Você está na página 1de 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. R DENGAN APENDIK FERPORASI (POST HAPATOMY) BANGSAL BEDAH PRIA RSUP DR. M.

DJAMIL PADANG

Oleh :
Nama Nim : Rini Sri Yunengan : 04-208

AKADEMI KEPERAWATAN AISYIYAH PADANG 2007

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Asuhan Keperawatan pada An, R dengan Apendiktomi Di Ruang Bedah Pria (CP) Ruang III RSUP Dr. M. Djamil Padang. Makalah ini merupakan salah satu syarat penilaian dalam ujian klinik, penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dalam penulisan isi maupun batasannya, hal ini bukanlah suatu kesengajaan melainkan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun, untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengharapkan makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita semua.

Padang, 27-07-2007

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Apendiksitis akut merupakan penyakit bedah yang paling sering terjadi, walaupun apendiksitis dapat terjadi setiap usia, namun yang paling banyak pada usia muda, sebelum era antibiotik martabilitas penyakit ini tinggi (Silvia Anderson 199 : 41). Sehubungan dengan hal diatas maka penulis tertarik menerapkan asuhan keperawatan pada salah sati orang klien dengan post laparatomi atas indikasi apendik di ruang rawat inap bedah pris RS. Dr. M. Djamil Padang.

1.2. Tujuan a. Tujuan Umum Memperoleh gambaran umum tentang proses penerapan asuhan kepererawatan pada An, R dengan Pso Laparatomy atas indikasi apendik di ruang rawat inap bedah pria RS. Dr. M. Djamil Padang b. Tujuan Khusus 1) Mampu melakukan pengkajian pad aklien dengan post laparatomi 2) Mampu menganalisa dan memprioritaskan masalah klien 3) Mampu membuat perencanaan keperawatan pada klien 4) Mampu melakukan implementasi keperawatan sesuai dengan

intervensi pada klien

5) Mampu menganalisa hasil yang dicapai 6) Mampu menyusun hasil keperawatan dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan.

TINJAUAN TEORITIS

1. Pengertian Laparatomi adalah : pembedahan pada abdomen, membuka selaput parut dengan operasi yang bertujuan untuk memperoleh jalan (Martius berhand : 1991 : 6). Apendiks adalah : Ujung seperti jari kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4 inci) melekat pada sakum tepat dibawah katup neosekal. Apendiksitis adalah : peradangan dari apendik vermipormis dan merupakan penyebab umum dari abdomen akut / kalik abdomen (Kapita Selekta Kedokteran) Apdentiksitis akut merupakan penyakit bedah mayor yang paling sering terjadi, walaupun apendiksitid dapat terjadi setiap usia, namun yang paling sering pada usia muda, sebelum era antibiotik martabilitas penyakit ini tinggi (Silvia Anderson, 199 : 41).

2. Etiologi 1. Hiperplasia (membesar) dari folikel limpoid yang merupakan penyebab terbanyak. 2. Adanya fakolid dalam lumen 3. Adanya benda adding dilumen seperti cacing 4. Struktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya.

3. Anatomi dan Fisiologi Apendik vermiformis adalah organ yang berbentuk seperti yang berbentuk seperti cacing dengan lumen yang sempit yang melakat pada apaks dari caecum selama masa fetus, maka apendiks akan terdorong kearah postanor dan medial sebagai posisi tempatnya. Apendik panjangnya kira-kira 10 cm (beranam 3-15 cm) lumen sempit dibagian proximal dan melebar dibagian distal. Pada bayi : apendik berbentuk kerucut dan lebar pada pangkalnya sempit pada ujungnyanya, keadaannya ini memungkinkan menjadi rendahnya insiden apendiksitis pada usia itu. Persyarafan para simpatis berasal dari nervus vagas yang mengikuti nyeri masantrika superior dan arteri apendikuloris. Sewdangkan persyarafan simpatis berasal dari bervus forakalis dan karena ini nyeri visceral pada apendiksitis bermula disekitar ambilikus. Perdarahan apendik berasal dari arteri apendikkularis yang merupakan arteri tanpa koleteral. Jika tersumbat apendik jadi gangrene fahalosid dari apendik menghasilkan lendir. 1-2 ml/hari, secara normal dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir ke dalam caekum, hambatan aliran lendir pada muara apendik berperan sebagai patogenesis. Lomunoglobulis sakretar yang dihasilkan balk dan bul asisiated limpoid tissup yang terdapat disepanjang saluran serum termasuk apednik ialah, Lg A, immunoglobulin itu sangat afektif sebagai pelindungnya terhadap infeksi, pengangkatan apendik tidak mempengaruhi sistem imun tubuh sebab

