Você está na página 1de 33

zoologi vertebrata

Selasa, 06 Desember 2011


laporan praktikukm katak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vertebrata pertama di darat adalah anggota kelas Amphibia. Saat ini kelastersebut diwakili oleh kurang lebih 4000 spesies katak, salamander, dan caecilian (makhluk tak bertungkai yang membuat lubang untuk sarang di hutan tropis dandanau air tawar. Terdapat tiga ordo Kelas Amphibia yang masih hidup saat ini, yaituUrodela (berekor salamander); Anura (tidak berekor katak, termasuk bangkong); dan Apoda (tak berkaki caecilian). Hanya ada sekitar 400 spesies dari ordo Urodela.Beberapa di antaranya hanya hidup di air, tetapi yang lain hidup di darat sebagaihewan dewasa atau bahkan sepanjang masa kehidupan. Sebagian besar salamander yang hidup di darat berjalan dengan pembengkokan badan dari sisi ke sisi yang miripdengan cara berjalan tetrapoda awal. (Campbell 2003). Katak adalah satu anggota dari classic Amphibia. Amphibia berasal dari kata amphi artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena Amphibia ialah hewan yag hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam air tawar kemudian di darat. Kulit harus selalu basah apabila hewan berada di luar air untuk memyngkinkan terjadinya pernapasan melalui kulit. Kulit dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir untuk mempertahankan keadaan agar selalu basah. Setiap kelenjar berbentuk piala, terdapat tepat di bawah epidermis dan salurannya melelui epidermis bermuara di permukaan kulit. Mekanisme pernapasannya meliputi dua fase, yaiu inspirasi dan ekspirasi. Paru-paru dan tulang anggota tubuh, yang mereka warisi dari moyang krosopterigia, memberikan sarana untuk lokomosi dan bernafas di udara. Atriumkedua dalam jantung memungkinkan darah yang mengandung oksigen dengan darahyang kurang mengandung oksigen terjadi dalam vertikel tunggal, jantung yang beruang tiga itu agaknya memberikan peningkatan yang berarti dalam efisiensi peredaran dan dengan demikian meningkatkan

kemampuan untuk mengatasilingkungan daratan yang keras dan lebih banyak berubah-ubah. (Kimball 1983). Pada katak, oksigen berdifusi melalui kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karna kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Katak mengawali hidupnya sebagai telur yang diletakkan induknya di air, di sarang busa, atau di tempat-tempat basah lainnya. Beberapa jenis kodok pegunungan menyimpan telurnya di antara lumut-lumut yang basah di pepohonan. Sementara jenis kodok hutan yang lain menitipkan telurnya di punggung kodok jantan yang lembab, yang akan selalu menjaga dan membawanya hingga menetas bahkan hingga menjadi kodok kecil.Sekali bertelur katak bisa menghasilkan 5000-20000 telur, tergantung dari kualitas induk dan berlangsung sebanyak tiga kali dalam setahun. Telur-telur katak menetas menjadi berudu atau kecebong yang bertubuh mirip ikan gendut, bernafas dengan insang dan selama beberapa lama hidup di air. Perlahan-lahan akan tumbuh kaki belakang, yang kemudian diikuti dengan tumbuhnya kaki depan, menghilangnya ekor dan bergantinya insang dengan paru-paru. Setelah masanya, berudu ini akan melompat ke darat sebagai kodok atau katak kecil.

1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui morfologi dari katak ( Rana sp ) 2. Untuk mengetahui anatomi dari katak ( Rana sp ) 3. Untuk mengetahui fisiologi dari katak ( Rana sp )

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Amphibia berasal dari kata Amphi yang artinya rangkap, dan bios yang artinyakehidupan. Dan amphibia adalah hewan yang hidup dengan dua bentuk kehidupan,mula-mula dalam air tawar kemudian dilanjutkan di darat. Fase kehidupan di dalam air berlangsung sebelum alat reproduksinya masak, keadaan ini merupakan fase larva atau biasa disebut berudu. Hewan dewasa memiliki columna vertebralis dan biasa extremitatesdengan digiti atau jari-jari yang berbeda-beda, sedang kulitnya lembut dan tidak berambut,tidak bersisik atau tidak berbulu. (Radiopoetro 1996). Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat. Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan perairan ke daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafas dengan insang dan berkembang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke air untuk berkembang biak. Tapi ada juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat selama hidupnya. Pada kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air. (Duellman 1986). Amphibia berarti dua kehidupan yang mengacu kepada metamorfosis banyak jeniskatak. Kecebong yang merupakan tahapan larva dari seekor katak, umumnya adalahherbivore akuatik dengan insang, sistem gurat sisi yang mirip dengan ikan, dan ekor panjang bersirip. Kecebong tidak memiliki kaki dan berenang dengan cara menggeliatseperti leluhurnya yang mirip ikan. Selama metamorfosa yang berakhir dengan kehidupankedua, kaki berkembang, insang, dan sistem gurat sisi menghilang. Tetrapoda muda dengan paru-paru untuk bernafas, sepasang gendang telinga eksternal, dan sistem pencernaan yangdiadaptasikan untuk mengkonsumsi makanan sebagai hewan karnivora, merangkak ketepian dan memulai kehidupan di darat. Namun

demikian, meskipun menyandang namaamphibia, banyak jenis katak tidak memalui tahapan kecebong akuatik, dan terrestrial. (Campbell 2003). Amphibia mempunyai ciri-ciri, yakni sebagai berikut: 1. tubuhnya diselubungi kulityang berlendir, 2. merupakan hewan berdarah dingin atau poikiloterm, 3. amphibimempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan, yaitu dua serambi dan satu bilik, 4. mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yangterdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang diair, 5. matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yangsangat berfungsi saat menyelam di dalam air, 6. pernafasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernafasannya berupa paru-paru dan kulit, 7. hidungnya mempunyai katup yang berfungsi untuk mencegah air masuk ke dalamrongga mulut ketika menyelam, 8. berkembang biak dengan cara melepaskan telurnyadan dibuahi oleh jantang di luar tubuh induknya, yang disebut dengan pembuahan eksternal. (Anonim 2009).

