Você está na página 1de 11

PENGENALAN Agama Hindu, sebuah Agama yang tertua di dunia.

Hindu sebenarnya bukan sebuah agama malah sebuah tradisi yang di kembangkan hampir 10,000 tahun oleh masyarakat India. Perkataan Hindu berasal daripada perkataan Sindhu, Ia itu nama tempat tamadun Kaum India bermula, penduduknya digelar sindhu dan lama kelaman ia berubah menjadi Hindu. Nama dan gelaran yang betul bagi pengikut ajaran ini ialah Vedandi yang bermaksud Manusia yang diberi Veda atau Pengikut Veda. Seperti juga agama Islam, agama hindu juga mempunyai kepercayaan nya tersendiri. Terdapat 5 kepercayaan dalam agama ini yang disebut sebagai Pancasradha. Makna Pancasradha adalah keyakinan dasar umat Hindu. KEPERCAYAAN DALAM AGAMA HINDU Antara keyakinan pertama adalah Widhi Tattwa iaitu kepercayaan kepada tuhan yang esa dalam segala aspek. Hal ini boleh di kaitkan dengan agama islam di mana rukun iman yang pertama adalah percaya kepada Tuhan iaitu Allah s.w.t. Tuhan dalam konteks agama Hindu di sebut sebagai Brahman. Filsafat tersebut tidak mengakui bahwa dewa-dewi merupakan Tuhan tersendiri atau makhluk yang menyaingi derajat Tuhan Konsep Widhi Tattwa ini juga berlandaskan Dharma iaitu ajaran yang menekankan umatnya agar menyakini dan mengakui kewujudan Tuhan yang Maha Esa. Dalam filsafat Adwaita Wedanta dan dalam kitab Weda, Tuhan diyakini hanya satu namun orang bijaksana menyebutnya dengan berbagai nama.Keyakinan kedua adalah Atma Tattwa dimana maksud Atma Tattwa adalah kepercayaan yang terdapat dalam jiwa seseorang. Dalam ajaran Hinduisme, makhluk yang hidup merupakan percikan daripada Tuhan yang di sebut sebagai Atman. Ketiga adalah Karmaphala. Karmaphala adalah daripada perkataan karma = perbuatan dan pahala = buah hasil. Dalam ajaran ini,setiap perbuatan manusia dinilai dari segi pahala dan juga dosa dimana setiap perbuatan ada baik dan buruknya.Keempat adalah Punarbhawa.Makna Punarbhawa adalah kelahiran semula ataupun reinkarnasi. Kelahiran semula terjadi kerana jiwa harus menanggung dosa dari perbuatan kehidupan yang terdahulu. pabila manusia tidak sempat menikmati hasil perbuatannya seumur hidup, maka mereka diberi kesempatan untuk menikmatinya pada kehidupan selanjutnya. Maka dari itu, munculah proses reinkarnasi yang bertujuan agar jiwa dapat menikmati hasil perbuatannya (baik atau buruk) yang belum sempat dinikmati. Proses reinkarnasi diakhiri apabila seseorang mencapai kesadaran tertinggi (moksa). Kelima adalah Mokhsa. Mokhsa adalah dimana keadaan jiwa merasa sangat tenang dan menikmati kebahagiaan yang tidak terikat dengan berbagai nafsu. Pada saat mencapai

keadaan Moksa, jiwa terlepas dari siklus reinkarnasi sehingga jiwa tidak bisa lagi menikmati suka-duka di dunia. Oleh karena itu, Moksa menjadi tujuan akhir yang ingin dicapai oleh umat Hindu. KONSEP KETUHANAN Agama hindu terdapat empat konsep ketuhanan iaitu henoteisme, panteisme , monoteisme, politeisme atau ateisme. Di antra keempat- empat konsep ketuhanan ini konsep monoteisme adalah paling bnayak yang di guna pakai oleh sebab mudah di fahami berbanding dengan konsep-konsep yang lain. Monoteisme Dalam agama Hindu pada umumnya, konsep yang dipakai adalah monoteisme. Konsep tersebut dikenal sebagai filsafat Adwaita Wedanta yang berarti "tak ada duanya". Selayaknya konsep ketuhanan dalam agama monoteistik lainnya, Adwaita Wedanta menganggap bahawa Tuhan merupakan pusat segala kehidupan di alam semesta, dan dalam agama Hindu, Tuhan dikenal dengan sebutan Brahman. Dalam keyakinan umat Hindu, Brahman merupakan sesuatu yang tidak berawal namun juga tidak berakhir. Brahman merupakan pencipta sekaligus pelebur alam semesta. Brahman berada di mana-mana dan mengisi seluruh alam semesta. Brahman merupakan asal mula dari segala sesuatu yang ada di dunia. Segala sesuatu yang ada di alam semesta tunduk kepada Brahman tanpa kecuali. Dalam konsep tersebut, posisi para dewa disetarakan

