Você está na página 1de 21

Analisa Resep

ASMA BRONKHIAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Farmasi Kedokteran

Oleh : Selfien I1A099036

Pembimbing Dra S!li"#ianing#$a"% A&#

Lab'ra#'ri!m (arma"i (a)!l#a" Ke*')#eran +ni,er"i#a" Lamb!ng Mang)!ra# Ban-arbar!

Ag!"#!" .006 BAB I P/NDAH+L+AN

Obat yang diberikan kepada penderita harus dipesankan dengan menggunakan resep. Satu resep umumnya hanya diperuntukkan bagi satu penderita. Resep selain permintaan tertulis kepada apoteker juga merupakan perwujudan akhir dari kompetensi pengetahuan keahlian dokter dalam

menerapkan pengetahuannya dalam bidang !armakologi dan terapi. Selain si!at" si!at obat yang diberikan dan dikaitkan dengan #ariabel dari penderita maka dokter yang menulis resep idealnya perlu pula mengetahui penyerapan dan nasib obat dalam tubuh ekskresi obat toksikologi serta penentuan dosis regimen yang rasional bagi setiap penderita se$ara indi#idual. Resep juga perwujudan hubungan pro!esi antara dokter apoteker dan penderita %& '(. A Defini"i *an Ar#i Re"e& Defini"i Menurut SK. Mes. Kes. )o. *''+Men.Kes+ l.h menyebutkan bahwa resep adalah permintaan tertulis dari dokter dokter gigi atau dokter hewan kepada ,poteker -engelola ,potek %,-,( untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai peraturan perundangan yang berlaku%&(.

'

Resep dalam arti yang sempit ialah suatu permintaan tertulis dari dokter dokter gigi atau dokter hewan kepada apoteker untuk membuatkan obat dalam bentuk tertentu dan menyerahkannya kepada penderita%'(. Ar#i Re"e&011 &. Dari de!inisi tersebut maka resep bisa diartikan+merupakan sarana komunikasi pro!esional antara dokter %penulis resep( ,-, %apoteker penyedia+pembuat obat( dan penderita %yang menggunakan obat(. '. Resep ditulis dalam rangka memesan obat untuk pengobatan penderita maka isi resep merupakan re!leksi proses pengobatan. ,gar pengobatan berhasil resepnya harus benar dan rasional. B Ker#a" Re"e&0.1 Resep dituliskan di atas suatu kertas resep. .kuran yang ideal ialah lebar &/"&' $m dan panjang &0"&1 $m. .ntuk dokumentasi pemberian obat kepada penderita memang seharusnya dengan resep2 permintaan obat melalui telepon hendaknya dihindarkan. 3lanko kertas resep hendaknya oleh dokter disimpan di tempat yang aman untuk menghindarkan di$uri atau disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab antara lain dengan menuliskan resep palsu meminta obat bius. Kertas resep harus disimpan diatur menurut urutan tanggal dan nomor urut pembuatan serta disimpan sekurang"kurangnya selama tiga tahun. Setelah lewat tiga tahun resep"resep oleh apotek boleh dimusnahkan dengan membuat

berita

a$ara

pemusnahan

seperti

diatur

dalam

SK.Menkes

RI

no.'5/+MenKes+SK+6+&*1& mengenai penyimpanan resep di apotek.

2 M'*el Re"e& $ang Leng)a&0.1 Resep harus ditulis dengan lengkap supaya dapat memenuhi syarat untuk dibuatkan obatnya di ,potek. Resep yang lengkap terdiri atas7 &. )ama dan alamat dokter serta nomor surat i8in praktek dan dapat pula dilengkapi dengan nomor telepon jam dan hari praktek. '. 3 )ama kota serta tanggal resep itu ditulis oleh dokter. Tanda R+ singkatan dari re$ipe yang berarti 9harap diambil: %"!&er"3ri&#i'(. 4 )ama setiap jenis atau bahan obat yang diberikan serta jumlahnya %in"3ri&#i'( a( ;enis+bahan obat dalam resep terdiri dari 7 Remedium cardinale atau obat pokok yang mutlak harus ada. Obat pokok ini dapat berupa bahan tunggal tetapi juga dapat terdiri dari beberapa bahan. Remedium adjuvans, yaitu bahan yang membantu kerja obat pokok2 adju#ans tidak mutlak perlu ada dalam tiap resep. Corrigens, hanya kalau diperlukan untuk memperbaiki rasa warna atau bau obat %$orrigens saporis $oloris dan odoris(

