Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pada pelajaran kelas 1 kita mengenal campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran homogen yaitu campuran yang tidak dapat dibedakan antara zat terlarut dan zat pelarutnya. Sedangkan campuran heterogen yaitu campuran yang masih dapat dibedakan antara zat terlarut dan zat pelarutnya. Campuran homogen sering dikenal dengan nama larutan sejati sedangkan campuran heterogen dibedakab menjadi dua yaitu koloid dan suspense kasar. Contoh larutan sejati adalah larutan cuka, air laut, dan larutan alkohol dalam air. Contoh koloid adalah asap, kabut, cat dan mentega. Contoh Suspensi adalah campuran tepung beras dalam air, campuran kopi dalam air, dan campuran lumpur dalam air. Perbedaan antara ketiganya disajikan dalam table berikut. Larutan sejati - Homogen, tidak dapat dibedakan meskipun dengan memakai mikroskop ultra - Jernih - Satu fase - Tidak dapat disaring Stabil (tidak memisah) Diameter partikel < 10-7 cm Dapat meneruskan cahaya Koloid Tampak homogen, tetapi jika dilihat dengan mikroskop ultra tampak heterogen Tidak jernih Dua fase Dapat disaring dengan kertas saring ultra Umumnya stabil Diameter parikel 10-7 10-5 cm Dapat menghamburkan cahaya Suspensi kasar - Heterogen
Tidak jernih Dua fase Dapat disaring dengan kertas saring biasa Tidak stabil Diameter parikel > 10-5 cm Dapat memantulkan cahaya
Sistem Koloid
Telah dijelaskan bahwa asap dan kabut termasuk koloid. Lalu apa yang membedakan keduanya sehingga keduanya memiliki sifat yang berbeda. Perbedaan kedua jenis koloid tersebut terletak pada jenis fase terdispersi dan medium pendispersinya. Berdasarkan medium pendispersi ataupun fase terdispersi, sistem koloid dapat terbagi menjadi beberapa jenis. Fase terdispersi maupun medium pendispersi dalam suatu sistem koloid dapat berupa gas, cair, atau padat. Namun, perlu diketahui bahwa campuran gas dengan gas tidak membentuk sistem koloid karena semua gas akan bercampur homogen. Berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi sistem koloid dibedakan menjadi 8 macam koloid seperti pada tabel dibawah ini. No 1 2 3 4 5 6 Padat Padat 7 Padat 8 Padat Gas Cair Fase Terdispersi Gas Gas Cair Cair Cair Medium Pendispersi Cair Padat Gas Cair Padat Nama Koloid Buih atau busa Contoh
Buih sabun/ sampho/ detergen, krim kocok, ombak dan limun. Buih padat atau Batu apung, karet busa, lava dan busa padat biscuit. Aerosol cair Kabut, awan, pengeras rambut dan obat semprot. Emulsi cair Susu, es krim, santan, minyak ikan, dan mayones. Emulsi padat Keju, mentega, mutiara, opal, jeli, selai, nasi, agar agar, lateks, semir padat, dan lem padat. Aerosol padat Asap, debu di udara, dan buangan knalpot. Sol (gel) Sol emas, sol belerang, cat, tinta, kanji, lotion, protoplasma, putih telur, air lumpur, semir cair, dan lem cair. Sol padat Paduan logam, kaca berwarna, gelas warna, intan, tanah, permata, perunggu, dan kuningan.
4. Dalam bebagai industry ada kecendrungan untuk membuat produk dalam bentuk koloid. Mengapa produk produk yang dihasilkan oleh industry industry tersebut harus berupa koloid dan bukan jenis campuran yang lain, misalnya larutan ataupun suspensi kasar? Jelaskan jawaban kalian!