denganmalaikat dan enggan untuk dipuja sebagai Tuhan tersendiri, melainkan dipuji atas jasajasanya sebagai perantara Tuhan kepada umatnya. Filsafat Adwaita Wedanta menganggap tidak ada yang setara dengan Brahman, Sang pencipta alam semesta. Dalam keyakinan umat Hindu, Brahman hanya ada satu, tidak ada duanya, namun orang-orang bijaksana menyebutnya dengan berbagai nama sesuai dengan sifatnya yang maha kuasa. Nama-nama kebesaran Tuhan kemudian diwujudkan ke dalam beragam bentuk Dewa-Dewi misalnya: Wisnu, Brahma, Siwa, Laksmi, Parwati, Saraswati, dan lainlain. Dalam Agama Hindu Dharma (khususnya di Bali), konsep Ida Sang Hyang Widhi Wasa merupakan suatu bentuk monoteisme asli orang Bali Al- Biruni menyimpulkan

bahawa pada mulanya manusia mempunyai kepercayaan monoteisme murni, penuh kebaikan dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Namun nafsu jahat telah membawa mereka kepada

perbe aan agama filsafat dan politik sehingga mereka menyimpang dari monoteisme Penaklukan Juresalem Hingga Angka Nor oleh R.A Gunadi M.Shoelhi)

ari

Monoteisme dlam agama hindu adalah berbeza dengan monoteisme dalam agama Yahudi dan islam di sebabkan Hindu menekankan `kesedaran akan Tuhan ` sebagai ciri khas sedangkan yang lain pula pada dasarnya menekankan hasrat dan keadilan Agama oleh Mariasusai Dhavamony, 2006 ). enomenologi

KITAB SUCI AGAMA HINDU alam agama Hindu ada kepercayaan bahkan agama itu diwahyukan melalui orang-orang yang melihat yang disebut Resi. Karena Resi adalah orang-orang yang telah mendengar pengetahuan tadi lalu sering disebut dengan sruti .( Bansi Pandit, Pemikiran Hindu, 2006). Apa yang didengar biasanya lalu dijadikan teks-teks, yang adakalanya disebut dengan mantramantra yang sangat dipentingkan dalam melakukan meditasi; juga sering dikatakan sebagai kemampuan menyelamatkan akal pikiran Kitab dalam agama Hindu adalah tulisan keagamaan yang paling tua dan dan paling besar didunia. a) Kitab Sruti ( Weda ) Kitab Sruti termasuk kitab utama dari agama Hindu yaitu Weda. Weda mengajarkan ajaran tertinggi yang diketahui oleh manusia, dan membentuk sumber yang mutlak dalam Agama Hindu Kata Veda diambil dari kata Vid yang berarti mengetahui Sruti dalam bahasa sanskerta berarti apa yang didengar Veda ini adalah kebenaran yang abadi dimana pengamat weda, yang disebut dengan para Resi, yang mendengar wahyu ini ketika mereka melakukan penetelitian yang mendalam. Weda bukanlah hasil dari pemikiran manusia, tetapi ungkapan apa yang disedari melalui persepsi intuisi oleh para Resi Weda, yang memiliki kekuatan yang dianggap berasal dari Tuhan.Kaum Resi menerima wahyu ini atau mendengarnya, dan kemudian dirakam dalam empat Weda. Weda-weda tersebut adalah Rig Weda,Sama Weda, Yajur Weda, dan Atharwa Weda. Wahyu ini dimunculkan dalam kesadaran para guru, dan pengalaman-pengalaman intuisi-intuisi mereka, apa yang mereka dengarkan tentang Yang Ilahi dimuat dalam teks empat kitab Weda tersebut. Wahyu Weda, dan oleh karananya Weda sendiri dirujuk sebagai Sruti atau yang didengarkan; ini kemudian ditambah dengan Smriti atau kenangan yaitu tradisi Kehidupan keagamaan umat Hindu didasarkan pada naskah suci yang disebut Weda Samhita, yang mereka yakini sebagai ciptaan Brahma. Hanya para resi saja yang mampu menerima isi Weda tersebut. Isi