<

Constituens atau vehikulum, seringkali perlu terutama kalau resep berupa komposisi dokter sendiri dan bukan obat jadi. Misalnya konstituens obat minum air. b( ;umlah bahan obat dalam resep dinyatakan dalam suatu berat untuk bahan padat %mikrogram miligram gram( dan satuan isi untuk $airan %tetes milimeter liter(. -erlu diingat bahwa dengan menuliskan angka tanpa keterangan lain yang dimaksud ialah 9gram: 5 =ara pembuatan atau bentuk sediaan yang dikehendaki

%"!b"3ri&#i'( misalnya !.l.a. pul# > !a$ lege artis pul#eres > buatlah sesuai aturan obat berupa puyer. ?. ,turan pemakaian obat oleh penderita umumnya ditulis dengan singkatan bahasa @atin. ,turan pakai ditandai dengan signatura biasanya disingkat S. 5. )ama penderita di belakang kata -ro 7 merupakan identi!ikasi penderita dan sebaiknya dilengkapi dengan alamatnya yang akan

memudahkan penelusuran bila terjadi sesuatu dengan obat pada penderita. 1. Tanda tangan atau para! dari dokter+dokter gigi+dokter hewan yang menuliskan resep tersebut yang menjadikan resep tersebut otentik. Resep obat suntik dari golongan Narkotika harus dibubuhi tanda tangan lengkap oleh dokter+dokter gigi+dokter hewan yang menulis resep dan tidak $ukup dengan para! saja. D Seni *an Keahlian Men!li" Re"e& $ang 6e&a# *an Ra"i'nal01%.1

-enulisan resep adalah 9tindakan terakhir: dari dokter untuk penderitanya yaitu setelah menentukan anamnesis diagnosis dan prognosis serta terapi yang akan diberikan2 terapi dapat pro!ilaktik simptomatik atau kausal. -enulisan resep yang tepat dan rasional merupakan penerapan berbagai ilmu karena begitu banyak #ariabel"#ariabel yang harus diperhatikan maupun #ariabel unsur obat dan kemungkinan kombinasi obat indi#idual %&(. Resep yang jelas adalah tulisannya terba$a. Misalnya nama obatnya ditulis se$ara betul dan sempurna+lengkap. )ama obat harus ditulis yang betul hal ini perlu mendapat perhatian karena banyak obat yang tulisannya atau bunyinya hampir sama sedangkan khasiatnya berbeda %'(. Resep yang tepat aman dan rasional adalah resep yang memenuhi lima tepat ialah sebagai berikut 7 setelah diagnosanya tepat maka kemudian memilih 'ba#n$a #e&a# yang sesuai dengan penyakitnya diberikan dengan *'"i" $ang #e&a# dalam ben#!) "e*iaan $ang #e&a#% diberikan pada 7a)#! $ang #e&a# *engan 3ara $ang #e&a# untuk &en*eri#a $ang #e&a# %'( -enulisan resep yang tidak rasional meliputi 7%'( &. Memberikan shotgun prescription yaitu %?"&/( obat dalam satu resep. Kemungkinan interaksi antar obat akan besar bila n jenis obat diberikan sekaligus. '. ;umlah obat terlalu banyak ke$uali untuk penyakit yang kronis %misalnya untuk tuber$ulosis(. ataupun #ariabel penderitanya se$ara

