Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Definisi Rencana jangka menengah yang menjadi arah dari rencana operasional, jangka waktu pelaksanaan berkisartiga sampai 7 tahun ke depan tergantung pada situasi dan jenis lembaga. Aspek strategi Manajemen RS, dr. Laksono Tristnantoro 2. Visi a. Ciri2 Visi haruslah memberi ilham, tidak hanya berupa sasaran sasaran kuantitatif untuk dicapai tahun depan. Oleh karena itu, visi biasanya tidak ditulis dalam angka kuantitatif Visi harus jelas, menantang dan mengarah ke pelayanan yang prima Visi harus bermakna untuk pihak yang terkait, luwes, dan berlaku untuk suatu periode waktu Visi dapat mengalami perubahan dan harus selalu ditantang terus Visi merupakan lampu pengarah yang harus dicapai oleh seluruh anggota rumah sakit Visi harus dapat memberi kekuatan dan pemberdayaan bagi semua pihak Visi bersifat mempersiapkan masa depan tanpa meninggalkan pengalaman masa depan tanpa meninggalkan pengalaman masa lalul Visi haruslah dapat terukur secara detail, bukan sesuatu yang abstrak. Dengan syarat ini maka pencapaian visi merupakan sesuatu yang nyata dan terukur Sumber: Aspek Strategi Manajemen RS dr Laksono Trisnantoro. b. Hal yang perlu dicermati dalam menulis visi Penulisan visi sebaiknya menggunakan bahasa yang sederhana, jelas dan mudah dipahami. Elemen kunci visi adalah kenyataan bahwa visi mampu menerjemahkan keadaan masa depan yang kompleks sehingga mudah dimengerti dan dipahami oleh semua orang Penyusunan visi sebaiknya memperhitungkan jangkauan waktu Penulisan visi itu haruslah realistis, dapat dipercaya, serta mempunyai nalar.. Penetapan visi sebaiknya memenuhi syarat sebab akibat yang hipotesis
Visi tersebut harus pula menciptakan suasana mendesak untuk dilaksanakan (tidak berdasarkan formalitas dokumen, tapi kebutuhan lembaga) Visi yang ditulis dengan baik dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk mendapatkan konsensus yang solid bahwa visi tersebut merupakan hal yang dikehendaki dapat dicapai. Sumber: Aspek Strategi Manajemen RS dr Laksono Trisnantoro. 3. Misi a. Sifat misi Merupakan pernyataan tujuan rumah sakit secara luas, tetapi jelas batasannya. Misi dikomunikasikan ke seluruh SDM RS dan stake holders Pernyataan misi sebaiknya bersifat tahan lama tetapi dapat berubah. Tujuan organisasi yang tercakup dalam misi dapat berubah tetapi tidak terlalu sering berganti. Misi sebaiknya menggarisbawahi keunikan lembaga Pernyataan misi sebaiknya mencantumkan jangkauan pelayanan, kelompok masyarakat yang dilayani dan pasar penggunanya. Sumber: Aspek Strategi Manajemen RS dr Laksono Trisnantoro. b. Hubungan visi-misi-nilai dengan renstra
(Hariadi, 2005).
2) Proses
Pengembangan sebuah visi dan misi :sebuah visi/misi akan menentukan aktivitas2 masa depan organisasi dan garis-garis besar haluannya. Dan pada prinsipnya visi/misi adalah menetukan tujuan-tujuan yang dikehendaki oleh organisasi pada posisi bisnis Menentukan objektif : untuk merubah misi organisasi ke dalam bentuk target kerja yang lebih spesifik, dan ini mengandung unsure yang menantang yaitu usaha untuk
menetapkan seperangkat output yang diinginkan dan membutuhkan waktu untuk mencapainya serta perlu didukung oleh usaha-usaha yang penuh kedisiplinan. Merangkai sebuah strategi : penyusunan strategi perlu menekankan pada isu-isu menajerial tentang bagaimana mencapai hasil hasil yang telah ditargetkan dengan memperhatikan prospek dan situasi organisasi yang ada.
