Você está na página 1de 16

1 LAPORAN KERJA PRAKTEK PT.

PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Tenggara Area Pengatur Distribusi (APD) Makassar

BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia, listrik merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan rumah tangga maupun dalam dunia industri. Kelistrikan merupakan salah satu faktor dalam menunjang program pemerintah sehingga pembangunan nasional dapat tercapai. Selain digunakan sebagai sumber energi pada pusat-pusat pemukiman / komersial, energi listrik merupakan kebutuhan industri yang paling dominan dan merupakan kunci energi bagi kehidupan masyarakat modem, sehingga pemanfaatan potensial energi perlu dikembangkan. PT. PLN sebagai satu-satunya perusahaan milik negara yang diberikan wewenang untuk membidangi masalah ketenagalistrikan di Indonesia, memainkan peranan yang sangat penting dalam menjamin kualitas kelistrikan di negara ini. Sesuai dengan mottonya "Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik", maka PT. PLN dituntut untuk mampu memberikan pelayanan terbaik, mulai dari penyediaan daya listrik, penyalurannya dari pusat pembangkit ke pusat-pusat beban, sampai dengan pendistribusiannya ke pihak pelanggan. Sistem distribusi tenaga listrik meliputi semua jaringan tegangan menengah 20 kV dan jaringan tegangan rendah 220/380 V hingga meter-meter pelanggan. Distribusi tenaga listrik dilakukan dengan menarik kawat-kawat distribusi baik penghantar udara maupun penghantar bawah tanah dari gardu induk hingga ke pusat-pusat beban. Setiap elemen jaringan distribusi pada lokasi tertentu dibangun gardu-gardu distribusi dimana tegangan distribusi diturunkan ke level tegangan yang lebih rendah, yaitu dari 20 kV menjadi 220/380 V. Dari gardu-gardu ini kemudian para pelanggan listrik dilayani dengan menarik kabel tegangan rendah menjelajah sepanjang pusat-pusat pemukiman, komersial ataupun pusat-pusat industri. Sejalan dengan berkembangnya teknologi, dimana ketergantungan terhadap tenaga listrik semakin tinggi sedangkan dipihak lain ketersediaan sumber daya alam yang semakin menipis, dibarengi pula dengan semakin kritisnya pecinta alam terhadap kelestarian dan kebersihan lingkungan, serta semakin kritisnya toleransi terhadap pemadaman sistem per tahun, maka penelitian dan pengembangan baru dalam bidang kelistrikan, elektronika, telekomunikasi dan aplikasi komputer dalam sistem kelistrikan sudah semakin banyak dilakukan. Salah satu diantaranya adalah dalam bidang pengelolaan system tenaga listrik mulai dari pembangkitan, transmisi, distribusi hingga pelayanan pelanggan, yang utamanya ditujukan untuk memperoleh pengelolaan sistem yang aman, dengan mutu yang baik, tetapi dengan biaya yang efisien. Sistem pengaturan tersebut berkembang mulai dari system pengaturan konvensional dimana tiap-tiap gardu induk memerlukan operator, disusul kemudian dengan sistem pengaturan berbasis komputer agar sistem konvensional tersebut dapat dipantau dan diawasi dari jarak jauh, dan yang terakhir adalah Politeknik Negeri Ujung Pandang

