Você está na página 1de 5

Analisis Kenyamanan Termal Bangunan Masjid ALKharim Pogung Lor

Eki Farlen1
Jurusan Teknik Fisika FT UGM Jln. Grafika 2 Yogyakarta 55281 INDONESIA
1

ekifarlens@yahoo.com

Intisari Masjid merupakan tempat ibadah umat muslim di belahan dunia, kenyamanan menjadi syarat utama dalam suatu ruangan masjid agar terciptanya kondisi ibadah yang khusyuk ketika Sholat, suatu ruangan yang terisi penuh oleh jamaah wanita dan pria membuat sirkulasi udara ruangan menjadi panas, lembab, dan buruknya kualitas pernapasan. Tujuan dari paper ini adalah menganalisis kenyamanan termal bangunan masjid dengan perhitungan index PMV dan bantuan software ASHRAE Thermal Conmfort Zone , hasilnya untuk mengetahui apakah sudah memenuhi standard kenyamanan berdasarkan ASHRAE 55. Kata kunci: Masjid, index PMV, ASHRAE thermal comfort zone, khusyu Abstract The mosque is a place of worship of Muslims in the world, comfortable is the main of requirements of a mosque room in order to create conditions for the solemn worship as prayer, a room that is full of men and women jama'ah made the circulation of room air into hot, humid, and the poor quality of the respiratory . The purpose of this paper is to analyze the thermal comfort zone of the mosque with the PMV index computation and software support Comfort ASHRAE Thermal Zone, the results to determine whether has meets standards of comfort based on ASHRAE 55. Keywords: mosque, PMV index, ASHRAE thermal comfort zone, solemn

I. PENDAHULUAN Masjid AL-Kharim adalah satu dari sekian banyak masjid di pogung lor yang selalu dipenuhi jamaah ketika sholat lima waktu, sholat jumat, dan TPA sedang berlangsung, khusyu adalah syarat syah dalam melaksanakan ibadah agar diterima amalanya oleh ALLAH SWT, sebagaimana disebutkan dalam Hadist Riwayat al-Hakim: "Sekiranya sanubari hati orang ini khusyu, niscaya anggota tubuhnya menjadi khusyu", dalam tubuh yang khusyu terdapat jiwa dan akal yang sehat, untuk mencapai kondisi seperti itu diperlukan kenyamanan termal yang mendukung agar jamaah tetap tenang dan tidak gelisah ketika sholat berlangsung. Keindahaan arsitektur bangunan masjid belum sepenuhnya menjamin memiliki zona kenyamanan termal bagi para jamaah yang akan dan sedang melaksanakan ibadah di dalamnya. Kepadatan jamaah membuat isi ruangan menjadi lebih panas karena dalam diri manusia mengeluarkan kalor hasil sisa pembakaran metabolisme. Untuk itu diperlukanya analisis kenyamanan termal ruangan sebelum memperbaiki kondisi ruangan dan menghitung beban pendinginan. II. LANDASAN TEORI Thermal comfort adalah kondisi dari perasaan manusia dimana dia merasa nyaman dengan lingkungannya(ISO 7730). Persepsi tentang kenyamanan termal sesungguhnya adalah sangat individual, oleh karena itu men-set sebuah parameter termal dimana setiap orang akan merasa nyaman adalah tidak mungkin, tetap saja ada sejumlah orang yang merasa tidak nyaman dengan kondisi lingkungan

tertentu. Kenyamanan adalah suatu seting lingkungan dimana bagi kebanyakan orang prosentase dari ketidaknyamanan tidak akan melebihi dalam batasan tertentu [1]. Seting kenyamanan lingkungan biasanya dibantu dengan menggunakan HVAC , Kegunaan HVAC adalah menciptakan kondisi ruangan yang bisa diterima oleh sebagian besar dari penghuni di dalamnya.

