Você está na página 1de 29

BAB I PENDAHULUAN Osteoarthritis (OA) juga dikenal sebagai artritis degeneratif atau penyakit sendi degeneratif, adalah sekelompok

kelainan mekanik degradasi yang melibatkan sendi, termasuk tulang rawan artikular dan tulang subchondral. OA merupakan bentuk yang paling umum dari artritis, dan menjadi penyebab utama kecacatan kronis di Amerika Serikat. Hal ini mempengaruhi sekitar juta orang di !ritania "aya. Osteoarthritis juga

mempengaruhi hampir #$ juta orang di Amerika Serikat. %iperkirakan bahwa &' penduduk telah terbukti OA (radiografi) pada usia () tahun, walaupun hanya (&' dari mereka yang memiliki gejala. Osteoartritis merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang * orang usia lanjut maupun setengah baya. +erjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari () tahun. ,ebih dari sepertiga orang dengan usia lebih dari -) tahun mengeluhkan gejala persendian yang ber.ariasi mulai sensasi kekakuan sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan akti.itas, sampai kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya dirasakan akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi. %egenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering pada sendi tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi pada sendi syno.ial mana pun. /re.alensi kerusakan sendi syno.ial ini meningkat dengan bertambahnya usia .0 1linis osteoartritis disertai adanya nyeri sendi yang kronik. !anyak pasien dengan osteoartritis juga mengalami keterbatasan gerakan, krepitasi dengan gerakan, dan efusi sendi. /ada kondisi yang berat dapat terjadi deformitas tulang dan subluksasi. Sebagian

besar pasien dengan osteoartritis datang dengan keluhan nyeri sendi. /asien sering menggambarkan nyeri yang dalam, ketidaknyamanan yang sukar dilokalisasikan, yang telah dirasakan selama bertahun2tahun. 3yeri yang berhubungan dengan akti.itas biasanya terasa segera setelah penggunaan sendi dan nyeri dapat menetap selama berjam2jam setelah akti.itas.0

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Osteoarthritis (OA) merupakan sindroma klinis nyeri sendi yang disertai dengan berbagai derajat limitasi fungsi dan berkurangnya quality of life. Osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi2sendi penumpu berat badan dengan gambaran patologis yang berupa memburuknya tulang rawan sendi, yang merupakan hasil akhir dari perubahan biokimiawi, metabolisme fisiologis maupaun patologis yang terjadi pada perendian#,4 2.2 Epidemiologi Osteoartritis merupakan penyakit rematik sendi yang paling banyak mengenai terutama pada orang2orang diatas )& tahun. %i atas )' orang berusia () tahun

menggambarkan osteoarthritis pada gambaran 52ray, meskipun hanya 4)'2)&' hanya mengalami gejala. 6mur di bawah -) tahun pre.alensi terjadinya Osteoarthritis lebih banyak terjadi pada pria sedangkan pada umur )) tahun lebih banyak terjadi pada

wanita. /ada beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terjadinya Osteoarthritis pada obesitas, pada sendi penahan beban tubuh./rogresifitas dari OA biasanya berjalan perlahan2lahan, terjadi dalam beberapa tahun atau bahkan dekade. 3yeri yang timbul biasanya menjadi sumber morbiditas awal dan utama pada pasien dengan OA. /asien dapat secara progresif menjadi semakin tidak aktif berakti.itas, membawa kepada morbiditas karena berkurangnya akti.itas fisik (termasuk penurunan berat yang bermakna). /re.alensi OA berbeda2beda pada berbagai ras. OA lutut lebih banyak terjadi pada wanita Afrika Amerika dibandingan dengan ras yang lainnya. +erdapat kecenderungan bahwa kemungkinan terkena OA akan meningkat seiring dengan pertambahan usia. /enyakit ini biasanya sebanding jumlah kejadiannya pada pria dan wanita pada usia -)2)) tahun. Setelah usia )) tahun, cenderung lebih banyak terjadi pada wanita. Sendi distal interfalangeal dan dan proksimal interfalangeal seringkali terserang sehingga tampak gambaran Heberden dan !ouchard nodes, yang banyak ditemui pada wanita.# 2.3. Etiologi /ada umumnya penderita Osteoarthritis lutut ini, etiologinya tidak diketahui. 3amun beberapa factor yang disebut2sebut mempunyai peranan atas timbulnya Osteoarthritis antara lain 7 0. 6mur %ari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang terkuat. /re.alensi, dan beratnya osteoartritis semakin meningkat dengan bertambahnya umur. OA hampir tidak pernah pada anak2anak, jarang pada umur di bawah -& tahun dan sering pada umur di atas (& tahun Hal ini disebabkan karena