2 LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Tenggara Area Pengatur Distribusi (APD) Makassar

sistem pengaturan secara terintegrasi dimana fimgsi operator pada gardu induk dapat sepenuhnya diambil alih oleh operator control centre (Dispatcher). Sistem pengaturan semacam ini merupakan sistem pengaturan yang berbasis teknologi SCADA (Supervisory Control And Data Aquitition), yang dari namanya dapat kita ketahui bahwa sistem ini merupakan sistem pengawas atau pemantau dengan kemampuan akuisisi data. PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara pun seolah tertantang untuk mengikuti perkembangan tersebut. Sistem pengaturan distribusi dalam lingkup kerjanya pun tak luput dari kemajuan teknologi ini. Area Pengatur Distribusi (APD) Makassar adalah bukti, bahwa PLN selalu berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya, dimana unit ini khusus didirikan untuk menyelenggarakan tugas operatif yang menyangkut pelaksanaan operasional sarana pendistribusian tenaga listrik secara terpadu. APD Makassar ini bertugas untuk menunjang koordinasi antara pembangkitan daya terhadap pemakaian beban pada sisi pelanggan sehingga diperoleh nilai efisiensi sistem yang baik. Selain itu, fungsinya sebagai pemantau beban yang real time akan meningkatkan faktor keamanan dan rating keandalan sistem distribusi. Dalam beberapa waktu ke depan, kemungkinan APD Makassar akan mengalami perluasan fungsi operasional, yang sekali lagi untuk meningkatkan mutu pelayanan terhadap konsumen dalam wilayah kota Makassar dan sekitarnya.

Politeknik Negeri Ujung Pandang

3 LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Tenggara Area Pengatur Distribusi (APD) Makassar

BAB II TINJAUAN UMUM APD MAKASSAR A. UMUM APD (Area Pengatur Distribusi) Makassar adalah unit tugas PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara yang bertugas untuk mengatur jaringan distribusi wilayah Makassar dan sekitarnya. APD (Area Pengatur Distribusi) Makassar ini didirikan berdasarkan keputusan General Manager PT PLN (Persero) Unit Bisnis Sulawesi Selatan & Tenggara nomor: 1231.K / 021 / GM / 2001, tanggal 26 Nopember 2001. Adapun beberapa yang melatar-belakangi pendirian APD ini adalah: Kondisi di mana dirasakan perlunya koordinasi antara pusat pembangkit, transmisi dan distribusi agar didapat efisiensi system tanpa mengabaikan mutu keandalan. Kebutuhan beban yang senantiasa berubah, sehingga diperlukan pemantauan secara real time. Perlu adanya pemantauan kondisi jaringan listrik agar diperoleh keamanan dan keandalan distribusi. Perlunya usaha untuk menjaga kontinuitas, mempercepat lokalisir titik gangguan dan pemulihan system distribusi. Luasnya daerah pelayanan distribusi, dengan lokasi LBS yang pada waktu tertentu sulit dijangkau, serta lokasi LBS yang berjauhan dari kantor unit pelayanan.

Dari sini dapat dilihat bahwa APD Makassar ini dibangun dengan tugas pokok sebagai pelaksana tugas operatif yang mengatur pendistribusian tenaga listrik secara terpadu. Dan dari situ dapat dijabarkan, fungsi APD Makassar ialah meliputi : 1. Perencanaan dan pengendalian operasi sarana pendistribusian tenaga listrik secara terpadu untuk mengoptimalkan operasi jaringan distribusi 20 kV. 2. Pelaksanaan, pengawasan dan pembinaan pemeliharaan sarana pengolahan data dan informasi pendistribusian tenaga listrik.

Politeknik Negeri Ujung Pandang

4 LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Tenggara Area Pengatur Distribusi (APD) Makassar

B. DAERAH PENGATURAN YANG DILAYANI Seperti telah disebutkan pada bagian sebelumnya, bahwa terdapat sepuluh gardu Induk yang berada dalam lingkup pengaturan APD Makassar. Ini berarti daerah pengaturan yang dilayani ialah seluruh daerah yang jaringan tegangan menengahnya disuplai dari GI-GI tersebut. Adapun kesepuluh Gardu Induk yang dimaksud ialah: Gardu Induk Bontoala Gardu Induk Borongloe Gardu Induk Bulukumba Gardu Induk Daya Gardu Induk Jeneponto Gardu Induk Maros Gardu Induk Mandai Gardu Induk Pare Gardu Induk Panakkukang Gardu Induk Pangkep Gardu Induk Sungguminasa Gardu Induk Tallasa (Takalar) Gardu Induk Tallo Lama Gardu Induk Tello