A. Klasifikasi katak Klasifikasi katak sebagai berikut : Kingdom Fylum Sub fylum Kelas Famili Genus Spesies : Animalia : Chotdata : Vertebrata : Amphibia : Ranidae : Rana : Rana sp

B. Kehidupan katak

Katak mengawali hidupnya sebagai telur yang diletakkan induknya di air, di sarang busa, atau di tempat-tempat basah lainnya. Beberapa jenis katak pegunungan menyimpan telurnya di antara lumut-lumut yang basah di pepohonan. Sementara jenis katak hutan yang lain menitipkan telurnya di punggung katak jantan yang lembab, yang akan selalu menjaga dan membawanya hingga menetas bahkan hingga menjadi katak kecil. Sekali bertelur katak bisa menghasilkan 5000-20000 telur, tergantung dari kualitas induk dan berlangsung sebanyak tiga kali dalam setahun. Telur-telur katak menetas menjadi berudu atau kecebong (b. Inggris: tadpole), yang bertubuh mirip ikan gendut, bernafas dengan insang dan selama beberapa lama hidup di air. Perlahan-lahan akan tumbuh kaki belakang, yang kemudian diikuti dengan tumbuhnya kaki depan, menghilangnya ekor dan bergantinya insang dengan paru-paru. Setelah masanya, berudu ini akan melompat ke darat sebagai katak kecil. Katak kawin pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat bulan mati atau pada ketika menjelang hujan. Pada saat itu kodok-kodok jantan akan berbunyi-bunyi untuk memanggil betinanya, dari tepian atau tengah perairan. Beberapa jenisnya, seperti kodok tegalan (Fejervarya limnocharis) dan kintel lekat alias belentung (Kaloula baleata), kerap membentuk grup nyanyi, di mana beberapa hewan jantan berkumpul berdekatan dan berbunyi bersahut-sahutan. Suara keras kodok dihasilkan oleh kantung suara yang terletak di sekitar lehernya, yang akan menggembung besar manakala digunakan. Pembuahan pada kodok dilakukan di luar tubuh. Kodok jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang kodok jantan akan memijat perut kodok betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan kodok jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telurtelur yang dikeluarkan si betina. C. Reproduksi Amphibia

Reproduksi pada amphibi ada dua macam yaitu secara eksternal pada anura pada umumnya dan internal pada Ordo Apoda. Proses perkawinan secara eksternal dilakukan di dalam perairan yang tenang dan dangkal. Di musim kawin, pada anura ditemukan fenomena unik yang disebut dengan amplexus, yaitu katak jantan yang berukuran lebih kecil menempel di punggung betina dan mendekap erat tubuh betina yang lebih besar. Perilaku tersebut bermaksud untuk menekan

tubuh betina agar mengeluarkan sel telurnya sehingga bisa dibuahi jantannya. Amplexus bisa terjadi antara satu betina dengan 2 sampai 4 pejantan di bagian dorsalnya dan sering terjadi persaingan antar pejantan pada musim kawin. Siapa yang paling lama bertahan dengan amplexusnya, dia yang mendapatkan betinanya. Amphibi berkembang biak secara ovipar, yaitu dengan bertelur, namun ada juga beberapa famili amphibi yang vivipar, yaitu beberapa anggota ordo apoda. (Duellman 1986).

Badan katak terbagi atas tiga bagian, yaitu: a. Caput (kepala), bentuknya kurang lebih seperti segitiga. Di caput terdapat bagian- bagian anatara lain: 1. Rima oris (celah mulut): terdapat di ujung rostrum (moncong, rima oris menuju ke: 2. Cavum oris ( rongga mulut), di dalam rongga mulut terdapat alat- alat: a. Maxilla (rahang atas), mempunyai dentes (gigi- gigi) berbentuk conus. Dentes berguna untuk memegang mangsanya, tidak untuk mengunyah. b. Mandibula ( rahang bawah): tidak berdentes. c. Palatum (atap mulut).

d. Os. Vomer. e. f. Nares posterhores sive choanae Lingua (lidah), berpangkal di cranial mandibula, bersifat biftida (bercabang).

g. Ostium tubae auditivae h. Di kanan kiri lingua terdapat lubang yang menuju ke kantung suara. 3. Nares anteriores: lubang- lubang kecil terdapat di sebelah dorsal dari rima oris. 4. Organon visus (alat penglihatan), dilengkapi dengan: a. Palpebra superior (pelupuk mata atas)

b. Palpebra inferior (pelupuk mata bawah) c. Membrana nictitans, suatu kulit transparent untuk menjaga mata terhadap kekeringan dan geseran dengan air. d. Bulbus osculi (bola mata), padanya dapat dilihat dengan jelas adanya: iris, pupil. 5. Membrana tympani (selaput pendengaran) terdapat di sebelah caudal dari organon visus. b. Cervix (leher), tidak nyata.

c.

Truncus (badan), terdapat di sebelah caudal caput. Pada betina mempunyai ukuran yang relative lebih besar dibandingkan jantan. Anggota badan terdapat 2 pasang:

1. Anggota badan muka, bagian- bagianya adalah: a. Brachium ( lengan atas) b. Antebrachium (lengan bawah) c. Manus (tangan) d. Digity (jari- jari) 2. Anggota badan belakang (extremitas posterior), bagian- bagiannya adalah: a. Femur (paha) b. Crus (tungkai bawah) c. Pes sive pedes (kaki) d. Digiti (jari- jari): 5 buah. e. Membrana (selaput) untuk berenang: merupakan kulit tipis diantara digiti.

BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Waktu dan tempat Pratikum ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 29 november 2011, pada pukul 15.00 sampai selesai, di laboratorium Tadris MIPA IAIN Raden Fatah Palembang. 1.2 Alat Alat dan bahan

: pensil, pena, penggaris, kertas HVS, penghapus, karter, gunting, talanan, plastik. Bahan : katak (Rana sp) 1.3 Cara kerja

1. Siapkan alat-alat yang akan di gunakan, seperti; karter, gunting, pena, pensil, kertas HVS dan sebagainya. 2. Ambillah preparat (katak) yang akan di teliti. 3. Gambar morfologi katak tersebut. 4. Seset kulit katak kemudian belah katak.

5. Amati organ tubuh katak bagian dalam untuk mengetahui jenis kelamin, system pencernaan, system organ, system respirasi, kemudian gambar dari masing-masing bagian tersebut. 6. Bedah bagian kepala untuk melihat otak, kemudian gambar.

4.2 Pembahasan Dari Gambar 1. Morfologi a. Nares anteriores : lubang- lubang kecil terdapat di sebelah dorsal dari rima oris.

b. Celah mulut (rima oris): terdapat di ujung rostrum (moncong) c. Organon visus: alat penglihatan. Mata mempunyai kelopak yang dapat digerakkan. Mata pada amphibi juga mempunyai selaput yang berfungsi untuk melindungi mata pada saat berada atau berenang di dalam air, membran tersebut disebut membrane miktans.di lengkapi dengan: 1. Palpebra superior (pelupuk mata atas) 2. Palpebra inferior (pelupuk mata bawah) 3. Membran nictitans, suatu kulit transparant untuk menjaga mata terhadap kekeringan dan geseran dengan air. 4. Bulbus oculi (bola mata), padanya dapat dilihat dengan jelas adanya: iris, pupil. d. Membran tympani (selaput pendengaran) terdapat di sebelah caudal dari organon visus. e. f. Dorsum: bagian atas katak. Branchium: lengan atas

g. Antebrachium: lengan bawah h. Manus: tangan i. j. Digity: jari- jari Femur: paha

k. Crus: tungkai bawah l. Pes: kaki

m. Selaput berenang (membrana); merupakan kulit tipis diantara digity. 2. Saccus lymphaticus subcutaneus Kulit Rana sp tidak melekat erat pada jaringan di sebelah dalamnya, tetapi terpisah oleh ruangruang yang terisi dengan cairan lymphe. Ruang tersebut di namakan saccus lynphaticus subcutaneus, yang terdiri dari:

a.