Weda pada mulanya berbentuk mantra-mantra, kemudian disusun dalam bentuk puji-pujian. Keempat Kitab Suci Weda Samitha tersebut ialah :

1) Rig Weda. Rigweda berasal dari kata rig yang berarti memuji. Kitab ini berisi 1000 pujipujian kepada para dewa dalam bentuk kidung, dan masing-masing kidung (sukta) terbagi dalam beberapa bait. Bagian akhir Rig Weda membicarakan perawatan orang mati, pembakaran dan penguburannya. Menurut umat Hindu, Rig Weda ini sangat penting ,didalamnya terdapat pengertian dan isyarat akan agama yang monoteistis dengan falsafah yang monistik. Arah monoteisme tersebut muncul sekitar Dewa Prajapati, tuhan Pencipta. Akan tetapi monoteisme disini belum dalam pengertian yang tajam seperti pengertian monoteisme modern.

2) Sama Weda. Sama Weda merupakan suatu bunga-rampai Rig Weda, dan sangat menekankan pada tanda-tanda irama musik. Tanda-tanda musik ini kemudian memunculkan musik Karnatik India, music klasik India yang asli. Music Karnatik berhubungan dengan lagu pengabdian pada para dewa dan didasarkan atas tujuh suara: Sa, Re, Ga, Ma, Pa, Dha dan Ni. Kombinasi dan permutasi dari tujuh suara ini digunakan untuk menciptakan irama yang dikenal dengan raga. Sama Weda terdiri dari 1.549 bait. Puji-pujian dinyanyikan diikuti dengan irama musik oleh para pendeta yang disebut udgatar.

3) Yajur weda. Weda ini tidak hanya memuat mantra-mantra dan persembahan Soma saja, akan tetapi juga mantra-mantra yang diucapkan dalam beberapa upacara kecil. Yajur weda memiliki hubungan yang sangat erat dengan Rig weda dan Sama Weda, dan ketiganya sering disebut dengan Tri-Wedi

4)Atharwa-weda. Para Atharwan adalah golongan pendeta tersendiri. Dalam Weda ini dijumpai lagi kidung-kidung yang harus diucapkan pada waktu mempersembahkan Soma. Isi Atharwa Weda berupa mantra-mantra magis dan doa-doa yang bunyi dan artinya sendiri sudah dianggap sudah memiliki kekuatan.

b)

Kitab Smriti Smriti berarti Yang diingat Kitab Smriti berasal dari Weda dan dianggap berasal

