Você está na página 1de 5

DEMAM TYPOID A. TINJAUAN TEORITIS 1.

Pengertian Demam typoid adalah penyakit insfeksi akut yang disebabkan Salmonella typhi,ditandai dengan adanya demam 7 hari atau lebih, gejala saluran pencernaan dan gangguan pada sistem syaraf pusat (sakit kepala, kejang dan gangguan kesadaran).

2. Penyebab Penyebab demam typoid adalah Salmonela tyiphi yang berhasil di isolasi.Salmonela typhi hanya dapat hidup pada tubuh manusia. Sumber penularan berasal dari tinja dan urine karier,dari pendrita pada fase akut dan penderita dalam fase penyembuhan. Masa intubasi demam typoid berlangsung selama 7-14 hari (bervariasi antara 3-60 hari) bergantung pada jumlah strain kuman yang tertelan. Selama masa intubasi penderita tetap dalam keadaan asimtomatis.

3. Patofisiologi Bakteri masuk melalui saluran cerna, dibutuhkan jumlah bakteri 10 5 -109 untuk dapat menyebabkan infeksi. Sebagain besar bakteri mati oleh asam lambung. Bakteri yang tetap hidup akan masuk ke dalam ileum melalui mikrovili dan mencapai plak Peyeri, selanjutnya masuk ke dalam pembuluh darah (disebut bakterimia primer). Pada tahap berikutnya, Salmonella thypi menuju ke organ sistem retikuloendotelial yaitu hati, limpa, sumsum tulang dan organ lain (disebut bakterimia sekunder). Kandung empedu merupakan organ yang sensitif terhadap infeksi Salmonella Thypi. 1. mengakibatkan demam 2. perubahan fibrinogen menjadi tidak larut dalam darah (penyebaran bekuan darah) 3. Hiperglikemia sesaat di ikuti hipoglikemia 4. Hipotensi dan syok

4. Menifestasi kliniks Akhir Minggu Pertama

a) demam sekitar 38,8oC 40oC b) Penderita mengeluh sakit kepala hebat c) tampak apatis, bingung dan lelah d) mulut kering, lidah tampak kotor dilapisi selaput putis sampai kecoklatan, bisa disertai tepi yang hiperemis dan tremor e) rasa mual,marasa tidak enak di perut dan mentah di sertai konstipasi f) abdomen tampak membesar sekitar 2-3 cm di bawah lengkung iga kakan g) kulit tampak kering dan panas, mungkin terdapat bercak rose di daerah abdomen, dada atau punggung.

Minggu kedua a. Demam tinggi berlangsung 38,3oC 39,4oC, bersifat kontinua dengan perbedaan suhu sekitar 0,5oC pada pagi dan petang hari. b. Keadaan umum makin menurun, apatis, binggung, kehilangan kontak dengan orang disekitarnya, tidak bisa istirahat atau tidur. c. Lidah tertutup selaput tebal dan kehilangan nafsu makan dan minum d. Nyeri abdomen merata diseluruh abdomen bawah e. distensi abdomen dengan daerah yang meteorismus atau timfani karena konstipasi, penumpukan tinja atau berkurangnya tonus lapisan otot intestin dan lambung Minggu ketiga a. Memasuki tahapan typhoid stase, ditandai disorientasi, binggung, insomnia, lesu dan tidak bersemangat. Kadang delirium tetapi jarang stupor dan koma b. Wajah tampak toksik : mata berkilat dan mungkin kemerahan, kelopak mata cekung, pucat dan flushing didaerah pipi. c. Wajah tipod yang khas yaitu wajah tanpa ekspresi, suram, kelopak mata setengah terbuka, dilatasi pupil, slack jaw, mulut dan bibir kering. d. Pernafasan tampak cepat dan dangkal dengan tanda stagnasi di basal paru

