Você está na página 1de 2

Nama : Janariani NIM : F03110038

Aplikasi Statistik Bose Einstein dalam Menjelaskan Sifat Aneh Helium Cair Fisika statistik adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari sistem banyak partikel dari segi pandang statistik pada besaran mikroskopik untuk menjelaskan besaran makroskopik (khususnya energi) berdasarkan mekanika klassik dan kuantum. Apabila kita ingin mengetahui keadaan sistem, maka dicari persamaan gerak partikel (Newton, Schrodinger atau yang lain). Namun tidak mungkin untuk menyelesaikan semua persamaan ini kalau sistem berisi sekitar 1023 molekul, Oleh karena itu perlu disusun cara memahami keadaan suatu sistem dan perilaku partikel pada sistem partikel yang memenuhi hukumhukum fisika klasik maupun fisika modern. maka disinilah fungsi umum fisika statistik. Generalisasi perilaku partikel merupakan ciri pokok dari pendekatan statistik. Sampai saat ini pendekatan statistik cukup memadai untuk merepresentasikan keadaan sistem dan perilaku partikel penyusunnya. Fisika statistik berhubungan erat dengan cabang fisika lainnya seperti : Mekanika klasik, teori kinetika, mekanika kuantum, chaoss, pendekatan statistik, fisika atom, fisika zat padat, radiasi dan magnetisme. Pada sisitem yang tersusun oleh partikel-partikel identik (tidak terbedakan) hukumhukum fisika klasik tidak cukup memadai untuk mempresentasikan keadaan sistem dan hanya dapat diterangkan dengan fisika kuantum. Sistem semacam ini dapat didekati dengan statistik modern yaitu Fermi-Dirac dan Bose Einstein Dalam statistik Fermi Dirac, partikel-partikel di dalam sistem (ensemble)dianggap sebagai partikel-partikel yang tak terbedakan, tetapi partikel tersebut harus memenuhi prinsip larangan Pauli yang menyatakan bahwa partikel tidak dapat berada pada keadaan kuantum (keadaan energi) yang sama, artinya setiap partikel akan berada pada keadaan tertentu yang diperbolehkan tetapi keadaanmasing-masing partikel berbeda diantara satu dengan lainny. Sedangkan pada Statistik Bose Einstein partikel-partikel identik yang tidak dapat terbedakan tersebut tidak memenuhi prinsip larangan Pauli. Statistik Bose Einstein sangat

berguna dalam menganalisis sifat helium Cair. Helium cair salah satu bahan yang sangat menarik yang dapat kita pelajari djadi i laboratorium. Gas helium adalah gas yang paling lembam diantara semua gas mulia. Ia sulit sekali membentuk senyawa kimia dengan unsur lain. Dibawah suhu 4,18 K helium berperilaku sebagai zat cair biasa. Begitu mendidih uap gas helium membentuk gelembung air yang mendidih namun bila terus didinginkan maka pada suhu 2,18 K terjadi transisi mendadak yang menghentikan gejolak pendidihannya dan seluruhnya helium cair menjadi tenang tapi penguapan tetap berlangsung walau hanya dipermukaan. Apabila suatu zat cair melalui pipa sempit, viskositasnya menimbulkan hambatan pada alirannya, tetapi untuk helium cair (dibawah titik lambda) melalui sebuah pipa kapiler, viskositasnya turun hingga 10 kali. Hal ini menyebabkan helium cair dibawah titik lamda mengalir dengan mudah. Dibawah titik lambda helium cair tampaknya mampu melawan tarikan gravitasi bumi dengan mengalir keatas dan tumpah keluar dari lubang penampungan . Semua sifat aneh terjadi karena helium cair tunduk pada statistik Bose Einstein. Sebuah atom helium memiliki dua elektron yang mengisi kulit 1s momentum sudut total kedua elektronnya adalah nol. Penyebab semua sifat tidak lazim helium cair adalah komponen superfluida ini yang juga disebut dengan cairan kuantum. Karena sistem atom cair mematuhi statistik Bose Einstein maka asas Pauli tidak berlaku sehingga semua atom helium bebas menempati keandaan kuantum yang sama . Hal ini terjadi mulai dari titik lambda dan efek ini dikenal dengan pengembunan Bose. Superfluida dapat kita bayangkan sebagai suatu keadaan kuantum tunggal yang ditempati oleh sejumlah besar atom, semua atom itu berperilaku sama atau kooperatif menghasilkan sifat tak lazim yang disebutkan sebelumnya. yang

Você também pode gostar