dari manusia bukan dari Tuhan. Smriti ditulis untuk dan menjelaskan Weda, membuat Weda dapat dimengerti dan lebih berarti bagi manusia pada umumnya. Semua sumber tulisan selain Weda dan Baghavad Gita secara kolektif disebut dengan Smriti . ( Bansi Pandit, Pemikiran Hindu, 2006) 1)Dharma Sastra. Tulisan ini menggambarkan tentang peraturan dalam tingkah laku manusia yang benar, kesihatan peribadi, administrasi sosial, etika dan tanggungjawab moral. Dharma Sastra yang paling terkenal adalah Manu Smriti atau Kode manu, yang terdiri dari 2.694 stanza dalam 12 bab. Manu, nenek moyang ke-65 (inkarnasi dari Tuhan dalam bentuk manusia) Rama, yang menggambarkan tingkah laku dasar untuk mengendalikan diri, tidak melukai, penuh kasih dan dan terikat, yang ditekankan sebagai syarat untuk membentuk masyarakat yang baik. Manu Smriti, adalah kod hokum untuk hidup dengan benar, yang secara terus menerus mendominasi kehidupan etika orang Hindu. 2) Nibandha. Nibandha adalah bacaan, pedoman, dan ensiklopedia hukum Weda yang menyingggung tentang tingkah laku manusia, pemujaan dan ritual. Nibandha juga membahas tentang topik pemberian hadiah, tempat perziarahan suci, dan menjaga tubuh manusia. 3) Purana. Purana membentuk sebagian besar kesusteraan Smriti. Purana ini muncul dalam bentuk pertanyaan dan jawapan, dan menjelaskan ajaran bawah sedar dari Weda melalui cerita dan legenda dari raja zaman dahulu, pahlawan, dan sifat-sifat kedewaaan.Purana adalah merupakan alat yang sangat terkenal untuk mengajarkan ajaran keagamaan. 4) Epos (Cerita Kuno). Dua epos (itihasa) yang paling terkenal dalam agama Hindu adalah Ramayana dan Mahabhrata. Epos ini adalah cerita yang paling terkenal diantara orang Hindu.

c) Kitab Brahmana dan Anyaraka

Berbeza dari naskah atau kitab Samhita, kitab Brahmana disusun oleh para pendeta Brahmana sekitar abad ke-8 SM. Untuk menjelaskan tentang daya kekuatan korban. Dengan kata lain, kitab tersebut bukanlah kitab puji-pujian kepada para dewa, tetapi merupakan kitab yang berisi keterangan-keterangan dari para brahmana tentang korban.Brahmana juga menekankan dan membahas upacara pengorbanan dan teknik yang benar dalam pelaksanaannya. Termasuk penjelasan dalam menggunakan mantra dalam upacara dan menimbulkan kekuatan mistik dari pengorbanan itu. Bahagian ini disebut dengan Brahmana kerana mereka membahas tugas dari para Brahim (pendeta) yang melakukan pada saat upacara pengorbanan Pada bagian akhir kitab Brahmana terdapat tambahan, kemudian tambahan inilah yang disebut sebagai kitan Anyaraka. Kitab ini berisi tentang renungan sekitar masalah korban sehingga dianggap sakti. Karana itu mempelajarinya harus ditempattempat yang jauh dari tempat tinggal manusia, yaitu ditengah-tengah hutan, Aranya = hutan. Aranya kitab yang berasal dari hutan; yaitu buku yang dihasilkan dengan bermeditasi di hutan yang sepi) yang menandai transisi dari pengorbanan Brahmanikal menuju filsafat dan spekulasi metafizik, yang kemudian dimuat dalam Upanisad. Aranyaka terdiri dari interpretasi mistik dari mantra dan upacara, yang disatukan pada saat mengasingkan diri di hutan, yang menimbulkan kedisiplinan. Pengetahuan yang didapat oleh para asketis ini dianggap sebagai wahyu Bansi Pandit, Pemikiran Hindu, 2006)

PERAYAAN MASYARAKAT INDIA DI MALAYSIA

Negara Malaysia amat terkenal dengan masyarakat berbilang kaum yang hidup aman dan harmoni. Hubungan antara masyarakat berbilang kaum seperti kaum Melayu, Cina dan India ini telah lama terjalin erat dan membentuk masyarakat yang bersatu padu. Di Malaysia, pelbagai perayaan disambut dalam setahun. Antara perayaan utamanya ialah perayaan Hari Raya Aidil Fitri dan Aidil Adha, Hari Raya Cina, Deepavali dan sebagainya. Kepelbagaian perayaan ini adalah disebabkan oleh kepelbagaian budaya, adat dan agama yang dianuti oleh seluruh rakyat di Malaysia. Kepelbagaian itulah yang menjadikan negara Malaysia istimewa di mata dunia.

