Você está na página 1de 134

KEEFEKTIVAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN JIGSAW II TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN TEOREMA

PYTHAGORAS PADA SISWA KELAS II SEMESTER 1 SMP N 10 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2004/2005
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh: Nama NIM Program Studi Jurusan : Fullu Azka : 4101401005 : Pendidikan Matematika : Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005

ii

ABSTRAK FULLU AZKA, 2005. KEEFEKTIVAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN JIGSAW II TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS PADA SISWA KELAS II SEMESTER 1 SMP N 10 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2004/2005. Matematika yang bersifat deduktif aksiomatik dan berangkat dari hal-hal yang abstrak, cenderung sulit diterima dan dipahami oleh siswa sehingga mengakibatkan daya tarik siswa terhadap pelajaran matematika cukup rendah. Oleh karena itu penyajian materi perlu mendapat perhatian guru, dan hendaknya dalam pembelajaran di sekolah guru memilih dan menggunakan strategi pendekatan, metode dan teknik yang banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik mental, fisik, maupun sosial. Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan diantaranya adalah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Ada beberapa tipe dalam model pembelajaran kooperatif diantaranya tipe STAD dan tipe JIGSAW II. Dari hal tersebut muncul permasalahan manakah yang lebih efektif antara pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, ataukah pembelajaran konvensional pada siswa kelas II semester 1 SMPN 10 Semarang tahun pelajaran 2004/ 2005 pada pokok bahasan teorema Pythagoras. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar matematika pokok bahasan Teorema Pythagoras antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD, tipe JIGSAW II, dan siswa yang dikenai pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/ 2005, dengan jumlah siswa 230 orang. Sampel penelitian ini diambil dengan teknik random sampling sejumlah 115 siswa yang terbagi dalam dua kelas eksperimen yaitu kelas II-D yang dikenai pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II dan kelas II-E yang dikenai pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan satu kelas kontrol yaitu kelas II-F yang dikenai pembelajaran konvensional. Kemudian ditentukan pula satu kelas Ujicoba yaitu kelas II-C. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan konvensional. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD, tipe JIGSAW II dan siswa yang dikenai pembelajaran konvensional. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan terdiri dari uji pendahuluan dan uji tahap akhir. Uji pendahuluan meliputi uji homogenitas dan uji normalitas, sedangkan uji tahap akhir meliputi analisis varians dan uji Rank Berganda Duncan. Data awal dalam penelitian ini diperoleh dari nilai ulangan harian siswa pada pokok bahasan kuadrat dan akar kuadrat. Dari data tersebut diperoleh bahwa sampel berasal dari populasi yang normal dan homogen. Setelah dua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol diberi perlakuan yang berbeda, ketiga kelas tersebut diberikan tes hasil belajar pokok bahasan teorema Pythagoras. Dari tes hasil belajar tersebut diperoleh nilai rata-rata kelas II-D=5,007; nilai rata-rata kelas II-E=5,2053; dan nilai rata-rata kelas IIF= 4,338. Dari Analisis Varians diperoleh Fhitung=5,28973 dan Ftabel=3,08 berarti

iii

Fhitung>Ftabel. Jadi Ho ditolak, dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika pokok bahasan teorema Pythagoras siswa kelas II SMPN 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/ 2005 antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, tipe STAD, dan siswa yang dikenai pembelajaran konvensional. Dari uji rank Berganda Duncan diperoleh hasil belajar siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dikenai pembelajaran konvensional dan hasil belajar siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dikenai pembelajaran konvensional, sedangkan siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II maupun tipe STAD mempunyai hasil belajar yang tidak berbeda secara signifikan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II maupun tipe STAD mempunyai hasil belajar yang lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dikenai pembelajaran konvensional. Untuk itu perlu diadakan suatu pengenalan model pembelajaran kooperatif lebih lanjut agar model pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan yang lain.

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi

dengan

judul

KEEFEKTIVAN

MODEL

PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD DAN JIGSAW II TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS PADA SISWA KELAS II SEMESTER 1 SMP N 10 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2004/2005 telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada : Hari Tanggal : : Agustus 2005

Panitia Ujian Ketua Sekretaris

Drs. Kasmadi Imam S, M.Sc NIP 130781011

Drs. Supriyono, M. Si NIP 130815345

Pembimbing Utama

Ketua Penguji

Drs. Mashuri, M. Si NIP 131993875

Dra. Kusni, M.Si NIP 130515748 Anggota Penguji I

Pembimbing Pendamping Drs. Mashuri, M. Si NIP 131993875 Drs. Wardono, M. Si NIP 131568905 Anggota Penguji II

Drs. Wardono, M. Si NIP 131568905 v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO Sesungguhnya kenikmatan terbesar yang harus dipelihara adalah kebaikan ketika ia memenuhi jiwa dan menghiasi keadaan. Hanya berbekal jiwa yang tenang dan hati yang ridha, kebahagiaan dapat diraih. Berdoa dan berusaha adalah kunci keberhasilan dan kesuksesan. Berucaplah syukur atas semua yang menimpamu meskipun itu menyakitkan, karena sesungguhnya Allah menyayangi Hamba-NYA yang sabar (Al Hadits).

PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis peruntukkan kepada: Ibu dan Bapakku Tercinta, yang memberikan kasih sayang dan doa restunya ; Adik-adikku Fuad, Fuzi, dan Iin yang manis dan tersayang; Kak Agus Sarwo Edi S yang mendukung dan mendoakanku selalu; Sohib-sohibku, Pendidikan Matematika 2001 Bangsaku dan pemerhati dunia pendidikan serta pecinta Matematika.

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan

karunia-Nya sehingga penyusun diberikan izin dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi dengan judul Keefektivan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dan JIGSAW II Terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Teorema Pythagoras Pada Siswa Kelas II Semester 1 SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/ 2005, guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penyusun mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungannya kepada: 1. Dr. H. Ari Tri Soegito, SH, MM, Rektor Universitas Negeri Semarang; 2. Drs. Kasmadi Imam S, M.S, Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang; 3. Drs. Supriyono, M.Si, Ketua Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang; 4. Drs. Mashuri, M.Si, dan Drs. Wardono, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan petunjuk kepada penulis selama penyusunan skripsi ini; 5. Dra. Kusni, M.Si selaku dosen penguji atas segala saran dalam penyempurnaan skripsi; 6. Sumardi Sri Purwono, S.Pd, selaku kepala SMP N 10 Semarang yang telah memberikan ijin dan bantuan selama pelaksanaan penelitian; 7. Sumiharto, S.Pd, guru matematika kelas II-C, II-D, dan II-E yang telah memberikan banyak bantuan selama pelaksanaan penelitian; 8. Ibu dan Bapakku tercinta yang memberikan kasih sayang dan doa restunya; 9. Adik-adikku tersayang yang selalu menghiburku; 10. Kak Agus Sarwo Edi S yang selalu memberi dukungan dan doa untukku;

vii

11. Sobatku Woro, Wulan, Yayuk, Minie, dan sobatku yang lain Pendidikan Matematika S1 01; 12. Serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Hanya ucapan terima kasih dan doa, semoga apa yang telah diberikan tercatat sebagai amal baik dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat dan konstribusi nyata dalam kemajuan dunia pendidikan.

Semarang, 20 Agustus 2005

Penyusun

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................................... KATA PENGANTAR ........................................................................................... DAFTAR ISI ......................................................................................................... DAFTAR TABEL.................................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................

ii iv v vi viii xi xii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... A. B. C. Alasan Pemilihan Judul .......................................................................... Permasalahan.......................................................................................... Penegasan Istilah .................................................................................... 1 Keefektivan ...................................................................................... 2 Pembelajaran .................................................................................... 3 Pembelajaran Kooperatif................................................................... 4 Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD................................................ 5 Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW II ........................................ 6 Hasil Belajar Matematika ................................................................. 7 Pembelajaran Konvensional.............................................................. 8 Teorema Pythagoras ......................................................................... D. Tujuan Dan Manfaat............................................................................... 1 Tujuan .............................................................................................. 2 Manfaat ............................................................................................ E. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................................

1 1 3 4 4 4 5 5 5 6 6 6 7 7 8 9

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS................................................ A. B. C. Matematika Sekolah ............................................................................... Pembelajaran Kooperatif ........................................................................ Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ....................................................

10 10 12 14

ix

D. E. F.

Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW II.............................................. Pembelajaran Konvensional.................................................................... Teori Belajar Dan Hasil Belajar Matematika........................................... 1 Teori Ausubel ................................................................................... 2 Teori Skinner.................................................................................... 3 Teori Gagne...................................................................................... 4 Teori Gestalt..................................................................................... 5 Teorema Van Hiele...........................................................................

17 20 21 21 21 22 22 23 25 25 26 27 28

G.

Teorema Pythagoras ............................................................................... 1 Kuadrat dan Akar Kuadrat Suatu Bilangan........................................ 2 Luas Daerah Persegi Dan Segitiga Siku-Siku .................................... 3 Teorema Pythagoras ......................................................................... 4 Pembuktian Teorema Pythagoras ...................................................... 5 Menggunakan Teorema Pythagoras Untuk Menghitung Panjang Salah Satu Sisi Segitiga Siku-Siku Jika Sisi-Sisi Lainnya Diketahui ........... 6 Menghitung Perbandingan Sisi-Sisi Segitiga Siku-Siku Khusus (Salah Satu Sudutnya 300, 450, Dan 600) ........................................... 7 Menggunakan Teorema Pythagoras Pada Bangun Datar Dan Bangun Ruang .................................................................................. 8 Kebalikan Teorema Pythagoras Dan Tripel Pythagoras..................... 9 Menentukan Jenis Segitiga Jika Diketahui Panjang Sisi -Sisinya........ 10 Menyelesaikan soal cerita yang menggunakan teorema pythagoras ...

29

29

32 34 37 38 39 41

H. I.

Kerangka Berpikir ................................................................................. Hipotesis Penelitian ...............................................................................

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... A. Metode Penentuan Obyek Penelitian....................................................... 1 Populasi............................................................................................ 2 Sampel.............................................................................................. B. Variabel Penelitian ................................................................................ 1. Variabel Bebas ................................................................................. 2. Variabel terikat .................................................................................

42 42 42 42 43 43 43

C. D. E. F.

Prosedur pengumpulan Data ................................................................... Alat Pengumpulan Data.......................................................................... Teknik Pengumpulan Data...................................................................... Analisis Instrumen.................................................................................. 1. Analisis Instrumen Penelitian............................................................ 2. Analisis Uji Coba..............................................................................

43 46 46 46 48 50 53 53 54

G.

Metode Analisis Data ............................................................................ 1 2 Pengujuan Pendahuluan .................................................................. Uji Tahap Akhir..............................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................... 58 A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 1. .................................................................................................... Data Hasil Belajar Siswa ................................................................. 2. .................................................................................................... Hasil Uji Normalitas Nilai Tes Awal Siswa...................................... 3. .................................................................................................... Hasil Uji Homogenitas Siswa ........................................................... 4. .................................................................................................... Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa.................................... B. Pembahasan............................................................................................ 59 62 59 59 58 58

BAB V PENUTUP ............................................................................................... A. B. Kesimpulan ............................................................................................ Saran ......................................................................................................

67 67 68

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

69

LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................

71

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4

: Data hasil Belajar Siswa ................................................................... : Hasil Uji homogenitas Populasi ........................................................ : Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Balajar Siswa .................................... : Hasil Analisis lanjutan Dengan Uji Rank Berganda Duncan .............

58 59 60 60

xii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 3 LAMPIRAN 4 LAMPIRAN 5 LAMPIRAN 6 LAMPIRAN 7 LAMPIRAN 8 LAMPIRAN 9

: Rencana Pembelajaran Jigsaw II ............................................... : Rencana Pembelajaran STAD ................................................... : Rencana Pembelajaran Konvensional........................................ : Kegiatan Pembelajaran Kooperatitif Tipe JIGSAW II ............... : Kegiatan Pembelajaran Kooperatitif Tipe STAD....................... : Modul Jigsaw II ........................................................................ : Lembar Kerja Siswa.................................................................. : Kunci jawaban LKS .................................................................. : Kuis JIGSAW II .......................................................................

71 83 95 107 109 111 127 143 153 156 158 160 164 165 170 180 181 182 183 185 189 190 195 203 204

LAMPIRAN 10 : Kuis STAD ............................................................................... LAMPIRAN 11 : Tugas Rumah............................................................................ LAMPIRAN 12 : Instrumen Tes Awal.................................................................. LAMPIRAN 13 : Kunci Jawaban Tes Awal.......................................................... LAMPIRAN 14 : Kisi-kisi Tes Uji Coba............................................................... LAMPIRAN 15 : Instrumen Tes Uji Coba ............................................................ LAMPIRAN 16 : Kunci Jawaban Tes Uji Coba .................................................... LAMPIRAN 17 : Daftar Siswa Kelas Uji Coba..................................................... LAMPIRAN 18 : Daftar Nilai Uji Coba Instrumen Penelitian ............................... LAMPIRAN 19 : Analisis Hasil Uji Coba ............................................................ LAMPIRAN 20 : Contoh Hasil Perhitungan Analsis Instrumen ............................ LAMPIRAN 21 : Hasil Analisis Tes Uji Coba ...................................................... LAMPIRAN 22 : Kisi-kisi Tes Haisl Belajar ........................................................ LAMPIRAN 23 : Tes Hasil Belajar....................................................................... LAMPIRAN 24 : Kunci Tes Hasil Belajar ............................................................ LAMPIRAN 25 : Daftar Siswa Kelas JIGSAW II .................................................

xiii

LAMPIRAN 26 : Daftar Siswa Kelas STAD......................................................... LAMPIRAN 27 : Daftar Siswa Kelas Konvensional ............................................. LAMPIRAN 28 : Daftar Kelompok JIGSAW II.................................................... LAMPIRAN 29 : Daftar Kelompok STAD ........................................................... LAMPIRAN 30 : Data Nilai Tes awal................................................................... LAMPIRAN 31 : Uji Normalitas Tes Awal........................................................... LAMPIRAN 32 : Uji Homogenitas Populasi......................................................... LAMPIRAN 33 : Data Nilai Tes Hasil belajar ...................................................... LAMPIRAN 34 : Daftar Analisis Varian .............................................................. LAMPIRAN 35 : Analisis Lanjutan Dengan Uji Rank Berganda Duncan.............. LAMPIRAN 36 : Surat Penetapan Pembimbing LAMPIRAN 37 : Surat Permohonan Ijin Penelitian LAMPIRAN 38 : Surat Ijin Penelitian LAMPIRAN 39 : Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian LAMPIRAN 40 : Tabel Nilai-Nilai r Product Moment LAMPIRAN 41 : Tabel Distribusi Normal LAMPIRAN 42 : Tabel Distribusi 2 LAMPIRAN 43 : Tabel Distribusi F LAMPIRAN 44 : Tabel Uji Rank Berganda Duncan

205 206 207 208 209 210 213 214 215 216

xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara siswa dengan guru. Proses belajar mengajar dikatakan efektif apabila terjadi transfer belajar yaitu materi pelajaran yang disajikan guru dapat diserap ke dalam struktur kognitif siswa. Siswa dapat mengetahui materi tersebut tidak hanya terbatas pada tahap ingatan saja tanpa pengertian (rote learning) tetapi bahan

pelajaran dapat diserap secara bermakna (meaning learning). Agar terjadi transfer belajar yang efektif, maka kondisi fisik dan psikis dari setiap individu siswa harus sesuai dengan materi yang dipelajarinya. Dalam proses belajar mengajar

matematika selalu melibatkan siswa secara aktif untuk mengembangkan kemampuannya dalam berpikir rasional, kritis, dan kreatif. Matematika yang bersifat deduktif aksiomatik dan berangkat dari hal-hal yang abstrak, cenderung sulit diterima dan dipahami oleh siswa. Konsep matematika tersusun secara hierarkis, yang berarti bahwa dalam mempelajari matematika konsep sebelumnya yang menjadi prasyarat harus benar-benar

dikuasai agar dapat memahami konsep selanjutnya. Oleh karena itu penyajian materi perlu mendapat perhatian guru.

