Você está na página 1de 21

PELAKSANAAN SHALAT JUMAT DUA

GELOMBANG

MAKALAH

Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah : Mashail Fiqhiyah
Dosen pengampu: Ust. M.Rifai L.c








Oleh :

1. M.MANAHILUL IRFAN
2. DEDI
3. SUNARYA



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AL-HIDAYAH KOTA BOGOR
2013 M/1435 H


2

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah
kepada umat ini. Shalawat beserta salam semoga tercurah kepada Nabi kita
Muhammad Saw. yang tidak ada nabi setelahnya. sebagai contoh dan panutan yang
paling baik bagi seluruh umat manusia.
Alhamdulillah kami dapat menyusun Makalah dengan tema "Pelaksanaan
shalat Jumat dua gelombang Walaupun kami sadari masih banyak kekurangan yang
belum bisa kami tutupi dalam pembuatannya. Dengan adanya makalah ini mudah-
mudahan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca dan terutama penyusun dan
semoga makalah ini dapat menjadi pelengkap nilai dalam mata kuliah Mashail
Fiqhiyah
Saran dan masukkan sangat kami harapkan agar dapat menjadi lebih baik di
masa yang akan datang. Semoga Makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca
pada umumnya. Amin.


Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.








Bogor, 19 Januari 2014
Penyusun



3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 02

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 03

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 04
A. Latar belakang ......................................................................................... 04
B. Rumusan masalah...................................................................................... 05
C. Tujuan penulisan ....................................................................................... 05

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 06
A. Pengertian shalat jumat ............................................................................ 06
B. Hukum shalat jumat ................................................................................. 07
C. Syarat wajib shalat jumat ......................................................................... 09
D. Syarat sahnya shalat jumat ....................................................................... 10
E. Hal Yang Harus Diperhatikan Seputar Pelaksanaan Shalat Jum'at .. 10

BAB III Pelaksanaan shalat jumat gelombang ke-2. 13
A. Pelaksanaan shalat jumat dua gelombang 13
B. Fatwa MUI tentang pelaksanaan shalat jumat dua gelombang 18

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 19
A. Kesimpulan .................................................................................................. 19
B. Saran ............................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA.. 20




4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hari jumat merupakan hari yang paling utama diantara hari yang lain, dan
sebagai hari raya mingguan. Karena itu pada hari tersebut disunahkan memberi
kelapangan nafkah pada anggota keluarga, misalnya; memasak yang lebih enak dari
pada hari-hari biasa, memberi uang saku lebih dari pada hari-hari biasa.
Dalam penamaan jumah, ulama sediri berbeda pendapat , sebagian
mengatakan sebab pada hari itu dikumpulkan berbagai bentuk kebajikan. Sedangkan
yang lain mengatakan sebab pada hari itu Nabi Adam bertemu dengan Hawa di bumi
musdalifah.
1

Kesadaran umat islam untuk menjalankan kewajiban agamanya dewasa ini
dirasakan semakin meningkat. Hal ini antara lain ditandai dengan syiar agama yang
semakin semarak, dan membludaknya masjid-masjid dalam shalat jumat.
Penyelengaraan shalat jumat tidak hanya di permukiman, tapi juga di perkantoran,
pertokoan dan kawasan industri.
Namun hal ini belum sepenuhnya di imbangi oleh penyediaan sarana dan
prasarana ibadah yang cukup memadai, serta masih terdapatnya faktor-faktor
kondisional yang menyebabkan tidak terpenuhinya hasrat untuk menjalankan ibadah
sebagaimana mestinya. Para karyawan pabrik, misalnya, tidak dapat secara bersama-
sama melaksanakan shalat jumat karena ada proses yang tidak dapat di tinggal sama
sekali. Hal ini yang membuat sebagian orang menyelenggarakan shalat jumat secara
bergantian, bertahap, atau shalat jumat dalam dua shif. Dalam masalah ini timbul
suatu pertanyaan, yaitu bolehkah menyelenggarakan shalat jumat kedua dan
seterusnya ?



