Você está na página 1de 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI

A. Pengertian Menstruasi Menstruasi adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya fisiologik (normal) yang datangnya setiap bulan(siklus haid), dan timbulnya perdarahan tersebut sebagai akibat perubahan hormonal yaitu estrogen dan progesteron (Hawari, 1997). Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Menstruasi bisa menjadi salah satu pertanda bahwa seorang perempuan sudah memasuki masa suburnya. Karena secara fisiologis menstruasi menandakan telah terbuangnya sel telur miliknya sudah matang. B. Fisiologi Menstruasi Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang paralel dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari janin (proses kehamilan). Gangguan dari siklus menstruasi tersebut dapat berakibat gangguan kesuburan, abortus berulang, atau keganasan. Gangguan dari sikluas menstruasi merupakan salah satu alasan seorang wanita berobat ke dokter. Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari adalah waktu keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari. Penelitian menunjukkan wanita dengan siklus mentruasi normal hanya terdapat pada 2/3 wanita dewasa, sedangkan pada usia reproduksi yang ekstrim (setelah menarche <pertama kali terjadinya menstruasi> dan menopause) lebih banyak mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisisovarium.

Siklus Menstruasi Normal Sikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi. Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rehim, terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim). Endometrium adalah lapisan yangn berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis. Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah: 1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH 2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH 3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme

umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan. Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu: 1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah 2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi) 3. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim) Siklus ovarium : 1. Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap

untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus menstruasi keseluruhan 2. Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka waktu rata-rata 14 hari Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus menstruasi normal: 1. Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya 2. Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium 3. Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis (respon bifasik) 4. Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon progesteron 5. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal 6. Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum 7. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah terjadi ovulasi

8. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya Siklus endometrium terbagi menjadi 4 fase : 1. Fase menstruasi Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan hanya stratum basale yang tinggal utuh. Darah haid mengandung darah vena dan arteri dengan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan strauma yang mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, servik dan klenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3-4 hari. 2. Fase proliferasi Merupakan periode pertumbuhan capat yang berlangsung sejak sekitar hari kelima hingga ovulasi. Permukaan endometrium kembali normal dalam 4 hari atau menjelang perdarahan berhenti. 3. Fase sekresi Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar 3 hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Setelah ovulasi diproduksi lebih banyak progesteron, sekarang terlihat endometrium yang edematosa, vaskuler dan fungsional. 4. Fase iskemi Fase akhir sekresi endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum (badan kuning), yang menyekresi estrogen dan progesteron menyusut, arteri spinal mejadi spasme, selama fase iskemi, suplai darah ke endometrium fungsional berhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional berpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi duimulai, menandai hari pertama siklus menstruasi.

C. Kelainan/Gangguan Menstruasi Kelainan menstruasi biasanya terjadi karena ketidakseimbangan hormon-hormon yang mengatur menstruasi,bisa juga disebabkan oleh kondisi-kondisi medis lainnya. Kelainan menstruasi yang biasanya dijumpai dapat berupa kelainan siklus atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya perdarahan. Kelainan menstruasi tersebut antara lain : 1.PMS (PRE MENSTRUASI SYNDROM). PMS (Pre menstruasi sindrom) merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi di mulai. Disebabkan oleh: a.Sekresi estrogen yang abnormal b.Kelebihan atau defisiensi kortisol, androgen,atau prolaktin c.Kelebihan hormon anti diuresis c.Kelebihan atau defisiensi prostaglandin Patofisiologi Sekresi estrogen yang abnormal Difisiensi kortisol,androgen prolaktin Berkurangnya aliran darah (iskemia) Perubahan mental maupun fisik ( jansen,2004 )

Gejala-gejala yang sering ditemukan : : a . perasaan malas bergerak, badan terasa lemas b. kenaikan berat badan c. sukar berkonsentrasi d .kelelahan e. perubahan suasana hati Penatalaksanaan PMS antara lain : Diet harian , Makan makanan dalam porsi kecil, batasi konsumsi gula, garam,, pemberian vit B6, calsium, magnesium, melakukan olahraga dan aktifitas lainnya. Obat - pil kontrasepsi oral / progestin misal : medroksiprogesteron asetat NSA / Ds, misal :aspirin, naproksen, indometasin, asam mefenamat Progesteron dengan injeksi

2.DISMINORHOE Nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan sesudah haid dapat bersifat kolik terus menerus,nyeri diduga karena kontraksi rahim. Penggolongan a.Dismenorhoe primer,yaitu sejak menstruasi pertama kali,nyeri dan tidak ada kelainan dari alat kandungan. b.Dismenorhoe sekunder,yaitu nyeri haid yang terjadi kemudian biasanya terdapat kelainan dari alat kandungan Penyebab: a. Psikis b. Anemia, kelelahan c. Servik sempit d. Endokrin