Saccus submandibularis

b. S. pectoralis c. S. brachialis

d. S. abdominalis e. f. S. lateralis S. femoralis

g. Crucalis h. S. dorsalis. 3. Topographi a. Cor (jantung): Cor pada amphibi berwarna merah dalam kantong jaringan atau pericardium yang berisi dengan zat cair lymphe. Jantung berfungsi sebagai alat untuk memompa darah ke seluruh tubuh. b. Hepar pada amphibi berwarna coklat, terdiri dari lobus dexter dan lobus sinester. Hati berfungsi untuk menawarkan racun yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan. Ia juga berfungsi sebagai tempat perombakan sel darah merah yang telah tua. Dengan bagian: lobus dexter dan lobus sinester. c. Ventriculus: berwarna putih, panjang, sebelah sisi kiri dari linea mediana.

d. Intestinum: bentuk bulat dan berkelok-kelok e. f. Cloaka: muara bersama bagi saluran makanan, kelamin dan saluran kencing. Pancreas: berwarna kekuning- kuningan melekat diantara ventriculus dan duodenum.

g. Lien (limpa): Merah bulat. Pada kedua sisi linea middosal di atas peritonium h. Ovarium (kelenjar telur): khusus pada betina i. Oviduct: (saluran telur) yang kemudian melalui uterus lalu ke kloaka. Sepasang saluran yang berkelak- kelok. j. Uterus: tempat tersimpannya butir- butir hitam kecil pada katak betina yang sedang gravid.

k. Mesonephros l. Ductus mesonephridicus

m. Vesica urinaria (gelembung kencing): merupakan gelembung tipis berwarna keputih- putihan. n. Pulmo: pulmo pada amphibi jumlahnya dua, elastis, berdinding tipis. Pulmo berfungsi sebagai alat pernapasan, yaitu sebagai tempat bertukarnya oksigen dan karbon dioksida. o. Vesicca fellea (kantung empedu) terdapat di antara lobus hepatis, berwarna kehijau- hijauan.

4. Systema digestoria a. b. Dentes maxillaries (rahang atas) Nares posteriors: merupakan lubang os vomer. Alat ini menghubungkan cavum nasi (rongga hidung) dan cavum oris. c. Palatum ( atap mulut/ langit- langit).

d. Pharynx (tekak). e. f. Os vomer: berbentuk V, mengandung dentes. Ostium tubae auditivae: lubang di dekat tiap- tiap sudut mulut, menghubungkan cavum oris dan rongga telingga. g. Rima glottidis (celah suara) h. Lingua (lidah): Lingua pada katak dapat dijulurkan karena berfungsi sebagai alat untuk menangkap mangsa. Juga pada mulut terdapat gigi yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. i. j. Ventriculus: berwarna keputih- putihan, terdapat disebelah kiri dari linea mediana Intestinum (usus): tampak berkelok- kelok. Intestinum merupakan saluran berbentuk silinder panjang, berlingkar-lingkar, sebagai tempat pencernaan k. Cloaca: muara bersama bagi saluran makanan, kelamin dan saluran kencing. l. Vesicca urinaria: (gelembung kencing): merupakan gelembung tipis berwarna keputih- putihan.

m. Hepar: Hepar pada amphibi berwarna coklat, terdiri dari lobus dexter dan lobus sinester. Hati berfungsi untuk menawarkan racun yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan. Ia juga berfungsi sebagai tempat perombakan sel darah merah yang telah tua. n. Vesicca fellea: (kantung empedu) terdapat di antara lobus hepatis, berwarna kehijau- hijauan. o. Pancreas: berwarna kekuning- kuningan melekat diantara ventriculus dan duodenum.

5. Sytem Respirasi Jalannya udara pernafasan adalah nares anteriores cavum nasi nares posteriors cavum oris a. Rima glottidis (celah suara)

b. Larynx c. Bronchus sangat pendek.

d.

Pulmo (paru- paru): pulmo pada amphibi jumlahnya dua, elastis, berdinding tipis. Pulmo berfungsi sebagai alat pernapasan, yaitu sebagai tempat bertukarnya oksigen dan karbon dioksida. Pulmo merupakan kantung elastis, pada permukaan dinding sebelah dalam terdapat lipatan- lipatan, dengan ini maka permukaan diperluas.

6. System urogenitalia feminia a. Ostium abdominal

b. Corpus adiposum: jaringan lemak berwarna kuning jingga. c. d. Ovarium sinestrum Oviduct: (saluran telur) yang kemudian melalui uterus lalu ke kloaka. Sepasang saluran yang berkelak- kelok. e. f. g. Uterus: pelebaran yang dilakukan oleh oviduct di sebelah caudal. Muara uterus pada cloaca Ren ( mesonephros): sepasang di kanan kiri columna vertebralis, memanjang dan berwarna merah coklat h. Ductus mesonephridicus i. j. Muara ductus mesonephridicus pada cloaka Vesicca urinaria (gelembung kencing): merupakan gelembung tipis berwarna keputih- putihan

k. Glandula supranenalis l. Vena cava posterior

m. Dinding ventral cloaca. 7. Sytem syaraf Pada katak terdiri dari dua yaitu system saraf pusat ( nervosum central) dan system saraf tepi ( nervosum periphericum). Pada otak terdapat: a. Nervus objectorious

b. Lobus olfactorious c. Hemi sperium cerebry

d. Lobus opticus e. f. Cerebellum Modulla oblongata

BAB V KESIMPULAN

Katak adalah satu anggota dari classic Amphibia. Amphibia berasal dari kata amphi artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena Amphibia ialah hewan yag hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam air tawar kemudian di darat. Badan katak terbagi atas tiga bagian, yaitu: 1. Caput (kepala) Alat- alat yang terdapat pada bagian ini adalah: rima oris, cavum oris, nares anteriores, organon visos, dan membrane tympani. 2. Cervix (leher); tidak nyata 3. Truncus (badan) Terbagi menjadi dua, yaitu anggota badan muka dan anggota badan belakang.

DAFTAR PUSTAKA

Asisten Praktikum I.1990.Anatomi Hewan. PS BIOLOGI P MIPA FT UNSRI Campbell, NA.2003.Biologi Edisi kelima Jilid II.Erlangga.Jakarta Radiopoetro.1996.Zoologi. Jakarta Slamet Adeng dan Madang Kodri.2007.Zoologi Vertebrata. Indralaya http://www.scribd.com/doc/39357721/Anatomi Katak http://p3cell.blogspot.com/2010/02/anatomi-tubuh-Amphibia-katak-html

Kodok Hijau (Rana pipiens)

Kodok Hijau (Rana pipiens)

Kodok Hijau (Rana pipiens)

A. Klasifikasi Kodok Hijau (Rana pipiens) Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Species : : : : : : : Animalia Chordata Amphibia Anura Ranidae Rana Rana pipiens