adanya hubungan antara umur dengan penurunan kekuatan kolagen dan proteoglikan pada kartilago sendi. #. 8enis kelamin /ada orang tua yang berumur lebih dari )) tahun, pre.alensi terkenanya osteoartritis pada wanita lebih tinggi dari pria. 6sia kurang dari -) tahun Osteoarthritis lebih sering terjadi pada pria dari wanita.

4. Suku bangsa Osteoartritis primer dapat menyerang semua ras meskipun terdapat perbedaan pre.alensi pola terkenanya sendi pada osteoartritis. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaaan pada frekuensi pada kelainan kongenital dan pertumbuhan. -. 9enetik :aktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis. Adanya mutasi dalam gen prokolagen atau gen2gen struktural lain untuk unsur2unsur tulang rawan sendi seperti kolagen, proteoglikan berperan dalam timbulnya kecenderungan familial pada osteoartritis. ). 1egemukan dan penyakit metabolik !erat badan yang berlebih ternyata dapat meningkatkan tekanan mekanik pada sendi penahan beban tubuh, dan lebih sering menyebabkan osteoartritis lutut. 1egemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tetapi juga dengan osteoartritis sendi lain, diduga terdapat faktor lain

(metabolik) yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut antara lain penyakit jantung koroner,diabetes melitus dan hipertensi. (. ;edera sendi (trauma), pekerjaan dan olah raga /ekerjaan berat maupun dengan pemakaian suatu sendi yang terus2menerus, berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. %emikian juga cedera sendi dan oleh raga yang sering menimbulkan cedera sendi berkaitan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.

2. . P!tofisiologi Selama ini OA sering dipandang sebagai akibat dari suatu proses penuaan yang tidak dapat dihindari. /ara pakar yang meneliti penyakit ini sekarang berpendapat bahwa OA ternyata merupakan penyakit gangguan homeostasis dari metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang penyebabnya belum jelas diketahui. OA dan proses penuaan (aging process), serta OA dapat diinduksi pada percobaan hewan yang distimulasi menggunakan <at kimia atau trauma buatan. /roses utama OA tersebut sebenarnya terdapat pada khondrosit yang merupakan satu2satunya sel hidup yang ada di dalam rawan sendi. 9angguan pada fungsi khondrosit itulah yang akan memicu proses patogenik OA. 1hondrosit akan mensintesis berbagai komponen yang diperlukan dalam pembentukan rawan sendi, seperti proteoglikan, kolagen dan sebagainya. %isamping itu ia akan memelihara keberadaan komponen dalam matriks rawan sendi melalui mekanisme turn o.er yang begitu dinamis.) Osteoartritis ditandai dengan fase hipertrofi kartilago yang berhubungan dengan suatu peningkatan terbatas dari sintesis matriks makromolekul oleh khondrosit sebagai kompensasi perbaikan (repair). Osteoartritis terjadi sebagai hasil kombinasi antara

degradasi rawan sendi, remodelling tulang dan inflamasi cairan sendi (+jokroprawiro, #&&$). %engan kata lain terdapat satu keseimbangan antara proses sintesis dan