BATAS WEWENANG APD

Keterangan : - TM : Telemetering - TS : Telesignal - TC : Telecontrol

Politeknik Negeri Ujung Pandang

5 LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Tenggara Area Pengatur Distribusi (APD) Makassar

C. SARANA PENUNJANG Dalam melaksanakan tugasnya mengendalikan distribsi tegangan menengah di Makassar, Pelaksana Operasi (Dispatcher) harus mengetahui atau memperoleh informasi setiap saat mengenai kondisi system. Maka di ruang Dispatcher dilengkapi dengan system SCADA dan Telekomunikasi. 1. SISTEM SCADA

MASTER STATION

MEDIA TELEKOMUNIKAS I

GARDU INDUK, GH, LBS

Gambar : 2.1 Sistem SCADA APD Makassar SCADA (Supervisory Control And Data Aquitition) mentpakan suatu sistem pengontrolan sistem tenaga listrik dengan suatu Control Center. Fungsifungsi utama dari system ini ialah : 1. Akuisisi data yang merupakan proses penerimaan data dari peralatan dilapangan. 2. Konversi data, yang merupakan proses konversi data-data dari lapangan ke dalam format standar.

3. Pemrosesan data, yang menganalisa data yang diterima untuk dilaporkan kepada operator. Politeknik Negeri Ujung Pandang

6 LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Tenggara Area Pengatur Distribusi (APD) Makassar

4. Supervisory control, yang memungkinkan operator untuk melakukan pengendalian pada peralatan-peralatan di lapangan. 5. Tagging, yang memungkinkan operator untuk meletakkan informasi tertentu pada peralatan tertentu, sebagai alat bertukar informasi sesama operator. 6. Pemrosesan alarm don event, yang menginformasikan kepada operator apabila ada perubahan di dalam system. 7. Post mortem review, yang membantu menentukan akibat pada system jika ada gangguan besar pada jaringan. Dengan teknologi berbasis SCADA operator dari suatu Control Center dapat membaca situasi kelistrikan jaringan distribusi di lapangan, don dengan ditunjang peralatan server dapat menyimpan laporan kondisi tersebut ke dalam bentuk datadata. Peralatan ini juga sangat berguna bila terjadi gangguan di lapangan, karena dapat dengan segera melakukan tindakan-tindakan preventif untuk melokalisir daerah gangguan dengan tujuan memperkecil daerah pemadaman, don mempersingkat waktu pemadaman. Fungsi ini tersedia karena adanya kemampuan remote SCADA dengan menggunakan sarana komunikasi dan RTU sebagai interface untuk mengeksekusi perintah remote. Dari fungsi-fungsi sistem SCADA yang disebutkan diatas, dapat diketahui bahwa system SCADA memberikan tiga kemampuan penting bagi APD Makassar, yakni: 1. Telemetering Telemetering adalah kemampuan APD untuk mengetahui besaranbesaran dari daya aktif dan reaktif, arus, tegangan dan frekuensi yang ada di setiap GI dan penyulang. Sehingga data-data real time dari parameterparameter tersebut dapat diketahui hanya dart ruang kontrol APD. 2. Tele Signal Telesignaling adalah fasilitas di mana APD terus mendapatkan laporan kondisi dari seluruh PMT dan LBS, atau dapat juga berupa alarm.