jumlah jaringan limpoid diluar sangat kecil sekali jika dibandingkan dengan jumlah sal saluran cerna dan saluran tubuh. Apendik mempunyai 2 lapisan yaitu : Lapisan pertama sebelah dalam berbentuk sirkuler malingkus merupakan lanjutan dari lapisan otot yang sama dari saecum. Lapisan kedua sebelah luar bebentuk longitudinal dibentuk oleh gabungan dari 3 tania cola pada perlengkapan apendik dengan caecum. (Aulia dkk, 1999 : 103) Apendik terdiri dari empat lapisan dinding yang sama, seperti usus lainnya, sama saja la;pisan sub mukosanya berisi sejumlah besar jaringan limfe yang dianggap mempunyai fungsi serupa tonsil, sebagian terletak dibawah sekum dan sebagian dibelakang sekum disebut ventrasekum.

4. Fatofisiologi A. Apendiksitis tanpa sumbatan Mikro organisme yang sering ditemukan pada apendiksitis akut yaitu : eschioredi, entaro cocos, strapro coccos non homoliticus, strapto coccus an aerob dan bakteri yang normal terdapat didalam lumen apendik dan usus besar / colon. Pada peradangan organisme melalui fokkel limfe menimbulkan infeksi pada membrane mukosa lumen apendik sehingga infeksi pada membrane mukosa lumen apendik sehingga terjadi oedem hiporemis dan terbentuk mucus dalam lumen dan dapat menimbulkan sumbatan bintik-bintik

dan haemoragik dan ulkus-ulkus kecil timbul pada permukaan lumen secara keseluruhan sehingga apendik menjadi bengkak, aliran darah pada bagian distal biasanya mengalami sumbatan akibat peradangan dan bisa

menimbulkan gangren, penyumbatan sempurnanya tidak akan terjadi walaupun serangan dapat diatasi. Karena mengalami fibrosis, ini merupakan pradisposisi terhadap suatu peradangan yang lebih parah lagi yang disebut dengan tas karet apendiksitis, yaitu bentuk apendik kronis atau yang menimbulkan apendiatis obstruktif.

B. Apendiksitis dengan Sumbatan Apendiksitis dengan sumbatan lebih sering terjadi bahkan lebih berbahaya, sumbatan ini terjadi di lumen seperti fecolit, benda asing dan cacing PU dinidng yang disebabkan penyempitan dan perlengketan pada dinding (Fibrosis). Akibat sumbatan damn oedema yang sering terjadi tekanan di bagian distal makin lama makin meningkat sehingga trombosis ulkusnya 12-18 jari bagian tersebut menjadi gangrene yang dapat menimbulkan ferporasi, bila terjadi perlengkapan amentum dengan jaringan sekiranya yang belum sempat terbentuk bila pada ferporasi terjadi Pus dapat menyebabkan ke rongga paritanial seh9ingga terjadi obsus lokal atau peritoritis lokal.

5. Tanda dan Gejala a) Nyeri mulai pada pertengan abdomen, kemudian berpindah ke kuadran kanan bawah, sering dengan riwayat konstipasi. b) Mual dan muntah mungkin terjadi c) Demam ringan dan leukositosis d) Nyeri tekan lepas pada tritik tac nurney, tanda abtorator (-) pada bebetapa kasus. e) Bila apendiksitis obstruksi, nyeri bersifat kelik f) Pada apendiksitis kataralis, umumnya lebih bersifat toksit g) Apendik yang tidak pada tempat yang klasik refroseka, pelvis dll, memberikan tanda yang tidak khas misal tanda-tanda saluran kemih dll. h) Pada perporasi akan ditemukan leukositosi, demam dan nyeri. i) Absas apedikulat dengan terabanya suatu masa dapat timbul 24-72 jam setelah gejala pertama j) Nyeri alih mungkin saja ada dengan mempalpasi kuadran kanan bahwa yang menyebabkan nyeri pada kuadran bawah. k) Jika terjadi rupture apendik, maka nyeri akan menjadi lebih menyebab terjadi distansi abdomen akibat ilius parasalitik dan kondisi membusuk.