xv

Dalam

pembelajaran

di

sekolah

guru

hendaklah

memilih

dan

menggunakan strategi pendekatan, metode dan teknik yang banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik mental, fisik, maupun sosial. Menurut petunjuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah, penerapan strategi yang dipilih dalam pembelajaran matematika harus bertumpu pada dua hal yaitu optimalisasi interaksi semua unsur pembelajaran, dan optimalisasi keterlibatan seluruh indra siswa. Menurut Monks, Knoers dan Siti Rahayu dalam Dimyati (1999: 25) dari segi perkembangan anak telah memiliki tujuan sendiri pada usia masih muda (pubertas) dan dewasa muda. Pada usia tersebut siswa telah sadar dan memiliki rasa tanggung jawab. Siswa SMP berada pada usia pubertas. Dari segi pembelajaran, maka sadar diri dan rasa tanggung jawab tersebut perlu ditanamkan. Dengan kata lain siswa SMP secara perlahan perlu dididik agar memiliki rasa tanggung jawab dalam belajar dan membuat program belajar dengan tujuan belajar sendiri. Siswa perlu dididik untuk menjalankan program dan mencapai tujuan belajar sendiri Belajar dengan pengajaran kelompok kecil membuat siswa belajar lebih kreatif dan mengembangkan sifat kepemimpinan pada siswa serta dapat memenuhi kebutuhan siswa secara optimal. Linda Lundgren dalam Muslimin Ibrohim (2000: 17) menyatakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak positif untuk siswa yang rendah hasil belajarnya. Hal ini disebabkan pembelajaran kooperatif memanfaatkan kecenderungan siswa untuk berinteraksi. Terdapat beberapa macam (tipe) pembelajaran kooperatif, diantaranya tipe STAD dan JIGSAW II. Untuk mengetahui efektifitas kedua tipe pembelajaran kooperatif tersebut pada siswa SMP diperlukan adanya penelitian. Di SMP N 10 Semarang model pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran matematika masih menggunakan pembelajaran konvensional. Menurut

xvi

pengamatan hasil belajar matematika pada pokok bahasan kuadrat dan akar kuadrat masih belum memuaskan, untuk itu perlu diadakan penelitian khususnya pembelajaran matematika pada pokok bahasan teorema Pythagoras agar hasil belajarnya meningkat. Untuk mengetahui pembelajaran mana yang lebih baik, maka dilakukan penelitian yang berjudul KEEFEKTIVAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD DAN JIGSAW II TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS PADA SISWA KELAS II SEMESTER 1 SMP N 10 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2004/2005.

B.

Permasalahan Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah: 1. apakah ada perbedaan hasil belajar matematika pokok bahasan teorema Pythagoras antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe dan siswa yang dikenai pembelajaran konvensional; 2. jika ada perbedaan hasil belajar matematika pokok bahasan teorema Pythagoras antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe dan siswa yang dikenai pembelajaran konvensional, maka: a. apakah hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada siswa yang dikenai pembelajaran konvensional pada pokok bahasan teorema Pythagoras siswa SMP kelas II; JIGSAW II, JIGSAW II,

xvii

b. apakah hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II lebih baik daripada siswa yang dikenai

pembelajaran konvensional pada pokok bahasan teorema Pythagoras siswa SMP kelas II; c. manakah yang lebih baik hasil belajar matematika antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model

pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II pada pokok bahasan teorema Pythagoras siswa SMP kelas II .

C.

Penegasan Istilah 1. Keefektivan Efektif adalah ada pengaruhnya atau dapat membawa hasil. Keefektivan adalah keberhasilan tentang suatu usaha atau tindakan. (Kamus Besar bahasa Indonesia,1993:219) Keefektivan yang dimaksudkan pada judul di atas bahwa dalam penelitian ini hasil belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan JIGSAW II lebih baik dari pada hasil belajar kelas dengan pembelajaran konvensional. 2. Pembelajaran, yakni suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Sedangkan menurut aliran kognitif, pembelajaran adalah cara guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan memahami apa yang dapat dipelajari apa yang sedang terjadi.

(Darsono, 2000: 24) Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran dengan metode ekspositori dimana guru lebih banyak berperan. 3. Pembelajaran Kooperatif

xviii

Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota saling bekerja sama dan membatu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi dan saling membantu teman sekelompok mencapai ketuntasan.(Slavin dalam Hermin Budiningrati, 1998;11) 4. Pembelajaran Kooperaif Tipe STAD Student Team Achievement Division (STAD) merupakan tipe pembelajaran yang paling sederhana sebuah model yang bagus untuk memulai bagi seorang guru yang baru untuk menggunakan pendekatan kooperatif. 5. Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW II Pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar berkelompok / tim yang beranggotakan 4 atau 5 orang siswa yang heterogen kemampuannya. Dalam pembelajaran ini siswa digolongkan dalam dua kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Masing masing anggota kelompok asal bertemu dalam kelompok ahli untuk membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok dimana guru sebelumnya tidak menjelaskan tentang materi tersebut. Setelah pembahasan dalam kelompok ahli selesai kemudian tiap siswa kembali ke kelompok semula (asal) dan menjelaskan pada teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan materi.

6. Hasil Belajar Matematika Hasil belajar matematika adalah hasil belajar yang diperoleh dari perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan yang berupa penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam pelajaran matematika.

xix

(Darsono, 2000: 27) 7. Pembelajaran Konvensional Menurut percivel F dan Ellington H ( terjemahan Sudjarwo,1998:19) pendekatan yang berorientasi pada guru adalah pendidikan yang konvensional dimana hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan oleh guru. Berdasarkan kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa guru memegang peranan utama dalam menentukan isi dan proses belajar, termasuk dalam menilai kemajuan belajar siswa. Pada penelitian ini, pembelajaran

konvensional adalah pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori. 8. Teorema Pythagoras Teorema Pythagoras adalah bagian dari materi geometri SLTP yang banyak menuntut siswa untuk dapat menemukan prinsip dan menggunakan teorema itu dalam menyelesaikan soal-soal bangun datar, bangun ruang, atau masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini teorema Pythagoras merupakan salah satu pokok bahasan yang terdapat dalam mata pelajaran matematika bagi SLTP kelas II semester I.

D.

Tujuan Dan Manfaat 1. Tujuan a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar matematika pokok bahasan teorema Pythagoras antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, dan siswa yang dikenai pembelajaran konvensional.

xx

b. Jika ada perbedaan hasil belajar matematika pokok bahasan teorema Pythagoras antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe II, dan siswa yang dikenai pembelajaran konvensional, maka: 1. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada siswa yang dikenai pembelajaran JIGSAW

konvensional pada pokok bahasan teorema pythagoras siswa SMP kelas II; 2. penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II lebih baik daripada siswa yang dikenai pembelajaran konvensional pada pokok bahasan teorema pythagoras siswa SMP kelas II; 3. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manakah yang lebih baik hasil belajar matematika antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II pada pokok bahasan teorema Pythagoras siswa SMP kelas II.

2. Manfaat Hasil dari kegiatan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk, a. memberikan alternatif model pembelajaran pokok bahasan teorema Pythagoras; b. menumbuhkan semangat kerjasama, karena dalam model pembelajaran kooperatif keberhasilan individu merupakan tanggung jawab kelompok;

xxi

c. meningkatkan motivasi dan daya tarik siswa terhadap mata pelajaran matematika; d. memberi bekal mahasiswa calon guru matematika siap melaksanakan tugas di lapangan sesuai kebutuhan lapangan (stakeholder).

E. Sistematika Penulisan Skripsi Secara garis besar sistematika skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagian awal skripsi, bagian isi skripsi, dan bagian akhir skripsi. Bagian awal skripsi ini berisi halaman judul, abstrak, lembar pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran. Bagian isi skripsi terdiri dari 5 bab, yaitu: Bab I : Pendahuluan, berisi: Alasan Pemilihan Judul, Permasalahan, Penegasan Istilah, Tujuan, Manfaat Penelitian, serta Sistematika Penulisan Skripsi. Bab II: Landasan Teori, berisi: Matematika Sekolah, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan JIGSAW II, Pembelajaran Konvensional, Teori Belajar dan Hasil Belajar Matematika, Teorema Pythagoras,

Kerangka Berpikir, Hipotesis Penelitian.

xxii

Bab III: Metode Penelitian, berisi: Metode Penentuan Obyek Penelitian, Variabel Penelitian, Prosedur Pengumpulan Data, Alat Pengumpul Data, Teknik Pengumpulan Data, Analisis Instrumen, Metode Analisis Data. Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi : Hasil-Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab V : Penutup, berisi: Simpulan dan Saran. Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Matematika Sekolah Matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di sekolah yaitu yang diajarkan di pendidikan dasar (SD dan SMP) dan pendidikan menengah (SMA/ SMK). Sedangkan yang dimaksud kurikulum matematika adalah kurikulum

pelajaran matematika yang diberikan di jenjang pendidikan menengah ke bawah bukan di jenjang perguruan tinggi. Fungsi mata pelajaran matematika sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan. Siswa diberikan pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi misalnya melalui persamaanpersamaan/tabel-tabel dalam model-model matematika yang merupakan

penyederhanaan dari soal-soal cerita/ soal uraian matematika lainnya. Belajar matematika bagi para siswa, juga merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan diantara

xxiii

penalaran-penalaran itu. Selain itu matematika berfungsi sebagai ilmu atau pengetahuan, sehingga tentunya pengajaran matematika di sekolah harus diwarnai oleh fungsi tersebut.(Erman Suherman, 2003: 55-56) Tujuan umum pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu memberikan penekanan pada keterampilan dalam penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membantu mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.

Menurut Erman Suherman (2003: 58) tujuan pembelajaran matematika di SMP adalah agar: a. siswa memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika; b. siswa memiliki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan ke pendidikan menengah; c. siswa memiliki keterampilan matematika sebagai peningkatan dan perluasan dari matematika sekolah dasar untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari; d. siswa memiliki pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap logis, kritis, cermat, dan disiplin serta menghargai kegunaan matematika Karakteristik pembelajaran matematika di sekolah sebagai berikut (Erman Suherman, 2003: 68-69). a. Pembelajaran matematika adalah berjenjang (bertahap). Bahan kajian matematika diajarkan secara berjenjang/ bertahap, yang dimulai dari hal yang konkrit dilanjutkan ke hal yang abstrak, dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks atau dari konsep yang mudah ke konsep yang lebih sukar. b. Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral. Dalam setiap memperkenalkan konsep dan bahan yang baru perlu

memperhatikan konsep/ bahan yang dipelajari siswa sebelumnya. Bahan yang

xxiv

baru selalu dikaitkan dengan bahan yang telah dipelajarinya dan sekaligus untuk mengingatkannya kembali. c. Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif. Pemahaman konsep-konsep matematika melalui contoh-contoh dengan sifat yang sama yang dimiliki dan yang tidak dimiliki oleh konsep-konsep tersebut merupakan tuntutan pembelajaran matematika.

d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi. Kebenaran dalam matematika sesuai dengan struktur deduktif aksiomatiknya. Kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya merupakan kebenaran konsistensi, tidak ada pertentangan antara kebenaran suatu konsep dengan konsep lainnya. Penilaian pembelajaran matematika ditekankan pada proses dan hasil berpikir. Dalam proses berpikir perlu dilihat tata nalar, alasan ( reasoning) dan kreativitas. Proses dan hasil berpikir tersebut dinilai dari segi kelogisan, kecermatan, efisiensi dan ketepatan (efektifitas). Penilaian pembelajaran perlu diusahakan menyeluruh dalam arti meliputi langkah kerja dan hasil kerja Menurut Erman Suherman (2003:72) cara menilai dapat dilakukan antara lain melalui: a. pengamatan terhadap siswa sewaktu bekerja, mengajukan pertanyaan, berdialog dengan teman yang lain ; b. mendengarkan dengan cermat apa yang sedang diperbincangkan siswa; c. mendengarakan dengan cermat pendapat siswa; d. menganalisis hasil kerja siswa; e. melalui tes.

xxv

B. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar mengajar di mana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil dengan tingkat kemampuan kognitif yang heterogen. (Woolfolk dalam Budiningarti 1998: 22) menyatakan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang didasarkan pada faham konstruktivisme. Pada pembelajaran kooperatif siswa percaya bahwa keberhasilan mereka akan tercapai jika dan hanya jika setiap anggota kelompoknya berhasil. Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai pengajaran gotong royong atau cooperatif learning. Sistem pendidikan gotong royong merupakan alternatif menarik yang dapat mencegah timbulnya kegresifan dalam sistem kompetisi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan aspek kognitif. Menurut Muslimin Ibrohim (2000:6) Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut. 1. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama. 2. Siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya seperti milik mereka sendiri. 3. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama. 4. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggungjawab yang sama diantara anggota kelompoknya. 5. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok. 6. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. 7. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. Dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif pada siswa berarti sekolah ( guru dan murid):

xxvi

1. mengembangkan dan menggunakan keterampilan kooperatif berfikir kritis dan kerja sama kelompok; 2. menyuburkan hubungan antar pribadi yang positif diantara siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda; 3. menerapkan bimbingan oleh teman (peer coaching); 4. menciptakan lingkungan yang menghargai, menghormati nilai-nilai ilmiah; 5. membangun sekolah dalam suasana belajar. Slavin (1995: 16) menyatakan terdapat dua aspek penting yang mendasari keberhasilan cooperatif learning yaitu teori motivasi dan teori kognitif. a. Teori motivasi Aspek motivasi pada dasarnya ada dalam konteks pemberian penghargaan kepada kelompok. Adanya tujuan kelompok (tujuan bersama) mampu menciptakan situasi di mana cara bagi setiap anggota kelompok untuk mencapai tujuannya sendiri adalah dengan mengupayakan agar tujuan kelompoknya tercapai terlebih dahulu. b. Teori Kognitif Asumsi dasar teori-teori perkembangan kognitif adalah bahwa interaksi antar siswa disekitar tugas-tugas yang sesuai akan meningkatkan ketuntasan mereka tentang konsep-konsep penting. Vygotsky mendefinisikan Zone of proximal development sebagai suatu selisih atau jarak antara tingkat perkembangan potensial yang ditentukan oleh pemecah masalah dengan bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan sejawat yang lebih mampu.

C. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Student Team Achievement Division (STAD) merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di

xxvii

Universitas John Hopkin. Tipe ini merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan sebuah model yang bagus untuk memulai bagi seorang guru yang baru untuk menggunakan pendekatan kooperatif . Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa-siswa

dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4-6 siswa, yang terdiri dari siswa pandai, sedang dan rendah. Disamping itu guru juga mempertimbangkan kriteria heterogenitas yang lainnya seperti jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan dan lain sebagainya. Pembawaan siswa ke dalam kelompok-kelompok perlu diseimbangkan sehingga setiap kelompok memiliki anggota yang tingkat prestasinya seimbang. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain atau melakukan diskusi. Secara individual setiap pertemuan siswa diberi kuis. Kuis itu diskor dan tiap individu diberi skor perkembangan. Skor perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampui rata-rata skor siswa yang lalu. Setiap pertemuan pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan cara lain, diumumkan tim-tim dengan skor tertinggi, siswa yang mencapai skor

perkembangan tinggi, atau siswa yang mencapai skor sempurna pada kuis-kuis itu. Kadang-kadang seluruh tim yang mencapai kriteria tertentu dicantumkan dalam lembar itu. Menurut Slavin (1995:71) STAD terdiri dari 5 (lima) komponen utama yaitu penyajian materi, kelompok, Kuis, skor peningkatan individu, dan penghargaan kelompok.

xxviii

1. Penyajian materi Dalam STAD, materi mula-mula diperkenalkan dalam penyajian materi. Seringkali ini merupakan instruksi langsung atau kuliah-diskusi yang dipandu oleh guru, termasuk penyajian dengan audio visual. Dalam hal ini, siswa menyadari bahwa mereka harus memeperhatikan selama penyajian kelas karena dengan demikian akan mengerjakan kuis dengan baik, dan skor kuis mereka menentukan skor kelompok mereka. 2. Tim atau kelompok Tim atau kelompok terdiri atas 4-5 siswa dengan prestasi akademik, jenis kelamin, ras, dan etnis yang bervariasi. Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok. 3. Kuis Setelah 1 sampai 2 periode penyajian guru dan latihan tim, siswa mengikuti kuis secara individu. Kuis dikerjakan oleh siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. 4. Skor peningkatan individu Ide yang melatarbelakangi skor perbaikan individu adalah memberikan prestasi yang harus dicapai oleh setiap siswa jika ia bekerja lebih keras dan mencapai hasil belajar yang lebih baik daripada sebelumnya. Setiap siswa diberi skor berdasarkan rata-rata hasil belajar siswa yang lalu pada kuis yang serupa.

xxix

Kemudian siswa mendapatkan poin untuk timnya berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis dan skor dasarnya. 5. Penghargaan kelompok Tim dimungkinkan mendapat sertifikat atau penghargaan lain apabila skor ratarata mereka melebihi kriteria tertentu.

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW II Pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II dapat digunakan apabila topik-topik yang dipelajari ditulis dalam bentuk cerita, sehingga pembelajaran ini cocok untuk topik-topik ilmu sosial, literatur, dan beberapa topik ilmu sains terutama topik yang berkaitan dengan penanaman konsep. Dalam pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, siswa bekerja dalam tim yang heterogen seperti dalam STAD. Siswa diminta untuk membaca suatu materi dan diberi lembar ahli (expert sheet) yang memuat topik-topik berbeda untuk tiap anggota tim yang harus dipelajari pada saat membaca. Apabila siswa telah selesai membaca, selanjutnya dari tim berbeda dengan topik yang sama bertemu (berkumpul) dalam kelompok ahli, untuk mendiskusikan topik mereka selama waktu yang ditentukan. Selanjutnya ahli-ahli ini kembali ke tim masing-masing untuk menyampaikan kepada anggota yang lain dalam satu tim asal. Pada akhirnya siswa mengerjakan kuis yang mencakup semua topik dan skor yang diperoleh menjadi skor tim (seperti dalam STAD). Seperti juga dalam STAD, skor yang dikontribusi oleh siswa kepada timnya menjadi dasar sistem peningkatan skor individual. Siswa dengan skor tinggi dalam timnya dapat menerima sertifikat atau penghargaan lainnya. Kunci dari pembelajaran tipe JIGSAW II adalah saling

xxx

kertergantungan, yaitu setiap siswa bergantung pada anggota satu timnya untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan agar mengerjakan kuis dengan baik.

Ilustrasi kelompok JIGSAW II:


Keterangan: Baris I dan III Baris II

: Kelompok asal : Kelompok ahli Gambar 1

Menurut Slavin ( 1995: 122 ) Kegiatan instruksional yang secara reguler dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II terdiri atas membaca, diskusi kelompok ahli, laporan tim, tes, dan penghargaan tim. 1. Membaca Siswa menerima topik ahli dan membaca materi yang ditnjuk untuk menggali informasi (mendalaminya). 2. Diskusi kelompok ahli

xxxi

Siswa dengan topik ahli yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok ahli. 3. Laporan tim Ahli-ahli kembali pada timnya dan mengajarkan topik mereka kepada anggota yang lain dalam satu timnya. 4. Tes Siswa mengerjakan kuis individual yang mencakup semua topik. 5. Penghargaan tim Tim dimungkinkan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lain apabila skor rata-rata mereka melebihi kriteria tertentu. Penilaian Dalam Pembelajaran Kooperatif Penilaian dalam pembelajaran kooperatif dilakukan dengan tes atau kuis tentang bahan pembelajaran. Dalam banyak hal, butir-butir tes pada kuis ini harus merupakan satu jenis tes obyektif paper and pencil, sehingga butir-butir itu dapat diskor di kelas atau segera setelah tes diberikan.

Cara menentukan skor individual (Slavin, 1995: 80)


Langkah 1 menetapkan skor dasar Langkah 2 menghitung skor kuis terkini Langkah 3 menghitung skor perkembangan setiap siswa diberikan skor berdasarkan skor kuis yang lalu. Siswa memperoleh poin untuk kuis yang berkaitan.

Siswa mendapatkan poin perkembangan yang besarnya apakan skor kuis terkini mereka menyamai atau melampaui skor dasar mereka, dengan menggunakan skala yang diberikan di bawah ini.
0 poin 10 poin 20 poin 30 poin 30 poin

Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 10 1 poin di bawah skor dasar xxxii Skor dasar sampai 10 poin diatas skor dasar Lebih dari 10 poin diatas skor dasar Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar)

E. Pembelajaran Konvensional Pembelajaran konvensional dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang biasa dilakukan guru dalam mengajar di sekolah menengah pada mata pelajaran matematika. Pembelajaran konvensional di sini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori. Erman Suherman (2003:203) menyatakan bahwa dalam metode ekspositori kegiatan pembelajaran terpusat pada guru sebagai pemberi informasi, dimana pada awal pelajaran guru menerangkan materi dan memberi contoh soal kemudian siswa membuat catatan dan membuat latihan soal kemudian bertanya jika ada informasi yang tidak dimengerti. Jadi dalam pembelajaran dngan metode ini siswa belajar lebih aktif daripada metode ceramah, karena siswa mengerjakan latihan soal sendiri, bekerjasama dengan temannya, atau disuruh mengerjakan di papan tulis. Jadi metode pembelajaran yang pada umumnya digunakan para guru matematika adalah lebih tepat dikatakan sebagai pengajaran dengan menggunakan metode ekspositori daripada metode ceramah.

F. Teori Belajar Dan Hasil Belajar Matematika Ada beberapa teori belajar yang mendasari pelaksanaan belajar matematika diantaranya: 1. Teori Ausubel Menurut Ausubel (1971) dalam (Herman Hudojo, 2001: 93) bahan pelajaran yang dipelajari haruslah bermakna (meaningful) artinya bahan pelajaran itu

xxxiii

cocok dengan kemamapuan siswa dan harus relevan dengan struktur kognitif siswa. Dengan perkataan lain pelajaran baru haruslah dikaitkan dengan konsepkonsep yang sudah ada,sedemikian hingga konsep-konsep baru benar-benar terserap. Dengan demikian, intelektual, emosional siswa terlibat di dalam kegiatan belajar mengajar. Disamping itu iapun menyatakan bahwa dalam belajar siswa tidak hanya menerima dan menghapal tetapi siswa mengkontruksi sendiri pengetahuannya. 2. Teori Skinner Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik, sebaliknya bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 8) Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 8) langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori Skinner sebagai berikut. a. Kesatu, mempelajari keadaan kelas. Guru mencari dan menemukan perilaku siswa yang positif atau negatif. Perilaku positif akan diperkuat dan perilaku negatif diperlemah. b. Kedua, membuat daftar penguat positif. Guru mencari perilaku yang lebih disukai oleh siswa, perilaku yang kena hukuman, dan kegiatan luar sekolah yang dapat dijadikan penguat. c. Ketiga, memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis penguatnya. d. Keempat, membuat program pembelajaran. Program pembelajaran ini berisi urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku dan evaluasi. 3. Teori Gagne Menurut Gagne dalam (Dimyati, 1999: 9) belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dan hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar siswa memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar. Menurut Gagne kapabilitas siswa terdiri dari 5 hasil belajar yaitu: a. informasi Verbal adalah kapabilitas untuk menggungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tertulis;

xxxiv

b. keterampilan

intelektual

adalah

kecakapan

yang

berfungsi

untuk

berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang; c. strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah; d. keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; e. sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian
terhadap obyek tersebut. (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 10-11)

4. Teori Gestalt John Dewey dalam (Erman Suherman, 2003: 47) mengemukakan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan oleh guru harus memperhatikan hal sebagai berikut. a. Penyajian konsep harus lebih mengutamakan pengertian. b. Pelaksanaan belajar mengajar harus memperhatikan kesiapan intelektual siswa. c. Mengatur suasana kelas agar siswa siap belajar. Dari ketiga hal diatas, dalam menyajikan pelajaran guru jangan memberikan konsep yang harus diterima begitu saja, melainkan harus lebih mementingkan pemahaman terhadap proses terbentuknya konsep tersebut daripada hasil akhir. Untuk itu guru bertindak sebagai pembimbing dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan proses melalui metode induktif. Pendekatan dan metode yang digunakan tersebut haruslah disesuaikan dengan kesiapan intelektual siswa. Siswa SMP masih ada pada tahap operasi konkrit, artinya jika ia akan memahami konsep abstrak matematika harus dibantu dengan menggunakan benda konkrit. Oleh karena itu dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar mulailah menyajikan contoh-contoh konkrit yang beraneka ragam, kemudian

xxxv

mengarah pada konsep abstrak. Dengan cara seperti itu diharapkan kegiatan belajar mengajar biasa berjalan secara bermakna (Erman Suherman, 2003: 4748). 5. Teorema Van Hiele Teorema Van Hiele mengemukakan teori belajar dalam geometri. Menurut teorema ini ada tiga unsur utama dalam pengajaran geometri yaitu waktu, materi pengajaran, dan metode pengajaran yang diterapkan jika ditata secara terpadu akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak yang lebih tinggi. Van Hiele dalam Erman Suherman (2003: 51-52) menyatakan bahwa terdapat 5 tahap belajar anak dalam belajar geometri, yaitu tahap pengenalan, tahap analisis, tahap pengurutan, tahap deduksi, dan tahap akurasi yang diuraikan sebagai berikut. a. Tahap Pengenalan Pada tahap ini anak belajar mengenali suatu bentuk geometri secara keseluruhan namun belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari bentuk dari bentuk geometri yang dilihatnya itu. b. Tahap Analisis Pada tahap ini anak sudah mulai mengenali sifat-sifat yang dimiliki benda geometri yang diamatinya. Ia sudah mampu menyebutkan keteraturan yang terdapat pada benda geometri itu. c. Tahap Pengurutan Pada tahap ini anak sudah mampu melaksanakan penarikan kesimpulan, yang kita kenal dengan sebutan berpikir induktif, namun belum berkembang secara penuh. d. Tahap Deduksi

xxxvi

Pada tahap ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif dari yang secara umum ke khusus. Anak mulai mampu menggunakan aksioma atau postulat. e. Tahap Akurasi Pada tahap ini anak sudah menyadari betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Tahap ini merupakan tahap berpikir yang tinggi, rumit, dan kompleks. Hasil belajar matematika adalah hasil yang diperoleh dari perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan yang berupa penguasaan pengetahuan dan
keterampilan dalam pelajaran matematika (Darsono, 2000: 27). Beberapa fungsi hasil

belajar yaitu sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa, lambang pemuasan, dasar ingin tahu, bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya bahwa hasil belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa dalam meningkatkan iptek serta berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan. Menurut Nana Sudjana (2001:57), hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal menunjukkan ciri sebagai berikut. a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. b. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. c. Hasil yang dicapai bermakana bagi diri siswa. d. Hasil belajar yang diperoleh siswa komprehensif (menyeluruh) yang mencakup ranah kognitif, pengetahuan, afektif dan psikomotor serta keterampilan atau perilaku.

xxxvii

e. Kemampuan siswa untuk mengontrol/ menilai dan mengendalikan diri dalam menilai hasil yang dicapai maupun proses dan usaha belajarnya.

G. Teorema Pythagoras 1. Kuadarat dan Akar kuadrat suatu Bilangan a. Kuadrat suatu bilangan Kuadrat suatu bilangan adalah perkalian suatu bilangan dengan bilangan itu sendiri. a2 dibaca a pangkat dua atau dibaca a kuadrat. Jadi, a 2 =a x a

b. Akar kuadrat suatu bilangan Hasil akar kuadrat dari bilangan a, dapat ditentukan dengan sifat berikut : a = b jika b2 = a, dengan b 0 (b adalah bilangan positif atau nol) ( M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 1999:12) Contoh Soal : 1. 172 = 17 x 17 = 289 2. (-7)2 = -7 x (-7) = 49 3. 4. 12,25 = 50 = (3,5) 2 = 3,5 25x2 = 25 2 = 5 2

2. Luas Daerah Persegi Dan Segitiga Siku-Siku a. Persegi D A Gb. (3) L = a x a = a2 , jadi luas daerah persegi adalah kuadrat sisi-sisinya. C B Perhatikan persegi ABCD di samping. Jika panjang sisi persegi ABCD adalah a, maka luas daerah persegi ABCD dirumuskan sebagai berikut :

xxxviii

Contoh Soal : Hitunglah luas daaerah persegi yang panjang sisinya 0,4 m Penyelesaian: Luas daerah persegi = s2( s = sisi) = 0,42 = 0,4 x 0,4 = 0,016 Jadi luas daerah persegi adalah 0,016 m 2

b. Segitiga siku-siku C
Luas daerah segitiga siku-siku =

1 x panjang 2

sisi siku-siku x

A Gb. (4) Contoh Soal :

panjang sisi siku-

Perhatikan gambar di bawah ini C Hitunglah luas daerah segitiga ABC jika panjang AC= 2,5 cm dan panjang AB= 4cm! A B

Gb. (5) Penyelesaian:

Panjang AC = t = 2,5 cm Panjang AB = a = 4 cm Luas daerah ABC 3. Teorema Pythagoras Pada setiap segitiga siku-siku, luas daerah persegi pada sisi miring sama dengan jumlah luas daerah persegi-persegi pada dua sisi yang lain. Pernyataan ini dinamakan Teorema Pythagoras. xxxix = 1 a t = 2 1 4 2,5 = 5 cm2 2

E c F a a B c

c2 a
a
2

a C b

c b c A

Dalam ABC siku-siku di C berlaku AB2 = BC2 + AC2 c 2 = a2 + b 2

b 2 b Gb. b 2 H I b Pythagoras 4. Pembuktian Teorema

(6)

Untuk membuktikan teorema Pythagoras, perhatikan gambar di bawah ini D a b c a C D a b c2 C

c2
b A c c a b Gb. (7) a B a A

b2

ac
a b B

a Gb. (8)

Luas daerah yang tidak diarsir pada gambar (7) adalah luas daerah persegi ABCD (4 luas daerah yang diarsir). 1 c 2 = (a + b) (a + b) 4. .ab 2 c = (a + b) 2ab
2 2

Luas daerah yang tidak diarsir pada gambar (8) adalah luas daerah persegi ABCD (4 luas daerah yang diarsir). 1 a 2 + b 2 = (a + b) (a + b) 4. .ab 2 a + b = (a + b) 2ab
2 2 2

xl

Ternyata dari kedua gambar tersebut daerah yang tidak diarsir memiliki luas daerah yang sama, yaitu: Dari gambar (5) : c = (a + b) 2ab Dari gambar (6): a + b = (a + b) 2ab Jadi c2 = a2 + b2 .
2 2 2 2 2

A
b c a

Gb. (9) 5. Menggunakan Teorema Pythagoras Untuk Menghitung Panjang Salah Satu Sisi Segitiga Siku-Siku Jika Sisi-Sisi Lainnya Diketahui Teorema Pythagoras dapat digunakan untuk menghitung panjang salah satu sisi pada segitiga siku-siku, jika dua sisi lainnya diketahui. Contoh Soal : Diketahui segitiga ABC siku-siku di C , AC= 18 cm, dan BC = 24 cm Hitunglah panjang hipotenusa (sisi miring)! Penyelesaian: B Menurut teorema Pythagoras AB2 24 C A 18 Gb. (10) AB = AC2 + BC2 = 182 + 242 = 324 + 576 = 900 = 900

= 30 Jadi panjang AB adalah 30 cm

xli

6. Menghitung Perbandingan Sisi-Sisi Segitiga Siku-Siku Khusus (Salah Satu Sudutnya 300, 450, Dan 600) a. Perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku yang salah satu sudutnya 30 0 atau 600 Gambar (11) adalah ABC sama sisi dan CD adalah garis tinggi, maka: AB = BC = AC BAC = ABC = ACB = 600 ACD = BCD = 300. 1 AD = BD = AB, atau 2 AD = BD = 1 AC, sebab AB = AC 2 1 BC, sebab AB = BC. 2 A D Gb. (11) AD = BD = B C

Jika dalam Gambar (12), ADC digambar terpisah, maka menjadi seperti gambar (11) : ACD = 300 dan DAC = 600. AD = 1 AC. 2 A C Gb. (12) D

Karena ACD menghadap sisi AD dan sisi AC sebagai sisi miring atau hipotenusa, maka dapat dinyatakan hal berikut :

Dalam setiap segitiga siku-siku yang salah satu sudutnya 300, 1 panjang sisi di hadapan sudut 300 adalah hipotenusa (sisi 2 miring). C
300

Dalam ABC seperti gambar di samping, ACB = 300 , ABC = 600, dan panjang BC = 2 satuan, maka :
600

xlii

Gb. (13)

1 .BC 2 1 = .2 2 =1 Jadi, panjang AB = 1 satuan. AB =

BC2 = AB2 + AC2 22 = 12 + AC2 AC2 = 4 1 = 3 AC = 3 Jadi, AC = 3 satuan.

