedral Oktahedral Tetrahedral

Na2[Cr(CO)10] Cr(CO)6, [CrCO5I][Cr(bipy)3]+ CrCl2(MeCN)2, CrI2(OPPh3)3 CrF2, CrCl2 Cr(NPr2)3 PCl4+CrCl4CrCl3(NMe3)2 [Cr(NH3)6]2+ Ba2CrO4 K2CrF6 CrO43CrF5 K2[CrOCl5] CrO42-, CrO3

Cr1+ Cr2+

Cr3+

Cr4+

4 6 4 5

Cr5+ Cr6+

6 4

Kelimpahan unsur kromium didapat sebagai mineral Chromite (FeCr2O4).

Kelimpahan

Rumus Kimia : Fe Cr2O4, Besi Kromium Oksida Klas Kelompok Kegunaan : Oksida dan Hidroksida : Spinel : Utamanya sebagai bijih dari kromium,

Komponen refraktori, sebagai pewarna, dan sebagai mineral spesimen. Informasi lebih lanjut : http://www.galleries.com/minerals/oxides/chromite/chromite.htm Untuk memperoleh kromium murni dapat dilakukan dengan :

Mineral Kromite direaksikan dengan basa dan oksigen untuk mengubah Cr(III) menjadi Cr(VI)

Reduksi Cr(VI) menjadi Cr(III) dengan karbon

Reduksi Cr(III) menjadi Cr(0) dengan aluminium

Beberapa sifat dari logam kromium : Logam berwarna putih, keras (mp 19030C).

Tahan terhadap korosi (digunakan sebagai bahan pelapis melalui proses

elektroplating).

Larut dalam asam-asam mineral (HCl, H2SO4)

Pada temperatur yang terkontrol kromium dapat bereaksi dengan unsur

halogen, belerang, silikon, boron, nitrogen, karbon dan oksigen. Senyawaan Kromium I. Halida

Halida dari kromium (II) dapat dibuat dengan mereaksikan antara logam kromium dengan asam HF, HCl, HBr dan I2 pada temperatur 600 7000C atau reduksi trihalida dengan H2 pada 500 6000C.

Halida dari Cr(III) dapat dibuat dengan melalui : a. Mereaksikan dengan SOCl2 pada hidrat klorida. b. Sublimasi dengan gas klor pada 6000C. Tabel 2. Halida dari krom

Halogen F

Cr(II) CrF2

Cr(III) CrF3; Hijau, mp 1404 C CrCl3 Violet, mp 1150 0C CrBr3 Hitam, sublimasi CrI3 Hitam, dekomposisi
0

Biloks > (III) CrF4; Hijau subl 100 0C CrF5; Merah, mp 30 0C CrF6; Kuning CrCl4 CrBr4

Cl Br I

CrCl2 CrBr2 CrI2

II. Oksida Oksida terpenting dari krom : Cr2O3, CrO2 dan CrO3. Cr2O3 dapat dibuat dengan membakar logam kromium dalam oksigen, dekomposisi termal dari Cr(IV) oksida. CrO2 dibuat melalui reduksi hidrotermal dari CrO3. CrO3 dibuat dengan jalan mereaksikan antara larutan asam dengan Na/K dikromat. III. Senyawa biner dari krom yang lain Senyawaan sulfida Cr2S3.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

ANALISIS FOSFOR DAN KROM (VI)

SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Disusun oleh: Nama : Ardia Nita Rosmadewi NIM : 05/187190/PA/10703 Hari/Tanggal : Selasa, 20 Maret 2007 Asisten : Khusnul Retnoningsih

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2007

Você também pode gostar