4. .ntuk obat jenis antibiotika penderita jangan menghentikan minum obat lebih awal karena penderita merasa sudah sembuh. <. Memperhatikan keadaan ekonomi penderita kalau memberikan obat paten yang mahal sehingga dia tidak dapat menebus resepnya. 0. Obat paten berupa komposisi. Sebaiknya dokter mengetahui komposisinya serta e!ek dari tiap komponennya2 jangan sampai salah satu komponen merupakan kontraindikasi untuk penyakitnya. Kekurangan pengetahuan dari ilmu mengenai obat dapat mengakibatkan hal"hal sebagai berikut %'(7 3ertambahnya toksisitas obat yang diberikan Terjadi interaksi antara obat satu dengan obat lain Terjadi interaksi antara obat dengan makanan atau minuman tertentu Tidak ter$apai e!ekti#itas obat yang dikehendaki Meningkatnya ongkos pengobatan bagi penderita yang sebetulnya dapat dihindarkan.

BAB II ANALISA R/S/P

=ontoh Resep dari -oliklinik -enyakit Dalam

A Ke#erangan Re"e& Klinik Tanggal )ama -asien .mur )o. RMK ,lamat -ekerjaan Diagnosa B Anali"a Re"e& a Pen!li"an Re"e& -ada resep ini ukuran kertas yang digunakan lebarnya && $m dan panjangnya '& $m. .kuran kertas resep yang ideal adalah lebar &/"&' $m dan panjang &0"&1 $m%'( 3erdasarkan ketentuan tersebut ukuran kertas yang 7 -enyakit Dalam 7 4 ;uli '//? 7 )urdian 7 4< tahun 7 ?4?5&0 7 ;l. Klonel Sugiono Aang 3ahagia Rt.0 )o.? 3anjarmasin 7 Swasta 7 ,sma 3ronkhial

digunakan pada resep ini lebarnya sudah ideal tapi masih terlalu panjang. -enulisan pada resep ini bisa diba$a tapi masih kurang jelas. -ada penulisan resep yang benar tulisan harus dapat diba$a dengan jelas agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat.

b Keleng)a&an Re"e& &. -ada resep ini ditulis nama dokter dan dokter yang menuliskan resep ini telah diberi tanda dengan jelas. Tidak ada di$antumkan surat i8in praktek. '. )ama kota serta tanggal resep sudah ditulis oleh dokter. 4. Tanda R+ juga sudah ter$antum pada resep ini %supers$riptio( walaupun tidak jelas terba$a. <. Ins$riptio a( ;enis+bahan obat dalam resep ini terdiri dari 7 Remedium Cardinale atau obat pokok yang

digunakan adalah bronkhodilator %Salbutamol( Remedium Adjuvans atau obat tambahan yang digunakan dalam resep ini adalah ,moksisilin ambroBol dan a$ran b( Resep ini pada obat salbutamol dan amoksisilin di$antumkan satuan berat tetapi tidak jelas tulisannya pada obat ambroBol dan a$ran tidak di$antumkan. -ada penulisan resep yang benar harus men$antumkan satuan berat sediaan. 0. 3entuk sediaan yang dikehendaki harus ditulis. Resep ini pada obat amoksisilin dan a$ran tidak di$antumkan bentuk sediaan yang dikehendaki oleh dokter %subs$riptio(. ?. -ada resep ini tanda signatura dan $ara pemberian telah di$antumkan tetapi bentuk sediaan tidak di$antumkan. Seharusnya bentuk sediaan ditulis sebelum jumlah sediaan yang diminum perkali"nya. -ada resep ini tidak di$antumkan waktu pemberian misalnya 7 p.$.

