Você está na página 1de 15

ASET LAINNYA PENDAHULUAN Sebagai lanjutan dari makalah-makalah sebelumnya mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) di Indonesia, makalah

kali ini akan menjelaskan mengenai Aset Tetap dalam akuntansi sektor publik di Indonesia. Sebagaimana makalah sebelumnya, salah satu bahasan pokok makalah adalah komparasi basis cash to ards accrual dan basis accrual pada SAP di Indonesia. !amun yang menjadi perbedaan nyata antara bahasan ini dengan bahasan sebelumnya adalah belum diaturnya bahasan ini (Aset "ainnya) secara khusus dan terperinci dalam Pernyataan SAP (PSAP). International Public Sector Accounting Standard (IPSAS) sendiripun bahkan belum memberikan uraian rinci yang jelas dan lugas mengenai aset lainnya. Sehingga dalam penyusunan makalah ini penyusun menggunakan buletin teknis penyusunan neraca a al #omite Standar Akuntansi Pemerintahan ($ultek #SAP) dan pernyataan-pernyataan dari International Accounting Standard (IAS) sebagai %kiblat& penyususnan makalah.

Aset "ainnya ' (

DEFINISI DAN CAKUPAN ASET LAINNYA )ari berbagai sumber, termasuk di dalamnya adalah $ultek #SAP dan berbagai artikel pendukung lainnya, diperoleh de*inisi mengenai aset lainnya dalam akuntansi sektor publik di Indonesia sebagai berikut + %Aset "ainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, in,estasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan.& Aset lainnya antara lain terdiri dari + -. Aset Tak $er ujud (. Tagihan Penjualan Angsuran .. Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan 0anti 1ugi (TP/T01) 2. #emitraan dengan Pihak #etiga 3. Aset "ain-lain Selain cakupan sebagaimana tersebut diatas, terdapat hal-hal yang menambah luas cakupan aset lainnya yaitu + -. $utir 45 pada Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) !omor 4 tentang Aset Tetap menambah luasan de*inisi dan cakupan diatas dengan pernyataan sebagai berikut + %Aset tetap yang ke pos dihentikan aset dari penggunaan dengan akti* nilai pemerintah tidak memenuhi de*inisi aset tetap dan harus dipindahkan tercatatnya& (. "aporan #euangan Pemerintah Pusat Tahun (664 memasukkan )ana yang dibatasi Penggunaannya dalam cakupan aset lainnya, yang didalamnya termasuk + -) 1ekening #husus () 1ekening 7adangan .) 1ekening Penjaminan 2) )ana Abadi 8mat lainnya sesuai

Aset "ainnya ' . 3) )an dana lain-lain yang sesuai peraturan masuk ke dalam de*inisi )ana yang )ibatasi Penggunaaanya. Pada bagian selanjutnya akan dibahas lebih rinci mengenai de*inisi masing-masing cakupan aset lainnya sebagaimana tersebut diatas beserta penilaian a alnya dan dokumen sumber sebagai pendukung utama penilaian tersebut. I. ASET TAK BERWUJUD Definisi dan Jenis Aset Tak Ber !"!d PSAP !omor 6- mende*inisiskan Aset tak ber ujud sebagai aset nonkeuangan yang dapat diidenti*ikasi dan tidak mempunyai ujud *isik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset tak ber ujud meliputi + -. So*t are komputer9 (. "isensi dan *ranchise9 .. :ak cipta (copyright), paten, dan hak lainnya9 dan 2. :asil #ajian/penelitian yang memberikan man*aat jangka panjang. "isensi adalah i;in yang diberikan oleh pemegang paten kepada pihak lain berdasarkan perjanjian pemberian hak untuk menikmati man*aat ekonomi dari suatu paten yang diberi perlindungan dalam jangka aktu dan syarat tertentu.

