Você está na página 1de 12

Di dunia kedokteran, penyakit typhus dikenal juga dengan nama thypus abdominallis.

Typhus abdominallis merupakan penyakit peradangan pada usus yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Typhus merupakan salah satu bentuk salmonellosis yaitu penyakit yang disebabkan oleh infeksi Salmonella. Inkubasi kuman penyebab typhus dapat terjadi melalui makanan dan minuman yang terinfeksi oleh bakteri Salmonella typhosa. Kuman ini masuk melalui mulut terus ke lambung lalu ke usus halus. Di usus halus, bakteri ini memperbanyak diri lalu dilepaskan kedalam darah, akibatnya terjadi panas tinggi. Penyakit typhus abdominallis sangat cepat penularanya yaitu melalui kontak dengan seseorang yang menderita penyakit typhus, kurangnya kebersihan pada minuman dan makanan, susu dan tempat susu yang kurang kebersihannya menjadi tempat untuk pembiakan bakteri salmonella, pembuangan kotoran yang tak memenuhi syarat dan kondisi saniter yang tidak sehat menjadi faktor terbesar dalam penyebaran penyakit typhus. Gejala yang sering timbul pada penyakit typhus adalah :

Demam dengan panas yang makin lama makin tinggi, gejala ini biasanya terjadi pada minggu kedua dan ketiga selam 7-10 hari dan baru turun perlahan-lahan pada minggu keempat. Selama demam tinggi penderita biasanya sering mengigau, dan ingatannya menurun atau tidak dapat berfikir secara jelas. Hilangnya nafsu makan, sehingga menyebabkan badan terasa lemas dan berat badan berkurang. Otot terasa nyeri Buang air besar tidak teratur, sembelit dan diare. Sakit kepala yang hebat, menggigil dan keluar keringat dingin. Mual, muntah-muntah, dan perut terasa sakit. Batuk dan perdangan pada cabang tenggorokan. Timbul beberapa bercak kecil berwarna merah dadu di daerah dada dan perut.

Gangguan pada alat-alat lain didalam tubuh adalah radang hati, radang tulang, radang persendian, serta gangguan kejiwaan. Paling berbahaya kalau terjadi kebocoran usus atau luka yang sebelumnya didahului pengeluaran darah dari lubang pelepasan. Kalau terjadi kebocoran usus maka harus dilakukan tindakan oprasi. Untuk penderita typhus haruslah dirawat dengan baik agar panas yang tinggi dapat turun dengan cepat. Untuk pertolongan pertama menurunkan panas yaitu dengan kain basah yang dingin (memakai es). Berikanlah makanan yang mengandung banyak cairan dan bergizi seperti : sop, sari buah, dan banyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi. Kalau panasnya masih tinggi berikanlah obat antibiotik atau tumbuh-tumbuhan obat yang mempunyai efek antipiretik. Lingkungan kita masih belum terbebas dari kuman-kuman penyakit, antara lain dari kelompok salmonella ini. Hal ini disebabkan kebersihan lingkungan belum baik, dimulai dari pembuangan sampah rumah tangga yang sembarangan, dan selokan air yang mampet. Kuman salmonella typhi dapat tahan hidup di air, ditanah kering dan tempat pembuangan sampah selama dua minggu. Dari sinilah mereka menyebar kemanusia, untuk menghindari diri dari tertularnya penyakit typhus, sebaiknya lingkungan harus selalu tetap bersih, baik itu kebiasaan makan, minum, dan buang air besar. Banyak waktu yang akan terbuang hanya karena kita kurang bersih cara hidupnya, usahakan untuk tetap bersih dimanapun kita berada, dengan demikian, penyakit typhus dapat dijauhkan dari diri pribadi, sebab kalau mengidap penyakit typhus paling sedikit tiga sampai empat minggu harus dirawat dirumah sakit dan sesudahnya dua sampai empat minggu istirahat dirumah. Untuk menghindari penularannya yaitu dengan menempatkan penderita pada tempat yang khusus. Berikut adalah formula tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk membantu pengobatan penyakit typhus yaitu : Resep 1 30 gram patikan kebo segar + 30 gram pegagan segar, dicuci bersih dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc air, kemudian airnya diminum 2-3 kali sehari. Resep 2 10-15 gram sambiloto direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc air, tambahkan madu secukupnya, kemudian airnya diminum 2 kali sehari. Resep 3 75 gram jali (direndam dahulu hingga lembut) + 75 gram kacang ijo, dan gula merah secukupnya, direbus dengan air secukupnya hingga lembut menjadi bubur, kemudian dimakan. Resep 4 100 gram umbi bidara upas segar + 20 gram kunyit, dicuci bersih lalu diblender dengan menambahkan 100 cc air

