Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
HYPERLINK "http://majalahkesehatan.com/ar cair biasa hadir di kandung empedu dan saluran empedu dalam kondisi normal. Namun, kolesterol cair tersebut dapat menjadi jenuh bila terlalu banyak kolesterol atau terlalu sendikit asam empedu. Hal itu memungkinkan kolesterol mengkristal dan menggumpal menjadi batu empedu.
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG JURUSAN KEPERAWATAN
cholelithiasis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh timbunan kristal-kristal yang membentuk batu yang diakibatkan karena fungsi kandung empedu sudah tidak normal.
OBAT TRADISIONALNYA
Selama lima hari berturutturut minumlah empat (4) gelas sari buah apel segar setiap hari, atau makanlah empat atau lima buah apel segar, tergantung selera anda. Apel berkhasiat melembutkan batu empedu. S elama masa ini anda boleh makan seperti biasa.
- Rasa nyeri yang berulang kali di perut kanan atas. - Mengalami kolik di perut bagian kanan atas. - Terabanya sesuatu di bagian perut kanan atas
Apa akibatnya?
Batu empedu meningkatkan risiko infeksi. Bila itu terjadi, gejala khas infeksi berupa demam tinggi akan muncul, yang mungkin disertai penyakit kuning. Infeksi dapat terjadi di kandung empedu (kolesistitis), saluran empedu (kolangitis), darah (sepsis), atau pankreas (pankreatitis).
Pada hari ke-enam jangan makan malam. Jam 6 petang, minumlah satu sendok teh Epsom salt (magnesium sulfat, garam Inggris??) dengan segelas air hangat.Jam 8 malam lakukan hal yang sama. Magnesium sulfat berkhasiat membuka pembuluh-pembuluh kandung empedu. Jam 10 malam campurkan setengah cangkir minyak zaitun (atau minyak wijen) dengan setengah cangkir sari jeruk segar. Aduklah secukupnya sebelum diminum. Minyaknya melumasi batu2 untuk melancarkan keluarnya
batu empedu.
Membiasakan minum kopi dan makan kacang-kacangan. kopi bisa mengurangi risiko pengembangan batu empedu, konsumsi kacang tanah atau kacang-kacangan lainnya juga berhubungan dengan risiko yang lebih rendah untuk kolesistektomi. (American Journal of Clinical Nutrition vol 80, no. 1, hal 76-81).