6. Web Of Causation
Hyperplasia Fakolet Cacing Strikur

Mual

Sumbatan Lumen

Gangguan Pemenuhan nutrisi

Inflamasi / apendiksitis

Mukus Meningkat dan menekan jaringan limpfe

Terinfeksi dengan bakteri PUS / Nanah Resti terjadi infeksi

Nyeri pada umbilikus

Meningkat suhu Parforasi Peritonisis

Peradangan meluas Nyeri dikanan bawah

Dx : Keperawan Gangguan rasa nyaman neyeri Gangguan aktivitas

Dx. Keperawatan : Gangguan rasa nyaman nyeri Meningkat suhu tubu

ASKEP TEORITIS

I.

Pengkajian 1. Identitas 2. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS) Kemungkinan klien mengalami sakit perut, terutama kanan bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas, nyeri bertambah bila klien batuk dan menggerakkan tungkai / pahan kana, bisanya klien memfleksikan tungkainya, biasanya klien mengalami mual, muntah dan anodaxid, demam. b. Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD) Kemungkinan klien dirumah menderita, penyakit saluran pencernaan seperi : peradangan, cacingan, konstipasi, dalam waktu yang lama, perlu juga dikaji adanya penyakit keturunan, seperti : Dra. Hemofilia sebagai acuan untuk penatalaksanaan tindakan operasi. c. Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK) Penyakit apendiksitis akut tidak ada hubungannya lantgusng dengan penyakit keluarga. 3. Data Fisik Biologis Malaise, takikarida, konstipasi, diara kadang-kadang nyeri tekan, nyero lepas, penurunan kekuatan atau tidak ada bising usus, anoraksia, mual / muntah, nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus yang

meningkat besart dan tarkolisasi pada titik memeburney demam biasanya rendah (37,5 38,50C)

4. Data Spikologis Ada kalanya klien merasa cemas dengan penyakit yang dideraitanya serta takut bergerak karena nyeri dan klien mempunyai persepsi.

5. Data Sosial Ekonomi Ap[endiksitis sering mengenai umur 10-30 tahun, baik dari golongan ekonomi lemah, maupun golongan ekonomi menengah keatas.

6. Data Spiritual Kebiasaan klien dalam melakukan ibadah, agama dan kepercayaan klien serta kesulitan dalam melaksanakan ibadah nyeri yang timbul pada daerah perut kanan bawah.

7. Data Penunjang Pemeriksaan laboratorium seperti : leukosit, neurology, urin dll Ro poto abdomen

Kemungkinan diagnosa keperawatan pada klien apendisitis 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi

2. Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan primer (resiko terhadap rupture) perironitis dan pembentukan asbes) sekunder akibat proses inflamasi. 3. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan nyeri yang berulang terus menerus 4. Ansietas tingkat sedang berhubungan dengan nyeri yang berulang dan terus menerus. 5. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake output yang tidak seimbang

1) Gangguan Rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distansi jaringan usus oleh inflamasi Intervensi : a. Kaji tingkat nyeri, catat lokasi, karakteristik, selidiki dan laporkan perubahan nyeri dengan cepat Rasional : Berguna dalam menentukan tindakan lanjutnya dan

perubahan karakteristik nyeri menunjukkan terjadinya abses / peritonitis. b. Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler Rasional : Gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi dalam abdomen bawah atau velvis, menghilangkan gangguan abdomen yang bertambah dengan posisi telentang.

c. Berikan aktivitas hiburan Rasional : Fokus perhatian kembali, meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan koping d. Dorong ambulansi dini Rasional : Meningkatkan normalitas fungsi organ, contoh merangsang peristaltic dan kebiasaan flatur, menurunkan

ketidaknyamanan abdomen. e. Alihan perhatian klien Rasional : Mengurangi fokus / perhatian klien pada pusat nyeri. f. Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian analgetik sesuai dengan indikasi Rasional : Menghilangkan nyeri mempermudah kerjasama dengan intervensi terapi lain contoh ambulasi g. Berikan kantong as pada abdomen Rasional : Menghilangkan dan mengurangi nyeri melalui penglihatan rasa ujung syaraf. h. Hindari pemberian kompres panas Rasional : Kompres panas meningkat kategori jaringan. 2) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake output yang tidak seimbang : Tujuan : dalam waktu 1 x 24 jam nutrisi dapat terpenuhi dengan kriteria : Selera makan meningkat Intake output stabil

