Você está na página 1de 3

Anatomi dan Fisiologi Kulit Kulit, merupakan organ terbesar tubuh yang terdiri dari lapisan sel di permukaan

(Moore danAgur, 2003). Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu dermis dan epidermis (Marrieb, 2001). 1. Epidermis merupakan lapisan luar kulit yang utamanya disusun oleh sel-sel epitel. Sel - sel yang terdapat dalam epidermis antara lain: keratinosit (sel terbanyak pada lapisan epidermis), melanosit, sel merkel dan langehans. Epidermis terdiri dari lima lapisan, dari yang paling dalam yai tu Stratum basale, stratum spinosum,stratum granulosum, stratum lucidum dan stratum corneum (Marieb, 2001). 2. Dermis merupakan lapisan yang kaya akan serabut saraf, pemuluh darah, dan pembuluh darah limfe. Selain itu dermis juga tersusun atas kelenjar keringat, sebasea, d an folikel rambut. Dermis terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan papilaris dan lapisan retikularis, sekitar 80% dari dermis adalah lapisan retikularis (Marieb, 2001).

Sumber: Keith L. Moore, Anne M. R. Agur, Anatomi Klinik Dasar , 2002 Fungsi kulit: Perlindungan terhadap cidera dan kehilangan cairan (misalnya pada luka bakar) Pengaturan suhu Sensasi melalui saraf kulit dan ujung akhirnya yang bersifat sensoris (misalnya untuk rasa sakit). Sebagai barrier d a r i i n v a s i m i k r o o r g a n i s m e p a t o g e n a t a u p u n toksin

Definisi Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang d i s e b a b k a n kontak dengan sumber panas seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api ke tubuh (flash), terkena air panas (scald ), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat sengatan listrik, akibat bahan - bahan kimia, serta sengatan matahari (sunburn) Patofisiologi Luka Bakar Luka bakar akibat suhu tinggi dapat terjadi karena konduksi panas langsung atau radiasi elektromagnetik. Sel - sel dapat menahan temperature sampai 44 C tanpa kerusakan bermakna. Saraf dan pembuluh darah merupakan struktur yang kurang tahan terhadap panas sehingga pada keadaan luka bakar, struktur tersebut cepat mengalami kerusakan. K e r u s a k a n p e m b u l u h d a r a h i n i m e n g a k i b a t k a n c a i r a n intravaskuler keluar dari lumen pembuluh darah; dalam hal ini bukan hanya cairan tetapi juga plasma (protein) dan elektrolit. Pada luka bakar ekstensif dengan perubahan permeabilitas yang hampir menyeluruh, penimbunan jaringan massif di interstitial menyebabkan kondisi hipovolemik. Volume cairan intravascular mengalami deficit, timbul ketidakmampuan untuk melakukan proses transportasi oksigen ke jaringan. Kondisi ini dikenal dengan sebutan syok. Luka bakar secara klasik diba gi atas derajat I, II, dan III. Penggunaan sistem klasifikasi ini dapat memberikan gambaran klinik tentang apakah luka dapat sembuh secara spontan ataukah membutuhkan cangkokan. Kedalaman luka tidak hanya bergantung pada tipe agen bakar dan saat kontaknya, tetap i juga terhadap ketebalan kulit di daerah luka (Sabiston, 1995). Etiologi Luka Bakar Luka bakar pada kulit bisa disebabkan karena panas, dingin ataupun zat kimia. Ketika kulit terkena panas, maka kedalaman luka akan dipengaruhi oleh derajat panas, durasi kontak panas pada kulit dan ketebalan kulit (Schwarts et al,1999). Tipe luka bakar : 1. Luka Bakar Termal (Thermal Burns) Luka bakar termal biasanya disebabkan oleh air panas (scald) , jilatan api ke tubuh (flash), kobaran apai di tubuh (flame) dan akibat terpapar atau kontak d e n g a n objek-objek panas lainnya ( misalnya plastik logam panas,dll.) 2. Luka Bakar Kimia (Chemical Burns) Luka bakar kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau alkali yang biasa digunakan dalam bidang industri, militer, ataupun bahan pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan rumah tangga 3. Luka Bakar Listrik (Electrical Burns) Listrik menyebabkan kerusakan yang dibedakan karena arus, api dan ledakan. Aliran listrik menjalar disepanjang bagian t u b u h y a n g m e m i l i k i resistensi paling rendah; dalam hal ini cairan. Kerusakan terutama pada pembuluh darah, khususnya tunika intima, sehingga menyebabkan gangguan sirkulasi ke distal. Seringkali kerusakan berada jauh dari lokasi kontak, baik kontak dengan sumber arus maupun ground

4. Luka Bakar Radiasi (Radiation Exposure) Luka bakar radiasi dise babkan karena terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injury ini sering disebabkan oleh penggunaan radioaktif untuk keperluan terapeutik dalam dunia kedokteran dan industri. Pembagian zona kerusakan 1. zona koagulasi merupakan daerah yang mengalami kontak langsung dengan sumber panas dan terjadi kematian seluler. 2. Zona statis Pada zona ini terjadi kerusakan endotel pembuluh darah, trombosit, leukosit sehingga terjadi gangguan perfusi, diikuti perubahan permeabilitas kapiler dan respon inflamasi local. Proses ini berlangsung selama 12-24 jam pasca cedera dan mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan 3. Zona hyperemia Daerah ini ikut mengalami reaksi berupa vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi seluler

Você também pode gostar