Politeknik Negeri Ujung Pandang

7 LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Tenggara Area Pengatur Distribusi (APD) Makassar

3. Tele Control Seperti telah disinggung sebelumnya, komponen utama dart sistem SCADA ini terletak pada server, jaringan komunikasi, Master Station / Komputer, dan RTU. a. Server Server biasanya berjalan dengan menggunakan Personal Computer yang mempunyai tampilan grafis, tugasnya adalah mengendalikan dan bertanggung jawab atas semua hubungan masukan dan keluaran, seperti dalam hal membuat window-window di layar tampilan, teks-teks, grafikgrafik dan mengendalikan perangkat-perangkat masukan seperti mouse ataupun keyboard jika ada. b. Master Station / Komputer Sistem pengendalian tenaga listrik dengan SCADA pada APD Makassar dilengkapi dengan sebuah interface ke komputer, yang memungkinkan para Dispatcher memanfaatkan data-data real time, dan memantau serta mengendalikan keadaan system di lapangan. Adapun master station yang digunakan di APD Makassar ini adalah dengan spesifikasi sebagai berikut : Merk Type RAM Processor Memori Operating system Software Protocol Jumlah : Alpha Server Compaq : DS 20 E : 2 GB : 500 MHz : 4 x 9 GB SCSI : LAN 4 UNIX : TRU64 UNIX ver.4.OF, Habitat, EMS : IEC 870 - 5 101 : 2 Unit

c. RTU (Remote Terminal Unit) Remote terminal unit atau yang biasa disingkat RTU adalah suatu komponen dari suatu sistem pengendalian tenaga listrik, merupakan Politeknik Negeri Ujung Pandang

8 LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Tenggara Area Pengatur Distribusi (APD) Makassar

perangkat elektronik yang dapat diklasifikasikan sebagai perangkat pintar. Biasanya RTU ini ditempatkan di gardu-gardu induk maupun pusat-pusat pembangkit sebagai peralatan yang diperlukan oleh Control Center untuk mengawasi kondisi jaringan lewat data-data yang terkirim. Selain itu, RTU memberikan kemampuan pada Control Center untuk melakukan remote control, teleindikasi, dan telemetering. Jadi RTU ini dapat dikatakan sebagai alat Control Center untuk melihat, dan juga sebagai tangan untuk melakukan beberapa perintah eksekusi. Spesifikasi RTU yang digunakan untuk keperluan pengendalian tersebut adalah : Merk : RTUS 900 Alstom Speed Channel : 600 baud.

2. TELEKOMUNIKASI Telekomunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan operasi pengaturan di APD Makassar. Sebab segala sesuatu yang dilakukan oleh seorang Dispatcher, selain harus mengkonfirmasikan dengan pihak terkait di lapangan, juga harus senantiasa berkomunikasi dengan AP2B Makassar dan OPDIS Cabang Makassar sebelum atau sesudah melakukan tindakan khusus yang berkaitan dengan sistem di wilayah kerjanya. Adapun telekomunikasi yang digunakan di APD Makassar ialah : 1. 2. 3. 4. PLC (Power Line Carrier) Pilot Cable Radio Fiber optic

Namun, dari ketiga system telekomunikasi yang ada tersebut, yang paling sering digunakan ialah komunikasi radio.