degradasi rawan sendi. 9angguan keseimbangan ini yang pada umumnya berupa peningkatan proses degradasi, akan menandai penipisan rawan sendi dan selanjutnya kerusakan rawan sendi yang berfungsi sebagai bantalan redam kejut. Sintesis matriks rawan sendi tetap ada terutama pada awal proses patologik OA, namun kualitas matriks rawan sendi yang terbentuk tidak baik. /ada proses akhir kerusakan rawan sendi, adanya sintesis yang buruk tidak mampu lagi mengatasi proses destruksi sendi yang cepat. Hal ini terlihat dari menurunya produksi proteoglikan yang ditandai dengan menurunnya fungsi khondrosit. 1hondrosit yang merupakan aktor tunggal pada proses ini akan dipengaruhi oleh faktor anabolik dan katabolik dalam mempertahankan keseimbangan sintesis dan degradasi. :aktor katabolik utama diperankan oleh sitokin =nterleukin20 (=,20) dan tumour necrosis factor a (+3:a) yang dikeluarkan oleh sel lain di dalam sendi. Sedangkan faktor anabolik diperankan oleh transforming growth factor b(+9:b) dan insulin like growth factor20 (=9:20). /erubahan patologik pada OA ditandai oleh kapsul sendi yang menebal dan mengalami fibrosis serta distorsi. /ada rawan sendi pasien OA juga terjadi proses peningkatan akti.itas fibrinogenik dan penurunan akti.itas fibrinolitik. /roses ini menyebabkan terjadinya penumpukan trombus dan komplek lipid pada pembuluh darah subkondral yang menyebabkan terjadinya iskemia dan nekrosis jaringan subkondral tersebut. =ni mengakibatkan dilepaskannya mediator kimiawi seperti prostaglandin dan interleukin yang selanjutnya menimbulkan bone angina lewat subkondral yang diketahui mengandung ujung saraf sensibel yang dapat menghantarkan rasa sakit. /enyebab rasa sakit itu dapat juga berupa akibat dari dilepasnya mediator kimiawi seperti kinin dan prostaglandin yang

menyebabkan radang sendi, peregangan tendon atau ligamentum serta spasmus otot2otot ekstraartikuler akibat kerja yang berlebihan. Sakit pada sendi juga diakibatkan oleh adanya osteofit yang menekan periosteum dan radiks saraf yang berasal dari medulla spinalis serta kenaikan tekanan .ena intrameduler akibat stasis .ena intrameduler karena proses remodelling pada trabekula dan subkondral. Sino.ium mengalami keradangan dan akan memicu terjadinya efusi serta proses keradangan kronik sendi yang terkena. /ermukaan rawan sendi akan retak dan terjadi fibrilasi serta fisura yang lama2kelamaan akan menipis dan tampak kehilangan rawan sendi fokal. Selanjutnya akan tampak respon dari tulang subkhondral berupa penebalan tulang, sklerotik dan pembentukkan kista. /ada ujung tulang dapat dijumpai pembentukan osteofit serta penebalan jaringan ikat sekitarnya. Oleh sebab itu pembesaran tepi tulang ini memberikan gambaran seolah persendian yang terkena itu bengkak.)

9ambar Osteoartritis /eran makrofag di dalam cairan sendi juga penting, yaitu apabila dirangsang oleh jejas mekanis, material asing hasil nekrosis jaringan atau ;S:s, akan memproduksi