hangat, atau diparut dan diperas airnya, lalu diminum. Catatan : - Pilih salah satu resep tersebut dan lakukan secara teratur 2 kali sehari. - Tetap konsultasi kedokter.

Cara tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi typus yaitu : 30 gram sambiloto segar direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring + 1 sendok makan madu, diminum hangat-hangat. Lakukan sehari 2 kali. Konsumsi 75 gram jali (direndam dahulu hingga lembut) + 75 gram kacang hijau (direndam dahulu hingga lembut) + gula merah secukupnya, direbus dengan air secukupnya hingga matang lalu dimakan.

Catatan : jali dapat dibeli di pasar swalayan atau toko obat Tionghoa. Dalam melakukan perebusan gunakan panci enamel atau periuk tanah. Tetap konsultasi ke dokter..

Gangguan pencernaan lain yang sering timbul pada musim pancaroba adalah demam tifoid atau penyakit tifus abdominalis. Merupakan suatu penyakit peradangan pada usus yang disebabkan oleh infeksi bakteria. Penyakit ini dapat terjadi melalui pengkonsumsian makanan dan minuman yang terinfeksi oleh bakteri Salmonella typhosa. Penyakit typhus abdominalis sangat cepat penularannya, yaitu melalui kontak dengan seseorang atau hewan yang terinfeksi. Pembuangan air kotoran yang tidak memenuhi syarat dan kondisi saniter yang tidak sehat menjadi faktor terbesar dalam penyebaran penyakit ini. Tanda atau gejala penyakit tifus diawali dengan demam panas yang makin lama makin tinggi , selama panas tinggi penderita sering mengigau. Selain itu kepala terasa sakit, menggigil, berkeringat, letih, lemah, tidak nafsu makan dan berat badan berkurang, peradangan pada cabang tenggorokan, mual, muntah-muntah dan sakit perut yang mendadak. Untuk perawatannya diusahakan untuk menurunkan panasnya dengan obat yang mempunyai efek antibiotik dan antipiretik. Istirahat di tempat tidur sampai semua tanda penyakit hilang. Makan makanan yang mengandung banyak cairan seperti sop, bubur cair dan lain-lain.

Trims to: Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma


http://irasipahutar.multiply.com/journal/item/3/Mencegah_dan_Mengatasi_Penyakit_Typhus_Den gan_Tumbuhan_Obat?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem kotatuban.com -Meningkatnya jumlah penderita penyakit typhus seminggu belakangan

menjadikan masyarakat sedikit resah. Sejumlah warga yang ditemui kotatuban.com, Senin (7/3), mengaku mulai membatasi konsumsi berbagai makanan terutama yang mengandung asam dan pedas lantaran khawatir terkena penyakit typhus. Sejumlah warga tersebut juga mengaku mengurangi aktifitas di luar rumah. Saya khawatir aja. Kan cuacanya nggak baik, jadi lebih baik beraktifitas di dalam rumah, kecuali untuk halhal yang memang butuh keluar rumah. Takut kena tipes (typhus), kata Karsini (38), warga Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Tuban kota.