Politeknik Negeri Ujung Pandang

9 LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Tenggara Area Pengatur Distribusi (APD) Makassar

BAB III KEGIATAN OPERASIONAL APD MAKASSAR A. OPERASIONAL HARIAN Kegiatan operasional harian dari Area Pengatur Distribsi Makassar secara umum ialah : i. gangguan. Mengatur pembebanan trafo distribusi di Gardu Induk. Mengatur distribusi beban penyulang 20 kV. Menjaga frofil tegangan JTM sebesar 20-20.5 kV. Menjaga frofil frekuensi pada 50 Hz. Mengumpulkan informasi / data yang berhubungan dengan operasi sistem, untuk bahan analisa dan perencanaan selanjutnya. vii. Menyampaikan informasi real time tentang kondisi system, khususnya JTM di wilayah Makassar dan sekitarnya. viii. Melaksanakan pemeliharaan dan rencana pengembangan JTM. ix. Mengendalikan mutu dan keandalan system. Disamping itu, APD Makassar juga mengumpulkan dan mempelajari data perkembangan sistem serta membuat laporan berkala mengenai sistem distribusi tenaga listrik di wilayah Makassar dan sekitarnya, dalam hal ini laporan harian tentang data beban penyulang, laporan gangguan, dan laporan tentang daya tak tersalur pada saat terjadi pemadaman. B. MEKANISME KERJA PENGATURAN DISTRIBUSI Secara garis besar, ada tiga kondisi yang harus dihadapi dalam pelaksanaan pengaturan distribusi tenaga listrik, yakni Kondisi Normal, Kondisi Abnormal / Gangguan, dan Kondisi Pemulihan. 1. KONDISI NORMAL Kondisi normal adalah suatu keadaan operasional dimana pembangkitan dapat memenuhi semua kebutuhan beban, keandalan dan keamanan penyaluran daya dapat dipenu hi dan konfigurasi sistem yang menyatakan posisi keluar / masuknya PMT, PMS atau peralatan lainnya yang berhubungan dengan sistem ketenagalistrikan, beroperasi sesuai dengan konfigurasi seperti yang telah ditetapkan dan dalam keadaan Politeknik Negeri Ujung Pandang ii. iii. iv. v. vi. Mengatur konfigurasi JTM dalam kondisi normal maupun

10 LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Tenggara Area Pengatur Distribusi (APD) Makassar

normal. Dalam kondisi seperti ini, berarti di setiap gardu induk akan memiliki konfigurasi seperti yang telah ditetapkan, dan setiap penyulang akan diset pada tegangan menengah 20 - 20,5 kV. Adapun konfigurasi untuk tiap-tiap gardu induk yang dibawahi APD Makassar untuk kondisi normal ialah masing-masing sebagai berikut: 1. Gardu Induk Bontoala Trafo menyuplai beban di penyulang Matoangin, Andalas, Ahmad Yani, JBD, Pelamonia, Polda, Akademis, Mesjid Raya, Bawakaraeng. 2. Gardu Induk-Borongloe Trafo menyuplai beban di penyulang Rindam, Mawang, Kampili, Palangga. 3. Gardu Induk Daya Trafo menyuplai beban di penyulang Badoka, Paccerakkang, KIMA, Kapasa, EFFEM, Lapangan Golf 4. Gardu Induk Mandai Trafo menyuplai beban di penyulang AURI, Bandara, Palisi, Maros, Bandara Baru dan penyulang Ujung Pandang. 5. Gardu Induk Panakkukang Trafo menyuplai beban di penyulang Todopuli, Alaudin, Adiyaksa, AP2B, Ikip, Latanete, Perumnas, Boulevard, Veteran, Kakatua, Pabaeng-baeng 6. Gardu Induk Pangkep Trafo menyuplai beban di penyulang Gunung Mas, Pangkep, Segeri, Siloro, Minasa Tene 7. Gardu Induk Sungguminasa Trafo menyuplai beban di penyulang Barombong, Takalar, RRI, Parambanua GMTDC, GHSM,

8. Gardu Induk Tallasa (Takalar) Trafo menyuplai beban di penyulang Jeneponto, Lengkese, Paleko, Pabrik Gula, Galesong 9. Gardu Induk Tallo Lama Trafo menyuplai beban di penyulang Rantemario, Barawaja, Caraka, Teuku Umar, Sunu, Paotere, Indofood, Pelindo, TOL Politeknik Negeri Ujung Pandang