sitokin akti.ator plasminogen (/A) yang disebut katabolin. Sitokin tersebut adalah =,20, =,2(, +3: > dan ?, dan interferon (=:3) > dan . =nterleukin20 mempunyai efek multiple pada sel cairan sendi, yaitu meningkatkan sintesis en<im yang mendegradasi rawan sendi yaitu stromelisin dan kolagenosa, menghambat proses sintesis dan perbaikan normal khondrosit.) :aktor pertumbuhan dan sitokin mempunyai pengaruh yang berlawanan dengan perkembangan OA. Sitokin cenderung merangsang degradasi komponen matriks rawan sendi, sebaliknya faktor pertumbuhan merangsang sintesis, padahal =9:20 pasien OA lebih rendah dibandingkan indi.idu normal pada umur yang sama. /ercobaan pada kelinci membuktikan bahwa puncak akti.itas sintesis terjadi setelah 0& hari perangsangan dan kembali normal setelah 42- minggu.) 2.". Kl!sifi#!si Ada lebih dari satu klasifikasi artritis. %ua dari yang umum adalah sistem 1ellgren 2 ,awrence 9rading dan Outerbridge. Sistem 1ellgren dan ,awrence didasarkan pada 5rays dan terdiri dari 3ormal, 9rade =, 9rade ==, 9rade === dan 9rade =@. Hal ini berdasarkan dari ada tidaknya ciri khas dari osteoarthritis, yaituA 8oint space narrowing bone terlihat pada rontgen tapi ligamen tulang rawan yang mencakupnya tidak. /ersendian normal tampak memiliki ruang antar tulang. Setiap penurunan ruang menandakan penipisan tulang rawan penutup. Osteophytes 2 proyeksi dari tulang kecil yang terbentuk di sekeliling persendian. %ianggap sebagai akibat dari tubuh yang mencoba untuk meningkatkan luas permukaan persendian untuk mengurangi tekanan. Osteophytes inilah yang menyebabkan terbatasnya rentang gerak dan dapat menyebabkan rasa sakit.

Sclerosis * yang berarti CpengerasanC dan merupakan tanda osteoarthritis, yang terlihat sebagai peningkatan daerah putih di tulang pada persendian 9rade = 7 penyempitan ruang sendi, bisa terdapat osteophytes 9rade ==7 terlihat ada osteophytes yang kecil ,bisa terdapat penyempitan 9rade ===7 osteophyte berukuran sedang dan multiple, penyempitan ruang sendi, beberapa sclerotic area, bisa terdapat deformasi tulang 9rade =@7 osteophyte luas dan multiple, penyempitan ruang sendi yang parah, sclerosis dan terjadi deformitas

+he Outerbridge ;lassification juga menilai dari 9rade &2=@. 3amun lebih mengacu pada kondisi yang terlihat melalui athroskopi daripada dari rontgen

9rade & 7 3ormal 9rade = 7 pelunakan dan pembengkakan dari persendian kartilago 9rade == 7 penebalan dari sebagian fissura sendi 9rade ===7 penebalan seluruhya dari fissura sendi 9rade =@7 erosi keseluruhan kartilago sendi

0&

2.$. An!tomi %&ngsion!l Sendi L&t&t a. Sistem +ulang +ulang yang membentuk sendi lutut antara lain 7 os femur, os tibia, os fibula, dan os patella. 0) Os Femur +ulang femur merupakan tulang panjang yang bersendi keatas dengan acetabulum dan ke bawah dengan tulang tibia. +ulang femur terdiri dari epiphysis proximal, diaphysis, dan epiphysis distalis. Epiphysis merupakan sepasang bulatan yang disebut condilus lateralis dan medialis. %i bagian proximal tonjolan tersebut terdapat bulatan kecil yang disebut epycondilus lateralis dan medialis. %i lihat dari depan, terdapat dataran sendi*sendi yang melebar ke lateral yang disebit facies patellaris yang nantinya bersendi dengan tulang patella. %an di lihat dari belakang, diantara condylus femoralis lateralis dan condylus lateralis medialis terdapat cekungan disebut fossa intercondyloidea yang bagian pro5imalnya terdapat garis yang disebut linea intercondyloidea. Sedangkan epiphysis proximal membentuk bulatan #D4 bagian bagian bola tersebut disebut caput femoralis yang mempunyai facies articulair untuk bersendi dengan acetabulum. Diaphysis merupakan bagian yang panjang yang disebut corpus. /enampang melintang merupakan segitiga dengan basis menghadap ke depan. Diaphysis mempunyai 4 dataran yaitu facies medialis, facies lateralis, dan fasies anterior

00

#)

