Você está na página 1de 37

Catatan Kuliah - JC

Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG


- 1 -
FISIOLOGI HAID
Proses komplek dan harmonis yang meliputi (dipengaruhi oleh):
1 Cerebrum
1 Hipothalamus
1 Hipofisis
1 Alat-alat genitalia
1 Kortex adrenal
1 Glandula Tireodea
Pelepasan endometrium terjadi secara siklik dan merupakan proses fisiologis
Haid terjadi awalnya pada umur 12 14 tahun
Proses Siklus Haid
1 Persiapan endometrium
o Menerima ovum setelah ovulasi dipengaruhi oleh hormon ovarium yaitu
estrogen dan progesteron
o Untuk mengetahui proses haid baik/ tidak dilakukan biopsi endometrium
1 Proses yang normal akan melalui tahapan pelepasan folikel, proliferasi, maturasi dan
menstruasi
Kerjasama harmonis antara:
1 Korteks serebri
1 Hipothalamus
1 Hipofisis
1 Ovarium
Dapat dipengaruhi oleh:
1 Glandula tireodea
1 Kortex adrenal
1 Prostaglandin & serotonin
mempengaruhi hipothalamus dan hipofise
Hipothalamus Hipofisis
1. FSH RH FSH
2. LH RH LH
3. PIH (-) prolaktin
4. RH somatotropin
Tiroid
5. TSH hormon tiroxin
Gl. Suprarenalis (ACTH)
6. ACTH hormon adrenal
Somatotropin mempengaruhi pertumbuhan wanita
LH pematangan endometrium
LTH pembentukan susu
Estrogen memberikan feed back negatif ke hipothalamus, produksi FSH stop dan estrogen
Progesteron feed back negatif ke hipothalamus sehingga produksi LH stop dan progest
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 2 -
1 Perubahan siklik hormonal:
o Suhu badan
Bila kadar estrogen meningkat maka suhu tubuh akan meningkat
Kalo tjd ovulasi pengaruh progesteron akan lalu lagi
Pengukuran dilakukan 3 6 bulan, untuk mengetahui siklus terpanjang dan terpendek
utk mengetahui saat ovulasi (yang pasti ovulasi terjadi 14 hari sebelum menstruasi akan
datang)
Siklus menstruasi yang tak teratur, diperbaiki dengan sistem hormonal
o Sitologi vagina
o Getah serviks
o pH getah vagina
pH awal akan asam lalu basa
o Bila ada ovulasi terbentuk korpus luteum progesteron
USAP VAGINA
1 Index kariopiknotik 100 200 sel superfisialis, intermedia, basalis
1 Proliferasi
o 75% sel superfisialis
o 25% sel intermedia
1 Pasca ovulasi
o 65% sel intermedia
o 35% sel superfisialis
Penilaian adanya ovulasi dengan menilai getah serviks
1 Spinn barkeit getah makin panjang makin baik.
Progesteron dalam keadaan baik (lebih panjang dari 12 cm)
1 Di bawah mikroskop
- Kristalisasi getah serviks
- Daun pakis
1 Perubahan pH
Siklus Haid
1. Masa haid 2 8 hari
Pengeluaran hormon ovarium paling rendah
2. Masa proliferasi sampai 14 hari
12 14 hari, pelepasan ovum
ovulasi
3. Masa sekresi
- Corpus rubrum Corpus luteum
- Endometrium di bawah pengaruh hormon progesteron kelenjar berlekuk-lekuk
- Aspek Klinik Menstruasi -
1 Menstruasi adalah pelepasan darah, mucus dan sisa-sisa debris sel dari mucosa uterus
1 Menstruasi dapat/ tidak teratur, siklik, terjadi dari menarche sampai menopause, kecuali
pada kehamilan, laktasi, anovulatoar, atau dipengaruhi obat-obatan
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 3 -
- Menarche & Pubertas -
1 Umur rata-rata permulaan menstruasi 12 13 tahun, sebagian kecil dapat terjadi dini umur
10 tahun atau terlambat pada 16 tahun
1 Terminologi untuk terjadinya menstruasi pertama kali
1 Menarche salah satu tanda pubertas
1 Klo gak mens krn ovarium/ uterus tidak terbentuk
1 Darah bisa tertahan di uterus karena ada hymen yang persisten
1 Bila terjadi menarche, sbg konsekuensi ovulasi siklus mens yang lengkap
- Interval antara menstruasi -
1 Rata-rata terjadi interval 28 hari, tapi ada variasi di antara wanita, adanya variasi interval
ini tidak menunjukkan infertilitas
1 Perbedaan antara yang pendek & panjang setiap siklus 8 9 hari, 30% dpt tjd sampai 3
hari
1 Siklus menstruasi dapat tjd antara 15 45 hr, angka rata-rata 28.1 hari
- Durasi & Darah menstruasi -
1 Durasi menstruasi bervariasi. Normal 4 6 hari, perdarahan dpt tjd 2 8 hari, biasanya
dari siklus ke siklus sama
1 Biasanya perdarahan liquid, tapi bila banyak dapat menggumpal dengan ukuran berbeda-
beda
1 Bila tjd bekuan darah, tidak mengikuti siklus, diprediksi anovulatoar, krn tidak mengikuti
aksi pelepasan progesteron
- Jumlah darah yang hilang -
1 Normal volume 25 60 ml
1 Normal Hb 14 gr/ dl, kandungan Fe 3,4 gr per gr volume darah, fe dalam darah 12 29 mg
1 Hilangnya darah dapat terjadi 0.4 1.0 gr per hari sehingga selama 1 tahun dari 150 400
mg
1 Adanya keterbatasan resorpsi fe di usus
1 Hilangnya fe ini sangat penting, ini menjadi penyebabnya utama kandungan fe dalam tubuh
wanita sering rendah
1 Hilangnya darah tiap menstruasi sedikit karena permukaan endometrium kecil, 10 - 45 mm
2
1 Shg diperlukan sistem hemostatik untuk menghentikan perdarahan, bukan karena kontraksi
rahim
1 Hemostasis dalam endometrium yang efektif adalah:
o Hemostasis plug spt pembentukan pada jaringan lainnya
o Vasokonstriksi arteria spiralis yang baik
PREMENSTRUAL SYNDROME
1 Penyakit yang melumpuhkan, pada banyak wanita ovulatoar pada fase luteal pada siklus
menstruasi
1 Walaupun secara biologik tidak jelas
1 Kejadian yang dapat ditentukan krn sebab adanya hubungan antara progesteron &
withdrawal dan timbulnya PMS (Premenstrual Syndrome)
1 Ditandai dengan kelainan mood, kelainan kelakuan dan physical well being yang menurun
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 4 -
- Sekresi Progesteron Berulang -
1 Premenstrual syndrome dpt terjadi pada wanita dengan produksi progesteron berlebihan,
kemudian terjadi withdrawal
1 Kejadian ini tidak dapat terjadi pada: prepubertas, pasca menopause, anovulatoar atau
wanita yang di-gastrasi
1 Tidak terjadi pada wanita hipogonadism, pemberian terapi dengan estrogen kontinyu atau
secara siklus
1 PMS dapat dihilangkan dengan pemberian GnRH antagonis, menghentikan fungsi ovarium
atau dengan oophorektomi
Tujuan pemberian GnRH antagonis supaya proses ovarium berjalan tenang
- Progesteron dan PMS -
1 Selain pada kehamilan, progesteron diproduksi pada fase luteal, setiap siklus
1 Tidak ada perbedaan yang menderita PMS atau tidak PMS
1 Aksi progesteron dipengaruhi reseptor dalam gene yang terpilih
1 Sebab itu tidak diketahui implikasi steroid ini dalam biogenesis PMS
1 Bioaction dari progesteron dan metabolismenya dipengaruhi progesteron reseptor
1 Progesteron bekerja pada level plasma membrane sel yang terseleksi
1 Progesteron, ekstraadrenal 21 hydroxylation diubah menjadi deoxycorticosteron beraksi
sebagai mineralocorticosteroid reseptor
1 Metabolisme yang lain, 5 prenan-3 0120oid reseptor, bekerja di otak sebagai agen
anestetik/ ansiolitik melekat pada gama amino butiric acid (GABA) reseptor, GABA
bekerja sebagai penghambat neurotransmitter, merupakan cikal bakal komponen
anxyolitic like
1 Anestetic/ anxyolitic steroid bekerja meningkatkan aksi GABA
Pengaruh progesteron untuk terjadinya PMS dapat diterangkan sbb:
1. metabolisme progesteron ekstra hepatik berbeda di antara wanita
2. adanya hubungan erat antara metabolisme lemak dari progesteron dan kegagaln
berulang pada fase luteal pada wanita
3. adanya variasi konversi plasma progesteron ke deoxycorticosterone pada fase luteal
siklus ovarium
4. deoxyprogesteron diproduksi dari plasma progesteron pada umumnya tidak secara
teratur oleh adrenocorticotropic hormon (ACTH) atau angiotensin II
5. perubahan GABA reseptor, setelah anxyolitic steroid, aktivitasnya akan meningkatkan
reseptor GABA
6. steroid ini akan aktif dengan adanya GABA
DECIDUA
Decidua, modifikasi endometrium pada kehamilan
Transformasi dari fase sekresi endometrium ke decidua, tergantung pada aksi dari
estrogen dan progesteron, yang dipersiapkan sebelum implantasi blastosit, dalam invasi
trofoblas ke dalam endometrium dan pembentukan pembuluh darah
- Struktur -
Setiap mature sel decidua dikelilingi oleh 1 membran, disebut perisellular membran
Jelasnya sel decidua, dibentuk dinding di sekitarnya dan kemungkinan juga sekitar fetus
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 5 -
Pada kenyataan perisellular matrik mengelilingi sel decidua, mungkin untuk melekatnya
sitotrofoblas melalui adhesi molekul sellular
- Proses Nidasi -
Setelah terjadi ovulasi fimbrial tubae menangkap ovum, masuk ke infundibulum
ostium tuba abdominale
Ovum dilingkari oleh zona pelusida, dan diluar zona pelusida ada korona Radiata
Konsepsi terjadi, selanjutnya menghasilkan zigot morula tambah moruta
blastula nidasi
- Nidasi -
Endometrium kehamilan disebut decidua:
1. Decidua capsularis
2. Decidua basalis plasenta
3. Decidua parietalis
Hasil konsepsi diselubungi jonjot-jonjot villi chorealis trofoblas
Villi Chorealis:
- berhubungan dg decidua basalis chorion frondosum
- berhubungan dg desicua capsularis chorion laeve
Trofoblas t.d: sinsitiotrofoblas dan sitotrofoblas
- Reaksi Decidua -
Pada kehamilan, reaksi decidua akan tjd krn adanya implantasi blastosit