:ak 7ipta adalah hak eksklusi* bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan i;in untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasanpembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Paten adalah hak eksklusi* yang diberikan oleh negara kepada in,entor (penemu) atas hasil in,ensi (temuan) di bidang teknologi, yang untuk selama melaksanakannya. aktu tertentu melaksanakan sendiri in,ensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk

Aset "ainnya ' 2 :asil kajian/penelitian yang memberikan man*aat jangka panjang adalah suatu kajian atau penelitian yang memberikan man*aat ekonomis dan/atau sosial di masa yang akan datang yang dapat diidenti*ikasi sebagai aset. Apabila hasil kajian tidak dapat diidenti*ikasi dan tidak memberikan man*aat ekonomis dan/atau sosial maka tidak dapat dikapitalisasi sebagai aset tak ber ujud. Pen#ak!an$ Pen#!k!ran dan Pen%atatan Aset Tak Ber !"!d PSAP tidak mengatur secara khusus mengenai pengakuan aset tak ber ujud dalam akuntansi pemerintahan di Indonesia. :al yang sama juga terjadi pada IPSAS yang juga tidak memporsikan pengakuan aset tak ber ujud dalam pernyataannya. !amun jika merujuk pada International Accounting Standard !omor .5, maka pengakuan atas aset tak ber ujud (intangible asset) baik dari hasil karya cipta perusahaan sendiri maupun dari pembelian bisa dilaksanakan hanya jika + Terdapat kemungkinan adanya man*aat ekonomi masa depan dari aset tersebut yang akan mengalir ke perusahaan. $iaya dari aset tersebut dapat diukur. Aset tak ber ujud dinilai sebesar pengeluaran yang terjadi dengan SP< belanja modal non *isik yang melekat pada aset tersebut. )okumen sumber yang dapat digunakan untuk menentukan nilai aset tak ber ujud adalah SP< untuk belanja modal non *isik (setelah dikurangi dengan biaya-biaya lain yang tidak dapat dikapitalisir). 7ontoh kasus dalam pencatatan saldo a al Aset Tak $er ujud adalah sebagai berikut + Pada tahun (66. )epartemen :ukum dan :A< mengembangkan Sistem Administrasi $adan :ukum yang bertujuan sebagai portal registrasi on-line bagi badan hukum. $iaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan program tersebut sebesar 1p 366.666.666,66. =urnal untuk mencatat aset tak ber ujud adalah sebagai berikut +

Aset "ainnya ' 3 Aset Tak $er ujud 366.666.666 366.666.666

)iin,estasikan dalam Aset "ainnya

Pengungkapan aset tak ber ujud juga tidak dijelaskan secara khusus oleh SAP maupun IPSAS, sehingga atas pengungkapan ini bisa kita rujuk pada IAS .5. II. TA&IHAN PENJUALAN AN&SURAN 'TPA( Definisi Ta#i)an Pen"!a*an An#s!ran Tagihan penjualan angsuran menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pega ai pemerintah. 7ontoh tagihan penjualan angsuran antara lain adalah penjualan rumah dinas dan penjualan kendaraan dinas.

Pen#ak!an$

Pen#!k!ran

dan

Pen#!n#ka+an

Ta#i)an

Pen"!a*an An#s!ran Tagihan penjualan angsuran dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayarkan oleh pega ai ke kas negara. )alam menyusun neraca a al, dokumen sumber yang dapat digunakan untuk menentukan nilai tagihan penjualan angsuran adalah da*tar saldo tagihan penjualan angsuran yang nilainya menggambarkan nilai yang ditetapkan dalam berita acara penjualan aset setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayarkan oleh pega ai ke kas negara. )okumen mengenai tagihan penjualan angsuran dapat diperoleh di biro/bagian keuangan yang mengelola tagihan penjualan angsuran dimaksud. 7ontoh kasus dalam pencatatan saldo a al Tagihan Penjualan Angsuran adalah sebagai berikut + $erdasarkan berita acara penjualan aset nomor $A-2252/1udin/(662 diketahui bah a $adan Penga asan #euangan dan Pembangunan

Aset "ainnya ' > telah menjual rumah dinas kepada para pega ai seharga 1p 366.666.666,66 secara angsuran. Pada akhir )esember (662, angsuran yang telah dibayar oleh pega ai adalah sebesar 1p 36.666.666,66. =urnal untuk mencatat tagihan penjualan angsuran rumah dinas tersebut sebagai berikut + Tagihan Penjualan Angsuran )iin,estasikan dalam Aset "ainnya 236.666.666. III. TUNTUTAN PERBENDAHARAAN 'TP( DAN TUNTUTAN &ANTI RU&I 'T&R( Definisi T!nt!tan Per,enda)araan dan T!nt!tan &anti R!#i Tuntutan perbendaharaan merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh bendahara tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugas ke ajibannya. Sedangkan tuntutan ganti rugi merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap pega ai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh pega ai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugas ke ajibannya. Pen#ak!an$ Pen#!k!ran dan Pen#!n#ka+an T!nt!tan Per,enda)araan dan T!nt!tan &anti R!#i Tuntutan perbendaharaan dinilai sebesar nilai nominal dalam Surat #eputusan Pembebanan setelah dikurangi dengan setoran yang telah dilakukan oleh bendahara yang bersangkutan ke kas negara. )okumen sumber yang dapat digunakan untuk menentukan nilai tuntutan perbendaharaan adalah Surat #eputusan Pembebanan dan surat tanda setoran (SS$P atau STS lainnya). )okumen 236.666.666