1
Mukhammad Sokhi Asyadi, Fikih Ibadah(Grobogan: Ponpes Fadllul Wahid, 2011) hlm. 159

5

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian shalat jumat?
2. Apa Hukum shalat jumat?
3. Apa saja syarat wajib shalat jumat?
4. Apa saja syarat sahnya shalat jumat?
5. Hal apa saja yang harus diperhatikan pada pelaksanaan shalat jumat?
6. Apa hukum shalat jumat 2 gelombang?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui pengertian dari shalat jumat
2. Agar mengetahui apa Hukum melaksanakan shalat jumat
3. Agar mengetahui apa saja syarat wajib shalat jumat
4. Agar mengetahui apa saja syarat sahnya shalat jumat
5. Agar mengetahui hal apa saja yang harus diperhatikan pada pelaksanaan
shalat jumat
6. Agar mengetahui apa hukumnya shalat jumat 2 gelombang











6

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat Jumat
Kata Al-Jumuah berasal dari kata ijtima. Ia disebut hari jumat karena pada
hari itu penciptaan Adam dihimpun dari air dan tanah.
2

Shalat jumah disyariatkan di Makkah pada malam Isro. Namun saat itu belum
dapat dikerjakan karena waktu itu pengikut beliau masih sedikit belum ada empat
puluh orang, sehingga tidak menetapi syarat jumah. Dan baru dikerjakan setelah
beliau Nabi hijrah ke Madinah, dan pertama mengerjakannya adalah Asad bin
zuroroh bersama Mushab bin Umair, persisnya di Quba.
3

Dinamakan dengan shalat jumat karena pada hari itu orang-orang dengan
jumlah yang besar berkumpul di satu tempat. Dalam shahih Bukhari, shahih muslim
dan kitab-kitab hadis lainnya diriwayatkan:
Bahwa rasulullah bersabda,

Hari-hari yang paling afdhal adalah hari jumat

Kita adalah umat yang terakhir tapi pada hari kiamat kita adalah umat yang
pertama dan terdepan. Sedangkan, umat terdahulu lebih dahulu diturunkan kitab
kepada mereka sebelum kita, jugatelah diturunkan kepada mereka hari ini (jumat)
yang diwajibkan atas kita. Kemudian mereka berselisih tentang hari itu, maka Allah
member petunjuk kepada kita mengenai hari itu dan dan orang-orang pun menjadi
pengikut kita.





2
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah,(Jakarta: Amzah,
2009), hlm. 303
3
Mukhammad Sokhi Asyadi, Fikih Ibadahhlm. 159-160
7

Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa Rasulullah bersabda,

Allah menyesatkan umat sebelum kita dari hari jumat: orang-orang yahudi
memiliki hari sabtu dan orang-orang nashrani memiliki hari ahad. Kemudian Allah
mendatangkan kita dan member petunjuk kepada kita pada hari jumat.
Pada hari jumat umat islam disyariatkan untuk berkumpul agar mengingat
kebesaran nikmat Allah. Pada hari itu juga disyariatkan adanya khotbah, untuk
mengingatkan orang-orang terhadap nikmat Allah tersebut, serta memotivasi mereka
untuk mensyukurinya. Pada hari itu juga disyariatkan untuk dilakukan shalat pada
tengah hari, agar orang-orang dapat berkumpul dalam satu masjid. Allah
memerintahkan orang-orang mukmin untuk menghadirinya dan medengarkan
khutbah serta melakukan shlat berjamaah.
4


B. Hukum shalat jumat
Perihal wajibnya shalat jumat untuk setiap individu sudah menjadi kesepakatan
kalangan fuqaha. Shalat jumat hukumnya Fardlu ain bagi setiap muslim yang
mukallaf, laki-laki, merdeka, sehat, dan bukan musafir.
5

Allah Swt. Berfirman dalam Al-Quran surat al-Jumuah ayat 9
$' %!# ## #) ==9 f9# #$ <) . !# #
79# 4 39 z 39 ) G. =?

Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada
hari jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual
beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
6



4
Saleh Al-faujan, Fiqih sehari-hari, Jakarta: Gema Insani press, 2005, hlm.182-183
5
M.rifaI, Fiqih islam, Semarang: PT. Karya toha Putra, 1978, hlm.175
6
Al-Quran terjemah , Depag, 2007, hlm.554
8

Para ulama mengatakan bahwa shalat jumat adalah shalat fardlu yang berdiri
sendiri, bukan pengganti dari shalat zuhur. Umar ibnul khathab r.a. berkata, shalat
jumat adalah dua rakaat. Ia adalah shalat yang sempurna bukan shalat qashar. Hal ini
sebagaimana dikatakan oleh nabi Muhammad saw.
Shalat jumat dikatakan sebagai shalat fardhu yang berdiri sendiri karena di
dalamnya banyak hal yang berbeda dengan shalat zhuhur, ia lebih utama dari shalat
zhuhur dan kewajibannya lebih ditekankan.Hal ini karena adanya ancaman yang lebih
keras bagi orang yang tidak melaksanakannya, juga karena ia mempunyai syarat-
syarat dan kekhususan-kekhususan tersendiri yang tidak ada di dalam shalat zhuhur.
Disamping itu, bagi orang yang wajib melaksanakannya, shalat zhuhur tidak dapat
menggantikan shalat jumat tersebut selama belum habis waktunya. Apabila
waktunya sudah habis, maka shalat zhuhur merupakan pengganti baginya.


Allah Swt. Berfirman dalam Al-Quran surat al-Jumuah ayat 9
$' %!# ## #) ==9 f9# #$ <) . !# #
79# 4 39 z 39 ) G. =?
Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari
jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.
Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
7









7
Al-Quran terjemah , Depag, 2007, hlm.554
9

Perintah diatas menunjukkan hukum wajib. Disamping itu, ada sabda Nabi
Saw:

. ) (
hendaklah khalayak menghentikan pembangkangannya terhadap shalat jumat, atau
Allah (perlu)mengunci hati mereka. (HR. Muslim dan nasai)

Hadis Thariq bin Syihab dari Nabi Saw, beliau bersabda:

Shalat jumat adalah hak yang wajib atas setiap orang muslim kecuali atas empat
orang: budak belian, wanita, anak-anak, atau orang sakit.




C. Syarat wajib shalat jumat

1. Beragama islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Merdeka
5. Sehat
6. Bermukim
7. Laki-laki





10

D. Syarat sahnya shalat jumat
1. Telah masuk waktu. Shalat jumat adalah shalat fardhu, maka pelaksanaannya
diwajibkan setelah masuk waktu sebagaimana shalat fardhu lainnya. Shalat jumat
tidak sah apabila dilaksankan sebelum atau sesudah waktunya, hal ini berdasarkan
firman Allah dalm surat an-nisaa ayat 103

#* F% =9# #2$ !# $V% #Y% ? 6/_ 4 #* G'#
#%' =9# 4 ) =9# M%. ? 9# $Y7F. $Y?%
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-
orang yang beriman.

2. Didirikan di tengah-tengah pemukiman, baik dalam kota (misrho), desa (balad),
atau dukuh (quryah)
3. Dilakukan secara berjamaah
4. Didahului dua khutbah.
Hal ini dikarenakan Rasulullah selalu melakukannya. Ibnu umar r.a. berkata,
Rasulullah selalu menyampaikan dua khotbah dalam keadaan berdiri dan beliau
memisah dua khutbah tersebut dengan duduk. Demikian hadis riwayat mutafaq
alaih.
8

E. Hal Yang Harus Diperhatikan Seputar Pelaksanaan Shalat Jum'at
Hal Yang Harus Diperhatikan Seputar Pelaksanaan Shalat Jum'at diantaranya:
9

1. Diwajbkan mandi atas mereka yang menghadiri shalat Jum'at. Rasulullah
bersabda : "Mandi di hari jum'at hukumnya wajib atas setiap yang sudah bemimpi