Perubahan predecidua pertama pada stroma endometrium, arteria spiralis dan arteriole,
meliputi seluruh mukosa uterus terutama di bawah tempat implantasi
Sel stroma endometrium berbentuk poligonal atau bulat
Nukleus berubah bulat dan vesikel, dan sitoplasma menjadi jelas, sedikit basophilik dan
diselimuti membran transparan
Pada permulaan kehamilan decidua tebalnya 5 10 mm
Pada perkembangan kehamilan selanjutnya, fetus berkembang dan cairan amnion
berkembang, penebalan endometrium berkurang, karena adanya penekanan ekspansi isi dari
uterus
Decidua di bawah tempat blastosit implantasi mengalami modifikasi, oleh invasi trofoblas
menjadi decidua basalis
Bagian di atas implantasi blastosit, sisa yang meliputi uterus disebut decidua capsularis
Decidua capsularis menonjol dalam 2 bulan kehamilan, t.d sel decidua 1 lapisan epitel
berlapis pipih tidak ada kelenjar, ekstra embrionik membran disebut chorion laeve
Sisa uterus diliputi decidua parietalis, kadang-kadang disebut decidua vera, bila decidua
capsularis dan decidua parietalis bertemu
Pada permulaan kehamilan, terbentuk ruangan antara decidua capsularis dan decidua
parietalis, kantung fetus tidak mengisi seluruh ruangan uterus
Pada kehamilan 14 16 minggu , kantung fetus membesar dan dpt mengisi seluruh ruangan
uterus, dan adanya fusi decidua parietalis dan decidua capsularis, fungsi ruangan uterus
tidak ada lagi
Decidua parietalis dan decidua basalis seperti lapisan endometrium t.d 3 lapisan:
1. Zona compacta (permukaan)
2. Zona spongiosa (spongiosa) dg sisa sedikit kelenjar dan pembuluh darah
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 6 -
3. Zona basalis (bagian basalis)
Zona basalis tetap setelah persalinan, yang nantinya berfungsi untuk pertumbuhan
endometrium yang baru
- Pembuluh Darah -
Konsekuensi adanya implantasi, tjd perkembangan pembuluh darah
Pembuluh darah menghilang pada decidua capsularis krn pertumbuhan embrio-fetus, akibat
perkembangan dalam uterus
Pembuluh darah pd decidua parietalis, arteria spiralis berubah, otot polos dan endothelium
tetap ada
Pembuluh darah pada decidua basalis, di bawah implantasi blastosit berkembang, terbentuk
intervillous space, sekitar sintitiotrofoblas
Arteriole/ arteri spiralis diinvasi sintitiotrofoblas, dalam proses ini dinding pembuluh
darah ini dihancurkan, tersisa tanpa jaringan ikat atau sel endothel
Akibatnya pembuluh darah terkondisi sbg darah dari ibu,menjadi pembuluh darah
uteroplasenta, yang tidak dipengaruhi agen vasoaktif
Sebaliknya, fetal chorionic vessel, transportasi darah antara plasenta dan fetus, t.d
jaringan otot polos, dipengaruhi agen vasoaktif, seperti arteri spiralis maternalis
PLASENTA
- Pertumbuhan Embrio dan Plasenta -
Permulaan blastosit t.d 1 lapisan ektoderm
72 jam setelah pembuahan (fertilisasi ovum), 58 sel blastula, berdeferensiasi menjadi 5
embrio-producing cells
Pada permulaan nidasi blastosit, trofoblas telah terbentuk, tetapi masih belum dapat
dibedakan antara sitotrofoblas dan sintitiotrofoblas
Hormon chorionic gonadotropin (hCG), dihasilkan oleh sel-sel blastosit manusia
Setelah blastosit menempel endometrium, sitotrofoblas berkembang cepat, dan melakukan
invasi pada endometrium/ decidua
Ekstrafilus sitotrofoblas mendarat pada endometrium/ decidua
Blastosit terbenam pada decidua, bagian atas akan berkembang mengisi ruang uterus dan
bagian bawah tetap berada di decidua
- Plasenta -
Villi dapat dideteksi pada 12 hari setelah fertilisasi
Maternal venous sinuses tjd pd permulaan proses implantasi
Hari ke 17 pembuluh darah fetus mulai berfungsi
Fetal-plasenta sirkulasi lengkap bila vaskuler fetus berhubungan dg pembluh darah chorion
- Permulaan kehamilan -
Villi kontak dengan decidua basalis, membentuk chorion frondosum bagian fetus dari
plasenta
Villi kontak dengan decidua capsularis akan menghilang, menjadi chorion laeve
Hampir mendekati akhir 3 bulan, chorion laeve terpisah dengan amnion oleh excocoelomic
cavity
Setelah itu amnion dan chorion menjadi satu
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 7 -
- Cotiledon Plasenta -
Sebagian dari chorion frondosum berkembang dari chorion plate ke decidua sebagai
anchoring villi
Sebagian villi akan melayang di dalam intervillous space, tidak sampai decidua
Tiap bagian utama villi dan cabangnya merupakan bagian cotiledon
Setiap kotiledon disuplai arteri chorionik
Setiap kotiledon terdapat arteri dan vena
- Ukuran dan Berat Plasenta -
Setiap kotiledon akan berkembang, meskipun akn berkurang aktivitasnya pada akhir
kehamilan
Berat plasenta bervariasi tergantung bgmn plasenta dipersiapkan
Bila fetal membrane dan tali pusat tetap menempel dan darah ibu tidak dibersihkan, berat
plasenta mendekati 50%
- Plasenta Pada Masa Term -
Plasenta aterm rata-rata berdiameter 185 mm dan tebal 23 mm, volume 497 ml dan berat
508 gram, tetapi ukuran ini sangat bervariasi
Bentuk bermacam macam dan adanya insertio tali pusat yang berbeda pada plasenta
Pada plasenta terdapat lobus-lobus, yang dibatasi septum plasenta dan ini disebut
kotiledon
- Sirkulasi pada Plasenta -
Permukaan fetal dari plasenta
selaput amnion
chorion
villi chorion
intervillous space
Permukaan maternal
Dibagi atas lobus-lobus
Dibatasi dengan septa
- Sirkulasi Darah -
Fetal deoxygenated berasal dari dua arteri umbilikalis
Bercabang di villi dan akhirnya membentuk jaringan kapiler sebagai bagian terminal
Darah kaya oksigen kembali, dari plasenta ke fetus melalui vena umbilikalis tunggal
- Sirkulasi Maternal -
Darah maternal masuk melalui basal plate, didorong ke arah chorion plate
Stlh membasahi villi chorialis drh maternal msk ke intervilous space kmd masuk vena
uterina
- Feto maternal Komunikasi di Plasenta -
Transfer oksigen dan nutrisi berlangsung dari ibu ke fetus
Transfer carbondioxide dan sampah berlangsung dari fetus ke ibu
Plasenta merupakan organ transfer antara ibu dan fetus
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 8 -
Tidak ada hubungan langsung antara darah ibu dan fetus
Daraf fetus di vili chorialis melayang dalam darah ibu di intervilous space
Bentuk Plasenta
bundar, 15 x 20 x 2.5 cm
berat: 500 gram
lengkap pada kehamilan 16 minggu
Insertio Plasenta
Di tengah insersio sentralis
Ke pinggir insersio lateralis
Di tepi insersio marginalis
Pada selaput janin insersio velamentasa
Lokalisasi
di belakang atau di muka
di daerah fundus
Fungsi plasenta
Mengusahakan janin tumbuh baik:
1. Sbg alat yang memberi makanan pada janin (nutrisi)
2. Sbg alat mengeluarkan hasil metabolisme (ekskresi)
3. Sbg alat pemberi zat asam, dan mengeluarkan CO
2
(respirasi)
4. Sbg alat pembentuk hormon
5. Sbg alat penyalur berbagai antar body ke janin
6. Mungkin hal-hal yang belum diketahui
Nutrisi
Garam dpt difusi (bromid, fluorid, iodid) kalsium dan natrium
Asam amino, urea, asam urat difusi
Vitamin dapat difusi setelah disederhanakan
Karbohidrat, dipecah glukosa, glikogen atau fruktosan
Lemak asam asetat
protein asam amino
Antibodi, secara pinositosis (immunoglobulin dan albumin)
Obat-obatan seperti makanan
- Fungsi Air Ketuban -
melindungi janin thd trauma dari luar
memungkinkan janin bergerak bebas
melindungi suhu tubuh janin
meratakan tekanan di dalam uterus pd partus, sehingga serviks terbuka
membersihkan jalan lahir
- Liquor Amnii -
Terdapat di dalam ruangan selaput janin
Volume 1000 1500 ml
warna putih agak keruh, bau yang khas agak manis, amis
Berat jenis, 1.008
48% air, sisa garam anorganik dan bahan organik
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 9 -
rambut lanugo, sel epithel, verniks kaseosa
protein ditemukan 2.6 % gr/L
tdpt lesitin dan sfingomielin
- Asal Liquor Amnii -
Lapisan amnion
peredaran cukup baik
500 ml/ jam ditelan dan dikeluarkan melalui kencing
- Hydraamnion -
air ketuban berlebihan
ancephalus, spina bifida dan korioangioma (tumor pembuluh darah plasenta)
- Menentukan diagnosa/ Kelainan Janin -
Jenis kelamin
golongan daran ABO
janin dalam rhesus isoimunisasi
apakah janin cukup bulan
kelainan genetik dapat dilakukan dengan amnio sentesis
- Sirkulasi Darah -
Sirkulasi ibu dipengaruhi adanya:
- plasenta
- pembesaran uterus
Volume naik 25%
- 32 minggu cardiac output naik sampai 30%
Eritropoesis dalam kehamilan naik volume naik dilusi konsentrasi hemoglobin turun
Jumlah leukosit naik sampai 10.000/ ml
Protein
trimester pertama
protein
albumin
gamma globulin
meningkat sampai akhir kehamilan
Setelah post partum darah masuk sirkulasi dpt tjd decompensatio
cordis
Hemo konsentrasi sampai 3 5 hari post partum
decompensatio cordis
konsentrasi trombosit
tromboflebitis
- Pernapasan -
Gerakan pernapasan
liquor amnii tdk masuk alveoli paru-paru
dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen
lipo-protein = lesitin
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 10 -
partus, sirkulasi utero-plasenter menurun denyut menurun reflex Marey,