Aset "ainnya ' 4 mengenai TP dan T01 dapat diperoleh di biro/bagian keuangan yang mengelola TP dan T01 dimaksud. Sedangkan tuntutan ganti rugi dinilai sebesar nilai nominal dalam Surat #eterangan Tanggungja ab <utlak (S#T<) setelah dikurangi dengan setoran yang telah dilakukan oleh pega ai yang bersangkutan ke kas negara. )okumen sumber yang dapat digunakan untuk menentukan nilai tuntutan ganti rugi adalah Surat #eterangan Tanggung =a ab <utlak dan bukti setor berupa STS atau SS$P. 7ontoh kasus dalam pencatatan saldo a al Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan 0anti 1ugi adalah sebagai berikut + $erdasarkan Surat #eterangan Tanggung =a ab <utlak (S#T<) nomor S#T<-2252/ P8/(66. diperoleh in*ormasi bah a Satuan #erja (Satker) $alai $esar $ina <arga )epartemen Pekerjaan 8mum ?ilayah Sula esi $agian Selatan, $arat dan Tenggara memiliki piutang kepada pega ai atas hilangnya aset berupa dump truck seharga 1p >66.666.666,66. Penga ai yang bersangkutan menyanggupi untuk membayar tuntutan ganti rugi tersebut dengan mengangsur secara bulanan. Sampai dengan akhir )esember (662 cicilan pembayaran T01 yang telah dilakukan oleh pega ai tersebut adalah sebesar 1p 36.666.666,66.

=urnal untuk mencatat saldo tuntutan ganti rugi tersebut adalah sebagai berikut+ Tuntutan 0anti 1ugi 336.666.666 336.666.666 )iin,estasikan dalam Aset "ainnya

1incian mengenai nilai dan keterangan lain yang berhubungan dengan TP dan T01, harus diungkapkan dalam 7atatan atas "aporan #euangan (7a"#) satker yang bersangkutan. I-. KE.ITRAAN DEN&AN PIHAK KETI&A Definisi Ke/itraan den#an Pi)ak Keti#a

Aset "ainnya ' 5 #emitraan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang mempunyai komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama dengan menggunakan aset dan/atau hak usaha yang dimiliki. )okumen sumber yang dapat digunakan untuk membukukan kemitraan dengan pihak ketiga adalah kontrak kerjasama dengan pihak ketiga yang bersangkutan. $entuk kemitraan tersebut antara lain berupa $angun, #elola, Serah ($#S) dan $angun, Serah, #elola ($S#). A. Ban#!n$ Ke*0*a$ Sera) 'BKS( Definisi BKS $angun, #elola, Serah adalah suatu bentuk kerjasama berupa peman*aatan aset pemerintah oleh pihak ketiga/in,estor, dengan cara pihak ketiga/in,estor tersebut mendirikan bangunan dan/atau sarana lain dalam kepada berikut jangka *asilitasnya aktu tertentu, serta untuk mendayagunakannya berikut jangka *asilitasnya

kemudian menyerahkan kembali bangunan dan atau sarana lain pemerintah setelah berakhirnya aktu yang disepakati (masa konsesi). )alam perjanjian ini

pencatatannya dilakukan terpisah oleh masing-masing pihak. Pen#ak!an$ Pen#!k!ran dan Pen#!n#ka+an BKS Pada akhir masa konsesi ini, penyerahan aset oleh pihak ketiga/in,estor kepada pemerintah sebagai pemilik aset, biasanya tidak disertai dengan pembayaran oleh pemerintah. #alaupun disertai pembayaran oleh pemerintah, pembayaran tersebut dalam jumlah yang sangat rendah. Penyerahan dan pembayaran aset $#S ini harus diatur dalam perjanjian/kontrak kerjasama. $#S dicatat sebesar nilai aset yang diserahkan oleh pemerintah kepada pihak ketiga/in,estor untuk membangun aset $#S tersebut. Aset yang berada dalam $#S ini disajikan terpisah dari Aset Tetap. 7ontoh kasus dalam pencatatan saldo a al $#S adalah sebagai berikut +

