Você está na página 1de 24

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dalam taraf halusinasi menuju industrialisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat. Mobilisasi masyarakat yang meningkat otomatis mengakibatkan peningkatan penggunaan alat-alat transportasi khususnya kenadaraan bermotor terlebih lagi masyarakat perkotaan. Sehingga menambah kesemerawutan arus lalu lintas yang tidak teratur dan dapat kecendrungan terjadinya kecelakaan. Kecelakaan tersebut sering meningkatkan

mengakibatkan terjadinya cidera pada tulang. Trauma adalah cedera fisik atau emosional. Secara medis !trauma" mengacu pada cedera serius atau kritis luka atau syok. #enanganan segera pada klien yang dicurigai mengalami trauma adalah dengan mengimobilisasi bagian trauma. $al ini bertujuan agar tidak terjadinya komplikasi. #eran perawat dalam hal ini adalah seagai pemberi asuhan keperawatan langsung pada klien sebagai pendidik yang memberi pendidikan kesehatan agar tidak terjadi komplikasi serta sebagai peneliti yaitu dimana perawat berupaya meneliti asuhan keperawatan kepada klien fraktur melalui metode ilmiah. %erdasarkan penjelasan diatas maka penulis lebih tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana asuhan keperawatannya. 1.2 Tujuan Penulisan Tujuan adanya laporan pendahuluan ini ialah agar setiap pembaca& mahasiswamahasiswi keperawatan& kebidanan dapat mengetahui mengerti dan memahami tentang Multiple Trauma 'kstremitas (f )ruris. 1.3 Rumusan Masalah Masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah* +. %agaimana anatomi dan fisiologi cruris, -. .pa definisi dari trauma cruris, /. .pa saja etiologi dari Multiple Trauma 'kstremitas (f )ruris, 0. %agaimana patofisiologi dari trauma cruris,

+ +

1. .pa saja manifestasi klinis dari trauma cruris, 2. .pa saja yang menjadi komplikasinya, 1. Man!aat Penulisan Manfaat dari penulisan makalah ini adalah setiap mahasiswa& mahasiswi dapat mengaplikasikan teori ini di lapangan sehingga tercapainya kompetensi yang diinginkan serta menambah pengalaman dalam asuhan keperawatan multiple trauma ekstremitas of cruris.

BAB 2 T"N#AUAN TE$R" 2.1 Anat%mi &ruris -.+.+ Tibia Tibia atau tulang kering merupakan kerangka yang utama dari tungkai bawah dan terletak medial dari fibula atau tulang betis. Tibia adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung. 3jung atas memperlihatkan adanya kondil medial dan kondil lateral. Kondi-kondil ini merupakan bagian yang paling atas dan paling pinggir dari tulang. #ermukaan superior memperlihatkkan dua dataran permukaan persendian untuk femur dalam formasi sendi lutut. Kondil lateral memperlihatkan posterior sebuah faset untuk persendian dengan kepala fibula pada sendi tibio-fibuler superior. Kondil-kondil ini di sebelah belakang dipisahkan oleh lekukan popliteum. 3jung bawah masuk dalam formasi persendian mata kaki. Tulangnya sedikit melebar dan ke bawah sebelah medial menjulang menjadi maleolus medial atau maleolus tibiae. #ermukaan lateral dari ujung bawah bersendi dengan fibula pada persendian tibio-fibuler inferior. Tibia membuat sendi dengan tiga tulang yaitu femur fibula dan talus. Merupakan tulang tungkai bawah yang lebih besar dan terletak di sebelah medial sesuai dengan os radius pada lengan atas.Tetapi 4adius posisinya terletak disebelah lateral karena anggota badan bawah memutar kearah medialis. .tas alasan yang sama maka ibu jari kaki terletak disebelah medialis berlawanan dengan ibu jari tangan yang terletak disebelah lateralis. 5.natomi fisiologi untuk siswa perawat +6678 +.Malleolus medialis Merupakan sebuah ciri yang penting untuk segi medis pergelangan kaki. Mempunyai sebuah pinggir bawah dan permukaan pinggir bawah mempunyai sebuah lekukan disebelah posterior dan merupakan tempat lekat dari ligamentum deltoideum.

