Você está na página 1de 15

askep keluarga DM

ASUHAN KEPERAWATAN keluarga DENGAN MASALAh KLIEN diabetes melitus

DISUSUN OLEH: Nama NIM Tingkat : Rusdi : 712004T11112 : IIB

AKEDEMI KEPERAWATAN KESDAM VI/MULAWARMAN TAHUN AJARAN

2012/2013

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn.S DENGAN ANGGOTA KELUARGA MENDERITA PENYAKIT DIABETES MELITUS TINJAUAN KASUS

A.PENGKAJIAN KELUARGA I. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Data Umum Nama KK Umur Alamat Pekerjaan Pendidikan Komposisi keluarga No 1. 2. Nama Tn. S Ny. S Umur 62 57 L/P L P : Tn. S : 60 Tahun : Gemarang barat, Watualang, Ngawi : Tani : SD : Hub. Keluarga KK Istri Pendidikan Pekerjaan SD SD Tani Riw. kesehatan Hipertensi DM

Genogram :

Klien DM

Keterangan : = meningga = hubungan perkawinan = laki-laki masih hidup = klien = perempuan masih hidup 7. Tipe keluarga : Keluarga inti 8. Suku Bangsa : Jawa 9. Agama : Islam 10. Status sosial ekonomi keluarga Penghasilan keluarga Tn. S Rp 500.000 per bulan.Dana keluarga digunakan untuk kebutuhan dasar (makan, minum, pakaian). 11. Aktifitas rekreasi keluarga

Anggota keluarga Tn. S yaitu istri, tidak mempunyai aktivitas rekreasi kecuali hanya nonton Televisi. II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga Tn. S adalah keluarga dengan usia lanjut usia. 2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Tugas perkembangan dalam keluarga Tn. S yang belum terpenuhi adalah perawatan pada usia lanjut dalam keluarga dengan penyakit kronis pada istrinya (Ny.S) yaitu Diabetes Militus. 3. Riwayat keluarga Riwayat kesehatan keluarga : a. Keluarga Tn. S dan Ny. S, tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan. b. Tn. S menderita penyakit hipertensi. c. Ny. S menderita penyakit Diabetes Melitus Dalam keluarga Tn. S biasanya menggunakan sumber pelayanan kesehatan keluarga yaitu puskesmas. 4. Riwayat keluarga sebelumnya Keluarga Ny. S tidak ada yang menderita penyakit keturunan, bawaan maupun menular. III. Lingkungan 1. Karakteristik rumah Tipe rumah semi permanen dengan lantai dari tanah. a. Janis bangunan : semi permanen b. Status rumah : rumah pribadi c. Atap rumah : genteng d. Ventilasi : cukup. e. Cahaya : cukup f. Penerangan : cukup g. Lantai : Bata / tanah h. Saluran limbah : dibuang kebelakang rumah. i. Jamban : jenis kloset angsatrin 2. Karakteristik tetangga dan keluarga

Interaksi tetangga dengan keluarga Tn. S cukup harmonis, dibuktikan Tn. S rajin mengikuti pertemuan rutin warga. Tn S dan Ny. S rajin mengikuti Posyandu Lansia. 3. Mobilitas geografis keluarga Keluarga Tn. S dalam aktivitas sehari-hari menggunakan fasilitas sepeda 4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Keluarga Tn. S tidak mempunyai waktu tertentu untuk mengadakan pertemuan khusus dalam keluarga, mereka cukup melakukan komunikasi setiap hari dengan anggota keluarga. Sedangkan interaksi dengan tetangga cukup baik dengan mengikuti pertemuan RT. 5. Sistem pendukung keluarga Anggota keluarga Tn. S termasuk dalam kategori kurang sehat karena Tn. S menderita hipertensi sedangkan Ny. S menderita penyakit Diabetes Melitus. Fasilitas kesehatan yang dapat digunakan keluarga adalah Puskesmas. IV. Struktur Keluarga 1. Struktur peran (formal dan informal) Formal: Tn. S, sebagai suami, kepala keluarga dan pencari nafkah. Ny. S, sebagai istri. Tn. S, mengikuti kegiatan di kampung (arisan RT) 2. Nilai dan norma keluarga Keluarga beragama Islam, menghormati dan menjalankan norma agama dalam menjalani kehidupan berumah tangga dan bermasyarakat 3. Pola komunikasi keluarga Komunikasi yang biasa digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa. Hubungan komunikasi antar anggota keluarga cukup baik. 4. Struktur kekuatan keluarga Anggota keluarga satu dengan yang lain saling membantu dan mendukung Ny. S jarang melakukan kontrol terhadap kadar gula darah karena kurang mempunyai biaya. V. Fungsi Keluarga 1. Fungsi afektif Setiap anggota keluarga saling menyayangi dan menghormati 2. Fungsi sosial Setiap keluarga saling menjaga hubungan sosial yang baik dengan warga sekitar dengan mengikuti kegiatan dalam masyarakat (pertemuan rutin, , arisan) 3. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan

a. Keluarga Tn.S mengetahui bahwa Ny. S menderita penyakit Diabetes Melitus. b. Keluarga Tn. S kurang cepat dalam mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan karena sangat tergantung pada kondisi keuangan. c. Keluarga Tn. S belum tahu cara merawat penyakit Diabetes Melitus terutama untuk masalah diet, kurang teratur dalam berobat dan tidak teratur kontrol gula darah. d. Keluarga Tn. S belum mampu memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat terutama untuk ventilasi kurang dan lantai masih dari tanah, karena terbentur masalah biaya. e. Keluarga Tn. S jarang menggunakan fasiltas kesehatan karena terkendala biaya. 4. Fungsi reproduksi Tn. S mempunyai 2 (dua) orang anak yang masing masing sudah berkeluarga dan mempunyai rumah sendiri Ny. S Sudah menopouse. 5. Fungsi ekonomi Kebutuhan ekonomi dicukupi lewat penghasilan Tn. S kadang kadang dibantu oleh anaknya Tn. S, terutama untuk membeli obat Diabetes Melitus. VI. Stress dan koping keluarga 1. Stressor jangka pendek Tn.S tidak mempunyai pekerjaan tetap. 2. Stressor jangka panjang Tn. S selalu mengatakan bahwa anaknya yang kedua nakal dan selalu menjadi beban orang tua. 3. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor Keluarga Tn. S cukup tenang dalam menghadapi permasalahan keluarga. 4. Strategi koping yang digunakan Apabila menghadapi masalah yang berat Tn. S menghibur diri dengan menonton televisi atau keluar rumah pergi ke warung kopi. VII. Pemeriksaan Fisik Tn. S Vital sign : TD : 180/90 mmHg Nadi : 88 x/menit Suhu : 36 o C RR : 18 x/menit Kepala

1. a.

b.

Rambut : rambut bersih. Mata : Visus 5/5, tidak ada kelainan, sclera putih. Telinga : Telinga bersih, pendengaran cukup baik, tidak ada penyakit. Hidung : Hidung bersih, penciuman masih normal. Mulut : Mulut bersih, gigi ada beberapa yang tanggal. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar gondok, bentuk leher normal. c. Dada 1) Paru : Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi, tidak ada luka Palpasi : tidak ada nyeri tekan Perkusi : suara sonor Auskultasi : suara paru vesikuler dan bronchovesikuler. tidak terdengar suara wheezing 2) Jantung : Inspeksi : denyut jantung normal, tidak ada dorongan. Palpasi : tidak ada pulsasi Perkusi : ukuran dan bentuk jantung dalam batas normal Auskultasi : terdengar suara lup dan dup, suara jantung tunggal. d. Abdomen : Inspeksi : Bentuk dan gerakan normal., simetris. Palpasi : Ukuran normal, tidak ada benjolan. Perkusi : suara sonor Auskultasi : peristaltik normal e. Ekstremitas : a. Atas 1) Kanan : Tidak ada keluhan 2) Kiri :Tidak ada keluhan b. Bawah 1) Kanan : Tidak ada keluhan 2) Kiri :Tidak ada keluhan. 5 5 5 5 c. Kekuatan otot =

1) 2) 3) 4) 5) b.

f. 2. a.

Genetalia

: Tidak terkaji

Ny. S Vital sign : TD : 140/80 mmHg Nadi : 88 x/menit Suhu : 36 o C RR : 18 x/menit b. Kepala a. Rambut : rambut bersih. b. Mata : Visus 5/5, tidak ada kelainan, sclera putih. c. Telinga : Telinga bersih, pendengaran cukup baik, tidak ada penyakit. d. Hidung : Hidung bersih, penciuman masih normal. e. Mulut : Mulut bersih, gigi ada beberapa yang tanggal. c. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar gondok, bentuk leher normal. d. Dada 1) Paru : Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi, tidak ada luka Palpasi : tidak ada nyeri tekan Perkusi : suara sonor Auskultasi : suara paru vesikuler dan bronchovesikuler. tidak terdengar suara wheezing 2) Jantung : Inspeksi : denyut jantung normal, tidak ada dorongan. Palpasi : tidak ada pulsasi Perkusi : ukuran dan bentuk jantung dalam batas normal Auskultasi : terdengar suara lup dan dup, suara jantung tunggal. e. Abdomen : Inspeksi : Bentuk dan gerakan normal., simetris. Palpasi : Ukuran normal, tidak ada benjolan. Perkusi : suara sonor