11 LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Tenggara Area Pengatur Distribusi (APD) Makassar

10. Gardu Induk Tello Trafo menyuplai beban di penyulang Tamalanrea, Racing Center, Bukit Baruga, Kodam, Paropo, Unhas, Kassi, PAM 11. Gardu Induk Tanjung Bunga Trafo menyuplai beban di penyulang Hartaco, GTC, Gontang, Akkarena 12. Gardu Induk Maros Trafo menyuplai beban di penyulang Lempangan, Tambua, Bosowa 13. Gardu Induk Bili-Bili Trafo menyuplai beban di penyulang Lanna, Pakatto 2. KONDISI ABNORMAL / GANGGUAN Kondisi abnormal adalah suatu keadaan operasional dimana keandalan dan keamanan penyaluran daya tidak dapat dipenuhi diakibatkan berubahnya konfigurasi system yang menyatakan posisi keluar/rnasuknya PMT, PMS atau peralatan lainnya yang berhubungan dengan sistem ketenagalistrikan, sehingga tidak beroperasi sesuai dengan konfigurasi seperti yang telah ditetapkan. Untuk kondisi gangguan itu sendiri dibedakan lagi menjadi gangguan pembangkit, gangguan transmisi, gangguan trafo GI, dan gangguan penyulang. Untuk masing-masing gangguan tersebut, maka yang harus dilakukan oleh seorang Dispatcher ialah sebagai berikut: a. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Gangguan Penyulang Bila penyulang Trip, periksa relay yang bekerja. Tunggu Recloser bekerja (20 detik). Bila yang Trip adalah penyulang dengan kabel tanah (JBD, Kakatua) dan menimbulkan shock yang keras, jangan dicoba sebelum penyebab gangguan diperiksa dan diisolir. Bila masuk kembali dengan aman, catat jam trip/close, beban Ampere, beritahukan piket OPDIS Makassar. Bila gagal, lepas LBS remote terdekat ntuk memotong Penyulang. Masukkan PMT Penyulang secara remote control. Bila berhasil, tambah beban penyulang dengan memasukkan LBS remote control. Bila gagal, beritahu OPDIS Makassar untuk memeriksa jaringannya, dan lakukan manuver untuk mengurangi pemadaman bila memungkinkan (lihat single line).

Politeknik Negeri Ujung Pandang

12 LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Tenggara Area Pengatur Distribusi (APD) Makassar

9. Bila sudah aman (gagguan teratasi), masukkan kembali PMT. 10. Catat jam Trip, Close, dan penyebab gangguan.

b.

Gangguan Trafo pada Gardu Induk 1. Bila terjadi ganggaun di trafo GI, lepas PMT incoming trafo sisi 20 kV. 2. Beritahu operator GI bahwa sisi 20 kV sudah lepas. 3. Sementara operator GI melakukan pemeriksaan, lepas sehuuh PMT penyulang. 4. 4. Bila operator GI menyatakan trafo permanen, beritahukan operator GI agar melepas PMS incoming trafo sisi 20 kV. 5. Lakukan manuver sesuai dengan SOP manuver gangguan GI. 6. Masukkan beban penyulang menurut urutan prioritas. 7. Bila dalam point 4, trafo yang lepas hanya gangguan temporer (trafo aman), mints operator GI agar meng-energize trafo. 8. Masukkan PMT incoming trafo sisi 20 KV. 9. Masukkan PMT penyulang memuut urutan prioritas. 10. Catat jam Trip, Close. 11. Kirim informasi gangguan ke pihak terkait melalui SMS Manager 12. Setelah normal, kirim melalui fax data penyulang yang lepas serfs energi tak tersalur ke pihak AP2B dan OPDIS Cabang Makassar.

c. Gangguan Transmisi 1. Bila terjadi gangguan transmisi, kemungkinan pemadaman lebih sering, terutama bila terjadi gangguan pads jalur utama. 2. Lepas semua PMT penyulang pada GI-GI yang padam. 3. Bila gangguan permanen diperkirakan lama tapi hanya menyangkut satu jurusan transmisi / GI raja, lakukan manuver menurut SOP manuver gangguan gardu induk. 4. Bila ganggauan telah teratasi (system normal kembali), dengan memperhatikan frekuensi system, normalkan system menurut urutan prioritas. 5. Catat jam TriplClose, serfs KWH yang hilang. 6. Kirim informasi gangguan ke pihak terkait melalui SMS Manager. 7. Setelah normal, kirim melalui fax data penyulang yang lepas serfs energi tak tersalur ke pihak AP2B dan OPDIS Cabang Makassar. d. Gangguan Pembangkit 1. Gangguan pembangkit akan menyebabkan relay UFR bekerja Politeknik Negeri Ujung Pandang