2. Muatan Listrik pada Partikel Koloid a. Elektroforesis Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid di bawah pengaruh medan listrik. Partikel partikel koloid dapat bermuatan listrik karena terjadinya penyerapan ion pada permukaan koloid. Kestabilan sistem koloid disebabkan adanya muatan listrik pada
permukaan partikel koloid, selain karena adanya gerak brown. Pada peristiwa elektroforesis partikel koloid akan dinetralkan muatannya dan digumpalkan pada elektroda. Hal ini dilakukan dengan cara memasukkan dua batang elektroda ke dalam sistem koloid dan menghubungkannya dengan sumber arus searah. b. Adsorpsi Adsorpsi adalah proses penyerapan suatu zat di permukaan zat lain. Zat yang diserap disebut fase terserap dan zat yang menyerap disebut adsorpen. Peristiwa adsorpsi disebabkan karena gaya tarik molekul molekul pada permukaan adsorpen. Partikel koloid mampu mengadsorpsi ion positif dan negatif sehingga partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Contoh pemanfaatan adsorpsi koloid sebagai berikut. 1) Penyembuhan sakit perut yang disebabkan oleh bakteri pathogen dengan serbuk karbon atau norit. 2) Penjernihan air keruh dengan tawas (Al2(SO4)3). 3) Pencelupan serat wol, kapas atau sutra. 4) Adsorpsi gas oleh zat padat, misalnya pada masker gas. 5) Penjernihan air tebu pada pembuatan gula pasir, dengan tanah diatome dan arang tulang. c. Koagulasi Koagulasi atau pengumpalan adalah peristiwa pengendapan partikel partikel koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya. Koagulasi disebabkan oleh hilangnya kestabilan untuk mempertahankan partikel partikel agar tetap tersebar di dalam medium pendispersinya. Hal hal yang dapat menyebabkan koloid hilang kestabilannya adalah karena dialirkan arus listrik dengan rentang waktu yang cukup lama dan karena ditambahkan zat elektrolit yang dapat menyerap ion pada permukaan koloid. Proses proses yang memanfaatkan sifat koagulasi koloid, sebagai berikut. 1) Proses pengolahan karet dari bahan lateks. 2) Proses penjernihan air dengan tawas 3) Proses yang dilakukan ion Al3+ atau Fe3 pada penetralan albuminoid yang terkandung dalam darah sehingga terjadi penggumpalan yang dapat menutupi luka. 4) Proses terjadinya delta di muara.
5) Proses penggumpalan debu atau asap yang berasal dari pabrik atau industry dengan menggunakan alat koagulasi listrik (Cottrel). d. Koloid Pelindung Koloid pelindung adalah koloid yang bersifat melindungi koloid lain supaya tidak mengalami koagulasi. Koloid pelindung membentuk lapisan di sekeliling partikel koloid lain sehingga melindungi muatan koloid tersebut> Contoh koloid pelindung sebagai berikut. 1) Kasein di dalam susu melindungi minyak atau lemak. 2) Lesitin merupakan pelindung yang menstabilkan butiran butiran halus air di dalam magarin. 3) Larutan gom digunakan untuk melindungi partikel pertikel karbon dalam tinta gambar. 4) Gelatin merupakan pelindung yang mencegah pembentukan kristal besar es atau gula pada pembuatan es krim. e. Dialisis Dialisis adalah cara mengurangi ion ion pengganggu yang terdapat dalam sistem koloid dengan menggunakan selaput semipermeabel. Prinsip kerja dalam proses dialysis sebagai berikut. Dispersi koloid dimasukkan dalam kantong yang terbuat dari membrane semipermeabel, seperti perkamen, selofan, dan sebagainya. Karena ion ion atau molekul dalam larutan memiliki ukuran lebih kecil dari partikel koloid, ion ion atau molekul tersebut dapat melalui membrane lebih cepat daripada partikel koloid. Sehingga partikel koloid akan tetap berada dalam kantong membrane. Prinsip dialysis saat ini digunakan sebagai proses cuci darah pada penderita gagal ginjal yang dikenal sebagai blood dialysis.
3. Koloid Liofil dan Koloid Liofob Koloid liofil dan koloid liofob merupakan jenis sistem koloid yang terbentuk sol. Sol merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi padat dan medium pendispersi cair. Berdasarkan sifat adsorpsinya, sol dibedakan menjadi dua jenis yaitu sol liofil dan sol liofob. Sol liofil merupakan jenis sol yang fase terdispersinya dapat mengikat atau menarik medium pendispersinya. Sedangkan sol liofob merupakan sol yang fase terdispersinya tidak dapat
mengikat atau menarik medium pendispersinya. Contoh sol liofil adalah sol AgCl dan sol CaCO3. Contoh sol liofob adalah sol emas. Berikut dijelaskan perbedaan antara sol liofil dan sol liofob. Sol liofil Stabil Kekentalan tinggi Kurang menunjukan efek Tyndall Dibuat dengan cara Dispersi Kurang stabil Kekentalan kurang Efek Tyndall jelas Dibuat dengan cara kondensasi Sol liofob
Penambahan elektrolit kurang berpengaruh Penambahan elektrolit akan mengendapkan terhadap pengendapan .
