Você está na página 1de 18

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk.

Tahun 2012

Dewi Maya Sari 20100420193 Kelas B Juni 2013

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2013

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari pembuatan makalah analisis laporan keuangan ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah, dan implementasi langsung dari pemahaman hasil studi Analisis Informasi Keuangan yang diperoleh selama mengikuti kuliah. Makalah ini dibagi menjadi empat bagian bab. Bab pertama tentang dasar teori dan kondisi lingkungan perusahaan. Bab kedua berisi tentang analisis fundamental laporan keuangan dan analisis kebangkrutan. Bab ketiga berisi kesimpulan analisis fundamental laporan keuangan dan analisis kebangkrutan. Bab terakhir adalah rekomendasi dari penulis. Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa makalah analisis ini tidak dapat selesai tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada: 1. Ibu Ietje Nazaruddin, selaku Dosen mata kuliah Analisis Infornasi Keuangan 2. Teman-teman yang selalu mensupport penulis sehingga dapat menyelesaikan analisis laporan keuangan ini. 3. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas dukungannya. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih atas perhatian semua pihak. Semoga karya kecil ini yang disusun dalam laporan analisisdapat bermakna positif bagi pembaca.

Yogyakarta, 17 Juni 2013 Penulis

(Dewi Maya Sari)

BAB I Dasar Teori dan Kondisi Lingkungan Perusahaan

A. Dasar Teori Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang. Analisis laporan keuangan dilakukan pada dasarnya untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antar unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsurunsur itu dari tahun ke tahun dan untuk mengetahui arah perkembangannya. Dalam menganalisis posisi keuangan dan tingkat pertumbuhan perusahaan , faktor yang paling diperhatikan adalah : Likuiditas yang menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih. Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu, pertama kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (kreditur) disebut dengan likuiditas badan usaha, kedua kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan) disebut dengan likuidasi perusahaan . Solvabilitas yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

Rentabilitas atau profitability menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Stabilitas Usaha menunjukan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang hutang tersebut tepat pada waktunya.

Likuiditas, solvabilitas, rentabilitas serta stabilitas dapat diketahui dengan cara menganalisa dan menginterpretasikan laporan keuangan dengan menggunakan metode atau teknik analisa yang tepat/sesuai dengan tujuan analisa. Dari hasil analisa akan diperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah kinerja keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan.

B. Gambaran Umum Perusahaan Bermula dari usaha keluarga yang dirintis sejak awal tahun 1960an oleh Bapak Achmad Prawirawidjaja (alm), PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Perseroan) dan saat ini telah menjadi salah satu perusahaan yang terkemuka di bidang industri makanan & minuman di Indonesia. Pada bulan Juli 1990 Perseroan melakukan penawaran perdana saham-sahamnya kepada masyarakat (Initial Public Oering = IPO). Perseroan bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. Di bidang minuman Perseroan memproduksi rupa-rupa jenis minuman seperti minuman susu cair, minuman teh, minuman tradisional dan minuman untuk kesehatan. Produk minuman ini diproduksi dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature) yaitu pemanasan sampai 140% C selama 3-4 detik sehingga produk itu steril tanpa merusak atau mengurangi kandungan nutrisi, dan kemudian dikemas dalam kemasan karton aseptik (Aseptic Packaging Material) sehingga bisa tahan lama tanpa harus menggunakan bahan pengawet. Di bidang makanan Perseroan