B. Karakteristik Eksternal Tubuh terbagi menjadi kepala dan badan (tidak ada leher). Terdapat dua pasang apendiks lokomotor (yang belakang sangat panjang). Kulit lunak dan tidak bersisik. Lubang hidung antoridorsal, mata dorsal, besar, membran timpaniv, dorsal berada di belakang dekat mata. Mulut sangat lebar. Tiap tangan mempunyai 4 jari, jari kelima rudimenter. Tiap kaki mempunyai 5 buah jari dengan selaput antar jari jari. C. Morfologi dan Fisiologi Sistem Organ 1. Sistem Skeleton Tengkorak terdiri dari kranium kecil, tulang muka yang lebar dan pipih. Tulang orbital besar, dan rahang sangat lebar. Kolumna vertebralis terdiri dari 10 elemen, yang pertama disebut tulang atlas, yang ke-9 tulang sakral, dan ke-10 tulang urostil (yang sangat memanjang). Semua vertebrae, kecuali pertama, kesembilan, dan kesepuluh mempunyai prosessus transversal yang panjang disebut rusuk. Ada sternum (tulang dada) dan dihubungkan dengan sabuk pektoral (sabuk dada). Yang terakhir itu terdiri dari klavikula, korakoid, skapula, dan supraskapula (kartilago). Sabuk pelvik terdiri dari illium, iskium, dan falang. Skeleton kaki depan terdiri dari humerus, radio-ulna, karpal, falang. Skeleton kaki belakang terdiri dari femur,tibio-fibula, tarsal, dan falang.

2. Sistem Otot Secara majemuk, sistem otot katak berbeda dari susunan miotom primitif, terutama dalam apendiks. Otot-otot segmental mencolok pada tubuh. Segmen kaki teratas berotot besar.

3. Sistem Pencernaan Mulut dengan banyak gerigi kecil disepanjang rahang atas, dan gigi vomerin pada langitlangit mulut. Lidah berotot dan bifurkat (cabang dua) pada ujungnya, dan bertaut pada bagian anterior mulut. Saluran pencernaan mulai dari esofagus (berdinding lurus dan besar) langsung bersatu dengan lambung. Lambung memanjang dan berkelok ke samping kiri, dan berotot. Usus terdiri dari intestinum (kecil, panjang, berkelok kelok), rektum yang langsung bersatu dengan kloaka. Baik hati maupun pankreas mempunyai saluran-saluran menuju ke duodenum. Ada

kandung empedu. Baik lambung maupun intestinum pada potongan melintang terdiri dari 4 lapisan, yaitu : Peritonium Lapisan otot Submukosa Mukosa

4. Sistem Respirasi Pada berudu terdapat insang eksternal dan (kemudian) insang internal. Katak dewasa bernapas dengan paru-paru, yaitu berupa kantung-kantung yang pada dindingnya terdapat banyak ruang. Paru -paru berhubungan dengan udara luar melalui 2 bronki, laring, (kotak suara) yang mengandung tali-tali vokal, lalu faring dan lorong- lorong nasal. Lubang dari faring ke laring berupa celah longitudinal yang di sebut glottis. Lubang-lubang dalam dari lorong-lorong nasal itu di sebut nares internal (hidung dalam). Pertukarang gas terjadi melalui kulit.

5. Sistem Sirkulasi Jantung mempunyai 2 aurikel dan satu ventrikel. Darah dari sinus venosus masuk ke dalam aurikel kanan. Darah meninggalkan ventrikel melalui trunkus anteriosus yang bercabang dua di sebelah anterior jantung, lalu terbagi pada setiap sisi tubuh menjadi tiga pokok, yaitu ; arteri karotis, arteri sistemik, dan arteri pulmo-kutaneus (berurutan dari anterior ke pasterior). Tiapa arteri karotis interna dan karotis eksterna yang menuju ke dalam kepala. Arteri pulmo-kutaneus membuat cabang-cabang ke paru-paru dan kulit. Arteri sistemik (2 buah) bersatu menjadi aorta dorsal. Aorta dorsal itu bercabang-cabang menjadi seliako-mesenterik (lambung, hati, intestinum), segmental (otot-otot), renal (mesonefros), genital (gonad), dan iliakal (kaki-kaki). Darah dari paru-paru kembali ke aurikel kiri melalui vena pulmonary. Semua darah memasuki aurikel kanan, terus melalui sinus venosus (berupa kantong besar di sebelah sisi dorsal). Sinus venosus menerima dua vena cava anterior yang membawa darah dari bagian anterior tubuh, dan 1 vena cava posterior yang membawa darah dari mestanofers dan mengalirkannya langsung ke hati (tidak dalam kapiler-kapiler) dan terus ke jantung. Darah masuk ke dalam jaringan hati baik dari arteri hepatic (cabang seliako-mesenterik) atau pun dari vena porta hepatic yang membawa darah dari lambung dan usus. Sistem porta renal ada juga.

Sistem itu menghubungkan system porta hati melalui jalan vena pelvic dan vena abdominal ventral.

6. Sistem Ekskresi Ginjal tipe mesonefroid dan saluran-saluran kemih yang disebut saluran-saluran Wolff (saluran-saluran mesonefros). Saluran-saluran itu langsung membawa secret ke kloaka, walaupun ada juga kandung kemih disebelah sisi ventral kloaka itu.

7. Sistem Saraf Otak terbagi atas 5 bagian dan sarebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada 10 saraf kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brekeal (serabut-serabut saraf yang silangmenyilang). Saraf ke-7, ke-8, ke-9 membentuk pleksus inskiadikus. Sesuai dengan adanya pelebaran korda saraf, maka disini terdapat saraf brakial dan saraf lumba.

8. Sistem Sensori Mata, dengan kelopak mata atas dan kelopak mata bawah, dan ada lagi kelopak mata ketiga yang transparan, yang di sebut membrane niktitans. Bola mata kurang lebih sferis (bulat). Permukaan luarnya tertutup dengan konjuntiva tipis transparan (yang bergerak berbalik di bawah kelopak mata). Di bawah konjuntiva terdapat kornea yang tebal tetapi juga transparan. Kornea itu terus berkesinambungan dengan sclera yaitu penutup luar bola yang tidak tembus cahaya. Di bawa sklera terdapat koroid yang bagian depannya bersatu dengan laci berbentuk kue donat, tetapi tidak berkontak dengan kornea, dan yang di sebut dengan iris. Lubang dalam iris itu adalah pupil. Lensa kritalin terletak tepat di bagian belakang iris, mentup pupil. Sebelah kanan bola mata terdapat jaringan saraf yang di sebut retina, terus melanjut sebagai saraf optikus. Ruang dalam lensa dan iris mengandung humor aqueus (cairan seperti air). Ruang di belakang lensa dan iris di isi dengan houmor vitreus (cairan seperti kaca). Mata di gerakkan oleh 6 otot, yaitu otototot seprior, inferiol, rektus internal, rektus eksternal, oblikus inferior, dan oblikus superior. Saraf kranial III, IV, dan VI menginervasi otot-otot mata itu. Telinga, dengan organ-organ pendengar dan keseimbangan yang berupa 3 saluran semi sirkular, yaitu vertical anterior, vertical posterior, dan horizontal. Membran timpani (dalam telinga tengah, tapi tidak ada telinga luar), membawa impuls-impuls ke kolumella, yaitu tulang

tipis dan telinga tengah yang memancarkan impuls-impuls melalui stapes ke koklea, yaitu organ pendengaran. Telinga tengah berhubungan dengan faring melalui tabung tabung Eustachii.