Os Tibia +ermasuk tulang panjang yang terdiri atas 4 bagian yang terdiri dari 7 epiphysis proximal, diaphysis dan epiphysis distalis. Epiphysis proximal terdiri dari # bulatan yang disebut condylus medialis dan condylus lateralis. %i sebelah atasnya terdapat dataran sendi yang di sebut facies articularis superior dan tepi atas epycondilus ini melingkar disebut margo infraglenoidalis. Diaphysis pada penopang merupakan segitiga dengan basis menghadap ke depan. Ada 4 sisi yaitu margo anterior, margo medialis dan crista interozea di sebelah lateral. Sedangkan ke arah medial epiphysis distalis menonjol di sebut malleolus medialis. Malleolus medialis memiliki 4 dataran sendi yaitu facies articularis malleolaris !ertical", facies articularis inferior

horizontal", incisura fibularis ce#ung" 4) Os Fibula Eerupakan tulang berbentuk kecil dan langsing yang terletak di sebelah tulang tibia bagian luar. +ulang ini terdiri dari 4 bagian yaitu 7 epiphysis proximalis, diaphysis dan epiphysis distalis. Epiphysis proximal membulat disebut capitulum fibula yang ke pro5imal meruncing menjadi apex capitulum fibula. /ada capitulum terdapat dua dataran yang di sebut facies articularis capituli fibula untuk bersendi dengan tibia. Diaphysis mempunyai $ crista yaitu crista lateralis, crista medialis, crista anterior, dan crista posterior. Epiphysis distalis ke arah lateral membulat disebut malleolus lateralis.

0#

Hubungan antara tulang * tulang di atas membentuk suatu sendi yaitu tulang f%mur dan patella di sebut articulatio patello femoralis, hubungan antara tulang tibia dengan f%mur disebut articulatio tibiofemoralis, hubungan antara tulang tibia dengan fibula disebut articulatio tibiofibularis yang secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai articulatio #nee&#nee 'oint atau sendi lutut. -) Os (atella +ulang patella merupakan tulang berbentuk segitiga dengan basis menghadap ke proximal dan apex ke arah distal. %ataran muka berbentuk #on!e# dan dataran belakang mempunyai dataran sendi yaitu facies articularis lateralis yang lebar dan facies articularis medialis yang sempit 04 0# 00 0&

0 # 4

+ulang pembentuk sendi lutut (;arola, 0BB&)

04

1eterangan 9ambar 0. +rochanter major #. :ossa trochanterica 4. ;ollum femoris -. :o.ea capitis femoris ). ;aput femoris (. ;ollum femoris $. ,inea intertrochanterica . +rochanter minor B. ;orpus femoris 0&. +uberculum adductorium 00. Apicondylus medialis 0#. :acies patellaris 04. Fpicondylus lateralis

0-

# 0

) ( $

0&

04

00

0# +ulang :emur tampak dari depan (Sobotta, #&&() 1eterangan 9ambar 0-. +rochanter major 0). :ossa trochanterica 0(. ;ollum femoris 0$. :o.ea capitis femoris 0 . ;aput femoris

0)

0B. ;ollum femoris #&. ,inea intertrochanterica #0. +rochanter minor ##. ;orpus femoris #4. +uberculum adductorium #-. Apicondylus medialis #). :acies patellaris #(. Fpicondylus latera # 0 # 0 # 0 & B 4 ) ( $

0 0& 0 0 # 0 4 0 $0 ( 0 0 )

+ulang :emur tampak dari belakang (Sobotta, #&&( 1eterangan 9ambar 0. :o.ea capitis femoris

0(

#. ;aput femoris 4. +rochanter major -. +uberculum Guadratum ). ;rista intertrochanterica (. +rochanter tertius $. +uberositas glutea . ,abium laterale B. ,abium mediale 0&. ,inea supracondylaris lateralis 00. ,inea supracondylaris medialis 0#. :acies poplitea 04. Fpicondylus lateralis 0-. ;ondylus lateralis 0). :ossa intercondylaris 0(. ,inea intercondylaris 0$. ;ondylus medialis 0 . +uberculum adductorium

0$

0 )

4 9ambar 0.+ulang +ibia dan :ibula tampak dari belakang (Sobotta, #&&()

1eterangan 9ambar 0.- 7 0. ;aput fibulae #. ;orpus fibulae 4. Sulcus maleollaris -. ;orpus tibiae ). ,inea musculusolei

# 9ambar 0.) /ermukaan Anterior /atella 0

# 9ambar 0.) /ermukaan /osterior /atella

1eterangan gambar 0.) 7 0. !asis patellae #. Ape5 /atellae

0B

b.