Intervensi : a. Catat intake dan output Rasional : untuk mengetahui intake dan output b. Motifasi klien untuk mau menghabiskan diit yang diberikan Rasional : Klien termotivasi untuk menghabiskan diit yang diberikan. c. Kolaborasi dengan tim gizi untuk memberikan diit yang bervariasi Rasional : Agar klien tidak merasa jenuh dengan menu yang diberikan d. Kolaborasikan dengan tim dokter untuk pemberian obat antiseptic dan muntah Rasional : Untuk meredakan rasa mual dan muntah klien e. Berikan diit sedikit tapi sering Rasional : Diit yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan f. Berikan makanan yang hangat Rasional : Makanan yang hanya dapat membantu merangsang selera makan. 3) Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan efek prosedur infatif Tujuan : agar tidak terjadi infeksi dengan kriteria Bebas dari tanda-tanda infeksi Tidak terjadinya infeksi Tidak demam

Intervensi : a. Awasi tanda-tanda vital Rasional : Dugaan adanya infeksi / terjadinya sepsis, abses

b. Lakukan keperawatan luka Rasional : Mencegah terjadinya luka kotor yang menyebabkan infeksi c. Berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien / orang yang dekat Rasional : Pengetahuan tentang kemajuan situasi memberikan

dukungan emosi, membantu menurunkan ansietas d. Berikan antibiotik sesuai indikasi Rasional : Mungkin diberikan secara previlaktik atau menurunkan jumlah organisme untuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhannya pada rongga abdomen. e. Bantu mengatasi drainasde bila diindikasikan Rasional : Dapat diperlukan untuk mengalirkan abses terlokalisasi.

Implementasi Setelah semua rencana keperawatan tersusun, maka langkah selanjutnya adalah penerapan atau aplikasi dari rencana yang telah disusun, dalam implementasi keperawatan, perawat langsung melaksanakan atau tidak melaksanakan secara langsung, tapi mendelegasikan pada orang lain yang dipercayai.

Evaluasi Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari asuhan keperawatan dimana disini akan dinilai, tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilaksanakan.

PENGKAJIAN DATA AWAL

1. Identitas Klien Nama Umur Suku bangsa Agama Alamat Status perkawinan No. MR Ruang Rawat Tanggal Masuk Diagnosa Medik : An. R : 17 tahun : Indonesia : Islam : Kampung Lalang By Pass : Belum Kawin : -: Bedah Pria : 15-07-07 : APendik Ferforasi / post laparatomy

Pengkajian Data Dasar A. Alasan Masuk Nyeri pada perut bagian kanan sejak 2 minggu sebelumnya masuk RS Dr. M. Djamil Padang B. Riwayat Kesehatan 1. Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD) Klien sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit seperti ini, + 2 minggu sebelum masuk RS Dr. M. Djamil, klien pernah berobat ke bidan dengan alasan sakit perut bagian kanan, disuruh periksa kepoliklinik, + 1

minggu dalam masa pengobatan sakit perut bertambah nyeri, dari poliklinik klien disuruh ke IGD, pada tanggal 15-7-2007 dilakukan laparatomi, klien dirawat. 2. Dirawat Kesehatan Sekarang (RKS) Klien dari IGD langsung ke RR pada tanggal 15-7-07 setelah dilajukan perawatan di RR klien dipindahkan ke bangsal bedah pria. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 26-07-07, klien mengeluh kadangkadang terasa nyeri pada daerah perut bekas operasi, klien mengatakan aktivitasnya sehari-hari dibantu oleh keluarga. Keluarga klien juga mengatakan selama sakit nafsu makan berkurang, porsi makan yang disediakan hanya habis porsi, klien kelihatan kurang bersemangat, ekstramitas atas bawah kanan klien terpasang infuse amifaren, keadaan luka klien basah pada bagian bawah, perban luka dibuka tiap hari. 3. Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK) Keluarag klien tidak pernah mengalami penyakit-penyakit seperti ini dan penyakit keturunan seperti DM, jantung, hipertensi dan penyakit lainnya.