Dari hasil di atas dapat dibuat perbandingan sebagai berikut : C Perbandingan antara sisi di hadapan sudut
600 1 2

900, sisi di hadapan 600, dan sisi di hadapan


300

300 adalah 2 : 3 : 1. Atau B BC : AB : AC = 2 : 3 : 1.

3 Gb. 13

Contoh Soal : Segitiga ABC siku-siku di A dan panjang BC = 6 cm, ABC = 300 hitunglah panjang : a. AB Penyelesaian: C BC : AB = 2 : 3 6 : AB = 2 : 3 6 2 = AB 3 6 3 = 2 AB AB = Jadi panjang AB adalah 3 3 cm. b. Perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku yang salah satu sudutnya 45 0
450

6 cm

Gb. (14)

63 2

=33

Gambar (13) adalah ABC siku-siku sama kaki, sehingga : AB = AC, ABC = ACB = 450 Jika, AB = 1 satuan, maka : xliii = 12 + 12 = 1 +1

BC2 = AB2 + AC2

Berdasarkan hasil di atas, dapat dibuat perbandingan sebagai berikut : C Perbandingan antara sisi di hadapan sudut 900, dan sisi di hadapan 450 adalah 2 : 1. BC : AB = 2 : 1 , atau BC : AC = 2 : 1 , atau BC : AB : AC = 2 : 1 : 1. B

450

Contoh Soal : Diketahui PQR siku-siku di Q dengan panjang PR = 10 QPR = 450 Hitunglah panjang QR ! Penyelesaian : P PR : QR = 10 2 : QR = 10 2 cm 10 2 2 = QR 1 R Gb. (16) QR = Jadi panjang QR adalah 10 cm. 10 2 2 = 10 10 2 = 2 QR 2:1 2:1 2 cm dan

xliv

7. Menggunakan Teorema Pythagoras Pada Bangun Datar Dan Bangun Ruang Contoh soal: a Gunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal bangun datar di bawah! Perhatikan gambar di samping ! D 15 cm 17 cm A Gb. (17) B C Hitunglah panjang sisi AD dan luas daerah persegi panjang ABCD.

Penyelesaian : Perhatikan ABD , AB = CD = 15 cm D 17 A 15 B Menurut teorema Pythagoras AD2 = BD 2 - AB 2 = 172 - 15 2 = 289 - 225 = 64 BC =
64 =

Jadi panjang BC adalah 8 cm. Luas daerah persegi panjang ABCD = Panjang x Lebar = AB x AD = 15 x 8 = 120 cm2 Jadi luas daerah persegi panjang ABCD adalah 120 cm2 b Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal bangun ruang Pada balok ABCD.EFGH berikut ini panjang AB = 8 cm, BC = 6 cm, dan CG = 15 cm.. Hitunglah panjang AC dan AG !

xlv

Penyelesaian: H E A D A Gb. (18) B F AC2 = AB2 + BC2 C = 82 + 62 = 64 + 36 = 100 AC = 100 = 10 a. Perhatikan ABC siku-siku di G titik B, maka:

Jadi panjang AC = 10 cm b. Lihat ACG siku-siku di titik C AG2 = AC2 + CG2 = 102 +152 = 100 + 225 = 325. AG = 325 = 5 13

Jadi panjang AG = 5 13 cm 8. Kebalikan Teorema Pythagoras Dan Tripel Pythagoras a Kebalikan teorema Pythagoras B Menurut teorema kebalikan Pythagoras bahwa dalam c A a C segitiga siku-siku kuadrat panjang hipotenusa sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi siku-sikunya. Teorema Pythagoras dalam ABC siku-siku di C dirumuskan sebagai : c 2 = a 2 + b 2 .

b Gb. (19)

xlvi

Sedangkan kebalikan teorema Pythagoras adalah : Apabila dalam ABC berlaku hubungan : c 2 = a 2 + b 2 , maka C adalah siku-siku atau C = 900.

Contoh Soal : Sebuah segitiga memiliki sisi-sisi dengan panjang 5 cm, 12 cm, dan 13 cm. Periksalah apakah segitiga itu siku-siku ! Penyelesaian:
Misalkan sisi terpanjang segitiga adalah a, dan sisi yang lainnya b dan c,

Maka : a = 13 dan a2 = 16 b = 12 dan b2 = 144 c = 5, dan c2 = 25 diperoleh 169 = 144 + 25 132 = 122 + 52 a2 = b2 + c2 karena panjang sisi segitiga memenuhi a2 = b2 + c2 , maka menurut kebalikan teorema Pythagoras bahwa segitiga tersebut adalah segitiga sikusiku, dengan siku-siku di A. b Tripel Pythagoras Dalam perhitungan yang menggunakan teorema Pythagoras selalu memerlukan tiga buah bilangan untuk menyatakan panjang hipotenusa (sisi miring) dan panjang kedua siku-sikunya. Tiga bilangan yang memenuhi teorema Pythagoras itu dinamakan Tripel Pythagoras.

Contoh Soal :

xlvii

1.

Apakah tripel bilangan berikut merupakan tripel Phytagoras a. 4, 4 3 , dan 8 b. 13, 14, dan 15 Penyelesaian; a. 4, 4 3 , dan 8 Misalkan a = 8, b= 4 3 , dan c =4 a2 = b2 + c2 82 = (4 3 )2 + 42 64 = 48 + 16 (Pernyataan yang bernilai benar) Oleh karena bilangan 4, 4 3 , dan 8 memenuhi hubungan a2 = b2 + c2 maka bilangan-bilangan itu adalah tripel Pythagoras. b. 13, 14, dan 15 Misalkan a = 15, b= 14, dan c =13 a2 = b2 + c2 152 = 142 + 132 225 = 196 +169 (Pernyataan yang bernilai salah) Oleh karena bilangan13,14 ,dan 15 tidak memenuhi hubungan a2 = b2 + c2 maka bilangan-bilangan itu bukan Tripel Pythagoras.

9. Menentukan Jenis Segitiga Jika Diketahui Panjang Sisi-Sisinya

B c A a C

Jika dalam ABC berlaku hubungan c 2 = a 2 + b 2 , maka ABC adalah siku-siku di C ). Jika dalam ABC berlaku hubungan c2 a2 + b2, maka ABC merupakan segitiga tumpul. Jika dalam ABC berlaku hubungan c2 a2 + b2, maka

ABC merupakan segitiga lancip.

xlviii

Contoh Soal : Segitiga ABC berikut merupakan segitiga siku-siku, lancip, atau tumpul? a. AB =10 cm, BC = 6 cm, Dan AC =8 cm b. AB = 6 cm, BC = 5 cm, Dan AC =3 cm Penyelessaian: a. AB =10 cm, BC = 6 cm, Dan AC =8 cm AB2 = BC2 + AC2 10 2 = 62 + 82 100 = 36 + 64 ( Pernyataan yang bernilai benar) Ternyata : AB2 = BC2 + AC2 Jadi Segitiga tersebut merupakan segitiga siku-siku. b. AB = 6 cm, BC = 5 cm, Dan AC =3 cm AB2 = BC2 + AC2 6 2 = 52 + 32 36 = 25 + 9 ( Pernyataan yang bernilai salah) Ternyata : AB2 > BC2 + AC2 Jadi Segitiga tersebut merupakan segitiga tumpul. 10. Menyelesaikan soal cerita yang menggunakan teorema pythagoras Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat banyak masalah yang berhubungan dengan teorema Pythagoras. Untuk menyelesaikan soal cerita menggunakan teorema Pythagoras lebih mudah jika dilukiskan dengan sketsa.

xlix

Contoh Soal : a. Sebuah tiang listrik tinggi 4m. Agar tiang listrik tersebut dapat berdiri dengan tegak, maka harus ditahan oleh tali kawat baja. Jika jarak tiang listrik dari patok pengikat adalah 5 m, maka panjang tali kawat baja minimal yang dibutuhkan adalah . Penyelesaian: Menurut teorema Pythagoras : tali kawat baja AC
2

= AB + BC = 52 + 42 = 25 + 16 = 41 A 5m Gb. (20)

Tiang listrik 4m B

AC

41

b. Gambar di bawah menunjukkan tembok bagian samping sebuah rumah. Panjang AB = 8 m, BC= 4 m, dan CD = 10 m. Jika tembok itu dicat dengan biaya Rp 500,00 per meter persegi, hitunglah biaya yang diperlukan ! D C Gb. (21) A Penyelesaian : B

Perhatikan gambar di bawah ED2 = CD2 - EC2 D 10 cm E C 4 cm A 8 cm l B = 102 - 82 = 100 - 64 = 36 ED = 36

=6 AD = AE + ED AD = 4 + 6 AD = 10 Luas Trapesium ABCD = (AD + BC) x EC 2 = (10+ 4 ) 8 2

= 56 Luas Trapesium ABCD Jadi Biaya Pengecatan = 56 m2 = 56 x Rp 500,00 = Rp 28000,00 H. Kerangka Berpikir Salah satu implikasi teori belajar kontruktivis dalam pembelajaran adalah penerapan pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif siswa lebih mudah menemukan dan memakai konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. Melalui diskusi akan terjalin komunokasi dimana siswa saling berbagi ide atau pendapat. Melalui diskusi akan terjadi elaborasi kognitif yang baik, sehingga dapat meningkatkan daya nalar, keterlibatan dalam situasi pembelajaran, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Vygotsky dalam Slavin (1995: 49) Pembelajaran kooperatif memanfaatkan kecenderungan siswa untuk

berinteraksi. Penelitian pembelajaran kooperatif juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak positif terhadap siswa dengan yang rendah hasil belajarnya. Manfaat pembelajaran kooperatif untuk siswa dengan hasil belajar rendah antara lain rendah dapat meningkatkan motivasi, meningkatkan hasil belajar, retensi atau penyimpanan materi pelajaran lebih lama. Dalam kelas

li

kooperatif siswa akan berusaha keras untuk hadir dalam kelas dengan teratur, berusaha keras membantu dan mendorong semangat teman-teman sekelas untuk sama-sama berhasil. Pada prakteknya bidang studi yang melibatkan beberapa keterampilan dan menyelesaikan masalah akan lebih tepat jika dikerjakan secara kelompok kerjasama daripada secara kompetisi dan individu. Di dalam kerja kelompok secara tidak sadar akan terjadi suatu interaksi yang dapat meningkatkan status sosial masingmasing individu. Kelompok kerjasama antar teman sebaya menjadikan proses pembelajaran benar-benar dinikmati oleh siswa, karena interaksi kelompok dapat menimbulkan kebutuhan saling memiliki. Interaksi-interaksi sosial dalam kelompok secara otomatis akan meningkatkanstatus sosial siswa dalam kelas. Siswa dalam kelompok akan berusaha mendorong teman-teman sekelasnya supaya berhasil dalam pembelajaran.

Skema Kerangka Berpikir 0

lii

I. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan hasil belajar matematika pokok bahasan teorema Pythagoras antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II dan siswa yang dikenai pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penentuan Obyek Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II semester 1 SMPN 10 Semarang tahun pelajaran 2004/ 2005 yang terdiri dari 6 kelas yaitu kelas II-A dengan jumlah siswa 38 orang, kelas II-B dengan jumlah siswa 40 orang, kelas II-C dengan jumlah siswa 37 orang, kelas II-D dengan jumlah siswa 40 orang, kelas II-E dengan jumlah siswa 38 orang, dan kelas II-F dengan jumlah siswa 37.

liii

2. Sampel Sampel dalam penelitian ini diambil dengan random sampling. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri antara lain; siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa diampu oleh guru yang sama, siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada kelas yang sama dan pembagian kelas tidak ada kelas yang unggulan. Jadi siswa sudah tersebar secara acak pada kelas yang telah ditentukan. Pada penelitian ini diambil 3 kelas sebagai sampel yaitu satu kelas untuk model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu kelas IIE, satu kelas untuk model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II yaitu kelas II-D, dan satu kelas sebagai kelas kontrol yang dikenai model pembelajaran konvensional (ekspositori) yaitu kelas II-F.

B. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas X1 = Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II X2 = Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD X3 = Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional 2. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD, hasil belajar matematika

liv

siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, dan hasil belajar matematika siswa yang dikenai pembelajaran konvensional.