8
Saleh Al-faujan, Fiqih sehari-hari, Jakarta: Gema Insani press, 2005, hlm.193-194
9
Muslim.or.id, Seputar Pelaksanaan Shalat Jum'at http//Muslim.or.id, diakses ( 20 oktober 2013 )
11

(baligh).H.R.muslim
2. Memakai baju yang paling bersih dan memakai wewangian parfum (wangi-
wangian).
3. Berpag-pagi menghdirinya,yaitu beberapa waktu sebelum didirikan, Rasulullah
bersabda : "Barangsiapa yang mandi janabah (mandi besar) di hari
jum'at, lalu berangkat ke masjid pada jam (gelombang pertama) petama seakan-akan
dia telah bekurban unta, dan yang berangkat pada gelombang kedua seakan-akan
berkurban sapi, pada gelombang ketiga seakan-akan berkurban kibas yang gemuk,
pada gelombang keempat seakan-akan berkurban ayam, pada gelombang kelima
seakan-akan berkurban telur. Dan bila Imam telah naik mimbar maka hadirlah para
malaikat mendengarkan peringatan yang disampaikan. " (HR. Malik)
4. Sesampainya didalam masjid disunnahkan Shalat Nafilah semampunya:
empatraka'atataulebih.
5. Menghentikan pembicaraan dan semua yang bersifat main-main,seperti menyapu
debu, krikil atau lainnya, ketika imam naik mimbar untuk berkhutbah. Rasulullah
bersabda : "Bila kamu berkata pada temanmu "Diamlah" sedang
imam sedang berkhutbah, sungguh kamu telah berbuat sia-sia. " (HR. Muslim).
6. Bila masuk masjid dan imam sedang berkhutbah, tetap disunnahkan shalat shalat
tyahiyatul masjid dua raka'at. Rasulullah bersabda, "Bila seseorang
masuk masjid hendaklah shalat dua raka'at dengan ringkas meskipun imam tengah
berkhutbah.(H.R. Abu Dawud)
7. Pada shalat shubuh di hari jum'at dianjurkan untuk membaca surat As Sajadah pada
raka'at pertama dan surat Al Insan pada raka'at kedua. Berdasarkan riwayat dari Abu
Hurairoh bahwa nabi biasa membaca pada shalat shubuh
hari jum'at Alof Lam Min Tanzil, Yaitu As Sajadah dan Hal A'ta Alal Insan (surat:Al-
Insan,(HR.Bukhari:891)
8. Dilarang (makruh) melangkahi pundak-pundak jama'ah lain dan memisahkan dua
orang dari tempat duduknya. Rasulullah bersabda kepada seseorang
yang dilihatnya melangkahi pundak selainya : "Duduklah karena kamu telah
menyakiti orang lain" (HR. Abu Dawud)
9. Ketika adzan tealah dikumandangkan di hramkan berjual beli juga pekerjaan lain,
12

Allah berfirman : "Wahai orang-orang beriman, apabila kamu diseru untuk
melaksanakan shalat jum'at maka bersegerahlah mengingat Allah dan
tinggalkan jual beli, dan itu lebih baik bagi kamu jika kami mengetahuinya." (Jum'at:
9)
10. Disunnahkan membaca Surat Al- Kahfi di malam atau siangnya. Rasulullah
bersabda, "Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi di hari jum'at
niscaya Allah meneranginya dengan cahaya antara dua jum'at." (HR. Al
Hakim)
11. Meperbanyak shalawat dan salam atas Rasulullah beliua bersabda
: "perbanyaklah membaca salawat atasku pada malam atau siang hari jum'at. Barang
siapa yang mau mengerjakannya maka aku menjadi saksi dan pemberi syafa'at
padanya kelak di hari akhirat." (HR. Baihaqi dengan sanad Jayyid)
12. Jika seseorang masuk masjid sedang imam dan keadaan berkhutbah, maka ia tetap
harus mengerjakan shalat sunnah tahiyatul masjid. Hal itu sebagaiman disebutkan
dalam hadits jabir , " Seseorang laki-laki masuk masjid pada saat nabi
berkhutbah kepada manusia pada hari jum'at, maka beliau bertanya,
apakah engaku sudah shalat wahai fulan ? ia menjawab, "belum" Beliau
bersabda, " Berdirilah dan Shalatlah. " (HR. Bukhari" 930)
13. Meperbanyak do'a padanya karena didalamnya terdapat waktu yang mustajab,
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya di hari jum'at dan satu waktu
yang tiada seorang muslim nmemohon kebaikan kepada Allah bertapatan
dengannya kecuali akan dikabulkan permohonannya." (HR. Muslim)