Auskultasi : peristaltik normal f. Ekstremitas : 1). Atas a) 1) Kanan : Kadang kadang terasa kesemutan dan nyeri pada telapak tangan kanan b) 2) Kiri :Kadang kadang terasa kesemutan dan nyeri pada telapak tangan kiri 2). Bawah a) 1) Kanan : Kadang kadang terasa kesemutan dan nyeri pada telapak kaki kanan b) 2) Kiri :Kadang kadang terasa kesemutan dan nyeri pada telapak kaki kiri. 5 5 3) Kekuatan otot = 5 5 g. Genetalia : Tidak terkaji VIII. PemeriksaanPenunjang Gula Darah Acak = 280 mg/dl Klien mengatakan sudah lama menderita penyakit Diabetes Melitus dan sudah berobat tapi tidak sembuh sembuh. Klien jarang kontrol kadar gula darah. Kadang kadang klien berhenti minum obat karena belum bisa beli obat. IX. Terapi

Ny. S mendapat obat oral : Ibuprofen 200 mg : 2 x 1 tab / hari Glibenclamid : 2 x1 tab / hari Vit B1 : 2 x1 tab / hari X. Harapan keluarga Keluarga Tn. S mengharapkan bisa mencukupi kebutuhan sehari hari termasuk untuk kebutuhan berobat Ny.S dan untuk memperbaiki rumah.

NO DATA 1 DS :Klien mengatakan sering kesemutan Klien mengatakan telapak kaki sakit Klien mengatakan sudah lama tidak periksa kadar gula. DO : Keluarga Tn.S tidak tahu resiko dari penyakit DM TD : 140/80 mmHg GDA : 280 mg/dl Klien tidak punya pedoman diet. Riwayat Diabetes Melitus

ANALISA DATA MASALAH PENYEBAB Resiko syockhyperglikemi Kekurangan insulin

Transport glukosa menurun Hiperglikemia

Syock Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada penyakit diabetes miletus.

Tujuan No Diagnosa Keperawatan Keluarga Resikosyockhyperglikemi b d Ketidakmampuankeluargameraw atanggotakeluarga yang sakit DS : Klienmengatakanseringkesemuta n Klienmengatakantelapak kaki sakit Klienmengatakansudah lama tidakperiksakadargula. DO : KeluargaTn.Stidaktahuresikodari penyakit DM TD : 140/80 mmHg GDA : 280 mg/dl Klien tidak punya pedoman diet. Riwayat Diabetes Melitus Umum Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien tidak mengalami syock hyperglikemi Khusus Setelah dilakukan kunjungan 2x diharapkan keluarga dapat : menjelaskan resiko pada Diabetes Melitus Verbal

Kriteria evaluasi Kriteria Standar Keluarga mengetahui dan memahami tentang resiko yang bisa terjadi pada penyakit Diabetes Melitus apbila gula darahnya tinggi.

Rencana

1.Observasi adanya penyebab resiko syock hiperglike mi 2.Gali pengetahua n keluarga mengenai resiko syock hyperglike mi pada Diabetes Melitus 3.Jelaskan mengenai resiko gula darah yang tinggi 4.Berikan petunjuk diet. 5.Beri kesempata n kepada keluarga

untuk bertanya

No

PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABETES MELITUS Diagnosa keperawatan

Tujuankhusus

Tanggal

Implementasi

Evaluasi

Resiko syock hyperglikemi b.d Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit DS : Klien mengatakan sering kesemutan Klien mengatakan telapak kaki sakit Klien mengatakan sudah lama tidak periksa kadar gula. DO : Keluarga Tn.S tidak tahu resiko dari penyakit DM TD : 140/80 mmHg GDA : 280 mg/dl Klien tidak punya pedoman diet. Riwayat Diabetes Melitus

Setelah dilakukan kunjungan 2x diharapkan keluarga dapat : menjelaskan resiko syock hiperglikemi pada Diabetes Melitus

21 Januari 2012

1. Mengobservasi adanya penyebab resiko syock hiperglikemi 2. Menggali pengetahuan keluarga mengenai Diabetes Melitus 3. Menjelaskan mengenai resiko syock hiperglikemi pada Diabetes Melitus 4. Memberikan pedoman diet untuk Diabetes Melitus 5. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya

21 Januari 2012 S: Ny. S mengatakan mengerti dan tahu kalau menderita penyakit Diabetes Melitus O: TD : 140/80 mmHg Ny. S dapat menjelaskan kembali tentang resiko syock hiperglikemi pada Diabetes Melitus Ny.S bersedia cek kadar gula secara rutin. Ny.S bersedia minum obat secara teratur Ny.S bersedia melakukan diet sesuai petunjuk A: Masalah teratasi P: Modifikasi Intervensi 1. Anjurkan pada Klien untuk rutin berolah raga 2. Anjurkan pada Klien agar aktif datang ke Posyandu Lansia

DAFTAR PUSTAKA

Tjokronegoro, Arjatmo, 2002. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Carpenito, Lynda Juall, 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC.. Doenges, Marilyn E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC. Effendi, Nasrul, 1998.Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta : Depkes RI. http://www.ilmukeperawatan.com. Diakses pada tanggal 6 Pebruari 2012 jam 16.04 WIB. Ikram, Ainal, 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI. Luecknote, Annette Geisler, 1997. Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta: EGC. Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC.

Você também pode gostar