&/

5. )ama penderita di belakang kata -ro sudah di$antumkan namun umur dan alamat tidak ada. Seharusnya identitas penderita ditulis lengkap sehingga mudah menelusuri bila terjadi sesuatu dengan obat pada penderita. 3 Oba# $ang Dig!na)an

a1 Am')"i"ilin ,moksisilin merupakan turunan ampisilin yang hanya berbeda pada satu gugus hidroksil dan memiliki spektrum antibakteri yang sama. Obat ini lebih mudah diserap di usus dan diabsorpsi lebih baik bila diberikan per oral dan menghasilkan kadar yang lebih tinggi dalam plasma dan jaringan. Tidak seperti ampisilin absorpsinya tidak terganggu dengan adanya makanan dalam lambung. Distribusi amoksisilin se$ara garis besar sama dengan ampisilin yaitu didistribusikan luas di dalam tubuh dan pengikatnya oleh protein plasma hanya '/C. ,moksisilin masuk ke dalam empedu mengalami siklus enterohepatik tetapi yang diekskresi bersama tinja jumlahnya $ukup tinggi. -enetrasi ke =SS dapat men$apai kadar yang e!ekti! pada peradangan meningen.%4 ? 5 1( Dosis oral dewasa '0/"0// mg tiap 1 jam. In!eksi saluran napas berat+berulang 4 gram tiap &' jam anak kurang dari &/ tahun &'0"'0/ mg tiap 1 jam. -ada in!eksi berat dapat diberikan dua kali lebih tinggi. Injeksi intramuskular dewasa 0// mg tiap 1 jam. ,nak 0/"&// mg+hari dalam dosis terbagi. Injeksi intra#ena atau in!us 0// mg tiap 1 jam dapat dinaikkan sampai & gram tiap ? jam. ,nak 0/"&// mg+hari dalam dosis terbagi.%4( 3entuk sediaan amoksisilin adalah kapsul '0/ mg dan kaptab 0// mg2 serbuk Injeksi & gram+#ial2 sirup kering &'0 mg+0 ml '0/ mg+0 ml.%4(

&&

-ada resep ini dosis yang diberikan sudah sesuai yaitu 4B0// mg sehari.

b1 Salb!#am'l Sabutamol merupakan deri#at isoprenalin ini merupakan adrenergikum pertama %&*?1( yang pada dosis biasa memiliki daya kerja yang lebih kurang spesi!ik terhadap reseptor D'. Selain berdaya bron$hodilatasi baik salbutamol juga memiliki e!ek lemah terhadap stabilisasi mast$ell maka sangat e!ekti! men$egah maupun meniadakan serangan asma. Dewasa ini obat ini sudah la8im digunakan dalam bentuk dosis"aerosol berhubung e!eknya pesat dengan e!ek samping yang lebih ringan daripada penggunaan per oral. -ada saat inhalasi serbuk halus atau larutan kira"kira 1/C dari semprotan %pu!!( terendap pada langit"langit

tenggorokan dan kira"kira '/C men$apai tra$hea tetapi hanya 5"1C dari bagian terhalus %&"0 mikron( tiba dibron$hioli dan paru"paru.%1( Mekanisme kerjanya adalah melalui stimulasi reseptor D' di tra$hea %batang tenggorok( dan bron$hi yang menyebabkan akti#asi dari adenilsiklase. En8im ini memperkuat pengubahan adenosintri!os!at %,T-( yang kaya energi menjadi $y$li$"adenosine"monophosphat %$,M-( dengan pembebasan energi yang digunakan untuk proses"proses dalam sel. Meningkatnya kadar $,M- di dalam sel menghasilkan e!ek melalui en8im !os!okinase antara lain

bron$hodilatasi dan penghambatan pelepasan mediator oleh mast$ell.%1( Dosis 4"< dd '"< mg %sul!at( inhalasi 4"< dd ' semprotan dari &// m$g pada serangan akut ' pu!! yang dapat diulang sesudah &0 menit. -ada serangan

&'

hebat i.m atau s.$ '0/"0// m$g yang dapat diulang sesudah < jam. %*( -ada resep ini dosis yang diberikan sudah sesuai yaitu 4 kali ' mg sehari.

