Você está na página 1de 23

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KATARAK DI RUANG FLAMINGGO RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA

OLEH : I DEWA GEDE DWIJA YASA 1202105066

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2014

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi Pengertian

Katarak adalah terjadinya opasitas dari lensa kristalina yang seharusnya jernih (Smeltzer,2001 terjadi pada usia lanjut atau dapat dikatakan katarak adalah proses penga!uran pada lensa. (Pear"e,1### katarak senilis adalah katarak yang Katarak adalah proses terjadinya opasitas se"ara progresif pada lensa atau kapsul lensa, umumnya aki!at dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang le!ih dari $% tahun (&arilynn Doengoes, dkk. 2000 . Katarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi aki!at hidrasi (penam!ahan "airan lensa, denaturasi protein lensa, atau aki!at kedua' duanya.(iasanya mengenai kedua mata dan !erjalan progresif.(kapita selekta. jilid satu.2001

2. )pidemiologi*insiden kasus

Katarak merupakan penye!a! utama ke!utaan (+,- . Se!anyak tujuh !elas juta populasi dunia mengidap ke!utaan yang dise!a!kan oleh katarak dan dijangka menjelang tahun 2020, angka ini akan meningkat menjadi empat puluh juta. Katarak senilis merupakan !entuk katarak yang paling sering ditemukan. #0. dari seluruh kasus katarak adalah katarak senilis. Sekitar % . dari golongan usia /0 tahun dan 10. dari golongan usia 00 tahun harus menjalani operasi katarak.
1. Penye!a!*faktor predisposisi

Se!agian !esar katarak terjadi karena proses degeneratif atau !ertam!ahnya usia seseorang. 2sia rata'rata terjadinya katarak adalah pada umur $0 tahun keatas. 3kan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada !ayi karena sang i!u terinfeksi 4irus pada saat hamil muda. Duke )lder men"o!a mem!uat ikhtisar dari penye!a!'penye!a! yang dapat menim!ulkan katarak se!agai !erikut. 5 a. Sebab-sebab biologik : (a) Karena usia tua. Seperti juga pada seluruh makhluk hidup maka lensa pun mengalami proses tua dimana dalam keadaan ini ia menjadi katarak. (b) Pengaruh genetik. Pengaruh genetik dikatakan !erhu!ungan dengan proses degenerasi yang tim!ul pada lensa.

b.

Sebab-sebab imunologik : (adan manusia mempunyai kemampuan mem!entuk anti!odi spesifik terhadap salah satu dari protein' protein lensa. -leh se!a!'se!a! tertentu dapat terjadi sensitisasi se"ara tidak disengaja oleh protein lensa yang menye!a!kan ter!entuknya anti!odi terse!ut. (ila hal ini terjadi maka dapat menim!ulkan katarak.

c. Sebab-sebab fungsional : 3komodasi yang sangat kuat (memforsir mata mempunyai efek yang !uruk terhadap sera!ut'sera!ut lensa dan cenderung memudahkan terjadinya kekeruhan pada lensa. 6ni dapat terlihat pada keadaan'keadaan aparathyroidisme. d. Gangguan yang bersifat lokal terhadap lensa : Dapat !erupa (a) 7angguan nutrisi pada lensa, (b) 7angguan permea!ilitas kapsul lensa, (c) )fek radiasi dari "ahaya matahari. e. Gangguan metabolisme umum : defisiensi 4itamin dan gangguan endokrin dapat menye!a!kan katarak misalnya seperti pada penyakit dia!etes melitus atau hyperparathyroidea. Penye!a! katarak lainnya meliputi 5

seperti

intoksikasi

ergot,

keadaan

tetani

dan

Penye!a! paling !anyak adalah aki!at proses lanjut usia* degenerasi, yang mengaki!atkan lensa mata menjadi keras dan keruh (Katarak Senilis Diper"epat oleh faktor lingkungan, seperti merokok, sinar ultra4iolet, alkohol, kurang 4itamin ),radang menahun dalam !ola mata, polusi asap motor*pa!rik karena mengandung tim!al

8edera mata, misalnya pukulan keras, tusukan !enda, panas yang tinggi, !ahan kimia yang merusak lensa (Katarak 9raumatik Peradangan*infeksi pada saat hamil, penyakit yang diturunkan (Katarak Kongenital Penyakit infeksi tertentu dan penyakit meta!olik misalnya dia!etes mellitus (Katarak komplikata -!at'o!at tertentu (misalnya kortikosteroid, klorokuin , klorpromazin, ergotamine, pilokarpin :aktor'faktor lainya yang !elum diketahui.