Karsini mengaku salah satu anggota keluarganya saat ini sedang menjalani pemulihan setelah menginap beberapa hari di RSUD dr R. Koesma Tuban lantaran terkena typhus. Selain Karsini, ada tiga sampai empat warga di sekitar tempat itu yang diketahui juga terserang penyakit yang sama. Masduki, warga Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, mengakui hal yang sama. Ayah satu anak ini mengatakan, selain isterinya, lebih dari 10 pasien penderita typhus yang dirawat di RS Medika Mulya Tuban, Jl Majapahit. Kebanyakan anak-anak, dewasanya Cuma empat orang setahu saya, kata Masduki. Analis Kesehatan Masyarakat, Iqe Khumaira, menyebutkan, penyakit typhus yang menyerang usus halus memang banyak diderita anak-anak. Hal itu disebabkan anak-anak seringkali sulit dikontrol konsumsi makanannya. Menurut alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, bakteri salmonella typhusa penyebab penyakit ini sebagian besar masuk melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Biasanya makanan yang kurang terjaga kebersihannya kemungkinan besar dihinggapi bakteri ini, kata Iqe Khumaira. Dokter Bambang Lukmantono, SH, mendukung penjelasan Iqe Khumaira. Menurutnya, penularan bakteri typhusa bukan saja melalui makanan, tapi bisa melalui mulut. Dokter Bambang Lukmantono menyebut penyakit ini adalah jenis penyakit yang tidak bisa diremehkan, karena apabila terlambat diobati, usus penderita bisa abses dan pecah, yang berakibat kematian. Penyakit ini bisa cepat mewabah karena penularannya yang relatif mudah, kata Bambang Lukmantono. Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tuban, dr. Tri Hadi Sanyoto, MM, megatakan, saat ini typhus belum bisa dilihat sebagai wabah. Alasannya, menurut laporan yang diterima, jumlah penderita tidak ada peningkatan signifikan, kendati penyebarannya hampir merata. Sampai saat ini keadaan masih stabil, belum ada tanda-tanda peningkatan signifikan, kata Tri Hadi. Namun diakuinya, typhus sangat potensial menjadi wabah. Hal itu, kata Tri Hadi, disebabkan masih rendahnya kesadaran pola hidup sehat masyarakat. Ia mengatakan, pihaknya akan terus melakukan upaya-upaya penanganan sehingga potensi wabah typhus bisa ditekan. Salah satu upayanya, kata Tri Hadi, dengan memberikan penyuluhan pola hidup sehat kepada masyarakat, juga melakukan pemeriksaan terhadap makanan dan minuman yang beredar di pasaran bersama-sama instansi terkait. Hingga kini data pasti penderita pasien penderita typhus yang menjalani perawatan belum diketahui. Direktur RSUD dr. R. Koesma, dr. Nursanti, saat dihubungi kotatuban.com belum bersedia mengungkapkan data tersebut. (sudra)
http://kotatuban.com/dinkes-nyatakan-typhus-berpotensi-menjadi-wabah/

Tipes atau thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia (tidak menyerang usus). Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan, setelah berkembang biak kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu 24-72 jam. Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis. Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut TYPHOID FEVER atau Thypus abdominalis, karena berhubungan dengan usus pada perut.Penyakit ini bisa menyerang siapa saja mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dan orang tua, laki-laki maupun wanita. Penyakit demam tifoid ini mendunia, artinya terdapat di seluruh dunia. Tetapi lebih banyak di negara sedang berekembang di daerash tropis, seperti Indonesia. Penyakit tifus merupakan endemik di Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit menular, yang mudah menyerang banyak orang, sehingga dapat menimbulkan wabah. Di Indonesia, diperkirakan angka kejadian penyakit ini adalah 300 810 kasus per 100.000 penduduk/tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak. Orang dewasa sering mengalami infeksi ringan dan sembuh sendiri lalu menjadi kebal. Insiden penderita berumur anak usia 12 13 tahun ( 70% 80% ), pada usia 30 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10% . Terjadinya penyakit yang merupakan penyakit ini tidak memandang musim, baik musim kemarau maupun penghujan. Penularan penyakit ini melalui makanan yang tercemar. Kadang kebersihan makanan kurang terjamin. Oleh karena itu kita harus mempoerhatikan kualitas makanan.bukan dari segi harga,tapi dari susunan menu,kehigienisan dan sanitasi makanan.