C. Prosedur Pengumpulan Data 1. Mengambil data nilai tes kelas II semester 1 SMPN 10 Semarang dengan materi pelajaran pokok bahasan kuadrat dan akar kuadrat kelas II semester 1. 2. Berdasarkan data 1) ditentukan sampel penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan random sampling dengan pertimbangan siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa diampu oleh guru yang sama, siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada kelas yang sama dan pembagian kelas tidak ada kelas yang unggulan.kemudian menentukan kelas ujicoba di luar sampel penelitian. 3. Menganalisis data nilai tes awal pada sampel penelitian pada 1) untuk uji homogenitas dan normalitas. 4. Menyusun kisi-kisi tes 5. Menyusun instrumen tes ujicoba berdasarkan kisi-kisi yang ada. 6. Mengujicobakan instrumen tes ujicoba pada kelas ujicoba yaitu kelas II-C (yang sebelumnya telah diajarkan pokok bahasan teorema Pythagoras), dimana instrumen tes tersebut akan digunakan sebagai tes hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 7. Menganalisis data hasil ujicoba instrumen tes ujicoba pada kelas uji coba untuk mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas tes. 8. Menentukan soal-soal yang memenuhi syarat berdasarkan data 7).

lv

9. Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran koperatif tipe STAD dan JIGSAW II kepada guru-guru kelas eksperimen dan kelas kontrol. 10. Melaksanakan pembelajaran koperatif tipe JIGSAW II pada kelas II-D 11. Melaksanakan pembelajaran koperatif tipe STAD pada kelas II-E. 12. Melaksanakan pembelajaran konvensional yaitu kelas II-F. 13. Melaksanakan tes hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 14. Menganalisis data hasil tes. 15. Menyusun hasil penelitian. Skema Prosedur Penelitian

lvi

Gambar 23

D. Alat Pengumpul Data Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes.

E. Teknik Pengumpulan Data Metode Tes Metode ini digunakan untuk mengambil data hasil belajar matematika. 1. Tes hasil belajar pokok bahasan kuadrat dan akar kudrat Tes ini dikenakan pada siswa kelas II semester 1 SMP N 10 Semarang pada kelas II-E yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe STAD, kelas II-D yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, dan kelas II-F yang dikenai pembelajaran konvensional. Data ini digunakan untuk uji homogenitas dan normalitas populasi. 2. Tes hasil belajar pokok bahasan Teorema Pythagoras Tes ini dikenakan pada kelas II-E yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe STAD, kelas II-D yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, dan kelas II-F yang dikenai pembelajaran konvensional digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian.

lvii

F. Analisis Instrumen Instrumen penelitian harus memenuhi syarat-syarat sebagai instrumen yang baik, maka instrumen tersebut harus diujicobakan pada kelas di luar kelas sampel penelitian. Instrumen penelitian ini diujicobakan pada kelas II-C dengan pertimbangan bahwa kelas tersebut merupakan bagian dari populasi, sehingga memiliki kemampuan yang sama dengan kelompok sampel penelitian. Pengujian instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui bahwa instrumen penelitian yang disusun memenuhi persyaratan sebagai instrumen yang baik. Dalam penelitian ini ujicoba instrumen dilakukan di kelas II-C yang tidak terpilih sebagai sampel. Jumlah soal yang diujicobakan sebanyak 40 soal. Adapun langkah yang diambil dalam tes ujicoba soal tes matematika sebagai berikut. a. Tahap persiapan, meliputi menentukan alokasi waktu, membuat kisi-kisi soal, membuat soal sesuai dengan kisi-kisi. b. Tahap pelaksanaan c. Tahap analisis

lviii

1. Analisis Instrumen Penelitian Tes hasil belajar matematika a. Validitas tiap butir soal Untuk menghitung validitas tiap butir soal digunakan rumus Korelasi Product Moment. rxy = N (N : : Koefisien korelasi item soal : Banyak peserta tes : skor item : Skor total

XY ( X )( Y ) ( X ) )( N Y ( Y )
2 2

Keterangan rxy N X Y

Hasil perhitungan rxy dikonsultasikan pada tabel kritis r product moment dengan signifikansi 5%, jika rxy > rkritis maka butir soal tersebut valid dan jika tidak maka butir soal tersebut tidak valid. (Suharsimi Arikunto, 2003: 72) b. Reliabilitas soal Karena tes yang digunakan merupakan tes pilihan ganda yang dikotomis maka rumus untuk menghitung reliabilitas soal dengan menggunakan rumus Kuder Richardson formula 20 (KR-20), yaitu ( x
2

r11 = KR 20 = (

n ) n 1

p
i =1

(1 p i ))

x2

lix

Keterangan r11 n x2 Pi

: Indeks korelasi (harga reliabilitas) : Banyaknya butir soal : Variansi total : Taraf kesukaran masing-masing butir soal

(Instrumen dikatakan reliabel jika rhitung > rtabel) . (Suharsimi Arikunto, 2003 : 100) c. Taraf kesukaran Teknik perhitungannya adalah dengan menghitung rasio antara banyaknya siswa yang menjawab benar dengan jumlah peserta tes. P= Rumus yang digunakan: Keterangan : P B N : Tingkat kesukaran : Banyaknya siswa yang menjawab benar : Jumlah peserta tes B N

Untuk menginterpretasikan nilai tingkat kesukaran itemnya dapat digunakan tolak ukur sebagai berikut (Suharsimi Arikunto,2003: 208)

Soal dengan p = 0,00 0,30 : Soal sukar. Soal dengan p = 0,30 0,70 : Soal sedang. Soal dengan p = 0,70 1,00 : Soal mudah. Dalam penelitian ini bila soal dengan p = 0,30 soal berkriteria sukar, dan soal dengan p = 0,70 adalah soal berkriteria sedang. d. Daya pembeda Soal

lx

Untuk menghitung daya pembeda soal dapat dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut. 1. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai yang terendah. 2. Membagi data yang sudah terurut menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. 3. Mencari P (tingkat kesukaran) dari kelompok atas dan kelompok bawah. 4. Mengurangkan tingkat kesukaran kelompok atas dengan tingkat kesukaran kelompok bawah. d = PA - P B Keterangan: d : Daya pembeda soal PA : Taraf kesukaran masing-masing soal dari kelompok atas PB : Taraf kesukaran masing-masing soal dari kelompok bawah. Kriteria yang digunakan d = 0,00 0,20 d = 0,20 0,40 d = 0,40 0,70 d = 0,70 1,00 : Daya beda soal jelek : Daya beda soal cukup : Daya beda soal baik : Daya beda soal baik sekali

(Suharsimi Arikunto, 2003: 214) Dalam penelitian ini bila d = 0,20 merupakan soal dengan daya beda jelek, d = 0,40 merupakan soal dengan daya beda cukup, dan bila nilai d = 0,70 maka soal mempunyai daya beda baik. 2. Analisis hasil Uji Coba Setelah dilakukan uji coba di kelas II-C SMP N 10 Semarang diperoleh data yang diperlukan untuk menentuka validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan

lxi

daya pembeda soal. Berdasarkan analisis hasil uji coba instrumen pada lampiran 19 , diperoleh: a. Karena banyaknya responden ada 37 siswa maka suatu butir soal dikatakan valid jika rhitung>rtabel = 0,325. Soal dengan kategori valid yaitu nomor 1, 2, 3,4, 5, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 35, 36, 37, 38, dan 40, sedangkan soal yang lainnya tidak valid. Dari perhitungan data seperti pada lampiran 19, untuk tiap butir soal dari 40 soal yang diujicobakan terdapat 31 butir soal yang valid 9 butir soal yang lain tidak valid. b. Perhitungan relibilitas diperoleh rhitung = 0.85 dan rtabel =0,312 Karena

rhitung>rtabel maka instrumen penelitian adalah reliabel. Setelah mendapat harga rhitung kemudian dikonsultasikan dengan harga kriteria. Dari hasil perhitungan (dalam lampiran 19) untuk tiap butir soal dari 40 soal yang diujicobakan diperoleh rhitung = 0.85. c. Dari analisis taraf kesukaran diperoleh soal dengan kriteria mudah,

sedang dan sukar. Soal dengan kriteria mudah adalah nomor 8 sedang soal dengan kriteria sedang adalah nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40 sedang soal dengan kriteria sukar adalah 11, 18, 21, 24, dan 33 dari hasil perhitungan seperti dalam lampiran 19, untuk tiap butir soal dari dari 40 butir soal yang diujicobakan diperoleh 1 butir dengan kriteria mudah, 34 butir dengan kriteria sedang, 5 butir dengan kriteria sukar.

lxii

d. Dari analisis daya pembeda sperti pada lampiran 19, soal yang mempunyai daya pembeda jelek adalah soal nomor 6, 8, 10, 17, 21, 26, 32, 33, dan 39 Soal dengan daya beda cukup adalah soal nomor 1, 2, 7, 9, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 25, 28, 30, 31, 34, 35, 36, dan 37 Soal dengan daya pembeda baik adalah soal nomor 3, 4, 5, 11, 12, 15, 19, 23, 27, 29, 38, dan 40. Dari hasil perhitungan (pada lampiran 19), untuk tiap butir soal dari 40 butir yang telah diujicobakan diperoleh 9 butir soal dengan daya pembeda jelek, 19 butir soal dengan daya pembeda cukup, 12 butir soal dengan daya pembeda baik. Dengan memperhatikan segenap aspek analisis item, baik validitas butir, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal m aka 40 soal yang diujicobakan diambil 30 soal yang dipergunakan yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 35, 36, 37, 38, dan 40. Soal-soal yang yang digunakan memenuhi syarat soal valid, tingkat kesukaran mudah, sedang, dan sukar serta daya pembeda baik sekali, baik dan cukup, sedangkan soal yang lain tidak digunakan. Soal yang dipilih ini selanjutnya diberi nomor 1 sampai 30 (dapat dilihat pada lampiran 23) dan perangkat yang terdiri atas 30 butir yang memenuhi persyaratan dijadikan sebagai instrumen pada penelitian ini.

G. Metode Analisis Data 1. Pengujian Pendahuluan a. Uji homogenitas populasi, langkah-langkahnya adalah sebagai barikut: 1). Membuat tabel seperti di bawah ini;

lxiii

Sample kedkdk-1Si2log Si2dk log Si2

2). Variansi gabungan dari semua sampel S=2 (ni 1)S i 2 (ni 1)

3). Harga satuan B dengan rumus B = (log S 2 ) (ni 1) 4). x 2 = (ln10) B

(n 1) log S
i

2 i

x 2 hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan x 2 tabel dengan dk= (nk1)+(ne-1) dan taraf signifikansi 5%. Apabila x 2 hitung < x 2 tabel maka tidak ada perbedaan yang signifikansi atau dengan kata lain kedua kelompok homogen. (Sudjana, 1996: 263) b. Uji normalitas sampel Langkah awal untuk menganalisis data adalah menguji kenormalan distribusi sampel. Statistika yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah uji Lilliofors. Dalam (Sudjana,1996:467) dituliskan Prosedur pengujian kenormalannya adalah sebagai berikut. 1). Pengamatan x1, x2, , xn dijadikan bilangan baku z1, z2, , zn dengan menggunakan rumus : zi =
xi x ( x dan s masing-masing s

merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel). 2). Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z zi). 3). Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, , zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi) maka

banyaknya z1 , z 2 ,..., z n yang zi n S(zi) =

lxiv

4). Hitung selisih F(zi) S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. 5). Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, sebut L0. 6). Nilai kritis untuk L adalah Ltabel = sampel. 7). Kriteria, tolak Ho : populasi berdistribusi normal jika L0 Ltabel 2. Uji Tahap Akhir a. Analisis Varians Untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan uji analisis varians satu arah jalan (Sudjana,1996:302-305). Untuk menguji hipotesis nol tandingan (Ha) H0 = 1 = 2 = 3 Ha = Paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku Keterangan: 1 = rata-rata nilai tes pokok bahasan teorema Pythagoras siswa yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II 2 = rata-rata nilai tes pokok bahasan teorema Pythagoras siswa yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe STAD 3 = rata-rata nilai tes pokok bahasan teorema Pythagoras siswa yang dikenai pembelajaran konvensional Digunakan tabel analisis varians seperti pada tabel berikut: Sumber variasidkJKKTFRata-rata Antar Kelompok Dalam Kelompok1 k-1 (ni-1)Ry Ay (H0) dengan 0,886 n dengan n adalah banyaknya

lxv

Total Keterangan: R y = J2 /

n i

Y 2 -

n
i2

dengan J = J1 + J 2+ J3 ++ Jk Ji = (i)

Ay =

(J
2

/ ni ) R y

jumlah kuadrat-kudrat (JK) dari semua nilai pengamatan


2

Dy =

R y Ay

untuk rata-rata(Ry) dk=1 , untuk antar kelompok (Ay) dk=(k-1), untuk dalam kelompok dk=(ni-1) dan untuk total ( F= Ay /(k 1) Dy /

) dk=ni

(n

1)

Jika harga Fhitung> Ftabel, dengan Ftabel = F,(k-1,n-k) untuk =5% , maka Ho ditolak. Jika Ho ditolak, diteruskan dengan uji lanjut ANAVA yaitu dengan Uji Rank Berganda Duncan. b. Uji Rank Berganda Duncan Prosedur pelaksanaan dari Uji Rank Berganda Duncan, sebagai berikut: 1). mula-mula mean dari masing-masing m buah perlakuan diurutkan dari harga terkecil hingga harga terbesar. Misalkan: mula-mula mean-mean perlakukan adalah y1 , y 2 , y 3 ,..., y m diurutkan menjadi y1 y 2 y 3 ... y m 2). kemudian standar error dari masing-masing mean-mean perlakukan dihitung dengan rumus

lxvi

sy =
i

RK s dengan RKs = nh

Dy

dan n h =

m
m

=i 1

1 ni

i = menyatakan perlakuan : i = 1,2,...,m RKs = ratarata kuadrat sesatan nh = jumlah observasi yang sama untuk tiap perlakuan 3). setelah itu kita gunakan Tabel Rank Berganda Duncan dan mencari nilainilai : r ( p, f ) untuk p = 2,3,...,m = taraf signifikan f = jumlah derajat bebas sesatan 4). cari niali-nilai Rp untuk p= 2,3,...,n sebagi berikut Rp = r ( p, f ) . s y 5). Selisih-selisih
m

dari

mean-mean

perlakuan

dihitung

kemudian

dibandingkan dengan nilai Rp sebagai berikut: y m y1 dibandingkan dengan Rm y m y 2 dibandingkan dengan Rm 1 y m y 3 dibandingkan dengan Rm 2 y m y m 1 dibandingkan dengan R2 6). Kriteria untuk pengujian adalah yang digunakan adalah: bila selisih 2 buah mean dari butir 5 diatas lebih besar dari nilai R yang dipasangkan, maka kita menyimpulkan bahwa kedua buah mean tersebut berbeda.( Sandra Widasari, 1998:2.45-2.48)

lxvii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data hasil belajar siswa Berdasarkan data nilai tes hasil belajar diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1: Data Hasil Belajar Siswa
K. JIGSAW IIK. STADK. KONVENSIONAL Tes

Hasil BelajarTes Hasil BelajarTes Hasil BelajarMean5,0075,20534,3382 S1,62071,68431,1963

lxviii

1,27307

1,2978

1,0938

Dari hasil perhitungan diperoleh : a. Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II pada pokok bahasan teorema Pythagoras kelas II SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 adalah 5,007. b. Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan teorema Pythagoras kelas II SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 adalah 5,205.

c. Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang dikenai pembelajaran konvensional pada pokok bahasan teorema Pythagoras kelas II SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 adalah 4,338 2. Hasil Uji Normalitas Nilai Tes Awal Siswa Dari perhitungan dalam lampiran 31 dengan = 5% diperoleh L = 0.08262 dan Lo = 0.07608. Jadi diperoleh Lo < L , maka populasi penelitian berdistribusi normal. 3. Hasil Uji Homogenitas Siswa Tabel 2 : Hasil Uji Homogenitas Populasi dk= k-12 hitung2 tabelKeterangan5%20.855465.99Homogen Dari hasil perhitungan diperoleh 2 <2 tabel yang berarti bahwa tidak ada

hitung

perbedaan yang signifikan antara kelas JIGSAW II, Kelas STAD, dan kelas Konvensional atau dengan kata lain keempat kelas tersebut homogen.

lxix

4. Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa Rumusan hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : 1 = 2 = 3 Ha : paling sedikit tanda sama dengan tidak berlaku. Keterangan: 1 = Rata-rata hasil belajar matematika pokok bahasan teorema Pythagoras siswa kelas II SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 yang diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II 2 = Rata-rata hasil belajar matematika pokok bahasan teorema Pythagoras siswa kelas II SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 yang diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD 3 = Rata-rata hasil belajar matematika pokok bahasan teorema Pythagoras siswa kelas II SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 yang diberi pengajaran dengan menggunakan pembelajaran Konvensional Tabel 3 : Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa dk = (k-1,n-k)F hitungF tabelKeterangan5%2,1125,289733,08Tolak Ho

Dari tabel 3 menunjukkan F

hitung

>F tabel, hal ini berarti Ho ditolak artinya ada

perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika pokok bahasan teorema Pythagoras siswa kelas II SMPN 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa yang dikenai pembelajaran konvensional.

lxx

Dari hasil analisis diperoleh adanya perbedaan yang signifikan dari tiga perlakuan tersebut. Maka untuk mengetahui perbedaan rata-rata dari masingmasing perlakuan digunakan uji Rank Berganda Duncan.
Tabel 4 : Hasil Analisis Lanjutan Dengan Uji Rank Berganda Duncan
YFYDYER2R3|YF-YD||YF-YE||YDYE|4,3385,0075,20530,66400,69320,66970,86740,19776