;. Patofisiologi terjadinya penyakit

<ensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan !er!entuk seperti kan"ing !aju, meempunyai kekuatan refraksi yang !esar. <ensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nu"leus, diperifer terdapat korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan !ertam!ahnya usia, nu"leus mengalami peru!ahan =arna menjadi "oklat kekuningan. Disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri dianterior dan posterior nu"leus. -pasitas pada kapsul posterior merupakan !entuk katarak yang paling !ermakna nampak seperti kristal salju pada jendela. Peru!ahan fisik dan kimia dalam lensa mengaki!atkan hilangnya trnsparasi. Peru!ahan pada sera!ut halus multiple ( zonula mengalami distorsi. Peru!ahan kimia dalam peru!ahan lensa dapat menye!a!kan koagulasi, sehingga menga!utkan pandangan dengan mengham!at jalannya "ahaya keretina. Salah satu teori menye!utkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air kedalam lensa. Proses ini mematahkan sera!ut lensa yang tegang dan mengganggu tranmisi sinar. 9eori lain mengatakan !ah=a suatu enzim mempunyai peran dalm melindungi lensa dari degenerasi. >umlah enzim akan menurun dengan !ertam!ahnya usia dan tidak ada pada ke!anyakan pasien yang menderita katarak. Katarak !iasanya terjadi !ilateral, namun mempunyai ke"epatan yang !er!eda, dapat dise!a!kan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti dia!etes. ?amun se!enarnya katarak merupakan konsek=ensi dari proses penuaan yang normal. Ke!anyakan katarak !erkem!ang kronik dan @ matang @. Ketika orang memasuki dekade ketujuh katarak !ersifat kongenital dan harus diindentifikasi a=al karena !ila tidak terdiagnosa dapat menye!a!kan am!liopia dan kehilangan penglihatan permanen. :aktor yang paling sering yang !erperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultra4iolet (, o!at' o!atan, alkohol, merokok, dia!etes dan asupan antitoksin dan yang kurang dalam jangka =aktu yang lama. ( (runner A Suddarth,2002B1##/
%. Klasifikasi

yang memajang dari !adan

silier kesekitar daerah diluar lensa misalnya dapat menye!a!kan penglihatan

Katarak primer Katarak primer, menurut umur ada tiga golongan yaitu 5 1. Katark ju4enilis (umur C20 tahun ,

2. Katarak presenilis (umur sampai %0tahun 1. katarak senilis (umur sampai %0tahun Katarak primer di!agi menjadi ;stadium 5 a. ' ' ' ' ' !. ' ' ' ' ' ' ". ' ' ' ' d. ' ' turun karena daya !eratnya. &elalui pupil, nu"leus ter!ayang se!agai setengah lingkaran di !agian !a=ah dengan =arna !er!eda dari atasnya yaitu ke"oklatan 9erjadi kekeruhan seluruh lensa 9ekanan dalam seim!ang dengan "airan dalam mata dengan ukuran lensa normal 9ajam penglihatan sangat menurun dan hanya tinggal proyeksi sinar positif Di pupil tampak lensa seperti mutiara Stadium ,ypermatur Korteks lensa yang seperti !u!ur telah men"air sehingga nu"leus lensa sehingga lensa &enjadi "em!ung. 9erjadi pem!engkakan lensa yang dapat menjadi katarak intumesen. 9erjadi miopisasi Dapat terjadi glau"oma sekunder Shado= test positif Stadium &atur Stadium paling dini Kekeruhan lensa terdapat pada !agian perifer !er!entuk !er"ak' !er"ak yang tidak teratur Pasien mengeluh gangguan penglihatan melihat ganda dengan satu mata 9ajam penglihatan !elum terganggu Proses degenerasi !elum menyerap "airan mata yang kedalam lensa sehingga terlihat !ilik mata depan yang kedalaman normal. Stadium 6matur Proses degenerasi mulai menyerap "airan mata kedalam lensa Stadium 6nsipien

'

9erjadi kerusakan kapsul lensa yang menjadi le!ih permea!el dsehingga isi korteks dapat keluar dan lensa menjadi kempis yang di!a=ahnya terdapat nu"leus lensa (Katarak &orgagni

Katarak Komplikata Katarak jenis ini terjadi sekunder atau se!agai komplikasi dari penyakir lain. Penye!a! katarak jenis ini adalah 5 ' ' ' 7angguan okuler, karena retinitis pigmentosa glau"oma, a!lasio retinayang sudah lama, u4eitis, myopia maligna. Penyakit sistemik, Dia!etes &ellitus, hipoparatiroid, sindrom do=n, dermatitis atopik. 9rauma, trauma tumpul, pukulan, !enda asing di dalam mata, terpajan panas yang !erle!ihan, sinar DE, radioaktif, terpajan sinar matahari, toksik kimia. Katarak Kongenital Katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa yang tim!ul pada saat pem!entukan lensa. Kekeruhan sudah terdapat pada =aktu !ayi lahir. Katarak ini sering ditemukan pada !ayi yang dilahirkan oleh i!u yang menderita ru!ella, dia!etes mellitus, toksoplasmosis, hipoparatiroidisme, galaktosemia. 3da pula yang menyertai kelainan !a=aan pada mata itu sendiri seperti mikroftalmus, aniridia, kolo!oma , ektopia lentis, keratokonus, megalokornea, heterokornea iris. Kekeruhan dapat dijumpai dalam !entuk arteri hialoidea yang persisten, katarak polaris anterior'posterior, katarak aksialis, katarak zonularis, katarak stelata, katarak totalis dan katarak "ongenital mem!ranasea.