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Thypus Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1998 ). Typus adalah kelompok yang mempunyai hubungan dekat dengan penyakit riketsia akut dan

ditularkan melalui antropoda, yang berbeda dalam intensitas tanda-tanda dan gejala-gejalanya beratnya dan angka kematiannya. Semua kelompok ini ditandai dengan sakit kepala, mengigil, demam, stupor, dan erupsi makular, makulopapular, petekial atau papulovesikuler (Kamus Saku Kedokteran Dorland). 2.2 Pengertian Thypus Abdominalis Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Rampengan,1990). Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12 13 tahun ( 70% 80% ), pada usia 30 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10% ). (Mansjoer, Arif 1999). menurut Gerald T. Keush typhus abdominalis adalah suatu infeksi demam sistemik akut yang nyata pada fagosit mononuclear dan membutuhakan tatanama yang terpisah. Typhus abdominalis adalah penyakit infeksi bakteri hebat yang diawali selaput lender usus dan jika tidak diobati secara progressif menyerbu jaringan di seluruh tubuh. (Tambayong,2000) Penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella typhi atau salmonella paratyphi A, B, atau C. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda khas berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung lebih kurang 3 minggu disertai dengan demam, toksemia, gejala-gejala perut, pembesaran limpa dan erupsi kulit (Soedarto, 1996) Penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran. (Suriadi, Yuliani Rita, 2001) 2.3 Epidemiologi Typhus abdominalis termasuk penyakit menular yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 6 tahun 1962 tentang wabah. Walaupun tercantum dalam undang-undang wabah dan wajib dilaporkan, namun data yang lengkap belum ada, sehingga gambaran epidemiologinya belum diketahui secara pasti. Di Indonesia, jarang dijumpai secara epidemic, tapi lebih sering bersifat sporadic, terpencar-pencar di suatu daerah dan jarang menimbulkan lebih dari satu kasus pada orang-orang serumah. Sumber penularan biasanya tidak dapat ditemukan. Ada 2 sumber penularan Salmonella typhi yaitu pasien dengan tifoid dan carrier. Di daerah endemic, tranmisi terjadi melalui air yang tercemar dan makanan yang tercemar oleh carrier yang merupakan sumber penularn yang paling sering di daerah non endemik. 2.4 Patofisiologi Kuman salmonella typhi masuk terutama melalui makanan dan minuman.Setelah masuk dan berada

dalam usus halus mengadakan infeksi ke jaringan limfoid usus halus (terutama plaq nyeri) dan jaringan limfoid mesentrika. Setelah menyebabkan peradangan,merosis setempat,kuman lewat pembuluh limfe masuk ke dalam (bakteris primer) menuju organ retikulo endothelial sistem (RES) terutama hati dan limfa.Di tempat ini kuman yang fagosit RES dan kuman yang tidak di fagosit berkembang biak. Pada masa akhir inkubasi 5-9 hari kuman-kuman kembali masuk ke darah menyebar ke seluruh tubuh terutama limpa,kandung empedu yang selanjutnya kuman tersebut dikeluarkan kembali ke rangka usus dan menyebabkan infeksi usus. Dalam masa bacterian ini kuman mengeluarkan endotoksin yang susunan kumannya sama dengan antigen (lipodisakarida) yang semula diduga bertanggung jawab terhadap terjadinya gejala-gejala dari demam.Endotoksin mempunyai peranan dan merangsang sintesa dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.Selanjutnya zat pirogen yang beredar di darah mempunyai pusat termoregulator di hipotalamus yang mengakibatkan timbulnya demam. Kelainan utama terjadi di ileum terminal dan plaq payeri hiperplasi (minggu 1),nekrosis (minggu 2) dan ulserasi (minggu 3) serta bisa tanpa adanya jaringan parut. (Rampengan,1993) 2.5 Manifestasi Klinis Masa tunas berlangsung 10 14 hari. Gejala-gejala yang timbul amat bervariasi. Selain itu, gambaran penyakit bervariasi dari penyakit ringan yang tidak terdiagnosis sampai gambaran penyakit yang khas dengan komplikasi dan kematian. Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk, epistaksis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu badan meningkat. Dalam minggu kedua, gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardia relative, lidah khas ( kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta tremor ), hepatomegali, splenomegali, meteorismus, gangguan mental berupa somnolen, stupor, koma, delirium, atau psikosis, roseolae jarang ditemukan pada orang Indonesia.