13

BAB III

PELAKSANAAN SHALAT JUMAT GELOMBANG KE 2

A. Hukum melaksanakan shalat jumat 2 gelombang
Dalam dunia modern sekarang ini terdapat sejumlah industri yang sistem
operasionalnya bersifat nonstop 24 jam, tanpa henti, serta harus ditangani secara
langsung dan terus menerus, dan jika operasionalnya dihentikan beberapa saat saja,
atau tidak ditangani secara langsung (ditunggu), mesin industri menjadi rusak yang
pada akhirnya timbul kerugian besar dan para pekerja kehilangan pekerjaan yang
menjadi sumber penghasilannya. Dengan sifat industri seperti itu, muslim yang
bekerja di industri tersebut tidak bisa melaksanakan salat jumat kecuali jika
dilakukan secara dua gelombang/shift, sehingga mereka bertanya-tanya tentang
status hukumnya.
Sejak masa Nabi sampai dengan abad kedua puluh Masehi, masalah
pelaksanaan salat Jumat dua gelombang belum pernah dibicarakan atau difatwakan
oleh para ulama. Hal ini menunjukkan bahwa masalah tersebut tidak dibenarkan dan
tidak dapat dipandang sebagai masalah khilafiyah. Atas dasar itu, ketika surat kabar
al-Jumhuriyah (Mesir), edisi 7 April 1955, menyiarkan sebuah keputusan (qarar),
ulama terkemuka saat itu, Mahmud Syaltut, menegaskan, antara lain, sebagai berikut:
Himbauan untuk melakukan salat Jumat dua kali di satu tempat dan pada
waktu yang sama --kecuali diselingi waktu untuk memberikan kesempatan kepada
gelombang pertama keluar dan gelombang kedua masuk masjid dalam dua kali
berjamaah dan dengan dua kali khutbah, belum pernah dikenal, baik pada masa
sekarang maupun pada masa lalu, juga tidak mempunyai sandaran (dasar) dalam
syariah. Dengan demikian, hal ketiga ini dipandang sebagai tasyri(penetapan
hukum) sesuatu yang tidak diizinkan oleh Allah.



14

Mendirikan shalat jumat lebih dari satu dalam satu desa diperbolehkan jika
memang ada hajat, semisal; banyaknya jumlah prnduduk sehingga tidak mungkin
dikumpulkan dalam satu tempat, atau terjadi sengketa antar kedua kubu yang tak
mungkin disatukan, atau jaraknya yang berjauhan10
11

Taaddud jumat berbeda dengan jumatan dua shif/angkatan atau lebih
(insya-ul jumah bada jumah). Taadud jumah ialah berbilangnya penyelenggaraan
jamaah jumat dalam satu masa di suatu tempat, dan hukumnya boleh dengan syarat-
syarat tertentu.
Pendapat sebagian ulama mengenai Taaddud jumat diperbolehkan dengan
syarat-syarat tertentu antara lain tercantum dalam kitab:
/ :

Al-Qalyuubi, I/ 177: Di antara sebab yang memperbolehkannya juga adalah


terjadinya pertengkaran dan permusuhan antara dua kelompok di dalam satu desa,
meskipun tidak ada kesulitan.