Gambar 1. Batasan kenyamanan termal (ASHRAE 55)

Normal temperature manusia adalah 37oC, manusia mempunyai sensor panas dan dingin dalam tubuhnya terpisah, sensor panas yang terletak di hipotalamus mengirimkan sinyal jika suhu tubuh naik di atas 37oC kemudian tubuh melakukan aktivitas pendinginan dengan cara meningkatkan aliran darah dan berkeringat. Sementara itu sensor dingin berlokasi di kulit mengirimkan sinya ketika temperature turun di bawah 34oC, kemudian tubuh meresponya dengan mengurangi aliran darah dan menggigil.Untuk mempertahankan kenyamanan termal maka panas hasil metabolism tubuh sama dengan panas yang keluar dari tubuh. Faktor-faktor ketidaknyamanan termal ruangan dijelaskan dalam ASHRAE standard 55 di antaranya [1]: a) Temperatur Komponen ini adalah yang paling dominan dalam menentukan kenyamanan, menurut ISO 7730 standar, perbedaan suhu antara kepala dan pergelangan kaki maksimal sebesar 30oC. Dalam sebuah ruangan, penyebab ketidaknyamanan terbesar adalah dinding atas yang hangat b) Kelembaban Tidak mempunyai efek yang signifikan pada zona thermal comfort zone terutama pada suhu normal dan aktivitas normal, RH 30%-70% masih diterima untuk orang sehat dan pada suhu 20-25oC dengan pakaian biasa. Semakin tinggi aktivitas maka kelembaban dibutuhkan semakin rendah c) Angin Biasanya merupakan salah satu yang sering dikeluhkan di dalam ruangan (barat). Di Negara 4 musim, hal ini kurang disenangi, sebaliknya di Negara lembab dan panas sangat disukai. Dalam kondisi umum, mengurangi panas ubuh (dengan evaporasi). Kecepatan angin sampai dengan 0.25 m/s tidak terlalu mempengaruhi kenyamanan termal. Sensasi dari angin tergantung dari suhu udara, pada suhu udara yang lebih rendah, semakin banyak orang yang tidak merasa tidak nyaman dengan angin. Kecepatan angin sampai dengan 0.15 m/s masih bisa diterima ada suhu dingin dan pakaian ringan. Kecepatan angin sampai dengan 0.5 m/s bisa diterima pada aktivitas yang lebih tinggi d) Pakaian Nilai isolasi pakaian R = 0.155 lcl [(m2 K/W)] dan 1 clo = 0.155 [(m2 K/W)] e) Aktivitas Metabolisme adalah energi yang dikeluarkan oleh tubuh dalam beraktivitas dan merupakan bentuk konservasi dari suhu tubuh, metabolism tidak sama dengan transfer panas antara manusia dengan lingkungannya. Metabolic rate tergantung pada aktivitas, diukur dalam ukran Met, 1 Met = 58.2 W/m 2. Diukur dari rata-rata orang dewasa yang duduk dengan tenang, rata-rata luas area orang dewasa adalah AD = 1.8 m2. Nilai maksimum dari metabolism pada lakilaki sehat umur 20 tahun = 12 Met, umur 35 tahun = 10

f)

Met, umur 70 tahun = 7 Met, Atlit terlatih ketika lari jarak jauh 20 Met Beberapa kemungkinan yang mempengaruhi kenyamanan termal ketika semua parameter sudah dipenuhi diantaranya adalah Debu, asap, dan fumes yang mengakibatkan iritasi pada organ organ pernafasan. Uap dan gas dari penguapan bahan-bahan bangunan dan orang Konsentrasi CO2 yang tinggi