$. 7ejala Klinis
a.

Pandangan ka!ur Kekeruhan lensa mengaki!atkan penurunan pengelihatan yang progresif atau !erangsur'angsur dan tanpa nyeri, serta tidak mengalami kemajuan dengan pin-hole.

!.

Penglihatan silau Penderita katarak sering kali mengeluhkan penglihatan yang silau, dimana tigkat kesilauannya !er!eda'!eda mulai dari sensitifitas kontras yang menurun dengan latar !elakang yang terang hingga merasa silau di siang hari

atau merasa silau terhadap lampu mo!il yang !erla=anan arah atau sum!er "ahaya lain yang mirip pada malam hari. Keluhan ini sering kali mun"ul pada penderita katarak kortikal.
".

Sensitifitas terhadap kontras Sensitifitas terhadap kontras menentukan kemampuan pasien dalam mengetahui per!edaan'per!edaan tipis dari gam!ar'gam!ar yang !er!eda =arna, penerangan dan tempat. 8ara ini akan le!ih menjelaskan fungsi mata se!agai optik dan uji ini diketahui le!ih !agus daripada menggunakan !agan Snellen untuk mengetahui kepastuian fungsi penglihatanB namun uji ini !ukanlah indikator spesifik hilangnya penglihatan yang dise!a!kan oleh adanya katarak.

d.

&iopisasi Perkem!angan katarak pada a=alnya dapat meningkatkan kekuatan dioptri lensa, !iasanya menye!a!kan derajat miopia yang ringan hingga sedang. Ketergantungan pasien pres!iopia pada ka"amata !a"anya akan !erkurang karena pasien ini mengalami penglihatan kedua. ?amun setelah sekian =aktu !ersamaan dengan mem!uruknya kualitas lensa,rasa nyaman ini !erangsur menghilang dan diikuti dengan terjadinya katarak sklerotik nuklear. Perkem!angan miopisasi yang asimetris pada kedua mata !isa menye!a!kan anisometropia yang tidak dapat dikoreksi lagi, dan "enderung untuk diatasi dengan ekstraksi katarak.

e.

Fariasi Diurnal Penglihatan Pada katarak sentral, kadang'kadang penderita mengeluhkan penglihatan menurun pada siang hari atau keadaan terang dan mem!aik pada senja hari, se!aliknya paenderita katarak kortikal perifer kadang'kadang mengeluhkan pengelihatan le!ih !aik pada sinar terang di!anding pada sinar redup.

f.

Distorsi Katarak dapat menim!ulkan keluhan !enda !ersudut tajam menjadi tampak tumpul atau !ergelom!ang.

g.

,alo Penderita dapat mengeluh adanya lingkaran !er=arna pelangi yang terlihat disekeliling sum!er "ahaya terang, yang harus di!edakan dengan halo pada penderita glau"oma.

h.

Diplopia monokuler 7am!aran ganda dapat ter!entuk pada retina aki!at refraksi ireguler dari lensa yang keruh, menim!ulkan diplopia mono"ular, yang di!edakan dengan diplopia !ino"ular dengan "o4er test dan pin hole.

i.

Peru!ahan persepsi =arna Peru!ahan =arna inti nu"leus menjadi kekuningan menye!a!kan peru!ahan persepsi =arna, yang akan digam!arkan menjadi le!ih kekuningan atau ke"oklatan di!anding =arna se!enarnya.

j.

(intik hitam Penderita dapat mengeluhkan tim!ulnya !intik hitam yang tidak !ergerak' gerak pada lapang pandangnya. Di!edakan dengan keluhan pada retina atau !adan 4itreous yang sering !ergerak'gerak.

7ejala umum gangguan katarak meliputi 5 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat ka!ut menghalangi o!jek. Peka terhadap sinar atau "ahaya. Dapat melihat do!el pada satu mata (diplo!ia . &emerlukan pen"ahayaan yang terang untuk dapat mem!a"a. <ensa mata !eru!ah menjadi !uram seperti ka"a susu. Kesulitan melihat pada malam hari &elihat lingkaran di sekeliling "ahaya atau "ahaya terasa menyilaukan mata Penurunan ketajaman penglihatan ( !ahkan pada siang hari Sering !erganti ka"a mata Penglihatan sering pada salah satu mata.

7angguan penglihatan !isa !erupa 5

7ejala lainya adalah 5

Kadang katarak menye!a!kan pem!engkakan lensa dan peningkatan tekanan di dalam mata ( glukoma yang !isa menim!ulkan rasa nyeri
/. Pemeriksaan :isik dan Pemeriksaan Diagnostik

'

Kartu nama snellen * mesin tele!inokuler ( tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, ak4esus atau 4itreus humor, kesalahan refraksi atau penyakit sistem saraf atau penglihatan keretina atau jalan optik.