tekanan kepala dari jalan lahir
- Jantung -
120 140 denyut/ menit:
klo tachycardia denyut naik
klo bradycardia denyut menurun
pada waktu lahir tekanan pada kepala bradikardi
Denyut < 100/ menit gawat janin
- Sirkulasi -
Janin terdapat fungsi:
1. Foramen ovale
2. Duktus arteriosus Botalli
3. Arteri Umbilikalis lateralis
4. Ductus Venosus Arantii
PHYSIOLOGY KEHAMILAN
Endometrium/ desidua merupakan tempat untuk implantasi blastosit dan tempat implantasi
& pertumbuhan plasenta
Endometrium merupakan mukosa yang melapisi uterus
Decidua memodifikasi yg tinggi utk persiapan kehamilan
Terjadi kontak langsung antara blastosit dan maternal
Endometrium tjd hr pertama setelah enam hari fertilisasi dr ovum
Kejadian di atas disebut aposisi blastosis
Pada pertumbuhan selanjutnya permukaan epithel endometrium adalah jaringan maternal
yg kontak langsung dengan blastosit
Setelah aposisi, blastosit melekat pada endometrium
Selanjutnya proses implantasi dimulai
- Fungsi Utama Uterus -
Fungsi utama uterus adalah untuk akomodasi dari konsepsi (kehamilan)
Epithel (glandula) sel, stroma (jaringan) sel dan pembuluh darah dari endometrium
mengalami replikasi dalam siklus reproduksi
- Akomodasi Kehamilan Merupakan Fungsi Utama dari Endometrium -
Decidua sel berdeferensiasi dr sel stroma di bwh pengaruh progesteron & stimuli yang
lainnya
Arteria spiralis merupakan bagian dari decidua parietalis, tetapi arteri ini melakukan invasi
dan dimodifikasi oleh trofoblas dalam decidua basalis di bawah tempat implantasi
- Endometrium dan Desidua Mempunyai Fungsi Utama -
1. Krn pengaruh hormon akan tjd perubahan endometrium/ decidua memfasilitasi utk
implantasi blastosit
2. decidua merupakan jaringan immunologi yang spesifik
3. Endometrium/ desidua dan arteri spiralis dpt menerima invasi trofoblas, utk persiapan
makanan embrio-fetus
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 11 -
4. Decidua menghasilkan sitokin dan growth factor yg mempengaruhi pertumbuhan
plasenta, fungsi dan mencegah apoptosis trofoblas
- Fungsi Khusus Decidua -
Mempengaruhi dg merespon perubahan mikrobiologi
Mempunyai potensi dipengaruhi faktor eksternal
Pada kehamilan tempat melekatnya decidua parietalis dan kutub bawah kantong amnion
Berfungsi menutup canalis cervicalis dg mukus plug yg berfungsi antimikrobial
- Aksi Estrogen -
Estradiol-17, biologik yg poten, estrogen natural diprod granulosa sel dr folikel ovarium
Masuk ke sel darah secara difusi sederhana
Estradiol - 17 melekat pd reseptor, makromolekul, berkemampuan tinggi tetapi rendah
kapasitasnya
Berpengaruh pada endometrium
- Aksi Progesteron -
Hormon ini masuk ke dalam sel secara difusi
Reseptor berkemampuan tinggi tetapi rendah kapasitasnya
Kemampuan reseptor progesteron tergantung pd aksi estrogen sebelumnya
Aksi progesteron dpt menurunkan sintetik estrogen reseptor molekul
- Pengaruh Hormon Pada Perubahan Endometrium -
1. Dalam preovulasi atau fase folikuler, fase dalam siklus, estradiol - 17 dihasilkan, dari
satu folikel yg dominan dari satu ovarium, bertambah kualitasnya sampai sebelum
ovulasi
2. Dalam pasca ovulasi atau fase luteal, fase dlm siklus, progesteron diproduksi corpus
luteum dg jumlah yg meningkat (40-50 mg per hari), sampai pertengahan fase luteal
3. Dimulai kira-kira 7 atau 8 hari setelah ovulasi, produksi rata-rata progesteron
(estrogen) yg dihasilkan oleh corpus luteum, mulai menurun dan berkurang secara
progresif sebelum menstruasi
4. Dalam merespon adanya perubahan produksi steroid hormon ini, akan terjadi
perubahan 5 phase yg berhubungan dengan siklus endometrium
- Perubahan Siklus Endometrium -
1. Menstruasi/ pasca menstruasi reepithelisasi
2. Proliferasi endometrium, merespon krn rangsangan (langsung/ tidak langsung) dr
estrogen
3. Dihasilkan dlm jumlah banyak sekresi glandula, sebagai jawaban aksi kombinasi
estrogen dan progesteron
4. Premenstrual iskhemia, sebagai hasil involusi dr endometrium sebagai hasil stasis
pembuluh darah dr spiral arteri
5. Menstruasi, di mana dimulai dan diikuti oleh vasokonstriksi yg hebat dr arteri spiralis
endometrium dan collaps dan terjadi pelepasan dari lapisan endometrium
Biasanya terjadinya menstruasi dipengaruhi progesteron withdrawal
Pengaruh utama yg berhubungan dg progesteron untuk mempertahankan kehamilan
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 12 -
Fungsi utama progesteron adalah untuk membentuk decidua dr endometrium dan
mempertahankan kehamilan
progesteron withdrawal akan menyebabkan menstruasi, laktasi dan persalinan
- Perubahan endometrium -
Fase folikular (preovulasi/ proliferasi)
Fase pasca ovulasi (luteal/ sekresi), biasanya dibagi dalam early stage dan late stage
Fase sekresi yang normal dari siklus endometrium (siklus menstruasi) dpt dibagi dalam
hitungan hari, kriteria histologis dr kejadian ovulasi sampai terjadinya proses siklus
menstruasi
- Fase Early Proliferative Endometrium -

2
/
3
bagian endometrium fungsional terpisah & kemudian dilepas; tetapi akibat
reepithelisasi akan tumbuh kembali, sebelum perdarahan menstruasi berhenti
Pada hari ke-5 (hari pertama menstruasi 1), permukaan epitel endometrium telah pulih
dan revascularisasi berjalan cepat
Dalam permulaan fase ini, endometrium tipis, tebalnya kurang dari 2 mm
Glandula pd fase ini tipis, lurus dan paralel 1 sama lainnya dr lapisan basalis sampai
permukaan endometrium
Mitosis terjadi stlh hari ke-5, mitotik terjadi pd epithel dan stroma tjd 2 3 hari setelah
ovulasi
Meskipun jumlah pembuluh darah banyak, tidak terjadi ekstravasasi atau infiltrasi leukosit
dalam endometrium
Reepithelisasi dan angiogenesis merupakan hal yang penting, untuk menghentikan
perdarahan endometrium, ini tergantung proses pemulihan
- Fase Late Proliferative Endometrium -
Pada fase ini, endometrium telah tebal, sebagai hasil perkembangan glandula dan stroma
endometrium
Stroma akan berkembang longgar, glandula pada permukaan endometrium (zona
fungsionalis), berbeda dg bagian dalam, akan melingkar dan banyak, sehingga stroma
menjadi padat
Pada pertengahan siklus, waktunya ovulasi, epithel glandula menjadi tinggi dan
pseudostratified
Perhitungan hari ke hari dr endometrium dg kriteria histologis tidak mungkin pd fase
proliferasi, krn adanya perbedaan di antara wanita dalam lamanya fase folikular
(preovulasi)
Fase luteal atau sekresi (pasca ovulasi) pada wanita tetap, dalam 12 14 hari, tetapi
panjangnya fase folikular (preovulasi) bervariasi sekali
Pada wanita subur, fase folikular dpt pendek 5 7 hari atau memanjang 21 31 hari
- Perubahan Arteri Spiralis pada Endometrium -
Arteri spiralis endometrium berasal dari arteri arcuata
Morfologi dan fungsi arteri ini unik
Adanya perubahan blood flow memungkinkan terjadinya menstruasi
Pada fase sekresi berhenti tumbuh dan menjadi arteri berbentuk spiral, bertujuan untuk:
i. Untuk memicu menstruasi
ii. Untuk membatasi hilangnya darah
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 13 -
KEHAMILAN NORMAL
- Definisi -
Masa kehamilan dari konsepsi sampai lahir bayi
Lamanya kehamilan 280 hari (40 minggu, 9 bulan 7 hari);
Dihitung dari hari pertama haid terakhir
Kehamilan dibagi dalam 3 trimester
1 Trimester pertama: usia kehamilan 3 bulan
1 Trimester kedua : usia kehamilan 6 bulan
1 Trimester ketiga : usia kehamilan dari 7 bulan sampai 9 bulan
- Tujuan asuhan antenatal -
Memantau kemajuan kehamilan utk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
bayi
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi
Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yg mungkin tjd selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dg selamat, ibu maupun bayinya dg
trauma sedikit mungkin
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi eksklusif
Mempersiapkan peran ibu & keluarga dlm menerima kelahiran bayi agar dpt tumbuh
kembang secara normal
- Kebijakan Program -
o Kunjungan ante natal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4x selama kehamilan
1 x pada trimester pertama
1 x dlm trimester kedua
2 x pd trimester ketiga
o Pelayanan/ asuh standar minimal termasuk 7
(Timbang berat badan)
Ukur (Tekanan) darah
Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid) TT lengkap
Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
Tes thdp penyakit menular seksual
Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
- Kebijakan Teknis -
o Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhannya meliputi komponen-komponen
sbb:
1. Mengupayakan kehamilan yg sehat
2. melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta
rujukan bila diperlukan
3. persiapan persalinan yg bersih dan aman
4. perencanaan antipasif dan persiapan dini utk melakukan rujukan jika tjd
komplikasi
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 14 -
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 15 -
