Você está na página 1de 9

Laboratorium Endapan Mineral 2013

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Bahan galian adalah sumber daya alam atau mineral dalam bentuk asli yang dapat ditambang untuk keperluan manusia. Bahan galian logam adalah sumber daya alam asli yang diambil unsur logamnya misalnya emas (Au), besi (Fe), dan tembaga (Cu). Bahan galian industri merupakan semua mineral dan batuan kecuali mineral logam dan energi, yang digali dan diproses untuk penggunaan akhir industri dan konstruksi termasuk juga mineral logam yang bukan untuk dilebur seperti bauksit, kromit, ilmenit, bijih, mangan, zircon dan lainnya.

I.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di wilayah Kabupaten Kutai Timur yang terletak pada posisi 11556'26'' BT - 11858'19'' BB dan 117'1'' LS - 152'39' LS. Daerah dengan potensi emas berada di Sungai Pesab di Kongbeng, Sungai Telen di Telen, Sungai Marah di Muara Wahau dan Sungai Sangatta di Sangatta. Di wilayah Sungai Kelinjau dan Sungai Atan di Kecamatan Muara Ancalong. Di sekitar Mekar Baru Kecamatan Busang (eks. Bre-X) dengan cadangan : 1.781.900 kg, analisa geokimia : 20-32 ppb Daerah dengan potensi besi ditemukan di sekitar Kaliorang dengan cadangan diperkirakan sekitar 19.700.000 ton, dan Kecamatan Sangkulirang dengan cadangan 52.500.000 ton berdasarkan hasil analisis kimia Fe (51,24%) dan Fe2O3 (39,56%).

Nama : Evans Kristo Salu NIM : 111.110.075 Plug : 6

Laboratorium Endapan Mineral 2013

BAB II ISI

II.1 Pengertian II.1.1 Pengertian Emas Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki symbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat celcius. Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non-logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%. Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu: Endapan primer Endapan placer.
Nama : Evans Kristo Salu NIM : 111.110.075 Plug : 6 2

Laboratorium Endapan Mineral 2013

Gambar 1. Endapan Emas dalan Suatu Tubuh Batuan

II.1.2 Pengertian Besi Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya: Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar Pengolahannya relatif mudah dan murah Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi Karakter dari endapan besi ini bisa berupa endapan logam yang berdiri sendiri namun seringkali ditemukan berasosiasi dengan mineral logam lainnya. Kadang besi terdapat sebagai kandungan logam tanah (residual), namun jarang yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Endapan besi yang ekonomis umumnya berupa Magnetite, Hematite, Limonite, Siderite, Pyrite,Pyrhotite, Marcasite, dan Chamosite. Dari mineral-mineral bijih besi, magnetit adalah mineral dengan kandungan Fe paling tinggi, tetapi terdapat dalam jumlah kecil. Sementara hematit merupakan mineral bijih utama yang dibutuhkan dalam industry besi. Mineral-mineral pembawa besi dengan nilai ekonomis dengan susunan kimia, kandungan Fe dan klasifikasi komersil dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:
Nama : Evans Kristo Salu NIM : 111.110.075 Plug : 6 3

Laboratorium Endapan Mineral 2013

Tabel mineral-mineral bijih besi bernilai ekonomis Mineral Magnetit Hematit Limonit Siderit Susunan kimia FeO, Fe2O3 Fe2O3 Fe2O3.nH2O FeCO3 Kandungan Fe (%) 72,4 70,0 59 63 48,2 Klasifikasi komersil Magnetik atau bijih hitam Bijih merah Bijih coklat Spathic, black band, clay ironstone

Sumber : Iron & Ferroalloy Metals in (ed) M. L. Jensen & A. M. Bafeman, 1981; Economic Mineral Deposits, P. 392.

Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.

Nama : Evans Kristo Salu NIM : 111.110.075 Plug : 6

Laboratorium Endapan Mineral 2013

II.2 Geologi Regional Daerah Kutai Timur Geologi regional daerah penelitian termasuk dalam Cekungan Kutai. Cekungan ini menempati bagian tengah dari Provinsi Kalimantan Timur dan menjadi penting artinya karena banyak mengandung bahan tambang, diantaranya minyak bumi, gas alam, batubara, dan endapan mineral lainnya. Stratigrafi regional daerah penelitian terdiri dari : a) Formasi Kedango (Tok) terdiri dari batugamping dengan sisipan napal dan batulanau gampingan. Batugamping tersusun oleh bongkah koral dan batugamping mikrit. Bagian bawah dari satuan ini memperlihatkan struktur perlapisan bersusun, banyak mengandung foram besar, berumur Oligosen. b) Formasi Lembak (Toml) terdiri dari perselingan napal dan batugamping, tebal lapisan batugamping 25-125 cm dan napal berkisar antara 1-12 meter. Bagian bawah dari formasi ini, lebih banyak mengandung lapisan batugamping dan kearah atas napal makin tebal. Pada bagian tengah dan atas terdapat retas basal, struktur turbidit terlihat pada batugamping, berumur Oligosen akhir-Miosen Awal. c) Formasi Pamaluan (Tomp) terdiri dari batulempung dengan sisipan tipis napal, batupasir dan batubara. Bagian atas terdiri dari batulempung pasiran yang mengandung sisa tumbuhan dan beberapa lapisan tipis batubara. Secara umum bagian bawah lebih gampingan dan mengandung lebih banyak foraminifera plankton dibandingkan bagian atas, berumur Miosen Atas. d) Formasi Pulobalang (Tmpb) dicirikan oleh perselingan batupasir dengan batulempung dan batulanau, setempat bersisipan tipis lignit, batugamping atau batupasir gampingan, berumur Miosen Awal bagian atas-Miosen Tengah bagian bawah. e) Formasi Balikpapan (Tmbp) terdiri dari pasir lepas, lempung, lanau, tuff dan batubara. f) Formasi Maluwi (Tmma) terdiri dari batulempung, batulempung pasiran dengan sisipan napal, serpih pasiran sedikit karbonan, kearah atas berangsur menjadi batugamping dengan sisipan napal dan batulempung kelabu kecoklatan. Di banyak tempat ditemukan konkresi lempung gampingan yang kaya akan fosil, berumur Miosen Tengah bagian bawah.
Nama : Evans Kristo Salu NIM : 111.110.075 Plug : 6 5