2.6 Tanda Atau Gejala Penyakit Thypus Abdominalis a)Pada awal sakit, suhu badan naik perlahan semakin meninggi mencapai 40o C. b)Panas dapat sampai 3-4 minggu, dan puncaknya penderita bicara tak menentu (ngomel). c)Sakit kepala. d)Sakit di bagian perut dan kadang-kadang disertai kembung. e)Nafsu makan menurun.

f)Badan terasa lemah dan letih. g)Biasanya disertai diare atau sukar berak dan kadang-kadang berak darah. h)Kesedaran menurun.

2.6 Bahaya Dari Penyakit Typhus Abdominalis. a)Mudah menular pada orang lain. b)Penyembuhannya memerlukan perawatan dan pengobatan selama berminggu-minggu dengan dana yang cukup besar. c)Adanya luka di dinding usus penderita akan mengalami perdarahan dan bila dinding usus tembus akan menyebabkan kematian.

2.7 Cara Penularan Penyakit Typhus Abdominalis. Media penularan: a)Kuman tipes masuk/ menular melalui mulut dengan makanan atau minuman yang tercemar. b)Pencemaran kuman tipes dapat terjadi : Dengan perantaraan lalat. Melalui aliran sungai.

PENYEBARAN KUMAN Demam tifoid adalah penyakit yang penyebarannya melalui saluran cerna (mulut, esofagus, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar, dstnya). S typhi masuk ke tubuh manusia bersama bahan makanan atau minuman yang tercemar. Cara penyebarannya melalui muntahan, urin, dan kotoran dari penderita yang kemudian secara pasif terbawa oleh lalat (kaki-kaki lalat). Lalat itu mengontaminasi makanan, minuman, sayuran, maupun buah-buahan segar. Saat kuman masuk ke saluran pencernaan manusia, sebagian kuman mati oleh asam lambung dan sebagian kuman masuk ke usus halus. Dari usus halus itulah kuman beraksi sehingga bisa menjebol usus halus. Setelah berhasil melampaui usus halus, kuman masuk ke kelenjar getah bening, ke pembuluh darah, dan ke seluruh tubuh (terutama pada organ hati, empedu, dan lain-lain). Jika demikian keadaannya, kotoran dan air seni penderita bisa mengandung kuman S typhi yang siap menginfeksi manusia lain melalui makanan atau pun minuman yang dicemari. Pada penderita yang tergolong carrier (pengidap kuman ini namun tidak menampakkan gejala sakit), kuman Salmonella bisa ada terus menerus di kotoran dan air seni sampai bertahun-tahun. S. thypi hanya berumah di dalam tubuh manusia. Oleh kerana itu,

demam tifoid sering ditemui di tempat-tempat di mana penduduknya kurang mengamalkan membasuh tangan manakala airnya mungkin tercemar dengan sisa kumbahan. Sekali bakteria S. thypi dimakan atau diminum, ia akan membahagi dan merebak ke dalam saluran darah dan badan akan bertindak balas dengan menunjukkan beberapa gejala seperti demam. Pembuangan najis di merata-rata tempat dan hinggapan lalat (lipas dan tikus) yang akan menyebabkan demam tifoid.