3 3

-.#ermukaan anterior Merupakan tempat lekat dari kapsula pergelangan kaki. #ermukaan posterior beralur untuk tempat lewat tendo muskulus tibialis posterior dan pinggir dari alur merupakan tempat lekat dari retinakulum fleksores. /.#ermukaan posterior %erhubungan dengan permukaan posterior korpus. 9ipisahkan dari permukaan inferior oleh sebuah pinggiran yang tajam dan merupakan tempat lekat dari kapsula sendi pergelangan kaki. 0.#ermukaan lateralis Mempunyai bentuk seperti koma yang merupakan sendi yang sama pada permukaan medialis os talus. -.+.- :ibula Merupakan tulang tungkai bawah yang terletak disebelah lateral dan bentuknya lebih kecil sesuai os ulna pada tulang lengan bawah. .rti kata fibula adalah kurus atau kecil. Tulang ini panjang sangat kurus dan gambaran korpusnya ber;ariasi diakibatkan oleh cetakan yang ber;ariasi dari kekuatan otot < otot yang melekat pada tulang tersebut. Tidak urut dalam membentuk sendi pergelangan kaki dan tulang ini bukan merupakan tulang yang turut menahan berat badan. #ada fibula bagian ujung bawah disebut malleolus lateralis. 9isebelah bawah kira < kira = 1 cm disebelah bawah medialis juga letaknya lebih posterior. Sisi < sisinya mendatar mempunyai permukaan anterior dan posterior yang sempit dan permukaan < permukaan medialis dan lateralis yang lebih lebar. #ermukaan anterior menjadi tempat lekat dari ligamentum talofibularis anterior. #ermukaan lateralis terletak subkutan dan berbentuk sebagai penonjolan lubang. #inggir lateral alur tadi merupakan tempat lekat dari retinakulum. #ermukaan sendi yang berbentuk segi tiga pada permukaan medialis bersendi dengan os talus persendian ini merupakan sebagian dari sendi pergelangan kaki. :osa malleolaris terletak disebelah belakang permukaan sendi mempunyai banyak foramina ;askularis dibagian atasnya. #inggir inferior malleolus mempunyai apek yang menjorok kebawah. 9isebelah anterior dari apek terdapat sebuah insisura yang merupakan tempat lekat dari ligamentum kalkaneofibularis.5.natomi fisiologi untuk siswa perawat +6678.

2.2

De!inisi Trauma adalah cedera fisik atau emosional. Secara medis !trauma" mengacu pada

cedera serius atau kritis luka atau syok. Trauma cruris adalah terjadinya cidera pada tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya terjadi pada tulang tibia dan fibula. )idera ini bisa terjadi jika tulang dikenao stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. 2.3 a. b. c. a. b. c. Eti%l%gi Menurut (swari ' 5+66/8* Kekerasan langsung* Terkena pada bagian langsung trauma. Kekerasan tidak langsung* Terkena bukan pada bagian yang terkena trauma. Kekerasan akibat tarikan otot. Menurut %arbara ) >ong 5+6628* %enturan ? cedera 5jatuh kecelakaan8 :raktur patofisiologi 5oleh karena patogen kelainan8 Kelelahan Setiawan et al 5-=== hal ++-8 menjelaskan bahwa fraktur dapat terjadi karena hal berikut* +. -. Karena adanya tekanan yang menimpa tulang lebih besar dari daya tahan tulang Karena tulang yang sakit dinamakan fraktur #atologik ialah kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis 2. Pat%!isi%l%gi Trauma & rudapaksa dapat mengakibatkan fraktur sehingga dapat menimbulkan luka terbuka dan tertutup. :raktur luka terbuka memudahkan mikroorganisme masuk kedalam luka tersebut dan akan mengakibatkan terjadinya infeksi. #ada fraktur dapat mengakibatkan terputusnya kontinuitas jaringan sendi tulang bahakan kulit pada fraktur terbuka sehingga merangsang nociseptor sekitar untuk mengeluarkan histamin bradikinin dan prostatglandin yang akan merangsang serabut .-delta untuk menghantarkan rangsangan nyeri ke sum-sum tulang belakang kemudian dihantarkan oleh serabut-serabut saraf aferen yang masuk ke spinal melalu ! dorsal root dan sinaps pada dorsal horn. Impuls-impuls nyeri menyeberangi sum-sum belakang padainterneuron-