13 LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Tenggara Area Pengatur Distribusi (APD) Makassar

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

dan melepaskan beban secara otomatis mulai dari penyulangpenyulang prioritas terendah. Beritahu OPDIS Cabang Makassar Kirim SMS dengan menggunakan SMS Manager ke pihak terkait. Monitor ketersediaan daya / frekuensi system. Bila gangguan telah teratasi / ketersediaan daya bertambah, masukkan PMT penyulang-penyulang yang lepas menurut urutan prioritas. Dalam melakukan point 5, lakukan koordinasi dengan AP2B. Catat jam Trip/ Close. Setelah normal, kirim melalui fax data penyulang yang lepas serta energi tak tersalur ke pihak AP2B dan OPDIS Cabang Makassar.

Bila yang terjadi adalah salah satu dari tiga jenis gangguan yang pertama, maka merupakan tugas dan tanggung jawab pihak Area Pengatur Distribusi Makassar untuk melakukan manuver beban guna menghindari pemadaman yang terlalu bias dan terlalu lama. Karenanya, dengan cepat Dispatcher harus mengambil tindakan dengan melakukan manuver terhadap beban-beban yang mungkin, namun tentu saja harus tetap berkoordinasi dengan pihak terkait. Adapun sebelum melakukan manuver, maka beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang Dispatcher ialah : 1. Memeriksa apakah sebelum dimanuver, kedua penyulang bisa diparalel untuk menghindari pemadaman sesaat. 2. Memastikan titik Manuver (LBS, RC, ABS manual, MC), bisa berfungsi dengan baik. Disini harus tetap mengutamakan keselamatan personil, sistem dan lingkungan. 3. Menghitung dengan cermat besar beban yang akan dimanuver. Beban dihitung berdasarkan Arus (Ampere), bukan Daya (MW). 4. Perhatikan batas maksimum (setting, kapasitas, bottle neck) dari penyulang, Bus Couple, Trafo, dan Trafo IBT yang akan menerima pengalihan beban. Untuk keamanan, hares dicadangkan minimal 10 dibawah batas maksimal, agar tidak sampai Over Load. 5. Bila manuver terencana, manuver dilakukan pada scat jeda waktu yang tepat (jam 05.00 - 06.30 WITA, atau jam 16.30 - 17.30 WITA), dan hindari manuver saat beban puncak, jam kerja, atau saat ada momen penting sedang berlangsung. 6. Berkomunikasi terhadap unit terkait dengan jelas, ringkas, tegas/pasti, namun tetap menjaga etika kesetaraan. Pada poin yang pertama, dikatakan bahwa sebelum melakukan manuver maka harus dilihat apakah kedua penyulang tersebut dapat diparalel atau tidak. Politeknik Negeri Ujung Pandang

14 LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Tenggara Area Pengatur Distribusi (APD) Makassar

Maksudnya ialah apakah kedua penyulang tersebut bisa langsung diparalelkan tanpa melakukan pemadaman terlebih dahulu.

3. KONDISI PEMULIHAN Kondisi ulihan yakni keadaan operasional iuituk mengembalikan konfigurasi system kembali seperti keadaan normal pasca terjadinya gangguan. Kondisi pemulihan disini misalnya ialah pemasukan kembali beban yang sempat dilepas saat terjadinya gangguan, atau mengembalikan sebuah penyulang yang tadinya dimanuver bebannya ke konfigurasi awal. Jadi, pada dasarnya kondisi pemulihan ini ialah mengembalikan system ke keadaan operasional normal, sehingga dapat memulihkan keamanan dan keandalan system setelah terjadinya suatu keadaan abnormal.