Laboratorium Endapan Mineral 2013

II.3 Genesa II.3.1 Genesa Emas Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan plaser. Emas terdapat di alam dalam dua tipe deposit, yaitu : a) Sebagai urat (vein) dalam batuan beku, kaya besi dan berasosiasi dengan urat kuarsa. b) Lainnya yaitu endapan atau placer deposit, dimana emas dari batuan asal yang tererosi terangkut oleh aliran sungai dan terendapkan karena berat jenis yang tinggi. Emas native terbentuk karena adanya kegiatan vulkanisme, bergerak berdasarkan adanya thermal atau adanya panas di dalam bumi, tempat pembentukan emas primer, sedangkan sekundernya merupakan hasil transportasi dari endapan primer umum disebut dengan emas endapan plaser, sedangkan asosiasi emas atau emas bersamaan hadir dengan mineral silikat, perak, platina, pirit dan lainnya.

Gambar 2. Tempat Terbentuknya Endapan Emas Primer (Larutan Hidrothermal)

Nama : Evans Kristo Salu NIM : 111.110.075 Plug : 6

Laboratorium Endapan Mineral 2013

II.3.2 Genesa Besi Karakter dari endapan besi ini bisa berupa endapan logam yang berdiri sendiri namun seringkali ditemukan berasosiasi dengan mineral logam lainnya. Kadang besi terdapat sebagai kandungan logam tanah (residual), namun jarang yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Endapan besi yang ekonomis umumnya berupa Magnetite, Hematite, Limonite, Siderite, Pyrite,Pyrhotite, Marcasite, dan Chamosite. Beberapa jenis genesa dan endapan yang memungkinkan endapan besi bernilai ekonomis antara lain : a) Magmatik: Magnetite dan Titaniferous Magnetite b) Metasomatik kontak: Magnetite dan Specularite c) Pergantian/replacement: Magnetite dan Hematite d) Sedimentasi/placer: Hematite, Limonite, dan Siderite e) Konsentrasi mekanik dan residual: Hematite, Magnetite dan Limonite f) Oksidasi: Limonite dan Hematite

Besi Primer (Ore Deposits) Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi berhubungan erat dengan adanya peristiwa tektonik pra-mineralisasi. Akibat peristiwa tektonik, terbentuklah struktur sesar, struktur sesar ini merupakan zona lemah yang memungkinkan terjadinya magmatisme, yaitu intrusi magma menerobos batuan tua. Akibat adanya kontak magmatik ini, terjadilah proses rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, dan penggantian (replacement) pada bagian kontak magma dengan batuan yang diterobosnya. Perubahan ini disebabkan karena adanya panas dan bahan cair (fluida) yang berasal dari aktivitas magma tersebut. Proses penerobosan magma pada zona lemah ini hingga membeku umumnya disertai dengan kontak metamorfosa. Kontak metamorfosa juga melibatkan batuan samping sehingga menimbulkan bahan cair (fluida) seperti cairan magmatik dan metamorfik yang banyak mengandung bijih.

Nama : Evans Kristo Salu NIM : 111.110.075 Plug : 6

Laboratorium Endapan Mineral 2013

Besi Sekunder (Endapan Placer) Cebakan mineral alochton dibentuk oleh kumpulan mineral berat melalui proses sedimentasi, secara alamiah terpisah karena gravitasi dan dibantu pergerakan media cair, padat dan gas/udara. Kerapatan konsentrasi mineral-mineral berat tersebut tergantung kepada tingkat kebebasannya dari sumber, berat jenis, ketahanan kimiawi hingga lamanya pelapukan dan mekanisma. Dengan nilai ekonomi yang dimilikinya para ahli geologi menyebut endapan alochtontersebut sebagai cebakan placer. Jenis cebakan ini telah terbentuk dalam semua waktu geologi, tetapi kebanyakan pada umur Tersier dan masa kini, sebagian besar merupakan cadangan berukuran kecil dan sering terkumpul dalam waktu singkat karena tererosi. Kebanyakan cebakan berkadar rendah tetapi dapat ditambang karena berupa partikel bebas, mudah dikerjakan dengan tanpa penghancuran; dimana pemisahannya dapat menggunakan alat semi-mobile dan relatif murah. Penambangannya biasanya dengan cara pengerukan, yang merupakan metoda penambangan termurah.

Nama : Evans Kristo Salu NIM : 111.110.075 Plug : 6

Laboratorium Endapan Mineral 2013

II.4 Deskripsi II.4.1 Deskripsi Emas Warna : kuning metalik Nama, lambang, Nomor atom : emas, Au, 79 Jenis unsur : logam transisi Fase : solid Massa jenis (mendekatisuhu kamar) Titik lebur : 1337.33 K1947.52 F 1064.18 C, , Titik didih : 5173 F 2856 C, 3129 K,

Nama : Evans Kristo Salu NIM : 111.110.075 Plug : 6

Você também pode gostar