9. Kelenjar Endokrin Kelenjar pituitari (hipofisis) terletak di bawah otak, mempunyai 3 lobus masing-masing menghasilkan hormon. Lobus anterior membuat hormon peransang pertumbuhan dan peransang metamorphosis, dan juga hormon peransang gonad. Lobus intermedus membuat hormon untuk mengendalikan perluasan (ekspansi) sel-sel pigmen, dan berakibat menjadi lebih gelapnnya warnah kulit. Lobus posterior membuat hormon yang berhubungan dengan keseimbangan air dan kontraksi otot-otot polos. Kelenjar tiroid, terdiri atas dua buah lobus, masing-masing didekat dasar arteri karotis interna. Sekretnya (hormon) mungkin meransang aktivitas metabolik pada umumnya. Secara deftinitif, hormon itu meransang metamorphosis dari berudu menjadi katak dewasa. Kelejar Ardenal mengandung dua tipe jaringan khas seperti pada manusia, yaitu jaringan korteks dan medulla. Pada katak, kelenjar ardenalnya terletak disepanjang permukaan ginjal. Medulla menghasilkan epinefrin yang menyebabkan kontraksi otot polos pada beberapa arteri sedang arteriol-arteriol dalam otot bergaris relaksasi dan jantung teransang. Pada manusia, karena proses tersebut, terjadilah kenaikan tekanan darah. Epinefrin juga menyebabkan relaksasi otot- otot bronkiol dan paru-paru (untuk mengurangi serangan asma). Epinefrin juga mempercepat formasi glikogen menjadi glukosa. Dalam darah manusia biasanya terdapat 1-2 ppm, tetapi karena tekanan emosional seperti takut atau marah, jumlah itu dapat naik. Akibatnya darah dari jeroan banyak yang di pindahkan ke otot dan otak dan individu yang bersangkutan siap untuk melawan atau terbang. Namun semua efek hormon yang tersebut pada katak tidak di ketahui, tetapi kelenjar itu penting untuk hidupnya katak. Gonad juga membuat hormon yang berhubungan dengan karakteristik seksual sekunder, yaitu ibu jari yang membengkak pada katak jantan salam musim perkawinan itu di sebabkan oleh sekret (hormon) yang dibuat oleh testes.

D. Reproduksi Dan Perkembangan Fertilisasi eksternel, tetapi terjadi kayak jantan menjepit katak betina ketika perkawinan (yaitu ketika telur di lepaskan segera sperma di semprotkan). Katak betina mempunyai 2

ovarium, yang terletak disebelah ventral mesonefros. Telur dewasa keluar lalu masuk ke dalam selom, lalu tertarik ke dalam ovinduk. Disekitar sejumlah telur itu, terbentuk selubung gelatinosa dan pembentukan selubung itu terjadi ketika telur masih dalam ovinduk. Katak jantan mempunyai 2 testes yang berhubungan dengan ginjal melalui beberapa vasa efrensia. Spermatozoa mencapai kloaka melalui saluran Wolff. Perkembangan selanjutnya terjadi dalam air. Pembelahan total inekual. Gastrulasi berakhir terutama setelah terbentuknya 2 lapisan mesoderm. Dalam perkembangan selanjutnya terbentuk stadium larva akuatis, bernapas dengan insang dan di sebut berudu, dan dengan metamorphosis terjadi katak dewasa.

E. Struktur Anatomi Ordo Anura

F. Habitat dan Penyebaran Katak hijau memiliki berbagai habitat. Mereka ditemukan di kolam permanen, rawa, rawa dan sungai yang bergerak lambat di sepanjang hutan, daerah terbuka dan perkotaan. Mereka biasanya menghuni badan air dengan vegetasi air berlimpah. Mereka juga disesuaikan dengan dingin dan dapat ditemukan di atas 3.000 m (9.800 kaki) dpl. Katak hijau berkembang biak dimusim semi (Maret-Juni). Sampai dengan 6500 telur yang diletakkan dalam air, dan berudu pengembangan yang lengkap dalam kolam penangkaran. Berudu adalah cokelat muda dengan bintik-bintik hitam, dan pengembangan membutuhkan 70-110 hari, tergantung pada kondisi. Katak adalah 2-3 cm Metamorph (0,79-1,2 dalam) dan menyerupai orang dewasa.

Spesies ini umum ditemukan dibagian barat Kanada sampai penurunan mulai terjadi selama tahun 1970-an. Penurunan populasi diduga disebabkan oleh drift polusi dari Amerika Serikat jatuh dalam bentuk hujan asam. Banyak populasi kodok hijau belum pulih dari penurunan ini.

G. Ekologi dan Perilaku Katak hijau terdapat di sungai, kolam atau lokasi air lainnya di musim dingin. Menyebar ke dataran tinggi lembab atau air yang permanen selama kering di musim panas. Membutuhkan penutup tanah yang cukup tinggi untuk penyembunyian. Ketika diganggu, katak melompat cepat dan tak menentu. Informasi anekdotal ada untuk penurunan mereka di Idaho.

Katak hijau dimangsa oleh hewan yang berbeda seperti ular, rakun, katak lain dan bahkan manusia. Mereka tidak menghasilkan sekresi kulit tidak menyenangkan dan bergantung pada kecepatan untuk menghindari predasi. Mereka makan berbagai hewan termasuk jangkrik, lalat, cacing, dan katak kecil. Menggunakan mulut besar mereka, mereka bahkan dapat menelan burung dan ular garter. Spesies ini mirip dengan katak Pickerel (palustris Rana) dan Selatan Leopard Frog (Rana sphenocephala).

H. Peranan Bagi Kehidupan a. Digunakan untuk kedokteran sebagai penguat denyut jantung

b. Untuk tes kehamilan. c. Keperluan praktikum zoologi bagi siswa dan mahasiswa.

d. Membantu membinasahkan nyamuk. e. f. Untuk dikonsumsi. Sebagai natural biological

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2011. Northern Leopard Frog. file:///E:/koncek/pipiens2.htm. (11 Oktober 2011)

Anonimous, Rana pipiens. http://imnh.isu.edu/digitalatlas/bio/amph/anurans/rapi/Rapifra.htm. (12 Oktober 2011)

Anonimous. Sistem Sirkulasi Amphibi. file:///E:/koncek/sistem-sirkulasi-amfibiamphibia.html. (12 Oktober 2011)

Arther Joehanezh, 2010. Amphibia. file:///E:/koncek/pipens.htm. (11 Oktober 2011)

Asnani, 2009. Amphibia. http://diajengasnani.blogspot.com/2009/03/amphibia.html. (12 Oktober 2011)

Rorabaugh, James C. 2011. Rana pipiens Northern Leopard Frog. http://amphibiaweb.org/cgi/amphib_query?where-genus=Rana&where-species=pipiens. (12 Oktoberber 2011)

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA KATAK ( Rana sp) dan KODOK (Bufo sp)
LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA KATAK ( Rana sp) dan KODOK (Bufo sp)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri Laporan Praktikum Mata Kuliah : Zoologi Vertebrata Dosen : Yuyun Maryuningsih, S.Si, M.Pd.