memproduksi susu bubuk (powder milk), dan susu kental manis (sweetened condensed milk). Perseroan juga memproduksi konsentrat buah-buahan tropis (tropical fruit juice concentrate). Bahan baku susu murni dipasok oleh para peternak sapi yang tergabung dalam Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan dan Koperasi Unit Desa lainnya. Untuk menjaga kelangsungan dan keteraturan pasokan bahan baku ini Perseroan membina dan memelihara hubungan kemitraan yang sangat baik dengan para peternak antara lain dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan baik segi teknik, manajemen, dan permodalan. Bahan kemasan aseptik (aseptic packaging materials) untuk produk minuman UHT masih diperoleh secara impor. Perseroan menjual hasil produksinya ke seluruh pelosok di dalam maupun luar negeri. Penjualan langsung (direct selling) dilakukan ke toko-toko, kios-kios, dan pasar-pasar tradisional lainnya di seluruh Pulau Jawa dengan menggunakan armada penjualan milik Perseroan yang terdapat di kantor-kantor pemasaran yang terletak di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, serta beberapa kota lainnya di Pulau Jawa. Penjualan melalui pasar-pasar modern (modern trade) dilakukan ke supermarket, hypermarket, dan mini market yang tersebar di seluruh wilayah di P.Jawa. Sedangkan penjualan tidak langsung (indirect selling) dilakukan ke pelanggan yang berada di luar Pulau Jawa dan dilakukan melalui agen atau distributor yang ditunjuk yang tersebar di seluruh ibukota propinsi di seluruh wilayah Indonesia. Disamping penjualan di dalam negeri Perseroan juga melakukan penjualan ekspor ke beberapa negara.

C. Kondisi Ekonomi Nasional Perekonomian Indonesia pada tahun 2012 tumbuh sebesar 6,23% dibanding tahun 2011, dimana semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai 9,98%, diikuti oleh Sektor

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 8,11%, Sektor Konstruksi 7,50%, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 7,15%, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 6,40%, Sektor Industri Pengolahan 5,73%, Sektor Jasa-Jasa 5,24%, Sektor Pertanian 3,97%, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,49%. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2012 mencapai 6,81% yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB. Pertumbuhan kondisi ekonomi yang meningkat ini memberikan dampak positif terhadap PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. Karena pertumbuhan sektor pertanian akan sangat berpengaruh terhadap kegiatan produksi mengingat PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk adalah perusahaan di sektor makanan dan minuman. Tingkat inflasi yang dapat dikendalikan di 4,3 persen di mana nilai ini jauh lebih rendah dari asumsi 6,8 persen. Rendahnya laju inflasi ini dipengaruhi oleh membaiknya ekspektasi inflasi masyarakat, yang juga didukung terjaganya kelancaran dan kecukupan pasokan barang dan jasa, serta terjaganya stabilitas harga barang-barang strategis. Untuk rata-rata suku bunga SPN 3 bulan mencapai 3,2% yang lebih rendah dari asumsi sebesar 5%. Ini dapat terjadi karena masih tingginya permintaan SPN dan rendahnya tekanan inflasi. Sementara itu, nilai tukar rupiah mencapai Rp9.384/US$ yang melemah dari asumsi Rp9.000/US$. Pelemahan ini karena adanya tekanan pada neraca pembayaran Indonesia sebagai dampak ketidakpastian ekonomi global dan tingginya permintaan impor.

D. Analisis Kebijakan Akuntansi dan Opini Auditor Kebijakan Akuntansi Kebijakan akuntansi dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian adalah menggunakan dasar akrual (accrual basis), kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian. Laporan arus kas konsolidasian disusun menggunakan metode langsung dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Untuk tujuan penyusunan laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara kas mencakup kas, kas di bank, dan deposito dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang, setelah dikurangi cerukan, jika ada. Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan penggunaan estimasi dan asumsi. Hal tersebut juga mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi perusahaan. Area yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area di mana asumsi dan estimasi dapat berdampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Mata uang yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah Indonesia (Rupiah) yang merupakan mata uang fungsional Grup. Kebijakan untuk persedian, persediaan diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak. Laba/(rugi) yang sifatnya biasa antara lain yang timbul karena selisih penghitungan fisik dan kerugian kerusakan bahan karena penyimpanan, dikoreksi pada nilai persediaan dan dibebankan ke dalam pendapatan (beban) lain-lain. Penyisihan untuk persediaan suku cadang using ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan suku cadang pada masa depan. Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 3 (tiga) sampai dengan 20 (dua puluh) tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Grup menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat

mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.

Dalam penyisihan cadangan kerugian piutang, perusahaan mengevaluasi akun-akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, perusahaan mempertimbangkan berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat penyisihan spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh perusahaan. Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai atas piutang usaha.