Aset "ainnya ' @ )alam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat,

Pemerintah telah mengikat kerjasama $#S (bangun, kelola, serah) dengan PT =aya Properti untuk membangun gedung olahraga. Total nilai aset yang diserahkan pemerintah dalam kemitraan tersebut adalah sebesar 1p -.666.666.666,66. =urnal untuk mencatat kemitraan dengan pihak ketiga dengan pola $#S tersebut diatas adalah + #emitraan dengan Pihak #etiga )iin,estasikan dalam Aset "ainnya -.666.666.666 B. Ban#!n$ Sera)$ Ke*0*a 'BSK( Definisi BSK $angun, Serah, #elola ($S#) adalah peman*aatan aset pemerintah lain berikut oleh pihak ketiga/in,estor, kemudian dengan cara aset pihak yang ketiga/in,estor tersebut mendirikan bangunan dan/atau sarana *asilitasnya menyerahkan dibangun tersebut kepada pemerintah untuk dikelola sesuai dengan tujuan pembangunan aset tersebut. Penyerahan aset oleh pihak ketiga/in,estor kepada pemerintah disertai dengan ke ajiban pemerintah untuk melakukan pembayaran kepada pihak ketiga/in,estor. Pembayaran oleh pemerintah ini dapat juga dilakukan secara bagi hasil. Pen#ak!an$ Pen#!k!ran dan Pen#!n#ka+an BKS $S# dicatat sebesar nilai perolehan aset yang dibangun yaitu sebesar nilai aset yang diserahkan pemerintah ditambah dengan jumlah aset yang dikeluarkan oleh pihak ketiga/in,estor untuk membangun aset tersebut. 7ontoh kasus dalam pencatatan saldo a al $S# sebagai berikut + )alam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah telah mengikat kerjasama $S# (bangun, serah, kelola) dengan PT Adhi #arya untuk membangun rumah sakit. 8ntuk menyelesaikan pembangunan rumah sakit tersebut, in,estor telah -.666.666.666

A s e t " a i n n y a ' -6 mengeluarkan dana sebesar 1p 3.666.666.666,66 sedangkan tanah yang diserahkan oleh Pemerintah untuk pembangunan rumah sakit tersebut adalah senilai 1p -.666.666.666,66. Aset $S# tersebut telah selesai dibangun dan telah diserahkan kepada pemerintah. Pemerintah telah memberikan bagi hasil kepada in,estor sebesar 1p 366.666.666,66 yang mengurangi nilai utang kemitraan dengan pihak ketiga tersebut. =urnal untuk mencatat kemitraan dengan pihak ketiga dengan pola $S# tersebut adalah sebagai berikut + #emitraan dengan Pihak #etiga >.666.666.666 )iin,estasikan dalam Aset "ainnya >.666.666.666 )ana yang harus disediakan untuk pembayaran 8=P 2.366.666.666 8tang #emitraan dengan pihak ketiga 2.366.666.666 -. ASET LAIN1LAIN Definisi Aset Lain1Lain Pos Aset "ain-"ain digunakan untuk mencatat aset lainnya yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset Tak $er ujud, Tagihan Penjualan Angsuran, Tuntutan Perbendaharaan, Tuntutan 0anti 1ugi dan #emitraan dengan Pihak #etiga. 7ontoh dari aset lain-lain adalah aset tetap yang dihentikan dari penggunaan akti* pemerintah. Aset yang dikelompokkan dalam aset lain-lain dalam "aporan #euangan Pemerintah Pusat ("#PP) antara lain + -) Aset lain yang terdapat pada #ementrian dan "embaga () Aset lain yang terdapat di PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) .) Aset "ain yang terdapat pada Tim #oordinasi