a. Perumusan Strategipengembangan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan objektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi untuk dilaksanakan b. Implementasi strategi (tahap tindakan manajemen strategis)menetapkan objektif tahunan, melengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya shg dpt dilaksanakan, menusun budaya organisasi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, c. Evaluasi Strategi meninjau faktor2 eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi sekarang mengukur prestasi mengambil tindakan korektif Aktivitas manajemen strategis terjadi di 3 tingkat, yaitu korporasi, divisi atau unit bisnis strategis dan fungsional
a. Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan / atau pesaing.
b. Strategi Intensif
Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.
c. Strategi Diversifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi konglomerat.
d. Strategi Defensif
Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi. Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround) atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para pemegang saham, karyawan dan media. Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akusisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan. Likuidasi adalah menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan. Namun, barangkali lebih baik berhenti beroperasi daripada terus menderita kerugian dalam jumlah besar.
e. Strategi Umum
Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum. Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.
6) Tujuan
Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang dipilih secara efektif dan efisien Mengevaluasi kinerja, meninjau, dan mengkaji ulang situasi serta melakukan berbagai penyesuaian dan koreksi jika terdapat penyimpangan di dalam pelaksanaan strategi. Senantiasa memperbaharui stratgei yang dirumuskan agar sesuai dengan perkembangan lingkungan eksternal.
Senantiasa meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bisnis yang ada Senantiasa melakukan inovasi atas produk agar selalu sesuai dengan selera konsumen
Perubahan yang cepat reaktif atau proaktif Kompleksitas di dalam dan di luar organisasi Tuntutan akuntabilitas dan peningkatan kinerja (Good governance: akuntabilitas, transparansi, hukum ditegakkan, perlakuan yang adil) Tuntutan customer Pengambilan keputusan yang mengandung resiko
Dengan perubahan kebijaksanaan pemerintah, pada saat ini lebih banyak anggaran yang disediakan oleh investor untuk pengembangan rumah sakit, sehingga jumlah rumah sakit serta penggunaan alat-alat canggih akan meningkat. e. Perkembangan manajemen rumah sakit. Akibatnya perhatian pemerintah serta kesadaran para pimpinan rumah sakit, pada akhir-akhir ini manajemen rumah sakit telah meningkat dan diharapkan akan menjadi semakin baik.Dengan semakin baiknya manajemen rumah sakit, penggunaan sumber daya yang tersedia akan menjadi semakin efisien, sehingga pengembangan rumah sakit akan semakin baik. f. Persaingan antar rumah sakit. Dengan semakin banyaknya rumah sakit, akan terjadi persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat. Dampaknya adalah setiap rumah sakit akan meningkatkan manajemen dan bahkan juga terjadinya pelanggaran etika ruinah sakit. Juga akibat persaingan, diharapkan rumah sakit umum akan mengembangkan spesialisasi penyakit tertentu. g. Perubahan kebijaksanaan pemerintah. Kebijaksanaan pemerintah yang langsung berpengaruh terhadap perkembangan rumah sakit adalah : 1) Diizinkannya para investor (PMDN - PMA) untuk bergerak di bidang perumah sakitan, menjadikan peluang didirikannya rumah sakit baru dengan peralatan yang canggih. 2) Dijadikannya rumah sakit pemerintah sebagai lembaga swadana. Bila kebijaksanaan tersebut berjalan dengan baik,diharapkan mutu rumah sakit pemerintah akan menjadi baik, sehingga mampu bersaing dengan rumah sakit swasta.
12)
Nilai
Penyusunan misi dan visi bertumpu pada pedoman nilai yang diacu oleh rumah sakit. Dalam jangka panjang pedoman nilai, visi dan misi akan mempengaruhi budaya kerja organisasi
13) ASUMSI
Definisi
Disusun berdasarkan analisa SWOT, dengan cara membandingkan sejauh mana kekuatan mampu memanfaatkan peluang dan menekan ancaman dan sejauhmana