interneuron dan bersambung dengan jalur spinal asendens yaitu spinothalamic tract 5STT8 danspinoreticuler tract 5S4T8. STT merupakan sistem yang diskriminatif dan membawa informasi mengenai sifat dan lokasi dari stimulus kepada thalamus kemudian ke korteks untuk diinterpretasikan sebagai nyeri. Nyeri bisa merangsang susunan syaraf otonom mengaktifasi norepinephrin sarap msimpatis terangsang untuk mengaktifasi 4.S di hipothalamus mengaktifkan kerja organ tubuh sehingga 4'M menurun menyebabkan gangguan tidur. .kibat nyeri menimbulkan keterbatasan gerak 5imobilisasi8 disebabkan nyeri bertambah bila digerakkan dan nyeri juga menyebabkan enggan untuk bergerak termasuk toiletening menyebabkan penumpukan faeses dalam colon. )olon mereabsorpsi cairan faeses sehingga faeses menjadi kering dan keras dan timbul konstipasi. Imobilisasi sendiri mengakibatkan berbagai masalah salah satunya dekubitus yaitu luka pada kulit akibat penekanan yang terlalu lama pada daerah bone promenence. #erubahan struktur yang terjadi pada tubuh dan perasaan ancaman akan integritas stubuh merupakan stressor psikologis yang bisa menyebabkan kecemasan. Terputusnya kontinuitas jaringan sendi atau tulang dapat mengakibatkan cedera neuro ;askuler sehingga mengakibatkan oedema juga mengakibatkan perubahan pada membran al;eolar 5kapiler8 sehingga terjadi pembesaran paru kemudian terjadi kerusakan pada pertukaran gas sehingga timbul sesak nafas sebagai kompensasi tubuh untk memenuhi kebutuhan oksigen.

@()

2.'

Mani!estasi klinis Menurut %runner dan Suddart 5-==-A -/1B8 Manifestasi klinis trauma yang bahkan

dapat mengakibatkan fraktur adalah nyeri hilangnya fungsi deformitas pemendekan ekstermitas krepitus pembengkakan lokal dan perubahan warna. +. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untum meminimalkan gerakan antar fragmen tulang. -. Setelah terjadi fraktur bagian-bagian yang tak dapat digunakan dan cenderung bergerak secara alamiah 5gerakan luar biasa8 bukannya tetap rigid seperti normalnya. #ergeseran fragmen pada fraktur lengan atau tungkai menyebabkan deformitas 5terliahat maupun teraba8 ekstermitas yang bisa diketahui dengan membandingkan ekstermitas yang normal. 'kstermitas tak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melekatnya otot. /. #ada fraktur tulang panjang terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan bawah tempat fraktur. :ragmen sering saling melengkapi satu sama lain sampai - 1-1cm 5+-- inchi8. 0. Saat ekstermitas diperiksa dengan tangan teraba adanya derik tulang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya. 3ji kreptus dapat mengakibatkan kerusakan jaringan yang lebih berat. 1. #embengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagi akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini bisa baru terjadi setelah beberapa jam atau cedera. 2.( )%m*likasi %runner dan Suddarth 5-==-A -/218 membagi komplikasinya kedalam empat macam antara lain * +. -. Syok hipo;olemik atau traumatik yang terjadi karena perdarahan dan kehilangan cairan ekstra sel kejaringan yang rusak. Sindrome emboli lemak 5terjadi dalam -0 sampai 7- jam setelah cedera8. %erasal dari sumsum tulang karena perubahan tekanan dalam tulang yang fraktur mendorong molekul-

molekul lemak dari sumsum tulang masuk ke sistem sirkulasi darah ataupun karena katekolamin yang dilepaskan oleh reaksi stres. /. a. b. c. 2.+ Sindrom Kompartemen terjadi karena perfusi jaringan dalam otot kurang dari yang dibutuhkan untuk kehidupan jaringan. Ini bisa diakibatkan karna* #enurunan ukuran kompartemen otot karena fasia yang membungkus otot terlalu ketat atau gips atau balutan yang terlalu menjerat #eningkatan isi kompartemen otot karena edema. Tromboemboli infeksi dan Koagulopati Intra;askuler 9esiminata 5KI98 )%nse* Asuhan )e*era,atan #roses keperawatan adalah serangkaian tindakan yang sistematis dan

berkesinambungan meliputi tindakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan indi;idu atau kelompok baik yang aktual maupun potensial kemudian merencanakan tindakan untuk menyelesaikan mengurangi atau mencegah terjadinya masalah baru dan melaksanakan tindakan atau menugaskan orang lain untuk melaksanakan tindakan keperawatan serta menge;aluasi keberhasilan dari tindakan yang dikerjakan 5Rahmah, Nikmatur dan Saiful walid. 2009; 98. #roses keperawatan harus saling berkeseninambungan dan berkaitan satu sama lainnya dari pengkajian perencanaan pelaksanaan dan e;aluasi. Pengkajian #engkajian adalah tahap awaldari proses keperawatan dan tahap yang paling menentukan bagi tahap berikutnya. Kegiatan dalam pengkajian adalah pengumpulan data !Rahmah, Nikmatur dan Saiful walid. 2009; 2"#. +. #engumpulan 9ata #engumpulan data merupakan proses yang berisikan status kesehatan klien dengan menggunakan teknik anamnesis 5autoanamnesa dan aloanamnesa8 dan obser;asi. a. %iodata Klien Identitas klien meliputi * nama umur jenis kelamin perlu dikaji karena biasanya lakilaki lebih rentan terhadap terjadinya fraktur akibat kecelakaan bermotor pendidikan