'

<apang penglihatan. Penurnan mungkin dise!a!kan oleh "airan "ere!ro 4askuler, massa tumor pada hipofisis otak, karotis atau patologis arteri sere!ral, gloukoma.

' '

Pengukuran tonografi. &engkaji tekanan intraokuler ( 96- normalnya 12'2% mm,g. Pemeriksaan oftalmoskopi. &engkaji struktur internal okuler, men"atat atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma, dilatasi dan pemeriksaan !elahan'lampu memastikan diagnosa katarak.

' ' '

Darah lengkap, laju sedimentasi ( <)D . &enunjukkan anemia sistemik atau infeksi. )K7, kolesterol serum dan pemeriksaan lipid. Dilakukan untuk memastikan aterosklerosis. 9es toleransi glukosa ( :(S . &enunjukkan adanya atau kontrol dia!etes. ( &arilyn ). Doenges,2000

0. Diagnosis*kriteria diagnosis

Diagnosis ditegakkan !erdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. Pemeriksaan diagnostik yang !iasa dilakukan adalah5 ' ' Pemeriksaan mata standar, termasuk pemeriksaan dengan slit lamp 2S7 mata se!agai persiapan untuk pem!edahan katarak.

Selain uji mata yang !iasa, keratometri, dan pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopis, maka 3's"an ultrasound (e"hography dan hitung sel endotel sangat !erguna se!agai alat diagnostik, khususnya !ila dipertim!angkan akan dilakukan pen!edahan. Dengan hitung sel endotel 2000 sel*mm1 , pasien ini merupakan kandidat yang !aik untuk dilakukan fakoemulsifikasi dan implantasi 6-<.
#. 9herapy*tindakan penanganan

(ila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai ke titik di mana pasien melakukan akti4itas sehari'hari, maka penanganan !iasanya konser4atif. Pem!edahan diindikasikan !agi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk !ekerja ataupun keamanan. (iasanya diindikasikan !ila koreksi tajam penglihatan yang ter!aik yang dapat di"apai adalah 20*%0 atau le!ih !uruk lagi !ila ketajaman pandang mempengaruhi keamanan atau kualitas hidup, atau !ila 4isualisasi segmen posterior sangat perlu untuk menge4aluasi perkem!angan

!er!agai penyakit retina atau saraf optikus, seperti dia!etes dan glaukoma. Pem!edahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa !uatan. 1 Pengangkatan lensa 3da tiga ma"am teknik pem!edahan ynag !iasa digunakan untuk mengangkat lensa5 a. -perasi katarak )kstrakapsular atau )kstraksi katarak ekstra kapsular ()K)K*)88) )K)K adalah tindakan pem!edahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan meme"ah atau mero!ek kapsul lensa anterior sehingga masa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui ro!ekan terse!ut. Pem!edahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, !ersama'sama keratoplasti, implantasi lensa intraokuler posterior, peren"anaan implantasi sekunder lensa intraokuler, kemungkinan akan dilakukan !edah glaukomamata dengan predisposisi untuk terjadinya prolaps !adan ka"a, mata se!elahnya telah mengalami prolaps !adan ka"a, se!elumnya mata mengalami a!lasi retina, mata dengan sitoid makular edema, pas"a !edah a!lasi, untuk men"egah penyulit pada saat melakukan pem!edahan katarak seperti prolaps !adan ka"a. Penyulit yang dapat tim!ul pada pem!edahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder. !. -perasi katarak intrakapsular atau )kstraksi katarak

intrakapsular()K6K*688) )K6K adalah pem!edahan dengan mengeluarkan seluruh lensa !ersama kapsul. Dapat dilakukan pada zonula zinn telah rapuh atau !erdegenerasi dan mudah putus. Pada katarak ekstraksi intrakapsular tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan pem!edahan yang sangat lama populer. Pem!edahan ini dilakukan dengan mempergunakan mikroskop dan pemakaian alat khusus sehingga penyulit tidak !anyak. Katarak ekstraksi intrakapsular ini tidak !oleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien

!erusia kurang dari ;0 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Penyulit yang dapat terjadi pada pem!edahan ini adalah astigmatisme, glau"oma ,u4eitis, endoftalmiti dan perdarahan. ?amun, saat ini pem!edahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan. ". Pha"oemulsifi"ation 5 &erupakan modifikasi dari )88). Pem!ukaan kapsul dilakukan dengan teknik 8apsular ,eliG. Keuntungannya5 insisi le!ih ke"il, komplikasi le!ih sedikit, dan le!ih aman 2 Penggantian lensa Penderita yang telah menjalani pem!edahan katarak !iasanya akan mendapatkan lensa !uatan se!agai pengganti lensa yang teleh diangkat. <ensa !uatan ini merupakan lempengan plastik yang dise!ut lensa intraokuler dan !iasanya lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata. 2ntuk men"egah infeksi, mengurangi peradangan, dan memper"epat penyem!uhan selama !e!erapa minggu setelah pem!edahan di !erikan tetes mata atau salep. 2ntuk melindungi mata dari "edera, penderita se!aiknya menggunakan ka"a mata atau pelindung mata yang ter!uat dari logam sampai luka pem!edahan !enar'!enar sem!uh.
10. Komplikasi