C. Pemeriksaan Fisik 1. Pengukuran tanda-tanda vital Tekanan darah Suhu Nadi Pernafasan : 110/70 mmHg : 37 0C : 26 x/i : 36x/i

Berat Badan Tinggi Badan

: : 155 cm

2. Rambut dan hygiene kepala Rambut Kulit kepala 3. Mata Kelengkapan Simeteris Palpebra Sklera Konjungtiva Pupil 4. Mulut dan gigi Rongga mulut Gigi Lidah Tonsil 5. Leher Kelenjer getah bening Kelenjer tyroid JVP : Tidak ada pembesaran : Tidak ada pembesaran : 5+2 : Bersih : Tidak lengkap dan ada caries : Bersih : Tidak ada peradangan : Lengkap Ki-Ka : Simetris Ki-Ka : Tidak oedema : Ikterik : Anemis : Bereaksi terhadap cahaya : Bersih dan hitam lurus : Agak kotor

6. Dada / Thorak Paru-paru I P P A : Simteris Ki-Ka : Fremitus Ki-Ka : Sonor Ki-Ka : Vesikuler / normal

Kardiovaskuler I P P A : Iktus tidak terlihat : Iktus teraba 2 jari : Batas jantung normal : Irama jantung teratur

7. Pencernaan dan abdomen I : Tidak membuncit, ada luka post operasi + 15 cm atau lagi sudah di Af tanggal 26-07-07 P P A : Hepar tidak teraba : Tympani / normal : Bising usus (+)

8. Genito urinaria I : Tidak ada kelainan, klien tidak terpasang kateter P : tidak dilakukan pemeriksaan 9. Ektremitas atas dan bawah (otot sendi dan tulang) Ektremitas atas : lengkap Ki-Ka, kanan terpasang infuse amperen.

Ektremitas bawah : Lengkap Ki-Ka, dan tidak oedema

10. Sistem persyarafan Tidak ada gangguan, kesadaran klien compos mentis cooperatif 11. Pemeriksaan kulit Kulit klien warna kuning langsat, turgor baik.

D. Aktivitas sehari-hari 1. Eliminasi Jumlah, warna, konsistensi, keluhan dan lain-lain Miksi : Sehat Sakit Defikasi : Sehat Sakit : 5-6 x sehari konsistensi biasa (1000-1500cc) : 4-5 x sehari konsistensi biasa tidak ada keluhan : 1 x sehari konsistensi lembek : 1 x sehari kadang-kadang tidak teratur, konsistensi lembek.. 2. Makan dan Minum Jumlah, jenis, komposisi, frekwensi, keluhan, kebiasaan dll Makan : Sehat Sakit Minum : Sehat Sakit 3. Kebersihan diri Frekuensi, keluhan, kebiasaan dll Mandi : Sehat Sakit : 2 x sehari pakai sabun + sampo tanpa bantuan : 1 x sehari pakai sabun dibantu keluarga : 3 x sehari komposisi nasi + lauk pauk + sayuran : ML (habis porsi) lauk-pauk 3 sehari : 6-8 gelas / hari air putih : 4-5 gelas sehari air putih + teh

Gosok gigi : Sehat Sakit

: 2 x sehari pakai odol tanpa bantuan : 1 x sehari pakai odol dibantu keluarga

Cuci rambut : Sehat : 2 hari pakai shampoo tanpa bantuan Sakit 4. Istirahat dan tidur Lama, kebiasaan, keluhan dll Malam : Sehat Sehat Siang : Sehat Sakit : 7-8 jam tanpa gangguan : 4 jam sering terbangun karena hospitalisasi : 2 jam sehari tanpa gangguan : selama sakit klien tidak pernah tidur siang : 1 hari di bantu keluarga

E. Data Sosial Ekonomi Klien dalam berobat menggunakan kartu Askeskin, hubungan klien dengan keluarga baik ini dibuktikan dengan keluarga yang selalu menemani klien saat sakit. F. Data spiritual Klien adalah seorang yang beragama Islam, sewaktu klien sehat klien menjalankan ibadah shalat, tapi selama sakit klien tidak pernah shalat, memberikan penyuluhan kepada klien agar selama sakit tetap melakukan shalat.