10

pekerjaan agama suku&bangsa tanggal masuk rumah sakit tanggal pengkajian diagnosa medis nomor medrek dan alamat. -. Identitas penanggung jawab meliputi * nama umur pekerjaan agama pendidikan suku&bangsa alamat hubungan dengan klien. Ri,a-at )esehatan +8 Keluhan utama* Keluhan utama adalah alasan klien masuk rumah sakit yang dirasakan saat dilakukan pengkajian yang ditulis dengan singkat dan jelas dua atau tiga kata yang merupakan keluhan yang membuat klien meminta bantuan pelayanan kesehatan. -8 4iwayat Kesehatan Sekarang* Merupakan penjelasan dari permulaan klien merasakan keluhan sampai dengan dibawa ke rumah sakit dan pengembangan dari keluhan utama dengan menggunakan #C4ST. # 5$ro%okati%e&$alliati%e8 apa yang menyebabkan gejala bertambah berat dan apa yang dapat mengurangi gejala. C 5'ualit(&'uantit(8 bagaimana gejala dirasakan klien dan sejauh mana gejala dirasakan. 4 5Re)ion&Radiation8 dimana gejala dirasakan , apakah menyebar, apa yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala tersebut , S 5Saferit(&Scale8 seberapa tingkat keparahan gejala dirasakan, #ada skala berapa, * !*imin)#, berapa lama gejala dirasakan , kapan tepatnya gejala mulai dirasakan apakah ada perbedaan intensitas gejala misalnya meningkat di malam hari. /8 4iwayat Kesehatan 9ahulu* Tanyakan mengenai masalah-masalah seperti adanya riwayat trauma riwayat penyakit tulang seperti osteoporosis osteomalacia osteomielitis gout ataupun penyakit metabolisme yang berhubungan dengan tulang seperti diabetes mellitus 5lapar terus-menerus haus dan kencing terus<menerus8 gangguan tiroid dan paratiroid. 08 4iwayat Kesehatan Keluarga* $al yang perlu dikaji adalah apakah dalam keluartga klien terdapat penyakit keturunan ataupun penyakit menular dan penyakit-penyakit yang karena lingkungan yang kurang sehat yang berdampak negatif pada kesehatan anggota keluarga termasuk klien.

10

11

Pemeriksaan .isik 9ilakukan dengan menggunakan teknik inspeksi palpasi perkusi dan auskultasi terhadap berbagai sistem tubuh. +8 Keadaan 3mum* Klien yang mengalami immobilisasi perlu dilihat dalam hal penampilan postur tubuh kesadaran gaya berjalan kelemahan kebersihan dirinya dan berat badannya. -8 Sistem #ernafasan* %entuk hidung ada atau tidaknya sekret #)$ 5#ernafasan )uping $idung8 kesimetrisan dada dan pernafasan suara nafas dan frekwensi nafas. #engaturan pergerakan pernafasan akan mengakibatkan adanya retraksi dada akibat kehilangan koordinasi otot. 'kspansi dada menjadi terbatas karena posisi berbaring akibatnya ;entilas paru menurun sehingga dapat menimbulkan atelektasis. .kumulasi sekret pada saluran pernafasan mengakibatkan terjadinya penurunan efisiensi siliaris yang dapat menyebabkan pembersihan jalan nafas yang tidak efektif. Kelemahan pada otot pernafasan akan menimbulkan mekanisme batuk tidak efektif. /8 Sistem Kardio;askuler* @arna konjungti;a pada fraktur terutama fraktur terbuka akan terlihat pucat dikarenakan banyaknya perdarahan yang keluar dari luka terjadi peningkatan denyut nadi karena pengaruh metabolik endokrin dan mekanisme keadaaan yang menghasilkan adrenergik sereta selain itu peningkatan denyut jantung dapat diakibatkan pada klien immobilisasi. (rthostatik hipotensi biasa terjadi pada klien immobilisasi karena kemampuan sistem syaraf otonom untuk mengatur jumlah darah kurang. 4asa pusing saat bangun bahkan dapat terjadi pingsan terdapat kelemahan otot. .da tidaknya peningkatan DE# !+u)ular ,ena $ressure#, bunyi jantung serta pengukuran tekanan darah. #ada daerah perifer ada tidaknya oedema dan warna pucat atau sianosis. 08 Sistem #encernaan* Keadaan mulut gigi bibir lidah kemampuan menelan peristaltik usus dan nafsu makan. #ada klien fraktur dan dislokasi biasanya diindikasikan untuk mengurangi pergerakan 5immobilisasi8 terutama pada daerah yang mengalami dislokasi hal ini dapat mengakibatkan klien mengalami konstipasi. 18 Sistem Fenitourinaria*