A s e t " a i n n y a ' -2) Aset "ain yang terdapat pada )irektorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman 3) Aset "ain yang terdapat pada $P <igas >) Aset "ain yang terdapat pada 8nit "ainnya Pen#ak!an$ Pen#!k!ran dan Pen#!n#ka+an Aset Lain1Lain Aset pemerintah yang diakui kedalam kelompok aset lain-lain dapat berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan akti* pemerintah, aset yang dikelola pihak lain dan aset pemerintah yang digunakan oleh pihak ketiga yang berdasarkan perturan yang berlaku termasuk dalam aset lain-lain. Selain itu, piutang macet instansi pemerintah yang dialihkan penagihannya kepada )epartemen #euangan juga termasuk dalam kelompok aset lain-lain. 7ontoh kasus dalam pencatatan saldo a al Aset "ain-lain sebagai berikut + $erdasarkan catatan di bagian umum, diketahui bah a terdapat aset tetap (peralatan dan mesin) senilai 1p. 36.666.666,66 yang sudah dihentikan penggunaannya karena rusak, tetapi belum ada Surat #eputusan Penghapusan. =urnal untuk mencatat aset lain-lain tersebut adalah sebagai berikut+ Aset "ain-lain 36.666.666 36.666.666 )iin,estasikan dalam Aset "ainnya -I. DANA YAN& DIBATASI PEN&&UNAANYA Definisi dan Jenis Dana 2an# Di,atasi Pen##!naann2a )ana yang )ibatasi Penggunaannya merupakan kas atau dana yang alokasinya hanya akan diman*aatkan untuk membiayai kegiatan tertentu seperti kas besi per akilan 1I di luar negeri, rekening dana reboisasi, dan dana moratorium !ias dan !anggroe Aceh )arussalam. =enis-jenis )ana yang )ibatasi Penggunaannya pada "aporan #euangan Pemerintah Pusat +

A s e t " a i n n y a ' -( -. 1ekening #husus <erupakan rekening khusus pemerintah pada $ank Indonesia. 8mumnya rekening khusus ini dibentuk sebagai rekening pengelolaan pinjaman luar negeri, khususnya pinjaman dari I$1)/World Bank. (. 1ekening 7adangan, meliputi + a. 1ekening 7adangan 1eboisasi, adalah rekening milik <enteri #euangan c.A )irektur =enderal Perbendaharaan yang digunakan untuk menampung sisa dana reboisasi setiap tahun dari bagian pemerintah pusat setelah dikurangi alokasi ke )epartemen #ehutanan. )ana ini digunakan untuk membiayai kegiatan reboisasi seperti Program 0erakan 1ehabilitasi :utan dan "ahan (0erhan) berdasarkan Peraturan Pemerintah !omor .3 Tahun (66( tentang )ana 1eboisasi, Peraturan $ersama antara <enteri #euangan dan <enteri #ehutanan !omor 6>.-/P<#.6-/(664 dan !omor 6(/<enhut-II/(664 tanggal 3 Bebruari (664 tentang Pengelolaan )ana 1eboisasi )alam 1ekening Pembangunan :utan. b. 1ekening 7adangan Subsidi, adalah rekening milik <enteri #euangan digunakan c.A. )irektur =enderal Perbendaharaan pagu )a*tar yang Isian untuk menampung sisa

Pelaksanaan Anggaran ()IPA) subsidi yang belum dapat dicairkan karena belum didukung oleh bukti-bukti yang sah. )ana yang terdapat dalam 1ekening 7adangan Subsidi digunakan untuk membayar subsidi yang sampai dengan akhir )esember tahun anggaran yang bersangkutan belum dapat diajukan kepada )irektorat =enderal Perbendaharaan. Pencairan dana yang terdapat dalam 1ekening 7adangan Subsidi dibatasi sampai dengan akhir bulan Bebruari tahun anggaran berikutnya sebagaimana diatur dalam Peraturan <enteri #euangan !omor 5(/P<#.63/(664 tentang Tata 7ara Pencairan )ana Anggaran Pendapatan dan $elanja !egara <elalui 1ekening #as 8mum !egara, kecuali rekening

