Você está na página 1de 6

Di dalam KUHP, pengertian kekerasan diatur dalam Pasal 89 KUHP yang menyatakan bahwamembuat orang pingsan atau tidak

berdaya disamakan dengan menggunakan kekerasan..


Masih diterapkannya pasal !" KUHP dalam penuntutan KD#$, didasari beberapa %aktor, sebagai berikut & ". 'aktor subyekti% (aksa Penuntut Umum, yaitu mun)ulnya kekhawatiran (aksa Penuntut Umum *ika tidak dapat membuktikan dakwaannya. +. 'aktor substansial UU KD#$, yaitu ketika diterapkan masih menimbulkan permasalahan dalam kasus,kasus yang tidak ada re%erensi atau yurisprudensinya, sedangkan undang,undang *uga tidak mengatur se)ara *elas. . 'aktor budaya masyarakat, yaitu budaya masyarakat dalam hubungan keluarga-rumah tangga, masih menyulitkan untuk diterapkan se)ara mutlak.

Sedangkan, mengenai pasal-pasal yang dapat dikenakan kepada pelaku penganiayaan anak dapat kita temui dalam:

pasal penganiayaan yang diatur dalam Pasal 351 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), pasal penganiayaan ringan sesuai Pasal 351 jo. 352 KUHP, dan Pasal 80 a at (1) UU P!"lindungan #nak.

Menurut buku Kitab Undang-Udang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal yang ditulis $. %o!silo (hlm. 245), KU ! memang tidak mende"inisikan apa yang dimaksud dengan penganiayaan dan penganiayaan ringan. #amun, menurut yurisprudensi, yang dimaksud dengan kata penganiayaan yaitu senga$a menyebabkan perasaan tidak enak (penderitaan), rasa sakit, atau luka. %&nt&h 'rasa sakit( tersebut misalnya diakibatkan men)ubit, mendupak, memukul, menempeleng, dan sebagainya. Sedangkan, yang termasuk penganiayaan ringan menurut *. S&esil& (hlm. 24+), adalah penganiayaan yang tidak: a. men$adikan sakit. ,ang dimaksud sakit ini bukanlah rasa sakit (pijn), namun menyebabkan $atuh sakit (ziek).

b. menyebabkan terhalang untuk melakukan $abatan atau peker$aannya sehari-hari. -erdasarkan pen$elasan *. S&esil& tersebut, $ika pemukulan yang dialami &leh anak anda tidak menyebabkan anak anda $atuh sakit, maka itu dapat dikateg&rikan sebagai suatu penganiayaan ringan. .ebih lan$ut, mengenai penganiayaan ringan !asal /50 $&. /52 KU ! ini dapat disimak artikel &!la'o"kan P!laku P!ngania aan $ingan.

Selain itu, ketentuan Pasal 80 a at (1) UU P!"lindungan #nak $uga sudah se)ara khusus mengatur tentang penganiayaan terhadap anak, dengan menyatakan: 'Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau an aman kekerasan, atau penganiayaan ter!adap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama " (tiga) ta!un # (enam) bulan dan$atau denda paling banyak %p &'()))())),)) (tuju! pulu! dua juta rupia!).( Maka terhadap pelaku pemukulan terhadap anak anda tersebut $uga dapat dikenakan pemidanaan atas dasar !asal 12 ayat (0) UU !erlindungan 3nak. Simak $uga artikel $a4aban kami sebelumny ukum p&siti" 5nd&nesia sendiri telah menegaskannya dalam Undang-Undang #&m&r /6 7ahun 0666 mengenai ak 3sasi Manusia (UU /680666), khususnya dalam pasal // yang

menyatakan Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman, atau perlakuan yang kejam, tidak manusiawi, merendahkan derajat dan martabat kemanusiaannya. 7etapi dalam k&nteks K9*7, subyek yang dilindungi adalah perempuan, yang dapat dilihat dari pengertian atas K9*7 dalam UU 2/82224 yaitu 'Kekerasan dalam *umah 7angga adalah setiap perbuatan terhadap sese&rang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan se)ara "isik, seksual, psik&l&gis, dan8atau penelantaran rumah tangga termasuk an)aman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan se)ara mela4an hukum dalam lingkup rumah tangga.( Karena berdasarkan k&nsiderans 9!* pada saat itu, perempuan adalah subyek yang paling sering men$adi k&rban dari K9*7. #amun urusan K9*7 adalah sebuah hal yang k&mpleks dan urusan pr&ses hukumnya tak semudah tindak pidana biasa. Karena melibatkan angg&ta keluarga, maka K9*7 seringkali ditutup-tutupi demi men$aga nama baik keluarga, apalagi budaya 5nd&nesia memang terbiasa untuk tidak terlalu transparan dalam urusan rumah tangga. Sang istri yang men$adi k&rban dari K9*7 akan berusaha menutupi tindakan yang telah dilakukan suaminya dengan alasan untuk menghindari rasa malu dan )ibiran masyarakat. 3palagi $ika sang suami