G. Data Penunjang Tanggal 23 Juli 07 - Hb - Leukosit - Bilirubin total - Globulin - Albumin - Protein : 11,8 g% (16-16 g%) : 25.500 (1200-10000) : 3,6 mg (0,03 1,0 mg) : 4,5 % g% (1,3-2,7 g%) : 7,4 g% (38-87 g%) : 7,4 g%

ANALISA DATA

No 1 DO :

Data

Masalah Aktual infeksi

Efek

Etiologi prosedur (insisi terhadap

- Luka bekas operasi + 12 cm - Luka tampak basah - Puss (+) - Luka operasi masih ada jahitan - Suhu 370C - TD : 110/80 mmHg - Bilirubin : 3,6 mg DS : - Klien - Klien 2 mengatakan mengatakan suhu peban Gangguan dari tubuhnya naik turun lukanya selalu basah DO : - Klien kelihatan lemah habis porsi - Konjungtiva anemis - Bilirubin : 3,6 mg DS : - Klien mengatakan badannya terasa lemah - Klien mengatakan nafu makannya berkurang, makanan yang diberikan habis 1/3 porsi - Klien mengatakan badannya terasa agak kurus dari sebelum

inovatif bedah) penyakitnya.

Intake yang tidak

pemenuhan nutrisi adekuat. kebutuhan

- Diit yang disediakan hanya kurang

dia masuk RS DO : - Aktivitas klien di bantu - Klien terpasang infuse - Klien tampak lemah - Bilirubin : 3,6 mg DS : - Klien mengatakan aktivitas dibantu keluarga dan perawat - Klien mengatakan badannya terasa lemah

Gangguan aktivitas

Efek luka operasi (dengan bilirubin yang tinggi)

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

No 1 2 3

Diagnosa Keperawatan Aktual infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasive (insisi bedah) terhadap penyakitnya. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat Gangguan aktivitas berhubungan dengan efek luka operasi (dengan bilirubin tinggi).

PERENCANAAN KEPERAWATAN

No 1

Diagnosa Aktual infeksi b/d efek prosedur invasive (insisi bedah) terhadap penyakitnya

Tujuan Infeksi tidak dapat diatasi dengan kriteria hasil - Luka bekas operasi kering - Suhu normal

Intervensi Rasional - Bina ham dengan - Memudahkan keluarga dan klien perawatan dalam melakukan tindakan - Cuci tangan sebelum - Mengurangi tindakan melakukan perawatan luka - Lakukan redressing - Mengurangi infeksi - Ganti balutan luka - Mempercepat setiap hari bisa infeksi - Berikan menyebabkan penyembuhan pengetahuan kepada klien antibiotik - Diberikan menurunkan organisme, penyebaran pertumbuhan kuman. makan - Mengetahui kebiasaan klien makanan - Klien bisa memenuhi kebutuhannya dengan mudah - Berikan makanan - Merangsang makan klien klien tidak merasa mual makan - Agar nafsu dalam porsi hangat sedikit tapi sering pada klien makan tentang untuk jumlah penyebab infeksi sesuai indikasi - Jelaskan hal-hal yang - Memberi resiko luka secara steril terjadinya penyebaran

Gangguan pemenuhan nutrisi dari

Setelah dilakukan - Kaji perawatan dapat

pola

klien sehari-hari dengan - Dekatkan yang

kurang masalah kebutuhan diatasi - Diit diberikan

b/d intake yang kriteria hasil : tidak adekuat

sudah habis - Berat klien kembali

badan - Berikan

normal - Klien kembali berselera makan

- Kolaborasi tim gizi pemberian diit - Kolaborasi tim gizi memberikan

dengan - Agar dalam nutrisi dengan - Agar untuk diit

klien

dapat

memenuhi kebutuhan klien tidak

merasa jenuh dengan menu yang diberikan. dalam sejauh bisa klien

Gangguan mobilitasi b/d efek

bervariasi Setelah dilakukan - Kaji kemampuan - Berguna fisik perawatan luka gangguan aktivitas teratasi kriteria - Motivasi untuk sudah tidak beraktivitas - Dekatkan barang membantu dengan hasil : - Klien - Infus - Bilirubin bisa beaktivitas terpasang lagi klien beraktivitas menentukan mana beraktivitas