Opini Auditor Opini auditor atas laporan keuangan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk pada akhir tahun 2012 adalah Wajar Tanpa Pengecualian. Hal ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan tidak terdapat salah saji material. Sehingga, dengan begitu para pengguna laporan keuangan akan lebih mempercayai informasi yang disampaikan tersebut dan dapat mengambil keputusan untuk menanamkan modal ataupun memberi pinjaman kepada perusahaan tersebut.

BAB II Analisis Fundamental Laporan Keuangan dan Analisis Kebangkrutan

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Profitabilitas

1. Rasio Likuiditas

Rasio tersebut bisa diinterpretasikan sebagai berikut: artinya, setiap Rp. 1 hutang dijamin oleh Rp. 2,018 aktiva lancar. Rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada angka 2, meskipun tidak ada standar yang pasti untuk penentuan rasio lancar yang seharusnya. Dalam hal ini, untuk PT Ultrajaya rasio lancarnya termasuk normal. Rasio lancar yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar, yang berpengaruh tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Aktiva lancar secara umum menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva tetap.

Angka diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut; setiap Rp. 1 hutang dijamin oleh Rp. 1,454 aktiva lancar diluar persediaan. Angka yang terlalu tinggi menunjukkan indikasi kelebihan aktiva lancar, sedangkan angka yang terlalu rendah menunjukkan tingkat likuiditas yang lebih tinggi.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan (financial leverage) yang tinggi. Penggunaan financial laverage yang tinggi akan meningkatkan rentabilitas modal saham dengan cepat, dan begitupun sebaliknya. PT Ultrajaya Milk Industry menggunakan dana dari kreditur 30% dari total dananya, yang berarti tidak begitu besar. Rasio ini juga menginterpretasikan setiap Rp.0,3075 hutang perusahaan dijamin oleh Rp.1 aset perusahaan.

3. Rasio Aktivitas

Dari perhitungan tersebut, piutang berputar 9,44 kali dalam setahun dan diperlukan waktu 38,6 hari dari piutang menjadi kas. Untuk melihat baik tidaknya angka tersebut, perusahaan bisa membandingkan dengan industry atau dengan kebijakan di perusahaan. Angka rata-rata piutang yang terlalu rendah bisa jadi mengindikasikan kebijakan piutang terlalu ketat dan hal ini bisa menurunkan penjualan dari yang seharusnya bisa dimanfaatkan. Namun, bila terlalu tinggi juga menunjukkan kemungkinan tidak kembalinya piutang yang lebih tinggi.

Dalam satu tahun persediaan berputar 5,7 kali dan kalua lamanya umur persediaan 63,9 hari. Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan. Sebaliknya, perputaran yang rendah mengindikasikan kurangnya pengendalian persediaan yang efektif.

Rasio ini menghitung efektivitas penggunaan penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bahwa manajemen harus mengevalusi strategi, pemasaran, dan pengeluaran modalnya.

4. Rasio Profitabilitas

Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidak efisienan manajemen.

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset, yang berarti manajemen berjalan dengan efisien.

Analisis Pasar

PER melihat harga saham relatif terhadap labanya. Perusahaan yang berprospek baik adalah perusahaan yang memiliki PER yang tinggi. Namun, bagi investor PER yang tinggi tidak terlalu menarik karena kemungkinan capital gain yang diperoleh akan lebih kecil.

Deviden yield merpakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan memiliki deviden yield yang rendah, karena deviden sebagian besar akan diinvestasikan kembali. Sama halnya dengan devidend yield, perusahaan yang tingkat pertumbuhannya tinggi juga memiliki rasio pembayaran deviden yang rendah.

Analisis Cashflow

Rasio ini menunjukkan perbandingan antara kas bersih dari aktivitas operasi dengan jumlah hutang jangka pendek. Gunanya untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam jangka pendek untuk memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo dalam periode berjalan yang dinyatakan dalam jumlah tertentu. Idealnya nilai tersebut harus 1 agar perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendek nya.