Dari hasil analisis lanjutan dengan Uji Rank Berganda Duncan diperoleh: a. |YF-YD| > R2, hal ini berarti hasil belajar siswa yang dikenai pembelajaran konvensional dan siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II berbeda secara signifikan, yaitu hasil belajar siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dikenai pembelajaran konvensional; b. |YF-YE| > R3, hal ini berarti hasil belajar siswa yang dikenai dengan pembelajaran konvensional dan siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbeda secara signifikan, yaitu hasil belajar siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dikenai dengan pembelajaran konvensional; c. |YE-YD| < R2, hal ini berarti hasil belajar siswa yang dikenai dengan model pembelajaran koopertaif tipe JIGSAW II dan siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak berbeda secara signifikan.

lxxi

B. Pembahasan Pada analisis tahap awal diperoleh data yang menunjukkan bahwa semua kelas berdistribusi normal dan populasi mempunyai varians yang homogen. Hal ini berarti sampel berasal dari kondisi atau keadaan yang sama yaitu pengetahuan awal yang sama. Oleh karena itu untuk menentukan sampel yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terikat pada salah satu kelas saja. Sebagai rujukan untuk pengetahuan awal pada penelitian ini adalah data nilai ulangan harian kelas II semester I pada pokok bahasan Relasi, Pemetaan, Grafik, Kuadrat dan Akar Kuadrat. Karena siswa belum diberi perlakuan maka untuk mengetahui kemampuan awal digunakan data nilai ulangan harian tersebut terdapat pada lampiran 30, kemudian ditentukan kelas eksperimen yaitu kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II dan kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD serta kelas kontrol yaitu kelas yang dikenai pembelajaran konvensional. Setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir atau tes hasil belajar. Dalam penelitian ini waktu pembelajaran yang digunakan adalah 6 kali pertemuan ( 12 jam pelajaran). Dari hasil penelitian ini dapat dicermati beberapa hal yang terkait dengan proses pembelajaran dari awal hingga akhir penelitian. Penentuan sampel dari populasi yang ada dengan teknik random sampling diperoleh kelas II-C sebagai kelas uji coba, kelas II-D merupakan kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, kelas II-E adalah kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelas II-F adalah dikenai pembelajaran konvensional.

lxxii

Setelah perlakuan diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol didapatkan rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar matematika kelas kontrol. Pada

uji hipotesis atau analisis varians diperoleh F hitung lebih besar dari Ftabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan teorema Pythagoras siswa kelas II semester I SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan siswa yang dikenai model pembelajaran konvensional. Dari hasil tersebut kemudian dilakukan analisis lanjutan, dengan Berganda Duncan diperoleh: 1. Hasil belajar siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dikenai pembelajaran konvensional. Hal ini berarti model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II lebih efektif daripada pembelajaran konvensional. 2. Hasil belajar siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dikenai pembelajaran konvensional. Hal ini berarti model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektif daripada pembelajaran konvensional 3. Siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II maupun tipe STAD mempunyai hasil belajar yang sama. Pada awal penelitian siswa yang menjadi sampel merasa kebingungan dan merasa mendapat beban dengan adanya suatu metode yang tidak biasa mereka dapatkan, namun dengan bimbingan guru, siswa mulai dapat memahami dan dapat menyesuaikan diri dengan metode ini. Setelah dibentuk kelompok pada pertemuan pertama, siswa langsung menempatkan diri sesuai kelompoknya dan mengerjakan uji Rank

lxxiii

apa yang menjadi tugasnya. Bersama dengan teman sekelompok mereka bekerjasama menyelesaikan tugas dan mengerjakan LKS yang sudah dibuat guru sebagai bahan kontrol atas kemajuan yang diperoleh siswa. Dengan adanya kebebasan yang lebih untuk beraktivitas, proses pembelajaran terkadang mengalami gangguan dengan adanya siswa yang saling mengganggu antar kelompok, namun hal ini dapat dikendalikan oleh guru. JIGSAW II didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri, dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota lain dalam kelompok asal. STAD didesain untuk memotivasi siswa-siswa supaya memberi semangat dan tolong menolong untuk mengembangkan keterampilan yang diajarkan guru. Hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model pemberian kooperatif tipe JIGSAW II dan tipe STAD pada pokok bahasan teorema Pythagoras lebih baik karena siswa lebih mudah menentukan dan memahami konsep-konsep yang sulit yaitu dengan mendiskusikan masalahmasalah tersebut dengan temannya. Melalui diskusi akan terjalin komunikasi dan interaksi dengan siswa saling berbagi ide atau pendapat serta memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya, selain itu akan terjalin komunikasi elaborasi kognitif yang baik, sehingga dapat meningkatkan daya nalar dan memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II dan tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena dengan menerapkan suatu metode baru pada proses pembelajaran siswa tidak merasa bosan dan jenuh sehingga siswa termotivasi dan terlibat secara aktif untuk mengikuti proses belajar mengajar.

lxxiv

Pembelajaran kooperatif lebih baik karena pencapaian tujuan struktur kooperatif dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan seseorang ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya. Pada pembelajaran kooperatif guru berperan sebagai fasilitator dan siswa memperoleh kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran seperti bertanya, atas inisiatif sendiri maupun menjawab pertanyaan guru dan berdiskusi. Metode pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam kelas berjenjang namun demikian pembelajaran kooperatif mempunyai kelemahan-kelemahan yaitu tidak semua mata pelajaran cocok diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Dalam pelaksanaannya siswa yang aktif hanya siswa tertentu saja dan belum menyeluruh sehingga kesan pembelajaran searah masih terlihat dan siswa belum terbiasa dengan kondisi kelas pada saat proses pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II siswa yang berkemampuan rendah dalam menjelaskan materi mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi yang ia pelajari kepada anggota kelompok yang dapat mengakibatkan tidak semua materi tersampaikan. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa yang

berkemampuan rendah masih merasa rendah diri. Dengan adanya berbagai permasalahan dan kelemahan tersebut perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran selanjutnya yaitu, guru dapat lebih memotivasi siswa untuk mengungkapkan pendapatnya dengan cara berdiskusi dan bekerjasama dengan kelompoknya dengan mengerjakan soal-soal latihan serta terjalinnya komunikasi yang baik antara siswa dan siswa ataupun guru dan siswa.

lxxv

BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan perumusan masalah, pengajuan hipotesis, analisis data penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: Uji hipotesis menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan teorema Pythagoras siswa kelas II semester I SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 antara siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan model

lxxvi

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Dari analisis lanjutan dengan berikut. 1 Hasil belajar siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini berarti model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II lebih efektif daripada pembelajaran konvensional. 2 Hasil belajar siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini berarti model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektif daripada pembelajaran konvensional 3 Siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II maupun tipe STAD mempunyai hasil belajar yang tidak berbeda secara signifikan. uji Rank Berganda Ducan diperoleh sebagai

B. Saran 1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan JIGSAW II dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pokok bahasan teorema Pythagoras. 2. Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II dan STAD di SMP N 10 Semarang belum dapat dilaksanakan dengan maksimal, hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode yang baru di SMP N

lxxvii

10 Semarang. Hendaknya perlu penerapan pembelajaran kooperatif secara bertahap dengan teknik yang menarik. 3. Dalam proses pembelajaran masih memerlukan adanya perbaikan yaitu guru dapat lebih memotivasi siswa untuk aktif sehingga terjalin komunikasi yang baik antar siswa ataupun guru dengan siswa. 4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menentukan metode yang tepat untuk digunakan pada pokok bahasan tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Adinawan,M. Cholik dan Sugiyono. 2000. Matematika untuk SLTP KelasII. Jakarta: ERLANGGA Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Budiningrati, Hermin. 1998. Pengembangan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW Pada Pengajaran Fisika di SMU. Tesis. IKIP Surabaya Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Jaya Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Press Hodojo, Herman.2001.Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika . Malang: Universitas Malang Ibrohim, Muslimin dkk. 2000.Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press Lie,Anita.2002. Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Percivel, Fred. Ellington, Henry (terjemahan Sudjarwo). 1998. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga

lxxviii

Puspowati,Heni. 2003.Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW II Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa SMP . Semarang: Skripsi UNNES Slavin, E Robert. 1995. Cooperative Learning :Theory, Research, And Practice, New Jersey: Prentice Hall Sudjana,Nana. 2001. Penilaian Hasil Dan Proses Hasil Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudjana.1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Suherman, Erman dkk.1999. Strategi Belajar dan Pembelajaran Matematika . Surabaya: UNESA University Press

Suherman, Erman.2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI Tim Penyusun KBBI.1993. Kamus Besar bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka Widasari, Sandra.1998. Rancangan Percobaan. Jakarta: Karunia jakarta, UT.

lxxix

Lampiran 1

Rencana Pembelajaran 01 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi : SMP : matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar 5.1 Menemukan teorema Pythagoras B. Materi Pokok Teorema Pythagoras C. Indikator 1. Pengertian kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan D. Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris 3. LKS E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan a.Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

lxxx

b. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW c. Guru membagi kelompok kooperatif tipe JIGSAW d. Motivasi 2. Kegiatan Inti a. Penguasan materi 1) Guru menjelaskan materi kuadrat adan akar kuadrat 2) Guru membagi LKS untuk tiap-tiap individu dalam kelompok 3) Tiap siswa berusaha menguasai materi sesuai dengan soal yang diterima 4) Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok menurut soal yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut disebut kelompok ahli 5) Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli 6) Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya b. Penularan Materi 1) Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal. 2) Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima materi. 3) Guru memonitoring kerja kelompok. 3. Penutup a. Guru bersama siswa membahas LKS dan membuat rangkuman materi. b. Kuis. c. Guru memberikan tugas rumah.

lxxxi

Rencana Pembelajaran 02 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi : SMP : matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar 5.1 Menemukan teorema Pythagoras B. Materi Pokok Teorema Pythagoras C. Indikator 1. Menentukan luas daerah persegi 2. Menetukan Luas daerah segitiga siku-siku D. Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris 3. LKS E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi, mengingat kembali pengertian kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan. b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

lxxxii

d. Guru membagi kelompok kooperatif tipe JIGSAW e. Motivasi 2. Kegiatan Inti a. Penguasan materi 1). Guru menjelaskan materi luas daerah persegi panjang, persegi dan luas daerah segitiga siku-siku. 2). Guru membagi LKS untuk tiap-tiap individu dalam kelompok 3). Tiap siswa berusaha menguasai materi sesuai dengan soal yang diterima 4). Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok menurut soal yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut disebut kelompok ahli 5). Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli 6). Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya b. Penularan Materi 1). Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal. 2). Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima materi. 3). Guru memonitoring kerja kelompok. 3. Penutup a. Guru bersama siswa membahas LKS dan membuat rangkuman materi. b. Kuis. c. Guru memberikan tugas rumah

lxxxiii

Rencana Pembelajaran 03 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi : SMP : matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar 5.1 Menemukan teorema Pythagoras B. Materi Pokok Teorema Pythagoras C. Indikator 1. Menjelaskan dan menemukan teorema Pythagoras 2. Menuliskan teorema Pythagoras 3. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisinya diketahui D. Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris 3. LKS E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi, mengingat kembali pengertian kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan. b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW d. Guru membagi kelompok kooperatif tipe JIGSAW

lxxxiv

e. Motivasi 1. Kegiatan Inti a. Penguasan materi 1) Guru menjelaskan materi luas daerah persegi panjang, persegi dan luas daerah segitiga siku-siku. 2) Guru menerangkan teorema Pythagoras Menyatakan teorema Pythagoras dalam bentuk rumus Dengan cara tanya jawab dan peragaan, guru membahas tentang penentuan sisi miring (hipotenusa) dengan jumlah kuadrat siku-sikunya 3) Guru menjelaskan penggunaan teorema Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lainnya diketahui 4) Guru membagi LKS untuk tiap-tiap individu dalam kelompok 5) Tiap siswa berusaha menguasai materi sesuai dengan soal yang diterima 6) Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok menurut soal yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut disebut kelompok ahli 7) Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli 8) Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya b. Penularan Materi 1) Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal. 2) Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima materi. 3) Guru memonitoring kerja kelompok. 3. Penutup a. Guru bersama siswa membahas LKS dan membuat rangkuman materi. b. Kuis. c. Tugas rumah. Rencana Pembelajaran 04 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan : SMP : matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras

lxxxv

Alokasi waktu : 2 x 45 menit Standar Kompetensi : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah A. Kompetensi Dasar 5.2 Menggunakan Teorema Pythagoras B. Materi Pokok Teorema Pythagoras C. Indikator 1. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus (salah satu sudutnya 30o, 45o, 60o). 2. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal pada bangun datar dan bangun ruang. D. Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris 3. LKS E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi, mengingat kembali teorema Pythagoras dalam bentuk rumus (tanya jawab) b. Apresiasi, membahas PR c. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW d. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW e. Motivasi 2. Kegiatan inti a. Pengembangan Materi 1) Guru menjelaskan tentang perbandingan sisi-siku-siku khusus (salah satu sudutnya 30o, 45o, 60o) 2) Guru menerangkan cara menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal-soal pada bangun datar dan bangun ruang 3) Guru membagi LKS untuk tiap-tiap individu dalam kelompok

lxxxvi

4) Tiap siswa berusaha menguasai materi sesuai dengan soal yang diterima 5) Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok menurut soal yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut disebut kelompok ahli 6) Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli 7) Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya b. Penularan materi 1) Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal. 2) Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima materi. 3) Guru memonitoring kerja kelompok. 3. Penutup a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi b. Kuis c. Guru memberikan tugas rumah

Rencana Pembelajaran 05 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi : SMP : matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

lxxxvii

A. Kompetensi Dasar 5.2 Menggunakan teorema Pythagoras B. Materi Pokok Teorema Pythagoras C. Indikator 1. Menemukan kebalikan teorema Pythagoras 2. Menentukan tiga bilangan yang menggunakan tripel Pythagoras 3. Menentukan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya D. Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris 3. LKS E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan
a. Apersepsi, mengingat kembali rumus teorema Pythagorasi(tanya jawab) b.Apresiasi, membahas PR

c. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW d. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW e. Motivasi

2. Kegiatan Inti a. Penguasan materi 1. Dengan cara tanya jawab guru membahas tentang kebalikan teorema Pythagoras. 2. Guru menjelaskan tigaan Pythagoras atau tripel Pythagoras. 3. Guru menjelaskan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya. 4. Guru membagi LKS untuk tiap-tiap individu dalam kelompok 5. Tiap siswa berusaha menguasai materi sesuai dengan soal yang diterima 6. Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok menurut soal yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut disebut kelompok ahli 7. Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli 8. Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya b. Penularan materi

lxxxviii

1. Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal. 2. Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima materi. 3. Guru memonitoring kerja kelompok. 3. Penutup a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi b. Kuis c. Guru memberikan tugas rumah

Rencana Pembelajaran 05 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi : SMP : matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar 5.2 Menggunakan teorema Pythagoras B. Materi Pokok Teorema Pythagoras C. Indikator 1. Menyelesaikan soal cerita yang menggunakan teorema Pythagoras D. Media/alat 1. Kapur warna

lxxxix

2. Penggaris 3. LKS E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan
a. Apersepsi, mengingat kembali teorema Pythagoras, kebalikan teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras(tanya jawab) b.Apresiasi, membahas PR

c. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW d. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW e. Motivasi

2. Kegiatan Inti a. Penguasan materi 1) Dengan cara tanya jawab guru membahas tentang kebalikan teorema Pythagoras. 2) Guru menjelaskan tigaan Pythagoras atau tripel Pythagoras. 3) Guru menjelaskan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya. 4) Guru menerangkan cara menyelesaikan soal cerita dengan menggunakan teorema Pythagoras. 5) Guru membagi LKS untuk tiap-tiap individu dalam kelompok 6) Tiap siswa berusaha menguasai materi sesuai dengan soal yang diterima 7) Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok menurut soal yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut disebut kelompok ahli 8) Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli 9) Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya b. Penularan materi 1) Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal. 2) Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima materi. 3) Guru memonitoring kerja kelompok. 3. Penutup a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi

xc

b. Kuis

Rencana Pembelajaran 07 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi : SMP : matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar 5.1 Menemukan teorema Pythagoras 5.2 Menggunakan teorema Pythagoras B. Materi Pokok Teorema Pythagoras C. Indikator 1. Menentukan kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan. 2. Menentukan luas daerah persegi panjang, persegi, dan luas daerah segitiga sikusiku. 3. Menjelaskan dan menemukan teorema Pythagoras. 4. Menuliskan teorema Pythagoras. 5. Menggunakan dalil Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisinya diketahui. 6. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus ( salah satu sudutnya 30o, 45o, 60o).

xci

7. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal pada bangun datar dan bangun ruang. 8. Menemukan kebalikan teorema Pythagoras. 9. Mengenal tiga bilangan yang menggunakan tripel Pythagoras 10. Menetukan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya 11. Menyelesaikan soal cerita yang menggunakan teorema Pythagoras D. Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris 3. LKS E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru mengkoordinasikan tempat duduk siswa secara acak untuk pelaksanaan tes hasil belajar sebagai umpan balik pembelajaran. b. Motivasi.