Komplikasi yang sering tim!ul aki!at katarak adalah5 7laukoma. Se!uah katarak senilis, yang terjadi pada usia lanjut, pertama kali akan terjadi ke!uraman dalam lensa, kemudian pem!engkakan lensa dan penyusutan akhir dengan kehilangan transparasi seluruhnya. Selain itu, seiring =aktu lapisan luar katarak akan men"air dan mem!entuk "airan putih susu, yang dapat menye!a!kan peradangan !erat jika pe"ah kapsul lensa dan terjadi ke!o"oran. !ila tidak dio!ati, katarak dapat menye!a!kan glaukoma. 3da !e!erapa fase dari katarak yang !isa menim!ulkan glaukoma, yaitu5 1. Pho"omorpi" 7lau"oma <ensa le!ih !esar karena menyarap air sehingga pada orang dengan predisposes itertentu akan menye!a!kan !ilik matanya menjadi dangkal dan jaringan tra!ekulum !isa tertutup aki!at irisnya maju. (isa

menim!ulkan glau"oma sekunder sudut tertutup. 7laukomanya mirip dengan glaukoma akut, tapi glaukomanya sekunder. 2. Pha"olyti" 7lau"oma 9erjadi pada katarak hipermatur di mana protein lensa keluar dari kapsul, !isa ke !ilik mata depan dan menyum!at tra!ekulum sehingga menye!a!kan tekanan intraokular meningkat. Pada kasus ini glaukomanya sudut ter!uka, tetapi tersum!at oleh protein'protein lensa. 1. Pha"otoGi" 7lau"oma <ensa sudah keriput sehingga !isa maju ke depan atau ke !elakang. Kalau le!ih ke arah anterior maka keadaan ini !isa menye!a!kan !lokade pupil yang !ias menye!a!kan glaukoma sekunder sudut tertutup. 24eitis Protein lensa keluar dan dianggap !enda asing, sehingga tu!uh !erusaha menghan"urkannya. Keadaan ini menim!ulkan reaksi u4eitis Su!luksasi dan Dislokasi lensa 9erjadi pada stadium hipermatur, di mana pada stadium ini zonulnya menjadi kaku dan rapuh sehingga !isa lepas dari lensa. <ensa !isa su!luksasi atau dislokasi Komplikasi pem!edahan katarak ' ,ilangnya 4itreous. >ika kapsul posterior mengalami kerusakan selama operasi maka gel 4itreous dapat masuk ke dalam !ilik anterior, yang merupakan risiko terjadinya glaukoma atau traksi pada retina. Keadaan ini mem!utuhkan pengangkatan dengan satu instrumen yang mengaspirasi dan mengeksisi gel (4itrektomi . Pemasangan lensa intraokular sesegera mungkin tidak !isa dilakukan pada kondisi ini. ' Prolaps iris. 6ris dapat mengalami protrusi melalui insisi !edah pada periode pas"aoperasi dini. 9erlihat se!agai daerah !er=arna gelap pada lokasi insisi.

Pupil mengalami distorsi. Keadaan ini mem!utuhkan per!aikan segera dengan pem!edahan. ' )ndoftalmitis. Komplikasi infektif ekstraksi katarak yang serius namun jarang terjadi (kurang dari 0,1. . Pasien datang dengan5 a. mata merah yang terasa nyeri !. penurunan tajam penglihatan, !iasanya dalam !e!erapa hari setelah pem!edahan ". pengumpulan sel darah putih di !ilik anterior (hipopion . d. Pasien mem!utuhkan penilaian mata segera, pengam!ilan sampel akueous dan 4itreous untuk analisis mikro!iologi, dan terapi dengan anti!iotik intra4itreal, topikal, dan sistemik. ' 3stigmatisnne pas"aoperasi. &ungkin diperlukan pengangkatan jahitan kornea untuk mengurangi astigmatisme kornea. 6ni dilakukan se!elum melakukan pengekuran ka"amata !aru namun setelah luka insisi sem!uh dan tetes mata steroid dihentikan. Kelengkungan kornea yang !erle!ih dapat terjadi pada garis jahitan !ila jahitan terlalu erat. Pengangkatan jahitan !iasanya menyelesaikan masalah ini dan !isa dilakukan dengan mudah di klinik dengan anestesi lokal, dengan pasien duduk di depan slit lamp. >ahitan yang longgar harus diangkat untuk men"egah infeksi namun rnungkin diperlukan penjahitan kem!ali jika penyem!uhan lokasi insisi tidak sempurna. :akoemulsifikasi tanpa jahitan melalui insisi yang ke"il rnenghindarkan komplikasi ini. Selain itu, penempatan luka memungkinkan koreksi astigmatisme yang telah ada se!elurnnya. ' )dema makular sistoid. &akula menjadi edema setelah pem!edahan, terutama !ile disertai hilangnya 4itreous. Dapat sem!uh seiring =aktu namun dapat menye!a!kan penurunan tajam penglihatan yang !erat. ' 3!lasio retina. 9eknk'teknik modern dalam ekstraksi katarak dihu!ungkan dengan rendahnya tingkat kornplikasi ini. 9ingkat komplikasi ini !ertam!ah !ila terdapat kehilangan 4itreous.