Deepavali Salah satu perayaan yang dirayakan oleh masyarakat India di Malaysia ialah perayaan Deepavali atau dikenali sebagai Pesta Cahaya. Perayaan Deepavali juga dikenali sebagai Diwali, Depawali, Dewali, Dipodsavi dan Dipapratipad. Perayaan Deepavali merupakan sebuah perayaan berwarna-warni yang dirayakan oleh masyakat India yang beragama Hindu di seluruh pelusuk dunia. Perayaan Deepavali juga dikenali sebagai Pesta Cahaya. Perayaan ini biasanya disambut pada penghujung bulan Oktober dan awal bulan November. Menurut kepercayaan penganut Hindu, perayaan ini dirayakan pada bulan gelap yang dinamakan sebagai aippasi Salah satu amalan penting yang perlu dilakukan oleh masyarakat Hindu ketika perayaan Deepavali adalah menyalakan lampu pada pagi hari Deepavali. Amalan ini adalah untuk menyatakan kesyukuran kepada Tuhan Hindu yang membawakan kegembiraan, pengetahuan, keamanan, dan kemewahan kepada penganut agama ini.Masyarakat Hindu berpendapat juga bahawa Deepavali merupakan satu perayaan penting yang perlu mereka sambut dalam setiap tahun. Perayaan Deepavali menandakan permulaan bagi tahun baru dalam kalendar Lunar. Perayaan Deepavali diharap dapat memberi sinar keceriaan dan kebahagiaan kepada seluruh pengganut agama Hindu di seluruh dunia Hari Thaipusam Perayaan kedua yang di sambut oleh masyarakat India adalah Hari Thaipusam.Hari Thaipusam merupakan perayaan yang disambut oleh penganut yang beragama Hindu di seluruh dunia bagi menghormati dewa Hindu, Dewa Murugan atau juga dikenali sebagai Dewa Subramaniam. Thaipusam dirayakan pada bulan 'Thai' yakni jatuh pada bulan kesepuluh dalam kalendar Tamil. Pada hari Thaipusam, bulan penuh melintasi bintang terang, Pusam dalam zodiak Cancer. Tujuan dan objektif sambutan ini sentiasa menjadi tanda tanya kaum-kaum lain. Hari Thaipusam merupakan hari menunaikan nazar dan menebus dosa atau memohon ampun atas dosa-dosa yang telah dilakukan sepanjang tahun. Bukan semua penganut Hindu akan menunaikan nazar. Nazar ialah memohon hajat kepada Dewa Murugan dan jika permohonan dikabulkan, maka satu acara tertentu diadakan sebagai tanda kesyukuran. Biasanya, murid yang akan menduduki peperiksaan, wanita yang berhajat untuk mengandung tetapi belum mendapat kurniaan Ilahi, lelaki yang meminta nazar semoga ibu bapanya selamat daripada pembedahan waima sakit merupakan antara faktor utama penganut Hindu memohon nazar.Pada perayaan tersebut, mereka akan membawa susu yang diisi dalam belanga kerana dalam agama merea susu itu dianggap paling suci . Susu ini akan

diisikedalam belanga tembikar atau kini dalam belanga aluminium. Belanga berisi susu ini