6. Jelaskan hubungan antara sifat sistem koloid pada deodorant yang mengandung tawas dengan kegunannya untuk menghilangkan bau badan. 7. Jelaskan tentang prinsip pengolahan air bersih secara sederhana. 8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan koloid liofil dan koloid liofob dan bandingkan sifat antara keduanya. 9. Berilah contoh emulsi air minyak atau air lemak yang distabilkan oleh koloid pelindung. Dalam tiap contoh namailah koloid pelindungnya dan uraikan bagaimana kestabilan itu diperoleh. 10. Mengapa sol liofil lebih stabil daripada sol liofob? jelaskan!
Pembuatan Koloid
Larutan koloid dapat dibuat menurut dua cara, yaitu cara kondensasi dan cara dispersi Kondensasi
Partikel Larutan Sejati Partikel Koloid
Dispersi
Partikel Suspensi Kasar
1. Cara Kondensasi Pembuatan sistem koloid dengan cara kondensasi yaitu suatu cara pembuatan koloid dengan mengubah partikel partikel larutan sejati yang terdiri atas molekul molekul atau ion ion menjadi partikel koloid. Cara kondensasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara kimia dan cara fisika. a. Cara Kimia Merupakan pembentukan partikel koloid dari partikel larutan sejati melalui reaksi kimia seperti reaksi pengendapan, reaksi hidrolisis, reaksi redoks dan reaksi pemindahan. 1) Reaksi Pengendapan Caranya dua buah larutan elektrolit encer dicampurkan sehingga menghasilkan endapan yang berukuran koloid. Contoh: Sol AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dengan larutan HCl encer atau NaCl encer. Reaksinya: AgNO3(aq) + HCl(aq) AgCl(s) + HNO3(aq) Tuliskan reaksi antara AgNO3(aq) dengan NaCl(aq)! 2) Reaksi Hidrolisis Hidrolisis adalah peristiwa terjadinya reaksi antara garam dengan air, misalnya pada pembuatan sol Fe(OH)3. Sol Fe(OH)3 dibuat dengan menambahkan larutan FeCl3 ke dalam air mendidih. Fe3+ akan mengalami reaksi hidrolisis menjadi Fe(OH)3. Reaksinya: FeCl3(aq) + H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq) 3) Reaksi Redoks Reaksi redoks adalahreaksi yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi. Contoh: Sol belerang dapat dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2. Selain itu sol belerang dapat juga dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan H2O2.
Reaksinya: 2H2S(g) + SO2(aq) 3S(s) + 2H2O Tuliskan reaksi kimia antara H2S(g) dengan H2O2(aq)! 4) Reaksi Pemindahan Apabila ke dalam larutan Na2S2O3 ditambahkan larutan HCl, ke dalam larutan tersebut akan terbentuk partikel partikel yang berukuran koloid. Belerang yang terbentuk akan membesar sampai mencapai ukuran partikel koloid Reaksinya: Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) 2NaCl(aq) + H2SO3(aq) + S(s)
b. Cara Fisika 1) Pendinginan Kelarutan suatu zat sebanding dengan suhu sehingga pendinginan dapat menggumpalkan menjadi koloid. 2) Pengembuanan Uap Uap raksa yang dialirkan melalui air dingin dapat membentuk sol raksa. 3) Penggantian Pelarut Sol belerang dalam air dapat dibuat dengan melarutkan belerang ke dalam alkohol. Kemudian larutan jenuh yang terjadi diteteskan ke dalam air sedikit demi sedikit.