11

12

.da tidaknya pembengkakan dan nyeri daerah pinggang palpasi ;esika urinaria untuk mengetahui penuh atau tidaknya kaji alat genitourinaria bagian luar ada tidaknya benjolan lancar tidaknya pada saat klien miksi serta warna urine. #ada klien fraktur dan dislokasi biasanya untuk sementara waktu jangan dulu turun dari tempat tidur dimana hal ini dapat mengakibatkan klien harus %.K ditempat tidur memaskai pispot sehingga hal ini menambah terjadinya susah %.K karena klien tidak terbiasa dengan hal tersebut. 28 Sistem Muskuloskeletal* 9erajat 4ange (f Motion pergerakan sendi dari kepala sampai anggota gerak bawah ketidaknyamanan atau nyeri ketika bergerak toleransi klien waktu bergerak dan obser;asi adanya luka pada otot akibat fraktur terbuka tonus otot dan kekuatan otot. #ada klien fraktur dan dislokasi dikaji ada tidaknya penurunan kekuatan masa otot dan atropi pada otot. Selain itu dapat juga ditemukan kontraktur dan kekakuan pada persendian. 78 Sistem Integumen* Keadaan kulit rambut dan kuku. #emeriksaan kulit meliputi tekstur kelembaban turgor warna dan fungsi perabaan. #ada klien fraktur dan dislokasi yang immobilisasi dapat terjadi iskemik dan nekrosis pada jaringan yang tertekan hal ini dikarenakan aliran darah terhambat sehingga penyediaan nutrisi dan oksigen menurun. B8 Sistem #ersyarafan* Mengkaji fungsi serebral fungsi syaraf cranial fungsi sensorik dan motorik sertsa fungsi refleks. P%la Akti/itas 0ehari1hari +. #ola Nutrisi* Kebiasaan makan klien sehari-hari dan kebiasaan makan-makanan yang mengandung kalsium yang sangat berpengaruh dalam proses penyembuhan tulang dan kebiasaan minum klien sehari-hari meliputi frekwensi jenis jumlah dan masalah yang dirasakan. -. /. #ola 'liminasi* Kebiasaan %.% dan %.K klien apakah berpengaruh terhadap perubahan sistem tubuhnya yang disebabkan oleh fraktur. #ola Istirahat Tidur* Kebiasaan klien tidur sehari-hari apakah terjadi perubahan setelah mengalani fraktur.

12

13

0. 1.

#ersonal $ygiene* Kebiasaan mandi cuci rambut gosok gigi dan memotong kuku perlu dkaji sebelum klien sakit dan setelah klien dirawat dirumah sakit. #ola .kti;itas* Sejauh mana klien mampu berakti;itas dengan kondisinya saat ini dan kebiasaan klien berolah raga sewaktu masih sehat.

As*ek Psik% 0%sial 0*iritual +. 9ata #sikologis #engkajian psikologis yang dilakukan pada klien dengan fraktur pada dasarnya sama dengan pengkajian psikososial dengan gangguan sistem lain yaitu mengenai konsep diri 5gambaran diri ideal diri harga diri peran diri dan identitas diri8. #ada klien fraktur adanya perubahan yang kurang wajar dalam status emosional perubahan tingkah laku dan pola koping yang tidak efektif. -. 9ata sosial* #ada data sosial yang dikaji adalah hubungan klien dengan keluarga dan hubungan klien dengan petugas pelayanan kesehatan. /. 9ata Spiritual* #erlu dikaji agama dan kepribadiannya keyakinan dan harapan yang merupakan aspek penting untuk penyembuhan penyakitnya. 0. 9ata #enunjang Menurut 9oengoes et. al 5-==-*72-8 pemeriksaaan diagnostik yang biasa dilakukan pada pasien dengan fraktur* +. #emeriksaan rontgen* Menentukan lokasi&luasnya fraktur&trauma. -. )omputed Tomography 5)T-S).N8. Memperlihatkan fraktur dan dislokasi dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak dan untuk mengetahui lokasi dan panjangnya patah tulang didaerah yang sulit die;aluasi. /. .rteriogram* 9ilakukan bila dicurigai terdapat kerusakan ;askuler. 0. #emeriksaan darah lengkap* #emeriksaan darah lengkap meliputi kadar haemoglobin yang biasanya lebih rendah karena perdarahan akibat trauma. $ematokrit mungkin meningkat atau menurun 5perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh dari trauma multiple8. Kreatinin 5trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal8. #rofil koagulasi 5perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah tranfusi multipel atau cedera hati8.