2.8.Cara mencegah penularan penyakit Typhus Abdominalis. Untuk menghindari penyakit ini ada baiknya dilakukan upaya pencegahan meliputi :

1. LINGKUNGAN HIDUP a. Sediakan air minum yang memenuhi syarat. Misalnya, diambil dari tempat yang higienis, seperti sumur dan produk minuman yang terjamin. Jangan gunakan air yang sudah tercemar. Jangan lupa, masak air terlebih dulu hingga mendidih (100 derajat C). b. Pembuangan kotoran manusia harus pada tempatnya. Juga jangan pernah membuangnya secara sembarangan sehingga mengundang lalat karena lalat akan membawa bakteri Salmonella typhi. Terutama ke makanan. c. Bila di rumah banyak lalat, basmi hingga tuntas.

2. DIRI SENDIRI a. Lakukan vaksinasi terhadap seluruh keluarga. Vaksinasi dapat mencegah kuman masuk dan berkembang biak. Saat ini pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinasi bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-paratifoid). Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga divaksinasi. b. Menemukan dan mengawasi pengidap kuman (carrier). Pengawasan diperlukan agar dia tidak lengah terhadap kuman yang dibawanya. Sebab jika dia lengah, sewaktu-waktu penyakitnya akan kambuh. c. Vaksinasi dengan menggunakan vaksin T.A.B (mengandung basil tifoid dan paratifoid A dan B yang dimatikan ) yang diberikan subkutan 2 atau 3 kali pemberian dengan interval 10 hari merupakan tindakan yang praktis untuk mencegah penularan demam tifoid Jumlah kasus penyakit itu di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 358-810 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Suntikan imunisasi tifoid boleh dilakukan setiap dua tahun manakala vaksin oral diambil setiap lima tahun. Bagaimanapun, vaksinasi tidak memberikan jaminan perlindungan 100 peratus.

2.9 Terapi

1. Bed rest total, sampai 7 hari bebas panas. Maksudnya untuk mencegah terjadinya komplikasi yakni perdarahan usus atau perforasi usus. Mobilisasi pasien dilakukan secara bertahap, sesuai dengan kekuatan pasien. 2. Diet saring rendah serat, lunak sampai 7 hari bebas panas lalu ganti bubur kasar , dan setelah 7 hari ganti dengan nasi. Pemberian bubur saring bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus / perforasi usus, karena ada pendapat bahwa usus perlu diistirahatkan. 3. Obat untuk penyakit Types adalah antibiotika golongan Chloramphenikol, Thiamphenikol, Ciprofloxacin dll yg diberikan selama 7 10 hari. Lamanya pemberian antibiotika ini harus cukup sesuai resep yg dokter berikan. Jangan dihentikan bila gejala demam atau lainnya sudah reda selama 3-4 hari minum obat. Obat harus diminum sampai habis ( 7 10 hari ). Bila tidak, maka bakteri Tipes yg ada di dalam tubuh pasien belum mati semua dan kelak akan kambuh kembali

2.10 Tujuan dan Syarat Diet Tujuan diet makan saring adalah memberikan makanan dalam bentuk semipadat sejumlah yang mendekati kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu pendek sebagai proses adaptasi terhadap bentuk makanan yang lebih padat. Syarat dan prinsip diit penyakit Typhus Abdominalis. a)Mudah cerna, porsi kecil dan sering diberikan. b)Energi dan protein cukup, sesuai dengan kemampuan penderita untuk menerimanya. c)Rendah lemak. d)Rendah serat, terutama serat tidak larut air. e)Cairan cukup, terutama bila disertai muntah. f)Tidak merangsang (pedas, masam, bumbu tajam). g)Bentuk makanan lunak. h)Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.