:

.
Tanwir al-qulub, hal 186: jika banyak kebutuhan yang tidak bisa dihindari maka
shalat jumat masing-masing kelompok tersebut sah, tidak peduli apakah takbiratul
ihram masing-masing imam bersamaan atau berurutan.
12




11
Muhammad sokhi asyhadi, fikih ibadah... hlm. 168
12
Aziz Masyhuri, Permasalahan thariqah, (Surabaya: khalista, 2006) hlm. 193-194.
15

) . : (
Bughyatul murtasyid, hlm 79: kesimpulan dari pendapat para tokoh ulama adalah,
bahwa sebab-sebab diperbolehkan berbilangnya shalat jumat ada tiga: 1) tempat
pelaksanaan shalat sempit sehingga tidak mampu memuat (semua) jamaah sekaligus,
2) terjadi peperangan antar dua golongan berbagai syarat yang terkait dengan
peperangan, 3) jarak batas daerah dengan daerah yang lain berjauhan, sehingga
sura azan tidak terdengar, atau berada di suatu daerah yang seandainya, keluar ke
daerah lain (yang melaksanakan jumatan) setelah terbit fajar, maka waktunya tidak
mncukupi. Hal ini, karena tidak ada keharusan untuk berusaha pergi ke daerah lain
tersebut kecuali setelah terbitnya fajar.13

Adapun jumatan dua shif/angkatan atau lebih (insya-ul jumah bada jumah)
yang artinya penyelenggaranya shalat jumat lebih dari satu di suatu tempat, maka
hukumnya tidak sah. Jalan keluarnya adalah sebagai berikut:
1. Karyawan seperti itu wajib berikhtiar semaksimal mungkin agar dapat
menunaikan jumatan shif pertama.
2. Sebaiknya ditugaskan kepada karyawati untuk menjaga produksi agar karyawan
dapat menunaikan shalat jumat.
3. Dalam hal ikhtiar tersebut bila tidak berhasil maka kewajiban shalat jumat
menjadi gugur dan wajib menunaikan shalat zhuhur dan dianjurkan berjamaah. Jika
ada udzur syari di dalam meninggalkan shalat jumat demikian ini dengan
menggamti shalat zhuhur hukumnya tidak berdosa. Tetapi jika tidak ada uzur syari,
hukumnya berdosa.


16

Rekomendasinya adalah kepada para produsen/pengusaha agar memberikan
jaminan kebebasan kepada karyawan untuk menjalankan agamanya, dan
menjalaankan shalat.
Pendapat sebagian ulama bahwa pelaksanaan salat jumat lebih dari satu kali
tidak dibenarkan, antara lain tercantum dalam kitab:

.
) / (
Adapun selain makmum, maka tidak boleh menggantikannya, karena dengan
membentuk shalat jumat setelah shalat jumat yang lain (dalam satu masa secara
serentak ditempat yang sama). Dan hal ini tidak diperkenankan. ( al-hawasyil
madaniyyah juz II,hlm. 76)

) . . / (
Para ulama syafii berpendapat, barang siapa yang ketinggalan shalat jumat karena
sesuatu uzur atau lainnya, maka disunatkan untuk shalat zhuhur berjamaah (al-fiqh
ala madzahibul arbaah, juz I, hlm. 406).

...

) . / (
17

sehingga jika sudah datang hari jumat, maka ia tidak melaksanakan shalat jumat
kecuali di mesjid Rasullullah Saw. Dan rasullullah Saw. meskipun sangat ingin untuk
memberikan kemudahan kepada umatnya tidak memberikan dispensasi untuk
mendirikan shalat jumat di banyak mesjid, atau shalat bersama orang yang bisa
datang kepadanya di awal waktu, dan mendirikan shalat jumat yang ke dua dan
ketiga sesudahnya. Demikian halnya bagi mereka yang tidak bisa datang. Dan yang
demikian itu lebih mudah bagi mereka seandainya memeng diperkenankan. (tanwirul
qulub juz I, hlm. 189).14

Sebagai ibadah, bentuk maupun tata cara pelaksanaan slat jumat harus
mengikuti segala ketentuan yang telah ditetepkan hukum islam (syariah) serta
dipraktikan oleh rasullullah. Kaidah fikih menegaskan:

)
: (
suatu ibadah tidak disyariatkan kecuali disyariatkan oleh Allah.