Anthrologi Hubungan antara tulang * tulang pada sendi lutut membentuk 4 persendian yaitu 7 (0" articulatio patello femorale di bentuk oleh tulang patella dan f%mur, (#) articulatio tibiofemorale di bentuk oleh tulang tibia dan femur, (4) articulatio tibiofibulare dibentuk oleh tulang tibia dan fibula.

c.

Sistem ;apsule ,igamenter /ada sendi lutut sistem capsule ligamenter berfungsi sebagai stabilisator sendi * sendi . pada umumnya gerakan sendi lutut sangat ditentukan oleh bentuk permukaan sendi dan kekuatan dari ligamentumnya. Adapun ligamen yang memperkuat sendi lutut adalah 7 )" *igamentum +ruciatum ,nterior !erjalan dari depan eminentia intercondyloidea tibia ke permukaan medial condylus lateralis femur yang berfungsi menahan hipere#stensi dan menahan bergesernya tibia ke depan. -" *igamentum +ruciatum (osterior !erjalan dari facies lateralis condylus medialis femur menuju ke fossa intercondyloidea tibia yang berfungsi menahan bergesernya tibia ke belakang.

." *igamentum +ollateral *ateral !erjalan dari epycondilus lateralis ke capitulum fibula yang berfungsi menahan gerakan .arus ke samping luar. $" *igamentum +ollateral Medial

#&

!erjalan ke epycondilus medialis ke permukaan medial tibia yang berfungsi menahan gerakan !algus. /" *igamentum (opliteum Obliqum !erasal dari lateralis femur menuju insertio otot

semimembranosus, melekat pada fascia musculus popliteum yang berfungsi sebagai penguat dari starum fibrosum ligamentum trans!ersum genu. Membentang pada permu#aan anterior meniscus medialis dan lateralis (/lat<er, 0B 4).

d.

Sistem ;apsule Sendi 1apsul sendi terdiri dari # lapisan yaitu 7 ( )" stratum fibrosum, yang merupakan lapisan luar yang bersifat sebagai penutupDselubung. !erada di sebelah pro#simal melekat pada femur, tepat pro#simal terhadap batas * batas articular kedua condylus dan pada fossa intercondylaris di sebelah belakang. %i sebelah distal melekat pada batas articular tibia. (#) 0tratum syno!ial, merupakan lapisan dalam yang memproduksi cairan syno!ial untuk melicinkan sendi lutut. 1apsul sendi termasuk jaringan fibrosis yang a!as#ular sehingga jika cedera sulit untuk proses penyembuhannya. 0tratum syno!ial melipat balik dari bagian posterior sendi ke ligamentum cruciatum anterior dan posterior, sehingga menutupi corpus adiposuminfra patellare (Eoore and Agur, 0BB)).

#0

e.

8aringan ,unak 0) Meniscus Meniscus sendi lutut adalah meniscus medialis dan lateralis. Meniscus medialis lebih banyak hubungannya dengan tibia dari pada meniscus lateralis. :ungsi dari meniscus adalah 7 (0) penyebaran pembebanan, (#), peredam kejut, (4) mempermudah gerakan rotasi, -) mengurangi gerakan, dan ()) stabilisator setiap ada penekanan akan diserap oleh meniscus sendi lalu diteruskan ke sebuah sendi (Eoore and Agur, 0BB)). #) 1ursa Eerupakan kantong yang berisi cairan yang memudahkan terjadinya gesekan, gerakan, berdinding tipis, dan dibatasi oleh membrane syno!ial. 1ursa pada sendi yang berguna sebagai absorbser yaitu bursa supra patellaris, pra patellaris, dan bursa infra patellaris superficial dan profundus. 9angguan sendi lutut ditentukan oleh bentuk permukaan sendi dan kekuatan otot serta ligamen (Eoore and Agur, 0BB)).