- Penilaian Klinik -
o Anamnese
Riwayat kehamilan kini Riwayat Obstetri lalu Riwayat Penyakit Riwayat Sosial Ekonomi
Usia ibu hamil
Hari pertama haid terakhir,
siklus haid
Perdarahan per vagina
Keputihan
Masalah/ kelainan pd kehamilan
Pemakaian obat-obatan tmsk
jamu-jamuan
Jumlah kehamilan
Jumlah persalinan
Jumlah persalinan cukup bulan
Jumlah persalinan prematur
Jumlah anak hidup
Jumlah keguguran
Jumlah aborsi
Perdarahan pd kehamilan, persalinan, nifas
terdahulu
Adanya hipertensi pada kehamilan yang dulu
Berat bayi < 2,5 kg atau > 4 kg
Adanya masalah selama kehamilan,
persalinan, nifas terdahulu
Jantung
Hipertensi
DM
TBC
Pernah operasi
Alergi obatatau
makanan
Ginjal
Asthma
Epilepsi
Penyakit hati
Pernah kecelakaan
Status perkawinan
Respon ibu dan keluarga thdp
kehamilan
Jumlah keluarga di rumah yang
membantu
Siapa pembuat keputusan dlm keluarga
Kebiasaan makan minum
Kebiasaan merokok, menggunakan obat
dan alkohol
Pekerjaan, aktivitas sehari-hari
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 16 -
o Pemeriksaan
Fisik Umum Pemeriksaan Luar Pemeriksaan Dalam Laboratorium
Kunjungan Pertama
- Tekanan darah
- Suhu badan
- Nadi
- Pernapasan
- BB
- TB
- Muka: edema, pucat
- Gilut
- Tiroid/ gondok
- Tulang belakang
- Payudara
- Abdomen bekas operasi
Ekstremitas
- Edema, varices, refleks
patella
- Tulang belakang
- Kulit: kebersihan/ penyakit
kulit
Kunjungan berikutnya
- Tekanan darah
- BB
- Edema
- Masalah kunjungan pertama
Pada setiap kunjungan
- Mengukur tinggi fundus
uteri
- Palpasi, menentukan letak
janin (atau lebih 28 minggu)
- Auskultasi detak jantung
janin
Pada kunjungan pertama
Pemeriksaan vulva/ vagina
- varices
- kondiloma
- edema
- haemorrhoid
Pem dg spekulum
- serviks
- tanda-tanda infeksi
- cairan dari ostium
uterina
Pem utk menilai
- Serviks
- Uterus
- Bartholini
- Skene
- Urethra
Kunjungan pertama
Darah
- Haemoglobin
- Glucose
- VDRL
Urine
- Warna, bau,
kejernihan
- Protein, glucose
- Nitrit/ LEA
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 17 -
Memantau Tumbuh Kembang Janin (Nilai Normal)
Usia Kehamilan Tinggi (cm) Fundus Uteri
Menggunakan petunjuk
2
badan
12 minggu - Teraba di atas symphisis pubis
16 minggu - Di tengah, antara symphisis pubis & umbilicus
20 minggu 20 cm ( 2 cm) Pada umbilicus
22 27
minggu
Usia kehamilan dalam minggu ( 2 cm) -
28 minggu 28 cm ( 2 cm) Di tengah, antara umbilicus dan proccesus xyphoideus
29 35
minggu
Usia kehamilan dalam minggu ( 2 cm) -
36 minggu 36 cm ( 2 cm) Pada proccesus xyphoideus
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 18 -
KEBIASAAN YANG LAZIM DILAKUKAN
NAMUN TIDAK MENGUNTUNGKAN
KEBIASAAN KETERANGAN
Mengurangi garam untuk Hipertensi bukan karena
mencegah preeklampsia retensi garam
Membatasi hub seks utk Dianjurkan utk memakai kondom
mencegah abortus dan agar semen (mengandung PG)
kelahiran prematur tdk mrgsg kontraksi uterus
Pemberian kalsium untuk Kram pd kaki bukan semata-mata
mencegah kram pd kaki disebabkan krn kekurangan kalsium
Membatasi makan & minum Bayi besar disebabkan karena ggn
utk mencegah bayi besar metabolisme pada ibu spt DM
ANTENATAL CARE
- Perubahan anatomik dan Fisiologi pada Wanita Hamil -
UTERUS
Membesar di bawah pengaruh estrogen dan progesteron
Hipertrofi otot polos, serabut kolagen
Berat normal 30 g hingga 1000 g pd akhir kehamilan; panjang 20 cm dan tebal ddg 2,5 cm
Otot:
o Longitudinal
o Sirkuler
o Anyaman
Kontraksi uterus:
o Dorongan melahirkan anak
o Mencegah perdarahan post partum
Besarnya uterus
o 8 minggu telur bebek
o 12 minggu telur angsa
Isthmus hipertrofi tanda hegar
o 16 minggu : uterus diisi ruangan amnion sebesar kepala bayi
o 20 minggu : fundus uteri di bawah pusat
o 24 minggu : fundus uteri di atas pusat
o 28 minggu : fundus uteri 3 jari di atas pusat 25 cm
o 32 minggu : fundus uteri pusat proc xyphoideus 27 cm
o 36 minggu : fundus uteri 1 jari di bawah proc xyphoideus 30 cm
o 40 minggu : fundus uteri 3 jari di bawah proc xyphoideus
METABOLISME DALAM KEHAMILAN
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 19 -
BMR naik 15 20%
Kalori, pembakar hidrat arang dpt juga dari lemak
Kebutuhan asam alkali
o Natrium 135 137 mEq/ liter
o Plasma bikarbonat 25 mEq/ liter
PROTEIN
Protein utk perkembangan badan, alat kandungan, mammae dan utk janin utk laktasi
Ada penurunan albumin dan gamma globulin
HIDRAT ARANG
Sering haus, nafsu makan naik,
Glukosuri menyerupai DM disebabkan krn pengaruh somatomammotropin
LEMAK
Somato mammotropin lemak mammae, pada badan paha dan lengan
Kadar kolesterol meningkat sampai 350 mg/ 100 ml
ASAM - GARAM
Kalsium 30 40 mg
Makanan mengandung 1,5 2 mg ditekan 0,2 0,7 mg selama kehamilan
Fosfor, Mg dan Cu 00> 109 222 mg/dl
Besi tambahan + 800 mg sebaiknya diet 30 50 mg besi/ hari
BERAT BADAN
Wanita hamil kenaikan BB 6,5 16,5 kg
Rata-rata 12,5 kg
Kenaikan 2 kg/ bulan sampai 20 minggu
Kenaikan BB:
1. Hasil konsepsi : fetus plasenta dan liquor amnii
2. Ibu sendiri : uterus dan mammae, volume darah, lemak, protein dan adanya retensi air
- Makanan -
Trimester protein naik
Di Indonesia banyak def Fe dan Vit B
Diberikan pada ibu hamil:
o Sulfas terrosus 3 x 200 mg
o Kalsium + vitamin
o Kalori 2000 kalori
Natural
o Buah-buahan
o Protein hewani/ non hewani
o Sayuran
- Imunologi -
Terbentuk limfosit pd kehamilan 8 minggu folikel-folikel limpa
Penangkis humoral
molekul
2
Ig gamma G gamma A dan gamma M
Ig G dewasa dan gamma A 2 bulan kehamilan sampai lahir
Ig M meningkat setelah lahir
Ig G pasif dari ibu melalui plasenta
o Difteria o Tetanus
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 20 -
o Campak
o Cacar
o Poliomielitis
o Coxsackie virus
o Herpes simpleks
dpt bertahan 6 bulan
- Rhesus Imunisasi -
Tidak bahaya Rh sama
Berbahaya bila tidak ada beda Rhesus
o Bapak Rh +
o Ibu Rh +
- Prenatal Evaluasi -
Ante natal care dilakukan segera pada wanita hamil
Ditandai dengan adanya haid yang terlambat, tujuannya:
o Menentukan status kesehatan ibu dan fetus
o Menentukan usia kehamilan fetus
o Menentukan perencanaan utk pemeriksaan obstetri selanjutnya
- DEFINISI -
Primipara : wanita yg pernah melahirkan sekali fetus yg viable (lahir hidup)
Multipara : wanita tlh melahirkan 1 atau 2 fetus yg viable, tidak melihat jumlah fetus yg
viable, tidak melihat jumlah fetus yg dilahirkan, ditunjukkan dengan paritas
o Paritas tidak bertambah jika fetus tunggal atau kembar, ttp tdk turun bila
kelahiran stillborn (lahir mati)
Nulligravida : wanita tidak hamil sekarang dan belum pernah hamil
Gravida : wanita hamil atau pernah hamil, tidak berhub dg pregnancy outcome
o Primigravida bila hamil pertama
o Multigravida bila telah berulang kehamilannya
Nullipara : wanita tidak pernah mengalami kehamilan yg lengkap, melebihi abortus, pernah/
tak pernah hamil, atau terjadi abortus spontan/ elektif
Parturien : wanita dalam proses persalinan
Puerpera : wanita baru saja melahirkan
Nomenklatur :
o GIV.P3.A0 atau
o P3 0 1 3
o Telah melahirkan 3 fetus aterm, tidak pernah melahirkan prematur, abortus 3 kali,
sekarang anak yang hidup 3 orang
- Usia Kehamilan Normal -
Usia kehamilan normal dihitung dr hari pertama haid terakhir (HPHT), mendekati 280 hari
atau 40 minggu
Dg BB fetus sedikitnya 2500 gr
Utk menentukan tgl kelahiran dg cara:
Ditambah 7 hari dari hr pertama haid terakhir, dan dihitung mundur 3 bulan ditambah 1
tahun (Naegel Rule)
- Pemeriksaan Obstetri -
Pemeriksaan serviks dengan speculum
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 21 -
Permukaan biru kemerahan bukan merupakan kehamilan
Bila ada dilatasi serviks akan terlihat selaput ketuban
Dapat terlihat kista naboti
Adanya mucoid discharge adalah normal
Dilakukan pemeriksaan serviks dengan periksa dalam utk menentukan:
o Konsistensi
o Panjang dan dilatasi
o Ditentukan presentasi dari fetus, terutama pada kehamilan aterm
o Keadaan panggul
o Anomali vagina dan perineum
Pada kehamilam 18 dan 32 minggu ada hubungan korelasi yang baik antara usia fetus dalam
minggu dengan tingginya fundus uteri
Dg cara mengukur dari symphisis pubis ke arah tingginya fundus uteri setelah kandung seni
dikosongkan
- Test Laboratorium -
Hematokrit (Haemoglobin), urinalisis, urine kultur, ABO group, Rh, antibodi
screening, status Rubella, screening sifilis, pap smear
Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Semua wanita hamil dilakukan pemeriksaan hepatitis B virus (Hbs Ag)
- Resiko Tinggi Kehamilan -
1) Adanya medical illness
2) Riwayat persalinan jelek, spt kematian perinatal, kelahiran prematur, BBL rendah,
malnutrisi, keadaan plasenta atau perdarahan maternal
3) Kejadian nutrisi ibu yg kurang baik
- Kunjungan Berikutnya -
Interval kunjungan :
o setiap 4 minggu sampai kehamilan 28 minggu
o 2 3 minggu sampai kehamilan 36 minggu
o Selanjutnya setiap minggu
Setiap kunjungan dilakukan pemeriksaan tekanan darah, BB, pemeriksaan protein dan
