Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
C selama 24 jam,
ketiga adalah sampel untuk perlakuan suhu penyimpanan 4
C selama 24 jam.
Setelah dipreparasi, sampel kontrol segera diuji Total Plate Count (TPC)
dan uji bakteri penghasil histamin, dan diuji kadar histamin dan Total Volatile
Base (TVB). Sampel untuk pengujian hasil perlakuan perbedaan suhu
penyimpanan disimpan pada masing-masing suhu uji akan diuji setelah 24 jam
penyimpanan.
3.4 Prosedur Pengujian Sampel
Prosedur kerja analisis dalam pengujian sampel pada penelitian ini
meliputi analisis kadar histamin, kadar Total Volatile Base (TVB), Total Plate
Count (TPC), dan analisis jumlah bakteri pembentuk histamin.
15
3.4.1 Analisis kadar histamin (SNI 2354.10: 2009)
Prinsip penentuan kadar histamin adalah zat histamin dalam contoh
dikonversikan ke dalam bentuk OH, kemudian diisolasi dengan resin penukar
ion dan diubah ke bentuk derivatnya dengan ortoptalatdikarboksilaldehide (OPT)
dan diukur secara fluorometris. Hasil yang diperoleh dinyatakan dalam ekuivalen
kadar histamin. Prosedur kerja analisis kadar histamin terdiri atas tiga tahap, yaitu
sebagai berikut :
a) Tahap ekstraksi
Sepuluh gram sampel ditimbang lalu ditambahkan dengan metanol
sebanyak 50 ml kemudian dihomogenkan dengan homogenizer (blender) kurang
lebih selama 1-2 menit. Sampel yang sudah dipanaskan dalam water bath pada
suhu 60
C.
Selanjutnya dilakukan pengamatan dengan menghitung jumlah koloni bakteri
yang ada di dalam cawan petri menggunakan alat penghitung koloni. Jumlah
koloni yang dihitung adalah cawan petri yang mempunyai koloni bakteri antara
25-250 koloni.
3.4.4 Analisis jumlah bakteri pembentuk histamin (Niven et al. 1981)
Prinsip analisis bakteri pembentuk histamin adalah enterobactericeae akan
mengubah histidin menjadi histamin melalui proses dekarboksilase yang akan
menaikkan pH dan merubah warna pada media.
Media modifikasi niven agar dipersiapkan dengan cara mencampurkan
semua bahan, yaitu 0,1% trypton, 0,3% yeast extract, 1,8% L-histidin
monohydrochlorid monohydrat, 0,1% CaCO
3
, 0,5% NaCl, 2,5% agar, dan 0,003%
phenol red, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu diencerkan
menggunakan aquades hingga 1000 ml. Selanjutnya dipanaskan hingga mendidih
dan diatur pH 6,4 kemudian disterilisasi menggunakan otoklaf pada suhu 121
C
selama 15 menit.
Sampel sebanyak 25 gram dimasukkan ke dalam botol yang berisi 225 ml
larutan Butterfields Phospate Buffered, kemudian dilumatkan dengan blender
hingga larutan homogen. Homogenat ini merupakan larutan pengenceran 10
-1
.
Dari campuran tersebut diambil 1 ml dan dimasukkan ke dalam botol berisi 9 ml
larutan Butterfields Phospate Buffered sehingga diperoleh contoh dengan
pengenceran 10
-2
, kemudian dikocok sampai homogen. Pengenceran dilakukan
hingga 10
-4
. Satu ml larutan sampel hasil setiap pengenceran dimasukkan ke
dalam cawan petri, lalu 12-15 ml media niven agar cair yang sudah didinginkan
hingga mencapai suhu 45
i
= Pengaruh taraf ke i dari faktor
j
= Pengaruh taraf ke j dari faktor
()
ij
= Pengaruh taraf ke i dari faktor dan taraf ke j dari faktor
ijk
= Pengaruh acak satuan ke k yang memperoleh kombinasi perlakuan
Apabila hasil analisis data menunjukkan hasil yang berbeda nyata, maka
dilakukan uji lanjut tukey atau uji Beda Nyata Jujur (BNJ) yang bertujuan untuk
mengetahui perlakuan mana yang memberikan pengaruh yang berbeda nyata
terhadap parameter yang dianalisis. Rumus pengujian dengan Uji Tukey (BNJ)
adalah sebagai berikut:
20
BNJ = q(Lp dhx u)
_
ktx
r
Keterangan :
q = Nilai pada tabel q
p = Perlakuan
dbs = Derajat bebas sisa
= 0,05
kts = Kuadrat tengah sisa