13

14

Analisa Data 9ata yang sudah dikumpulkan kemudian dikelompokkan berdasarkan masalahnya kemudian dianalisa dengan menggunakan tabel yang terdiri dari nomer data yang terdiri dari data subjektif dan objektif etiologi dan masalah sehingga menghasilkan suatu kesimpulan berupa masalah keperawatan yang nantinya akan menjadi diagnosa keperawatan. Diagn%sa )e*era,atan 9oenges et.al 5-===A 72--7718 merumuskan delapan diagnosa keperawatan %runner dan Suddarth 5-==-A -/2/8 merumuskan tiga diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada fraktur tertutup dan 'ngram %arbara 5+666A -2B--7+8 merumuskan lima diagnosa keperawatan pada klien dengan fraktur. 9ari tiga pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan sistem muskuloskeletal dengan fraktur adalah* +. -. /. 0. 1. Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot gerakan fragmen tulang cedera pada jaringan lunak alat traksi&imobilisasi. Kerusakan neuromuskuler. 4esiko infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit dan terpajannya dengan lingkungan akibat fraktur terbuka fiksasi pen eksternal. 4esiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi dan terpasangnya alat fiksasi. Kerusakan pola istirahat dan tidur behubungan dengan nyeri. mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka

14

15

Peren2anaan #erencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan untuk menanggulangi masalah dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. +. Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot gerakan fragmen tulang cedera pada jaringan lunak alat traksi&imobilisasi Tupan Tupen * Nyeri hilang. * Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama - hari di harapkan nyeri

berkurang dengan kriteria * a. Klien mengatakan nyeri berkurang. b. Skala nyeri menjadi - dari skala nyeri =-1 c. Tanda-tanda ;ital dalam batas normal 5 T9 G +-=&B= mm$gA 44 G +2--0 H&menitA N G 2=-B= H&menitA S 4encana * Inter;ensi o #ertahankan gips dan o yang darah 4asional o mencegah tulang&tegangan cedera. 3ntuk meingkatkan aliran balik ;ena menurunkan edema menurunkan nyeri. 9engan menkaji tingkat nyeri ansietas o o >akukan tekhnik klien untuk inter;ensi. dapat keefektifan Tingkat pengawasan Menghilangkan nyeri dan kesalahan jaringan posisi yang G /2 1-/7 1= )8. d. Klien dapat melakukan teknik distraksi dan relaksasi yang tepat.

imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring pembebat traksi. o sokong o klien Tinggikan ekstremitas mengalami luka&fraktkur. Kaji tngkat nyeri o

mempengaruhi

persepsi&reaksi terhadap nyeri. 9engan melakukan teknik distraksi pada klien dengan cara

15

16

distraksi bincang

dengan

cara

berbincang-bincang hanya tertuju pada nyeri. o Meningkatkan lokal dan kelelahan otot. Mempertahankan

dapat

mengajak klien berbincang-

mengalihkan perhatian klien tidak sirkulasi

umum A msnurunkan area tekanan o tindakan contoh o pasif&aktif. %erikan alternatif kenyamanan pijatan >akukan pijatan o dan o kekuatan&mobilitas otot yang sakit dan memudahkan resolasi inflamasi pada jaringan yang cedera. Memfokuskan kembali perhatian meningkatkan rasa kontrol dan dapat meningkatkan kemampuan koping dalam manajemen nyeri yang o manajemen napas 9orong stres klien contoh latihan imajinasi Sentuhan mungkin menetap untuk periode lebih lama. untuk menggunakan teknik relaksasi progresif dalam ;isualisasi.

punggung perubahan posisi. awasi latihan rentang gerak

terapeutik. Sumber* 9oenges et. al. 5-=== hal 7218 Rencana -suhan .eperawatan /ntuk $erencanaan0an $endokumentasian $erawatan $asien 5edisi /8 'F) Dakarta. -. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka neuromuskuler. Tupan * Immobilisasi fisik tidak terjadi. Tupen *Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama - hari diharapkan dapat melakukan mobilitas fisik dengan bantuan minimal denngan Kriteria hasil * a. Klien mampu meningkatkan&mempertahankan mobilitas pada paling tinggi. b. Klien mampu mempertahankan posisi fungsional.