glukosa urin, tingginya fundus uteri, denyut jantung anak, gerakan fetus, kontraksi uterus,
perdarahan dan pecahnya ketuban, dan USG digunakan pd indikasi spesifik
Pada 15 20 minggu : maternal serum alpha feto protein
24 28 minggu : screening gestational diabetes bila dicurigai
Test D negatif utk antibodi, berikan anti D immunoglobulin bila ada indikasi
- Denyut Jantung Anak (DJA) -
DJA akan terdengar pada kehamilan 16 19 minggu dengan corong DeLee
Tergantung pd beberapa faktor : besarnya wanita hamil, kemampuan mendengar pemeriksa
Kehamilan 20 minggu dapat terdengar 80%
Kehamilan 21 minggu akan terdengar 95%
- Tingginya Fundus Uteri -
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 22 -
Jimenes dkk 1983 : kehamilan antara 20 sampai 31 minggu tingginya fundus uteri dalam cm
menunjukkan kehamilan dalam minggu
Calvert dkk 1982 : dapat sampai 34 minggu
Syaratnya : kandung kemih hrs dikosongkan sebelum dilakukan pengukuran
- Usia Kehamilan -
Menentukan usia kehamilan merupakan faktor yg penting dalam antenatal care
Terapi komplikasi kehamilan sangat tergantung pada usia kehamilan
Pd usia kehamilan 28 minggu bila preeklampsia terjadi, terapi konservatif sangat
menguntungkan
- Pengawasan Wanita Hamil -
Pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu
Wanita hamil diberi pengertian kehamilan yang dikandungnya
Tujuan pengawasan menyiapkan fisik dan mental, penyelamatan ibu dan anak dlm persalinan
dan nifas
- Antenatal Care -
1. Wanita hamil harus sama sehatnya atau lebih sehat
2. Kelainan fisik dan mental ditemukan dini dan diobati
3. Melahirkan tanpa kesulitan dan bayi sehat
- Pemeriksaan Pertama -
Pemeriksaan sedini mungkin
Penghitungan perkiraan persalinan
Pemeriksaan fisik yang teliti : tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan, jantung, mammae
Kehamilan muda: pemeriksaan gynaecologi
Pemeriksaan lab : golongan darah, faktor Rh, reaksi Wasserman/ Kahn, darah, urin
Petunjuk diberikan cara hidup sehat
Pemeriksaan selanjutnya:
o Setiap 4 minggu sampai 28 minggu
o Setiap 2 minggu sampai 36 minggu
o Setiap minggu hingga aterm
- Pemeriksaan Obstetri -
Palpasi : menurut Leopold, Ahlfled, Budin, Knebel
Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri
Leopold II : menentukan letak punggung bayi
Leopold III : bagian apa yg terletak di sebelah bawah
Leopold IV : berapa bagian bag bawah masuk ke pintu atas panggul
- Dengan pemeriksaan Leopold -
Tinggi fundus uteri menentukan usia kehamilan
Letak janin letak kepala, su, lin
Bagian terbawah masuk pintu atas panggul (PAP)
Letak punggung bayi
Bunyi jantung bayi
PERSALINAN NORMAL
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 23 -
Proses persalinan O
Pada akhir kehamilan akan terjadi kontraksi uterus, akan berpengaruh pada dilatasi serviks
dan mendorong fetus melalui jalan lahir
Banyak energi diperlukan dalam proses ini
Kontraksi uterus menyebabkan kesakitan
Rasa sakit ini dpt dipakai sebagai tanda mulainya proses persalinan
PERSIAPAN Proses persalinan
Pd kehamilan 36 38 minggu, tidak ada kontraksi uterus
Terjadi pelunakan serviks
Pd waktu kehamilan mungkin terjadi kontraksi uterus, di mana tdk dpt diprediksi
sebelumnya:
o Kontraksi tidak kuat
o Durasi rendah
o Terasa di perut bawah ke arah pelipatan paha
Kontraksi ini tak menyebabkan dilatasi serviks
Pd akhir kehamilan akan terjadi kontraksi uterus
o Kontraksi menjadi sering
o Akan terjadi dilatasi serviks
o Penurunan kepala/ presenting part
o Terjadi kelahiran bayi
3 fase/ kala/ tingkat persalinan
Tingkat pertama
Mulai dr adanya kontraksi yg sering, dg intensitas yg baik, diikuti effacement
(penyinsingan) dg dilatasi (pembukaan) lengkap, pembukaan 10 cm
Tingkat kedua
Setelah pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi
Tingkat ketiga
Setelah lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta
PERMULAAN Proses persalinan
Terjadi pengeluaran mukus yg berdarah, sbg plug pd serviks pd kehamilan, ini sebagai
tanda show atau bloody show
Sbg tanda, biasanya persalinan akan terjadi
Perdarahan hanya sedikit/ setetes
Bila perdarahan banyak merupakan keadaan yang tidak normal
Proses persalinan O
Dimulai dg pengeluaran mukus bercampur sedikit darah, show, yg semula menutupi canalis
cervicalis
Tjd kontraksi dr uterus, disertai rasa sakit mungkin karena :
o Hipoksia uterus
o Kompresi ganglion di serviks
o Peregangan serviks pd waktu dilatasi
o Peregangan peritoneum sekitar fundus uteri
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 24 -
Adanya peredangan dari serviks, dpt menyebabkan aktivitas dari uterus (Fergusson
reflex), meningkatkan aktivitas miometrium
Pada waktu melakukan manipulasi serviks, stripping akan terjadi peningkatan kadar
prostaglandin, akan meningkatkan aktivitas kontraksi miometrium
Ada fase relaksasi di antara 2 kontraksi uterus dlm 10 menit dpt terjadi 2 3 kontraksi,
bila persalinan dalam proses yg sedang berjalan
PERBEDAAN AKTIVITAS UTERUS
Bila proses persalinan berlangsung, akan terjadi:
1. Segmen atas uterus menjadi tebal
2. Segmen bawah dan serviks relatif pasif dan tipis, merupakan isthmus uteri sebelum
hamil
3. perbatasan ini disebut lingkaran fisiologi Bandl
Segmen bawah uterus ini akan meningkat secara gradual, bila kontraksi bertambah kuat
lingkaran ini akan setinggi pusat disebut lingkaran Bandl pathologi, bila ada obstruksi pada
persalinan
Perubahan kontraksi uterus
Setiap kontraksi uterus akan terjadi pemanjangan, akan terjadi pengecilan/ pemendekan
diameter horizontal
Tekanan ini akan meluruskan tulang belakang fetus, fundus akan mendorong dan akhirnya
akan terjadi penurunan bag bwh fetus dikenal dengan fetal aixs pressure
Terjadi pemendekan otot longitudinal, yang menyebabkan akan terjadi dilatasi serviks
Proses persalinan O
Setelah serviks dilatasi penuh ditambah kekuatan kontraksi ddg perut dan kekuatan
mengejan
Kontraksi uterus pd serviks yg telah melunak, akan terjadi pembukaan serviks sampai
lengkap disebut kala satu
Tekanan intra abdominal meningkat, bila serviks pembukaan sudah terbuka lengkap, fetus
lahir disebut kala kedua
Pd waktu pelepasan plasenta diperlukan kontraksi uterus dan tekanan intraabdominal
disebut kala ketiga
Perubahan serviks pada persalinan
Kontraksi yg efektif, disertai tekanan hidrostatik selaput amnion pd serviks, dan segmen
bawah uterus
Bila selaput ketuban pecah, bag bawah fetus/ presenting part akan menekan serviks dan
segmen bwh uterus
Sbg hasil hal di atas akan terjadi:
o Efisemen
o Dilatasi
Sampai pembukaan lengkap 10 cm
Tidak terjadi penurunan bag terendah fetus pada efisemen, tetapi penurunan presenting
part dpt terjadi waktu dilatasi
Pada kala II, penurunan presenting part pada nullipara lambat, dan pada multipara cepat
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 25 -
Pola serviks dilatasi ( friedman pattern )
Serviks dilatasi akan terjadi fase laten dan fase aktif
Fase laten:
o Akan terjadi akselerasi kontraksi uterus, terjadi pembukaan serviks
Fase aktif (kejadian pembukaan serviks)
o Akselerasi
o Maximum slope
o Deselerasi
Pola penurunan fetus
Pd nullipara engagement (msk jalan lahir) kepala/ presenting part fetus sebelum mulainya
persalinan
o Penurunan yg aktif tjd setelah fase maximum slope
o Pada waktu ini, penurunan presenting part makin cepat
o Akhirnya presenting part sampai perineum
Persalinan/ partus dengan presentasi occiput/ letak belakang kepala
Presentasi letak belakang kepala 95%
Diagnosis didirikan dengan pem abdomen atau periksa dalam sebelum/ pada inpartus
Pd umumnya vertex masuk pintu atas panggul (PAP) pd posisi sutura sagitalis melintang
Posisi occiput:
o Melintang kiri 40%
o Melintang kanan 20%
o Di belakang 20%
Gerakan utama persalinan/ partus
Engagement/ engegemen
Descent/ turun
Flexion/ fleksi
Internal rotation/ rotasi interna
External rotation/ rotasi eksternal
Expulsion/ ekspulsi
Perubahan bentuk kepala
Caput succedanium
o Pada persalinan lama sebelum pembukaan serviks lengkap
o Sebag besar terjadi bila kepala sudah di dasar panggul dan adanya resistensi dari
serviks
Moulding
o Perubahan bentuk kepala
o Adanya pemendekan diameter suboccipitobregmatica dan pemanjangan mentovertikal
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 26 -
Pola pengeluaran plasenta
Setelah plasenta lepas dari uterus, akan meluncur melalui segmen bwh uterus krn adanya
tekanan intraabdominal
Mekanisme pelepasan plasenta
o Sentral
Adanya retrohematom, menekan plasenta ke bwh, terlihat selaput plasenta SCHULTZE
MECHANISM
o Perifer
Perdarahan dr periferi, terjadi perdarahan, terlihat bag kotiledon, baru selaput
plasenta DUNCAN MECHANISM
=========== MEKANISME PERSALINAN NORMAL
===========
Pada persalinan, posisi fetus berhubungan dengan jalan lahir yang akan dilaluinya
Sebagai perumpamaan, bila fetus dalam letak lintang, utk dpt melahirkannya, dpt dilakukan
dengan cara :