Analisis Kebangkrutan

( (

) )

( (

) )

) ( )

) (

( )

) ( )

(Prediksi Kebangkrutan) Analisa Kebangkrutan Z, adalah suatu alat yang digunakan untuk meramalkan tingkat kebangkrutan suatu perusahaan dengan menghitung nilai dari beberapa rasio lalu kemudian dimasukan dalam suatu persamaan diskriminan, maka berdasarkan analisa ini apabila nilai Z < 1,80 berisiko tinggi terhadap kebangkrutan, bila nilai Z diantara 1,81 3,00 dikatakan masih memiliki resiko kebangkrutan, bila Z > 3,00 aman dari kebangkrutan. Nilai Z dari PT Ultrajaya Milk Industry 3,135 maka bisa dikatakan bahwa PT Ultrajaya Milk Industry aman dari kebangkrutan ataupun kesulitan keuangan.

Laporan Laba rugi PT Ultrajaya Milk Industry Tahun 2012 Tahun 2011 2.102.383.741.532 1.476.677.453.814 625.706.287.718 489.061.834.376 136.644.453.342 20.173.453.086 156.817.906.428 28.368.562.376 128.449.344.052 Tahun 2010 1.880.411.473.916 1.288.167.519.944 592.243.953.972 406.826.687.113 185.417.086.859 17.506.454.838 202.923.541.697 7.231.995.350 107.339.358.519

Penjualan Beban pokok penjualan Laba kotor Biaya penjualan, administrasi umum dan lain-lain Laba Usaha Pendapatan Lain-lain Laba sebelum pajak Pajak penghasilan Laba bersih

2.809.851.307.439 1.908.109.047.237 901.742.260.202 472.400.760.324 429.341.499.878 28.628.615.306 457.970.115.184 104.538.495.699 353.431.619.485

Analisis Common Size Laporan Laba Rugi PT Ultrajaya Milk Industry Tahun 2012 Tahun 2011 100 70,2 29,8 23,2 6,6 1.3 Tahun 2010 100 68,5 31,5 21,6 9,9 5 4,5

Penjualan Beban pokok penjualan Laba kotor Biaya penjualan, administrasi umum dan lain-lain Laba sebelum pajak Pajak penghasilan

100 67,9 32,1 16,8 15,3 3,7

Laba bersih 11,6 5,3 Trend yang dihasilkan dari tahun 2010 ke tahun 2012 adalah meningkat.

Analisis Common size PT Ultrajaya Milk Industry menunjukkan bahwa persentase laba dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini mengindikasi bahwa trend beban mengalami penurunan walaupun pada tahun 2011 meningkat namun, pada tahun 2012 kembali turun sehingga tidak menyebabkan penurunan persentase laba tahun berjalan.

BAB III Kesimpulan Analisis Fundamental dan Analisis Kebangkrutan

A. Aspek Return Dilihat dari segi aspek return, PT Ultrajaya Milk Industry memiliki rasio profitabilitas yang baik (profit margin 12,8% dan ROA 14,6%). Dimana kemampuan perusahaan menghasilkan laba baik berdasarkan tingkat penjualan tertentu maupun berdasarkan tingkat aset tertentu cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen perusahaan berjalan dengan efisien. Namun, jika dilihat dari perputaran piutang (9,44 kali/tahun) dan rata-rata umur dari piutang menjadi kas (38,6 hari) bisa dibilang kurang baik. Karena, rata-rata umur piutang yang rendah mengindikasikan kebijakan piutang yang terlalu ketat dan bisa menyebabkan penurunan penjualan. Begitu pula dengan perputaran persediaan dan umur persediaan, PT Ultrajaya Milk Industry memiliki perputaran persediaan sebesar 5,7 kali/tahun dan umur piutang hanya 63,9 hari. Perputaran persediaan yang rendah menunjukkan bahwa pengendalian persediaan perusahaan berjalan kurang efektif. Dalam analisis pasarnya, PT Ultrajaya Milk Industry memiliki PER 8,85 kali. Meskipun dikatakan bahwa perusahaan yang berprospek baik adalah yang memiliki PER yang tinggi, namun dari sudut pandang investor malah sebaliknya. Maka dapat dikatan bahwa investor mungkin akan tertarik dengan PT Ultrajaya karena tidak memiliki PER yang tinggi. Maka kesimpulannya adalah PT Ultrajaya baik dalam aspek return-nya walaupun ada beberapa rasio yang menunjukkan angka kurang baik namun hal itu dapat diperbaiki dengan evaluasi dan pengelolaan yang semakin ditingkatkan.