2. Cara Dispersi
Koloid yang berasal dari suspensi kasar dapat dibuat dengan cara dispersi. Pembuatan koloid secara dispersi dapat dilakukan sebagai berikut. a. Cara Mekanik Pembuatan sistem koloid dengan cara penggerusan zat padat sehingga halus kemudian didispersikan ke dalam medium pendispersi. Bila perlu ditambahkan zat pemantap ( stabilizer) untuk mencegah penggumpalan kembali. Pada pembuatan cat, tinta, mentega sering ditambahkan zat pemantap. Contoh cara mekanik adalah sol belerang dapat dibuat dengan menumbuk dan menggerus butir butir belerang yang dicampur dengan kristal gula pasir.
b. Cara Peptisasi Pembuatan sistem koloid dengan memecah molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil dengan menambahkan zat kimia berupa zat elektrolit yang mengandung ion sejenis atau dengan menghilangkan ion ion elektrolit yang menyebabkan pengendapan. Contohnya: endapan Al(OH)3 yang terdapat dalam air jika ditambah larutan AlCl3 akan berubah menjadi sol Al(OH)3. c. Cara Busur Bredig Pembuatan partikel koloid dengan cara busur Bredig, yaitu partikel partikel fase terdispersi dibuat dengan menggunakan loncatan bunga api. Cara ini biasanya digunakan dalam pembuatan sol logam. Contohnya pembuatan sol emas dan sol platina. d. Cara Homogenisasi Pembuatan koloid jenis emulsi dapat dilakukan dengan cara homogenisasi, yaitu suatu cara yang digunakan untuk membuat suatu zat homogen dan berukuran koloid. Contoh cara homogenisasi adalah dalam proses pembuatan susu. Pembentukan partikel koloid dapat juga dilakukan dengan cara dispersi dalam gas. Cara ini dilakukan dengan menyemprotkan cairan menggunakan alat atomizer (pengatom) atau dengan sprayer untuk membentuk aerosol. Sebagai contoh penyemprotan parfum, insektisida dan sebagainya.
EVALUASI
1. Berikut ini yang merupakan sifat koloid adalah a. Dapat mengadsorpsi ion b. Memantulkan cahaya c. Tidak stabil 2. Pembuatan koloid dibawah ini yang termasuk cara kondensasi adalah a. Sol belerang dibuat dengan mencampurkan serbuk belerang dengan gula kemudian dimasukkan ke dalam air. b. Sol Al(OH)3 dibuat dengan menambahkan larutan AgCl3 ke dalam endapan Al(OH)3 c. Sol emas dibuat dengan melompatkan bunga api listrik dari electron Au dalam air d. Sol agar agar dibuat dengan memasukkan serbuk agar agar ke dalam air panas. e. Sol As2O3 dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan As2O3. 3. Mutiara termasuk jenis koloid a. Padat dalam cair b. Cair dalam padat c. Gas dalam padat 4. Koloid yang fase terdispersinya gas adalah a. Mutiara b. Kabut c. Awan 5. Gel agar agar yang ditambahkan pada pembuatan es krim berfungsi sebagai koloid a. Pendingin b. Pelindung c. Pemecah 6. Cahaya dapat terlihat bila melalui sistem koloid, hal ini karena sifat koloid berikut a. Gerak Brown b. Elektroforesis c. Koagulasi 7. Peristiwa penjernihan air dengan tawas berkaitan dengan sifat koloid d. Gerak Brown e. Elektroforesis d. Efek Tyndall e. Adsorpsi d. Efek Tyndall e. Dialisis d. Pemisah e. Pengion d. Asap e. Busa d. Cair dalam cair e. Padat dalam gas d. Ukuran partikelnya< 10-7 e. Satu fase
c. Koagulasi 8. Contoh koloid yang medium pendispersinya padat dan fase terdispersinya cair adalah a. Asap b. Awan c. Agar - agar 9. Peristiwa berikut. 1) Pembentukan delta pada muara sungai. 2) Pemurnian gula pasir 3) Penyembuhan sakit perut oleh norit 4) Penjernihan air Merupakan contoh peristiwa koagulasi koloid, kecuali a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 10. Pembuatan sol Fe(OH)3 dilakukan dengan cara a. Mekanik b. Peptisasi c. Reaksi redoks 11. Zat berikut yang bukan merupakan sistem koloid adalah a. Darah b. Kabut c. Susu 12. Prinsip cuci darah bagi penderita gagal ginjal dilakukan berdasarkan a. Elektrolisis b. Dialisis c. Peptisasi 13. Air susu merupakan sistem dispersi a. Zat padat dalam cair b. Zat cair dalam cair c. Zat cair dalam gas 14. Sistem koloid di bawah ini yang termasuk golongan aerosol adalah d. Zat padat dalam padat e. gas dalam cair d. Elektroforesis e. Hidrolisis d. Bensin e. Agar - agar d. Hidrolisis e. Dekomposisi d. 2 dan 3 e. 2 dan 4 d. Mutiara e. Batu apung