A s e t " a i n n y a ' -. cadangan Subsidi/PSC yang berkaitan dengan $8"C0

pencairannya menunggu hasil audit $P#-1I. c. 1ekening 7adangan )ana $agi :asil, adalah rekening milik <enteri #euangan c.A. )irektur =enderal Perbendaharaan yang digunakan untuk menampung sisa penerimaan sumber daya alam setiap tahun yang berasal dari sektor kehutanan, pertambangan umum, dan perikanan yang belum disalurkan kepada Pemerintah )aerah karena belum teridenti*ikasi daerah penghasilnya. 1ekening cadangan dana bagi hasil yang berada pada $ank !egara Indonesia telah ditutup pada tanggal -> =anuari (665 dan saldonya dipindahkan ke 1ekening $8! !omor 36(.666666. d. 1ekening 7adangan )ana #on,ersi <inyak Tanah ke "P0 yang berada di )irektorat =endral <inyak dan 0as )epartemen Dnergi seperti dan Sumber )aya <ineral. $eberapa dan rekening 1ekening telah cadangan lainnya telah diselesaikan pada a al tahun (664 1ekening P<!. 7adangan 1ekening In*rastruktur 7adangan 7adangan <oratorium

dimintakan penutupannya pada tanggal (5 )esember (664, namun belum ada ja aban dari $ank Indonesia. e. 1ekening 7adangan lainnya .. 1ekening Penjaminan 8ang jaminan dari Perusahaan Penempatan Tenaga #erja Indonesia Tenaga #arya S asta dan (PPT#IS/=T#I) Transmigrasi dan dan jaminan 8ang dari "embaga untuk di Penempatan Tenaga #erja S asta yang berada di )epartemen #erja deposito perusahaan #uasa Pertambangan, #ontrak #arya, dan Perjanjian Pengusahaan Pertambangan $atubara (P#P($) )epartemen DS)<. 2. )ana Abadi 8mat ()A8) )A8 adalah dana yang diperoleh dari hasil e*isiensi biaya penyelenggaraan haji dan dari sumber lain sebagaimana tertuang dalam 8ndang-8ndang !omor -4 Tahun -@@@. )A8 dialokasikan

A s e t " a i n n y a ' -2 untuk kemaslahatan umat Islam di bidang pendidikan, dak ah, pembangunan <enurut sarana dan prasarana -. ibadah !o serta bidang tentang penyelenggaraan haji. 8ndang-8ndang (665 penyelenggaraan ibadah haji, )A8 merupakan sejumlah dana yang diperoleh dari hasil pengembangan )A8 dan/atau sisa biaya operasional penyelenggaraan ibadah haji serta sumber lain yang halal dan tidak mengikat. 3. )an dana lain-lain yang sesuai peraturan masuk ke dalam de*inisi )ana yang )ibatasi Penggunaaanya. )ana-dana tersebut antara lain adalah kas yang belum disalurkan kepada pihak ketiga di satker yang secara khusus membentuk kas tersebut untuk tujuan tertentu, seperti $11 dan satker khusus lainnya. Pen#ak!an$ Pen#!k!ran dan Pen#!n#ka+an Dana 2an# Di,atasi Pen##!naann2a Pengakuan dana yang dibatasi penggunaannya dilaksanakan pada saat penetapan dana tersebut melalui keputusan pejabat yang ber enang dan pembentukan rekening khusus atas dana tersebut. )ana jenis ini dicatat dalam laporan keuangan sebesar nilai nominal dana, dengan uraian penjelas dalam 7a"# atas rincian penggunaan dana tersebut. PENUTUP )ari uraian pada bagian sebelumnya, ditemui kondisi bah a cakupan Aset Tetap amatlah luas dan menyangkut aspek-aspek strategis. :al tersebut terlihat dari tercakupnya aset-aset tak ber ujud yang tentunya memerlukan perlakuan khusus mengingat si*at dan jenisnya yang luas. Selain itu bagian-bagian strategis seperti kemitraan dengan pihak ketiga, tuntutan ganti kerugian, penyeleggaraan ibadah haji, pinjaman luar negeri dan bagian lainnya menambah luas dan kompleks pembahasan mengenai Aset Tetap dalam akuntansi sektor publik di Indonesia. <engingat pertimbangan selanjutnya diatas, sepatutnyalah dalam penyususnan PSAP Aset "ainnya mendapatkan porsi

A s e t " a i n n y a ' -3 tersendiri sehingga uraian atas pengakuan, pengukuran dan

pengungkapannya dapat lebih rinci dan dapat menambah nilai dalam upaya perbaikan akuntabilitas keuangan sektor publik di Indonesia.

Você também pode gostar