akan dihias dengan pelbagai corak, warna, daun dan benang.Kemudian belanga ini akan dijunjung di atas kepala dari luar kuil hinggalah ke dalam kuil. Walau bagaimanapun, bukan semua penganut Hindu membawa belanga berisi susu ini. Hal ini demikian kerana pembawaan belanga bukanlah kewajipan dalam meraikan kebesaran Tuhan Murugan.Ramai juga lelaki Hindu yang mencukur rambut pada hari tersebut dan mewarnakan kepala yang botak itu dengan warna kuning daripada kunyit. Perkhidmatan menggunting rambut ini ada disediakan di luar kuil dengan bayaran tertentu. Amalan ini merupakan satu bentuk melepaskan atau membayar nazar atau melupakan sesuatu peristiwa yang sedih dan menanti hari-hari yang baikyang bakal menjelma.Bagi yang memohon ampun agar dosa mereka diampunkan, "kavadi" akan dibawa atau dijunjung di atas bahu atau di atas kepala. Kavadi ini diperbuat daripada beberapa rod besi atau kayu yang di atasnya terletak patung dewa Murugan dengan pelbagai saiz dan bentuk. Antara hiasan utama kavadi ialah bulu burung merak dan bunga-bungaan. Pembawa kavadi ini lazimnya terdiri daripada lelaki, perempuan, tua, muda dan kanak-kanak. Berat dan saiz kavadi ini bergantung pada kemampuan seseorang. Selain itu pembawa kavadi akan diiringi oleh beberapa orang pembantu khas dari tempat masing-masing. Ada yang diiringi dengan kumpulan muzik, mangkuk perasap kemenyan dan lain-lain. Dari semasa ke semasa, pembawa kavadi akan berehat di tanggatangga tertentu,berehat dan diberi minum.Pelbagai cara "menyeksa diri" dilakukan bagi menunjukkan mereka memohon ampun. Antaranya ialah berjalan di ataskasut berpaku. Mereka melangkah perlahan-lahan mendaki tangga-tangga kuil hingga tiba ke sisi patung Dewa Murugan di dalam gua Batu Caves. Ada juga dalam kalangan pembayar nazar atau peminta ampun yang mencucuk panah besi pada lidah dan pipi dari kiri ke kanan dengan panah pendek dan panjang. Yang lain pula mencucuk belalang mereka dengan puluhanmata pancing yang bersaiz 10 sentimeter. Perayaan ini bukan sahaja melibatkan penganut agama Hindu di Malaysia, malah pelancong asing dari seantero dunia. Mata pancing itu disangkut dengan buah limau nipis yang teramat pedih rasanya. Boleh dikatakan semua pembayar nazar berada dalam keadaan separuh sedar kerana telah menggunakan bahan-bahan tertentu. Ada juga yang percaya, dewa yang memberi "kuasa" kepada mereka untuk berbuat demikian dan mereka seolah-olah jalan terumbang-ambing dan berada dalam keadaan separuh sedar. Amalan ini amat dipandang berat dalam perayaan ini. Sebenarnya, Agama Hindu berasal dari India dan dibawa ke Malaysia oleh buruh-buruh ladang pada zaman penjajahan

Britishseawal 1786 di Pulau Pinang. Perayaan Thaipusam pada zaman dahulu disambut di ladang, kuil-kuil Hindu yang dibina dengan pembiayaan beberapa orang penganut Hindu yang berkemampuan. Oleh hal yang demikian saiznya tidaklah begitu besar. Di Malaysia, antara

kuil yang bersaiz besar terletak di Sungai Petani, Georgetown, Teluk Intan, Hutan Melintang ,Seremban, Johor Baharu , Kuala Lumpur dan lain-lain.Perayaan Thaipusam lebih meriah di Malaysia jika dibandingkan dengan di India, Hal ini berlaku demikian kerana di India, Pesta Ponggal lebih meriah berbanding dengan Thaipusam. Mengikut kajian, Thaipusam dapat menyatupadukan semua penganut Hindu dari pelbagai ladang dan bandar yang berkumpul di beberapa buah kuil Hindu yang besar sahaja. Selain disambut di Malaysia, negara lain seperti Singapore, Afrika Selatan, Sri Lanka dan lain-lain juga