operasi / dengan dapat bilirubin tinggi

keluarga - Keluarga termotivasi untuk klien membantu membantu untuk klien klien

klien beraktivitas

memenuhi kebutuhan - Bantu klien dalam - Memudahkan dalam aktivitas barang- - Memudahkan yang dalam kebutuhan tenang dan nyaman tubuh klien tidak kaku. klien memenuhi melakukan

dibutuhkan oleh klien yang bersih dan aman - Ajarkan gerakan fasif

- Ciptakan lingkungan - Supaya klien merasa klien - Agar

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal Dx 26-7-07 I

Implementasi - MemBina ham dengan keluarga dan klien - Melakukan Pencucian tangan sebelum melakukan perawatan luka aseptik - Melakukan redressing luka secara steril - Mengganti balutan luka setiap hari - Menjelaskan hal-hal yang bisa menyebabkan infeksi - Berikan antibiotik sesuai

Evaluasi S : Klien mengatakan perbannya selalu basah O : Luka masih basa, jahitan luka masing ada A : Intervensi belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan

II

indikasi - Mengkaji pola makan klien S : Klien mengatakan mulanya sehari-hari - Mendekatkan pada klien - Memberikan dalam porsi hangat - Memberikan makan sedikit A : Kebutuhan nutrisi belum tapi sering - Berkolaborasikan diit - Berkolaborasi dengan tim gizi untuk memberikan diit bervariasi - Mengjaji kemampuan klien S : Klien mengatakan tidak dengan teratasi makanan makanan O : Porsi yang disediakan habis sudah berkurang

tim gizi dalam pemberian P : Intervensi dilanjutkan

III

beraktivitas - Memotivasi keluarga untuk

mampu beraktifitas sendiri

membantu klien beraktivitas O : Infus klien masih terpasang - Membantu beraktivitas - Mendekatkan barang yang oleh klien - Menciptakan lingkungan yang bersih dan aman 27-7-07 I - Melakukan redressing luka secara steril - Mengganti balutan luka setiap hari - Menjelaskan hal-hal yang II S : Klien mengatakan perbannya masih basah O : Jahitan luka sudah AF A : Intervensi teratasi sebagian P : Intervensi dipertahankan barang- P : dibutuhkan Intervensi dilanjutkan klien dalam A : Intervensi sebagian tercapai

bisa menyebabkan infeksi - Memberikan makan sedikit S : Keluarga klien mengatakan tapi sering - Memberikan dalam porsi hangat - Berkolaborasikan diit - Membantu beraktivitas - Menciptakan - Mendekatkan yang bersih dan aman alat dibutuhkan klien - Melakukan redressing dengan makanan porsi yang diberikan belum habis O : Klien masih tampak lesu Konjungtiva masih anemis

tim gizi dalam pemberian A : Kebutuhan belum teratasi III klien P : Intervensi dipertahankan dalam S : Klien mengatakan aktivitas masih dibantu lingkungan O : Klien masih tampak lemah A : Masalah teratasi sebagian yang P : Intervensi dipertahankan S : Klien mengatakan

28-7-07

- Mengganti balutan luka - Menjelaskan hal-hal yang bisa menyebabkan infeksi

perbannya masih basah O : luka bagian bawah masih basah A : Intervensi teratasi sebagian

II

P : Intervensi dilanjutkan - Memberikan makan sedikit S : Keluarga klien mengatakan tapi sering - Memberikan dalam porsi hangat - Berkolaborasikan diit - Membantu beraktivitas makanan porsi yang diberikan habis lebih dari separoh O : Konjungtiva anemis dengan A : Intervensi teratasi sebagian

tim gizi dalam pemberian P : Intervensi dilanjutkan III klien dalam S : Klien mengatakan aktivitas masih dibantu

- Memotivasi keluarga untuk O : Klien masih tampak lemah membantu klien beraktivitas A : Masalah teratasi sebagian - Mendekatkan dibutuhkan klien alat yang P : Intervensi dilanjutkan

Você também pode gostar