16

17

c. Klien mampu meningkatkan kekuatan&fungsi yang sakit dan& mengkompensasi bagian tubuh. d. Klien mampu menunjukan kemampuannya. 4encana * Inter;ensi o 4asionalisasi rentang o Mencegah&menurunkan insiden komplikasi kulit menghindari spasme otot dan gerak aktif dalam meningkatkan o rentang anggota >akukan gerak gerak pasif yang latihan pada o sakit pergerakkan Ferak pasif dapat mencegah kontraktur dan dengan cara disangga agar tidak terjadi pergeseran pada tulang yang fraktur o serta o o Tingkatkan gerak secara perlahan. $ari kedua post op klien bisa duduk di tempat tidur dengan nyaman o $ari ketiga post op klien bisa turun dari tempat tidur dan jalan-jalan di sekitar dengan tangan yang fraktur disangga latihan o bertahap Melancarkan mencegah&menurunkan 4entang grak sirkulasi insiden secara tidak kemandirian

>akukan

gerak aktif pada anggota gerak sehat sedikitnya 0 kali&hari

dengan hati-hati dan sangga ekstrimitas yang fraktur. o --0 jam 3bah posisi setiap

sehingga mempercepat penyembuhan komplikasi kulit. dimungkinkan

menyebabkan keterkejutan pada klien

17

18

Sumber* 9oenges et. al. 5-=== hal 7268 Rencana -suhan .eperawatan /ntuk $erencanaan 0an $endokumentasian $erawatan $asien 5edisi /8 'F) Dakarta

/.

4esiko infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit dan terpajannya dengan lingkungan akibat fraktur terbuka fiksasi pen eksternal. Tupan * Infeksi tidak terjadi. Tupen * Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama - hari diharapkan tandatanda infeksi tidak terjadi dengan Kriteria * a. Tidak ditemukannya tanda < tanda infeksi. b. Tanda ;ital terutama suhu tidak terjadi peningkatan atau dalam batas normal. c. >eukosit normal 50.=== < +=.===8

4encana * "nter/ensi Rasi%nal

18

19

o perubahan o perhatikan

(bser;asi luka untuk o pembentukan bula warna Kaji sisi krepitasi kulit bau o

Tanda perkiraan gangren.

drainage yang tidak enak&asam. pen&kulit peningkatan keluhan

9apat timbulnya infeksi

mengindikasikan lokal&nekrosis

jaringan yang dapat menimbulkan adanya osteomeilitis. o 9apat kontaminasi o Kekuatan silang otot kemungkinan infeksi. spasme tonik otot rahang dan disphagia menunjukan adanya tetanus. o .danya drainage purulen akan memerlukan kewaspadaan luka untuk mencegah kontaminasi silang. o .ntibiotik spektrum luas dapat digunakan secara propilaktip pada mikroorganisme khusus. mencegah dan

nyeri&rasa terbakar atau adanya oedema eritema drainage & bau tak enak. o %erikan perawatan pen&kawat steril sesuai protokol dan latihan mencuci tangan. o Kaji tonus otot reflek tendon dalam dan kemampuan untuk berbicara. o isolasi. >akukan prosedur

o IE&topikal. o

%erikan

obat

sesuai o

7.

>eukositosis

dengan indikasi contoh antibiotik Kolaborasi pemeriksaan laboraorium hitung darah lengkap.

biasanya ada dengan proses infeksi.

Sumber* 9oenges et. al. 5-=== hal 7218 Rencana -suhan .eperawatan /ntuk $erencanaan 0an $endokumentasian $erawatan $asien 5edisi /8 'F) Dakarta

19

20

0.

4esiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Imobilisasi dan Terpasangnya .lat :iksasi. Tupan * Integritas kulit terpelihara Tupen * Setelah dilakukan perawatan selam - hari diharapkan tanda-tanda dekubitus tidak terjadi dengan kriteia* a. b. c. Tidak ada kemerahan pada daerah yang tertekan terutama bokong dan tumit Tidak teraba panas pada daerah tertekan Tidak terdapat lecet pada daerah tertekan

Inter;ensi o kemerahan perubahan memutih.