2. Kegiatan inti
a. Guru membagi soal tes hasil belajar untuk tiap-tiap individu. b. Pelaksanaan tes hasil belajar. c. Guru mengawasi jalannya tes hasil belajar.

3. Kegiatan penutup a. Siswa mengumpulkan hasil jawaban tes b. Pembahasan soal tes hasil belajar yang dirasa sulit oleh siswa

xcii

Rencana Pembelajaran 01 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi : SMP : matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

F. Kompetensi Dasar 5.1 Menemukan teorema Pythagoras G. Materi Pokok Teorema Pythagoras H. Indikator 1. Pengertian kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan I. Media/alat 3. Kapur warna 4. Penggaris 5. Modul Teorema Pythagoras J. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II K. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan a. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II b. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II c. Guru membagi kelompok kooperatif tipe JIGSAW II d. Motivasi 3. Kegiatan Inti a. Penguasan materi 1) Guru memberikan modul teorema Pythagoras pada setiap siswa 2) Guru menentukan materi untuk setiap siswa pada kelompok asal

xciii

3) Tiap siswa berusaha menguasai materi yang telah ditentukan 4) Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok menurut materi yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut disebut kelompok ahli 5) Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli 6) Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya b. Penularan Materi 1) Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal. 2) Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima materi. 3) Guru mengawasi kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya 3. Penutup a. Guru bersama siswa membahas materi yang telah didiskusikan. b. Kuis. c. Pemberian tugas rumah.

Rencana Pembelajaran 02 Satuan Pendidikan : SMP

xciv

Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi

: matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar 5.1 Menemukan teorema Pythagoras B. Materi Pokok Teorema Pythagoras C. Indikator 1. Menentukan luas daerah persegi 2. Menetukan luas daerah segitiga siku-siku D. Media/alat 1. Kapur warna 4. Penggaris 5. Modul Teorema Pythagoras E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi, mengingat kembali pengertian kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan. b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II d. Guru membagi kelompok kooperatif tipe JIGSAW II e. Motivasi 3. Kegiatan Inti a. Penguasan materi 1) Guru memberikan modul teorema Pythagoras pada setiap siswa 2) Guru menentukan materi untuk setiap siswa pada kelompok asal 3) Tiap siswa berusaha menguasai materi yang telah ditentukan

xcv

4) Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok menurut materi yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut disebut kelompok ahli 5) Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli 6) Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya b. Penularan Materi 1) Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal. 2) Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima materi. 3) Guru mengawasi kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya 3. Penutup a. Guru bersama siswa membahas materi yang telah didiskusikan. b. Kuis. c. Pemberian tugas rumah

Rencana Pembelajaran 03 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu : SMP : matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit

xcvi

Standar Kompetensi : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah A. Kompetensi Dasar 5.1 Menemukan teorema Pythagoras B. Materi Pokok Teorema Pythagoras C. Indikator 1. Menjelaskan dan menemukan teorema Pythagoras 2. Menuliskan teorema Pythagoras 3. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisinya diketahui. D. Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris 3. Modul Teorema Pythagoras E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi, mengingat kembali pengertian kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan, luas daerah persegi dan derah segitiga siku-siku b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II d. Guru membagi kelompok kooperatif tipe JIGSAW II e. Motivasi 2. Kegiatan Inti a. Penguasan materi 1) Guru memberikan modul teorema Pythagoras pada setiap siswa 2) Guru menentukan materi untuk setiap siswa pada kelompok asal 3) Tiap siswa berusaha menguasai materi yang telah ditentukan

xcvii

4) Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok menurut materi yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut disebut kelompok ahli 5) Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli 6) Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya b. Penularan Materi 1) Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal. 2) Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima materi. 3) Guru mengawasi kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya 3. Penutup a. Guru bersama siswa membahas materi yang telah didiskusikan. b. Kuis. c. Pemberian tugas rumah.

Rencana Pembelajaran 04 Satuan Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : matematika Kelas/semester : VII/I Pokok Bahasan : Geometri dan Pengukuran Sub Pokok Bahasan : Teorema Pythagoras Alokasi waktu : 2 x 45 menit Standar Kompetensi : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah A. Kompetensi Dasar 5.2 Menggunakan Teorema Pythagoras B. Materi Pokok Teorema Pythagoras

xcviii

C. Indikator 1. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus (salah satu sudutnya 30o, 45o, 60o). 3. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal pada bangun datar dan bangun ruang. D. Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris 3. modul teorema Pythagoras E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi, mengingat kembali teorema Pythagoras dalam bentuk rumus (tanya jawab) b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II d. Motivasi 2. Kegiatan inti a. Penguasaan Materi 1) Guru menyuruh siswa menyiapkan modul yang telah diberikan. 2) Guru menentukan materi untuk setiap siswa pada kelompok asal. 3) Tiap siswa berusaha menguasai materi yang diterima. 4) Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok menurut materi yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut disebut kelompok ahli. 5) Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli. 6) Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya. b. Penularan Materi 1) Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal. 2) Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima materi. 3) Guru mengawasi kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya 3. Penutup

xcix

a. Guru bersama siswa membahas materi pada modul yang telah didiskusikan b. Kuis c. Pemberian tugas rumah

Rencana Pembelajaran 05 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi : SMP : matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar 5.2 Menggunakan teorema Pythagoras B. Materi Pokok Teorema Pythagoras C. Indikator 1. Menemukan kebalikan teorema Pythagoras 2. Menentukan tiga bilangan yang menggunakan tripel Pythagoras 3. Menentukan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya D. Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris

3. LKS E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan
a. Apersepsi, mengingat kembali teorema Pythagoras dalambentuk rumus (tanya jawab) b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

d. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe e. Motivasi 2. Kegiatan Inti a. Penguasan materi 1) Guru menyuruh siswa menyiapkan modul yang telah diberikan.

JIGSAW II

2) Guru menentukan materi untuk setiap siswa pada kelompok asal. 3) Tiap siswa berusaha menguasai materi yang diterima. 4) Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok menurut materi yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut disebut kelompok ahli. 5) Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli. 6) Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya. b. Penularan Materi 1) Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal. 2) Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima materi. 3) Guru mengawasi kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya 4. Penutup a. Guru bersama siswa membahas materi pada modul yang telah didiskusikan b. Kuis c. Pemberian tugas rumah

ci

Rencana Pembelajaran 06 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi : SMP : matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar 5.2 Menggunakan teorema Pythagoras B. Materi Pokok Teorema Pythagoras C. Indikator 1. Menyelesaikan soal cerita yang menggunakan teorema Pythagoras D. Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris 3. LKS E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan
a. Apersepsi, mengingat kembali teorema Pythagoras, kebalikan teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras (tanya jawab) b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

d. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II e. Motivasi 2. Kegiatan Inti

cii

a. Penguasan materi 1) Guru menyuruh siswa menyiapkan modul yang telah diberikan. 2) Guru menentukan materi untuk setiap siswa pada kelompok asal. 3) Tiap siswa berusaha menguasai materi yang diterima. 4) Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok menurut materi yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut disebut kelompok ahli. 5) Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli. 6) Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya. b. Penularan Materi 1) Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal. 2) Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima materi. 3) Guru mengawasi kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya 5. Penutup a. Guru bersama siswa membahas materi pada modul yang telah didiskusikan b. Kuis

ciii

Rencana Pembelajaran 07 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi : SMP : matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar 5.1 Menemukan teorema Pythagoras 5.2 Menggunakan teorema Pythagoras B. Materi Pokok Teorema Pythagoras C. Indikator 1. Menentukan kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan. 2. Menentukan luas daerah persegi panjang, persegi, dan luas daerah segitiga sikusiku. 3. Menjelaskan dan menemukan teorema Pythagoras. 4. Menuliskan teorema Pythagoras. 5. Menggunakan dalil Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisinya diketahui. 6. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus ( salah satu sudutnya 30o, 45o, 60o). 7. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal pada bangun datar dan bangun ruang. 8. Menemukan kebalikan teorema Pythagoras. 9. Mengenal tiga bilangan yang menggunakan tripel Pythagoras 10. Menetukan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya 11. Menyelesaikan soal cerita yang menggunakan teorema Pythagoras D. Media/alat 1. Kapur warna

civ

2. Penggaris 3. LKS E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru mengkoordinasikan tempat duduk siswa secara acak untuk pelaksanaan tes hasil belajar sebagai umpan balik pembelajaran. b. Motivasi.

2. Kegiatan inti
a. Guru membagi soal tes hasil belajar untuk tiap-tiap individu. b. Pelaksanaan tes hasil belajar. c. Guru mengawasi jalannya tes hasil belajar.

3. Kegiatan penutup a. Siswa mengumpulkan hasil jawaban tes b. Pembahasan soal tes hasil belajar yang dirasa sulit oleh siswa

cv

Lampiran 2

Rencana Pembelajaran 01 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi : SMP : matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

B. Kompetensi Dasar 5.1 Menemukan teorema Pythagoras C. Materi Pokok Teorema Pythagoras D. Indikator 1. Pengertian kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan E. Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris 3. LKS F. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe STAD G. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan a. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran selanjutnya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD b. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe STAD c. Guru membagi kelompok kooperatif tipe STAD d. Motivasi 2. Kegiatan Inti a. Penguasan materi 1) Guru mengingatkan materi kuadrat dan akar kuadrat

cvi

b. Kegiatan Kelompok 1) Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok . 2) Guru membagikan LKS pada tiap kelompok dan menjelaskan penggunaan LKS tersebut 3) Siswa mengerjakan LKS secara kelompok dan guru memberikan bantuan seperlunya. 4) Guru mengingatkan agar siswa tetap bersama kelompoknya masingmasing sampai tugas selesai dikerjakan dengan menggunakan keterampilan kooperatif yang dikembangkan dengan mengambil giliran dan berbagai tugas kelompok, mendorong berpartisipasi, mendengarkan dengan aktif, bertanya dan memeriksa ketetapan. D. Penutup 1. guru bersama siswa membahas LKS dan membuat rangkuman materi. 2. Kuis. 3. Guru memberikan tugas rumah.

cvii

Rencana Pembelajaran 02 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi : SMP : matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar 5.1 Menemukan teorema Pythagoras B. Materi Pokok Teorema Pythagoras C. Indikator 1. Menentukan luas daerah persegi 2. Menentukan luas daerah segitiga siku-siku D. Media/alat 4. Kapur warna 5. Penggaris 3. LKS E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe STAD F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi Mengingat kembali pengertian kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan. b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe STAD d. Guru membagi kelompok kooperatif tipe STAD e. Motivasi 2. Kegiatan Inti a. Penguasan materi

cviii

1) Guru menjelaskan materi luas daerah persegi dan luas daerah segitiga siku-siku. b. Kegiatan Kelompok 1) Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok . 2) Guru membagikan LKS pada tiap kelompok dan menjelaskan penggunaan LKS tersebut 3) Siswa mengerjakan LKS secara kelompok dan guru memberikan bantuan seperlunya. 4) Guru mengingatkan agar siswa tetap bersama kelompoknya masingmasing sampai tugas selesai dikerjakan dengan menggunakan keterampilan kooperatif yang dikembangkan dengan mengambil giliran dan berbagai tugas kelompok, mendorong berpartisipasi, mendengarkan dengan aktif, bertanya dan memeriksa ketetapan. E. Penutup 1. Guru bersama siswa membahas LKS dan membuat rangkuman materi. 2. Kuis. 3. Tugas rumah.

Rencana Pembelajaran 03 Satuan Pendidikan : SMP

cix

Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi

: matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

B. Kompetensi Dasar 5.1 Menemukan teorema Pythagoras C. Materi Pokok Teorema Pythagoras D. Indikator 1. Menjelaskan dan menemukan teorema Pythagoras 2. Menuliskan teorema Pythagoras 3. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisinya diketahui E. Media/alat 1) Kapur warna 2) Penggaris 3) LKS F. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe STAD G. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi Mengingat kembali pengertian kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan, luas daerah persegi dan luas daerah persegi panjang b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe STAD d. Guru membagi kelompok kooperatif tipe STAD e. Motivasi 3. Kegiatan Inti

cx

a. Penguasan materi 1) Guru menerangkan teorema Pythagoras 2) Menyatakan teorema Pythagoras dalam bentuk rumus 3) Dengan cara tanya jawab dan peragaan, guru membahas tentang penentuan sisi miring (hipotenusa) dengan jumlah kuadrat siku-sikunya 4) Guru menjelaskan penggunaan teorema Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lainnya diketahui b. Kegiatan Kelompok 1). Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok . 2). Guru membagikan LKS pada tiap kelompok dan menjelaskan penggunaan LKS tersebut 3). Siswa mengerjakan LKS secara kelompok dan guru memberikan bantuan seperlunya. 4). Guru mengingatkan agar siswa tetap bersama kelompoknya masingmasing sampai tugas selesai dikerjakan dengan menggunakan keterampilan kooperatif yang dikembangkan dengan mengambil giliran dan berbagai tugas kelompok, mendorong berpartisipasi, mendengarkan dengan aktif, bertanya dan memeriksa ketetapan. c. Penutup 1). guru bersama siswa membahas LKS dan membuat rangkuman materi. 2). Kuis. 3). Tugas rumah.