o Seksio sesaria
o Dilakukan versi luar menjadi letak kepala atau letak sungsang
Sehingga perlu diketahui posisi fetus pada waktu persalinan berlangsung
LIE, PRESENTATTION, ATTITUDE DAN POSITION
Sebagai orientasi
Ini dapat dilakukan dengan cara :
o Palpasi abdomen
o Periksa dalam
o Auskultasi
o Foto abdomen
o USG
FETAL LIE
o Hubungan antara sumbu panjang fetus terhadap ibu, dapat longitudinal atau
transversal
o Bila fetus 45, disebut OBLIQUE, merupakan letak yang tidak stabil, dpt menjadi
longitudinal atau transversa
Letak longitudinal 99% pada persalinan normal genap bulan
Letak transversa, dpt terjadi pd multipara, plasenta praevia, hidramnion, anomali
uterus
FETAL PRESENTATION
o Presenting part (bagian terendah) fetus, masuk atau mendekati ke jalan lahir
o Presenting part dpt diraba sewaktu periksa dalam
o Presenting part menunjukkan presentasi atau letak fetus
Longitudinal : presenting part dpt kepala aatu bokong, disebut letak kepala atau
letak sungsang
Transversa : presenting part bahu, disebut letak lintang atau oblique
o Presentasi letak kepala
Adanya hubungan antara kepala dan badan fetus
Biasanya kepala dalam keadaan fleksi maksimal, dahi dapat melekat di dada
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 27 -
Pada keadaan ini fontanela minor/ oksiput merupakan bagian terendah dari kepala
disebut letak kepala atau vertex presentation
Leher dalam keadaan ekstensi, oksiput mendekati tulang belakang fetus dan muka
fetus di jalan lahir, disebut letak muka atau face presentation (keadaan ini
jarang terjadi)
Bila kepala mengalami fleksi sedikit, dimana fontanela major atau bregma, disebut
letak puncak kepala atau cinciput presentation
Kepala defleksi partialis. Dahi menjadi bagian terendah disebut letak dahi atau
brow presentation
o Presentasi letak sungsang
Bila bokong merupakan bagian terbawah dapat terjadi pada keadaan :
Paha fleksi dan kaki berada di dpn dada atau badan fetus = frank breech
presentation
Paha fleksi dan kaki mendekati paha fetus = complete breech presentation
Bila lutut fetus lebih rendah dari bokong fetus = incomplete/ complete atau
footling breech presentation
FETAL ATTITUDE ATAU POSTURE
o Pada akhir kehamilan, keadaan fetus dapat digambarkan disebut attitude atau habitus
o Fetus berbentuk ovoid mengikuti bentuk uterus
Punggung conveks/ melengkung, kepala dalam keadaan fleksi maksimal, dagu
mendekati dada, kaki fleksi di depan abdomen, kaki melipat ke arah paha, kaki
melipat pada lutut dan telapak kaki berada di depan kaki
Pada semua letak kepala, tangan melipat di depan dada atau berada di samping
badan dan tali pusat berada di antara ruang ......... atau jatuh ke bawah
Ada attitude dpt terjadi bila kepala agresif ekstensi dari letak kepala menjadi
letak muka
Perubahan yang ekstrim dpt terjadi dr tulang punggung yang melengkung/ flexed
menjadi ekstensi/ extended
FETAL POSITION
o Posisi merupakan bag terendah dari presenting part/ bag terbawah dari fetus
Pd setiap presentasi dpt ditentukan di kanan atau di kiri
Oksiput, dagu dan sakrum sebagai denunator/ penunjuk pada letak kepala, letak
muka dan letak sungsang
Diagnosa presentasi dan posisi fetus
Beberapa metode untuk membuat diagnosa presentasi dan posisi fetus dengan :
o Palpasi abdomen
o Pemeriksaan dalam
o Kombinasi pemeriksaan
o Auskultasi
o Pada kasus khusus dengan pemeriksaan USG, computerized tomographic scan
(CT) atau magnetic resonance imaging (MRI)
Palpasi abdomen/ pemeriksaan leopold
Ada 4 cara pemeriksaan Leopold & Sporlin 1894, posisi pemeriksa thdp pasien yg diperiksa:
o Pasien tidur telentang dan relaks
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 28 -
o Dr pem I sampai III, pemeriksa berdiri di samping tempat tidur dan muka
pemeriksa menghadap ke muka pasien
o Pd pemeriksaan ke 4 muka pemeriksa menghadap ke arah kaki pasien
Leopold Pertama
Ditentukan kontur dari uterus dan tinggi fundus uteri, seberapa jaraknya dari procesus
xyphoideus
Dilakukan palpasi fundus uteri dengan ujung jari dari kedua tangan pemeriksa dan
ditentukan bag apa yang ada di fundus uteri
Bila bokong di fundus uteri, menunjukkan kutub yang besar dan relatif lunak dan bila
fundus uteri menunjukkan kutub yang lebih keras dan lebih mobile, kepala ada di fundus
uteri
Leopold Kedua
Setelah ditentukan bag fetus di fundus uteri (Leopold I), dilanjutkan pemeriksaan bag
fetus yang ada di samping kanan dan kiri uterus
Pada bag yg keras merupakan punggung fetus, pada sisi yg lain akan teraba bag kecil-kecil
dari fetus apabila wanita hamil yg kurus, tetapi yang gemuk sukar ditentukan
Leopold Ketiga
Dengan ibu jari dan jari tangan pemeriksa ditentukan bag apa yg ada di atas symphisis
pubis
Menentukan kepala atau bokong seperti pada Leopold I, apabila pemeriksaan dilakukan
dengan cermat
o Apabila bag kepala lebih menonjol sesuai dengan bag kecil, dpt dipastikan kepala dalam
keadaan fleksi
o Dan apabila kepala lebih menonjol ke arah punggung, kepala dalam posisi defleksi
Leopold Keempat
Muka pemeriksa menghadap ke kaki ibu, ujung jari satu sampai tiga dari tiap tangan,
diarahkan ke jalan lahir pelvik
Dapat ditentukan presentasi fetus, letak kepala, letak sungsang, letak lintang
o Letak kepala dlm posisi fleksi atau defleksi
o Letak sungsang teraba bag bulan lunak
o Letak lintang tidak teraba, kosong
Dpt ditentukan masuknya presenting part ke jalan lahir
Pemeriksaan vaginal/ periksa dalam
Sebelum persalinan/ partus periksa dalam tidak dapat membuat konklusi karena belum
adanya pembukaan dari serviks
Setelah inpartu dan adanya pembukaan serviks, merupakan informasi yang penting
Pd letak belakang kepala dpt ditentukan posisi fontanella dan sutura
Pd letak muka dpt ditentukan posisi dagu
Letak sungsang dpt ditentukan posisi sakrum
auscultasi
Auskultasi sendiri tidak dpt mendapat informasi yang tepat
utk menentukan presentasi dan posisi fetus
Biasanya suara denyut jantung fetus akan terdengar jelas
pada daerah konvek/ punggung fetus dekat dinding uterus,
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 29 -
pada letak belakang kepala dan letak sungsang sedangkan pada letak muka suara akan
terdengar jelas pada daerah dada
PIMPINAN PERSALINAN/ PARTUS NORMAL
Beberapa definisi
Partus : suatu proses pengeluaran bayi yg dpt hidup dari dalam uterus melalui vagina ke
dunia luar
1. Partus immaturus : < 28 minggu, leih 20 mgg dg berat janin antara 500 1000 g
2. Partus prematurus : hasil konsepsi dpt hidup, belum aterm. Berat janin 1000 2500 g,
atau usia kehamilan antara 28 minggu sampai 35 minggu
3. Partus postmaturus atau serotinus : partus yg tjd 2 minggu atau lebih dr partus yg
diperkirakan
Gravida : wanita yg sedang hamil
Primigravida : wanita pertama kali hamil
Para : wanita pernah melahirkan
Nulipara : wanita pertama kali melahirkan bayi yang dapat hidup
Multipara : melahirkan berkali
2
bayi dpt hidup/ viable
Abortus : penghentian kehamilan sblm janin viable, berat janin di bawah 500 g atau tua
kehamilan di bawah 20 minggu
Partus normal atau partus spontan
Bila bayi lahir dg presentasi belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau pertolongan
istimewa serta tidak melukai ibu atau janin dan berlangsung dalam kurang 24 jam
Partus luar biasa atau partus abnormal
Bayi dilahirkan per vaginam dengan cunam atau ekstraktor vakum, versi dan ekstraksi,
decapitasi, embriotomi dan sebagainya
SEBAB-SEBAB MULAINYA PERSALINAN
Humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh syaraf dan
nutrisi, merupakan faktor-faktor mulainya partus
Perubahan biokimia dan biofisika
Penurunan kadar estrogen dan progesteron
Kadar prostaglandin meningkat setelah kehamilan 15 minggi sampai aterm
Plasenta menjadi tua, adanya perubahan pada villi korialis, sehingga kadar estrogen dan
progesteron turun
Uterus membesar, terjadi keregangan otot uterus, terjadi iskhemia
Persalinan dapat pula dimulai (induction of labor)
1. merangsang pleksus Frankenhauser dengan memasukkan gagang laminaria dalam kanalis
servikalis
2. memecah ketuban
3. menyuntikkan oksitosin (sebaiknya dg infus I.V)
4. pemakaian prostaglandin bila serviks sudah matang lunak dan memendek dan canalis
servicalis sudah terbuka 1 jari
penilaian serviks dengan memakai skor Bishop, bila skor Bishop > 8, induksi persalinan
kemungkinan besar akan berhasil
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 30 -
Mekanisme Persalinan Normal
Hampir 96% janin dalam uterus dengan presentasi kepala
o 58% ubun-ubun kecil terletak di kiri depan
o 23% di kanan depan
o 11% di kanan belakang
o 8% di kanan kiri belakang
Ada 3 faktor penting yg memegang peran pada persalinan adalah:
1. kekuatan yg ada pd ibu seperti kekuatan his dan kekuatan mengedan
2. keadaan jalan lahir
3. janin sendiri
Pimpinan persalinan
Kala I
o Dokter, bidan dan pekerja kesehatan mengawasi wanita inpartu sebaik-baiknya.