'

-pasifikasi kapsul posterior. Pada sekitar 20. pasien, kejernihanan kapsul posterior !erkurang pada !e!erapa !ulan setelah pem!edahan ketika sel epitel residu !ermigrasi melalui permukaannya. Penglihatan menjadi ka!ur dan mungkin didapatkan rasa silau. Dapat di!uat satu lu!ang ke"il pada kapsul dengan laser (neodymium yttrium (ndH37 laser se!agai prosedur klinis ra=at jalan. 9erdapat risiko ke"il edema makular sistoid atau terlepasnya retina setelah kapsulotomi H37. Penelitian yang ditujukan pada pengurangan komplikasi ini menunjukkan !ah=a !ahan yang digunakan untuk mem!uat lens, !entuk tepi lens. dan tumpang tindih lensa intraokular dengan se!agian ke"il "in"in kapsul anterior penting dalarn men"egah opasifikasi kapsul posterior.

'

>ika jahitan nilon dada tidak diangkat setelah pem!edahan maka jahitan dapat lepas dalam !e!erapa !ulan atau tahun setelah pem!edahan dan mengaki!atkan iritasi atau infeksi. 7ejala hilang dengan pengangkatan jahitan.

11. Prognosis

Prognosis katarak adalah !aik dengan le!ih dari #%. pasien mengalami per!aikan 4isual setelah dilakukan operasi. Prognosis 4isual pada pasien anak yang mengalami katarak dan menjalani operasi tidak se!aik pada pasien dengan katarak yang !erhu!ungan dengan umur. Prognosis untuk per!aikan kemampuan 4isual paling !uruk pada katarak kongenital unilateral yang dioperasi dan paling !aik pada katarak kongenital !ilateral inkomplit yang !ersifat progresif lam!at. Penderita penyakit katarak memiliki prognosis untuk menjadi le!ih !aik setelah dilakukan pem!edahan dan disiplin dalam mematuhi penatalaksanaan. B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. P !"#$%&$! (1 6dentitas Pasien - ?ama 5 - 2mur 5 - 3lamat 5 - Pekerjaan 5 - ?o. Ieg 5

- 9gl. &IS 5 - 9gl. Pengkajian 5 - DG &edis 5 (2 6dentitas Penanggung >a=a! - ?ama 5 - 2mur 5 - Pekerjaan 5 - ,u!. dgn pasien 5 (1 Ii=ayat Kesehatan - Keluhan utama 5 - Ii=ayat penyakit sekarang 5 - Ii=ayat kehamilan dan kelahiran5 - Ii=ayat kesehatan keluarga (; Pola Kesehatan :ungsional Pola 7ordon ' Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan ' Pola nutrisi dan meta!oli" ' Pola "airan dan meta!oli" ' Pola istirahat dan tidur ' Pola akti4itas dan latihan ' Pola eliminasi ' Pola persepsi dan kognitif ' Pola reproduksi dan seksual ' Pola persepsi dan konsep diri ' Pola mekanisme koping ' Pola nilai dan keper"ayaan (% Pengkajian :isik ' Keadaan umum pasien ' Kesadaran ' Pemeriksaan 99F ($ Pemeriksaan Penunjang ' Pemeriksaan <a!oratorium ' Pemeriksaan radiologi" 2. P !"'()'*$! +$,$

Pre operasi DS 5 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' Klien mengatakan penglihatan ka!ur Klien mengatakan takut untuk dioperasi Klien mengatakan kesulitan dalam mem!a"a Klien melaporkan pandangan ganda Klien melaporkan memiliki ri=ayat trauma pada mata karena !enda tumpul Klien melaporkan memiliki ri=ayat operasi mata Klien melaporkan merasa silau jika terkena "ahaya Klien melaporkan memiliki ri=ayat penyakit D& Pupil tampak putih Ietina tidak tampak 3ir mata atau krusta !erle!ih &enurunnya ketajaman*gangguan penglihatan Fisus menurun dari normal Klien tampak "emas dan gelisah )kspresi =ajah tegang Klien !ertanya tentang penyakitnya Klien tampak !erhati'hati saat !erjalan 9erjadi penurunan fungsi penglihatan

D- 5

Post operasi DS 5 ' ' ' ' Klien mengeluh nyeri pada area yang dioperasi +ajah klien nampak meringis 3danya luka operasi pada daerah mata 99F tidak dalam rentang normal D- 5

-. D&$"!./$ # ) 0$1$,$! 2$!" ('!"#&! ('!3'* Pre -perasi 3nsietas !erhu!ungan dengan penglihatan ka!ur karena keruhnya lensa mata yang ditandai dengan penurunan 4isus dan lapang pandang perifer.