memang berasal dari keluarga yang )ukup terpandang di kel&mp&k masyarakatnya. 3gar hal itu tak terus menerus ter$adi, UU 2/82224 memberikan i:in kepada angg&ta keluarga lain dan masyarakat untuk pr&-akti" dan berperan serta dalam men)egah ter$adinya K9*7 di lingkungannya. .egitimasi ini dapat dilihat se)ara lebih terperin)i di pasal 05. Meski UU 2/82224 telah melibatkan masyarakat dalam pr&ses pen)egahan K9*7, namun sayangnya, undang-undang ini men$adikan tindak kekerasan dalam rumah tangga yang ter)antum dalam pasal 5 sebagai delik aduan. 9engan kata lain, pihak kep&lisian hanya akan menyelidiki dan menyidik kasus K9*7 apabila ada lap&ran dari yang k&rban yang mengalami K9*7. 9engan adanya ketentuan ini, maka partisipasi akti" angg&ta keluarga lain dan masyarakat hanya sebatas pen)egahan sa$a, dan tidak bisa memberikan lap&ran pada p&lisi. !adahal, seperti yang telah saya $elaskan, istri seringkali terlalu takut untuk melap&rkan suaminya pada p&lisi. -ahkan kalaupun sudah dilap&rkan, maka mereka akan mudah sekali untuk ditekan supaya men)abut lap&rannya, yang akan mengakibatkan pihak Kep&lisian tidak bisa lagi melakukan penyidikan. 7itik lemah inilah yang seharusnya segera diperbaiki, agar permasalahan K9*7 dapat di)egah dengan lebih baik. .alu kalaupun K9*7 sudah kadung ter$adi, maka pr&ses penyidikan dapat terus ber$alan tanpa harus menunggu keberanian dari k&rban (yang sudah sangat s!o k) dan menghindari si pelaku yang ingin menekan k&rban agar men)abut lap&rannya. Sem&ga kekerasan, khususnya K9*7, tak men$adi budaya 5nd&nesia layaknya k&rupsi. !elap&ran dan !r&sedur ukum K9*7 Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap sese&rang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan se)ara "isik, seksual, psik&l&gis, dan8atau penelantaran rumah tangga termasuk an)aman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan se)ara mela4an hukum dalam

lingkungan rumah tangga. 9an terhadap kekerasan yang ter$adi dalam lingkungan keluarga tersebut, telah diatur dalam Undang-Undang #&m&r 2/ 7ahun 2224 tentang !enghapusan Kekerasan 9alam *umah 7angga. -erikut diba4ah ini merupakan pr&sedur pelap&ran terhadap kasus kekerasan yang ter$adi dalam rumah tangga, yakni : K&rban berhak melap&rkan se)ara langsung kekerasan dalam rumah tangga kepada kep&lisian (ruang pelayanan khusus di kant&r kep&lisian), baik ditempat k&rban berada maupun ditempat ke$adian perkara. K&rban dapat memberikan kuasa kepada keluarga atau &rang lain untuk melap&rkan kekerasan dalam rumah tangga kepada pihak kep&lisian baik ditempat k&rban berada maupun di tempat ke$adian perkara. 9alam hal k&rban adalah se&rang anak, lap&ran dapat dilakukan &leh &rangtua, 4ali, pengasuh, atau anak yang bersangkutan. K&rban atau keluarga dapat $uga meminta bantuan dari rela4an pendamping (.embaga S4adaya Masyarakat yang bergerak dalam bidang perempuan dan anak), ad;&kat, peker$a s&sial, untuk mendampingi k&rban melap&rkan ke pihak kep&lisian. 7erhadap pelap&ran yang dilakukan maka dalam 4aktu 0<24 $am, pihak kep&lisian 4a$ib memberikan perlindungan sementara kepada k&rban paling lama = (tu$uh) hari dan 4a$ib meminta surat penetapan perintah perlindungan dari pengadilan. 3dapun )ara penga$uan perm&h&nan surat penetapan perintah perlindungan adalah sebagai berikut ini : !erm&h&nan dapat dia$ukan se)ara tertulis &leh k&rban atau keluarga k&rban, teman k&rban, kep&lisian, rela4an pendamping atau pembimbing r&hani kepada ketua pengadilan di 4ilayah ke$adian berlangsung. !erm&h&nan tersebut harus disetu$ui &leh k&rban. #amun dalam keadaan tertentu perm&h&nan tersebut bisa dia$ukan tanpa persetu$uan k&rban, dalam hal k&rban pingsan, k&ma, dan sangat teran)am $i4anya.