Patofisiologi Corpus luteum ( regresi) progesteron aliran darah prostaglandin +endopeloksid + metabolit meningkatnya kontraksi miometrium berkurangnya aliran darah(iskemi) -aktivitas rahim -iskemi rahim -sensitisasi terminal saraf terhadap prostaglandin & Endoperoksid Nyeri Tanda dan gejala: a. Rasa tidak enak diperut bawah sebelum dan selama haid,kadang-kadang menyebar kedaerah pinggang dan paha b. Rasa mual,muntah c. Sakit kepala d. Diare e. Rasa kejang seperti kejang berjangkit-jangkit Pencegahan keram ( Hacker/moor,2001 )

a. Olahraga ringan b. Teknik relaksasi Pngobatan a. Pemberian obat analgetik b. Istirahat ditempat tidur jika nyeri hebat c. Beri kompres air hangat pada perut bawah untuk mengurangi rasa sakit d. Rendam air hangat e. Gosok daerah perut dengan tangan secara perlahan-lahan 3.AMENORRHOE Suatu keadaan tidak adanya haid Jika menstruasi tidak pernah terjadi maka disebut amenorrhoe primer, jika menstruasi pernah terjadi tetapi kemudian berhenti selama 6 bulan atau lebih maka disebut amenorrhoe sekunder. Amenorrhoe yang normal hanya terjadi sebelum masa pubertas, selama kehamilan, selama menyusui dan setelah menopause PENYEBAB Amenorrhoe bisa terjadi akibat kelainan di otak, kelenjar hipofisa, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, ovarium (indung telur) maupun bagian dari sistem reproduksi lainnya. Dalam keadaan normal, hipotalamus (bagian dari otak yang terletak diatas kelenjar hipofisa) mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa untuk melepaskan hormonhormon yang merangsang dilepaskannya sel telur oleh ovarium. Pada penyekit tertentu, pembentukan hormon hipofisa yang abnormal bisa menyebabkan terhambatnya pelepasan sel telur dan terganggunya serangkaian proses hormonal yang terlibat dalam terjadinya menstruasi. Penyebab amenorrhoe primer:

1. Tertundanya menarke (menstruasi pertama) 2. Kelainan bawaan pada sistem kelamin (misalnya tidak memiliki rahim atau vagina, adanya sekat pada vagina, serviks yang sempit, lubang pada selaput yang menutupi vagina terlalu sempit/himen imperforata) 3. Kelainan kromosom (misalnya sindroma Turner atau sindroma Swyer) dimana sel hanya mengandung 1 kromosom X) 4. Obesitas yang ekstrim 5. Disgenesis gonad 6. Kekurangan gizi 7. Kraniofaringioma, tumor ovarium, tumor adrenal 8. Sindroma adrenogenital 9. Penyakit ovarium polikista

Penyebab amenorrhoe sekunder: 1. Kehamilan 2. Stres emosional 3. Menopause 4. Kelainan endokrin (misalnya sindroma Cushing yang menghasilkan sejumlah besar hormon kortisol oleh kelenjar adrenal) 5. Obat-obatan (misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil KB, fenotiazid) 6. Prosedur dilatasi dan kuretase 7. Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa (tumor plasenta) dan sindrom Asherman (pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan). Gejala Gejalanya bervariasi, tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak sert perubahan bentuk tubuh.

Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan pembesaran perut. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenorrhoe: a. Sakit kepala b. Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang menyusui) c. Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa) d. Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti e. Vagina yang kering f. Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah: a. Biopsi endometrium b. Progestin withdrawal c. Kadar prolaktin d. Tes fungsi tiroid e. Tes kehamilan f. Kadar FSH (follicle stimulating hormone)< LH (luteinizing hormone), TSH (thyroid stimulating hormone) g. Kariotipe untuk mengetahui adanya kelainan kromosom h. CT scan kepala (jika diduga ada tumor hipofisa). PENGOBATAN Jika seorang anak perempuan belum pernah mengalami menstruasi dan semua hasil pemeriksaan normal, maka dilakukan pemeriksaan setiap 3-6 bulan untuk memantau perkembangan pubertasnya. Untuk merangsang menstruasi bisa diberikan progesteron. Untuk merangsang perubahan pubertas pada anak perempuan yang payudaranya belum

membesar atau rambut kemaluan dan ketiaknya belum tumbuh, bisa diberikan estrogen. Jika penyebabnya adalah tumor, maka dilakukan pembedahan untuk mengangkat tumor tersebut. Tumor hipofisa yang terletak di dalam otak biasanya diobati dengan bromokriptin untuk mencegah pelepasan prolaktin yang berlebihan oleh tumor ini. Bila perlu bisa dilakukan pengangkatan tumor. Terapi penyinaran biasanya baru dilakukan jika pemberian obat ataupun pembedahan tidak berhasil. 4. PSEUDOMENORRHOE Suatu keadaan haid tetapi darah haid tersebut tidak dapat keluar, karena tertutupnya leher rahim, vagina atau selaput dara. Penyebab: a. kongenital, yaitu suatu keadaan dimana selaput dara tidak berlubang b.acquisita, yaitu suatau keadaan dimana terjadi perlekatan saluran leher rahim atau vagina akibat adanya radang, gonorrhea, diptheri tanda dan Gejala a.Nyeri 5 hari tanpa pendarahan b.Pada pemeriksaan terlihat sel darah menonjol berwarna kebiru-biruan, karena adanya darah yang berkumpul dibelakangnya Komplikasi a.hematokolpos, yaitu darah masuk dan berkumpul dalamvagina b.hematometra, yaitu darah masuk dan terkumpul dalam rahim c.hematosalping, yaitu darah masuk dan terkumpul dalam tubuh 5.HIPOMENRRHOE Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya.