Oleh :

NAMA NIM KELAS

: Eltra Cyta Ocktora : 59461264 : Biologi D/4

KELOMPOK : VI ASISTTEN : Abdul Majid Nia Daniah

LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURDJATI CIREBON 2011

KATAK ( Rana sp) DAN KODOK (Bufo sp) I. TUJUAN Untuk mengetahui Morfologi, Anatomi dan Taksonomi dari Katak ( Rana sp) dan Kodok (Bufo sp).

II.

LANDASAN TEORI Katak dan kodok adalah satu anggota dari classic Amphibia. Amphibia berasal dari kata amphi artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena Amphibia ialah hewan yag hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam air tawar kemudian di darat. Kulit harus selalu basah apabila hewan berada di luar air untuk memyngkinkan terjadinya pernapasan melalui kulit. Kulit dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir untuk mempertahankan keadaan agar selalu basah. Setiap kelenjar berbentuk piala, terdapat tepat di bawah epidermis dan salurannya melelui epidermis bermuara di permukaan kulit. Mekanisme pernapasannya meliputi dua fase, yaiu inspirasi dan ekspirasi. Katak yang dijadian bahan penelitian kali ini adalah katak sawah (Rana canorivara). Sistem pencernaan pada katak dan kodok terdiri dari mulut, kerongkongan, dari kerongkongan akan masuk ke lambung, usus halus, usus besar, dan sisa maanan akan dibuang melalui kloaka setelah diserap oleh tubuh. Sistem pernapasan pada katak sawah tersusun atas

celah glotis laring, percabangan paru-paru (bronchus), gelembung paru-paru (alveoli) dan paruparu. III. ALAT DAN BAHAN III.1. ALAT 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bak preparat Gunting Cutter Pinset Penggaris Alat tulis Cairan chloroform Jarum pentul

III.2. BAHAN Katak ( Rana sp) dan Kodok (Bufo sp).

IV. LANGKAH KERJA 1. 2. 3. Menyiapkan semua peralatan yang akan digunakan. Melakukan pembiusan pada hewan yang ajan diamati. Mengamati bagian morfologi tubuhnya, lakukan pengukuran panjanng bagian-bagian tubuhnya dari bagian anterior sampai posterior, setelah diamati kemudian digambar. 4. Kemudian melakukan pembedahan terhadap hewan tersebut. Mengamati bagian anatomi dan digambar. 5. 6. V. Membuat laporan sementara setelah selesai pengamatan. Merapihkan dan mempersihkan meja kerja setelah selesai melakukan pengamatan. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN V.1. HASIL PENGAMATAN Pengukuran Kodok (Bufo sp) Panjang badan keseluruhan Lebara badan keseluruhan 14 cm 4 cm Katak (Rana sp) 12 cm 2,5 cm

Panjang kaki depan Panjang kaki belakang Jumlah jari depan Jumlah jari belakang Diameter mata Panjanng kepala Lebar kepala

4,5 cm 8 cm 4 cm 5 cm 1 cm 2,5cm 2 cm

2,5 cm 7 cm 4 cm 5 cm 0,5 cm 2,5 cm 1,5 cm

Perbedaan Katak (Rana sp) dan Kodok (Bofo sp) Katak ( Rana sp) Ukuran badan lebih kecil Kulit lebih licin dan mempunyai warna yang mencolok Tidak mempunyai pundi hawa Tidak mengalami penebalan pada kulit Pankreasnya berwarna hijau Lidahnya bercabang Kodok (Bufo sp) Ukuran badan lebih besar Kulitnya tidak licin dan warnanya kecoklatan Selaput renang tidak terlalu jelas Mempunyai pundi hawa Mengalami penebalan oleh zat keratin Pankreasnya berwarna hitam Lidahnya tidak bercabang

Perlakuan pada Katak (Rana sp) Air dingin = Tidak bereaksi Air panas = Bereaksi Larutan Hcl = Bereaksi Larutan Nacl = Tidak bereaksi

Perlakuan pada Kodok (Bufo sp) Air dingin = Tidak bereaksi Air panas = Bereaksi Larutan Hcl = Tidak bereaksi Larutan Nacl = Tidak bereaksi

Katak (Rana sp)

Kodok (Bufo sp)

V.2. PEMBAHASAN Dari hasil praktikum yang pertama tentang zoology vertebrata dengan kelas Amphibia. Amphibia berasal dari kata amphi artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena Amphibia ialah hewan yag hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam air tawar kemudian di darat. Dan dapat kami jelaskan dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan dengan spesies Katak (Rana sp) dan Kodok (Bufo sp). Yang pertama kami mengamati Katak (Rana sp) adalah satu anggota dari class Amphibia. Secara morfologi Kulitnya selalu basah apabila hewan berada di luar air. Kulit dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir untuk mempertahankan keadaan agar selalu basah. Setiap kelenjar berbentuk piala, terdapat tepat di bawah epidermis dan salurannya melelui epidermis bermuara di permukaan kulit. Kaki katak terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang. Kaki depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah (antebrancium), tangan (manus), dan jari-jari (digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha (femur), betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti). Jumlah jari katak tungkai depan empat jari dan tungkai belakang lima jari. Pada tungkai belakang memanjang yang berpotensi untuk melompat. Kulit katak sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Kulit yang tipis fleksibel membagi bagian luar badan untuk melindungi organisme terhadap penyakit, berfungsi dalam pernapasan, penyerapan air, sebab katak tidak pernah minum. Di lengkapi dengan kelenjar mukosa yang menyebabkan kulit terjaga kelembabannya, mukus memberikan minyak pelumas bagi tubuh. Sebagian besar memiliki kelenjar granular dan kelenjar mukus. Keduanya mirip, akan tetapi hasil produksinya berbeda. Kelanjar granular memproduksi zat abnoxious atau racun untuk melindungi diri dari musuh. Keduanya dikelompokkan sebagai kelenjar alveolar (kelenjar yang tidak mempunyai saluran