B. Aspek Resiko Resiko Jangka Pendek Dalam analisis likuiditas perusahaan diperoleh rasio lancar 2,018 dan rasio quick 1,454. Karena rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada angka 2 maka kesimpulannya rasio lancar PT Ultrajaya Milk Industry termasuk normal. Dapat dikatakan bahwa PT Ultrajaya Milk Industry tidak menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar. Hal ini baik karena aktiva lancar yang berlebih akan berpengaruh tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Dari perhitungan analisis arus kas, diperoleh cash flow liquidity sebesar 0,82 kali. karena idealnya nilai tersebut adalah 1, dan cash flow liquidity PT Ultrajaya mendekati 1 dapat dikatakan perusahaan mampu memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dalam periode tertentu. sedangkan dilihat dari prediksi kebangkrutan, karena nilai Z PT Ultrajaya sebesar 3,135 > 3,00 maka PT Ultrajaya aman dari kebangkrutan. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa PT Ultrajaya berprospek baik dalam jangka pendeknya.

Resiko Jangka Panjang Rasio solvabilitas yang tinggi menunjukkan dana yang disediakan oleh kreditur juga tinggi. PT Ultrajaya memiliki rasio solvabilitas sebesar 0,3075 atau 30% menggunakan dana dari kreditur. Maka dapat disimpulkan bahwa pengunaan financial leverage PT Ultrajaya Milk Industry tidak terlalu besar yang berarti perusahaan cukup mandiri dengan modal sendiri. Dengan begitu untuk resiko jangka panjangnya tidak terlalu mengkhawatirkan karena perusahaan dapat terus berjalan meskipun dana oleh kreditur tidak besar.

BAB IV Rekomendasi

Manajemen Dari hasil perhitungan rasio aktivitas menunjukkan bahwa umur piutang dan perputaran persediaan terbilang rendah. hal ini mengindikasikan bisa jadi kebijakan piutang dan pengendalian persediaan kurang baik. oleh karena itu manajemen harus lebih bijak dalam membuat kebijakan piutang dan mengendalikan persediaan agar perusahaan dapat menghasilkan laba secara maksimal.

Investor Dari aspek return dapat terlihat bahwa perusahaan menghasilkan profit margin dan ROA yang cukup baik, hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba juga baik. Begitupun dari perhitungan PER yang memungkinkan harga saham akan terus naik dan capital gain yang akan diperoleh investor juga bisa lebih besar. maka dari itu, para investor dapat mengambil keputusan untuk membeli saham PT Ultrajaya Milk Industry.

Kreditur PT Ultrajaya Milk Industry tidak terlalu banyak menggunakan dana dari kreditur, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan bisa mandiri. Dengan begitu, seharusnya para kreditur dapat mempercayakan dananya kepada perusahaan dan tidak perlu khawatir perusahaan nantinya tidak mampu membayar hutang.

DAFTAR PUSTAKA

(n.d.).

Retrieved Juni 18, 2013, from Majalah Pendidikan: http://www.majalahpendidikan.com/2011/11/pengertian-analisis-laporankeuangan.html Retrieved Juni 18, 2013, http://www.depkeu.go.id/ind/Read from Departemen Keuangan RI:

(n.d.).

DRA. (n.d.). Analisia Laporan Keuangan. Modul Manajemen Keuangan Bab II. Hidayat, R. I. (n.d.). Analisa Kebangkrutan Z-score. Retrieved Juni 18, 2013 Latifah, N. (2009). Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Metode Analisa. Fokus Ekonomi Vol-4 No-2, 46-59. Nainggolan, A. (n.d.). Analisa Laporan Keuangan. Pusat Pengembangan bahan ajar-UMB. Nuraini, A. (n.d.). Analisis Laporan Keuangan. Retrieved juni 18, 2013, from http://annisa10211978.blogspot.com/2012/06.pengertian-analisis-laporankeuangan.html PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (2011 - 2012). Annual Report. Indonesia.

Você também pode gostar