d. Gel e. Tinta
15. Sistem koloid yang fase terdispersinya padat dan medium pendispersinya gas adalah a. Asap b. Kabut c. Gabus 16. Gerak Brown terjadi karena a. Gaya gravitasi b. Tolak menolak antar partikel koloid yang bermuatan sama c. tarik menarik antara partikel koloiud yang berbeda muatan d. Tumbukan antar partikel koloid e. Tumbukan antara partikel Medium 17. Salah satu perbedaan koloid dengan suspensi adalah a. Koloid bersifat homogen sedangkan suspensi bersifat heterogen b. Koloid menghamburkan cahaya sedangkan suspensi meneruskan cahaya c. Koloid stabil sedangkan suspensi tidak stabil d. Koloid dua fase sedangkan suspensi satu fase e. Koloid transparan sedangkan suspensi keruh 18. Berikut ini merupakan pembuatan koloid. 1) sol Al(OH)3 dari larutan aluminium klorida dan endapan Al(OH)3 2) sol Fe(OH)3 dari larutan besi (III) klorida dan air mendidih 3) sol belerang dari hidrogen sulfida dan gas belerang dioksida 4) tinta dari karbon Yang termasuk pembuatan koloid secara dispersi adalah a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 19. Contoh koloid di bawah ini termasuk koloid padat dalam gas adalah a. Kabut b. Embun d. Buih e. Batu apung d. 2 dan 3 e. 2 dan 4 d. Buih sabun e. Batu apung
c. Asap 20. Pembuatan koloid berikut yang tergolong cara dispersi adalah a. Pembuatan sol belerang dengan dialiri gas H2S dalam larutan SO2 b. Pembuatan kanji dengan menambahkan amilum c. Pembuatan sol emas dengan mereduksi larutan garam emas d. Pembuatan sol Fe(OH)3 dengan diberi FeCl3 dalam air endidih e. Pembuatan AgCl dengan mereaksikan larutan AgNO3 encer dengan larutan NaCl encer. 21. Salah satu contoh koloid yang tergolong liofil adalah a. Selai b. Gelatin c. Asap 22. Contoh emulsi yang dijumpai dalam kehidupan sehari hari adalah a. Sabun b. Susu c. Asap 23. Kelebihan elektrolit dalam suatu dispersi koloid biasanya dihilangkan dengan cara a. Elektrolisis b. Elektroforesis c. Dialisis 24. Margarin adalah suatu emulsi dari a. Minyak dalam air b. Air dalam minyak c. Air dalam protein 25. Kombinasi yang tidak mungkin menghasilkan sistem koloid adalah a. gas cair b. gas gas c. cair cair 26. Fase terdispersi dan medium pendispersi pada buih berturut turut adalah. a. cair, gas b. cair, cair d. gas, padat e. cair , padat d. padat - padat e. padat - cair d. Protein dalam minyak e. Lemak dalam air d. Dekantasi e. Presipitasi d. Agar - agar e. Kabut d. Embun e. Batu apung
c. gas, cair 27. Sistem koloid yang dibentuk dengan mendispersikan partikel zat padat ke dalam zat cair disebut a. Gel b. Buih c. Emulsi 28. Gejala atau proses yang paling tidak ada kaitannya dengan sistem koloid adalah a. Efek Tyndall b. Dialisis c. Koagulasi 29. Bila minyak kelapa dicampurkan dengan air akan terjadi dua lapisan yang tidak saling melarut. Suatu emulsi akan terjadi jika kedua campuran ini dikocok dan ditambahkan a. Air panas b. Air es c. Air sabun 30. Larutan koloid dimurnikan dengan cara a. Kristalisasi b. Ultra Mikroskop c. Dialisis d. Destilasi e. Penguapan d. Minyak tanah e. Larutan garam d. Emulsi e. Elektrolisis d. Sol e. Aerosol
SELAMAT BEKERJA