pengeluaran, tetapi produknya di keluarkan lewat dinding selnya sendiri secara alami. Kelenjar racun dapat menimbukan iritasi pada kulit). Kulit katak juga berfungsi dalam pertukaran gas. Dengan hasil pengukuran pada morfologi Rana sp Panjang badan keseluruhan Lebara badan keseluruhan Panjang kaki depan Panjang kaki belakang Jumlah jari depan Jumlah jari belakang Diameter mata Panjanng kepala Lebar kepala 14 cm 4 cm 4,5 cm 8 cm 4 cm 5 cm 1 cm 2,5cm 2 cm Setelah dilakukan pembedahan terlihat adanya sepasang paru-paru berupa kantung elastis yang tipis. Mekanisme pernapasan paru-paru terdiri dari inspirasi dan ekspirasi. Keduanya dengan mulut tertutup. Katak memiliki tulangtulang rusuk dan rongga badan. Mekanisme pernapasannya diatur oleh otot-otot tulang bawah dan perut yang saling berhubungan satu sama lain. Paru-paru divertilasi dengan pompatekan. Kelenjar paru-paru itulah terutama penyebab udara keluar. Sebagian besar CO2 dikeluarkan melalui kulit karena laju vertilasi paru-paru tidak cukup untuk membawa keluar. Sistem pencernaan pada katak (Rana sp) terdiri dari mulut, kerongkongan, dari kerongkongan akan masuk ke lambung, usus halus, usus besar, dan sisa maanan akan dibuang melalui kloaka setelah diserap oleh tubuh. Sistem pernapasan pada katak tersusun atas celah glotis laring, percabangan paru-paru (bronchus), gelembung paru-paru (alveoli) dan paru-paru. Sistem pencernaan pada katak meliputi bagian saluran pencernaan dan kelenjar penceranaan. Saluran pencernaan katak secara berturut-turut adalah rongga mulut, faring, kerongkongan, Lambung berwarna keputih-putihan yang terletak di sebelah kiri perut katak. Hal bahwa di dalam lambung, makanan masih kenyal kemudian diteruskan ke usus., usus 12 jari, usus halus, usus besar, dan kloaka. Kelenjar penceranaan katak meliputi hati, kantung empedu, dan pancreas. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang memiliki gigi sejati. Lidah katak dapat digunakan

untuk menangkap makanan atau mangsa seperti serangga. Saluran pencernaan mulai dari esophagus yang sagat pendek, terdiri dari konstruksi yang kecil-kecil, tepinya bersilia dan sebagai alat cerna yaitu sel-sel secretoris, kemudian ke usus 12 jari dan usus halus yang berkelok-kelok dan selanjutnya ke usus besar yang lebar. Setelah ke usus besar langsung menuju ke kloaka, yaitu tempat lubang pelepasan. Dengan klasifikasi katak sebagai berikut : Kingdom Fylum :Animalia

:Chotdata :Vertebrata

Sub fylum Kelas Famili Genus

:Amphibia :Ranidae :Rana

Spesies :Rana sp Yang kedua kami mengamati kodok (Bufo sp), secara morfologi Kepala kodok dan badan lebar bersatu, ada dua pasang kaki atau anggota, tak ada leher dan ekor. Bagian dalam ditutupi dengat kulit basah halus lunak. Kepala mempunyai mulut yang lebar untuk mengambil makanan, 2 lubang hidung/ nares externa yang kecil dekat ujung hidung yang berfungsi dalam pernapasan, 2 mata yang besar spherikdengan diameter 1 cm, dibelakangnya 2 lubang pipih tertutup oleh membrane tympani yang berfungsi sebagai telinga untuk menerima gelombang suara. Tiap mata mempunyai kelopak mata atas dan bawah, serta di dalamnya mempunyai selaput mata bening membrane nictitans untuk menutupi mata apabila berada di dalam air. Di bagian ujung belakang badan dijumpai anus, lubang kecil untuk membuang sisa-sisa makananyang tak dicerna, urine dan sel-sel kelamin/ telur atau sperma dari alat reproduksi. Kaki kodok terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang. Kaki depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah (antebrancium), tangan (manus), dan jari-jari (digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha (femur), betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti). Kulitnya sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Kulit yang tipis fleksibel membagi bagian luar badan untuk melindungi organisme terhadap penyakit, berfungsi dalam pernapasan, penyerapan air, sebab katak tidak pernah minum. Di lengkapi dengan kelenjar mukosa yang menyebabkan kulit terjaga kelembabannya, bagi spesies yang hidup di air, mukus memberikan minyak pelumas bagi tubuh. Sebagian besar memiliki kelenjar granular dan kelenjar mukus.

Keduanya mirip, akan tetapi hasil produksinya berbeda. Kelanjar granular memproduksi zat abnoxious atau racun untuk melindungi diri dari musuh. Keduanya dikelompokkan sebagai kelenjar alveolar (kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluaran, tetapi produknya di keluarkan lewat dinding selnya sendiri secara alami). Kelenjar racundapat menimbukan iritasi pada kulit. kodok adalah bilateral simetris, dengan bagian sisi kiri dan kanan equal. Bagian tengah disebut medial, samping/lateral, badan muka depan adalah ujung anterior, bagian belakang disebutujung posterior, bagian punggung atau dorsal, sedang bagian muka ventral. Bagian badan terdiri atas kepala/ caput, kerongkongan/ cervik, dada/ thorax atau pectoral, perut atau abdomen, pantat pelvis serta bagian kaudal. Berdasarkan ciri-ciri morfologi diatas klasifikasi kodok adalah sebagai berikut: Kingdom Fylum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia

: Chordata : Amphibia : Annura : Bufodae : Bufo Spesies : Bufo sp Struktur dan fungsi kodok ialah Pada kepala terdapat :rims oris yang lebar untuk masuknya makanan, nares externs mempunyai peranan dalam pernafasan, sepasang arganon visus (mata) yang bulat. Di belakang

mata terdapat membrane menerima getaran suara. Pada anus yang berfungsi sebagai

tympani untuk akhir tubuh terdapat pintu pelepas faeces,

urine dan sel kelamin.Extremitas muka yang berupa kaki atau tangan berukuran pendek, terdiri atas : brachium (lengan atas) yang berupa humerus, antibracium (lengan bawah) yang berupa radioulna, carpus (pergelangan tangan), menus (telapak tangan) yang terdiri atas metacarpus dan phalangus (jari jari); pada telapak tangan terdapat palm, di bawah jari pada hewan jantan

terdapat penebalan terutama pada musim kawin. Extremitas belakang yang berupa kaki belakang terdiri atas femur (paha), crus (bagian kaki bawah) yang terdiri atas tibia dan fibula, tarsus (pergelangan kaki), pes (telapak kaki) yang terdiri atas meta tarsus dan phalangus (jari jari). Lingula (lidah) yang pipih berpangkal pada dasar di sebelah anterior mulut. Pada permukaannya terdapat kuncup perasa dan papil, dilapisi oleh lendir, dapat dijulurkan dari belakang ke muka untuk menangkap mangsa. Pada maxillae sebelah luar terdapat denta maxillaris (gigi maxillaris), sedang pada atap cavum oris terdapt denta vomerin terdapat dua lubang nares interns yang berhubungan dengan narens externs. Dengan hasil pengukuran pada morfologi Bufo sp Panjang badan keseluruhan Lebara badan keseluruhan Panjang kaki depan Panjang kaki belakang Jumlah jari depan Jumlah jari belakang Diameter mata Panjanng kepala 12 cm 2,5 cm 2,5 cm 7 cm 4 cm 5 cm 0,5 cm 2,5 cm