31 Ambr'8'l ,mbroBol merupakan mukolitik yaitu obat yang dapat mengen$erkan sekret saluran napas dengan jalan meme$ah benang"benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum sehingga pengeluaran dahak dipermudah. Obat ini dapat meringankan perasaan sesak napas dan terutama berguna pada serangan asma berat yang dapat mematikan bila sumbatan lendir sedemikian kental sehingga tidak dapat dikeluarkan.%?( Dosis dewasa dan anak F &' tahun 4/ mg 4B+hari selama '"4 hari & kemudian &0 mg 4B+hari. ,nak 0"&0 tahun &0 mg 4B+hari '"0 tahun 5 0 mg 4 B+hari G ' tahun 5 0 mg ' B+hari. -ada resep ini dosis yang diberikan sudah sesuai yaitu 4 B & tablet %4/ mg( setiap hari.%4 *( *1 A3ran ,$ran merupakan antihistamin penghambat reseptor H' yang mengandung ranitidin. ,$ran menghambat reseptor H' se$ara selekti! dan re#ersibel. -erangsangan reseptor H' akan merangsang sekresi $airan lambung sehingga pada pemberian a$ran sekresi $airan lambung dihambat. -engaruh !isiologi a$ran terhadap reseptor H' lainnya tidak begitu penting. Ialaupun tidak lengkap a$ran dapat menghambat sekresi $airan lambung akibat perangsangan obat muskarinik atau gastrin. ,$ran mengurangi #olume dan kadar ion hidrogen $airan lambung. -enurunan sekresi asam lambung mengakibatkan perubahan pepsinogen menjadi pepsin juga menurun.%5(

&4

3ioa#ailabilitas a$ran yang diberikan se$ara oral sekitar 0/C dan meningkat pada pasien penyakit hati. Masa paruhnya kira"kira & 5"4 jam pada orang dewasa dan memanjang pada orang tua dan pada pasien gagal ginjal. -ada pasien penyakit hari masa paruh a$ran juga memanjang meskipun tidak sebesar pada gagal ginjal. Kadar pun$ak plasma di$apai dalam &"4 jam setelah penggunaan &0/ mg a$ran se$ara oral dan yang terikat protein plasma hanya &0C. ,$ran mengalami metabolisme lintas pertama di hati dalam jumlah $ukup besar setelah pemberian oral. ,$ran dan metabolitnya diekskresi terutama melalui ginjal sisanya melalui tinja. Sekitar 5/C dari a$ran diberikan I6 dan 4/C dari yang diberikan se$ara oral diekskresi dalam urin dalam bentuk asal.%5( ,$ran tersedia dalam bentuk tablet &0/ mg dan larutan suntuk '0 mg+ml dengan dosis 0/ mg IM atau I6 tiap ?"1 jam. ,$ran <"&/ kali lebih kuat daripada simetidin sehingga $ukup diberikan setengah dosis simetidin a$ran bekerja untuk waktu lama %1"&' jam(. Dosis yang dianjurkan dua kali &0/ mg+hari.%4( -ada resep ini dosis yang diberikan sudah sesuai yaitu dua kali & tablet %&0/ mg(+hari. * Ben#!) Se*iaan 3entuk sediaan yang diberikan dalam bentuk tablet sudah sesuai karena pasien dewasa dan tidak ada gangguan menelan. -ada resep ini ,moksisilin tidak ditulis bentuk sediaannya. Tetapi hanya ditulis amoksisilin 0// mg. Salbutamol ' mg dan ambroBol & tablet di$ampur menjadi satu dalam satu kapsul. Tetapi untuk Salbutamol tidak ditulis bentuk sediaannya dan ambroBol tidak ditulis jumlah beratnya. ,$ran pada resep ini tidak ditulis jumlah berat dan bentuk sediaannya.

&<

2ara (re)!en"i% 7a)#! *an lama &emberian -ada resep ini tidak dituliskan waktu pemberiannya misalnya sebelum