Politeknik Negeri Ujung Pandang

15 LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Tenggara Area Pengatur Distribusi (APD) Makassar

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Area Pengatur Distribusi Makassar yang merupakan salah satu unit kerja dari PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara bertugas untuk menunjang koordinasi antara pembangkitan daya terhadap pemakaian beban pada sisi pelanggan sehingga diperoleh nilai efisiensi sistem yang baik. 2. Wilayah kerja dari APD Makassar ialah sistem distribusi listrik tegangan menengah di wilayah Makassar dan sekitarnya, yang meliputi 10 Gardu Induk yang tersebar di Makassar dan sekitarnya. 3. Dalam operasionalnya, APD Makassar ditunjang oleh Sistem SCADA (Supervisory Control And Data Aquitition), yakni system pengontrolan system tenaga listrik dari sebuah Control Centre sehingga mampu melakukan telemetering, tele control dan tele signaling dengan peralatan yang ada di lapangan. 4. Keuntungan penggunaan SCADA pada system distribusi diantaranya a. Mendapat informasi real-time / up to date dari kondisi system b. Mengurangi kunjungan ke site untuk eksekusi dan monitoring c. Mempermudah manuver jaringan d. Memperpendek waktu Outages / menurunkan SAIDI e. Permanent Record of Historical Data f. Automated reporting dengan on-line data transfer g. Distribution management: Load Management / Loss Minimalisation h. Meminimalkan kWh tak tersalur akibat gangguan. 5. Selain operasional mengatur konfigurasi JTM wilayah Makassar dalam kondisi normal maupun gangguan, APD Makassar juga mengumpulkan informasi / data real time yang berhubungan dengan operasi system, untuk bahan analisa dan perencanaan yang diperlukan PT. PLN (Persero). 6. Segala tindakan yang diambil oleh seorang Dispatcher APD haruslah mengacu pada Standard Operation Procedure (SOP) yang telah Politeknik Negeri Ujung Pandang

16 LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Tenggara Area Pengatur Distribusi (APD) Makassar

ditetapkan, dan dalam mengambil suatu keputusan hares tetap berkoordinasi dengan pihak yang terkait, dalam hal ini Gardu Induk, AP2B Makassar dan OPDIS Cabang Makassar. 7. Kinerja yang baik dari pihak APD Makassar akan sangat menentukan tingkat keandalan dari system distribusi di Makassar, terutama menghadapi krisis energi di masa yang akan datang. B. SARAN 1. Selain dispatcher, juga diperlukan seorang operator khusus untuk menangani maintenance master station dan server yang standby 24 jam guna mengantisipasi kemungkinan masalah dalam system SCADA. Atau setidaknya seorang dispatcher juga diberi penguasaan tentang operating system ataupun perangkat lunak SCADA. 2. Standard Operation Procedure (SOP) yang dibuat dalam bentuk buku dan dijadikan pedoman dalam melakukan manuver beban, perlu direvisi dan disesuaikan dengan kondisi system yang ada sekarang. 3. Security system untuk master station perlu ditingkatkan, yang memungkinkan master station dapat memilih untuk hanya melaksanakan perintah eksekusi dari dispatcher yang bertugas pada saat itu, dan tidak dari operator lain. 4. Sesekali perlu diadakan perawatan berkala terhadap perangkat keras master station (CPU maupun perangkat keras lain), untuk mempertahankan kinerjanya agar tetap baik. 5. Mengingat jaringan distribusi tegangan menengah di wilayah Makassar yang semakin meluas, pengembangan perlu terus dilakukan, termasuk penambahan jumlah LBS-remote di JTM perlu segera direalisasikan untuk kemudahan pelaksanaan tugas dan APD Makassar.

Politeknik Negeri Ujung Pandang

Você também pode gostar