e. Abdomen tampak lebih distensi dari sebelumnya. Nodus peyer mungkin netrotik dan ulserasi sehingga dapat timbul perdarahan dan perforasi f. Feses lembek dan berwarna coklat tua atau kehijauan dan berbau g. suhu mulai menurun secara lisis dan mencapai normal pada minggu berikutnya. Manifestasi klinis pada Anak dibawah 5 Tahun Manifestsi klinis demam tifoid pada anak kurang dari 5 tahun, khususnya di bawah satu tahun lebih sulit didega dari pada orang dewasa. Gejalanya sangat bervariasi dan tidak khas, mulai dari infeksi ringan yang menyerupai infeksi virus sampai infeksi berat. Anak sering mengalami diare, muntah dan kejang (sekitar 20%). Meningitis tifosa merupakan gambaran khas untuk penderita dibawah usia 5 tahun. 5. Komplikasi a. Perforasi Usus Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelahnya dan terjadi pada bagian distal ileum. Perforasi yang tidak disertai peritonitis hanya dapat ditemukan bila terdapat udara dirongga peritonium, yaitu pekak hati menghilang dan terdapat udara diantara hati dan diafragma pada foto rontgen abdomen yang dibuat dalam keadaan tegak. b. Perdarahan Usus Bila sedikit hanya ditemukan jika dilakukan pemeriksaan tinjau benzidin. Jika perdarahan banyak terjadi melena, dapat disertai nyeri perut dengan tanda-tanda renjatan c. Peritonitis Biasanya menyertai perporasi tetapi dapat terjadi tanpa perforasi usus. Ditemukan gejala abdomen akut yaitu nyeri perut yang hebat, dinding abdomen tegang dan nyeri tekan d. Komplikasi di luar usus Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, enselopalopati.

RENCANA KEPERAWATAN Nama Umur No RM : : :

NO 1

Tgl & jam

Diagnosa Hipertermi b.d proses infeksi. Ditandai dengan : Kenaikan suhu tubuh diatas 36,5370C Pertambahan RR Takikardi Serangan atau konfulsi (kejang) Kulit kemerahan Tangan hangat saat disentuh ....................... ...................... ....................... Resiko defisit volume cairan b.d kelebihan pengeluaran cairan tubuh. Ditandai dengan : Peningkatan denyut nadi Penurunan TD Kenaikan suhu tubuh diatas 36,5370C Kelemahan Haus Konsentrasi urine meningkat Penurunan turgor kulit membran mukosa/ kulit kering Pengisian vena menurun hematokrit meninggi ...................... ...................... ....................... Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d tidak adekuatnya intake nutrisi sekunder terhadap mual, muntah dan tidak nafsu makan

Perencanaan Tercapainya Termoregulasi 3 x 24 jam, dengan kriteria : Suhu tubuh dalam rentang normal antara 36,5- 370C Nadi dalam batas normal Respirasi dalam batas normal Tidak ad perubahan warna kulit Tidak ada pusing Merasa nyaman Keseimbangan cairan tubuh terpenuhi, dengan kriteria : Suhu tubuh dalam rentang normal antara 36,5- 370C Nadi dalam batas normal TD dalam batas normal Tidak ada tandatanda dehidrasi (turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidk ad rasa haus yang berlebihan) Hematokrit normal

Intervensi Monitor TTV Monitor warna kulit Monitor tingkat kesadaran Monitor intakeoutput Berikan antipiretik Berikan kompres hangat Berikan cairan intravena Tingkatkan sirkulasi udara

Nama&T TD perawat

Monitor TTV Pertahankan cairan intake dan output yang akurat Kolaborasikan pemberian cairan IV Atur kemungkinan transfusi Kolaborasikan dengan dokter apabila keadaan pasien memburuk

Kebutuhan nutrisi terpenuhi dalam jangka waktu 2 hari, dengan kriteria: BB normal Tidak ada mual dan muntah Ada keinginan

Monitor mual dan muntah Monitor status nutrisi Anjurkan untuk member makan sedikit-sedikit tapi sering

Ditandai dengan : BB 20% atau lebih dibawah ideal Dilaporkan adanya mual dan muntah Kelemahan otot Keengganan untuk makan Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang ......................... ......................... 4 Konstipasi b.d peradangan pada dinding usus halus Ditandai dengan : Anoreksia Adanya perubahan pola defekasi Nyeri saat defekasi Warna feses gelap Feses kering dan keras Nyeri abdomen Sakit kepala ........................... ........................... ..........................

untuk makan Tidak ada tandatanda malnutrisi

Berikan makanan sesuai diet Anjurkan keluarga untuki membantu pasien makan. Timbang berat badan Kolaborasi dengan gizi

Pola defekasi normal dalam waktu 3x 24 jam, dengan kriteria:

Bersihkan daerah bokong setiap habis buang air besar Observasi terjadinya tandatanda kerusakan kulit Ganti bila pakaian basah.

Você também pode gostar