Lebar kepala 1,5 cm Pada kodok, oksigen berdifusi melalui kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karna kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh anus. Pada beberapa bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukuruan yang berbeda. Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air liur. Kelenjar pencernaan yang besar adalah hepardan pancreaticum yang memberikan sekresinya pada intestinum kecuali itu intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hepar yang besar terdiri atas

beberapa lobus dan bilus atau zat empedu yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam fesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus cystcus dahulu kemudian melalui duktus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan saluran yang dari pankreas. Fungsi bilus untuk mengilmusikan zat lemat. Bahan makanan yang merupakan sisa di dalam intestinum mjor menjadi faeces dan selanjutnya dikeluarjkan melalui anus. Jantung katak dan kodok terdiri dari tiga ruang yaitu : atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel (2 atrium, 1 ventrikel). Atrium kanan menerima darah yang sedikit oksigen dari seluruh tubuh, sedangkan atrium kiri menerima darah dari paru paru. Darah dari kedua atrium bersama sama masuk ventrikel. Walaupun tampaknya terjadi percampuran antara darah yang miskin oksigen dengan darah yang kaya oksigen namun percampiurn diminimalisasi oleh adanya sekat sekat yang terdapat pada ventrikel. Dari ventrikel, darah masuk ke pembuluh darah yang bercabang tiiga. Arteri anterior mengalirkan darah ke kepala dan ke otak. Cabang tengah (lung aorta) mengalirkan darah ke jaringan internal dan organ dalam badan, sedangkan arteri posterior dilewati oleh darah yang menuju kulit dan paru paru. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan. Dari atrium kanan, darah mengalir ke ventrikel yag kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis paru paru vena pulmonalis atrium kanan. Lintasan peredaran darah ini disebut peredaran darah paru paru. Selain peredaran darah paru paru, pada katak sinus venosus atrium kanan. Organ reproduksi pada katak dan kodok berbeda antara jantan dan betina. Pada jantan terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih putihan) terletak disebelah atas ginjal. Testis diikat oleh alat penggantungnya yang disebut mesdrchiutn. Dari testis terdapat saluran yang disebut fasadefferensia yang bermuara di kloaka. Bagian ureter yang dekat kloaka mengalami pembesaran yang disebut vesicusa seminalis yang berfungsi untuk penampungan sementara spermatozoa. Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada bagian belakang rongga tubuh diikat oleh penggantungnya yang disebut mesovarium. Pada saat musim kawin pada ovarium terpadat ovum yang masak dan menuju saluran yang disebut oviduk. Bagian posterior oviduk membesar membentuk uterus. Selanjutnya telur dikeluarkan melalui

kloaka keluar dari tubuh. Pada katak terjadi fertilisasi eksternal (pembuahan di luar tubuh). Pada musim kawin terjadi isyarat kawin oleh katak jantan dan katak betina. Perkawinan dilakukan dengan cara katak jantan menempel di atas punggung katak betina, lalu keduanya menyemprotkan sel sel gametnya ke luar tubuh. Sistem syaraf katak dan kodok terdiri atas syaraf pusat dan syaraf tepi. Syaraf pusat terususun atas otak dan tali spinal,sedangkan saraf tepi tersusun atas saraf kranial, saraf spinal. Otak dan tali spinal dibungkus oleh 2 membran yang tebal yaitu durameter yang berbatasan dengan tulang dan pipiamater yang batasan dengan jaringan saraf. Apabila dipanadang dari sebelah dorsal, pada otak akan teradapat : 1. 2 lobus olfactorius yang bertanggung jawab untuk organisasi rang sang yang berupa ban. 2. 2 erfhaemisphariumcerebri yang berfungsi menyiompan ingatan, intelegensia dan mengontrol kebebasan. 3. Diencephalonmedialis yang berhubungan dengan mata dan keseimbangan. 4. 2 bulatan lobus opticus untuk koordinasi pengelihatan. 5. Otak kecil untuk koordiansi pergerakan. 6. Medula obongata untuk koordinasi sebagian besar aktifitas tubuh. Apabila medula oblongata diambil maka katak segera mati. Saraf spinal berpusat di otak dan terdapat sepuluh pasang yang akan mengontrol aktifitas alat alat sensori, otot daging dan lain lain. Tubuh katak dan juga kodok tersusun atas 3 macam otot. Otot polos yang kerjanya diluar kemauan kita. Otot lurik yang kerjanya dalam kesadaran kita dan otot jantung yang secara morfologi seperti otot lurik, namun bekerja diluar kendali kita. 1. Otot lurik disebut juga otot skelet terbagi atas : Otot daging lebar dan pipih, misalnya adalah oblicus externus dan trans versus yang membentuk dinding perut. 2. Otot daging gilig misalnya otot bisep (pada lengan). 3. Otot daging sfingter dengan carat melintang, misalnya sfingter pada anus atau kloaka. Otot lurik mengikat atau melekat pada tulang dan pada saat kontraksi atau relaksasi akan menggerakkan tulang tersebut. Koordinasi kontraksi otot dilaksanakan oleh sistem saraf.

VI. KESIMPULAN Dapat kami simpulkan dari hasil praktikum yang telah kami lakukan dengan spesies yang kami amati dengan spesies Katak (Rana sp) dan Kodok (Bufo sp). Perbedaan Katak (Rana sp) dan Kodok (Bofo sp) ialah, Katak ( Rana sp) Ukuran badan lebih kecil Kulit lebih licin dan mempunyai warna yang mencolok Tidak mempunyai pundi hawa Tidak mengalami penebalan pada kulit Pankreasnya berwarna hijau Lidahnya bercabang Kodok (Bufo sp) Ukuran badan lebih besar Kulitnya tidak licin dan warnanya kecoklatan Selaput renang tidak terlalu jelas Mempunyai pundi hawa Mengalami penebalan oleh zat keratin Pankreasnya berwarna hitam Lidahnya tidak bercabang Dan dapat kami simpulkan dari hasil pembahasan diatasa antara organ reproduksi pada katak dan kodok berbeda antara jantan dan betina. Pada jantan terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih putihan) terletak disebelah atas ginjal. Testis diikat oleh alat penggantungnya yang disebut mesdrchiutn. Jantung katak dan kodok terdiri dari tiga ruang yaitu : atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel (2 atrium, 1 ventrikel). Atrium kanan menerima darah yang sedikit oksigen dari seluruh tubuh, sedangkan atrium kiri menerima darah dari paru paru. Sistem syaraf katak dan kodok terdiri atas syaraf pusat dan syaraf tepi. Syaraf pusat terususun atas otak dan tali spinal,sedangkan saraf tepi tersusun atas saraf kranial, saraf spinal. Tubuh katak dan juga kodok tersusun atas 3 macam otot, Otot lurik, Otot daging gilig, Otot daging sfingter.

DAFTAR PUSTAKA Kimball, John W. 1998. Biologi Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga. Iskandar, T. 1998. Amphibia Jawa dan Bali. Puslitbang Biologi, Bogor. Kastowo, H. 1984. Anatomi Komparativa. Alumni, Bandung. Prawiro, A. 1999. Biologi I. CV.Karang Asem, Semarang. Sumanto. 1994. Fisiologi Hewan (Bio-4209). Fakultas Biologi UNS, Surakarta. Tjitrosoepomo, G. 1979. Biologi II. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Fitriah Eka, S.Si. M.Pd. 2011. Panduan Praktikum Zoologi vertebrata. Cirebon : Pusat Laboratorium IAIN Syekh Nurdjati.

Você também pode gostar