Yang harus diperhatikan adalah kenyamanan termal dipengaruhi oleh ketujuh hal di atas, mengubah satu parameter untuk mempertahankan kenyamanan termal, membutuhkan pengaturan kembali beberapa faktor yang lain. III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adaah metode observasi (suryey) dan pengukuran , perhitungan manual dengan index PMV dan PPD serta simulasi dengan ASHRAE Thermal Comfort Zone Program. Berikut penjelasannya : 1. Observasi dan pengukuran parameter dilakukan di Masjid Al-Kharim pogung lor dengan mengamati pakaian untuk memperkirakan nilai CLO-nya dan aktivitas untuk memperkirakan Metabolismenya. Sedangkan pengukuran parameter yang terkait dengan variable-variable kenyamanan termal seperti suhu ruangan dalam dan luar, MRT diasumsikan sama dengan suhu ruangan, Kecepatan angin, dan relative humidity Professor P.O telah membuat skala dan rumus untuk menilai tingkat kenyamanan ruang. Dia membuat skala PMV (Predicted Mean Vote) dan PPD (Predicted Percentage of Dissatisfaction). Skala PMV terdiri daroi 7 titik : -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3 yang mewakili kondisi dingin, sejuk, agak sejuk, netral, agak hangat, hangat dan panas. Sedangkan PPD memberikan prakiraan berapa besar (%) penghuni ruang yang akan merasa tidak nyaman. Jelas bahwa apabila PPD semakin mendekati 0% berarti ruang semakin nyaman [2]. Persamaan kenyamanan termal M W = H + Ec + Cres + Eres Ec Cres Eres tsk = 3,05.10-3[5733-6.99(M-W)-Pa]+0.42(M-W58.15) = 0.0014*M (34-ta) = 1.72.10-5 M (5867-Pa) = 35,7 0,028(M-W)

2.

Jika Icl < 0,5 clo fcl = 1,00 + 0,2*Icl Jika Icl > 0.5 clo fcl = 1,00 + 0,1*Icl Hc,eq = 2,38*(tcl-teq)0,25 atau hc = 12,1*(Var)0,5 Ket : M W Pa ta tsk Cres Eres H Ec Icl tcl Var fcl = kecepatan metabolisme = tenaga mekanis efektif = kelembaban, tekanan parsial uap air, Pa = temperature udara oC = temperature kulit = pertukaran panas konvektif respiratori = Pertukaran panas evaporative = Kehilangan panas kering melalui kulit = pertukaran panas secara penguapan pada kuli = isolator pakaian = temperature permukaan pakaian = kecepatan angin = factor area pakaian
Gambar 3. Fitur ASHRAE thermal comfort program

pada Adaptive dan Prediction Vote Mean (PMV) Model , softwarenya bisa didownload di [3] IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data diambil tanggal 3 Januari 2013 pada musim hujan (winter) ketika masjid dipenuhi dengan jamaah sholat jumat, berikut ini didapatkan data hasil observasi dan pengukuran Parameter Aktivitas Duduk dan Berdiri Pakaian (mayoritas baju koko dan sarung) Tmperatur ruangan (ta) Besaran 1.2 Met, 70 W/m2 Ket Observasi dan berdasar ASHRAE 55 Observasi dan berdasar ASHRAE 55 Termometer smartphone

PMV = (0,303e-2,00*M + 0,028)*[(M-W)- H - Ec - Cres - Eres] PPD dipengaruhi dari nilai PMV nya, sebagai pengukuran kuantitatif kenyamanan termal, ketidakpuasan berarti tidak voting -1, +1, atau 0 dalam PMV, normalnya PPD berada pada rentang ,7.5% pada setiap lokasi [5]

0.44 clo 25oC

Tabel 1. Hasil observasi dan pengukuran

Gambar 2. Hubungan PPD dan PMV

Nilai MRT diasumsikan sama dengan suhu ruangan karena intensitas radiasi matahari rendah, cucaca mendung [2] Informasi kcepatan angin 2,5 m/s dan relative humidity 70% didapatkan dari badan metereologi dan geofisika, cuaca rata-rata dari tanggal 1 januari 2013 menunjukan cucaca yang ekstrim, suhu di rentang 24oC27oC , relative humidity 60-80%, dan kecepatan angin yang besar 2-3m/s [4] Untuk mendapatkan nilai Tekanan parsial uap (Pa) dengan membaca psychometric chart pada suhu 25 oC dan relative humidity 70% adalah 1400 N/m2 Ec = 3,05.10-3[5733-6.99(M-W)-Pa]+0.42(M-W-58.15) = 3,05.10-3[5733-6.99(70-0)-1400]+0.42(70-0-58.15) = 15,4 W/m2 Cres = 0.0014*M (34-ta) = 0.0014*70 (34-25)

3.