##

,igamen lutut pandangan anterior (Sobotta ,#&&()

1eterangan gambar 0. ,igamentum cruciatum posterior #. ,igamentum cruciatum anterior 4. ,igamentum trans.ertum genus -. ,igamentum capitis fibulae ). Eeniscus lateralis

#4

,igamen pada sendi lutut dilihat dari depan (Sobotta, #&&()

1eterangan gambar 0. ,igamentum popliteum obliGum #. ,igamentum collateral tibiae 4. ,igamentum collateral fibulare -. ,igamentum popliteum arcuatum

#-

2.'. (!diologi "adiografis, pasien dengan OA mungkin menunjukkan osteophytes, ossicles periartikular, penyempitan ruang sendi, kista subkondral dan sclerosis, gesekan tulang, dan penajaman tulang belakang tibialis Sistem global 1ellgren dan ,awrence grading radiograf sendi osteoarthritic & H tidak ada perubahan, 0 H penyempitan ruang sendi diragukan, # H perubahan minimal, sebagian besar ditandai dengan osteophytes, 4 H perubahan moderat, ditandai dengan osteophytes ganda dan D atau pasti penyempitan ruang sendi, dan - H parah perubahan, ditandai dengan penyempitan ruang ditandai bersama dengan tulang2on2tulang kontak dengan osteophytes yang besar

9ambar 0a. "adiografi osteoarthritis lutut. 1elas 07 penyempitan %iragukan ruang sendi dan lipping osteophytic mungkin.

#)

9ambar 0b. 9rade #7 osteophytes +ertentu dan penyempitan kemungkinan ruang bersama.

9ambar 0c. 9rade 47 osteophytes beberapa Sedang, penyempitan pasti ruang sendi dan sclerosis tertentu, dan deformitas kemungkinan ujung tulang.

#(

9ambar 0d. 1elas -7 osteophytes besar, penyempitan ruang sendi ditandai, sclerosis parah, dan deformitas pasti ujung tulang

#$

DA%TA( PUSTAKA 0. Iiken. #&&B. Osteoartritis. http7DDwww.healthJmedicine.comDshare. %iakses tanggal 0( 8anuari #&0#. #. ,o<ada, ;arlos 8. #&&B. Osteoarthritis. http7DDemedicine.medscape.com. %iakses tanggal 0( 8anuari #&0#. 4. %harmawirya, Eit<y. #&&&. Efe# ,#upun#tur pada Osteoartritis *utut. http7DDwww.kalbe.co.idDfilesDcdkDfilesD0(FfekAkupunkturpadaOsteoartritis,utut0#B. pdfD0(FfekAkupunkturpadaOsteoartritis,utut0#B.html, diakses tanggal 0( 8anuari #&0#. -. Ariani, :. #&&B.Osteoarthritis 0ebab#an *utut 2eropos. %isajikan dalam Seminar 1esehatan by :ajar /ublic Eakassar Airlangga 6ni.ersity /ress. (. Setyohadi !, #&&&. /anduan %iagnosis dan /enatalaksanaan Osteoartritis. www. technorati fa.orites.com. %iakses tanggal 0( 8anuari #&0# $. Adam, #&0#. . Subagjo, Harry. #&&&. Struktur rawan sendi dan perunbahannya. Sub bagian "eumatologi, !agian =lmu /enyakit %alam, :akultas 1edokteran 6ni.ersitas =ndonesia. ;ermin %unia 1edokteran 3o. 0#B. 8akarta. B. Hoaglund, :+. #&&0. (rimary Osteoarthritis of the 4ip6 Etiology and Epidemiology . 8ournal of +he American Academy of Orthopedic Surgeon B74#&24#$. 0&. 1asmir, Koga. #&&B. /enatalaksanaan Osteoartritis. Sub2bagian "eumatologi, !agian =lmu /enyakit %alam:16= D "S6/3 ;ipto Eangunkusumo, 8akarta I. #&&(.Osteoarthritis and 4o5 3s 3t. http7DDarthritis.about.comDodDoaDaDosteoarthritis.htm, diakses tanggal 0( 8anuari Agustus #&&B. ). +jokroprawiro, Askandar, #&&$. 1u#u ,'ar 3lmu (enya#it Dalam. Surabaya7