Pemberian obat dan tindakan berdasarkan indikasi
1. Primi kepala masuk PAP minggi ke 36 dan pada multi pada minggu ke 38
2. bila kepala masuk PAP, ketuban belum pecah, wanita hamil dapat jalan-jalan
3. berbaring pada sisi punggung janin
4. pada wanita hamil, bila kepala belum masuk PAP, tidur telentang utk antisipasi
bila ketuban pecah tidak menumbung
o periksa dalam berdasarkan indikasi, utk mencegah infeksi
o pemeriksaan dalam untuk menentukan :
1. Vagina, t.u dindingnya apakah ada yang menyempit
2. keadaan serta pembukaan serviks
3. kapasitas panggul
4. ada tidaknya penghalang di jalan lahir
5. sifat fluor albus apakah ada organ yang terinfeksi, bartholinitis
6. pecah tidaknya ketuban
7. yang penting adalah presentasi janin
8. turunnya kepala dalam ruang panggul
9. penilaian kepala thd panggul
10. apakah partus tlh mulai atau sampai di mana partus telah berlangsung
Kala II
o Bila pembukaan serviks lengkap, pada akhir kala I atau permulaan kala II dengan kepala
janin sudah masuk PAP
o His akan timbul lebih sering dan merupakan pendorong janin
o Di luar his denyut jantung janin harus dimonitor
o Ada 2 cara mengejan :
1. wanita berbaring, angkat paha sampai batas siku, kepala diangkat sedikit, dagu
mendekati dada dan ia dapat melihat perut
2. sikap seperti di atas, tetapi badan dalam posisi miring ke kiri atau ke kanan
tergantung pada letak punggung anak. Hanya satu kaki diangkat, kaki di atas.
Sikap ini baik bila putar paksi dalam belum sempurna
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 31 -
o Episiotomi : tidak dianjurkan pd setiap primigravida, kecuali bila ada kekakuan dari
peritoneum
1. Episiotomi mediana, dikerjakan pada garis tengah
2. Episiotomi mediolateralis, dikerjakan mediana mendekati sphinter ani baru ke
samping
3. Episiotomi lateralis, sering terjadi perdarahan
o Utk menghindari robekan perineum dilakukan perasat menurun Ritgen.
o Bila ada lilitan tali pusat setelah kepala lahir, tali pusat dilonggarkan, melewati kepala
janin, bila sukar (lilitan 2 kali) tali pusat dipotong di antara 2 kocher, lalu dikendorkan
Kala III
o Kala III atau kala uri, semenjak bayi lahir hingga lahirnya plasenta
o Ada 2 tingkat kelahiran plasenta
1. melepasnya plasenta dr implantasinya pd dinding uterus
2. pengeluaran plasenta dr dalam cavum uteri
o utk mengetahui terlepasnya plasenta dipakai perasat
Perasat Kustner : tangan kanan meregangkan tali pusat, tangan kiri di fundus, bila
sudah lepas tapi pusat memanjang
Perasat Stassman : tangan kanan memegang tali pusat dan tangan kiri mengetok
fundus uteri, bila ada getaran tali pusat belum lepas dari
insersinya
Perasat Klein : wanita disuruh mengejan, tali pusat diperhatikan, berhenti
mengejan, bila tali pusat masuk kembali berarti belum lepas
dari insersinya
Kala IV
o Kala IV : dari lahirnya plasenta sampai 1 jam setelah postpartum
o Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
Kontraksi uterus harus baik
Tidak ada perdarahan dari vagina atau perdarahan-perdarahan dari alat genitalia
lain
Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap
Kandung kencing harus kosong
Luka di peritoneum dirawat dan tidak ada hematom perinei
Bayi dalam keadaan baik
Ibu dalam keadaan baik
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 32 -
====== HYPERTENSIVE DISORDER IN PREGNANCY
======
Diagnosis
Terdapat 5 tipe dr hipertensi (berdasarkan Working Group, 2000) ialah :
1. Gestational hypertension (dulunya pregnancy induce hypertension atau transient
hipertension)
2. Preeclampsia
3. Eclampsia
4. Preeclamsia on chronic hypertension
5. Chronic hypertension
Hipertensi didiagnosis bila tekanan darah T 140 / 90 mmHg , menurut Korotkoff phase V
utk batasan tekanan diastolik
Edema telah diabaikan utk kriteria diagnosis, krn hal ini dpt tjd pd wanita hamil normal
Kenaikan sistolik 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg, sudah tidak direkomendasikan, tetapi
apabila terjadi seperti ini harus diawasi secara hati-hati
Gestational hypertension
Gestational hypertension adalah bila tekanan darah mencapai 140/90 mmHg, pertama kali
pada kehamilan tetapi tidak ada proteinuri
Gestational hypertension disebut transient hypertension apabila preeklampsia tidak
berkembang dan tekanan darah kembali normal setelah 12 minggu postpartum
Penting !!! Pd gestational hypertension dapat terjadi sakit kepala, nyeri epigastrium atau
thrombocytopenia
Bila kenaikan tek darah tjd setelah pertengahan kehamilan, berbahaya t.u utk janin.
Meskipun belum ada protein uri, menurut Chesly (1985), dpt terjadi kejang (10%)
Proteinuri memperburuk penyakit hipertensi, membahayakan (risiko) bagi ibu dan janin
preeclampsia
Preeklampsi adalah pregnancy specific syndrome dr berkurangnya perfusi jaringan akibat
vasospasme dan aktivitas endothelial
Proteinui merupakan tanda yang penting pada preeclampsia
Proteinutia ditunjukkan dg adanya protein 300 mg (1+ dipstik) atau lebih, dlm urin 24 jam
Minimal diagnosis preeclampsia : adanya hipertensi dan proteinuri
Kombinasi hipertensi dan proteinuri meningkatkan risiko perinatal morbiditi dan mortaliti
Proteinuri terjadi krn kerusakan glomerolus (Mc Cartney dkk, 1971)
Epigastric or right upper quadrant pain
o Hasil dr kerusakan hepatoselluler, iskhemia, oedema yg meregangkan kapsula Glisson
o Diikuti meningkatnya enzim serum hati dan biasanya menunjukkan perlunya terminasi
kehamilan
Thrombocytopenia
o Tanda khusus memburuknya preeclampsia, krn aktivitas platelet, agregasi
dan microangiopathic hemolysis yang menjadi penyebab vasospasme yang berat
o Adanya gross hemolisis seperti hemoglobinemia, hemoglobinuria atau
hiperbilirubinemia sebagai tanda memburuknya penyakit
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 33 -
Severity of Preeclampsia
o Penting!!! Untuk membedakan antara preeclampsia sedang dan berat dpt menyesatkan
karena ternyata penyakit sedang dpt maju dengan cepat ke penyakit yang berat
o Meskipun hipertensi diperlukan utk diagnosis preeclampsia, tekanan darah sendiri tidak
dpt dijadikan sebagai indikator beratnya penyakit
Contoh: remaja kurus mungkin dg proteinuri 3+ dan kejang dg tek darah dpt T 140/85
mmHg, dpt juga terjadi wanita dengan T 180/120 mmHg tidak mengalami kejang
o Kejang biasanya didahului dg skt kepala terus-menerus atau gangguan penglihatan mata
o Lihat lampiran table 24-2
eclampsia
Eclampsia adalah terjadinya kejang pada wanita dengan preeclampsia berat
Kejangnya bersifat grand mal yg dpt timbul sebelum, dalam atau setelah persalinan
Kejang terjadi dlm waktu 48 jam postpartum, dan dpt terjadi t.u pd nullipara dpt
terjadi sampai 10 hari postpartum
Preeclampsia superimposed
upon chronic hypertension
Semua khronik hipertensi yg tidak diketahui sebabnya, penyebab terjadinya superimposed
preeclampsia atau eclampsia
Diagnosis dengan adanya hipertensi adalah :
1. Hipertensi ( 140/90 mmHg) sebelum kehamilan
2. Hipertensi ( 140/90 mmHg) ditemukan sebelum kehamilan berusia 20 minggu (kecuali
kehamilan gestational trophoblastic)
3. hipertensi yg menetap dlm waktu panjang setelah persalinan
Patofisiologi
o Vasospasme merupakan hasil patofisiologi terjadinya preeclampsia dan eclampsia
(Volhard, 1918)
o Milseman (1924) ; Landesman dkk (1954) : vascular constriction penyebab resistensi
aliran darah dan dapat menyebabkan hipertensi arterial
Adanya vasospasme ini dpt menyebabkan kerusakan pd pembuluh darah
Angiotensin II dpt menimbulkan kontraksi sel endothelial
Perubahan vaskuler dan hipoxian jaringan sekitarnya dpt menyebabkan
perdarahan, nekrosis dan kerusakan end organ
o Lihat lampiran bagan Endothelial Activation
Increased Pressor Responses
Normal wanita hamil dapat menimbulkan vasopresor (Abdul-Karim and Assali, 1961)
Bertambahnya reaksi aktivitas presor pd wanita dengan mulainya preeclampsia telah
dilaporkan Raab dkk (1956)
Gant dkk (1973) menunjukkan adanya kenaikan sensitivitas vascular thdp Angiotensin II
mendahului terjadinya hipertensi
Penderita dg chronic hipertensi dpt merespon identik dengan di atas
Prevention
Ada beberapa strategi utk mencegah terjadinya preeclampsia
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 34 -
Strategi ini memanipulasi dari diet dan obat-obatan bertujuan memodifikasi patofisiologi
mekanisme yang memegang peran penting terjadinya preeclampsia :
o Pemberian dosis rendah aspirin
o Pemberian antioksidan
Dosis Rendah Aspirin
Wallenberg dkk (1986)
o Pemberian 60 mg aspirin dan plasebo pd primigravida dg kehamilan 28 minggu diberi
angiotensin-sensitive
o Pd kelompok terapi tjd penekanan sintese thromboxan dr platelet dan pembentukan
endothelial prostacyclin
Caritis dkk (1998)
o Dpt menurunkan Thromboxan B2, tetapi hal ini tidak penting krn kejadian preeclampsia
tidak menurun dibandingkan dengan plasebo
Antioksidan
Serum wanita hamil berisi antioksidan yg berfungsi utk mengontrol lipid peroksidase
berpengaruh pada disfungsi endothelial sel sehubungan dengan terjadinya preeclampsia
Davidge dkk (1992)
o Serum wanita dengan preeclampsia, menurunkan aktifitas antioksidan
Schiff dkk (1996)
Ditemukan dalam plasma vit E tinggi pada preeclampsia, tetapi diet vit E tidak
berhubungan dengan preeclampsia
Chappell dkk (1999)
1 Terapi antioksidan mengurangi aktivitas sel endothel
1 Terapi ini dipercaya dpt mencegah terjadinya preelampsia
management
Tujuan utama management pada preeclampsia adalah :
1. terminasi kehamilan paling sedikit yang dpt menyebabkan trauma pd ibu maupun fetus
2. melahirkan fetus yg mengalami pertumbuhan yang tidak baik
3. memperbaiki kesehatan ibu hamil semaximal mungkin setelah melahirkan
Pada kasus preeclampsia, terutama mendekati aterm, 3 option di atas sama
Utk informasi yg paling penting seorang obstetrikus dpt sukses memanage kehamilan
khususnya kehamilan dg komplikasi hipertensi adalah mengetahui dg jelas usia kehamilan.