ASHRAE Comfort Zone Program, perangkat lunak yang user-friendly untuk menghitung parameter kenyamanan termal dan membuat prediksi kenyamanan termal menggunakan beberapa model persamaan kenyamanan termal. Versi baru berfokus ]

= 0.882 W/m2 Eres = 1.72.10 M (5867-Pa) = 1.72.10-5 *70 * (5867-1400) = 5 .37W/m2 tsk = 35,7 0,028(M-W) = 35,7 0,028(70-0) = 33.74 Icl = 0.44clo Jika Icl < 0,5 clo fcl = 1,00 + 0,2*Icl = 1,00 + 0,2*0.44 = 1.088 Untuk menghitung H diperlukan tcl dan hc, karena tcl dan hc saling tergantung, maka untuk menghitung kedua nilai tersebut dilakukan secara iterasi. Untuk itu diperlukan bantuan Program basic parameter ASHRAE thermal comfort zone [2] H = 39,6 10 fcl[(tcl+273) (tr+273) ] + fcl hc(tcl-ta) Dari pengecekan dengan program ASHRAE thermal comfort diperoleh nilai PMV = -1,25 dan PPD = 38% (lihat gambar ). Artinya , kondisi ruangan dalam keadaan nyaman dengan kecendrungan terlalu lembab (too humid), di dalam masjid tersebut ketika solat jumat terisi penuh ada 160 jamaah dan jika dimintai pendapat, kira kira ada 60 orang (38%) yang merasa tidak nyaman, mungkin karena terlalu lembab dan kecepatan angin yang besar membuat para jamaah kedinginan dan merasa tidak nyaman, perbandingan orang yang merasa dengan orang yang tidak merasa nyaman 8:3 , masih dominan orang yang merasa nyaman.
-9 4 4 -5

kecepatan angin 2 m/s , didapatkan nilai PMV nya 1,58 dan PPD nya 55%, dengan kategori sangat tidak nyaman pada kondisi tersebut (lihat gambar )

Gambar 4. Output Termal Comfort Zone pada Summer

V. 1.

KESIMPULAN

2.

3.

Pada keadaan winter/musim hujan dan cuaca ekstrim, kondisi ruangan masjid Al-Kharim yang dipenuhi 160 Jamaah ketika sholat jumat pada umumnya merasa nyaman dan hanya 60 orang yang merasa tidak nyaman. Jika dibandingkan dengan musim kemarau (prediksi) , suhu maximal mencapai 31oC, Var 50%, dan RH 50% pada keadaan tersebut jamaah merasa tidak nyaman. Merubah satu saja parameter kenyamanan termal ruang berakibat berubahnya juga parameter yang lain seperti PMV dan PPD nya. R EFERENSI

[1] [2] [3] [4] [5]

Ridwan, Kholid.Handout Fisika Bangunan.Teknik Fisika UGM.Yogyakarta.2010 Satwiko, Prasasto.Fisika Bangunan.Andi : Yogyakarta.2009 http://www.ashrae.org/resources-publications/bookstore/thermal-comfort-tool http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/meteorologi/cuacapropinsi.bmkg?prop=15 Sam C M hui. MEBS6006 Environmental Service I. University of Hong kong.2009

Gambar 4. Output Termal Comfort Zone pada Winter

Jika dibandingkan pada musim kemarau , dapat diperkirakan suhu udara maximal 30oC, RH 50% dan

Você também pode gostar