makan %a.$( atau sesudah makan %p.$(. ,moksisilin tidak terganggu absorpsinya dengan adanya makanan dalam lambung sehingga dapat diberikan bersamaan dengan makan. Salbutamol dan ambroBol sebaiknya diberikan sesudah makan untuk menghindari iritasi saluran $erna. ,$ran dapat diberikan sesudah makan dan sebelum tidur pada malam hari karena obat ini mampu mereduksi lebih dari */C dalam basal rangsangan makanan dan sekresi nokturnal asam lambung. Frekuensi pemberian obat pada resep sudah sesuai yaitu amoksisilin 4B0// mg Salbutamol dan ambroBol 4 kali & kapsul dimana dosis salbutamol tiap kapsul adalah ' mg dan ambroBol & tablet yaitu %4/ mg( serta ,$ran ' kali & tablet %&0/ mg(. @ama pemberian amoksisilin pada kasus ini tidak tepat yaitu hanya 4 hari sedangkan untuk pemberian antibiotika minimal 0 hari untuk men$egah terjadinya resistensi. Dan obat simptomatik seperti salbutamol ambroBol dan a$ran

sebaiknya digunakan bila perlu saja %sesak batuk dan mual(. f In#era)"i Oba# Obat yang diberikan pada kasus ini yaitu antibiotik bron$hodilator mukolitik dan antihistamin. Ketiga obat ini tidak berinteraksi.

/fe) Sam&ing Oba#

11 Am')"i"ilin Rasa mual diare kadang"kadang terjadi kolitis karena antibiotik.%4(

&0

.1 Salb!#am'l E!ek sampingnya jarang terjadi dan biasanya berupa nyeri kepala pusing" pusing mual dan tremor tangan. -ada o#erdose dapat terjadi stimulasi reseptor D& dengan e!ek kardio#askuler7 takikardi palpitasi aritmia dan hipotensi.%?( 31 Ambr'8'l Aangguan saluran $erna perasaan pusing dan berkeringat tetapi sangat jarang terjadi.%?( 41 A3ran )yeri kepala pusing malaise mialgia mual diare konstipasi ruam kulit pruritus.%5( h Anali"a Diagn'"a Dari data yang diperoleh dari status pasien dari anamnesa hanya dapat diketahui bahwa pasien mengeluh batuk berdahak susah dikeluarkan dan dada terasa nyeri. Keluhan ini dirasakan pasien selama ' hari dan dari pemeriksaan didapatkan whee8ing positi!. -ada kasus ini diagnosa penyakit yang mungkin adalah asma bronkhial. -ada asma bronkhial keluhan dan gejala tergantung dari berat dan ringannya pada waktu serangan. -ada serangan asma bronkhial yang ringan dan tanpa adanya komplikasi keluhan dan gejala tak ada yang khas. Keluhan biasanya berupa napas berbunyi sesak dan batuk serta didapatkan ekspirasi yang memanjang dan adanya whee8ing pada pemeriksaan paru.%*(

&?

-engobatan yang diberikan sudah tepat yaitu Salbutamol karena mempunyai waktu mulai kerja %onset( yang $epat. Mekanisme kerja sebagaimana agonis beta"' yaitu relaksasi otot polos saluran napas meningkatkan bersihan mukosilier menurunkan permeabiliti pembuluh darah dan modulasi penglepasan mediator dari sel mast.%&/( ,mbroBol sebagai mukolitik dengan merombak mukoproteinnya dan mengen$erkan dahak sehingga pengeluarannya dipermudah. Obat ini dapat meringankan perasaan sesak napas dan terutama berguna pada serangan asma hebat yang dapat mematikan bila sumbatan lendir sedemikian kental sehingga tidak dapat dikeluarkan.%?( -enggunaan antibiotik tidak rutin diberikan ke$uali pada keadaan disertai in!eksi bakteri %pneumonia bronkitis akut sinusitis( yang ditandai dengan gejala sputum purulen dan demam. In!eksi bakteri yang sering menyertai serangan asma adalah bakteri gram positi! dan bakteri atipik ke$uali pada keadaan di$urigai ada in!eksi bakteri gram negati! %penyakit+gangguan pernapasan kronik( dan bahkan anaerob seperti sinusitis bronkiektasis atau penyakit paru obstruksi kronik %--OK(.%&/( -ada kasus ini antibiotik sebaiknya tidak diberikan karena tidak terjadi in!eksi sekunder. -emberian antihistamin yaitu a$ran pada kasus ini tidak perlu karena tidak berperan banyak pada serangan asma.%&/( -ada kasus ini sebaiknya diberikan kortikosteroid sebagai anti alergi dan in!lamasi sehingga menurunkan kepekaan bronkhus dan mengurangi edema dari bronkhus selain itu e!ek kortikosteroid adalah memperkuat bekerjanya obat 3eta ,drenergik dan kortikosteroid sendiri tidak mempunyai e!ek bronkhodilator.%*( Steroid inhalasi adalah pilihan bagi