Rencana Pembelajaran 04 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi : SMP : matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

cxi

A. Kompetensi Dasar 5.2 Menggunakan Teorema Pythagoras B. Materi Pokok Teorema Pythagoras C. Indikator 1. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus (salah satu sudutnya 30o, 45o, 60o). 2. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal pada bangun datar dan bangun ruang. D. Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris 3. LKS E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe STAD F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi, mengingat kembali teorema Pythagoras dalam bentuk rumus (tanya jawab) b. Apresiasi, membahas PR c. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD d. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe STAD e. Motivasi 2. Kegiatan inti a. Pengembangan Materi 1) Guru menjelaskan tentang perbandingan sisi-siku-siku khusus (salah satu sudutnya 30o, 45o, 60o) 2) Guru menerangkan cara menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal-soal pada bangun datar dan bangun ruang b. Kegiatan Kelompok 1) Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok .

cxii

2) Guru membagikan LKS pada tiap kelompok dan menjelaskan penggunaan LKS tersebut 3) Siswa mengerjakan LKS secara kelompok dan guru memberikan bantuan seperlunya. 4) Guru mengingatkan agar siswa tetap bersama kelompoknya masingmasing sampai tugas selesai dikerjakan dengan menggunakan keterampilan kooperatif yang dikembangkan dengan mengambil giliran dan berbagai tugas kelompok, mendorong berpartisipasi, mendengarkan dengan aktif, bertanya dan memeriksa ketetapan.Guru memberikan latihan 3. Penutup a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi b. Kuis c. Guru memberikan tugas rumah

Rencana Pembelajaran 05 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi : SMP : matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar 5.2 Menggunakan teorema Pythagoras B. Materi Pokok Teorema Pythagoras

cxiii

C. Indikator 1. Menemukan kebalikan teorema Pythagoras 2. Menentukan tiga bilangan yang menggunakan tripel Pythagoras 3. Menentukan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya D. Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris 3. LKS E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe STAD. F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan
a. Apersepsi, mengingat kembali penggunaan teorema Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisinya diketahui(tanya jawab) b.Apresiasi, membahas PR

c. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD d. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe STAD e. Motivasi 2. Kegiatan Inti a. Pengembangan materi 2) Dengan cara tanya jawab guru membahas tentang kebalikan teorema Pythagoras. 3) Guru menjelaskan tigaan Pythagoras atau tripel Pythagoras. 4) Guru menjelaskan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya. b. Kegiatan kelompok 1) Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok . 2) Guru membagikan LKS pada tiap kelompok dan menjelaskan penggunaan LKS tersebut 3) Siswa mengerjakan LKS secara kelompok dan guru memberikan bantuan seperlunya. 4) Guru mengingatkan agar siswa tetap bersama kelompoknya masingmasing sampai tugas selesai dikerjakan dengan menggunakan keterampilan kooperatif yang dikembangkan dengan mengambil giliran dan berbagai tugas kelompok, mendorong berpartisipasi, mendengarkan

cxiv

dengan aktif, bertanya dan memeriksa ketetapan.Guru memberikan latihan 3. Penutup a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi b. Kuis c. Guru memberikan tugas rumah

Rencana Pembelajaran 06 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi : SMP : matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar 5.2 Menggunakan teorema Pythagoras B. Materi Pokok Teorema Pythagoras C. Indikator 1. Menyelesaikan soal cerita yang menggunakan teorema Pythagoras D. Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris 3. LKS

cxv

E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe STAD. F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan
a. Apersepsi, mengingat kembali penggunaan teorema Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisinya diketahui(tanya jawab) b.Apresiasi, membahas PR

c. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD d. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe STAD f. Motivasi 2. Kegiatan Inti a. Pengembangan materi 1. Guru menerangkan cara menyelesaikan soal cerita dengan menggunakan teorema Pythagoras. b. Kegiatan kelompok 1. Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok . 2. Guru membagikan LKS pada tiap kelompok dan menjelaskan penggunaan LKS tersebut 3. Siswa mengerjakan LKS secara kelompok dan guru memberikan bantuan seperlunya. 4. Guru mengingatkan agar siswa tetap bersama kelompoknya masingmasing sampai tugas selesai dikerjakan dengan menggunakan keterampilan kooperatif yang dikembangkan dengan mengambil giliran dan berbagai tugas kelompok, mendorong berpartisipasi, mendengarkan dengan aktif, bertanya dan memeriksa ketetapan.Guru memberikan latihan 3. Penutup a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi b. Kuis c. Guru memberikan tugas rumah

cxvi

Rencana Pembelajaran 07 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi : SMP : matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar 5.1 Menemukan teorema Pythagoras 5.2 Menggunakan teorema Pythagoras B. Materi Pokok Teorema Pythagoras C. Indikator 1. Menentukan kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan. 2. Menentukan luas daerah persegi panjang, persegi, dan luas daerah segitiga sikusiku. 3. Menjelaskan dan menemukan teorema Pythagoras. 4. Menuliskan teorema Pythagoras. 5. Menggunakan dalil Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisinya diketahui. 6. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus ( salah satu sudutnya 30o, 45o, 60o).

cxvii

7. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal pada bangun datar dan bangun ruang. 8. Menemukan kebalikan teorema Pythagoras. 9. Mengenal tiga bilangan yang menggunakan tripel Pythagoras 10. Menetukan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya 11. Menyelesaikan soal cerita yang menggunakan teorema Pythagoras D. Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris 3. LKS E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe STAD F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru mengkoordinasikan tempat duduk siswa secara acak untuk pelaksanaan tes hasil belajar sebagai umpan balik pembelajaran. b. Motivasi.

2. Kegiatan inti
a. Guru membagi soal tes hasil belajar untuk tiap-tiap individu. b. Pelaksanaan tes hasil belajar. c. Guru mengawasi jalannya tes hasil belajar.

3. Kegiatan penutup a. Siswa mengumpulkan hasil jawaban tes b. Pembahasan soal tes hasil belajar yang dirasa sulit oleh siswa

cxviii

Lampiran 3

Rencana Pembelajaran 01 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi A. Kompetensi Dasar 5.1 Menemukan dalil Pythagoras B. Materi Pokok Dalil Pythagoras C. Indikator 1. Pengertian kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan D. Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran konvensional(ekspositori) F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi 2. Pengembangan Materi a. Guru mengingatkan kembali materi kuadrat dan akar kuadrat b. Guru memberikan contoh soal 3. Penerapan a. Guru memberikan latihan b. Guru memberikan waktu pada siswa untuk mengerjakan latihan c. Guru menunjuk siswa untuk mengerjakan di depan kelas 4. Penutup a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi : SMP : matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

cxix

Rencana Pembelajaran 02 Satuan Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : matematika Kelas/semester : VII/I Pokok Bahasan : Geometri dan Pengukuran Sub Pokok Bahasan : Teorema Pythagoras Alokasi waktu : 2 x 45 menit Standar Kompetensi : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah A. Kompetensi Dasar 5.1 Menemukan dalil Pythagoras B. Materi Pokok Dalil Pythagoras C. Indikator 1. Menentukan luas daerah persegi 2. Menentukan luas daerah segitiga siku-siku D. Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran konvensional(ceramah dan tanya jawab) F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi Guru mengingatkan kembali kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan. b. Motivasi 2. Pengembangan Materi a. Guru memberikan penjelasan materi luas daerah persegi dan luas daerah segitiga siku-siku b. Guru memberikan contoh soal 3. Penerapan a. Guru memberikan latihan b. Guru memberikan waktu pada siswa untuk mengerjakan latihan c. Guru menunjuk siswa untuk mengerjakan di depan kelas

cxx

4. Penutup a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi b. Guru memberikan kuis pada sisiwa c. Guru memberikan tugas rumah

Rencana Pembelajaran 03 Satuan Pendidikan : SMP

cxxi

Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi G. Kompetensi Dasar 5.1 Menemukan dalil Pythagoras H. Materi Pokok Dalil Pythagoras I. Indikator 1. Menemukan teorema Pythagoras

: matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

2. menuliskan teorema Pythagoras untuk sisi-sisi segitiga 3. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisi yang lainnya diketahui J. Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris K. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran konvensional(ceramah dan tanya jawab) L. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi Guru mengingatkan kembali kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan, luas daerah persegi dan luas daerah segitiga siku-siku b. Motivasi 2. Pengembangan Materi a. Guru menerangkan teorema Pythagoras Menyatakan teorema Pythagoras dalam bentuk rumus Dengan cara tanya jawab dan peragaan, guru membahas tentang penentuan sisi miring (hipotenusa) dengan jumlah kuadrat siku-sikunya b Guru menjelaskan penggunaan teorema Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lainnya diketahui c. Guru memberikan contoh soal

cxxii

3. Penerapan a. Guru memberikan latihan b. Guru memberikan waktu pada siswa untuk mengerjakan latihan c. Guru menunjuk siswa untuk mengerjakan di depan kelas 4. Penutup a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi b. Guru memberikan kuis pada sisiwa c. Guru Memberikan tugas rumah

Rencana Pembelajaran 04 Satuan Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : matematika Kelas/semester : VII/I Pokok Bahasan : Geometri dan Pengukuran

cxxiii

Sub Pokok Bahasan : Teorema Pythagoras Alokasi waktu : 2 x 45 menit Standar Kompetensi : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah A. Kompetensi Dasar 5.2 Menggunakan dalil Pythagoras B. Materi Pokok Dalil Pythagoras C. Indikator 2. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus (salah satu sudutnya 30o, 45o, 60o). 3. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal pada bangun datar dan bangun ruang. D. Media/alat 1. Kapur warna 4. Penggaris E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran konvensional (ceramah, tanya jawab) F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi, mengingat kembali teorema Pythagoras dalam bentuk rumus (tanya jawab) b. Apresiasi, membahas PR 2. Pengembangan Materi a. Guru menjelaskan tentang perbandingan sisi-siku-siku khusus (salah satu sudutnya 30o, 45o, 60o) b. Guru memberikan contoh soal c. Guru menerangkan cara menggunakan teorema Pythagoras untuk

menyelesaikan soal-soal pada bangun datar dan bangun ruang d. Guru memberikan contoh soal 3. Penerapan Materi a. Guru memberikan latihan

cxxiv

b. Guru memberikan waktu pada siswa untuk mengerjakan latihan c. Guru menunjuk siswa untuk mengerjakan di depan kelas 4. Penutup a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi b. Guru memberikan kuis pada siswa c. Guru memberikan tugas rumah

Rencana Pembelajaran 05 Satuan Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : matematika Kelas/semester : VII/I Pokok Bahasan : Geometri dan Pengukuran Sub Pokok Bahasan : Teorema Pythagoras Alokasi waktu : 2 x 45 menit

cxxv

Standar Kompetensi : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah A. Kompetensi Dasar 5.2 Menggunakan teorema Pythagoras B. Materi Pokok Teorema Pythagoras C. Indikator 1. Menemukan kebalikan teorema Pythagoras 2. Menentukan tiga bilangan yang menggunakan tripel Pythagoras 3. Menentukan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya D. Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris E. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran konvensional (ceramah, tanya jawab) F. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan
a. Apersepsi, mengingat kembali rumus teorema Pythagoras (dengan tanya jawab) b. Motivasi c. Apresiasi, membahas PR

2. Pengembangan Materi a. Dengan cara tanya jawab guru membahas tentang kebalikan teorema Pythagoras. b. Guru memberikan contoh soal kebalikan teorema Pythagoras. c. Guru menjelaskan tigaan Pythagoras atau tripel Pythagoras. d. Guru memberikan contoh soal tripel Pythagoras. e. Guru menjelaskan jenis segitiga yang diketahui panjang sisi-sisinya. f. Guru memberikan contoh soal tentang jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya. 3. Penerapan Materi a. Guru memberikan latihan b. Guru memberikan waktu pada siswa untuk mengerjakan latihan

cxxvi

c. Guru menunjuk siswa untuk mengerjakan di depan kelas 4. Penutup a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi b. Guru memberikan kuis c. Guru memberikan tugas rumah

Rencana Pembelajaran 06 Satuan Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : matematika Kelas/semester : VII/I Pokok Bahasan : Geometri dan Pengukuran Sub Pokok Bahasan : Teorema Pythagoras Alokasi waktu : 2 x 45 menit Standar Kompetensi : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar 5.2 Menggunakan teorema Pythagoras

cxxvii

Materi Pokok Teorema Pythagoras Indikator 1. Menyelesaikan soal cerita yang menggunakan teorema Pythagoras Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris Strategi Pembelajaran Model pembelajaran konvensional (ceramah, tanya jawab) Proses Belajar Mengajar Kegiatan Pendahuluan
a. Apersepsi, mengingat kembali rumus teorema Pythagoras (dengan tanya jawab) b. Motivasi c. Apresiasi, membahas PR

Pengembangan Materi a. Guru menerangkan cara menyelesaikan soal cerita dengan menggunakan teorema Pythagoras e. Guru memberikan contoh soal kebalikan teorema Pythagoras. Penerapan Materi a. Guru memberikan latihan b. Guru memberikan waktu pada siswa untuk mengerjakan latihan c. Guru menunjuk siswa untuk mengerjakan di depan kelas Penutup a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi b. Guru memberikan kuis c. Guru memberikan tugas rumah

cxxviii

Rencana Pembelajaran 07 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi waktu Standar Kompetensi : SMP : matematika : VII/I : Geometri dan Pengukuran : Teorema Pythagoras : 2 x 45 menit : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar 5.1 Menemukan teorema Pythagoras 5.2 Menggunakan teorema Pythagoras B. Materi Pokok Teorema Pythagoras D. Indikator 1. Menentukan kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan.

cxxix

2. Menentukan luas daerah persegi panjang, persegi, dan luas daerah segitiga sikusiku. 3. Menjelaskan dan menemukan teorema Pythagoras. 4. Menuliskan teorema Pythagoras. 5. Menggunakan dalil Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisinya diketahui. 6. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus ( salah satu sudutnya 30o, 45o, 60o). 7. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal pada bangun datar dan bangun ruang. 8. Menemukan kebalikan teorema Pythagoras. 9. Mengenal tiga bilangan yang menggunakan tripel Pythagoras 10. Menetukan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya 11. Menyelesaikan soal cerita yang menggunakan teorema Pythagoras E. Media/alat 1. Kapur warna 2. Penggaris F. Strategi Pembelajaran Model pembelajaran konvensional (ceramah, tanya jawab) G. Proses Belajar Mengajar 1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru mengkoordinasikan tempat duduk siswa secara acak untuk pelaksanaan tes hasil belajar sebagai umpan balik pembelajaran. b. Motivasi.

2. Kegiatan inti
a. Guru membagi soal tes hasil belajar untuk tiap-tiap individu. b. Pelaksanaan tes hasil belajar. c. Guru mengawasi jalannya tes hasil belajar.

3. Kegiatan penutup a. Siswa mengumpulkan hasil jawaban tes b. Pembahasan soal postes yang dirasa sulit oleh siswa

cxxx

Lampiran 4

KEGIATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II Pertemuan I, II , III, IV dan V A.Tahap I. Pendahuluan (15 menit) 1. Apersepsi, apresiasi, motivasi 2. Menjelaskan pada siswa tentang model pembelajaran yang dipakai dan menjelaskan manfaatnya. 3. Pembentukan kelompok Setiap kelompok terdiri dari 4 -5 orang dengan kemampuan yang heterogen. 4. Pembagian Materi Pada poin ini setiap kelompok diberikan 4 -5 butir soal sesuai dengan jumlah anggota kelompok. Setiap anggota kelompok mendapatkan satu soal. B. Tahap II. Penguasaan Materi (15 menit) 1. Tiap siswa berusaha menguasai materi sesuai soal yang diterima. 2. Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah anggota kelompok menurut soal yang diterima (yaitu soal yang sama). Kelompok yang baru terbentuk disebut kelompok ahli. 3. Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli untuk memperoleh jawaban. C. Tahap III. Penularan Materi (25 menit)

cxxxi

Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompoknya masing-masing (kelompok asal) untuk melakukan kegiatatan memberi dan menerima materi oleh anggota kelompok yang telah berdiskusi dalam kelompok ahli.

D. Tahap IV. Penutup (25 menit) 1. Guru bersama siswa membahs soal dan merangkum materi. 2. Tes individual (kuis). 3. Pemberian tugas rumah (PR). Pertemuan VI A.Tahap I. Pendahuluan (5 menit) 1. 2. Apersepsi, apresiasi, motivasi Mengkoordinasikan tempat duduk siswa.

B. Tahap II. Kegiatan inti (45 menit) 1. Pelaksanaan tes hasil belajar. C. Tahap III. Penutup (15 menit) 1. Mengumpulkan jawaban tes hasil belajar siswa. 2. Membahas soal tes yang dirasa sulit oleh siswa D. Monitoring ( 25 menit)

cxxxii

cxxxiii

Você também pode gostar