meraikannya.Sambutan yang juga dipanggil "Kartikeya Thaipusam" yang juga untuk memohan keberkatan dewa Shiva dan Parvati ini juga dikenali sebagai "Kartikeya, Subramaniam, Sanmukha, Shadanana, Skanda and Guha". Kejayaan melawan anasir jahat merupakan kunci utama perayaan ini disambut. Oleh itu, semua rakyat yang diam di Malaysia haruslah bersyukur dengan Malaysia yang hanya merupakan negara kecil tetapi berbilang kaum dan agama. Kita dapat hidup aman dan damai atas payung kedaulatan yang dikurniakan oleh-Nya. Perayaan Ponggal Perayaan ke tiga adalah perayaan ponggol.Perayaan Ponggal diraikan oleh kaum India pada pertengahan bulan Januari bagi merakamkan Uttarayan atau pergerakan matahari menuju ke utara. Diraikan selama empat hari berturut-turut, Ponggal termasuk Bhogi merupakan acara terbesar selepas sambutan Deepavali dan Thaipusam. Jika di India, perayaan ini disambut lebih meriah daripada Deepavali selama seminggu. Di Malaysia, tidak kurang hebatnya peranan yang dimainkan dalam seisi keluarga.Pada hari pertama perayaan ini, Bhogi yang membawa maksud yang cukup signifikan menandakan permulaan penting dalam kehidupan masyarakat India.Seluruh rumah dibersihkan dan barang-barang lusuh dibuang dan dibakar bagi menyingkirkan anasir-anasir buruk. Bhogi juga secara tidak langsung memberi penghormatan kepada Dewa Indra atau Dewa Langit dan Hujan yang menyuburkan tanah selepas hampir setahun bercucuk tanam. Pada hari kedua, Surya Ponggal disambut dengan meriah di rumah masing-masing. Surya Ponggal memberi penghormatan kepada tenaga matahari dan bermulanya hari pertama bulan Thai dalam kalendar Tamil. Seawal pukul 5 pagi, penganut-penganut agama Hindu di Malaysia, India dan di serata dunia membuat persiapan untuk memasak Ponggal dalam periuk tanah liat. Kaum wanita yang sudah berkahwin dan anak dara akan bangun awal untuk membentuk kolam menggunakan beras berwarna di halaman rumah. Pintu rumah diikat dengan tebu dan periuk tanah liat dihias dengan daun mangga daun kunyit dan pewarna kum kum Amalan ini amat simbolik

terutamanya kepada golongan petani. Ia bukan sahaja merupakan hari pertama padi dituai tetapi beras yang dikumpul digunakan untuk memasak Ponggal sehingga ia melimpah keluar. Perbuatan membiarkan masakan ini melimpah dikenali sebagai Ponggal dalam bahasa Tamil. LIMPAHAN Ponggal bermaksud kehidupan yang serba baik. Ketika susu melimpah ungkapan Ponggal O Ponggal Ponggal O Ponggal Ponggal O Ponggal disebut sebanyak tiga kali oleh penganut agama Hindu yang mengelilingi periuk tanah liat berhias yang digunakan untuk memasak susu ituSusu ini kemudiannya dicampur dengan beras, gula merah, buah pelaga, badam, buah gajus, kismis dan minyak sapi sebelum disembahyangkan serta diedarkan kepada para penganut. Pada hari ketiga sambutan Ponggal iaitu atau Ponggal lembu, lembu-lembu dimandikan, dibubuh kunyit pada tanduknya dan badan serta dikalungkan dengan bunga. Ponggal yang dimasak juga disuapkan kepada lembu dan haiwan-haiwan ternakan lain seperti yang disaksikan di Kuil Sri Srinivasa Perumal.Lembu dianggap sebagai haiwan yang berjasa dan suci oleh para petani kerana membantu membajak tanah dan memberi susu yang berkhasiat, jelas Balakrishnan lagi.Pada hari ini juga, haiwan-haiwan itu dibiarkan berehat.Kanni PonggalPonggal terakhir pada hari keempat ialah Kanni Ponggal. Kanni bermaksud anak dara dan seperti namanya, mereka yang sudah mencapai akil baligh digalakkan untuk memasak Ponggal sama ada di rumah atau beramai-ramai di kuil. Kanni Ponggal juga secara tidak langsung menarik perhatian ibu bapa untuk mencari jodoh untuk anak-anak lelaki mereka.Penduduk di bahagian selatan Tamil Nadu menyambut perayaan ini seumpama sambutan Tahun Baru. Pelbagai acara seperti pertandingan Jallikattu (pertandingan antara manusia dan lembu) dan Selambam (seni mempertahankan diri) diadakan di Madurai, Tiruchirapalli dan Tanjavur. Sungguhpun permainan ini tidak menyerlah di Malaysia, namun Ponggal tetap disambut dengan penuh meriah mengikut adat.

RUJUKAN Bansi Pandit, Pemikiran Hindu, 2006 Fenomenologi Agama oleh Mariasusai Dhavamony, 2006 Dari Penaklukan Juresalem Hingga Angka Nor oleh R.A Gunadi M.Shoelhi http://foursda.blogspot.com/2013/01/sejarah-pengertian-weda-kitab-suci.html http://www.scribd.com/doc/24468905/Agama-Hindu

Você também pode gostar