Lama perdarahan Secara normal haid sudah terhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir kurang. Misal pada endometritis, mioma. Penyebab Setelah dilakukan miomektomi / gangguan endokrin Tanda danGejala Waktu haid singkat, perdrahan haid singkat 6.OLIGOMENORRHOE Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hari Penyebab a. perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 9 hari dimulai dari hari ke-5 menstruasi ) b.perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15 18 hari setelah ovulasi ) c.kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid. Tanda dan gejala: a. Haid jarang b. Perdarahan haid biasanya berkurang 7.HIPERMENORRHOE / MENORRHAGIA Perdarahan haid lebih banyak dari normal dan lebih lama disertai dengan adanya bekuan darah tetapi siklus teratur. Penyebab a. terlalu lelah b.mioma uteri c.hipertensi d.penyakit jantung

e.endometriyis f.hemofili ( penyakit darah ) tanda dan Gejala a.waktu haid panjang 7 8 hari b.perdarahan haid terlalu banyak disertai bekuan darah, siklus haid teratur 8.POLIMENORRHOE Suatu keadaan dimana haid sering terjadi karena siklus yang pendek kurang dari 21 hari. Penyebab a.gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi atau masa subur b.kelainan ovarium karena peradangan, endometriosis Penggolongan a.Disebabkan oleh kehamilan seperti : abortus, kehamilan ektopik b.Metrorrhagia diluar kehamilan : c.Karena luka yang tidak sembuh d.Pada wanita menopause, wanita tanpa anak e.Pada wanita yang mempunyai anak banyak f.Peradangan endometritip dan pengaruh hormonal

Asuhan keperawatan 1.pengkajian a.keluhan utama b.anamnesa keluarga c.riwayat penyakit yang lalu d.riwayat obstetri e.menstruasi f.seksual g.riwayat kontrasepsi

selain itu perawat harus mengkaji: persepsi wanita terhadap kondisinya budaya atau pengaruh kesukaan,gaya hidup,mekanisme koping,pengalaman nyeri,frekuensi nyeri dan efeknya terhadap aktivitas sehari,obat yang biasa digunakan untuk menghilangkan nyeri ,gejala harian,emosi,tingkah laku,gejala pisik,diet dan pola istirahat.

2. Diagnosa keperawatan a.Resiko tinggi terhadap infektif koping individu atau keluaraga b.d kurangnya pengetahuan terhahadap penyebab gangguan emosional, dan efek fisiologis gangguan menstruasi b.Nyeri b.d gangguan menstruasi c.Kurang pengetahuan b.d perawatan diri dan terapi yang tersedia untuk mengatasi gangguan tersebut d.Resiko tinggi terhadap harga diri rendah b.d persepsi orang lain tentang rasa tidak nyamannya dan ketidakmampuan untuk mengandung e.Resiko tinggi gangguan citra tubuh b.d gangguan menstruasi f.Ansietas b.d gangguan menstruasi

3. INTERVENSI a.Resiko tinggi terhadap in efektif koping individu atau keluarga b.d kurangnya pengetahuan terhadap penyebab gangguan emosional,dan efek fisiologis gangguan menstruasi Tujuan:koping individu efektif Kriteria hasil: -Menyatakan secara lisan pemahamannya tentang anatomy reproduksi,penyebab gangguan dan pengobatan -perempuan/pasangan dapat mengerti dan menerima respon emosional dan fisik yang terjadi saat siklus mensatruasi berlangsung Intervensi

-Kaji pemahaman klien tentang gangguan yang terjadi -berikan informasi seakurat mungkin yang mudah dimengerti oleh klien -berikan dukungan emosional untuk memudahkan klien agar bersifat positif b. Nyeri b.d gangguan menstruasi Tujuan: nyeri berkurang dan terkontrol Kriteria hasil: -klien dapat melakukan sendiri terapi relaksasi -klien cepat dapat beradaptasi dengan kondisinya Intervensi -ajarkan Penggunaan kompres hangat untuk meringankan kram abdomen -lakukan pijatan punggung bawah untuk mengurangi nyeri dengan relaksasi -beritahukan asupan nutrisi yang baik - tingkatkan asupan serat untuk memcegah konstipasi,yang dapat memperburuk gejala Kolaborasi Pemberian obat seperti penghambat sintesa prostaglandin(PGSI),ibuprofen (Motrin),naproxen sodium (Anaprox) dan ibuprofen setidaknya 48 jam sebelum terjadi menstruasi

Evaluasi a. Dapat memahami dengan tepat kondisi dan penggunaan obat dan tindakan untuk mengupayakan rasa nyaman b. Nyeri berkurang atau hilang c. Memahami tentang informasi yang diberikan d. Konsep diri yang positif e. Rasa cemas berkurang

Você também pode gostar