Iesiko "edera !erhu!ungan dengan disfungsi sensoris penurunan 4isus dan lapang pandang perifer.

Post operasi ?yeri akut !erhu!ungan dengan tindakan in4asi4e pem!edahan ditandai dengan klien megeluh nyeri pada !agian post op, klien tampak meringis, klien tampak memposisikan diri untuk menghindari nyeri. Iesiko infeksi !erhu!ungan dengan prosedur tindakan in4asif insisi jaringan tu!uh dan peningkatan pemajanan lingkungan terhadap pathogen.
1.

Iesiko "edera !erhu!ungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan D kehilangan 4itreus, pandangan ka!ur, perdarahan intraokuler. Ien"ana 3suhan Kepera=atan

9erlampir
2.

)4aluasi S 3 P 5 Klien mengatakan nyeri sudah !erkurang, ke"emasan !erkurang, dan klien mengatakan penglihatan sudah mem!aik 5 Klien tampak tidak meringis, klien tampak sudah dapat melihat dengan jelas, ekspresi =ajah tidak tegang. 5' 5'

PATHWAY Peru!ahan usia

Peru!ahan fisik mata matalensa Peru!ahan sera!ut halus yang memanjang dari !adan silier ke luar lensa

Peru!ahan =arna pada nu"leus lensa mata

Peru!ahan kimia Peru!ahan protein lensa

,ilangnya transparansi lensa

Penglihatan menjadi distorsi Pre -perasi

Katarak

Peru!ahan dalam sera!ut D sera!ut lensa, mengalami denaturasi

9erjadi koagulasi Pem!edahan 9er!entuknya daerah keruh lensa

Keter!atasan penglihatan

R /&#. &!4 #/&

A!/& ,$/ N2 0& $#', R /&#. 3&+ 0$

N.. D&$"!./$ 1. 3nsietas

2.

Iesiko 8edera

T'%'$! 5 K0&, 0&$ H$/&* Setelah di!erikan asuhan kepera=atan selama ...G2; jam diharapkan pasien tidak mengalami ansietas, dengan kriteria hasil 5 NOC Label : Anxiety selfcontrol Anxiety level Coping a. Pasien mengungkapkan dan mendiskusikan rasa "emas*takutnya. !. Pasien tampak rilek tidak tegang dan melaporkanke"emasann ya !erkurang sampai pada tingkat dapat diatasi. ". Pasien dapat mengungkapka keakuratan pengetahuan tentang pem!edahan. Setelah di!erikan asuhan kepera=atan, diharapkan tidak terjadi "edera pada klien, dengan kriteria hasil 5 NOC Label : Risk Control Pasien menunjukkan

I!, 06 /& NIC Label : Anxiety Reduction a. Pantau tingkat ke"emasan pasien dan "atat adanya tandatanda 4er!al dan non4er!al !. (eri kesempatan pasien untuk mengungkapkan isi pikiran dan perasaan takutnya. ". -!ser4asi tanda 4ital dan peningkatan respon fisik pasien. d. (eri penjelasan pasien tentang prosedur tindakan operasi, harapan dan aki!atnya. e. (eri penjelasan dan suport pada pasien pada setiap melakukan prosedur tindakan. f. <akukan orientasi dan perkenalan pasien terhadap ruangan, petugas, dan peralatan yang akan digunakan. NIC Label : Environ ent !anage ent a.Diskusikan apa yang terjad tentang kondisi paskaoperasi nyeri, pem!atasan aktifitas, penampilan, !alutan mata !.(eri klien posisi !ersandar,

R$/&.!$* a. &em!eri kesempatan klien untuk mengungkapkan rasa takut se"ara ter!uka diman rasa takut dapat ditujukan. !. 2ngkapan perasaan akan ke"emasan dapat mem!antu pera=at menggali informasi mengenai hal D hal yang menjadi faktor penye!a! ke"emasan pasien dan memudahkan dalam mem!erikan inter4ensi selanjutnya. ". &engetahui respon fisiologis yang ditim!ulkan aki!at ke"emasan d. &eningkatkan pengetahuan pasien dalam rangka mengurangi ke"emasan dan kooperatif. e. &engurangi perasaan takut dan "emas. f. Derajat ke"emasan akan dipengaruhi !agaimana informasi tentang prosedur penatalaksanaan diterima oleh indi4idu.

a. Penjelasan dengan diskusi !ersama akan le!ihefektif !agi pasien untuk mengetahui kondisi dirinya !.Posisi menentukan tingkat kenyamanan pasien. ". 3kti4itas !erle!ihmampu meningkatkan tekanan intra okuler

peru!ahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan fa"tor resiko dan untuk melindungi diri dari "edera. &engu!ah lingkungan sesuaidengan indikasi untuk meningkatkan keamanan.