4asionalisasi Kaji kulit untuk o Memberikan benda asing perdarahan warna kelabu

informasi

luka terbuka

tentang sirkulasi kulit dan masalah yang mungkin disebabkan oleh alat dan&atau pemasangan bebat atau medik tekanan traksi atau pembentukan edema yang membutuhkan lanjut. inter;ensi

o penonjolan dan

Masase kulit dan o tulang. kerutan. bantalan lain bawah o dapat o #ertahankan tempat kering bebas Tempatkan air&bantalan

Menurunkan abrasi&kerusakan kulit

konstan pada area yang peka da risik

#osisi kulit&kerusakan.

yang

tak

tepat cedera

kiku&tumit sesuai inidikasi. o Kaji posisi bebat pada alat traksi

menyebabkan

9engan mobilisasi aktif maupun pasif sirkulasi darah pada daerah tertentu lancar dan penekanan-

>akukan mobilisai aktif maupun pasif.

penekanan pada daerah tertentu tidak berlebihan

20

21

Sumber* 9oengoes

et. al. 5-===

hal 77+8. Rencana -suhan .eperawatan /ntuk

$erencanaan 0an $endokumentasian $erawatan $asien 5edisi /8 'F) Dakarta 1. Kerusakan pola istirahat dan tidur behubungan dengan nyeri Tupan Tupen a. b. 4encana* Inter;ensi o o 4asionalisasi %erikan makanan o Meningkatkan dengan perasaan mengantuk Menurunkan mandi Kafein dapat kebutuhan akan bangun untuk pergi ke kamar Turunkan jumlah o minum sore hari lakuikan berkemih sebelum tidur o makanan %atasi dan mengandung kafein o pemberian dan sedatif Kolaborasi dalam obat analgetik o Nyeri meruhi kemampuan klien untuk tidur dsan sedatif obat yang tepat untuk menuiingkatkan istirahat masukan minuman o memperlambat klien untuk tidur dan memopengaruhi tidur tahap 4'M. * kerusakan pola istirahat teratasi * setelah dilakukan tindakan keperawatan -H-0 jam Kebutuhan istirahat tidur terpenuhi dengan kriteria* Tidur&istirahat diantara gangguan Melaporkan peningkatan rasa sehat dan merasa dapat istirahat

relaksasi

kecil susu hangat sore hari

Sumber * 9oengoes et. al. 5-=== hal 06/ /B18. Rencana -suhan .eperawatan /ntuk $erencanaan 0an $endokumentasian $erawatan $asien 5edisi /8 'F) Dakarta

21

22

"m*lementasi Implementasi atau pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam implementasi juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan mengobser;asi respon klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan dan menilai data yang baru 54ahmah Nikmatur dan Saiful walid. -==6A B68. Menurut wilknison 5-==7A dalam Nurjanah Intansari. -=+=A +B28 implementasi yang bisa dilakukan oleh perawat terdiri dari* do 5melakukan8 dele)ate 5mendelegasikan8 dan record 5mencatat8. E/aluasi 4ahmah Nikmatur dan Saiful walid 5-==6A 60-628 menjelaskan bahwa e;aluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien 5hasil yang diamati8 dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. ';aluasi bertujuan untuk mengakhiri rencana tindakan keperawatan memodifikasi rencana tindakan keperawatan dan meneruskan rencana keperawatan. ';aluasi terdiri dari e;aluasi proses 5formatif8 dan e;aluasi hasil 5sumatif8. ';aluasi formatif adalah e;aluasi yang dilakukan setiap selesai tindakan berorientasi pada etiologi dan dilakukan secara terus-menerus sampai tujuan yang telah ditentukan berhasil. Sedangkan e;aluasi sumatif dilakukan setelah akhir tindakan keperawatan secara paripurna berorientasi pada masalah keperawatan menjelaskan keberhasikan&ketidak berhasilan rekaputasi dan kesimpulan status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan.

BAB 3

22

23

PENUTUP 3.1 )esim*ulan Trauma adalah cedera fisik atau emosional. Secara medis !trauma" mengacu pada cedera serius atau kritis luka atau syok. Trauma cruris adalah terjadinya cidera pada tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya terjadi pada tulang tibia dan fibula. )idera ini bisa terjadi jika tulang dikenao stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. Trauma & rudapaksa dapat mengakibatkan fraktur sehingga dapat menimbulkan luka terbuka dan tertutup. :raktur luka terbuka memudahkan mikroorganisme masuk kedalam luka tersebut dan akan mengakibatkan terjadinya infeksi. 3.2 0aran Sangat dianjurkan untuk beristirahat dan meminimalkan pengeluaran energi. Dadi hal yang sangat dianjurkan untuk klien dan keluarga adalah dengan menganjurkan klien untuk beristirahat total

DA.TAR PU0TA)A
22

23

24

9oengoes et. al. Rencana -suhan .eperawatan /ntuk $erencanaan 0an $endokumentasian $erawatan $asien 5edisi /8 'F) Dakarta http*&&lutfieblogs.blogspot.com&-=+-&=1&laporan-kasus-cruris.html http*&&kamuskesehatan.com&arti&trauma& scribd.com

24

Você também pode gostar