Dan hadist nabi Saw:

jika aku memerintahkan kepadamu suatu hal, lakukanlah semampumu (HR.


Bukhari dan muslim).








18

B. Fatwa MUI tentang pelaksanaan shalat jumat dua gelombang

Pada tanggal: 28 Juli tahun 2000 MUI menetapkan bahwa :

1. Pelaksanaan salat Jumat dua gelombang (lebih dari satu kali) di tempat yang sama
pada waktu yang berbeda hukumnya tidak sah, walaupun terdapat uzur syari (alasan
yang dibenarkan secara hukum).

2. Orang Islam yang tidak dapat melaksanakan salat Jumat disebabkan suatu uzur
syari hanya diwajibkan melaksanakan salat Zuhur.

3. Menghimbau kepada semua pimpinan perusahaan/industri agar sedapat mungkin
mengupayakan setiap pekerjanya yang muslim dapat menunaikan salat Jumat
sebagaimana mestinya.

4. Fatwa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap muslim yang memerlukan dapat mengetahuinya, menghimbau semua
pihak untuk menyebarluaskan fatwa ini.
15









15
mui.or.id/ Seputar Pelaksanaan Shalat Jum'at http//Mui.or.id, diakses ( 15 oktober 2013 )
19

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menimbang bahwa tedapat banyak industri yang sistem operasionalnya 24 jam,
dengan sistem seperti itu maka banyak karyawan yang tidak dapat melaksanakan
shalat jumat, kecuali jika melakukan shalat jumat yang kedua (dua gelombang), dan
mengingat bahwa hukum shalat jumat adalah fardhu ain dan pendapat ulama bahwa
pelaksanaan shalat jumat lebih dari satu kali tidak dibenarkan, maka bagi karyawan
yang demikian itu hukumnya tidak sah. Dan seharusnya bagi semua pimpinan
perusahaan atau industri mengupayakan kepada setiap pekerjanya yang muslim dapat
menunaikan shalat jumat. Sebagai pelajar kita semua dapat menyimpulkan
bahwasanya pelaksanaan shalat jumat 2 gelombang tidak ada tuntunannya dalam
syariat islam walaupun dengan alasan atau sebab apapun, para ulama dulu maupun
sekarang tidak ada yang membolehkan pelaksanaan shalat jumat secara 2
gelombang/ 2 sif.
B. Saran
Apabila kita semua sudah mengetahui Tata cara shalat jumat sesuai apa yang di
ajarakan oleh rasulullah Saw. Maka hendaknya kita mengikutinya dan tidak
membuat-buat suatu hukum yang baru seperti halnya shalat jumat 2 gelombang yang
tidak sesuai dengan tuntunan syariat islam.






20

DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Fauzan, Saleh, Fiqih Sehari-hari, Jakarta: Gema Insani Press, 2005
2. Muslim.or.id, Seputar Pelaksanaan Shalat Jum'at http//Muslim.or.id,
diakses 20 Oktober 2013
3. Rifai, Moh, Fiqih Islam, Semarang : P.T. Karya Toha Putra, 1978
4. Mukhammad Sokhi Asyadi, Fikih Ibadah
5. Al-Quran Terjemah, Depag 2007
6. Effendi, Miftah, Sejarah tape recorder, http//Miftaheffendi.blog.spot.com
7. Sokhi Asyadi, Mukhammad, Fikih Ibadah, Grobogan: Ponpes Fadllul Wahid,
2011
8. Masyhuri, Aziz, Permasalahan thariqah, Surabaya: khalista, 2006
9. Mui.or.id, Pelaksanaan Shalat Jum'at 2 gelombanghttp//Mui.or.id, diakses
15 oktober 2013









21

Você também pode gostar