&5

pengobatan asma persisten %ringan sampai berat(. Steroid inhalasi ditoleransi dengan baik dan aman pada dosis yang direkomendasikan.%&/(

BAB III K/SIMP+LAN

3erdasarkan 0 tepat pada resep rasional maka 7 &. Tepat obat Obat yang diberikan sudah tepat yaitu Salbutamol dan ambroBol.Tetapi ,moksisilin dan ,$ran tidak perlu diberikan dan sebaiknya pada resep ini ditambahkan kortikosteroid. '. Tepat dosis -ada resep ini dosis yang diberikan sudah tepat. 4. Tepat bentuk sediaan 3entuk sediaan yang diberikan sudah tepat dan sesuai dengan keadaan pasien. ,kan tetapi pada resep ini tidak ditulis bentuk sediaannya. <. Iaktu penggunaan obat -ada resep ini tidak dituliskan kapan obat ini diminum. Sedangkan kelengkapan lain yang perlu ditulis adalah 7 Identitas pasien seperti umur dan alamat.

&1

+"!lan Re"e&
PROPINSI P/M/RIN6AH DA/RAH 6IN9KA6 I KALIMANTAN SELATAN

RUMAH SAKIT UMUM ULIN BANJARMASIN )ama Dokter 7 dr. Sel!ien )I7 &<0 /45 '/< .-F+3agian 7 -enyakit Dalam Tanda tangan dokter Kelas I+II+III+.tama

3anjarmasin '' ,gustus '//?

R+ Salbutamol tab ' mg )o. IJ Sprn 4 dd tab & p.$ %bila sesak( R+ ,mbroBol tab 4/ mg )o. IJ S prn 4 dd tab & p.$ %bila batuk( R+ FliBotide inhaler 0/ m$g )o. I

S prn ' dd ' semprotan %bila sesak(

-ro .mur ,lamat

7 )urdian 7 4< tahun 7 ;l. Klonel Sugiono Aang 3ahagia Rt.0 )o.? 3anjarmasin

&*

DA(6AR P+S6AKA

&. @estari =S. Seni Menulis Resep Teori dan Praktek. -T -ertja. ;akarta '//& '. ;oenoes )ani8ar Kaman. Ars Prescribendi Penulisan Resep !ang Rasional ". ,irlangga .ni#ersity -ress. Surabaya &**0. 4. Darmansjah I dkk. #n$ormatorium %bat Nasional #ndonesia &'''. Depkes RI Dirjen -OM. ;akarta '///. <. Iinotopradjoko M dkk. #n$ormasi Spesialite %bat #ndonesia. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. ,karta 6olume 4* '//<. 0. Hardjasaputra S.@.- dkk. (ata %bat di #ndonesia edisi &/. Ara!idian Medipress. ;akarta '//'. ?. Tjay dan Kirana. %bat)%bat Penting. EleB Media Komputindo. ;akarta &**&. 5. Aaniswarna S.A %ed(. *armakologi dan Terapi edisi <. 3agian Farmakologi FK.I. ;akarta &**0. 1. Kat8ung 3A. *armakologi (asar dan +linik. Edisi 4.EA=. ;akarta2 &*1* *. ,min Muhammad dkk. #lmu Pen!akit Parui. ,irlangga .ni#ersity -ress. Surabaya &*1*. &/. -erhimpunan Dokter -aru Indonesia. Asma Pedoman (iagnosis dan Penatalaksanaan (i #ndonesia. 3alai penerbit FK.I. ;akarta &***.

'/

'&

Você também pode gostar