2.11 Makanan Yang Dianjurkan Untuk Penderita Penyakit Typhus Abdominalis.

Contoh makanan :

a) Bubur nasi. b) Telur ceplok air.

c) Semur daging giling. d) Sayuran yang disetup. e) Perkedel. f) Sup ayam giling. g) Pisang. h) Jus. i) Bubur bayi j) Bubur sumsum k) Lontong l) Roti tawar/manis m) Biskuit Catatan : Bila mencret tidak boleh minum susu,tapi bila tidak,sangat dianjurkan untuk minum susu.

2.12 Bahan-Bahan Yang Tidak Dianjurkan Bahan makanan yang tidak dianjurkan pada diet makan saring adalah: 1. Sumber karbohidrat : beras ketan, jagung, cantel, ubi, talas, singkong. 2. Sumber protein hewani : daging, ayam berlemak; daging, ayam, ikan diawet, digoreng; ikan banyak duri. 3. Sumber protein nabati : kacang-kacangan dan hasil olah seperti tahu dan tempe digoreng. 4. Sayuran : sayuran mentah, sayuran berserat tinggi dan menimbulkan gas seperti daun singkong, kacang panjang, kol, lobak, sawi, dan asparagus. 5. Buah-buahan : buah yang tinggi serat dan/ atau dapat menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, apel, kedondong, durian, nangka. 6. Minuman : minuman yang mengandung soda dan alkohol. 7. Bumbu : bumbu yang tajam, seperti merica dan cabai.

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran yang disebabkan oleh salmonela typhi. Di Indonesia, diperkirakan angka kejadian penyakit ini adalah 300 810 kasus per 100.000 penduduk/tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak. Orang dewasa sering mengalami infeksi ringan dan sembuh sendiri lalu menjadi kebal. Insiden penderita berumur anak usia 12 13 tahun ( 70% 80% ), pada usia 30 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10%) . penyakit ini dapat ditularkan melalui mulut dengan makanan atau minuman yang tercemar Pencemaran kuman tipes dapat terjadi dengan perantaraan lalat dan melalui aliran sungai. Gejala atau tanda-tanda penyakit adalah: a) Pada awal sakit, suhu badan naik perlahan semakin meninggi mencapai 40o C. b) Panas dapat sampai 3-4 minggu, dan puncaknya penderita bicara tak menentu (ngomel). c) Sakit kepala. d) Sakit di bagian perut dan kadang-kadang disertai kembung. e) Nafsu makan menurun. f) Badan terasa lemah dan letih. g) Biasanya disertai diare atau sukar berak dan kadang-kadang berak darah. h) Kesedaran menurun.

Cara penyembuhan yang dilakukan adalah: 1. Bed rest total, sampai 7 hari bebas panas. Maksudnya untuk mencegah terjadinya komplikasi

yakni perdarahan usus atau perforasi usus. Mobilisasi pasien dilakukan secara bertahap, sesuai dengan kekuatan pasien. 2. Diet saring rendah serat, lunak sampai 7 hari bebas panas lalu ganti bubur kasar , dan setelah 7 hari ganti dengan nasi. Pemberian bubur saring bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus / perforasi usus, karena ada pendapat bahwa usus perlu diistirahatkan. 3. Obat untuk penyakit Types adalah antibiotika golongan Chloramphenikol, Thiamphenikol, Ciprofloxacin dll yg diberikan selama 7 10 hari. Lamanya pemberian antibiotika ini harus cukup sesuai resep yg dokter berikan. Jangan dihentikan bila gejala demam atau lainnya sudah reda selama 3-4 hari minum obat. Obat harus diminum sampai habis ( 7 10 hari ). Bila tidak, maka bakteri Tipes yg ada di dalam tubuh pasien belum mati semua dan kelak akan kambuh kembali http://debie-keperawatan.blogspot.com/2011/03/thypus-abdominalis.html

Você também pode gostar