#B

Você também pode gostar

  • Monitoring Pasien Krisis
    Monitoring Pasien Krisis
    Documento38 páginas
    Monitoring Pasien Krisis
    Afrida Sahestina
    Ainda não há avaliações
  • CPR
    CPR
    Documento35 páginas
    CPR
    Evi Vestabilivy
    Ainda não há avaliações
  • Anestesi Peri Operative
    Anestesi Peri Operative
    Documento17 páginas
    Anestesi Peri Operative
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • Cairan Dan Macamnya
    Cairan Dan Macamnya
    Documento43 páginas
    Cairan Dan Macamnya
    Pipih Pertiwi Days'
    Ainda não há avaliações
  • Fluid Therapy Rsud
    Fluid Therapy Rsud
    Documento66 páginas
    Fluid Therapy Rsud
    Rahman Firmansyah
    Ainda não há avaliações
  • Prinsip-Prinsip Informed Consent
    Prinsip-Prinsip Informed Consent
    Documento19 páginas
    Prinsip-Prinsip Informed Consent
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • Anestesi Umum Dr. Teguh
    Anestesi Umum Dr. Teguh
    Documento42 páginas
    Anestesi Umum Dr. Teguh
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • Referat Anestesi Ondansentron
    Referat Anestesi Ondansentron
    Documento32 páginas
    Referat Anestesi Ondansentron
    Eva Indreswari Tandisalla
    Ainda não há avaliações
  • Tugas OnDanSetRon
    Tugas OnDanSetRon
    Documento11 páginas
    Tugas OnDanSetRon
    Danny Dzurizal
    100% (1)
  • Presentasi Laporan Kasus Psikiatri
    Presentasi Laporan Kasus Psikiatri
    Documento10 páginas
    Presentasi Laporan Kasus Psikiatri
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • Anesthetic Spinal
    Anesthetic Spinal
    Documento30 páginas
    Anesthetic Spinal
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • An Tibi Otik
    An Tibi Otik
    Documento27 páginas
    An Tibi Otik
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • Osteoarthritis GENU
    Osteoarthritis GENU
    Documento29 páginas
    Osteoarthritis GENU
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • Lapkas Epistaksis
    Lapkas Epistaksis
    Documento33 páginas
    Lapkas Epistaksis
    T' Ade Permana
    Ainda não há avaliações
  • Bab 3
    Bab 3
    Documento17 páginas
    Bab 3
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Documento19 páginas
    Laporan Kasus
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • An Tibi Otik
    An Tibi Otik
    Documento27 páginas
    An Tibi Otik
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • Presentasi Laporan Kasus Psikiatri
    Presentasi Laporan Kasus Psikiatri
    Documento10 páginas
    Presentasi Laporan Kasus Psikiatri
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento2 páginas
    Daftar Isi
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • Lapkas Sinusitis
    Lapkas Sinusitis
    Documento31 páginas
    Lapkas Sinusitis
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Documento19 páginas
    Laporan Kasus
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • Hati Mencit
    Hati Mencit
    Documento8 páginas
    Hati Mencit
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • Slide Proposal
    Slide Proposal
    Documento49 páginas
    Slide Proposal
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • Ruang Lingkup
    Ruang Lingkup
    Documento1 página
    Ruang Lingkup
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento5 páginas
    Bab I
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • Status Pasien Fiks 1
    Status Pasien Fiks 1
    Documento11 páginas
    Status Pasien Fiks 1
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • 1
    1
    Documento1 página
    1
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • DAFTAR PUSTAKA (Evolusi)
    DAFTAR PUSTAKA (Evolusi)
    Documento5 páginas
    DAFTAR PUSTAKA (Evolusi)
    raksahadie
    Ainda não há avaliações
  • Identitas Pasien
    Identitas Pasien
    Documento8 páginas
    Identitas Pasien
    raksahadie
    Ainda não há avaliações