Mengurangi aktivitas sangat bermanfaat
Tirah baring absolut tidak perlu, tidak dianjurkan pemberian sedatif atau tranquilizer
Bila tidak berat tidak dibatasi protein dan kalori masuk dalam diet
Garam dan air dibatasi
Preeclampsia berat ditentukan tergantung kondisi sewaktu, usia kehamilan, kondisi dari
serviks
Hospital management
Pemeriksaan yang teliti, terutama bila ada sakit kepala, kelainan penglihatan, nyeri
epigastrium, kenaikan BB
Penimbangan BB setiap hari
Pemeriksaan proteinuria setiap 2 hari
Pemeriksaan tekanan darah dlm posisi duduk, setiap 4 jam kecuali penderita tidur
Pemeriksaan serum Creatinine, Hematokrit, platelet dan serum lever enzym
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 35 -
Evaluasi sesering mungkin besarnya fetus dan jumlah cairan amnion secara klinik atau USG
TERMINATION OF PREGNANCY
Melahirkan merupakan pengobatan untuk preeclamsia
Sakit kepala, gangguan penglihatan atau nyeri epigastrium menunjukkan akan timbulnya
eclampsia, dan oliguria merupakan tanda yang penting
Tujuan utama tidak terjadinya konvulsi untuk mencegah perdarahan intrakranila, kerusakan
organ lainnya dan melahirkan janin yang sehat
Bila fetus diketahui atau diduga preterm diharapkan utk dipertahankan inutero, utk
mengurangi morbidity atau mortality
Dilakukan :
1. Pemeriksaan NST, biophysical profile
2. Pengukuran lecithin sphingomyelin ratio utk maturitas paru
Meskipun ratio < 2, dpt juga tidak terjadi respirasi distres
Bila pada preeclampsia sedang atau berat, tidak menunjukkan perbaikan setelah dirawat,
melahirkan/ terminasi kehamilan, dianjurkan :
o Induksi persalinan dg intravenous oksitosin
o Dpt dilakukan pematangan serviks, dengan prostaglandin atau dilatator osmotik
o Bila induksi persalinan gagal, maka dilakukan section sesaria
Antihypertensive Drugs
Sibai dkk (1987) : Membandingkan pemberian labetalol + tirah baring dg tirah baring saja
200 nullipara, diagnosa usia kehamilan 26 dan 35 minggu :
o Meskipun pemberian labetalol menurunkan mean tekanan darah, significant
o Tidak ada perbedaan kedua kelompok dalam perpanjang kehamilan, usia kehamilan pada
persalinan atau berat badan
o Growth-restriction sering terjadi 2 kali pada pemberian labetalol (19 lawan 9)
Delayed delivery with severe preeclampsia
Sibai dkk (1985) : tindakan utk memperpanjang kehamilan, prematur
60 penderita, usia kehamilan 18 dan 27 minggu
o Total mortality rate 87%, meskipun tidak ada maternal mortality
o 13 terjadi abruptio plasente, 10 eclampsia, 5 consumptive coagulopathy, 3 kegagalan
ginjal, 2 hipertensi encelopathy, 1 perdarahan intrakranial dan 1 ruptura hematom hati
Sibai dkk (1994) ; membandingkan pemberian terapi konservatif dan aktif manajemen dpt
ditambah pemberian glukokortikoid utk maturasi paru dilahirkan 24 jam kemudian, pada 95
wanita, usia kehamilan 28 sampai 32 minggu
Manajemen konservatif dg tirah baring, dg salah 1 obat (labetalol atau mefedipine) p.o
o Kehamilan dpt diperpanjang 15,4 hari dg adanya perbaikan neonatal outcome
o Penting dpt terjadi abruptio plasente pada kedua kelompok
ECLAMPSIA
Diagnosa : wanita dg kejang, tjd kematian pd kasus non-konvulsi didahului dg preeclampsia
berat
Kejang dimulai dari sekitar mulut, membentuk muka menyeringai
Setelah beberapa menit badan kaku, diikuti kontraksi otot seluruh badan
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 36 -
Keadaan berlangsung 15 20 detik
Tiba-tiba rahang membuka dan menutup dg kuat diikuti mata mendelik
Otot mulut lainnya dan semua otot kontraksi dan relaksasi, otot lidah dapat tergigit, krn
gerakan tersebut
Kontraksi dan relaksasi otot ini dpt terjadi beberapa menit
Secara gradual gerakan kontraksi otot ini melemah dan jarang akhirnya berhenti, terdiam
Krn serangan diaphragma terfiksir
Seakan-akan pernapasan berhenti, kemudian menarik napas dalam dan panjang
Kemudian terjadi koma
Penderita tidak ingat kejadian sebelum dan sesudahnya
Kemudian ingatan penderita kembali
Pulmonary Edema
o Aspirasi pneumatis krn inhalasi/ aspirasi isi gaster, bila merangsang muntah pd waktu
yang menyertai kejang
o Kegagalan jantung sebagai hasil kombinasi hipertensi berat dan banyaknya pemberian
cairan
Kematian wanita dengan eclampsia dpt terjadi kematian mendadak, sinkron dg kejang
setelah atau kemudian karena adanya perdarahan di otak
Perdarahan ini sering terjadi pada wanita dg chronic hypertension
Jarang terjadi pecahnya aneurisma atau anomali aterovenous
Blindness
Kira-kira 10% dpt terjadi kebutaan setelah kejang
Kebutaan dpt pula terjadi spontan pada preeclampsia, karena:
Terlepasnya retina dari dasarnya
Iskhemia lobus occipital, infark atau edema
Bila terjadi patologi cerebral atau retina, prognosa kembalinya penglihatan baik dan
sempurna dalam 1 minggu
Jarang !!!! eclampsia diikuti psikosis. Dpt sembuh 2 hari sampai 2 minggu, bila tidak
adanya kelainan mental sebelumnya
Therapy dengan chlorpromazin, hasilnya
baik
Treatment
Parkland Hospital (1999), filosofinya:
1. Kontrol kejang dg pemberian loading I.V. Magnesium sulfat, diikuti dengan pemberian
baik dengan I.V. ataupun suntikan bokong kanan-kiri
2. Pemberian intermitten I.V atau per oral antihipertensi, di mana bila tekanan diastolik
membahayakan (pada tekanan diastolik > 100 mmHg)
3. tidak diberikan diuretik, limitasi pemberian cairan, kecuali ada kehilangan cairan
banyak. Hiperosmotik agent tidak dianjurkan
Magnesium Sulfat to Control Convulsions
pemberian magnesium sulfat parenteral, pada preeclampsia berat atau eclampsia sangat
efektif sbg agent antikonvulsan, tanpa menghasilkan depresi CNS, baik pada ibu atau fetus
dilanjutkan dg pemberian I.V. kontinyu atau injeksi intermitten
pemberian pada waktu intra partum dilanjutkan postpartum 24 jam
Magnesium sulfat tidak digunakan untuk pengobatan hipertensi
Catatan Kuliah - JC
Dr.S.B.Wahyudi Roesbandi SpOG
- 37 -
Magnesium Sulfat Dosage Schedule for Preeclampsia and Eclampsia
Continuous intravenous infussion
Diberikan loading dosis 6 mg Magnesium sulfat, didilusikan dalam 100 ml diberikan dalam
15 20 menit
Dilanjutkan 2 mg per jam Magnesium Sulfat dalam 100 ml cairan, diberikan intra vena
Pemeriksaan serum Magnesium sulfat, dalam darah, diusahakan pada level 4 dan 7 mEq/L
Magnesium sulfat tidak dilanjutkan setelah 24 jam postpartum
Intermittent Intra Muscular Injection
Diberi 4 g Magnesium sulfat, dari 20% solution. Intravena tidak diberikan.
Diberikan tidak melebihi 1 g per menit
Kemudian diberikan 10 g, 50% solution Magnesium sulfat, diberikan pd bokong kanan-kiri,
masing-masing 5 g, deep intramuskular.
Bila kejang masih ada setelah 15 menit, diberikan 20 gram intravena solution 20%,
kecepatan tidak boleh lebih dari 1 gram per menit, bila wanita gemuk dpt sampai 4 gram
Dilanjutkan setiap 4 jam diberikan 5 gram Magnesium sulfat, setelah pemeriksaan :
1. Refleks patella positif
2. Pernapasan tidak depresi
3. Produksi urine dalam 4 jam sebelumnya lebih dari 100 ml
Magnesium sulfat tidak dilanjutkan setelah 24 jam postpartum
FINISH

Você também pode gostar