!erm&h&nan dapat dia$ukan se)ara lisan. !anitera pengadilan negeri setempat 4a$ib men)atat perm&h&nan tersebut. !erintah perlindungan dapat diberikan dalam 4aktu paling lama 0 (satu) tahun dan dapat diperpan$ang atas penetapan pengadilan. 9an perm&h&nan perpan$angan ini dia$ukan = (tu$uh) hari sebelum berakhir masa berlakunya. 9alam mempr&ses kasus kekerasan dalam rumah tangga ini, pr&sedur hukum yang dilakukan yakni melalui penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di pengadilan yang dilaksanakan menurut ketentuan hukum a)ara pidana yang berlaku, ke)uali ditentukan lain &leh Undang-Undang !enghapusan Kekerasan 9alam *umah 7angga. K&rban dalam pr&ses ini hanya berhubungan dengan penyidik yakni pihak kep&lisian pada saat pr&ses berita a)ara pemeriksaan, serta berhubungan dengan $aksa dan hakim pada saat pemeriksaan di pengadilan. !ada umumnya tindak pidana dalam undang-undang !K9*7 adalah delik umum, ke)uali dalam ketentuan !asal 44 ayat (4) dan !asal 45 ayat (2) yakni perbuatan kekerasan "isik8psikis yang dilakukan &leh suami terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk men$alankan peker$aan $abatan atau mata pen)aharian atau kegiatan sehari-hari adalah delik aduan. 9elik aduan disini yaitu k&rban K9*7 yang harus melap&rkan tindak pidana yang dilakukan &leh pelaku kekerasan "isik8psikis terhadap isteri atau sebaliknya. Karena tanpa adanya lap&ran, pihak kep&lisian tidak dapat mempr&ses tindak pidana K9*7 ini. 3dapun akibat dari delik aduan ini, k&rban kekerasan dapat se4aktu-4aktu men)abut lap&ran kep&lisian. >leh karenanya ketentuan ini mengakibatkan kasus-kasus K9*7 yang ter$adi tidak pernah selesai atau pelakunya tidak dapat dihukum sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukan.

asal == s8d !asal 16. -erbagai bentuk tindak pidana kekerasan pada anak dalam UU !erlindungan 3nak adalah sebagai berikut: (0) diskriminasi terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami kerugian materiil maupun m&ril sehingga menghambat "ungsi s&sialnya (!asal ==)? (2)

penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami sakit atau penderitaan "isk, mental, maupun s&)ial (!asal ==)? (/) membiarkan anak dalam situasi darurat, seperti dalam pengusian, kerusuhan, ben)ana alam, dan8atau dalam situasi k&n"lik berseng$ata . -entuk-bentuk kekerasan tersebut memang tidak se)ara khusus ditu$ukan kepada anak, namun yang $elas kekerasan itu dapat mengenai anak, karena dalam keluarga dimungkinkan ada penghuni yang masih anak
Ketentuan Pasal 5 a at (1) Undang-Undang (omo" 13 )a*un 200+ t!ntang P!"lindungan %aksi dan Ko"ban ('UU 0/8222+() menyebutkan hak se&rang saksi dan k&rban. Kemudian, Pasal 5 a at (2) UU 13,200+ menyatakan, hak sebagaimana dimaksud pada ayat (0) diberikan kepada saksi dan8atau k&rban tindak pidana dalam kasus-kasus tertentu sesuai dengan Keputusan .!SK.

Selain itu, Pasal - UU 13,200+ menyatakan bah4a K&rban melalui .!SK berhak menga$ukan ke pengadilan berupa: a. hak atas k&mpensasi dalam kasus pelanggaran hak asasi manusia yang berat? b. hak atas restitusi atau ganti kerugian yang men$adi tanggung $a4ab pelaku tindak pidana.

Kemudian, hal ini $uga terkait dengan ketentuan Pasal . UU 13,200+ yang menyatakan bah4a !erlindungan Saksi dan8atau K&rban bertu$uan memberikan rasa aman kepada saksi dan8atau k&rban dalam memberikan keterangan pada setiap pr&ses peradilan pidana.

Seperti diketahui, bah4a Kekerasan 9alam *umah 7angga ('K9*7() telah diatur dalam ketentuan dalam Undang-Undang (omo" 23 )a*un 200. t!ntang P!ng*a'usan K!k!"asan /alam $uma* )angga . Ketentuan Undang-Undang tersebut telah mengatur se$umlah delik pidana yang dapat ter$adi dalam tindakan kekerasan dalam rumah tangga.

9engan demikian, sinkr&nisasi dalam hal ini adalah terkait, setiap saksi dan k&rban dalam tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga, berhak memper&leh hak sebagaimana diatur dalam ketentuan !asal 5 dan !asal = dalam UU 0/8222+, dan tentunya berhak mendapat perlindungan dari .!SK, terutama saksi dan k&rban kekerasan dalam rumah tangga yang menghadapi situasi yang sangat mengan)am $i4anya.

Você também pode gostar