1. hip

?yeri 3kut

Setelah dilakuka asuhan kepera=atan selama ....G 2; jam, nyeri teratasi dengan kriteria hasil 5 NOC label : "ain control a. &engenal faktor penye!a! !. &enggunakan metode pen"egahan (skala 1 ". &enggunakan metode nonanalgesik untuk mengurangi

kepala tinggi, atau miring ke sisi yang tak sakit sesuai keinginan ". (atasi aktifitas seperti menggerakan kepala ti!a'ti!a, menggaruk mata,mem!ongkok d. 3m!ulasi dengan !antuan5 !erikan kamar mandi khusus !ila sem!uh dari anestesi e. -!ser4asi hifema dengansenter sesuai indikasi. f. &inta klien mem!edakanantara ketidaknyamanan dannyeri tajam ti!a'ti!a, Selidiki ke gelisahan, disorientasi,gangguan !alutan. NIC Label : "ain anage ent a. Komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi . !. -!ser4asi reaksi non4er!al dari ketidak nyamanan. ". 7unakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien se!elumnya. d. (erikan lingkungan yang tenang e. 3jarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll untuk mengetasi nyeri.

mata. d. Fisus mulai !erkurang,resiko "edera semakin tinggi e. Pengumpulan6nformasi dalam pen"egahan komplikasi f. Kondisi mata post operas mempengaruhi 4isus pasien

a. 2ntuk mengetahui se!erapa !erat rasa nyeri yang dirasakan dan mengetahui pem!erian terapi sesuai indikasi. !. &engetahui reaksi non4er!al dari klien ". 2ntuk mengetahui pengalaman nyeri klien se!elumnya d. 3gar klien merasa nyaman e. 2ntuk mengurangi nyeri yang dirasakan klien f. &em!antu mengurangi rasa nyeri

nyeri (skala 1 d. &engenali gejala' gejala nyeri (skala 1 e. &elaporkan nyeri sudah terkontrol (skala 1 NOC label : "ain level f. &elaporkan adanya nyeri (skala 1 g. :rekuensi nyeri (skala 1 h. Panjangnya episode nyeri (skala 1 i. Pernyataan nyeri (skala 1 j. )kspresi =ajah saat nyeri (skala 1 Setelah di!erikan asuhan kepera=atan selama JG 2; jam diharapkan infeksi tidak terjadi, dengan kriteria hasil 5 NOC Label : I une status #no$ladge : Infection Control Risk Control a. &en"apai

f. Kola!orasi pem!erian analgetik untuk mengurangi nyeri. g. )4aluasi tindakan pengurang nyeri*kontrol nyeri. h. &onitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri. i. &onitor Fital sign j. )4aluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek samping

g. &enge4aluasi nyeri yang dirasakan klien h. 3gar mengetahui persepsi klien tentang manajemen nyeri yang di!erikan i. &enentukan kondisi pasien se"ara !erkala j. 3gar menilai keefektifan analgetik dan penanganan yang "epat terhadap efek sampingnya

;. 2.

Iesiko 6nfeksi

NIC Label : Infection Control a. 6mplementasi tehnik isolasi yangtepat sesuai dengan indikasi !. 9ekankan pentingnya tehnik men"u"i tangan yang !aik untuk semua indi4idu yang kontak dengan pasien ". -!ser4asi se"ret yang keluar tiaphari, perhatikan atau "atatperu!ahan penampakn !au d. <akukan genitor hygiene dengantehnik asepti" e. Kola!orasi dalam

a. &enurunkan resiko terkontaminasisilang atau terpajan pada flora!akteri multiple !. &en"egah kontaminasi silang,menurunkan resiko infeksi ". &engidentifikasi adanyapenyem!uhan dan mem!erikandeteksi dini adanya infeksisekunder d. &em!erikan rasa nyaman dan menurunkan resiko infeksi e. &en"egah spe"trum luas dan !erguna untuk mela=an mi"roorganisme

penyem!uhan tepat=aktu dan !e!aseksudat purulent !. &enunjuka sikappre4enti akanpenyakitnya ". Dapat memahamidan menerimainter4ensi yangdiprogramkan

pem!eriananti!iatik

DAFTAR PUSTAKA 7uytonA,all.200$.Buku Ajar isiologi !edokteran.>akarta5)78 (are A Suzanne, 2002, (uku 3jar Kepera=atan &edikal (edah, Folume 1, ()disi 0 , )78, >akarta ?3?D3 6nternational. 2011. "iagnosis !epera#atan : "efinisi dan !lasifikasi $%%&$%''. >akarta 5 )78. Do"hterman, >oanne &. A (ule"he"k, 7loria ?. 200;. (ursing )nter*entions +lassification : ourth ,dition. 2nited States of 3meri"a 5 &os!y. &oorhead, Sue et al. 2000. (ursing -utcomes +lassification : States of 3meri"a 5 &os!y 3min A ,ardhy, 2011.Aplikasi Asuhan !epera#atan Berdasarkan "iagnosis .edis / (A("A ()+-(-+. Hogyakarta 5 &ed 3"tion ourth ,dition . 2nited

Você também pode gostar